bab iii kerangka konsep dan hipotesis 3.1 kerangka konsep

5
45 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).Variabel indepen (variabel bebas) merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan. Pada penelitian ini variabel independen adalah kejadian pernikahan dini, sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah sibling rivalry.

Upload: others

Post on 27-Jul-2022

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep

45

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel

independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).Variabel indepen (variabel bebas)

merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan. Pada penelitian ini variabel

independen adalah kejadian pernikahan dini, sedangkan variabel dependen pada

penelitian ini adalah sibling rivalry.

Page 2: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep

46

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan:

: Diteliti

: Tidak Diteliti

: Mempengaruhi

Dampak Sibling Rivalry

1. Perilaku agresi

2. Sikap regresi

3. Self efficacy rendah

4. Tidak mau berbagi dengan saudara

5. Tidak mau membantu saudara

6. Saling mengadukan kesalahan saudara

7. Perilaku social yang kurang baik

Faktor yang mempengaruhi pola asuh

1. Status sosial ekonomi keluarga

2. Ras dan Etnik dalam Praktik Disipin

3. Konteks Komunitas dan Lingkungan

4. Kepribadian

Faktor Penyebab Pernikahan Dini

1. Ekonomi 2. Kecelakaan

(Married by Accident)

3. Pendidikan 4. Adat istiadat 5. Orangtua

Perkembangan Masa

Remaja

1. Perkembangan fisik:

pubertas

2. Perkembangan kognitif:

tahap operasional formal

3. Perkembangan moral:

moralitas konvensional

4. Perkembangan psikologi:

kebingungan identitas

Pernikahan

Dini Sibling Rivalry

Faktor penyebab

Sibling Rivalry

1. Jenis kelamin

2. Jarak kelahiran

3. Sikap orangtua

Reaksi sibling rivalry 1. Perilaku agresif 2. Rasa cemburu/

mencari perhatian 3. kemunduruan perilaku

Dampak Pernikahan

Dini

Segi Kognitif Penddikan rendah

Segi Psikologi Kekerasan emosional Depresi

Bunuh Diri

Segi Ekonomi Kemiskinan

Segi Fisik Kekerasan fisik,

seksual Anemia

Kematian Ibu dan Bayi

BBLR

Segi Sosial Terisolasi dari

kelompok sosial

Pola Asuh

Pola Asuh Otoriter

Pola Asuh Lalai

Pola Asuh Otoritatif

Pola Asuh Permisif

Kurangnya

kematangan fisik,

kognitif, dan

psikologis

Page 3: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep

47

Masa remaja mempunyai tahapan dan tugas perkembangan yang harus dilalui

oleh remaja tersebut. Perkembangan kognitif yang mencapai tahapan operasional

formal menjadikan remaja berpikir secara abstrak, idealisme, dan logis. Seorang

remaja mengalami kebingungan identitas pada perkembangan psikologisnya.

Kebingungan identitas inilah yang mengharuskan remaja untuk mencoba berbagai

macam peran. Perkembangan psikologis remaja yang berada pada tahap kebingungan

identitas menjadi krisis tersendiri bagi seorang remaja dan akan menentukan model

peran yang akan diterapkan di masa dewasanya. Saat tahapan perkembangan ini tidak

dilalui dengan baik maka akan timbul banyak masalah (Papalia & Feldman, 2014).

Peristiwa pernikahan dini yang dialami oleh kebanyakan remaja disebabkan

oleh banyak faktor diantaranya ialah ekonomi, kecelakaan, pendidikan, adat istiadat,

dan orangtua. Kejadian pernikahan di bawah umur ini sangat berpengaruh pada

kehidupan remaja sebagai pelaku pernikahan dini. Pernikahan dini yang terjadi di

kalangan remaja saat ini mempunyai dampak yang buruk bagi pelakunya terutama

remaja perempuan. Dampak tersebut diantaranya ialah masalah kesehatan (anemia,

kematian ibu dan bayi, dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)), perubahan psikologi

(depresi), masalah ekonomi (kemiskinan), masalah pendidikan, dan masalah sosial.

Dampak pernikahan dini inilah yang akan mempengaruhi bentuk perilaku remaja

terhadap suami maupun anaknya. Bentuk perilaku seorang remaja menikah dini akan

sedikit banyaknya diterapkan pula saat pengasuhan anak (Parsons, et.al. 2015).

Pola asuh memiliki 4 macam jenis pola asuh diantaranya ialah pola asuh

otoriter, pola asuh otoritatif, pola asuh permisif, dan pola asuh lalai. Menurut Eva

(2016), pasangan menikah dini memiliki kecenderungan menerapkan jenis pola asuh

lalai. Pola asuh ini mempunyai karakteristik tidak adanya keterlibatan orangtua dalam

pengasuhan anak. Karakteristik lainnya ialah orangtua lebih sangat tidak terlibat

Page 4: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep

48

dalam pemenuhan kebutuhan anak dan lebih mementingkan kebutuhan mereka

sendiri. Pola asuh orangtua sangat mempengaruhi hubungan persaudaraan pada

anaknya. Idayanti & Mustikasari (2017), menjelaskan bahwa jenis pola asuh lalai

cenderung lebih berdampak pada terjadinya sibling rivalry.

3.2 Hipotesis

Berdasarkan kajian kerangka konsep peneltian tersebut maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 = Ada hubungan antara sibling rivalry dengan kejadian pernikahan dini.

Page 5: BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep