pajak penghasilan niken nindya h., se., msa., ca., ak
DESCRIPTION
PAJAK PENGHASILAN Niken Nindya H., SE., MSA., CA., Ak. Pajak Penghasilan. Pajak yang dikenakan terhadap Subyek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak. Penghasilan. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
PAJAK PENGHASILANNiken Nindya H., SE., MSA., CA., Ak
Pajak Penghasilan
Pajak yang dikenakan terhadap Subyek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun
pajak
Penghasilan
Setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak baik yang
berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak
Pajak Penghasilan
Berdasarkan golongan : Pajak Langsung
Berdasarkan Wewenang Pemungut : Pajak Pusat
Berdasarkan sifat :Pajak Subjektif
Subjek & Non SubjekPajak Penghasilan
Subyek Pajak
1. - Orang pribadi- Warisan yang belum terbagi
2. Badan3. Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Definisi
bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia
Bentuk
a. tempat kedudukan manajemen;b. cabang perusahaan;c. kantor perwakilan;d. gedung kantor;e. pabrik;f. bengkel;g. gudang;h. ruang untuk promosi dan penjualan;i. pertambangan dan penggalian sumber alam;
Bentuk (lanj.)
j. wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi;k. perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan, atau
kehutanan;l. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek perakitan;m. pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh
pegawai atau orang lain, sepanjang dilakukan lebih dari 60 (enam puluh) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan;
n. orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak bebas
Bentuk (lanj.)
o. agen atau pegawai dari perusahan asuransi yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau menanggung risiko di Indonesia; dan
p. komputer, agen elektronik, atau peralatan otomatis yang dimiliki, disewa, atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk menjalankan kegiatan usaha melalui internet.
Subyek Pajak dapat dibedakan menjadi
1. Subyek Pajak dalam negeri2. Subyek pajak Luar Negeri
Subjek Pajak Dalam Negeri
1. orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia
2. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia
3. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak
Subjek Pajak Luar Negeri
1. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau orang pribadi yang berada di Indonesia kurang dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan tidak mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia
2. badan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia
Tidak Termasuk Subyek Pajak
kantor perwakilan negara asing pejabat-pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat
atau pejabat-pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik
organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan MenKeu, dengan syarat: 1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut2) tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain
untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota
Pejabat - pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan MenKeu dengan syarat bukan WNI dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia
Obyek Pajak
Objek Pajak
penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang
hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan
laba usaha keuntungan karena penjualan atau karena
pengalihan harta penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah
dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak
Objek Pajak (lanj.)
bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi
royalti sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta penerimaan atau perolehan pembayaran berkala keuntungan karena pembebasan utang, kecuali
sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Objek Pajak (lanj.)
keuntungan karena selisih kurs mata uang asing selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; premi asuransi iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan
dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak
penghasilan dari usaha berbasis syariah; imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam UU
yang mengatur mengenai KUP surplus Bank Indonesia
4. KELOMPOK PENGHASILAN1. Pekerjaan Gaji, Upah, Honor dll2. Usaha Laba Usaha3. Modal/Inv Bunga, Dev, Royalti, Sewa dll 4. Lain lain Pembebasan Utang, Hadiah,
Undian Keuntungan karena likuidasi dsb.
Tidak termasuk Obyek pajak
1. Bantuan atau sumbangan dan harta hibahan2. Warisan3. Harta termasuk setoran tunai yang diterima
oleh Badan4. Penggantian atau imbalan yang diterima
sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima dalam bentuk natura
5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi
6. Dividen atau bagian laba yang diperoleh
7. Iuran yang diperoleh dana pensiun8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan
oleh dana pensiun9. Bagian laba yang diterima oleh anggota CV10. Penghasilan yang diterima berupa bagian
laba dari perusahaan mikro, kecil dan menengah
11. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu
12. Sisa lebih yang diterima oleh organisasi nirlaba
13. Bantuan yang dibayarkan oleh BPJS
Cara Menghitung Pajak
Yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak adalah Penghasilan Kena pajak
Penghasilan Kena pajak (PhKP) x tarif =Pajak Terutang
Penghitungan PhKP
1. PhKP WPOP Pembukuan Pekerjaan/karyawan Norma Penghasilan2. PhKP Badan
Dengan Dasar Pembukuan
1. WPOP PembukuanPenghasilan xxx
- biaya 3 M (xxx)- PTKP (xxx)
PhKP xxx
2. WPOP Pekerjaan/Karyawanpenghasilan bruto xxx- biaya jabatan dan iuran yang diperbolehkan (xxx)- PTKP (xxx)
PhKP xxx
3. WPOP dengan Norma PenghasilanPenghasilan Neto =penghasilan Bruto x NPPhKP =Penghasilan Neto - PTKP
4. WP Badanpenghasilan Bruto xxxbeban/biaya (xxx)laba bersih fiskal xxx
Pengurang Penghasilan
Berdasarkan golongannya
yang mempunyai masa manfaat < 1 tahun
Pengeluaran/Beban/biaya yang mempunyai
masa manfaat > 1 tahun
Pengeluaran dalam perpajakan
1. Pengeluaran yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
(deductible expense)2. Pengeluaran yang tidak dapat
dibebankan sebagai biaya(non-deductible expense)
deductible expense
1. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha
• Penyusutan• Iuran kepada dana pensiun• Kerugian karena penjualan atau
pengalihan harta• Kerugian selisih kurs mata uang asing• Biaya litbang
• Biaya beasiswa, magang dan pelatihan
• Piutang yang nyata tidak dapat ditagih
• Sumbangan bencana nasional• Sumbangan dalam rangka penelitian
dan pengembangan
• Biaya pembangunan infrastruktur sosial
• Sumbangan fasilitas pendidikan• Sumbangan pembinaan olahraga2. Kompensasi kerugian3. Penghasilan Tidak kena Pajak
non-deductible expense
Hal 114-117
Penyusutan dan Amortisasi
Metode penyusutan menurut ketentuan perundang-undangan
1. Metode garis lurus2. Metode saldo menurun
Kompensasi Kerugian
Apabila penghasilan bruto setelah dikurangi dengan beban/biaya
didapatkan kerugian Maka kerugian tersebut dapat
dikompensasikan mulai tahun pajak berikutnya selama 5 tahun berturut-
turut
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Merupakan penghasilan minimal orang pribadi yang tidak dikenai pajak
Tarif Pajak
1. Tarif PPh WPOP2. Tarif PPh untuk WP Badan dan BUT
Fasilitas Pengurang bagi WP badan
1. Peredaran bruto < = 4,8 Mmendapat fasilitas pengurangan tarif 50%
2. Peredaran bruto 4,8 M – 50 M 4,8 x PhKP omset
3. PhKP x 25%
PenentuanPenghasilan Kena Pajak
(PKP) OP
PhKP BAGI WAJIB PAJAK
DALAM NEGERI
PhKP BAGIWAJIB PAJAK YG DIHITUNG
DGN NORMA
PhKP BAGIWP BUT
PhKP BAGI WP ORANG PRIBADI DN YG KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIFNYA <
1 TAHUN YG TERUTANG PAJAK DLM BAG.THN PAJAK
PENGHASILAN DIKURANGI DENGAN BIAYA YANG
DIPERKENANKAN, KOMPENSASI KERUGIAN,
UNTUK WP ORANG PRIBADIDIKURANGI DGN PTKP,
DIHITUNG DENGAN NORMA PENGHITUNGAN DAN
UNTUK WP ORANG PRIBADI DIKURANGI PTKP
PENGHASILAN DIKURANGI DGN BIAYA YG DIPERKENANKAN ,
KOMPENSASI KERUGIAN
DIHITUNG SESUAI PENGHASILAN NETO
DALAM BAGIAN TAHUN PAJAK YANG DISETAHUNKAN
PENGHASILAN KENA PAJAK (PhKP)
Pasal 16 ayat (1), (2), (3) dan (4)
Penentuan PhKP bagi WP OP
Metode Pembukuan
Metode Pencatatan (Norma Penghitungan)
PKP WP OP dengan Pembukuan
PENGHASILAN NETO-/- PENGURANG/BIAYA DIPERKENANKAN-/- KOMPENSASI KERUGIAN-/- PTKP
PEREDARAN BRUTO Rp 300.000.000BIAYA Rp 255.000.000LABA USAHA/PENGH. NETO USAHA Rp 45.000.000
PENGH. LAINNYA Rp 5.000.000BIAYA PENGH. LAINNYA Rp 3.000.000LABA USAHA DARI PENGH. LAINNYA Rp 2.000.000
JML SELURUH PENGH. NETO Rp 47.000.000KOMPENSASI KERUGIAN (Rp 2.000.000)
PhKP BAGI WP BADAN Rp 45.000.000
* PENGURANGAN (PTKP) BAGI WP ORG. PRIBADI (K/1) (Rp18.480.000)
PhKP BAGI WP ORG. PRIBADI Rp 26.520.000Rp 26.520.000
CONTOH PENGHITUNGAN PhKPBAGI WP DALAM NEGERI OP YANG
MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
NORMA Penghitungan
MENENTUKAN PENGHASILAN NETO
DIBUAT DAN DISEMPURNAKAN TERUS-MENERUS SERTA DITERBITKAN
OLEH DIRJEN PAJAK
Norma PenghitunganPenghasilan Neto
PENGGUNAAN NORMA PENGHITUNGAN
Pasal 14 ayat (1)
untuk
Penggunaan Norma penghitungan pada dasarnya dilakukan dalam hal-
hal:
tidak terdapat dasar penghitungan yang lebih baik, yaitu pembukuan yang lengkap, atau
pembukuan atau catatan peredaran bruto WP ternyata diselenggarakan secara tidak benar
HANYA WAJIB PAJAKORANG PRIBADI
SYARAT
* Peredaran bruto dalam satu tahun kurang dari Rp 4.800.000.000
* Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari Tahun Pajak Ybs. Apabila tidak memberitahu-kan, dianggap memilih Pembukuan
* Wajib menyelenggarakan Pencatatan
Norma PenghitunganPenghasilan Neto
PENGGUNAAN NORMA PENGHITUNGAN
Pasal 14 ayat (2), (3) dan (4)
PEREDARAN BRUTO Rp 300.000.000PENGH. NETO (Menurut NormaPenghitungan Misal 20 %) Rp 60.000.000PENGH. NETO LAINNYA Rp 5.000.000JML SELURUH PENGH. NETO Rp 65.000.000PENGURANGAN (PTKP) BAGI WP ORG. PRIBADI (K/1) (Rp 18.480.000)
PhKP BAGI WP ORG. PRIBADI Rp 46.520.000Rp 46.520.000
CONTOH PENGHITUNGAN PhKPBAGI WP DALAM NEGERI YANG
MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO
- DILAKUKAN SETIAP BULAN,
ATAU
- MASA LAIN YANG DITETAPKAN OLEH MENTERI KEUANGAN
MERUPAKAN ANGSURAN PAJAKYANG BOLEH DIKREDITKAN
TERHADAP PPh YANG TERUTANG UNTUK TAHUN PAJAK YBS
KECUALI PEMBAYARAN PPh YANG
BERSIFAT FINAL
- PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK OLEH PIHAK LAIN (PPh Psl 21, 22, 23, 24)
- PEMBAYARAN OLEH WAJIB PAJAK SENDIRI (PPh Pasal 25)
PELUNASAN PPhDALAM TAHUN BERJALAN
Pasal 20 ayat (1), (2) dan (3)
PASAL 21
PASAL 22
PASAL 23
PASAL 24
PEMOTONGAN PPh DARI PEKERJAAN,JASA DAN KEGIATAN LAIN
PEMUNGUTAN PPh DARI KEGIATAN DI BIDANG IMPOR ATAU KEGIATAN USAHA DI BIDANG LAIN
PEMOTONGAN PPh DARI DIVIDEN,BUNGA,ROYALTI,SEWA, HADIAH DAN PENGHARGAAN,
DAN IMBALAN LAIN
PAJAK YG DIBAYAR ATAU TERUTANG ATAS PENGHASILAN DARI LUAR NEGERI YANG BOLEH DIKREDITKAN
PASAL 25
PASAL 26 AYAT (5)
TIDAK BOLEH DIKREDITKAN
PEMBAYARAN YG DILAKUKAN OLEH WAJIB PAJAK SENDIRI
PEMOTONGAN PAJAK ATAS PENGHASILAN YG TDK BERSIFAT FINAL
SANKSI ADMINISTRASI BERUPA BUNGA, DENDA DAN KENAIKAN
SERTA SANKSI PIDANA BERUPA DENDA
PAJAK YANG TERUTANG DIKURANGI DENGANKREDIT PAJAK TAHUN YANG BERSANGKUTAN
KREDIT PAJAK BAGI WP DALAM NEGERI DAN BUT
Pasal 28 ayat (1) dan (2)
CONTOH PENGHITUNGAN KREDIT PAJAK:
PPh TERUTANG WP ORG PRIBADI Rp 80.000.000
KREDIT PAJAK :
a. PPh YG DIPOTONG PEMBERI KERJA Rp 5.000.000 (PPh PSL. 21)b. PPh YG DIPUNGUT PIHAK LAIN Rp 10.000.000 (PPh PSL. 22)c. PPh YANG DIPOTONG PIHAK LAIN Rp 5.000.000 (PPh PSL 23 DARI MODAL) d. KREDIT PPh LUAR NEGERI Rp 15.000.000 (PPh PSL. 24)e. DIBAYAR SENDIRI OLEH WP Rp 10.000.000 (PPh PSL 25)JUMLAH PPh YG DPT DIKREDITKAN (Rp 45.000.000)
PPh YG MASIH HARUS DIBAYAR Rp 35.000.000
PAJAK TERUTANG UNTUK SATU TAHUN PAJAKLEBIH BESAR DARI
JUMLAH KREDIT PAJAK
HARUS DILUNASI SELAMBAT-LAMBATNYA
SEBELUM SPT TAHUNAN DISAMPAIKAN
KEKURANGANPAJAK YANG TERUTANG
BATAS WAKTU PEMBAYARAN PPh PADA AKHIR TAHUN PAJAK
Pasal 29
Pajak Penghasilan Final
Karakteristik
Penghasilan yang dikenakan PPh final tidak perlu digabungkan dengan penghasilan lain (yang non final) dalam penghitungan Pajak Penghasilan pada SPT Tahunan
Jumlah PPh Final yang telah dipotong pihak lain ataupun dibayar sendiri tidak dapat dikreditkan
Biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan, menagih dan memelihara penghasilan yang pengenaan PPh-nya bersifat final tidak dapat dikurangkan
Penghasilan yang Dikenakan Pajak Secara Final (PPh Pasal 4 Ayat 2)
Bunga Deposito/Tabungan Penghasilan Transaksi saham di bursa efek Hadiah atas undian Selisih Lebih revaluasi Aktiva Tetap Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau
bangunan Penghasilan dari Persewaan Tanah dan/atau bangunan Bunga atau Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan di
Bursa Efek Penghasilan Lainnya yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah
Terima kasih