pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian …repository.ub.ac.id/4332/1/fachrunissa nindya ayu...

70
i PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN KEKAMBUHAN PADA LANSIA PENDERITA GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT dr. SAIFUL ANWAR MALANG TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi Oleh : Fachrunissa Nindya Ayu V. NIM. 135070501111006 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

i

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN

KEKAMBUHAN PADA LANSIA PENDERITA GAGAL JANTUNG DI

RUMAH SAKIT dr. SAIFUL ANWAR MALANG

TUGAS AKHIR

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

Oleh :

Fachrunissa Nindya Ayu V.

NIM. 135070501111006

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Page 3: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul

"Pengaruh Tingkat Kepatuhan dengan Kejadian Kekambuhan pada Lansia

Penderita Gagal Jantung di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang".

Ketertarikan penulis dengan topik ini didasari oleh fakta bahwa gagal jantung

merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung. Prevalensi gagal jantung pada

lansia semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Ketidakpatuhan pasien dalam

mengkonsumsi obat-obatan adalah hal yang sering terjadi pada pasien dengan

penyakit kardiovaskular dengan gagal jantung. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian kekambuhan pada lansia

penderita gagal jantung di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis mengucapkan terima kasih yang

tak tertinggal kepada:

1. Dr. dr. Sri Andarini, M. Kes., dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Brawijaya yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di

Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

2. dr. Restu Kurnia Tjahjani, M. Kes, sebagai direktur Rumah Sakit dr. Saiful

Anwar Malang yang telah memberikan ijin melakukan penelitian di rumah

sakit untuk penulis demi menyusun Tugas Akhiir ini dengan baik.

Page 4: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

v

3. Dr. Dra. Sri Winarsih., Apt., M.Si., sebagai Ketua Program Studi Farmasi

yang telah membimbing penulis menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan

Farmasi di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.

4. dr. Sri Sunarti, Sp. PD, K. Ger., sebagai pembimbing pertama yang dengan

sabar telah membimbing untuk bisa menulis dengan baik, dan senantiasa

memberi semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Ayuk Lawuningtyas., M. Farm., Apt., sebagai pembimbing pertama yang

dengan sabar telah membimbing penulisan dan analisis data untuk bisa

menulis dengan baik, dan senantiasa memberi semangat, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

6. Rudy Salam., S.Farm., M.Biomed., Apt., sebagai Ketua Tim Penguji Ujian

Tugas Akhir yang telah memberikan masukan untuk menyempurnakan

naskah Tugas Akhir.

7. Segenap anggota Tim Pengelola Tugas Akhir Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya, yang telah membantu melancarkan urusan

administrasi, sehingga penulis dapat melaksanakan Tugas Akhir dengan

lancar.

8. Para tenaga medis di Poli Jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar, yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

9. Yang tercinta ibunda Ery Rusmawati dan almarhum ayahanda Hari

Supriyono serta kakak Ersandyo Fitra Dewana dan Efrilia Mifta Azizah, kakak

ipar Tutik dan Dadang Setyawan, serta keponakan Jasmine Azzahra Timothy

dan Saqueenna Zalfa Dewana atas segala pengertian dan kasih sayangnya.

Page 5: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

vi

10. Yang terkasih Dedik Agil Kurniawan atas dukungan dan kasih sayangnya

dan dukungannya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

11. Saudara/i sholih sholihahku Nurhanifa, Afiati, Kurnia, Mbak Ayu, Mbak Eci,

Tika, Mbak Rindika, Mas Adit, Mas Sahlan, atas dukungannya telah

menemani selama penyelesaian Tugas Akhir ini.

12. Teman-teman seperjuangan Windi Arinda dan Kholida Azzahra atas

konsultasi, saran, dan masukannya.

13. Teman-teman tersayang Ashri, Lilin, Afroh, Intan, Dhenik, Parmit yang telah

memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir ini

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempura, oleh

karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang membangun.

Akhirnya, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, 11 Agustus 2017

Penulis

Page 6: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ---------------------------------------------------------------------------------------------- i

Lembar Pengesahan ------------------------------------------------------------------------ ii

Pernyataan Keaslian Tulisan ----------------------------------------------------------------- iii

Kata Pengantar --------------------------------------------------------------------------------- iv

Abstrak ------------------------------------------------------------------------------------------- vii

Abstract ------------------------------------------------------------------------------------------ vii

Daftar Isi ---------------------------------------------------------------------------------------- ix

Daftar Gambar --------------------------------------------------------------------------------- xiii

Daftar Tabel ----------------------------------------------------------------------------------- xiv

Daftar Lampiran ------------------------------------------------------------------------------- xv

Daftar Singkatan ------------------------------------------------------------------------------

xvi

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang --------------------------------------------------------------------- 1

1.2 Rumusan Masalah ---------------------------------------------------------------- 5

1.3 Tujuan Penelitian ------------------------------------------------------------------ 5

1.4 Manfaat Penelitian -----------------------------------------------------------------

5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Gagal Jantung ----------------------------------------------- 7

Page 7: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

x

2.1.1 Definisi Gagal Jantung ---------------------------------------------------- 7

2.1.2 Etiologi Gagal Jantung ---------------------------------------------------- 8

2.1.3 Patofisiologi Gagal Jantung --------------------------------------------- 10

2.1.4 Manifestasi Klinik ----------------------------------------------------------- 11

2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik ------------------------------------------------- 12

2.1.6 Komplikasi Gagal Jantung ----------------------------------------------- 15

2.1.7 Terapi Gagal Jantung ----------------------------------------------------- 15

2.1.7.1 Tatalaksana Non Farmakologi -------------------------------- 15

2.1.7.2 Tatalaksana Farmakologi -------------------------------------- 17

2.2 Kepatuhan --------------------------------------------------------------------------- 19

2.2.1 Definisi Kepatuhan --------------------------------------------------------- 19

2.2.2 Jenis Kepatuhan ------------------------------------------------------------ 20

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan ------------------------------ 21

2.3 Kekambuhan ------------------------------------------------------------------------ 23

2.3.1 Pengertian Kekambuhan ------------------------------------------------- 23

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kekambuhan ---------------------------

23

BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ----------------------------------------------------- 25

3.2 Hipotesis Penelitian ---------------------------------------------------------------

27

Page 8: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

xi

BAB 4. METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian ------------------------------------------------------------- 28

4.2 Populasi Penelitian ---------------------------------------------------------------- 28

4.3 Sampel Penelitian ------------------------------------------------------------------ 28

4.4 Besar Sampel ----------------------------------------------------------------------- 29

4.5 Variabel Penelitian ----------------------------------------------------------------- 30

4.5.1 Variabel Bebas ------------------------------------------------------------- 30

4.5.2 Variabel Terikat ----------------------------------------------------------- 30

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ----------------------------------------------------- 30

4.7 Bahan dan Alat / Instrumen Penelitian ---------------------------------------- 30

4.8 Definisi Istilah / Operasional ---------------------------------------------------- 31

4.9 Prosedur Penelitian ---------------------------------------------------------------- 33

4.10 Uji Validitas dan Realiabilitas -------------------------------------------------- 33

4.10.1 Uji Validitas --------------------------------------------------------------- 33

4.10.2 Uji Reliabilitas ------------------------------------------------------------ 34

4.11 Analisis Data ----------------------------------------------------------------------- 35

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ---------------------------------------------------- 37

5.2 Analisis Univariat ----------------------------------------------------------------- 37

5.2.1 Karakteristik Responden ------------------------------------------------ 37

5.2.2 Tingkat Kepatuhan terhadap Pengobatan dan Pemeliharaan Kesehatan ----------------------------------------------------------------

40

Page 9: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

xii

5.2.3 Kejadian Kekambuhan ---------------------------------------------------- 42

5.3 Analisis Bivariat -------------------------------------------------------------------- 43

BAB 6. PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Hasil Penelitian --------------------------------------------------- 45

6.2 Implikasi terhadap Kefarmasian ------------------------------------------------ 49

6.3 Keterbatasan Penelitian --------------------------------------------------------- 49

BAB 7. PENUTUP

7.1 Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------- 51

7.2 Saran ----------------------------------------------------------------------------------- 51

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------------ 52

Page 10: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan terhadap Pengobatan dan Pemeliharaan Kesehatan Pasien Lansia dengan Gagal Jantung di Poli Jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang pada Juni-Juli 2017 (n=50) -------------------------------------------------

40

Page 11: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Manifestasi Klinis Gagal Jantung ----------------------------------------- 12

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Data Kualitatif Pasien Lansia dengan Gagal Jantung di Poli Jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang pada Juni-Juli 2017 (n=50) ---------------------------------------

38

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Total Pasien Lansia dengan Gagal Jantung di Poli Jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang pada Juni-Juli 2017 (n=50) -----------------------------

42

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kejadian Kekambuhan pasien Pasien Lansia dengan Gagal Jantung di Poli Jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang pada Juni-Juli 2017 (n=50) ---------------------

42

Tabel 5.4 Uji Korelasi Antara Tingkat Kepatuhan Total dan Kejadian Kekambuhan Pasien Lansia dengan Gagal Jantung di Poli Jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang pada Juni-Juli 2017 (n=50) --------------------------------------------------------------------

43

Page 12: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian ------------------------------ 56

Lampiran 2. Surat Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent) ---- 58

Lampiran 3. Lembar Kuesioner Kepatuhan Gagal Jantung -------------------- 59

Lampiran 4. Lembar Kuesioner Kekambuhan Gagal Jantung ------------------- 65

Lampiran 5. Keterangan Kelaikan Etik ------------------------------------------------ 66

Lampiran 6. Nota Dinas ----------------------------------------------------------------- 67

Lampiran 7. Absensi Penelitian -------------------------------------------------------- 68

Lampiran 8. Frekuensi Kepatuhan Pasien ------------------------------------------- 69

Lampiran 9. Frekuensi Kekambuhan Pasien ---------------------------------------- 74

Lampiran 10. Analisis SPSS Uji Normalitas ------------------------------------------ 76

Lampiran 11. Analisis SPSS Uji Somer’s D ------------------------------------------ 77

Page 13: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

xvi

DAFTAR SINGKATAN

ACEI Angiotensin Concerting Enzime Inhibitor

ADH Antidiuretic Hormon

AHA American Heart Association

ARB Angiotensin Reseptor Blocker

CHF Chronic Heart Failure

CO Cardiac Output

EKG Elektrokardiogram

EP Emboli Paru

GFR Glomerulo Filtration Rate

JVP Jugular Venous Pressure

HFpEF Heart Failure preserved Ejection Fraction

HFrEF Heart Failure reduced Ejection Fraction

NYHA New York Heart Association

PJK Penyakit Jantung Koroner

RAA Renin Angiotensin-Aldosteron

RAAS Renin Angiotensin-Aldosteron System

TDI Tissue Doppler Imagine

WHO World Health Organization

Page 14: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

vii

ABSTRAK

Valentina, Fachrunissa. 2017. Pengaruh Tingkat Kepatuhan dengan Kejadian Kekambuhan pada Lansia Penderita Gagal Jantung di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Tugas Akhir, Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pembimbing: (1) dr. Sri Sunarti, Sp.PD., K.Ger (2) Ayuk Lawuningtyas H., M. Farm., Apt.

Ketidakpatuhan pasien dalam konsumsi obat-obatan dan pemeliharaan kesehatan adalah hal yang sering terjadi pada pasien dengan gagal jantung. Ketidakpatuhan tersebut dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan pada gagal jantung. Gagal jantung merupakan tahap akhir dari seluruh penyakit jantung. Prevalensi gagal jantung pada lansia semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Berdasarkan permasalahan diatas, maka akan dilakukan penelitian terkait dengan kepatuhan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan terhadap kejadian kekambuhan pada lansia penderita gagal jantung di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian kekambuhan pada lansia penderita gagal jantung di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang dan dinyatakan laik etik oleh Komisi Etik dengan nomor 400/67/K.3/302/2017. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain penelitian korelasi dengan teknik yang digunakan adalah cross-sectional pada 50 pasien dan pengumpulan data pada pasien gagal jantung dengan menggunakan kuesioner Revised HF Compliance Questionaire dan Kuesioner kekambuhan berdasarkan kriteria Framingham. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji bivariat Somer’s D. Hasil pengukuran memperoleh hasil responden patuh sebesar 90.0%, kejadian kekambuhan sebesar 82.0% dan ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kepatuhan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan terhadap kejadian kekambuhan pada lansia penderita gagal jantung di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang dengan nilai p = 0.038 dan arah korelasi negatif yang lemah (r = -0.200).

Kata kunci: kepatuhan, gagal jantung, lansia, kekambuhan

Page 15: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

viii

ABSTRACT

Valentina, Fachrunissa. 2017. The Effect of Adherence Level with the Recurrence in Elderly Patient with Heart Failure in dr. Saiful Anwar Public Hospital Malang. Final Assignment. Pharmacy Program, Faculty of Medicine, Universitas Brawijaya. Advisors: (1) dr. Sri Sunarti,Sp.PD- K.Ger (2) Ayuk Lawuningtyas H., M. Farm., Apt.

The poor patient adherence in consuming medicine and caring the health is

the important thing that often happened to patient with heart failure. The poor adherence can cause the recurrence of the heart failure. Heart failure is the last step of all the heart disease. The prevalence of the heart failure in elderly people is getting higher as they are getting older. Based on the problem above, a research relating to the medication adherence and health care toward the recurrence of the elderly patient with heart failure in outpatient installation of dr. Saiful Anwar Public Hospital Malang will be done. The purpose of the research is to know the effect of the adherence level to the incident of the recurrence in elderly patients with heart failure in dr. Saiful Anwar Public Hospital Malang and has been approved by Ethical Commision with number 400/67/K.3/302/2017. This research is an analytic observational research using correlation research design with the technique used was cross-sectional in 50 patients and the data collection in patients with heart failure using Revised HF Compliance questionnaire and recurrence questionnaire based on Framingham criteria. The analysis was done by using Somer's D bivariate test. The measurement results obtained is the respondents' abiding by 90.0%, recurrence incidence of 82.0% and there is a significant influence between the level of medication adherence and health care of the incident. The recurrence in elderly people with heart failure in dr. Saiful Anwar Public Hospital Malang with p value = 0.038 and weak negative correlation direction (r = -0.200).

Keywords: adherence, heart failure, elderly, recurrence

Page 16: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepatuhan adalah suatu kondisi terbentuknya perilaku yang menunjukkan

nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Kepatuhan adalah suatu

tindakan yang menaati berbagai aturan dan berdisiplin. Seorang pasien

dikatakan memiliki kepatuhan apabila berkunjung untuk menemui tenaga

kesehatan untuk melakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan jadwal yang telah

ditentukan dan melaksanakan apa yang disarankan oleh tenaga kesehatan (Ali,

et al., 1999). Pasien patuh adalah pasien yang dapat menyelesaikan pengobatan

secara teratur, disiplin dan lengkap tanpa terputus (Depkes RI, 2000). Kepatuhan

dilihat dari sejauh mana perilaku seseorang dalam minum obat, mengikuti diet,

atau melakukan perubahan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi penyedia

layanan kesehatan (WHO, 2003). Masalah kepatuhan sering terjadi pada pasien

dengan penyakit degeneratif, salah satunya adalah gagal jantung (Jackevius, et

al., 2008).

Gagal jantung adalah kondisi dimana jantung tidak dapat memompa darah

untuk memenuhi kebutuhan jaringan dalam melakukan metabolisme, sehingga

diperlukan peningkatan tekanan pada jantung yang abnormal untuk memenuhi

kebutuhan jaringan tersebut (Braunwald, 2013). Gagal jantung merupakan tahap

akhir dari penyakit jantung. Usia lanjut dapat menjadi faktor resiko dari penyakit

degeneratif, salah satunya adalah gagal jantung (Depkes, 2015). Lansia adalah

tahapan akhir dari perkembangan normal yang akan dialami oleh masing-masing

Page 17: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

2

manusia. Lansia dibagi menjadi kelompok lansia dini yang berisua 55-64 tahun

dan kelompok lansia lanjut berusia lebih dari 65 tahun. Indonesia masuk ke

dalam lima besar negara dengan jumlah penduduk lansia terbanyak di dunia.

Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah lansia di Indonesia sebanyak

18,1 juta jiwa, tahun 2014 meningkat menjadi 18,781 juta jiwa. Diperkirakan pada

tahun 2025 jumlahnya akan meningkat dan mencapai 36 juta jiwa. (Depkes,

2015). Prevalensi gagal jantung semakin meningkat seiring bertambahnya usia

(Imaligy, 2014).

Penelitian di Amerika menjelaskan bahwa resiko prognosis gagal jantung

sebesar 20% pada usia ≥40 tahun, dengan diagnosa gagal jantung >650.000

kasus baru pada dekade terakhir (Yancy, 2013). Gagal jantung menjadi salah

satu penyebab morbiditas dan mortaliitas di seluruh dunia (Goodman & Gilman,

2010). Tingkat mortalitas gagal jantung selama 5 tahun adalah sekitar 50%.

Setiap tahun jumlah resiko terjadinya gagal jantung semakin meningkat.

Berdasarkan data dari WHO, sebanyak 17,3 juta orang meninggal akibat

penyakit kardiovaskular pada tahun 2008 dan lebih dari 23 juta orang

diperkirakan akan meninggal setiap tahun dengan penyakit kardiovaskular

(WHO, 2013). Persentase faktor resiko yang menyebabkan terjadinya gagal

jantung adalah konsumsi makanan tinggi garam 24,5%, kurang serat 93,6%,

kurang olahraga 49,2%, merokok setiap hari 23,7%, dan konsumsi alkohol

sebesar 4,6% (Depkes, 2009).

Hasil penelitian cross sectional mengenai tingkat kepatuhan pasien gagal

jantung dalam manajemen perawatan diri diperoleh kepatuhan baik terhadap

obat (74.4%) dan tidak patuh terhadap manajemen cairan (4.7%), aktivitas fisik

(23.3%), diet (27.9%), psikososial (30.2%) (Rinawati, 2013). Hasil penelitian

Page 18: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3

kohort pada lansia dengan gagal jantung diperoleh hasil kepatuhan secara umum

72%. Pengetahuan responden yang baik akan meningkatkan sebesar 5,67 kali

lipat kepatuhan dibandingkan dengan yang memiliki tingkat pengetahuan rendah

(Wal, et al., 2006). Pengetahuan pada pasien gagal jantung penting agar pasien

dapat mengerti dan memahami berbagai upaya untuk memperlambat

perkembangan dan kekambuhan gagal jantung. Semakin tinggi tingkat

kepatuhan minum obat maka akan semakin rendah kejadian rawat inap ulang

(Prasetiadi, 2015). Ketidakpatuhan dengan terapi pengobatan, diet atau

perubahan gaya hidup yang sesuai dengan rekomendasi klinis dapat

berkonstribusi terhadap memburuknya gejala maupun kekambuhan gagal

jantung (Wal, et al., 2006).

Ketidakpatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat-obatan adalah hal yang

sering terjadi pada pasien dengan penyakit kardiovaskular salah satunya infark

miokard akut dimana hampir satu dari empat pasien tidak menuntaskan terapi

obat yang diberikan tujuh hari setelah pasien dirawat (Jackevius, et al., 2008).

Umumnya jumlah obat yang dikonsumsi pasien gagal jantung sebanyak 5 jenis.

Adanya polifarmasi dan konsumsi obat dalam jangka yang panjang bahkan

seumur hidup, dapat menyebabkan pasien mengalami kebosanan dan

menyebabkan ketidakpatuhan, sehingga menimbulkan kekambuhan gagal

jantung (Niven, 2002). Responden yang tidak patuh berpeluang 7,91 kali lebih

besar menjalani rawat inap dengan frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan

pasien yang patuh terhadap terapi pengobatan (Majid, 2010). Ketidakpatuhan

terhadap pengobatan kardiovaskular berkaitan dengan peningkatan resiko

morbiditas dan mortalitas (Ho, et al., 2009).

Page 19: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

4

Angka kematian akibat gagal jantung kongestif yaitu sebesar 20-50%

pasien, dan angka rawat inap ulang dengan frekuensi satu kali atau lebih selama

12 bulan sebesar 45% (Andriyanto, 2008). Sekitar 50% dari pasien gagal jantung

menjalani rawat inap ulang dalam waktu 6 bulan, dan 70% dari rawat inap ulang

terkait dengan memburuknya keadaan dari diagnosa gagal jantung sebelumnya

(Sun, 2013). Salah satu penyebab rawat inap ulang adalah ketidakpatuhan pada

pasien gagal jantung (Majid, 2010).

Berdasarkan permasalahan diatas, maka akan dilakukan penelitian terkait

dengan kepatuhan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan pada pasien

dengan gagal jantung di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit dr. Saiful Anwar

Malang. Studi yang dilakukan meliputi kepatuhan pasien pada pemeliharaan

kesehatan, pengobatan, diet, olahraga, berhenti merokok, dan konsumsi alkohol

terhadap kekambuhan yang terjadi pada pasien. Penelitian ini dilakukan di

Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang yang dipilih dengan pertimbangan bahwa

penyakit gagal jantung merupakan urutan kelima pada sepuluh besar penyakit

rawat jalan di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Dan belum terdapat data

maupun penelitian sebelumnya yang dilakukan di Poli Jantung Rumah Sakit dr.

Saiful Anwar Malang mengenai pengaruh kepatuhan terapi pengobatan dan

pemeliharaan kesehatan terhadap kejadian kekambuhan pada pasien lansia

penderita gagal jantung. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan

pada tenaga farmasi tentang kepatuhan pasien gagal jantung sebagai bahan

evaluasi lebih lanjut untuk menurunkan kejadian kekambuhan serta

meningkatkan pelayanan kesehatan farmasi kepada pasien gagal jantung,

khususnya pada pasien gagal jantung di poli jantung Rumah Sakit dr. Saiful

Page 20: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

5

Anwar Malang. Serta dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk penelitian

lebih lanjut tentang gagal jantung.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian kekambuhan pada

lansia penderita gagal jantung di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian kekambuhan

pada lansia penderita gagal jantung di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengukur tingkat kepatuhan lansia pada pasien gagal jantung di

Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang.

b. Mengidentifikasi faktor ketidakpatuhan pada pasien lansia dengan

gagal jantung di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang.

c. Menganalisa pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian

kekambuhan pada lansia penderita gagal jantung di Rumah Sakit dr.

Saiful Anwar Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Manfaat akademik yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat

memberikan masukan ilmu layanan kefarmasian klinis dan komunitas yang

Page 21: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

6

berguna dan sebagai bahan pembelajaran yang memperkaya ilmu pengetahuan

di bidang layanan kefarmasian klinis dan komunitas.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai kajian di

bidang klinik dan komunitas bagi praktisi apoteker di rumah sakit serta untuk

meningkatkan kepatuhan minum obat dan menurunkan kejadian kekambuhan

pasien gagal jantung.

Page 22: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Gagal Jantung

Tinjauan tentang gagal jantung dapat diuraikan menjadi definisi, etiologi,

patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, komplikasi, dan terapi

gagal jantung.

2.1.1 Definisi Gagal Jantung

Gagal jantung adalah kondisi jantung tidak dapat memompa darah ke

organ-organ atau jantung tidak dapat berfungsi secara normal. Gagal jantung

merupakan penyakit kronis atau jangka panjang. Resiko gagal jantung semakin

meningkat pada usia yang semakin tua, memiliki berat badan yang berlebih,

diabetes, merokok, dan penyalahgunaan alkohol serta obat terlarang (AHA,

2014).

Gagal jantung merupakan kumpulan gejala klinis yang kompleks akibat

adanya kelainan pada jantung ataupun non-jantung yang mempengaruhi kerja

jantung untuk mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh seperti peningkatan cardiac

output (CO). Gagal jantung dapat terjadi akibat adanya gangguan pada

miokardium, katup jantung, pericardium, endocardium ataupun gangguan elektrik

jantung (AHA, 2014).

Gagal jantung sering diklasifikasikan sebagai gagal jantung dengan

penurunan fungsi sistolik atau penurunan fraksi ejeksi (HFrEF) yang terjadi bila

sisi kiri jantung tidak mempu memompa darah ke seluruh tubuh secara normal

Page 23: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

8

dan gagal jantung dengan gangguan diastolik atau fraksi ejeksi normal (HFpEF)

terjadi ketika ventrikel kiri menjadi kaku sehingga jantung tidak berfungsi normal

untuk mengisi dengan darah selama periode istirahat antara setiap denyut..

Myocardial remodeling juga dapat menimbulkan gejala klinis gagal jantung.

Gejala khas gagal jantung adalah sesak nafas saat beristirahat atau beraktivitas,

kelelahan, dan edema pada tungkai. Tanda khas gagal jantung adalah adanya

takikardia, takipnu, ronki paru, efusi pleura, peningkatan takanan vena jugularis,

edema perifer, dan hepatomegali. Klasifikasi gagal jantung berdasarkan New

York Heart Association adalah sebagai berikut (Siswanto, dkk., 2015):

a. Kelas I : Tidak terdapat batasan dalam aktivitas fisik. Aktifitas fisik sehari-hari

tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.

b. Kelas II : Terdapat batasan aktivitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat

istirahat, namun aktivitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi

atau sesak nafas.

c. Kelas III : Terdapat batasan aktivitas yang bermakna. Tidak terdapat keluhan

saat istirahat, namun aktivitas fisik ringan menimbulkan kelelahan, palpitasi

atau sesak nafas.

d. Kelas IV : Tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa keluhan. Terdapat

gejala saat istirahat. Keluhan meningkat saat melakukan aktivitas.

2.1.2 Etiologi Gagal Jantung

Gagal jantung dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Penyakit jantung

koroner (PJK) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami pria maupun

wanita dengan proporsi 60-75% kasus gagal jantung di negara maju. Hipertensi

menjadi faktor dalam prognosis gagal jantung pada 75% pasien, termasuk pada

Page 24: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

9

9

PJK. PJK dan hipertensi dapat bersinergis dalam peningkatan resiko gagal

jantung, demikian pula dengan penyakit diabetes mellitus. Beberapa etiologi atau

penyebab penyakit gagal jantung adalah (Lip, Gibbs & Beevers, 2004):

a. Kelainan otot jantung. Kelainan pada otot jantung dapat menurunkan

kemampuan kontraktilitas otot jantung dan dapat menyebabkan gagal

jantung. Kondisi yang memicu terjadinya kelainan fungsi otot antara lain

ateriosklerosis koroner, hipertensi arterial, dan penyakit degeneratif atau

inflamasi.

b. Aterosklerosis koroner. Aterosklerosis koroner menyebabkan disfungsi

miokardium karena aliran darah ke otot jantung terhambat dan terjadi

hipoksia serta asidosis (akibat penimbunan asam laktat). Umumnya infark

miokardium (kematian sel jantung) mendasari penyakit gagal jantung.

c. Hipertensi sistemik dan pulmonal. Hipertensi sistemik dan pulmonal dapat

meningkatkan beban kerja jantung dan menyebabkan hipertrofi atau

pembesaran serabut otot jantung.

d. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif. Peradangan dan penyakit

miokardium degeneratif menyebabkan penurunan kontraktilitas otot jantung

sehingga menimbulkan gagal jantung

e. Penyakit jantung lain. Gagal jantung dapat terjadi akibat penyakit jantung

yang secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanismenya terjadi karena

hambatan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katup semiluner),

jantung tidak mampu untuk mengisi darah (tamponade, perikardium,

perikarditif konstriktif, atau stenosis AV), peningkatan afterload secara

mendadak.

Page 25: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

10

f. Faktor sistemik. Faktor yang berperan dalam prognosis gagal jantung, antara

lain meningkatnya laju metabolisme (misal: demam), hipoksia dan anemia

sehingga diperlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan

oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat menurunkan jumlah

oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalitas

elektronik dapat menyebabkan kemampuan kontraktilitas jantung menurun.

2.1.3 Patofisiologi Gagal Jantung

Gagal jantung merupakan kumpulan dari gejala klinis akibat gangguan

pada jantung yang tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme tubuh. Gagal jantung ditandai dengan adanya respon hemodinamik,

ginjal, saraf dan hormonal serta suatu keadaan patologi yaitu penurunan fungsi

jantung. Respon hemodinamik yang tidak normal salah satunya adalah

peningkatan tekanan saat pengisian (filling pressure) dari jantung atau preload.

Respon tersebut menimbulkan beberapa mekanisme kompensasi dengan tujuan

meningkatkan jumlah volume darah, volume ruang jantung, tekanan pembuluh

darah perifer dan hipertropi otot jantung. Kondisi ini juga mengaktivasi

mekanisme kompensasi tubuh yang akut berupa retensi air dan garam oleh ginjal

dan aktivasi sistem saraf adrenergik (Lip, Gibbs & Beevers, 2004).

Mekanisme yang terlibat yaitu aktivasi Renin Angiotensin-Aldosteron

(RAA) dan sistem adrenergic, serta peningkatan kontraksi miokardium.

Mekanisme ini menjaga agar cardiac output tetap normal dengan adanya retensi

cairan gan garam. Saat terjadi penurunan cardiac output akan terjadi

perangsangan pada baroreseptor pada ventrikel kiri, sinus karotikus, dan aorta,

dan mengirimkan sinyal aferan ke sistem saraf pusat di cardioregulatory center

Page 26: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

11

11

yang menyebabkan sekresi Antidiuretik Hormon (ADH) dari hipofisis posterior

sehingga permeabilitas duktus kolektivus meningkat dan reabsorbsi air

meningkat (Mann, 2008).

Sinyal eferen mengaktivasi sistem saraf simpatis yang menginervasi

jantung, ginjal, pembuluh darah perifer, dan otot rangka. Rangsangan simpatis

menyebabkan ginjal mensekresi Renin Angiotensin-Aldosteron.aktivasi sistem

RAA (RAAS) menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer, sehingga

terjadi retensi cairan dan garam. Mekanisme kompensasi neurohormonal ini

menyebabkan perubahan secara fungsional dan struktural jantung serta retensi

cairan dan garam pada gagal jantung yang lebih lanjut (Mann, 2008).

2.1.4 Manifestasi Klinik

Gagal jantung merupakan kumpulan gejala klinis yang kompleks dimana

terdapat gejala khas yaitu nafas pendek yang tipikal saat istirahat atau saat

melakukan aktivitas disertai maupun tidak adanya kelelahan, adanya retensi

cairan yang menyebabkan edema paru atau edema tungkai kaki, terdapat bukti

klinis dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istirahat. Gejala khas pada

gagal jantung meliputi takikardi, takipnu, ronki pada paru, efusi pleura,

peningkatan tekanan pada vena jugularis, edema tungkai, dan pembesaran

hepar atau hepatomegali. Tanda klinis gagal jantung antara lain perubahan

struktur atau fungsional pada jantung, pembesaran otot jantung atau

kardiomegali, ketidaknormalan pada pemeriksaan ekokardiografi, dan

peningkatan konsentrasi peptida natriuretik (Siswanto, dkk., 2015).

Page 27: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

12

Tabel 2.1 Manifestasi Klinis Gagal Jantung

Gejala Tanda

Tipikal - Sesak nafas - Ortopneu - Paroxysmal nocturnal dyspnoe - Toleransi aktivitas yang

berkurang - Cepat lelah - Bengkak di pergelangan kaki

Spesifik - Peningkatan JVP - Refluks hepatojugular - Suara jantung S3 - Apex jantung bergeser ke

lateral - Bising jantung

Kurang tipikal - Batuk di malam/ dini hari - Mengi - Berat bbadan bertambah > 2

kg/minggu - Berat badan turun (gagal

jantung stadium lanjut) - Perasaan kembung/ begah - Nafsu makan menurun - Perasaan bingung - Depresi - Berdebar - Pingsan

Kurang tipikal - Edema perifer - Krepitasi pulmonal - Sura pekak di basal pau pada

perkusi - Takikardia - Nadi ireguler - Nafas cepat - Hepatomegali - Asites - kaheksia

2.1.5 Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostik umumnya lebih sensitif pada pasien gagal

jantung dengan fraksi ejeksi rendah. Pemeriksaan diagnostik biasanya kurang

sensitif pada pasien gagal jantung dengan fraksi ejeksi normal. Ekokardiografi

adalah pemeriksaan yang berfungsi dalam evaluasi disfungsi sistolik dan

diastolik. Pemeriksaan diagnostik tersebut meliputi (Siswanto, dkk., 2015):

a. Elektrokardiogram (EKG)

Pemeriksaan EKG harus dilakukan pada semua pasien yang terdiagnosis

gagal jantung. Ketidaknormalan pada EKG sering dijumpai pada gagal jantung.

Abnormalitas EKG memiliki nilai prediksi kecil dalam diagnosis gagal jantung.

Page 28: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

13

13

b. Foto Toraks

Foto toraks menjadi hal penting untuk mendiagnosis gagal jantung. Foto

toraks berfungsi untuk mendeteksi adanya kardiomegali, kongesti paru, efusi

pleura dan dapat mendeteksi penyakit atau infeksi paru yang menyebabkan

sesak nafas.

c. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium rutin pada pasien dengan diagnosis awal gagal

jantung meliputi pemeriksaan darah perifer lengkap (hemoglobin, leukosit,

trombosit), elektrolit, kreatinin, laju filtrasi glomerulus (GFR), glukosa, tes fungsi

hepar dan pemeriksaan urin. Gangguan pada pemeriksaan darah atau elektrolit

yang bermakna jarang ditemukan pada pasien dengan gejala ringan sampai

sedang yang belum mendapat terapi, meskipun terdapat gejala anemia ringan,

hiponatremia, hyperkalemia. Penurunan fungsi ginjal sering dijumpai terutama

pada pasien yang menggunakan diuretik dan/atau ACEI (Angiotensin Converting

Enzime Inhibitor), ARB (Angiotensin Receptor Blocker), atau antagonis

aldosterone.

d. Peptida Natriuretik

Konsentrasi plasma peptida natriuretik dilakukan untuk mendiagnosis gagal

jantung, memutuskan pasien rawat inap atau dipulangkan, dan untuk

mengidentifikasi pasien pasien yang berisiko untuk mengalami dekompensasi.

Kadar peptida natriuretik meningkat menjadi pertanda adanya respon

peningkatan tekanan pada dinding ventrikel. Peptida natriuretik mempunyai

waktu paruh yang panjang, sehingga apabila terjadi penurunan yang mendadak

pada tekanan dinding ventrikel maka konsentrasi peptida natriuretik tidak

langsung menurun.

Page 29: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

14

e. Troponin I atau T

Pemeriksaan troponin I atau T digunakan untuk pemeriksaan pasien gagal

jantung yang menunjukkan gambaran klinis disertai sindroma koroner akut.

Peningkatan kadar troponin jantung sering terjadi pada pasien gagal jantung

berat atau selama episode dekompensasi gagal jantung.

f. Ekokardiografi

Ekokardiografi digunakan untuk pemeriksaan gambaran ultrasound

jantung termasuk pulsed and continuous wave Doppler, colour Doppler dan

tissue Doppler imaging (TDI). Pemeriksaan diagnosis gagal jantung dan/atau

disfungsi jantung dengan pemeriksaan ekokardiografi harus dilakukan

secepatnya pada pasien dengan dugaan gagal jantung. Fraksi ejeksi ventrikel kiri

(normal > 45 - 50%) akan membedakan antara pasien disfungsi sistolik dengan

pasien fungsi sistolik normal adalah fraksi ejeksi ventrikel kiri.

g. Ekokardiografi transesofagus

Ekokardiografi transesofagus disarankan pada pasien dengan ekokardiografi

transtorakal yang tidak adekuat misalnya pada pasien obesitas atau pasien

dengan ventilator, pasien dengan kelainan pada katup, pasien endokarditis,

penyakit jantung genetik atau untuk mengeksklusi trombus pada left atrial

appendage pada pasien fibrilasi atrial.

h. Ekokardiografi beban

Ekokardiografi beban dengan menggunakan dobutamin atau latihan fisik

digunakan untuk mendeteksi adanya disfungsi ventrikel yang disebabkan oleh

iskemia dan untuk menilai viabilitas miokard pada keadaan hipokinesis atau

akinesis berat.

Page 30: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

15

15

2.1.6 Komplikasi Gagal Jantung

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat prognosis gagal jantung

yang semakin memburuk adalah (Siswanto, dkk., 2015):

a. Tromboemboli adalah resiko terjadinya pembekuan darah pada vena

(thrombosis vena dalam dan emboli paru atau EP) dan emboli sistemik,

umunya terjadi pada CHF berat. Tromboemboli dapat diterapi dengan

pemberian warfarin.

b. Komplikasi fibrilasi atrium umumnya terjadi pada CHF dan dapat

menyebabkan prognosis buruk, sehingga diperlukan monitoring denyut

jantung dan dapat diterapi dengan digoxin atau β blocker dan bersamaan

dengan pemberian warfarin.

c. Kegagalan pompa progresif dapat terjadi disebabkan karena penggunaan

diuretik dengan dosis yang ditingkatkan.

d. Aritmia ventrikel dapat menyebabkan sinkop atau sudden cardiac death dan

menjadi penyebab mortalitas CHF sebesar 25-50%. Terapi yang dapat

disarankan pada pasien adalah resusitasi, amiodaron, β blocker, dan

vebrilator.

2.1.7 Terapi Gagal Jantung

Terapi pada gagal jantung meliputi terapi non farmakologi dan terapi

farmakologi.

2.1.7.1 Tatalaksana Non Farmakologi

Manajemen perawatan kesehatan mandiri mempunyai peran dalam

keberhasilan pengobatan gagal jantung dan memberi dampak dalam perbaikan

Page 31: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

16

gejala gagal jantung, mempertahankan fungsi jantung, meningkatkan kualitas

hidup, serta menurunkan morbiditas dan prognosis penyakit. Manajemen

perawatan kesehatan mandiri merupakan perilaku dengan tujuan untuk menjaga

kestabilan fisik, mencegah perilaku yang dapat memperburuk kondisi dan

mendeteksi gejala awal dari adanya perburukan gagal jantung (Siswanto, dkk.,

2015).

a. Ketaatan pasien berobat

Kepatuhan dalam terapi pengobatan dapat menurunkan resiko morbiditas,

mortalitas dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Kepatuhan pasien hanya

sekitar 20 - 60% pasien yang patuh terhadap terapi farmakologi maupun non-

farmakologi.

b. Pemantauan berat badan mandiri

Pasien disarankan melakukan pemantauan berat badan rutin setap hari,

apabila terdapat kenaikan berat badan >2 kg dalam 3 hari, pasien harus

menaikan dosis diuretik berdasarkan pertimbangan dokter (kelas rekomendasi I,

tingkatan bukti C).

c. Asupan cairan

Pembatasan asupan cairan 1,5-2 Liter/hari disarankan terutama pada pasien

dengan gejala berat yang disertai hiponatremia. Pembatasan cairan yang rutin

pada pasien dengan gejala ringan sampai sedang tidak memberikan

manfaat secara klinis (kelas rekomendasi IIb, tingkatan bukti C).

d. Pengurangan berat badan

Pengurangan berat badan pasien obesitas (IMT >30 kg/m2) dengan gagal

jantung dapat menjadi pertimbangan untuk mencegah terjadinya perburukan

Page 32: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

17

17

gagal jantung, mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup (kelas

rekomendasi IIa, tingkatan bukti C).

e. Kehilangan berat badan yang tidak direncanakan

Malnutrisi klinis atau subklinis banyak ditemukan pada pasien gagal jantung

berat. Faktor prediksi penurunan angka kelangsungan hidup dapat ditemukan

pada kaheksia jantung (cardiac cachexia). Kakeksia terjadi bila selama 6 bulan

terakhir berat badan meningkat >6% dari berat badan stabil sebelumnya tanpa

adanya pembatasan cairan. Status nutrisi dan gizi pasien harus dihitung secara

hati-hati (kelas rekomendasi I, tingkatan bukti C).

f. Latihan fisik

Latihan fisik disarankan pada pasien gagal jantung kronik dengan keadaan

yang stabil. Latihan fisik atau olahraga dapat memberikan efek yang baik.

Olahraga dapat dikerjakan di rumah sakit atau di rumah (kelas rekomendasi I,

tingkatan bukti A).

g. Aktvitas seksual

Penggunaan penghambat 5-phosphodiesterase misalnya sildenafil dapat

mengurangi tekanan pulmonal tetapi tidak direkomendasikan pada pasien gagal

jantung lanjut dan tidak boleh dikombinasikan dengan preparat nitrat (kelas

rekomendasi III, tingkatan bukti B).

2.7.1.2 Tata Laksana Farmakologi

Terapi farmakologi pada gagal jantung bertujuan untuk mengurangi resiko

morbiditas dan mortalitas. Tindakan preventif atau pencegahan perburukan

penyakit jantung tetap menjadi fokus dalam tata laksana terapi penyakit jantung.

Terapi yang dapat direkomendasikan adalah (Siswanto, dkk., 2015):

Page 33: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

18

a. Diuretik (Diuretik tiazid dan loop diuretik)

Diuretik berfungsi untuk mengurangi kongestif pulmonal dan edema perifer,

mengurangi gejala volume berlebihan seperti ortopnea dan dispnea noktural

peroksimal, menurunkan volume plasma selanjutnya menurunkan preload untuk

mengurangi beban kerja jantung dan kebutuhan oksigen dan juga menurunkan

afterload agar tekanan darah menurun. Diuretik yang sering digunakan golongan

diuretik loop dan thiazide (Lee, 2005). Diuretik Loop (bumetamid, furosemid)

bekerja meningkatkan ekskresi natrium dan cairan ginjal dengan tempat kerja

pada ansa henle asenden, namun efeknya bila diberikan secara oral dapat

menghilangkan pada gagal jantung berat karena absorbsi usus. Diuretik Loop

menyebabkan hiperurisemia. Diuretik Thiazide (bendroflumetiazid, klorotiazid,

hidroklorotiazid, mefrusid, metolazon) bekerja dengan penghambatan reabsorbsi

garam di tubulus distal dan membantu reabsorbsi kalsium. Diuretik ini kurang

efektif dibandingkan dengan diuretic loop dan sangat tidak efektif bila laju filtrasi

glomerulus turun dibawah 30%. Kombinasi diuretic loop dengan diuretic thiazide

bersifat sinergis. (Lip, Gibbs & Beevers, 2004).

b. Antagonis aldosteron

Menurunkan mortalitas pasien dengan gagal jantung sedang sampai berat.

Antagonis seperti spironolakton atau eplerenon diindikasikan pada pasien

dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %, gejala sedang sampai berat (kelas

fungsional III-IV NYHA), dan dosis optimal penyekat β dan ACEI atau ARB V

(Siswanto, 2015).

c. Obat inotropik

Meningkatkan kontraksi otot jantung dan curah jantung. Inotropik negatif

(verapamil, diltiazem) tidak direkomendasikan kecuali pasien mengalami

Page 34: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

19

19

hipotensi (tekanan darah sistolik < 85 mmHg), hipoperfusi atau syok,

dikarenakan faktor keamanannya (bisa menyebabkan aritmia atrial/ventricular,

iskemia miokard dan kematian (Siswanto, 2015).

d. Glikosida digitalis

Meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung menyebabkan penurunan

volume distribusi. Glikosida seperti digoksin meningkatkan kontraksi miokard

yang menghasilkan inotropisme positif yaitu memperkuat kontraksi jantung,

hingga volume pukulan, volume menit dan dieresis diperbesar serta jantung yang

membesar menjadi mengecil (Tjay dan Raharja, 2007).

e. Vasodilator

Mengurangi preload dan afterload yang berlebihan, dilatasi pembuluh darah

vena menyebabkan berkurangnya preload jantung dengan meningkatkan

kapasitas vena. Vasodilator dapat bekerja pada system vena (nitrat) atau arteri

(hidralazin) atau memiliki efek campuran vasodilator dan dilator arteri

(penghambat ACE, antagonis reseptor angiotensin, prazosin dan nitroprusida)

(Lip, Gibbs & Beevers, 2004).

2.2 Kepatuhan

Kepatuhan dapat ditinjau berdasarkan definisi, jenis, dan faktor yang

mempengaruhi kepatuhan.

2.2.1 Definisi Kepatuhan

Kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta melalui serangkaian proses

perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

keteraturan, dan ketertiban. Kepatuhan adalah suatu perilaku yang menaati

Page 35: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

20

aturan dan berdisiplin. Seseorang dikatakan patuh bila datang untuk menemui

petugas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan fisik sesuai jadwal yang telah

ditentukan dan mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas (Ali, et al.,

1999). Kepatuhan (compliance) juga dikenal dengan ketaatan (adherence)

adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang

mengobatinya. Kepatuhan dalam pengobatan membutuhkan peran aktif dari

pasien dalam manajemen perawatan diri dan kerjasama antar pasien dan

petugas kesehatan (Cramer and Robert, 1997).

Pasien yang patuh adalah pasien yang menyelesaikan pengobatan secara

teratur dan lengkap tanpa terputus (Depkes RI, 2000). Kepatuhan dilihat dari

sejauh mana perilaku seseorang dalam minum obat, mengikuti diet, atau

melakukan perubahan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi penyedia layanan

kesehatan (WHO, 2003). Kepatuhan adalah tingkat ketepatan perilaku seseorang

individu dengan rekomendasi medis dan menggambarkan penggunaan obat

sesuai petunjuk resep yang mencakup waktu yang benar (Sinegar, 2006).

2.2.2 Jenis Kepatuhan

Kepatuhan pasien dapat dibedakan menjadi (Cramer and Robert, 1997):

a. Kepatuhan total (Total compliance)

Kepatuhan total adalah keadaan dimana pasien tidak hanya berobat secara

teratur sesuai batas waktu yang ditentukan tetapi juga patuh memakai obat

sesuai petunjuk yang diberikan.

b. Pasien yang tidak patuh (Non compliance)

Pasien yang tidak patuh yaitu bila pasien putus obat atau tidak

menggunakan obat sama sekali.

Page 36: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

21

21

2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Faktor yang mempengaruhi kepatuhan dapat dibagi kedalam faktor yang

berhubungan dengan pasien, faktor yang berhubungan dengan regimen terapi,

dan faktor yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan. Faktor yang

berhubungan dengan pasien merupakan faktor yang paling penting dalam

menentukan kepatuhan pasien, meliputi pengetahuan dan terapi tentang gagal

jantung, manfaat dan kepercayaan tentang terapi gagal jantung, serta klinik dan

faktor demografi yaitu umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan,

keparahan dari penyakit, dan gejala depresi (Wal, et al., 2006).

Faktor yang mempengaruhi kepatuhan (Niven, 2002):

a. Pasien

1. Sikap atau motivasi pasien ingin sembuh

Motivasi yang paling kuat berasal dari diri individu sendiri. Motivasi

individu untuk mempertahankan kesehatannya sangat berpengaruh

terhadap faktor yang berpengaruh dengan perilaku dalam control

penyakitnya.

2. Keyakinan

Keyakinan adalah dimensi spiritual yang dapat menjalani kehidupan.

Penderita yang memiliki keyakinan yang kuat akan memiliki jiwa yang

tabah dan tidak mudah putus asa serta dapat menerima keadaannya.

b. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga merupakan bagian dari penderita yang paling dekat dan

tidak dapat dipisahkan. Dukungan keluarga akan menimbulkan kepercayaan

untuk menghadapi penyakitnya dengan lebih baik dan penderita dapat

mengikuti saran dari keluarga untuk menunjang manajemen penyakitnya.

Page 37: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

22

c. Dukungan sosial

Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga

lain merupakan faktor penting dalam kepatuhan terhadap program medis.

Dukungan sosial dapat mengurangi ketidaktaatan dan kecemasan terhadap

penyakit yang dideritanya.

Faktor yang mempengaruhi kepatuhan (Brunner dan Suddarth, 2002):

a. Faktor demografi, yaitu usia, jenis kelamin, status sosio-ekonomi, status

pendidikan.

b. Faktor penyakit, seperti tingkat keparahan penyakit dan berkurang atau

hilangnya gejala setelah penggunaan terapi.

c. Faktor obat, yaitu efek samping obat yang tidak menyenangkan,

kompleksitas terapi seperti lama terapi dan jadwal konsumsi tiap-tiap obat

yang tidak sama.

d. Faktor psikososial, yaitu tingkat pengetahuan, sikap tenaga kesehatan,

penerimaan atau penyangkalan terhadap penyakit, agama dan budaya,

biaya.

Faktor yang mempengaruhi kepatuhan (Nugroho, 2015):

a. Komunikasi

Komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien dapat mempengaruhi

tingkat kepatuhan pasien, seperti informasi dan pemantauan yang kurang,

aspek emosional dengan tenaga kesehatan yang kurang memuaskan, dan

ketidakpuasan terhadap terapi obat yang diberikan.

b. Pengetahuan

Informasi yang jelas dan eksplisit penting dalam pemberian terapi gagal

jantung untuk mencegah timbulnya gejala. Pasien sering kali menghentikan

Page 38: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

23

23

terapi pengobatan bila gejala yang dirasakan hilang.

c. Fasilitas kesehatan

Fasilitas kesehatan adalah sarana untuk memberikan informasi dan

penjelasan pada pasien tentang penyakit dan pengobatannya, sehingga

mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien.

2.3 Kekambuhan

Kekambuhan ditinjau dari pengertian dan faktor yang mempengaruhi

kekambuhan.

2.3.1 Pengertian Kekambuhan

Kekambuhan adalah peristiwa timbulnya lagi gejala-gejala yang

sebelumnya sudah memperoleh kemajuan atau perbaikan. Kejadian

kekambuhan pada gagal jantung dapat mengakibatkan rawat inap ulang.

Pernyataan Andrianto (2008) yang menyatakan bahwa pasien dengan CHF

memiliki frekuensi rawat inap ulang lebih dari 1 kali dalam 12 bulan. Pernyataan

ini sesuai dengan data American Heart Association (2012) yakni pasien yang

mengalami hospitalisasi akibat CHF sebanyak 1.094.000 pasien dengan kejadian

rehospitalisasi hampir sekitar 50% dari total pasien CHF yang pernah menjalani

hospitalisasi sebelumnya (Stuart and Laraia, 2001).

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Kekambuhan

Pasien sering kembali ke klinik atau rumah sakit diakibatkan adanya

kekambuhan episode gagal jantung yang diakibatkan berbagai faktor yang

mempengaruhinya. Kebanyakan kekambuhan gagal jantung terjadi karena

Page 39: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

24

pasien tidak memenuhi terapi yang dianjurkan, misalnya tidak mampu

melaksanakan terapi pengobatan dengan tepat, melanggar pembatasan diet,

tidak mematuhi tindak lanjut medis, melakukan aktivitas fisik yang berlebihan,

dan tidak dapat mengenali gejala kekambuhan (Smeltzer dan Bare, 2002).

Penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian rawat inap

ulang pasien CHF di Indonesia telah dilakukan oleh Majid (2010) di daerah

Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta, RSUD

kota Yogyakarta dan RSUD Kabupaten Sleman karena Yogyakarta merupakan

kota dengan prevalensi penderita CHF dan rawat inap berulang terbesar di

Indonesia. Berdasarkan penelitiannya, diketahui bahwa terdapat beberapa faktor

yang mempengaruhi kekambuhan dan kejadian rawat inap ulang pasien CHF

yakni ketidakpatuhan terapi, hipertensi, usia, ketidakpatuhan terhadap diet,

ketidakpatuhan terhadap cairan dan tingkat kecemasan (Majid, 2010).

Menurut studi yang dilakukan oleh Krumholz et. al. pada tahun 2000

menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian rawat inap ulang

(readmission) diantaranya ialah infeksi (terutama infeksi saluran nafas seperti

pneumonia), infark miokard, disritmia jantung, ischemic heart disease, gagal

ginjal akut, dehidrasi, dan gagal nafas (Krumholz. et al., 2000).

Page 40: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

25

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Pasien Gagal Jantung

Faktor Internal:

- Diet

- Pembatasan

cairan

- Pengukuran

berat badan

- Latihan fisik

- Berhenti

merokok

- Berhenti

konsumsi

alkohol

Faktor terapi

pengobatan

Ada pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian kekambuhan

pada lansia penderita gagal jantung

Faktor

penyedia

layanan

kesehatan

Tingkat kepatuhan pasien Kejadian kekambuhan

pasien:

- Sesak nafas

- Gangguan

bernafas saat

berbaring

- Lelah

- Edema

- Toleransi aktivitas

berkurang

- Batuk

- Mengi

- Mual

- Hilang nafsu

makan

- Kebingungan

- Perubahan berat

badan

- Kembung

- Depresi

- Berdebar

- Pingsan

berkurang

Page 41: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

26

Keterangan:

: variabel yang diteliti

: variabel utama yang diteliti

: kaitan yang diteliti

: kaitan utama yang diteliti

Kerangka konsep merupakan bagan yang menunjukkan hubungan antar

variabel, yang dapat memberikan gambaran pola berfikir berkaitan dengan cara dan

proses penelitian yang dilakukan dengan menempatkan bagian-bagian teori dalam

variabel sesuai dengan variabel yang diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur

pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian kekambuhan pada lansia penderita

gagal jantung di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah tingkat kepatuhan pasien serta kejadian kekambuhan pasien

sebagai variabel terikat.

Tingkat kepatuhan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

faktor internal yang meliputi diet, pembatasan cairan, pengukuran berat badan, dan

latihan fisik, berhenti merokok dan konsumsi alkohol, serta faktor terapi pengobatan,

dan faktor penyedia layanan. Tingkat kepatuhan pasien dapat mempengaruhi

kejadian kekambuhan pasien yang dilihat dari adanya gejala tipikal seperti sesak

nafas, gangguan bernafas saat berbaring, lelah, edema, toleransi aktivitas

berkurang, dan gejala atipikal berupa batuk, mengi, mual, hilang nafsu makan,

kebingungan, perubahan berat badan, kembung, depresi, berdebar, dan atau

Page 42: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

27

pingsan. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan pengaruh tingkat kepatuhan

dengan kejadian kekambuhan pada lansia penderita gagal jantung.

3.2 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian kekambuhan pada lansia

penderita gagal jantung.

Page 43: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

28

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional statistik analitik

dengan desain penelitian korelasi (hubungan atau pengaruh) yaitu dengan

mengkaji hubungan antar variabel. Teknik yang digunakan adalah cross-

sectional artinya pengukuran variabel hanya dilakukan satu kali pada satu saat

(Nursalam, 2008). Metode ini untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien dan

kejadian kekambuhan pada lansia penderita gagal jatung di Rumah Sakit dr.

Saiful Anwar Malang. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat dengan

Somer’s D.

4.2 Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh objek penelitian atau yang dilteliti (Notoatmojo,

2011). Pada penelitian ini populasinya adalah pasien lansia dengan gagal

jantung di poli jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang.

4.3 Sampel Penelitian

Penarikan pasien dengan teknik non random sampling (purposive sampling).

Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah pasien lansia yang mengalami gagal

jantung yang memenuhi kriteria inklusi.

Page 44: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

29

29

Kriteria inklusi pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Pasien yang berobat di poli jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar

Malang pada bulan Juni-Juli 2017.

b. Pasien gagal jantung dalam masa pengobatan gagal jantung kelas I-IV

menurut New York Heart Association (NYHA).

4.4 Besar Sampel

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik non random sampling

(purposive sampling). Jumlah sampel yang diambil sebagai subjek penelitian

adalah pasien lansia dengan gagal jantung di poli penyakit dalam Rumah Sakit

dr. Saiful Anwar Malang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Populasi

terjangkau diperoleh dari jumlah laporan kejadian gagal jantung di Rumah Sakit

dr. Saiful Anwar selama 3 bulan sebanyak 1.832, dengan besar sampel 37

responden, yang diperoleh dengan rumus sebagai berikut (Notoatmojo, 2011):

( )

N = jumlah populasi terjangkau (1.832)

n = jumlah sampel minimum yang diperlukan

p = perkiraan proporsi (0,0246)

q = 1-p (0,9754)

Za = interval kepercayaan α=0,05 (1,96)

d = tingkat kesalahan yang dipilih (0,05)

( )

Page 45: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

30

4.5 Variabel Penelitian

Variabel penelitian meliputi variabel bebas dan variabel terikat.

4.5.1 Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam

hal ini variabel bebas adalah tingkat kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan

pemeliharaan kesehatan gagal jantung.

4.5.2 Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Dalam hal ini variabel terikat adalah kejadian kekambuhan pasien gagal jantung.

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di poli jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang

yang sudah dipilih oleh peneliti karena kasus gagal jatung pada lansia yang

cukup banyak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2017.

4.7 Bahan dan Alat / Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan adalah lembar kuesioner Revised HF

compliance questionnaire dan lembar kuesioner kekambuhan gagal jantung.

Page 46: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

31

31

4.8 Definisi Istilah / Operasional

Definisi operasional menjelaskan vaiabel secara operasional dan

berdasarkan karakteristik yang diteliti (Hidayat, 2007). Batasan operasional

sebagai berikut:

a. Lansia terdiri dari kelompok yang memasuki masa lansia dini berusia 55-

64 tahun dan kelompok usia lanjut berusia 65 tahun ke atas.

b. Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung tidak mampu memompa

darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme,

dengan kata lain diperlukan peningkatan tekanan yang abnormal pada

jantung untuk memenuhi kebutuhan jaringan. Klasifikasi gagal jantung

adalah sebagai berikut:

- Kelas I : Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktivitas fisik.

Aktifitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau

sesak nafas.

- Kelas II : Terdapat batasan aktivitas ringan. Tidak terdapat keluhan

saat istirahat, namun aktivitas fisik sehari-hari menimbulkan

kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.

- Kelas III : Terdapat batasan aktivitas yang bermakna. Tidak terdapat

keluhan saat istirahat, namun aktivitas fisik ringan menimbulkan

kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.

- Kelas IV : tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa keluhan.

Terdapat gejala saat istirahat. Keluhan meningkat saat melakukan

aktivitas.

c. Kepatuhan adalah suatu kondisi yang tercipta melalui serangkaian proses

perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

Page 47: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

32

keteraturan, dan ketertiban. Tingkat kepatuhan dilihat berdasarkan

pengobatan, dan pemeliharaan kesehatan yang meliputi pembatasan

sodium, pembatasan cairan, pengukuran berat badan, dan latihan fisik,

merokok, dan konsumsi alkohol. Penilaian kepatuhan dengan

menggunakan Revised HF compliance questionnaire. Pasien diminta

untuk menyatakan seberapa penting pengobatan dan perawatan

kesehatan menggunakan skala 5 poin dari 0 (tidak penting) sampai 4

(sangat penting). Pasien juga diminta untuk mengidentifikasikan kesulitan

dengan 6 pilihan. Pengukuran kepatuhan menggunakan skala Likert 5

poin dari 0 hingga 4 (0: tidak pernah, 1: sangat jarang, 2: sekitar

setengahnya, 3: sering, 4: selalu). Pasien dinyatakan patuh apabila selalu

atau sering mengikuti rekomendasi pengobatan dan perawatan

kesehatan, dan pasien dinyatakan tidak patuh apabila sekitar

setengahnya, sangat jarang, atau tidak pernah mengikuti rekomendasi

pengobatan dan perawatan kesehatan. Total kepatuhan dinyatakan

apabila pasien patuh terhadap 4 atau lebih dari 6 rekomendasi

pengobatan dan perawatan kesehatan.

d. Kekambuhan pasien gagal jantung dilihat apakah terdapat gejala setelah

mendapatkan terapi pengobatan hingga saat ini. Pengukuran dengan

menggunakan skala ya dan tidak. Pasien dikatakan kambuh apabila

terdapat ≥ 2 gejala tipikal atau 1 gejala tipikal dengan ≥ 2 gejala kurang

tipikal berdasarkan Kriteria Framingham.

Page 48: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

33

33

4.9 Prosedur Penelitian

4.10 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas diperlukan untuk untuk uji pendahuluan

kuesioner dalam penelitian.

4.10.1 Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

keandalan instrument dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2008). Validitas

internal/rasional dibagi menjadi dua:

Menentukan besar sampel dengan

menggunakan metode desain cross

sectional

Melakukan permohonan laik etik di RSUD

dr. Saiful Anwar Malang

Menjelaskan mengenai informed consent kepada calon

responden, setelah responden setuju maka responden diminta

untuk menandatangani informed consent tersebut.

Melakukan pengumpulan data pada pasien

gagal jantung dengan menggunakan

kuesioner

Melakukan melakukan analisis data dengan

menggunakan SPSS

Melakukan uji valididas dan reliabilitas

kuesioner

Page 49: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

34

1. Uji Validitas Isi

Validitas isi artinya ketepatan dari suatu tes dilihat dari segi isi. Suatu

instrument dikatakan valid apabila materi tersebut merupakan bahan yang

represetatif terhadap bahan yang diberikan. Berdasarkan penelitian sebelumnya,

instrument versi skala Dutch yang digunakan telah valid secara isi (Wal, et al.,

2006). Peneliti melakukan modifikasi atau alih bahasa dan telah dikonsultasikan

kepada ahli.

2. Uji Validitas Konstruksi

Peneliti melakukan uji validitas konstruksi terhadap 10 responden. Cara

analisisnya dengan menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai

pada nomor dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjutnya

koefisien korelasi yang diperoleh masih harus diuji signifikansinya dengan

menggunakan uji t atau membandingjannya dengan r tabel. Bila t hitung > t tabel

atau r hitung > r tabel maka nomor pertanyaan tersebut valid. Bila menggunakan

SPSS IBM 20, nilai r yang diperoleh diikuti harga p < 0,05 berarti nomor

pertanyaan itu valid.

4.10.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dengan menggunakan α Cronbach’s untuk menunjukkan

konsistensi internal adalah diatas nilai 0,66. Sementara hasil uji penelitian

sebelumnya menunjukkan koefisien α Cronbach’s sebesar 0,900 dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ini adalah reliabel (Lee, et al., 2010).

Page 50: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

35

35

4.11 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS IBM 20. Data yang

telah diperoleh peneliti dimasukkan ke dalam program tersebut.

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji statistik sebagai berikut:

1. Analisis univariat

Uji normalitas untuk menguji apakah data memiliki distribusi normal

sehingga digunakan dalam statistik parametrik. Uji normalitas yang digunakan

adalaah uji Kolmogorov-smirnov dengan hipotesis, yaitu:

Ho : Data X berdistribusi normal

Ha : Data X tidak berdistribusi normal

Jika Sig.(p) > 0,05 maka Ho diterima

Jika Sig.(p) < 0,05 maka Ho ditolak

2. Analisis bivariat

a. Digunakan uji parametrik yaitu Pearson apabila data yang diperoleh

berdistribusi normal. Uji Pearson untuk mengetahui pengaruh kepatuhan

lansia dengan kejadian kekambuhan gagal jantung.

b. Apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan uji non-

parametrik, yaitu Spearman untuk mengetahui pengaruh tingkat

kepatuhan dengan kejadian kekambuhan pada lansia penderita gagal

jantung. Hipotesis statistik yang digunakan yaitu:

Ho : tidak ada pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian kekambuhan

pada lansia penderita gagal jantung

H1 : ada pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian kekambuhan pada

lansia penderita gagal jantung

Page 51: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

36

c. Untuk variabel kategorikal menggunakan analisis Somer’s D dengan

keputusan statistik yaitu:

Ho diterima : bila nilai hitung lebih kecil dari nilai tabel atau p > 0,05

Ho ditolak : bila nilai hitung lebih besar atau sama dengan nilai tabel

atau p < 0,05

Page 52: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

37

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil uji validitas dan reliabilitas dalam sesi Bahasa Inggris telah valid

baik secara isi dan konstruksi. Pada penelitian ini dilakukan validasi muka (face

validity) yang didasari pada penilaian selintas mengenai isi kuesioner. Kuesioner

telah dilakukan alih bahasa dan alih bahasa serta telah dikonsultasikan kepada

ahli, dan ditampilkan ke responden. Berdasarkan penelitian sebelumnya,

instrument versi skala Dutch yang digunakan telah valid secara isi (Wal, et al.,

2006). Dan hasil uji penelitian sebelumnya menunjukkan koefisien α Cronbach’s

sebesar 0,900 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ini adalah

reliabel (Lee, et al., 2010).

5.2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden,

kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan pemeliharaan kesehatan, dan

kejadian kekambuhan pada pasien lansia dengan gagal jantung.

5.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden terhadap tingkat kepatuhan dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya adalah variabel demografi seperti usia, jenis

kelamin, status sosial, dan pendidikan (Burnerr dan Suddarth, 2002).

Page 53: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

38

Responden penelitian ini berjumlah 50 orang yang merupakan pasien

lansia dengan gagal jantung di poli penyakit dalam Rumah Sakit dr. Saiful Anwar

Malang. Karakteristik responden secara rinci dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Data Kualitatif Pasien Lansia dengan

Gagal Jantung di Poli Jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar

Malang pada Juni-Juli 2017 (n=50)

No. karakteristik Jumlah (f) Presentase (%)

1. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

35 15

70.0 30.0

2. Usia 55-64 tahun >65 tahun

34 16

68.0 32.0

3. Indeks Massa Tubuh (kg/m2) <18.5 (Rendah) 18.5-24.9 (Normal) 25.0-29.0 (Pre-obesitas) >29.0 (Obesitas)

5 29 14 2

10.0 58.0 28.0 4.0

4. Lama Menderita Gagal Jantung <1 tahun 1-3 tahun 3-5 tahun >5 tahun

18 18 5 9

36.0 36.0 10.0 18.0

5. Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah Pendidikan Dasar (SD) Pendidikan Menengah Pertama (SMP) Pendidikan Menengah Atas (SMA) Perguruan Tinggi

2 9 16 9 14

4.0

18.0 32.0 18.0 28.0

6. Pekerjaan Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Wiraswasta Buruh Petani Sopir

27 2 8 2 7 4

54.0 4.0

16.0 4.0

14.0 8.0

7. Status Pernikahan Berpasangan Tidak berpasangan

45 5

90.0 10.0

8. Tingkat Kesepian Tidak pernah Jarang

42 1

84.0 2.0

Page 54: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

39

39

Kadang Sering Selalu

1 5 1

2.0 10.0 2.0

9. Dukungan Keluarga Tidak pernah Jarang Kadang Sering Selalu

2 0 1 2 45

4.0 0

2.0 4.0

90.0

10. Jumlah Terapi Obat <5 5-10 >10

10 37 8

20.0 74.0 16.0

11. Riwayat Penyakit Tidak ada Hipertensi Hiperkolesterol Diabetes Mellitus Hipertensi+ hiperkolesterol Hipertensi+ DM Lainnya

10 16 3 6 4 1 10

20.0 32.0 6.0

12.0 8.0 2.0

20.0

Tabel 5.1 menunjukkan responden laki-laki (70.0%) lebih banyak

dibandingkan perempuan (30.0%). Mayoritas responden berusia lansia dini 55-64

tahun sebanyak 68.0%. Indeks massa tubuh responden mayoritas adalah normal

sebanyak 58% dan sebanyak 36.0% responden menderita gagal jantung masing

selama kurang dari 1 tahun dan antara 1-3 tahun. Tingkat pendidikan responden

paling banyak adalah pendidikan menengah pertama sebesar 32.0%. Pekerjaan

responden terbanyak adalah sebagai pensiunan sebesar 54.0%. Mayoritas

responden tinggal bersama pasangan sebesar 90.0% dengan tidak pernah

mengalami kesepian sebesar 84% dan dukungan penuh dari keluarga sebesar

90%. Jumlah terapi obat yang diterima pasien kebanyakan sebanyak 5-10 obat

(74.0%) dan mayoritas riwayat penyakit yang mendahului gagal jantung adalah

hipetensi (32.0%).

Page 55: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

40

5.2.2 Tingkat Kepatuhan terhadap Pengobatan dan Pemeliharaan

Kesehatan

Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan terhadap Pengobatan

dan Pemeliharaan Kesehatan Pasien Lansia dengan Gagal

Jantung di Poli Jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang

pada Juni-Juli 2017 (n=50)

Gambar 5.2 menunjukkan bahwa mayoritas pasien dalam 3 bulan terakhir

teratur menemui dokter (90.0%). Dalam seminggu terakhir mayoritas pasien

setiap hari minum obat sesuai jadwal (78.0%), rutin berolahraga (40.0%),

menghindari merokok (94.0%), dan menghindari konsumsi alkohol (98.0%).

Namun mayoritas responden sebanyak 28.0% sekitar setengahnya dalam

seminggu yang mematuhi aturan diet dari dokter.

96% 92%

54%

44%

96% 100%

4% 8%

46%

56%

4% 0%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Fre

ku

en

si

Patuh

Tidak Patuh

Page 56: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

41

41

Hasil kepatuhan terhadap berhenti konsumsi alkohol adalah yang tertinggi

diantara responden, 100.0% pasien melaporkan bahwa mereka tidak pernah

atau sangat jarang mengkonsumsi alkohol dalam seminggu terakhir. Mayoritas

responden menyatakan sangat penting sekali untuk menghindari alkohol. 2%

responden melaporkan kurangnya motivasi untuk berhenti sepenuhnya untuk

minum alkohol.

Hasil kepatuhan untuk mengunjungi dokter dan berhenti merokok sebesar

96.0%. Pasien menyatakan bahwa berkunjung ke dokter dan berhenti merokok

sangat penting. Responden memiliki kesulitan berkunjung ke dokter karena tidak

ada waktu. Kebanyakan pasien berkunjung ke dokter dengan kendaraan pribadi

(78.0%) dan ditemani orang lain (66.0%). Mayoritas pasien (58.0%) memiliki

riwayat sebagai perokok aktif, dan sebanyak 6.0% responden hingga saat ini

masih merokok karena kurang motivasi diri.

Kepatuhan terhadap pengobatan pada responden mencapai 96.0%, dan

sisanya mengalami kesulitan dalam mengingat jadwal minum obat da nada efek

samping yang dirasakan dari obat-obatan. Responden menyatakan terapi

pengobatan sangat penting sekali pada penderita gagal jantung.

Kepatuhan terhadap olahraga mencapai 56.0% tergolong cukup patuh.

Responden menyatakan olahraga sangat penting sekali, namun sebagian besar

responden yang memiliki kesulitan yang cukup berarti menyatakan bahwa kurang

adanya motivasi (18.0%) untuk melakukan olahraga tiap hari.

Kepatuhan responden terhadap diet tergolong rendah (46.0%). Mayoritas

responden menyatakan sangat penting sekali untuk menimbang berat badan dan

mengurangi jumlah garam per hari, namun 58.0% responden menyatakan tidak

Page 57: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

42

penting untuk mengurangi asupan cairan. Hal tersebut disebabkan karena

(52.0%) kurangnya informasi yang diperoleh pasien.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Total Pasien Lansia

dengan Gagal Jantung di Poli Jantung Rumah Sakit dr. Saiful

Anwar Malang pada Juni-Juli 2017 (n=50)

Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)

Patuh Tidak patuh

45 5

90.0 10.0

Total kepatuhan pasien dalam pengobatan dan pemeliharaan pada

penelitian ini dinyatakan apabila pasien patuh terhadap 4 atau lebih dari 6

rekomendasi pengobatan dan perawatan kesehatan.Tabel 5.2 menunjukkan

bahwa mayoritas pasien di poli jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar memiliki

total kepatuhan yang baik terhadap pengobatan dan pemeliharaan kesehatan

(90.0%).

5.2.3 Kejadian Kekambuhan

Kejadian kekambuhan pasien gagal jantung pada penelitian ini dibedakann

menjadi dua, yaitu kambuh dan tidak kambuh. Pasien dikatakan kambuh apabila

terdapat ≥2 kriteria mayor, atau 1 kriteria minor ditambah ≥2 kriteria minor gejala

gagal jantung.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kejadian Kekambuhan Pasien Lansia dengan

Gagal Jantung di Poli Jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar

Malang pada Juni-Juli 2017 (n=50)

Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)

Tidak kambuh Kambuh

9 41

18.0 82.0

Page 58: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

43

43

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami kejadian

kekambuhan sebanyak 82.0% responden.

5.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

antara tingkat kepatuhan dengan kejadian kekambuhan pada pasien gagal

jantung di poli jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Penilaian

kepatuhan dengan menggunakan Revised HF compliance questionnaire. Pasien

diminta untuk menyatakan seberapa penting pengobatan dan perawatan

kesehatan menggunakan skala 5 poin dari 0 (tidak penting) sampai 4 (sangat

penting). Pasien juga diminta untuk mengidentifikasikan kesulitan dengan 6

pilihan. Pengukuran kepatuhan menggunakan skala Likert 5 poin dari 0 hingga 4

(0: tidak pernah, 1: sangat jarang, 2: sekitar setengahnya, 3: sering, 4: selalu).

Pasien dinyatakan patuh apabila selalu atau sering mengikuti rekomendasi

pengobatan dan perawatan kesehatan, dan pasien dinyatakan tidak patuh

apabila sekitar setengahnya, sangat jarang, atau tidak pernah mengikuti

rekomendasi pengobatan dan perawatan kesehatan. Total kepatuhan dinyatakan

apabila pasien patuh terhadap 4 atau lebih dari 6 rekomendasi pengobatan dan

perawatan kesehatan. Jenis uji yang digunakan adalah uji korelasi Somer’s D.

Tabel 5.4 Uji Korelasi Antara Tingkat Kepatuhan Total dan Kejadian

Kekambuhan Pasien Lansia dengan Gagal Jantung di Poli

Jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang pada Juni-Juli

2017 (n=50)

Kejadian Kekambuhan r p

Tidak kambuh Kambuh

Tingkat kepatuhan

Tidak patuh Patuh

0 9

5 36

-0.200 0.038

Page 59: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

44

Hasil uji bivariat dengan menggunakan Somer’s D diperoleh nilai p 0,038 (p

< 0.05) sehingga Ho ditolak, yaitu ada pengaruh tingkat kepatuhan dengan

kejadian kekambuhan pada lansia penderita gagal jantung di poli jantung Rumah

Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Nilai korelasi sebesar -0,200 menunjukkan adanya

korelasi negatif dengan kekuatan korelasi yang lemah, artinya semakin tinggi

tingkat kepatuhan dalam pengobatan dan pemeliharaan kesehatan maka

semakin rendah kejadian kekambuhan pada pasien lansia dengan gagal jantung.

Page 60: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

45

BAB 6

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Hasil Penelitian

Karakteristik responden terhadap tingkat kepatuhan dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya adalah variabel demografi seperti usia, jenis

kelamin, status sosial, dan pendidikan (Burnerr dan Suddarth, 2002). Selain itu

status perkawinan dan dukungan keluarga juga menjadi faktor yang

mempengaruhi kepatuhan pasien (Niven, 2002). Mayoritas pasien yang

mengalami kejadian kekambuhan adalah laki-laki (80.0%), lansia lanjut (>65

tahun) sebanyak 60.0%, BMI normal (80.0%), lama terserang gagal jantung < 1

tahun dan 1-3 tahun masing-masing 40.0%, pendidikan SD (40.0%), tinggal

bersama pasangan (80.0%), tidak pernah kesepian (80.0%), mendapat

dukungan penuh dari keluarga (80.0%), jumlah terapi obat >10 obat (40.0%), dan

dengan riwayat hipertensi sebanyak 40.0%.

Laki-laki mempunyai peluang lebih besar untuk terkena gagal jantung.

Sesuai dengan teori bahwa jenis kelamin laki-laki merupakan faktor resiko

seseorang mengalami kekambuhan dengan gagal jantung (Silverstein, et all.,

2008). Semakin bertambahnya usia seseorang, maka resiko terserang gagal

jantung akan semakin meningkat. Majid (2010) menjelaskan bahwa semakin

tinggi usia pasien gagal jantung, maka akan semakin tinggi kemungkinan

kejadian kekambuhan yang dialami pasien. Lansia akan mengalami perubahan

secara anatomi, fisiologi, dan patologi anatomi. Responden yang mengalami

kekambuhan sebesar 20.0% wanita pre-obesitas. Berat badan berlebih menjadi

Page 61: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

46

salah satu faktor yang dapat menyebabkan kekambuhan pada gagal jantung bila

dibandingkan dengan berat badan normal. Depkes (2006) menjelaskan pada

wanita, obesitas berkaitan dengan depresi.

Responden yang kambuh kebanyakan mengalami gagal jantung selama

kurang dari 1 tahun dan antara 1-3 tahun. Hal ini sesuai dengan Majid (2010)

menyebutkan kejadian kekambuhan dan rawat inap ulang setelah 3-6 bulan

terdiagnosa gagal jantung akan meningkat dengan persentase 29-47%. Angka

kejadian kekambuhan dalam satu tahun sebesar 52.21%. Latar belakang

pendidikan mayoritas adalah sekolah dasar atau SD. Latar belakang pendidikan

berhubungan erat dengan tingkat intelektual seseorang sehingga akan semakin

baik dalam mematuhi terapi pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Smeltzer

dan Bare (2002) menjelaskan bahwa kejadian kekambuhan yang dialami pasien

dengan gagal jantung terjadi karena ketidaktahuan pasien dalam mengenali

gejala kekambuhan. Pekerjaan mayoritas responden kambuh adalah sebagai

buruh. Aktivitas fisik yang berat dapat menyebabkan kekambuhan gagal jantung.

Sejalan dengan Smeltzer dan Bare (2002) aktivitas yang terlalu berat dapat

meningkatkan kerja jantung dan kebutuhan oksigen jantung serta mengakibatkan

serangan atau kekambuhan.

Mayoritas responden yang kambuh memiliki pasangan dalam status

pernikahannya, tidak pernah kesepian, dan mendapat dukungan keluarga. Hidup

bersama pasangan dan keluarga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan

meningkatkan kepatuhan pasien, sebab akan menimbulkan motivasi untuk

sembuh. Hal ini sejalan dengan Wal., et al (2006) bahwa keluarga memiliki peran

dalam kepatuhan pasien dengan gagal jantung, dimana dengan adanya keluarga

dapat menimbulkan motivasi dan keyakinan pasien untuk sembuh. Hasil

Page 62: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

47

47

penelitian diperoleh jumlah terapi obat yang diterima pasien yang mengalami

kekambuhan mayoritas >10 obat. Jumlah minum obat yang banyak dengan lama

terapi yang panjang dapat menyebabkan pasien mengalami kebosanan,

sehingga menurunkan kepatuhan dan menimbulkan kekambuhan. Berdasarkan

Niven (2002) jumlah yang banyak dan waktu konsumsi obat yang jangka panjang

atau bahkan seumur hidup dapat menyebabkan pasien menjadi bosan dan

menurunkan kepatuhan, sehingga menimbulkan kekambuhan gagal jantung.

Mayoritas riwayat penyakit yang mendahului gagal jantung pada pasien kambuh

adalah hipetensi (32.0%). Penyakit hipertensi menjadi salah satu penyebab

utama timbulnya gagal jantung. Hal ini sesuai dengan Diamond (2005) dimana

penyakit hipertensi yang berkepanjangan dan tidak terkendali dapat

menyebabkan perubahan strukrur pada miokard, pembuluh darah, dan sistem

konduksi jantung. Perubahan yang terjadi tersebut dapat menyebabkan gagal

jantung

Analisis bivariat pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian kekambuhan

pada lansia penderita gagal jantung di umah Sakit dr. Saiful Anwar Malang

diperoleh hasil uji statistik menunjukkan nilai p 0,038 (p<0.05) yang menunjukkan

ada pengaruh tingkat kepatuhan dengan kejadian kekambuhan pada lansia

penderita gagal jantung di poli jantung Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang.

Nilai korelasi sebesar -0,200 menunjukkan adanya korelasi negatif dengan

kekuatan korelasi yang lemah,. Faktor resiko responden tidak patuh akan

mengalami kejadian kekambuhan sebesar 100%. Faktor kepatuhan menurunkan

sebesar 20% pada kejadian kekambuhan pada lansia dengan gagal jantung.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Majid

(2010) yang menjelaskan terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian

Page 63: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

48

kekambuhan dan rawat inap ulang dengan kepatuhan terhadap rekomendasi

terapi medis. Dijelaskan juga bahwa responden yang tidak patuh berpeluang

8.99 kali lebih besar akan mengalami kekambuhan bahkan rawat inap ulang,

dibandingkan dengan yang patuh. Hasil penelitian cross sectional Nugroho

(2015) menjelaskan bahwa tingkat kepatuhan yang tinggi maka akan

menurunkan kejadian rawat inap ulang dengan korelasi negatif yang kuat (-

1.000).

Penyebab ketidakpatuhan terbanyak adalah diet (54.0%) dan olahraga

(44.0%). Sebagian besar responden yang memiliki kesulitan yang cukup berarti

dalam hal kurang adanya motivasi untuk melakukan olahraga tiap hari. Motivasi

diri diperlukan untuk dapat mematuhi rekomendasi terapi. Berdasarkan Niven

(2002) salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah motivasi dalam

diri, sehingga akan berpengaruh terhadap perilaku pasien, sehingga bila motivasi

pasien rendah dapat menurunkan kepatuhan pasien dalam menaati rekomendasi

medis. Berdasarkan hasil penelitian Nurhayati (2009) yang dilakukan kepada 30

responden, memiliki faktor resiko untuk mengalami gagal jantung sebesar 90.0%

pada responden yang tidak berolahraga secara rutin atau memiliki aktivitas fisik

yang kurang.

Responden mayoritas tidak patuh terhadap pemenuhan diet (54.0%). Hal

tersebut disebabkan karena (52.0%) kurangnya informasi yang diperoleh pasien.

Penjelasan dan informasi yang kurang jelas dan lengkap dapat menurunkan

kepatuhan pasien. Hal ini sejalan dengan Nugroho (2015) dimana komunikasi

antara tenaga kesehatan dan pasien dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan

pasien. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Subroto (2002) menyatakan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara diet dengan intake cairan terhadap

Page 64: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

49

49

kekambuhan dan rawat inap ulang pada penderita gagal jantung. Majid (2010)

menjelaskan bahwa pasien gagal jantung yang tidak patuh terhadap pembatasan

cairan berpeluang 9.57 kali lebih besar dan ketidakpatuhan terhadap diet rendah

garam berpeluang sebesar 8.81 lebih besar untuk mengalami kekambuhan dan

rawat inap ulang.

6.2 Implikasi terhadap Kefarmasian

Penelitian ini menunjukkan pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan

pemeliharaan kesehatan (jadwal kunjungan dokter, diet, pembatasan cairan,

olahraga, merokok, dan konsumsi alkohol), maka sebagai apoteker diharapkan

dapat memberikan edukasi dan informasi serta meningkatkan kesadaran pasien

dalam mematuhi rekomendasi medis yang telah ditentukan. Kesadaran tersebut

dapat diwujudkan dengan edukasi yang tepat dengan memperhatikan aspek-

aspek yang mempengaruhi kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat seperti

sosial ekonomi, usia, dan melibatkan keluarga untuk memberikan dukungan.

Edukasi yang diberikan juga dapat berupa tanda dan gejala terjadinya

kekambuhan, sehingga menurunkan resiko keparahan gagal jantung pasien.

6.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai prosedur ilmiah, namun demikian

masih terdapat keterbatasan, yaitu keterbatasan penelitian dengan

menggunakan kuesioner dimana terkadang jawaban yang diberikan responden

tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Keterbatasan lainnya yaitu dalam

mengidentifikasi kekambuhan peneliti melihat dari gejala yang dialami pasien,

sedangkan untuk identifikasi kejadian kambuhan yang lebih akurat diperlukan

Page 65: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

50

tanda-tanda medis berupa tanda spesifik dan tanda kurang tipikal dari rekam

medis pemeriksaan pasien.

Page 66: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

51

BAB 7

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan

yaitu ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kepatuhan pengobatan dan

pemeliharaan kesehatan terhadap kejadian kekambuhan pada lansia penderita

gagal jantung di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang dibuat,

beberapa saran dari peneliti adalah diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih

lanjut untuk mengetahui lebih dalam penyebab ketidakpatuhan pasien gagal

jantung dalam pengobatan dan pemelihaaan kesehatan. Selain itu diharapkan

juga untuk menganalisis mengenai tanda-tanda klinis pasien gagal jantung yang

dapat menyebabkan kekambuhan.

Page 67: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

52

52

DAFTAR PUSTAKA

Aaronson P.I & Ward J.P.T., 2010. At a Glance Sistem Kardiovaskular, (diterjemahkan oleh: Juwalita Surapsari), Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

American Hearth Association. Adult Basic Life Support: 2010 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care. Circulation 2010, 2014, 122, 685-705.

Ali L, et al., 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Andriyanto, 2008. Nesiritide Intravena Suatu Peptidaa Natriuretik untuk Terapi Gagal Jantung Akut. Universitas Airlangga. Surabaya.

Braunwald E., Dauglas P., Zipes L.P., 2013. Gagal Jantung, dalam Asdie, A.H., Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Volume 3, EGC, Jakarta.

Brunner and Suddarth, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta.

Cramer J.A., and Robert R.M.D. 1997. Compliance With Medication Regimens for Mental and Physical Disorders. (http://ps.psychiatryonline.org/, diakses tanggal 10 Oktober 2016)

Depkes RI, 2000. Profil Kesehatan Indonesia 2002, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes RI, 2009. Profil Kesehatan Indonesia 2002, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Depkes, 2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Diamond J.A., Phillips R.A.. Hipertensive Heart Disease, Hipertens Res On journal of obesity. 2005, 28 (3):191-202.

Goodman J.G. & Gilman H.L.E., 2010. Dasar Farmakologi Terapi, ed. 10, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Gray, Huon H., Keith D. Dawkins., 2009, Lecture Notes: Kardiologi, edisi keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Page 68: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

53

53

Hidayat A., Alimul A., 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnk Analis Data. Salemba Medika. Jakarta.

Ho K.K.L., Pinsky J.L., Kannel W.B., Levi D., The Epidemiology of Heart Failure: The Framingham Study. JACC, 2009, 22(4): 6-13.

Imaligy E.U. Gagal Jantung pada Geriatri. CKD-212, 2014. 41 (1): 19-24.

Jackevius C. A., Li P., Tu J.V. Prevalence, Predictors, and Outcome of Primary Nonadherence After Acute Myocardial Infarction. Circulation, 2008 117 (61):1028-1036.

Kabo, Peter, 2012. Bagaimana Menggunakan Obat-Obat Kardiovaskular Secara Rasional, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Krumholz, Fung S.C., 2000. Factors Associated with Medication Adherence of Patients with Congestive Heart Failure, UMI, USA.

Lee P., Andrade, D., Mastey, A., & Hicks, J.S.R. Institution specific risk factors for 30 day readmission at a community hospital: aretrospective observational study. BMC Health Services Research, 2014, 14(40): 2-6.

Lip, G.Y.H., Gibbs C.R., & Beevers D.G. Multidisciplinary Strategies for the Management of Heart Failure Patients at High Risk for Admission. Journal of the American College of Cardiology, 2004, 44(4): 810-819.

Majid. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Rawat Inap Ulang Pasien Gagal Jantung Kongestif di Rumah Sakit Yogyakarta Tahun 2010. Thesis. Program Pasca Sarjana Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta.

Mann, D.L., 2008. Heart Failure and Cor Pulmonale In: Fauci, A.S., et al, eds. Harisson’s Principles of Internal Medicine, Volume 2. Ed. 17th, McGraw-Hill, USA.

Niven, 2002. Psikologi Kesehatan Pengantar untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Lain, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Nugroho E., 2015. Gambaran Faktor Resiko pada Pasien Penyakit Gagal Jantung Kongestif di Ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin, Skripsi, Stikes Kusumahusada, Bandung.

Page 69: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

54

54

Nurhayati I., 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan terhadap Penderita Gagal Jantung dengan Kepatuhan Pengobatan di Kecamatan Buleleng, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.

Notoadmojo, 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu keperawatan, Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta.

Prasetiadi, M.W.D.N, 2015. Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat dengan Kejadian Rawat Inap Ulang Padien dengan Gagal Jantung Kongestif di RSUD dr.Moewardi. Stikes Kusuma Husada, Surakarta.

Rinawati, 2013. Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Jantung dalam Manajemen Perawatan Diri. Universitas Indonesia, Depok.

Sabate E, 2003. Adherence to long-term therapies: evidence for action, World Health Organization, Switzerland.

Silverstein N. M., Hyde, J., Levkoff, S., Lawton, M. P., & Holmes, W. Environmental correlates to behavioral health outcomes in Alzheimer's special care units. The Gerontologist, 2003, 43 (5): 697-711.

Sinegar, 2006. Sikap Kepatuhan Dalam Tindakan, Mitra Media, Jakarta.

Siswanto B.B, Hersunarti H., Erwinanto, Barack R., Pratikto R.S., Nauli S.E., Lubis A.C., 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung, Edisi Pertama, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Jakarta.

Smeltzer S.C dan Bare B.G., 2002. Buku ajar keperawatan medical-bedah (terjemahan). edisi 8. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta .

Stuart G.W., and Laraia M.T., 2001. Principles and Prectice Of Psychiatry Nursing 7 Edition St. Louis, Mosby Year Book, Missouri.

Subroto, 2002. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Rehospitalisasi Pasien Decompensasi Cordis, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Sun C.M. Readmission of patients with Congestive Heart Failure: Theneed for Focused Care. Asian Journal of Gerontology & Geriatrics, 2013, 1 (1): 59-60.

Tjay T.H., dan Raharja K., 2007. Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, Elex Media Raharja, Jakarta.

Page 70: PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN DENGAN KEJADIAN …repository.ub.ac.id/4332/1/Fachrunissa Nindya Ayu V..pdf · BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

55

55

Wal M.H.L., Jaarsma T., Moser D.K., Veeger N.J.G.M., Gilst W.H., Veldhuisen D.J., Compliance in Heart Failure Patiets: the Importance of Knowledge and Beliefs. European Heart Journal. 2006, 1(27): 434-440.

WHO, Medication Adherence Clinical Reference. American College of Preventive Medicine, 2003.

WHO, Cardiovascular Disease. Bulletin of the World Health Organization, 2013, 79.

Yancy, Clyde W., Mariell J., Biykem B., Javed B., Donald E.C., Jr. Mark H.D., et al. ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure A Report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart Association Task Force on Practice Guidelines, Circulation, 2013, 2013 (128): 240-327.