bab iii kerangka konsep dan hipotesis 3.1 kerangka konsepeprints.umm.ac.id/46955/4/bab 3.pdf ·...

5
24 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep menurut (Swarjana, 2012) adalah model pendahuluan dari sebuah masalah penelitian dan merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel yang diteliti. Kerangka konsep dibuat berdasarkan literatur dan teori yang sudah ada. Tujuan dari kerangka konsep adalah untuk mensintesa dan membimbing atau mengarahkan penelitian, serta panduan untuk analisis dan intervensi. Kerangka konsep dari penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan anatara kerjasama orangtua dengan perilaku promosi kesehatan pada anak sulit makan (Avoidant/Restrictive Food In- take Disorder).

Upload: others

Post on 07-Mar-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsepeprints.umm.ac.id/46955/4/BAB 3.pdf · 2019. 7. 11. · 24 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS . 3.1 Kerangka Konsep . Kerangka

24

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep menurut (Swarjana, 2012) adalah model pendahuluan dari

sebuah masalah penelitian dan merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel

yang diteliti. Kerangka konsep dibuat berdasarkan literatur dan teori yang sudah ada.

Tujuan dari kerangka konsep adalah untuk mensintesa dan membimbing atau

mengarahkan penelitian, serta panduan untuk analisis dan intervensi.

Kerangka konsep dari penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan

hubungan anatara kerjasama orangtua dengan perilaku promosi kesehatan pada anak

sulit makan (Avoidant/Restrictive Food In- take Disorder).

Page 2: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsepeprints.umm.ac.id/46955/4/BAB 3.pdf · 2019. 7. 11. · 24 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS . 3.1 Kerangka Konsep . Kerangka

25

3.2 Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Kerjasama Orangtua Terhadap Perilaku

Promosi Kesehatan pada Anak Sulit Makan (Avoidant/Restrictive Food In- take Disorder)

(Parent-Child Interaction Model)

- Child (Anak)

- Mother/Caregiver (Ibu / Pengasuh)

-

Keterangan :

: Diteliti

: Tidak Diteliti

Indikator Kerjasama

Orangtua :

1. Pelayanan Anak

2. Membantu Anak

Makan

3. Mendampingi Anak

Bermain

4. Mebantu Anak BAB

5. Membantu Anak BAK

6. Ikut Berpendapat

7. Aktif dalam

Berkomunikasi

8. Komunikasi Aktif

Dengan Anak

Faktor Lingkungan :

(Parent-Child Interaction

Model)

- Lingkungan Fisik

- Keterlibatan Ayah

-

Kerjasama Orangtua

Perilaku Pengasuhan :

- Mengelola Eating Disorder

-

Menampilkan Promosi

Kesehatan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Orangtua : 1. Faktor Ekonomi 2. Konflik Rumah

Tangga 3. Tekanan Pekerjaan 4. Kurangan

Pengetahuan Tentang Perkembangan Anak

5. Kemahiran dalam Berperan Sebagai Orangtua.

Indikator Promosi Kesehatan :

1. Mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan

dengan kesehatan

2. Menyelesaikan tugas yang

berhubungan dengan kesehatan

3. Melakukan skrining dini

4. Mendapatkan bantuan dari

profesional kesehatan

5. Melakukan kegiatan hidup

sehari-hari yang konsisten

dengan toleransi

6. Menjelaskan strategi untuk

menghilangkan perilaku yang

tidak sehat

7. Melakukan perilaku kesehatan

dengan inisiatif sendiri

8. Melakukan perilaku kesehatan

yang disarankan

9. Menggunakan informasi

kesehatan yang terkemuka

10. Menjelaskan strategi untuk

mengoptimalkan kesehatan

11. Mencari bantuan bila diperlukan

Environment (Lingkungan)

Page 3: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsepeprints.umm.ac.id/46955/4/BAB 3.pdf · 2019. 7. 11. · 24 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS . 3.1 Kerangka Konsep . Kerangka

26

3.3 Penjelasan Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka konsep diatas, teori Parent-Child Interaction Model

selanjutnya dikembangkan menjadi konsep Child Health Assessment Interaction Theory,

teori ini memiliki tiga konsep utama yang mendasar yaitu child (anak), mother/caregiver

(ibu/pengasuh) dan environment (lingkungan). Teori ini menggambarkan konsep anak

dengan menggunakan karakteristik perilaku bayi baru lahir, pola makan dan tidur,

penampilan fisik, temperamen dan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan

pengasuh dan lingkungannya. Teori ini menggambarkan konsep Ibu atau pengasuh

menggunakan karakteristik yang penting yaitu kesehatan fisik, kesehatan mental, coping,

tingkat pendidikan (Alligood, 2017), aspek psikososial, kekhawatiran pengasuh tentang

anaknya, kesehatan pengasuh sendiri, jumlah perubahan hidup yang dia alami, harapan

pengasuh untuk anaknya, dan yang paling penting, gaya pengasuhannya dan

keterampilan adaptasinya. Teori ini menggambarkan konsep yang terakhir yaitu

lingkungan, dimana lingkungan mewakili lingkungan anak dan ibu. Karakteristik

lingkungan meliputi aspek lingkungan fisik keluarga, keterlibatan ayah, dan tingkat

kebersamaan orang tua dalam hal membesarkan anak (Tomey & Alligood, 2010).

Menurut (Muttaqin, 2015) beberapa faktor yang mempengaruhi orangtua dan

hanya berpengaruh terhadap hubungan dengan anak-anak mereka. Faktor-faktor

tersebut adalah faktor ekonomi, konflik rumah tangga, tekanan yang berhubungan

dengan pekerjaan, kekurangan pengetahuan tentang perkembangan khusus anak-anak

dan kemahiran dalam berperan sebagai orangtua.

Kerjasama orangtua dalam pengasuhan anak juga melibatkan peran ayah.

Keterlibatan ayah dalam pengasuhan merupakan hal yang sangat penting. Keterlibatan

ayah sangat diperlukan untuk tumbuh kembang anak dalam beberapa aspek seperti

membantu dalam pemberian makan anak, menemani anak bermain, menemani anak

Page 4: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsepeprints.umm.ac.id/46955/4/BAB 3.pdf · 2019. 7. 11. · 24 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS . 3.1 Kerangka Konsep . Kerangka

27

belajar serta membantu anak saat BAB dan BAK (Mathias et al., 2013). Ayah banyak

terlibat dalam permainan anak yang sifatnya bersemangat seperti mengayun-ngayunkan

anak ke udara dan menggelitik. Ibu juga bermain dengan anak, namun jenis

permainannya cenderung tidak bersifat fisik dan bersemangat seperti ayah

(Wahyuningrum, 2007). Orangtua berperan dalam penting dalam mengatur tumbuh

kembang anak dan pemberian kebutuhan anak seperti berkomunikasi baik dengan

anak, ayah juga memberikan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi ibu dan ayah

memenuhi kebutuhan yang diperlukan anak (Tomey & Alligood, 2010).

Menurut (Blaine et al., 2017) menunjukkan bahwa untuk mempromosikan

kebiasaan makan yang sehat, orang tua harus mencapai keseimbangan antara

menetapkan batas yang wajar, menyediakan makanan sehat dan proses makan yang

terstruktur dan mendukung preferensi makanan unik anak-anak dan pengaturan nafsu

makan. Ada 11 indikator promosi kesehatan yaitu : Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang berhubungan dengan kesehatan, menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan

kesehatan, melakukan skrining dini, mendapatkan bantuan dari profesional kesehatan,

melakukan kegiatan hidup sehari-hari yang konsisten dengan toleransi, menjelaskan

strategi untuk menghilangkan perilaku yang tidak sehat, melakukan perilaku kesehatan

dengan inisiatif sendiri, melakukan perilaku kesehatan yang disarankan, menggunakan

informasi kesehatan yang terkemuka, menjelaskan strategi untuk mengoptimalkan

kesehatan, mencari bantuan bila diperlukan.

Page 5: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsepeprints.umm.ac.id/46955/4/BAB 3.pdf · 2019. 7. 11. · 24 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS . 3.1 Kerangka Konsep . Kerangka

28

3.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono, 2013 dalam (Fitrah & Luthfiyah, 2017) hipotesis

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

maslah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Berdasarkan kerangka

konsep diatas, maka peneliti mengemukakan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Ada Pengaruh Kerjasama Orangtua Terhadap Perilaku Promosi Kesehatan pada

Anak Sulit Makan (Avoidant/Restrictive Food In- take Disorder).