bab 3 kerangka konsep

Upload: bagus-kurniawan

Post on 18-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 3KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Ekstrak Propolis3.1 Kerangka Konseptual

TerpenoidFlavonoid

Mengubah permeabilitas membran sel

Galangin, quercetin, epigallocathecinlicochalcones A dan Crobinetin, myricetin, dan epigallocatechin

Mengubah permeabilitas membran selMenghambat metabolisme energiMenghambat sintesis asam nukleat dan protein selBereaksi dengan porin (protein transmembran) pada membran luar dinding sel bakteri

Bakteri matiRantai transport elektron terganggusintesis DNA dan RNA sel terhambatMenghambat NADH-cytochrome c reductase.Menghambat perlekatan hidrogen terhadap asam nukleatMenghambat kerja dari enzim endonuklease restriksiDenaturasi proteinTidak berfungsinya pompa Na+- K+Meningkatkan tekanan osmotik di dalam selOsmosis cairan ke plasma selion sodium tertahan di dalam selrusaknya porin ikatan polimer yang kuatmengurangi permeabilitas dinding sel bakterisel bakteri akan kekurangan nutrisiSel bakteri menjadi lisisTranskripsi tidak terjadi pada RNAPropolis mengandung beberapa senyawa aktif dari flavonoid yaitu galangin, quercetin, dan epigallocathecin dapat menyebabkan terjadinya perubahan permeabilitas membran sel, menghambat sintesis asam nukleat dan protein sel, menghambat metabolisme energi sehingga dikatakan bahwa mekanisme antibakteri propolis terhadap bakteri sangat kompleks (Cushnie & Lamb, 2005; Koo et al, 2002). Flavonoid menyebabkan tidak berfungsinya pompa Na+- K+, keadaan ini menyebabkan ion sodium tertahan di dalam sel, sehingga terjadi perubahan kepolaran pada plasma sel yang berakibat terjadinya osmosis cairan ke dalam plasma sel. Hal inilah yang menyebabkan sel membengkak dan akhirnya pecah (lisis). Selain itu senyawa flavonoid diduga mekanisme kerjanya mendenaturasi protein sel bakteri sehingga bakteri menjadi lisis (Zenda, 2007). Mekanisme penghambatan pertumbuhan bakteri oleh senyawa terpenoid diduga senyawa terpenoid akan bereaksi dengan porin (protein transmembran) pada membran luar dinding sel bakteri membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga mengakibatkan rusaknya porin. Rusaknya porin yang merupakan pintu keluar masuknya substansi, akan mengurangi permaebilitas dinding sel bakteri yang akan mengakibatkan sel bakteri akan kekurangan nutrisi sehingga pertumbuhan bakteri terhambat atau mati (Gunawan 2008).Menurut Cushni& Lamb (2005) flavonoid dapat menghambat sintesis DNA dan RNA karena aktivitas dari robinetin, myricetin, dan epigallocatechin. Selain itu cincin B dari flavonoid menghambat terhadap intercalation atau perlekatan hidrogen terhadap asam nukleat sehingga menyebabkan sintesis asam nukleat dan protein sel terhambat. Selain itu, Simuth et al (1986) mengungkapkan bahwa komponen tersebut juga menghambat kerja dari enzim endonuklease restriksi sehingga transkripsi tidak terjadi pada RNA dan hal ini mengakibatkan pembelahan sel bakteri tidak terjadi karena gangguan sintesis protein.Mekanisme penghambatan metabolisme energi karena pengaruh dari senyawa flavonoid berupa licochalcones A dan C yang efektif menghambat NADH-cytochrome c reductase Mekanisme penghambatan retrocalchone ini yaitu bekerja pada CoQ dan cytocrome c saat rantai transport elektron bakteri yang dapat menghambat metabolisme energi, sehingga sintesis DNA dan RNA bakteri terganggu (Cushni & Lamb, 2005). Selain itu EEP juga menyebabkan terjadinya disorganisasi dari sitoplasma, membran sitoplasmik, serta dinding sel yang kesemuanya mengakibatkan bakteriolisis parsial dan penghambatan sintesis protein, sehingga dikatakan bahwa mekanisme antibakteri propolis terhadap bakteri sangat kompleks dan tidak dapat dianalogikan dengan cara kerja antibiotika klasik.

3.2 Hipotesis PenelitianEkstrak propolis pada konsentrasi minimal tertentu dapat menghambat dan membunuh Lactobacillus acidophilus.

18