pola komunikasi, nindya putri erlyta, fikom umn, 2015kc.umn.ac.id/877/8/lampiran.pdfq: selamat sore...
TRANSCRIPT
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Dokumentasi Ruangan Kerja
1 2
3 4 Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Dokumentasi Ruangan Kerja
Keterangan:
Foto 1 dan 2 : Ruangan Kerja Bawahan Foto 3 : Ruangan Rapat Badan atau Divisi Foto 4 : Ruangan Rapat Utama Foto 5 : Ruangan Kerja Kepala Badan atau Kepala Divisi Foto 6 : Ruangan Kerja Kepala Badan Lingkungan Hidup
5 6
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Transkrip Wawancara
Nama : Drs. Suryanto, MM
Jabatan : Kepala Badan Lingkungan Hidup
Tanggal/Pukul : 18 Mei 2015 / 17:00 WITA
Tempat : Kantor Badan Lingkungan Hidup
Pemerintah Kota Balikpapan, Jalan
Ruhui Rahayu I, Balikpapan Selatan
(Ket: Q = Question, A = Answer)
Q: Selamat sore Pak, saya Nindya Putri mahasiswa dari Universitas Multimedia
Nusantara, ingin melakukan wawancara Pola Komunikasi Internal Atasan pada
Bawahan di BLH terkait program Adipura, Pertama-tama bisakah Bapak
memperkenalkan diri serta menyebutkan nama, sudah berapa tahun menjabat dan
jabatan Bapak di BLH?
A: Saya Suryanto, jabatan saya Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan,
menjabat disini efektif mulai 1 Januari lah, berarti sekarang sudah lebih kurang 5
bulan.
Q: Dari BLH sendiri, menurut Bapak seperti apasih peranan BLH untuk Kota
Balikpapan?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Yaa BLH mempunyai peranan yang sangat strategis karena kedepan
pembangunan itu dua, harus seimbang, antara pembangunan ekonomi dengan
pembangunan lingkungan, jadi kita ketika membangun ekonomi tidak boleh
mengabaikan lingkungan, demikian pula sebaliknya, kita tidak mengamankan
lingkungan semata-mata tanpa ada aktivitas untuk ekonomi. Karena di satu kota
kan harus ada aktivitas ekonomi, sehingga dikendalikanlah dari sisi
lingkungannya, sehingga menurut saya kedepannya lingkungan hidup mempunyai
arti yang strategis untuk membangun Kota Balikpapan.
Q: Bapak selaku Kepala BLH dalam mengkomunikasikan program-program,
khususnya Adipura, biasanya apa saja sih yang Bapak sampaikan dan
informasikan kepada staff Bapak?
A: Sebenarnya dari sisi makro, Adipura itu serta merta diperoleh oleh lingkung BLH,
tidak. Adipura itu memperolehnya jauh dari itu, jadi komitmen dari pimpinan
sebelum-sebelumnya, membangunya tidak serta merta tahun ini dapat, tidak. Ini
merupakan proses panjang dari aktivitas kepemimpinan yang dulu dan tidak
hanya semata-mata oleh Badan Lingkungan Hidup, betul BLH yang
mengkoordinir, tapi yang mendukung perolehan Adipura itu tidak hanya BLH,
BLH hanya mengkoordir, merumuskan, mengisi isian, tapi untuk aktivitas di
lapangannya ada peran dari Dinas Kebersihan, ada peran dari Camat, ada peran
dari Lurah, ada pasukan tukang sapu, pengangkut sampah, itu yang lebih berperan
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
harian. BLH hanya ini kan kebetulan hanya merupakan kantor yang seisinya juga
mengkoordinir Adipura.
Q: Tapi untuk programnya sendiri pak, apakah BLH yang mengaturnya juga?
A: Ya, karena BLH itu merupakan ‘Badan’, tentu ia bersifat koordinatif, jadi hal-hal
yang berkaitan dengan lingkungan hidup di koordinasikan oleh BLH. Antara lain
kita menjaga hutan lindung, tata ruang terhadap lingkungan hidup, nah ini secara
konsisten di jaga oleh Badan Lingkungan Hidup dan itu memang ada hubungan
eratlah dengan Adipura. Tidak lalu Adipura itu hanya peran BLH semata-mata.
Masyarakat juga termasuk dan membentuk ini tidak bisa instan, membentuk
masyarakat seperti itu dari kepemimpinan yang dulu, dari jaman Pak Yus, Pak
Tjutjup, Walikotanya, jadi prosesnya panjang. Itu hakikinya. Kalau piala Adipura
memang tiap tahun kita terima. Adipura hanya lambang, yang penting sikap
masyarakatnya terhadap kebersihan yang bagus. Nah, Balikpapan itu menurut
saya hakikinya yang baik, hakikinya baik pasti Adipuranya baik pula, karena
Balikpapan sudah seperti ini ya bisa dapat terus Adipura.
Q: Untuk yang bertanggungjawab dalam memberikan tugas dan informasi siapa yah
Pak?
A: Yaa mulai pimpinan atas, Pak Wali harus terus menerus mengingatkan, nah
mengingatkannya kan kalau di Coffee Morning tiap minggu, saya selaku Kepala
BLH mengingatkan staff juga di Coffee Morning, jadi kita tiap hari senin Coffee
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Morning di Pemerintah Kota, selasa kita Coffee Morning di BLH. Nah, waktu
Coffee Morning di BLH saya mengkomunikasikan hal-hal yang saya peroleh dari
arahan pimpinan, kira-kira tindakan apa yang akan dilakukan, jadi menurut saya
sukses Balikpapan yang utama adalah berasal dari Coffee Morning, tidak ada di
tempat lain, yang konsisten saya lihat dari tahun 80-an saya menjabat pegawai di
Balikpapan, tiap senin pasti ada Coffee Morning, di Pemerintah Kota. Nah, kalau
hari selasa di SKPD. Bisa pilih hari Selasa atau hari Jum’at.
Q: Lalu di BLH sendiri dalam proses pengambilan keputusannya seperti apa Pak?
A: Ya proses pengambilan keputusan yaa memang berjenjang seharusnya, tapi ketika
jenjang A ke B dan B-nya tidak ada saya tidak pernah menunda itu. Jadi, kalau si
B tidak ada ya lompati saja, langsung ke A. Misalnya dari si C harus ke si B nih,
si B tidak ada, yasudah langsung ke saya saja si A.
Q: Jadi yang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam BLH, berarti semua ya
Pak?
A: Yaa semua, dari bawah, dari bawah secara berjenjang tapi yang saya katakan tadi,
apabila satu jenjang tidak ada jangan berhenti, proses tetap jalan, jangan berhenti
kalau enggak ya lambat.
Q: Menurut Bapak sendiri seberapa pentingkah peran staff Bapak dalam mengambil
keputusan?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Sangat penting, karena staff ini kan lini, dia garis terdepan, dia tau informasi
awal, informasi yang dia dapatkan itu sampai ke kita, baik dalam bentuk laporan,
lisan ataupun tertulis, data, laporan lisan dan laporan tertulis itu kita ranu untuk di
ambil keputusan. Jadi, ya penting.
Q: Lalu untuk media komunikasinya, media komunikasi yang Bapak gunakan untuk
menyampaikan informasi kemudian juga, tugas itu seperti apa ya Pak?
A: Yaa ada melalu disposisi, surat masuk saya disposisi, kemudian tadi saya katakan
Coffee Morning, Coffee Morning itu untuk General, Apel pagi kita lakukan juga,
kemudian secara individual juga, saya panggil ke ruangan saya. Jadi ada yang
bersifat umum, bersifat teknis ya kita panggil ke dalam, kemudian kita buatkan
disposisi. Tapi untuk yang umum misalnya komitmen bersama, kita sampaikan di
Coffee Morning, yang di dengar orang banyak.
Q: Apakah ada perbedaan Pak dalam menyampaikan informasi untuk program yang
lain dan program Adipura?
A: Sebenarnya sama. Tapi memang yang menjadi penilaian kebanggaan kota kan
Adipura, sehingga mungkin kalau hal yang berkaitan dengan Adipura, Adiwiyata,
Kalpataru, yang menyangkut, itu agak lebih serius sedikit lah, karena memang
menyangkut kredibilitas Kota Balikpapan yang sudah 18 kali mendapatkan piala
Adipura, kalau yang ke-19 tidak dapat, itu gimana gitu ya. Walaupun sekali lagi,
Adipura itu hanya lambang, yang paling penting sikap masyarakat. Kalau sikap
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
masyarakat sudah terbentuk, Adipura pasti ikut. Tapi kalau kita kejar Adipura
dulu baru sikap, itu yang naik turun, karena Balikpapan konsisten terima Adipura
terus, karena sikap masyarakatnya itu tadi sudah terbentuk.
Q: Untuk hambatan-hambatan yang Bapak temui dalam berkomunikasi dengan staff
bapak seperti apa contohnya?
A: Yaa staff ini kan macam-macam pengetahuannya, makanya pimpinan harus
membuat namanya peta pengetahuan dan peta mental, kita bisa beda ngomong
sama si A dan si B, harus cepat itu, pimpinan yang sukses dia harus cepat
menangkap pribadi orang-orang ini, kita bisa lihat peta menyeluruh, bisa juga
lihat peta individu, ooh orang ini orangnya lamban misalnya, harus di arahkan
terus, beda sama yang satunya, di omongin sedikit sudah ngerti, artinya kita
memerlukan kecepatan kita menangkap sinyal, ooh orang ini begini, orang ini
begini, berarti kalau saya ngomong begini, gitu. Kalau hambatan lain, gak ada
lah. Kalau malas-malas sedikit ya biasalah, harus di ingatkan terus.
Q: Lalu, untuk iklim komunikasi di BLH, bagaimana menurut Bapak yang baru
menjabat kurang lebih 5 bulan sebagai Kepala BLH?
A: Yaa.. saya kan di Pemda sudah lama, mulai tahun 80-an, sudah hampir 30
tahunan. Yaa orang-orang yang bekerja disini, walaupun baru 5 bulan kerja di
BLH, yaa sudah hapal semua, kaya Ibu Rini, Pak Erwin, yaa mereka teman-teman
saya dulu, jadi yaa udah tahu iklimnya.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Q: Jadi komunikasinya sudah dekat yah pak, sudah ada rasa kekeluargaannya gitu ya
Pak?
A: Yaa.. iya. Gimana ya, saya sudah menjabat dimana-mana jadi sudah kenal semua.
Q: Mengenai keterikatan staff Bapak, apakah Bapak merasa mereka memiliki
semangat kerja yang kuat?
A: Di Balikpapan, khususnya teman-teman di BLH, kerjanya menurut saya sangat
serius ya, untuk lingkungan benar-benar serius, yaa kalau ada ikutan misalnya
memperoleh honor, memperoleh kompensasi, ya itu biasa ya dari pimpinan, tapi
secara trust, mereka sudah sangat serius dengan lingkungan ya.
Q: Dari sudut pandang Pak Suryanto sendiri, cara yang paling Bapak andalkan dalam
menyampaikan informasi kepada staff Bapak itu seperti apa Pak?
A: Agak sulit kalau mau spesifik, tapi yang saya katakan tadi, kalau bersifat General
ya saya lakukan di pertemuan yang relative banyak, kalau bersifat individu kita
lakukan masing-masing pengarahan, kita panggil ke ruangan. Ada rapat kecil, jadi
ada kadang-kadang rapat besar seluruh staff pegawai BLH kumpul, di upacara
juga ada tapi pengarahannya sedikit, kalau di ruangan tentunya lebih panjang lagi
pengarahannya, nanti mungkin hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan saya
comotin ke Kabid-Kabid saja, ya nanti juga ada mungkin level satu bidang saya
panggil kesini, kalau kaya Adipura, satu-satu bidang saya panggil kesini, karena
mereka terikat semua, jadi kalau yang mana yang paling efektif, agak sulit,
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
tergantung dari kegiatannya, kegiatan ini mau individual, bidang atau
menyeluruh.
Q: Kemudian, Hal apa yang paling utama yang biasa Bapak komunikasikan kepada
staff bapak mengenai Adipura?
A: Yang formal dulu, misalnya kapan kita harus mengisi isian yang dari tim Adipura,
kapan penilaian P1 dilakukan, apa evaluasi dari P1 itu, dimana yang kurang,
langsung dikomunikasikan ke teman-teman semuanya di Coffee Morning di
Pemkot, di paparkan bahwa kita P1 yang kurang ini, yang kurang itu dan mohon
bantuannya. Kemudian, saya secara teknis melalui teman-teman, mantau lagi
melalui Lurah dan Camat setempat, jadi memang kita harus lihat kapan harus
mengisi isian, kemudian kapan harus P1 dilakukan, kita harus cepat tahu dari P1
itu hasilnya apa, mana yang wilayahnya jeblok, mana yang harus dipertahankan,
jadi ini harus komunikasi dengan rekan-rekan lain juga sebenarnya, tidak hanya di
BLH, dengan Dinas Kebersihan, dengan Camat, dengan Lurah, dengan
Puskesmas, dengan Dinas Kesehatan Kota, pokoknya mana yang ada sekolah
misalnya Dinas Pendidikan, di SMP mana? Misalnya SMP 8, lalu Lurahnya siapa
yang menjabat untuk daerah itu, dipaparkan di hadapan Pak Wali, di Coffee
Morning, hasil penilaian P1 dipaparkan, nanti jika sudah di nilai P2, saya
paparkan lagi, dapat sekian, naik sekian, ini sudah bagus, yang ini masih ada yang
kurang, nah sehingga pada evaluasi akhir enak.
Q: Jadi semua hal yang dikomunikasikan sangat transparan ya Pak?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Iya.. harus transparan, karena emm.. apa ya.. bahkan kita foto dulu, misalnya ada
WC di SMP 8 kotor, cepat datang dulu untuk foto dulu, nah nanti foto-foto
tersebut di tayangkan di Coffee Morning, sehingga tidak hanya bentuk kata
bahwa ada WC di SMP 8 kurang bersih, kurang bersihnya itu seperti apa nih?
Seperti bla bla bla, sehingga orang jelas, kurang bersih wajar saja, kalau seperti
itu pasti Tim Adipura menilai kurang bersih, kedua mungkin dari Kepala
Districtnya mungkin melihat, beranggapan wih masa sekolahku seperti itu, lalu
dia akan mengurusnya. Camat dan Lurah juga akan ikut, misalnya kurang pohon,
kita lihat jalanan ini gundul, tidak ada pohon, Camat Lurah nya nanti akan malu,
karena keadaan tersebut tadi, yang gundul, mereka langsung akan menanam
waktu pulang hehehe. Jadi, foto hasil tulisan yang dinilai oleh Tim Adipura, baru
kita paparkan.
Q: Untuk pertanyaan terakhir Pak, diluar keperluan pekerjaan, apakah ada kegiatan
informal juga Pak dengan para staff, dengan para rekan-rekan kerja ?
A: Yaa.. ada. Misalnya saya ke kebun raya, bertemu teman-teman, misalnya ada
acara perpisahan, memang selama 6 bulan ini kita belum ada acara Family Day,
sebenarnya sudah kita program juga untuk Family Day, jadi ke pantai bersama
keluarga, waktu saya di Bappeda sih juga ada kegiatan seperti itu, minimal
setahun dua kali.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Q: Baik Pak, saya rasa informasi yang Bapak berikan insha Allah dapat menunjang
data dan informasi kelancaran skripsi saya. Terima Kasih sudah meluangkan
waktunya pak. Selamat Sore.
A: Sama-sama, selamat sore.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Transkrip Wawancara
Nama : Dra. Rosmarini
Jabatan : Sekretaris Badan Lingkungan
Hidup
Tanggal/Pukul : 12 Mei 2015 / 10:00 WITA
Tempat : Kantor Badan Lingkungan Hidup
Pemerintah Kota Balikpapan, Jalan
Ruhui Rahayu I, Balikpapan
Selatan
(Ket: Q = Question, A = Answer)
Q: Selamat siang Ibu, mohon maaf menganggu waktunya sebentar, saya Nindya
Putri mahasiswa dari Universitas Multimedia Nusantara, ingin melakukan
wawancara kepada Ibu mengenai Pola Komunikasi Internal Atasan pada
Bawahan di BLH terkait program Adipura, Pertama-tama bisakah Ibu
memperkenalkan diri serta menyebutkan nama, sudah berapa tahun menjabat dan
jabatan Ibu di BLH?
A: Oke, nama Ibu Rosmarini, biasa dipanggil dan dikenal dengan Ibu Rini, baru-
baru saja diamanahkan menjadi Sekretaris, tadinya dari Kepala Bidang Informasi
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
dan Penegakan Hukum, dimana di bidang itu membawahi pelaksanaan program-
program Adipura dan Adiwiyata. Dua program itu sebetulnya output program
besarnya adalah program kebersihan kota, hanya kalau Adipura, sasarannya
adalah masyarakat umum, kalau Adiwita sasarannya, adalah sekolah atau pelajar,
itu saja yang membedakan.
Q: Ke pertanyaan pertama nih bu, mengenai macam-macam kegiatan yang dilakukan
BLH, kegiatan atau program apa saja yang sudah dilakukan oleh BLH? Mungkin
Ibu bisa menyebutkan contohnya dua atau tiga kegiatan?
A: Kalau program-program besar lingkungan yang terkait dengan Adipura dan
kebersihan kota ya, nah program besarnya adalah Peningkatan Kapasitas
Sumberdaya Manusia, itu melalui penyadaran lingkungan disekolah-sekolah gitu
ya, karena kalau berbicara program kebersihan langsung fisik, emm kelihatannya
sasarannya akan tidak tercapai-capai terus, kata kuncinya harus melalui
penyadaran manusianya dulu, misalkan supaya masyarakat tidak membuang
sampah sembarangan gitu ya, kalau kita hanya bertumpuk pada fisiknya saja, kita
berikanlah, misalnya kita adakan TPS, nah tanpa diberikan edukasi orangnya,
percuma aja di TPS di beli dengan uang mahal-mahal, yang ada TPS ini mungkin
hancur, dicuri orang, gitu kan ya. Tapi kalau di awali dengan mengedukasi
orangnya, gak boleh loh buang sampan sembarangan, karena begini-begini bla bla
bla gitu ya, setelah itu harus bagaimana dong membuang sampah yang benar?
Buanglah pada tempatnya. Tempat yang mana? Tempat yang terpilah ini loh, ya
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
kan? Itu ukuran yang pertama untuk menjadi prioritas. Selain itu berbicara dengan
prioritas edukasi manusia tadi, itu juga saat ini program besarnya BLH membuat
Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup, Pengembangan Pendidikan
Lingkungan Hidup atau PLH itu tidak hanya sekedar sosialisasi saja, tetapi sudah
di masukkan ke kurikulum-kurikulum anak-anak sekolah. Itu, melalui RPP atau
KTSP, kebijakan kepala sekolah, sehingga sejak dini, di Balikpapan ini SDM-nya
sudah dibentuk, sudah di kondisikan, sudah di edukasi tentang pengelolaan
lingkungan hidup, sehingga pada saat nanti lepas sekolah, mereka akan lebih care
kepada lingkungan, karena kesehariannya sudah belajar melalui proses belajar
mengajar guru-gurunya, ini yang dilakukan program besarnya. Nah, program
fisiknya kita mencoba mem-blow up atau mengedukasi secara besar-besaran pola
pengelolaan sampah, solid west, kemudian clean air, clean water melalui pola 3R,
Reduce, Reuse dan Recycle, karena kita semua tahu sumber daya alam yang
diberikan Tuhan ini adanya terbatas, gitu kan ya. Kalau manusianya tidak di
ajarkan untuk me-reuse kembali yang ada kedepan anak cucu tidak kebagian apa-
apa, nah ini yang besar-besaran sedang dikembangkan, nah di dalam 3R ini
komponennya ada tiga tadi, udara, air dan darat, dimana ini merupakan komponen
lingkungan yang harus dikelola. Jadi berbicara mengenai pengelolaan lingkungan
hidup itu apa aja sih yang mesti dikelola, ya itu tadi. Udaranya harus bersih dari
sampah, harus bersih dari pencemaran-pencemaran yang lain gitu kan, airnya juga
begitu, udaranya juga begitu, udaranya juga harus bersih.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
(Wawancara terhenti sebentar karena narasumber ada keperluan untuk
menandatangani berkas)
Tadi sudah kan 3R, jadi berbicara lingkungan itu aspeknya ada tiga tadi, jadi
kalau kita menginginkan kota Balikpapan itu bersih, berarti yang bersih harus
mencakup 3 indikator tadi, bersih daratnya, bersih airnya dan bersih udaranya.
Sehingga, program-program yang digulirkan mencakup itu tadi. Bagaimana untuk
mengkondisikan daratan itu menjadi bersih? Nah itu tadi, konsep 3R dalam
mengelola sampah, jadi sampah yang selama ini dibuang oleh masyarakat
sembarangan, masyarakat diedukasi supaya tidak membuang sampah
sembarangan, kemjudian sudah ada juga paradigma sampah yang baru, kalau dulu
sampah itu menjadi musuh manusia gitu ya, sekarang sampah merupakan mitra
manusia, karena kalau dikelola dengan baik akan menghasilkan nilai ekonomi
bagi manusia itu sendiri. Nah, begitu juga air gitu ya, air juga harus diedukasi
masyarakat untuk mengelola air begitu, karena kalau tidak kedepan air itu
semakin langka, sehingga diharapkan manusia didalam menggunakan air
buangannya itu harus di reuse lagi diguna ulang lagi, supaya air yang ada di alam
ini bisa stabil, sama kaya udara, udara dari berbagai aktivitas manusia yang
semakin banyak, kalau kita tidak kelola, pastinya yang ada adalah pencemaran
udara yang semakin fatal gitu ya, karena marak pabrik-pabrik kendaraan-
kendaraan jadi tidak terbatas, kemacetan menjadi tren dunia gitu kan, otomatis
Co2, juga mendominasi udara kita, oksigennya semakin sedikit karena produksi
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
oksigen yang notabene dihasilkan oleh vegetasi-vegetasi hutan, tanaman semakin
ditebangi oleh manusia, oleh karena itu melalui program 3R tadi dan program-
program rehabilitasi hutan dan lahan untuk penghijauan itu juga di galakkan,
karena program penghijauan notabene mencetak dan menambah produksi-
produksi oksigen di kota-kota, khususnya kota Balikpapan, dimana-mana kan,
hijau-hijau gitu, untuk menghijaukan juga perlu emm lahan yang subur, lahan
yang subur bisa diperoleh dengan cara mengelola sampah tadi, nah itu arti dari 3R
tadi, sehingga tidak ada yang terbuang, ujung-ujungnya output nya diharapkan
kota Balikpapan dapat menjadi kota yang zero sampah. Yak an, kalau misalnya
masuk di Balikpapan dan di Jakarta beda kan? Nah itu, buah tangan ibu tuh. Nah
buah tangan ibu juga enggak akan berhasil, kalau ibu hanya koar-kora aja di
masyarakat doang, no! tidak signifikan sekali, karena hanya 0,0 sekian persen,
yang menjadikan Balikpapan berhasil adalah program-program tersebut yang
sasarannya melalui pengembangan pendidikan lingkungan hidup tadi, Ibu lebih
memprioritaskan yang kecil-kecil tadi, karena itu lebih berhasil. Ujung-ujungnya
kalau berbicara penghijauan dan dikaitkan dengan Adipura dan kebersihan ya
pasti ada hubungannya kan? Ya artinya kita menyuruh masyarakat untuk aktif
menanam pohon, hasilnya dari sampah yang dibersihkan tadi, yang dikelola
menjadi kompos, tanpa mengeluarkan uang tambahan, ya kan? Padahal selama ini
sampah dibuang sembarangan. Makanya kalau di Balikpapan, dari sumbernya
sejak dirumah-rumah sudah harus dipilahkan, kita kebetulan ada projectnya di
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
daerah gunung bahagia. Nah, di gunung bahagia kita ditunjuk oleh pusat, karena
Balikpapan dianggap kota yang paling bersih sehingga penjabaran dari undang-
undang pengelolaan sampah yang baru, kalau dulu sampah hanya dibuang begitu,
sekarang sampah menjadi mitra, itu undang-undangnya baru, undang-undang
nomor 18 tahun 2009, PP-nya juga sudah ada, PP 81 tahun 2011, dimana
paradigmanya berubah, seluruh manusia, seluruh umat yang menginjak bumi ini
harus berkontribusi untuk mengelola sampah, kalau dulu kan paradigmanya, aah
sampah itu urusan pemerintah gitu ya, sekarang tidak, seluruh umat yang
menginjak bumi harus bertanggungjawab untuk mengelola sampah dari
sumbernya, dengan cara memilah, sumbernya dimana? Ya kalau sumbernya dari
rumah, berarti dari rumah sudah harus memilah, di pilah dari sampah yang bisa
hancur dan sampah yang tidak bisa hancur.
Q: Lalu, yang menyusun programnya tersebut siapa yah Bu?
A: Ya, Badan Lingkungan Hidup. Termasuk kerusakan lingkungan juga ya, kalau
dibidangnya Pak Erwin, bagian mengawasi
Q: Dalam komunikasi internal di BLH sendiri bu, antara Ibu dengan Kepala BLH
atau Kepala Bidang, media apasih yang dijadikan proses komunikasi?
A: Yang jelas kita ada koordinasi itu yang utama, kalaupun ada memo-memo tanpa
koordinasi yang baik juga gak bagus gitu ya, kita di Balikpapan sudah menjadi
agenda rutin gitu jadi terumuskan bahwa koordinasi menjadi output kinerja
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
keberhasilan Balikpapan yang tidak dipunyai oleh Kabupaten dan Kota lain,
karena di Balikpapan ini sudah terjadwal Coffee Morning disetiap hari senin,
siapa yang Coffee Morning? disitu seluruh komponen, dari Walikota, kandidat
walikota sampai ke Kepala-Kepala SKPD, nah kemudian setelah itu terjadwal
rutin, di SKPD-SKPD itu juga ada turunannya ada, koordinasi Coffee Morning
tadi, jadi Coffee Morning internal SKPD, itu biasanya dijadwalkan di hari selasa,
sehingga apa-apa yang sudah terkoordinasi oleh Kabinet di atas itu akan
terinformasikan konsilidasi internal di SKPD itu di hari selasa. Nah, kalau
selebihnya, rapat-rapat internal dan memo-memo, tapi yang terpenting adalah
koordinasi, karena didalam koordinasi itu yang tingkat kabinet, itu seluruh unsur,
itu ada semua disitu, nah kalau yang di hari selasa atau yang di SKPD itu juga
untuk BLH sendiri, itu setiap minggu ada, gitu ya, 2 minggu sekali itu
melibatkan seluruh komponen, seluruh staff, tapi yang setiap minggunya, setiap
selasanya, itu hanya Kepala Bidang nya saja, di SKPD lain juga seperti itu.
Selebihnya, karena pimpinan-pimpinannya sudah saling berkoordinasi untuk
menggerakkan bawahannya kan tinggal konsodilasi dengan bawahannya di tiap-
tiap bidangnya, nah itu dengan cara disposisi langsung, dengan cara rapat
koordinasi kecil di tiap-tiap kelompok kerja lah, sudah solid otomatis, jadi kata
kuncinya ada di koordinasi, koordinasi yang intensif,
Q: Jadi, menurut Ibu yang paling efektif berarti koordinasi ya?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Iya, itu. Itu sudah terjadwal kuat, jadi sudah rutinitas, jadi kalau ada masalah
pasti sudah terkupas disitu kan, berbeda itu kalau tidak diagendakan secara rutin,
tidak dirumuskan secara rutin gitu, jadi ada masalah ini masih cari-carian gitu
kan, ini kan karena ada rutinitas ketemu otomatis dikupas disitu sudah, ‘yang itu
gimana gitu?’ itu kata kuncinya, koordinasi.
Q: Lalu, dalam berkomunikasi dengan bawahan Ibu, apakah ada hambatan-
hambatan yang ditemui?
A: Yaa.. kadang-kadang hambatan itu ada misalkan staff, staff itu belum tau
kebiasaan apa yang dilakukan di institusi BLH gitu kan ya, dia baru datang dari
‘rumah tangga’ yang lain, masuk ke rumah tangga baru gitu, kalau di kita rumah
tangga yang baru karena udah saling kebiasaan, contoh kebiasaan yang ada di
kita itu, kalau misalnya kita ada tugas di luar gitu ya, karena ada kekompakan,
kita solid, kekeluargaan kita solid, yah hanya sekedar oleh-oleh atau makanan
apalah kita biasanya ada, tapi karena itu di rumah tangga lain, tidak dibiasakan,
cuek-cuek kan lah, itu baru contoh kecil. Nah, kalau di BLH karena kita sifatnya
institusi BLH itu kan harus pintar mengajak masyarakat mau care pada
lingkungan, nah kalau itu tidak dibangun dari kitanya sendiri, bagaimana kita
mau nyuruh masyarakat diluar sana gitu kan?, otomatis yang di dalam dulu di
bangun dulu kan keakrabannya, jadi biasa gitu, nah sehingga kadang-kadang kita
tidak ada lah, antara atasan dan bawahan ada GAP ini, nggak ada, udah biasa
gitu, tidak terlalu apa yaa, feodal gitu, kalau ini kan mentang-mentang kita
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
pimpinannya jadinya ‘iyaa iyaa’ gitu kan, feodal banget gitu, enggak kita enggak
ada. Kita sama pimpinan di atas pun, sama Kepala BLH udah biasa gak feodal
banget gitu.
Q: Berarti rasa kekeluargaannya sangat terasa ya Bu?
A: Iya.. kita membangun kebersamaan, kekeluargaan itu yang lebih solid gitu,
misalnya contohnya saya lagi nggak ada, tinggal saya dan beberapa Kepala
Bidang gitu kan, misalnya bidangnya Pak Erwin, lalu saya minta tolong ‘Pak
Erwin tolong dong ini ini ini..” nah mereka langsung jalan aja, lalu kalau Kepala
BLH tidak ada, otomatis yang memposisikan rapat misalkan saya gitu kan selaku
sekretaris BLH, nah kebetulan undangannya banyak nih, nanti itu dibagi-bagi,
nah ini dampak dari eem.. kekeluaargaan atau informal yang di bangun ya, jadi
komunikasi informal itu lebih penting, lebih memuluskan komunikasi yang
formalnya gitu, karena tanpa komunikasi informal.. misalnya nih, saya perlu
koordinasi dengan Kepala Dinas mana gitu, misalnya saya telfon ‘Pak ini saya
ada ini ini ini’ gitu, tapi karena informalny saya dengan beliau sudah baik,
mereka tidak menganggap bahwa ‘Siapa sih lu?’, ‘Eselonnya kan tinggian gua,
lu perintah-perintah Kepala gitu?’, gitu kan? Nah, tapi karena informal, informal
identic dengan kekeluargaan, sudah dibangun duluan, sehingga pada saat kita
telefon, kita berkoordinasi, dia nggak merasa di perintah gitu, jadi segalanya
kunci, nah nih catet nih, kata kunci dari komunikasi itu adalah informal
pendekatan komunikasi, sehingga informal ini akan meluluhkan semuanya, nah
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
coba didekatin secara informal. Jadi kata kuncinya adalah informal sebelum
formal.
Q: Baiklah bu, saya rasa informasi yang Ibu berikan sudah sangat membantu untuk
menunjang data dan informasi yang saya butuhkan, terima kasih untuk waktunya
ya Bu dan selamat siang
A: Iya sukses ya, siang.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Transkrip Wawancara
Nama : Erwin Hardiansyah, S.E
Jabatan : Kepala Bidang Pengawasan dan
Pengendalian
Tanggal/Pukul : 20 Mei 2015 / 15:00 WITA
Tempat : Kantor Badan Lingkungan Hidup
Pemerintah Kota Balikpapan,
Jalan Ruhui Rahayu I, Balikpapan
Selatan
(Ket: Q = Question, A = Answer)
Q: Selamat siang Pak, saya Nindya Putri mahasiswa dari Universitas Multimedia
Nusantara, ingin melakukan wawancara Pola Komunikasi Internal Atasan pada
Bawahan di BLH terkait program Adipura, Pertama-tama bisakah Bapak
memperkenalkan diri serta menyebutkan nama, sudah berapa tahun menjabat dan
jabatan Bapak di BLH?
A: Nama saya Erwin Hardiansyah, selaku Kepala Bidang Pengawasan dan
Pengendalian, Di Pemerintah Kota sudah 29 tahun dan menjabat Kepala Bidang
di BLH sudah sekitar 6 Tahun.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Q: Ke pertanyaan pertama mengenai iklim komunikasi di BLH, Bagaimana Bapak
mendeskripsikan iklim di BLH? Apakah menurut Bapak sudah memiliki rasa
kekeluargaan?
A: Iklim komunikasi di BLH sudah saya rasakan seperti iklim komunikasi
kekeluargaan, karena pendekatannya melalui komunikasi yang di anggap efektif.
Q: Apakah menurut Bapak karyawan di BLH sudah memiliki keterikatan yang kuat?
A: Sudah. Karena kita menciptakan disini rasa kekeluargaan, bahwa teman kerja
merupakan keluarga yang dekat.
Q: Lalu untuk cara Bapak memberikan informasi kepada staff?
A: Caranya khusus di bidang saya, kami panggil dan kami jelaskan secara bertahap,
pelan-pelan, agar dapat di mengerti.
Q: Dan menurut Bapak apakah karyawan dapat mengerti benar mengenai informasi
yang Bapak berikan?
A: Para staff saya anggap mengerti karena informasi melalui komunikasi langsung
kita langsung menanyakan keinginan atau hal-hal terkait informasi yang kita
berikan.
Q: Untuk proses pemberian tugas nih pak, apakah Bapak hanya memberikan perintah
saja atau ikut terjun langsung bersama bawahan terkait tugas yang diberikan?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Yaa selama itu masih diperlukan untuk dilakukan oleh Subid saja, saya selaku
Kepala Bidang mengarahkan aja, tapi kalau kegiatannya memang kita anggap
penting, saya akan turun ke lapangan untuk mengkomunikasikan apa yang akan
kita lakukan.
Q: Dalam proses mengkomunikasikan Program Adipura sendiri hal apa yang
biasanya di komunikasikan di Bidang Bapak pada Staff?
A: Hal yang menyangkut dengan pengendalian kebersihan, kedua, aturan-aturan
yang melarang kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan pola lingkungan
hidup.
Q: Apakah Bapak bisa menyebutkan contohnya seperti apa?
A: Contohnya yaa.. penanganan kebersihan, sistem pembuangan sampah, yang kedua
emm.. pengangkutan kendaraan, khususnya angkutan tanah yang sering
berceceran di jalan, itu yang perlu kita komunikasikan.
Q: Dalam proses perencanaan kegiatan-kegiatan penunjang program Adipura apakah
staff juga ikut terlibat?
A: Di BLH semua staff terlibat, termasuk pimpinan.
Q: Diluar pekerjaan, apakah para atasan juga memiliki kegiatan informal dengan
staff? Seperti apa contohnya?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Utamanya sih kegiatan-kegiatan yang menunjang fisik karyawan, seperti
olahraga, bermain futsal, bulutangkis dan setiap hari jumat melakukan kegiatan
olahraga bersama.
Q: Sekarang kita beralih ke pertanyaan mengenai media komunikasinya nih pak,
media apa saja sih yang dijadikan sebagai alat pendukung proses terjadinya
komunikasi internal?
A: Media komunikasi langsung ya, umpamanya menggunakan HP untuk telepon dan
SMS dan juga disposisi-disposisi
Q: Media sendiri terbagi tiga nih pak, media oral, media tradisional dan media
elektronik. Nah, media yang paling berperan aktif di bidang Bapak sendiri apa
nih?
A: Yang paling berperan sih instruksi langsung yaa dan melalui SMS juga, karena
sifatnya pekerjaan di BLH ini selalu mendadak, jadi selalu menginformasikan
langsung.
Q: Untuk disposisi sendiri apakah dikatakan efektif juga nih pak?
A: Efektif tapi harus di ingatkan terus, di ingatkan berulang kali, di follow up terus
lah
Q: Untuk program Adipura sendiri yang dijadikan sebagai media pemberi informasi
apa saja nih Pak contohnya?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Termasuk disposisi juga sih, telepon, surat-surat pemberitahuan
Q: Diluar urusan pekerjaan apakah media juga berperan aktif dalam kegiatan
informal seperti kegiatan menyambung silahturahmi? Jika iya media apa yang
digunakan Pak?
A: Untuk menyambung silahturahmi sih menggunakan telepon ya, biasa juga SMS
Q: Dalam proses komunikasi kan tentunya menemui hambatan nih pak, hambatan
apa saja sih yang Bapak temui dalam proses menyampaikan Program Adipura?
A: Hambatannya kurang bertemu antara staff-staff yang ada, karena masing-masing
punya kegiatan, tapi hal itu tetap akan kita tindaklanjuti jadi hambatan itu kadang-
kadang kita tidak bisa sekali menyampaikan, terkadang yang bersangkutan tidak
ada ditempat, ada kegiatan lain, jadi kita tunggu, kita hubungi lagi, supaya
mendapatkan kejelasan agar tidak terjadi miss komunikasi.
Q: Baiklah pak kalau begitu, saya rasa cukup dan terima kasih telah meluangkan
waktunya untuk saya interview
A: Iya sama-sama
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Transkrip Wawancara
Nama : Salmawati, SP
Jabatan : Kasubid Informasi, Data dan
Pengembangan Kapasitas
Tanggal/Pukul : 11 Mei 2015 / 13:00 WITA
Tempat : Kantor Badan Lingkungan Hidup
Pemerintah Kota Balikpapan, Jalan
Ruhui Rahayu I, Balikpapan
Selatan
(Ket: Q = Question, A = Answer)
Q: Selamat siang Mbak, saya Nindya Putri mahasiswa dari Universitas Multimedia
Nusantara, ingin melakukan wawancara terkait program Adipura dan juga
komunikasi internal di BLH yang akan menyangkut kepada skripsi saya. Pertama-
tama bisakah Mbak memperkenalkan diri serta menyebutkan sudah berapa lama
bekerja di BLH?
A: Baik, perkenalkan nama saya Salmawati, biasa dipanggil Salma, saat ini saya
sebagai Kasubid Data, Informasi dan Pengembangan Kapasitas di Badan
Lingkungan Hidup Kota Balikpapan, saya pindah, sebelumnya saya di DKPP,
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
kemudian di mutasi ke BLH tahun 2013 itu sebagai staff pelaksana, kemudian
2014 saya diangkat menjadi Kasubid Informasi, Data dan Pengembangan
Kapasitas.
Q: Ke pertanyaan pertama nih Mbak, mengenai Program Adipura, melihat bahwa
Adipura merupakan sebuah kegiatan besar terkait dengan perlombaan lingkungan
bersih di setiap kota, kegiatan apa aja sih yang dilakukan dari BLH agar piala
tersebut dapat diraih Mbak?
A: Sebenarnya sih kalau Adipura itu include ya, semua kota dari hulu sampai hilir,
include clean land, clean water dan clean air nya. Jadi kalau yang BLH itu, untuk
di bidang saya itu, Adiwiyata, untuk pengembangan pendidikan di lingkungan
hidup, sebenarnya setiap bidang di BLH itu ikut berperan serta terhadap Adipura,
jadi misalnya di bidang Wasdal, itu untuk pengendalian dan pencemaran air,
kemudian di bidang PDL, Pencegahan Dampak Lingkungan, itu untuk uji
emisinya, itu sangat mendukung untuk program Adipura, kemudian di PKSDA,
itu mendukung untuk RPH nya, jadi semuanya.
Q: Kegiatan yang dilaksanakan untuk divisi Mbak sendiri berarti Adiwiyata ya ?
A: Iya Adiwayata, kemudian KBM, Kerja Bakti Masal juga ikut berperan serta. Tapi
kalau leading sectornya sih kalau Adipura memang di bidang ini.
Q: Ooo gitu Mbak.. dan sejauh ini bagaimana sih pencapaian Balikpapan terhadap
Adipura? Kira-kira udah berapa nih yang diraih?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Sudah 18 kali, 3 kali diantaranya itukan Adipura Kencana, kalau yang lainnya kan
Adipura biasa yaa, kemudian kan tahun 2012, karna Adipura kami sudah stabil,
jadi kami mencoba untuk ikut program Adipura Kencana, jadi naik tingkat lagi,
tahun 2012 kami memang pernah mencoba, namun gagal, kami hanya mendapat
Adipura biasa, kemudian setahun kami perbaiki, apasih yang menjadi parameter
untuk Adipura Kencana, itu kami penuhi semua dan di 2013 kami mendapatkan
Adipura Kencana.
Q: Jadi pihak yang terlibat dalam proses kegiatan Adipura tersebut semua bidang
yang ada di BLH ya ?
A: yaa semua di BLH dan juga termasuk keluarahan, kecamatan, SKPD terkait,
seperti Dishub, semua sih, kalau kita hanya leading sectornya saja, misalnya
parameter apa saja sih di Adipura? Setelah dapat parameter baru kita lempar ke
SKPD.
Q: Ooo gitu.. tapi untuk internalnya, berarti semuanya yah Mbak?
A: Iya benar, internalnya semuanya.
Q: Lalu apakah kegiatan Adipura ini menjadi salah satu program yang paling
diandalkan dari BLH? Kan banyak program yah Mbak?
A: Iya merupakan salah satu yang paling diandalkan
Q: Koordinasinya sendiri bagaimana sih Mbak?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Koordinasinya sih memang sudah terbangun dari dulu ya, kami hanya tinggal
melanjutkan, biasanya karna Adipura itu menyangkut nama kota dan biasanya
kalau disebutkan salah satu parameter kota salah satunya pasti Adipura, jadi
minimal kalau Adipura pasti yang mimpin Pak Wali atau Pak Sekda untuk semua
koordinasinya.
Q: Lalu dalam menyampaikan program-program yang telah dilakukan ini, salah
satunya program Adipura tersebut tentunya dalam BLH ini ada proses komunikasi
internalnya yah Mbak, nah apakah komunikasi internal dalam mengkomunikasi
Adipura tersebut berjalan lancar?
A: Lancar.. Lancar..
Q: Pelaksanaannya seperti apa tuh Mbak? Mungkin prosesnya ?
A: Karna kan saya baru 2013, dan saya masuk itu sepertinya sudah mendarah daging
sih, misalnya tim yang akan datang, ayo langkah-langkah apa yang akan kita
lakukan, semua Kabid, Kasubid, sampai Staff sudah tau harus melakukan apa.
Q: Ooh, jadi udah rapi yah mbak?
A: Iya sudah rapi, udah ada SOP nya lah, walaupun tidak tertuang, itupun nanti kalau
ada Staff baru pasti, oh yang mana sih yang bebannya berat, nanti itu yang akan
kita bagi, jadi udah pokoknya, bulan sekian bulan sekian kita akan ngurus
Adipura, nanti tim penilai datang akan ada koordinasi ke Pak Wali, ada yang
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
koordinasi ke bawah, ada yang monitoring ke lapangan, udah ada pembagian
jobnya semua.
Q: Dan pengaruh komunikasi internalnya untuk Mbak sendiri dan staff itu apakah
berpengaruhkah ke kinerja Mbak?
A: Yaa.. sangat berpengaruh
Q: Program Adipura tadi kan yang sudah Mbak sebutkan, merupakan salah satu
program yang besar dan yang lain kana da program-program kecil, apakah ada
yang membedakan komunikasi internal dalam menyusun Program Adipura atau
yang lainnya?
A: Kalau Adipura lebih ini sih.. lebih prioritas, mungkin kalau dari bidang ini 70%
lah Adipura itu menjadi Prioritas. Jadi misalnya, di Adipura ini sosialisasi apasih
yang kurang, yang mendukung Adipura biasanya akan dilaksanakan oleh beliau.
Q: Kalau tadi sudah tentang proses komunikasi internalnya nih Mbak, sekarang aku
mau menanyakan mengenai medianya nih, media oral, media tradisional dan
media elektronik, nah media apa saja sih yang mendukung proses terjadinya
komunikasi internal?
A: Semua sih sepertinya mendukung yaa. Kalau akan kedatangan tim, kami rapat
dulu internal, dengan Staff, Kepala Bidang dan Kepala Sub Bidang, setelah
selesai itu rapat dengan Kepala dengan satu kantor, setelah itu akan rapat di
tingkat Kota.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Q: Disposisi apakah juga digunakan Mbak?
A: Iya benar, disposisi juga digunakan
Q: Dari media-media tersebut yang paling sering digunakan yang mana nih Mbak?
A: Emm.. SMS kali yaa. SMS selalu digunakan tuh dari tim datang hingga tim
pulang. Tim datang posisinya dimana, wah udah tuh, HP kalo bisa dua hehehe
Q: Jadi menurut Mbak Salma yang sangat berperan SMS ya?
A: Yup, SMS. Kalau untuk sekarang yaa, mungkin untuk 2 atau 3 tahun ini SMS.
SMS sama telepon sih, tapi biasa karna kita banyak telepon, biasa ini kan, untuk
menginformasikan apa gitu agak lambat, biasanya SMS, SMS lebih cepat, karena
bisa kedua orang tiga orang kan.
Q: Untuk program Adipura sendiri, media yang dijadikan alat pendukung sama juga
berarti nih Mbak?
A: Iya sama
Q: Diluar kegiatan formal, ada gak sih kegiatan informal diluar dan apakah media-
media juga berperan aktif?
A: Kita biasanya full, karena Adipura itu, kadang sabtu minggu turun, semuanya
hampir formal sih untuk kepentingan kantor
Q: Tapi untuk sekedar menyambung silahturahmi, misalnya nanya kabar, itukan
diluar kegiatan kerja, lebaran, natal, apakah media juga berperan aktif?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Iya berperan aktif banget
Q: Ke pertanyaan terakhir nih Mbak, apa saja sih hambatan yang ditemui dalam
proses menyampaikan informasi dan tugas terkait program Adipura?
A: Biasanya kalau menyampaikan informasi hambatannya gini.. biasa ini banyak ini
sih tugas-tugas lain yang menghambat, misalnya mau rapat hari apa, eh gataunya
ini udah ada jadwal kesini, ini kesini, untuk menyinkronkan jadwal itu sih
kadang-kadang.
Q: Jadi menyinkronkan jadwal itu yah Mbak yang sulit?
A: Iya menyinkronkan jadwal, karena kan masing-masing sudah memiliki jadwal
sendiri, kadang untuk menyamakannya, punya waktu yang pas untuk semua
berkumpul dan membahas masalah yang sama gitu.
Q: Lalu jika ada hambatan seperti itu, bagaimana sih biasanya Mbak Salma atau staff
lain mengatasinya?
A: Mengatasinya sih kami biasanya kami langsung menelepon ke beliau,
menanyakan kapan nih ? Apakah beliau bisa bergabung? Atau tidak sama sekali,
jadi yaa langsung telepon gitu.
Q: Okay, mungkin sekian dulu mbak, terima kasih sudah meluangkan waktunya dan
memberikan data yang komprehensif. Selamat siang mbak salma.
A: Sama-sama, selamat siang dan sukses yaa.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Transkrip Wawancara
Nama : Citra Sakina, A.Md
Jabatan : Staff Badan Lingkungan
Hidup
Tanggal/Pukul : 8 Mei 2015 / 13:00 WITA
Tempa t: Kantor Badan Lingkungan
Hidup Pemerintah Kota
Balikpapan, Jalan Ruhui
Rahayu I, Balikpapan Selatan
(Ket: Q = Question, A = Answer)
Q: Selamat siang, saya Nindya Putri dari Universitas Multimedia Nusantara, saya
sedang membuat skripsi tentang Pola Komunikasi Internal Atasan pada Bawahan
di BLH terkait program Adipura, akan ada beberapa hal yang ingin saya
tanyakan. Sebelumnya, bisakah Mbak memperkenalkan diri, sudah berapa lama
kerja di BLH dan jabatan mbak?
A: Nama saya Citra, saya sudah hampir empat tahun bertugas di BLH, saya juga
ditempatkan di bidang pengawasan dan pengendalian, jabatan saya disini staff
pelaksana.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Q: Ke pertanyaan pertama nih Mbak, disini saya membahas mengenai keseluruhan
proses komunikasi internal dalam organisasi tentunya menciptakan iklim
komunikasi, menurut Mbak Citra bagaimana iklim komunikasi yang terjadi
disini? Apakah sudah bisa dikatakan erat kaitannya dan mengapa?
A: Jadi kalau menurut saya iklim komunikasi yang terbentuk di BLH, khususnya di
Bidang Pengawasan dan Pengendalian ini sudah terbentuk sangat harmonis dan
terkait antar satu personil dengan yang lainnya
Q: lalu, apakah Mbak Citra merasa nyaman ?
A: Yaa.. pada prinsipnya sih saya nyaman bekerja disini, yaa karena antara atasan
dan karyawan itu tidak… yaa karena tadi sudah saya singgung bahwa iklimnya
sudah baik, jadi tidak ada semacam kesenjangn atau apapunlah dan masing-
masing dari kita sudah mampu menempatkan diri.
Q: Jadi, menurut Mbak Citra dapat dikatakan atasan sudah dapat merangkul
karyawan dengan baik?
A: Yaa.. sangat. Menurut saya sih sangat merangkul dengan baik yaa
Q: Seperti dalam pelaksanaan program-program khusus seperti Adipura, atasan juga
merangkul dengan baik?
A: Yaa.. karena begini program adipura itu kan prinsipnya kita kan mengisi data-data
kuesioner, nah data-data kuesioner itu kan bersumber dari SKPD lain ataupun dari
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
bidang-bidang lain di BLH, nah jika kita itu tidak memiliki pola komunikasi
antara atasan dan karyawan tidak terbentuk dengan baik, maka keberhasilan dari
program Adipura itu tidak mungkin bisa tercapai.
Q: Lalu Bagaimana sikap atasan mba Citra dalam penyampaian program yang
merupakan kegiatan formal ataupun kegiatan informal ?
A; Sikap atasan terhadap saya emm.. baik, yaa karena masing-masing dari kita
mampu menempatkan diri ya jadi kalau untuk pekerjaan sudah pasti tetap ada
ketegasan ya karena kan terkait kegiatannya formal, ya tapi dalam urusan yang
informal pun kita tetap ada kekeluargaannya juga, jadi ya disesuaikan dengan
kondisinya, kalau kondisinya untuk pekerjaan ya kita gak mungkin apa
namanya..bermain-main kan disitu, tapi kalau untuk kondisi informal, untuk
membangun kekeluargaan, yaa bercanda masih boleh-boleh aja, yaa jadi yaa bisa
berada di kantor, bisa juga berasa dirumah, dikeluarga, disini.
Q: Dalam proses menyampaikan perintah dari atasan kepada Mbak Citra sendiri
bagaimana dan seperti apa sih yang biasanya disampaikan?
A: Maksudnya cara menyampaikan perintah gitu ya?
Q: Yaa
A: Emm.. yaa biasa aja sih, yaa misalnya menyampaikan perintah, ya kaya gimana
atasan menyampaikan perintah kepada bawahannya, misalnyaa “Citra, minta
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
tolong untuk membantu mengerjakan bla bla bla” atau “Citra, minta tolong untuk
menyelesaikan tugas ini”, yaa biasa aja sih.
Q: Dan dalam proses komunikasinya sendiri antara atasan dengan Mbak Citra sendiri
sebagai staff, apakah itu berdampak pada kinerja Mbak Citra?
A: Jadi, pasti yaa kalau kita di dalam kehidupan pekerjaan kalau komunikasi kita
tidak terbangun dengan baik, otomatis kinerja kita itu pasti berdampak, karena
kita satu bidang, ada atasan dan ada bawahan, jika pola komunikasi antara atasan
dan bawahan ini tidak terwujud dengan baik, otomatis akan ada pekerjaan-
pekerjaan atau sasaran target yang tidak bisa tercapai, kalaupun tercapai, mungkin
tidak sempurna, jadinya emm gimana yaa… jadi ya, kalau tidak ada komunikasi
disitu berarti tidak ada kerjasama, gitu.
Q: Jadi yang saya tangkap atasan Mbak sudah dapat merangkul Mbak dengan baik
dan menurut Mbak Citra apakah staff dengan atasan sudah mengedepankan
kerjasama tadi sudah terjawab juga, nah hal tersebut dapat dilihat melalui apa nih
Mbak?
A: Kerjasama tadi yaa?
Q: Iya Mbak..
A: Jadi contohnya gini, ketika kita melaksanakan program penilaian Adipura itukan
sebelum-sebelumnya kita ada yang namanya monitoring, kita monitoring lokasi-
lokasi sekota Balikpapan yang akan di nilai Tim Penilai Adipura, ya kan tidak
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
mungkin atasan-atasan nge-check satu-satu se-Kota Balikpapan ya kan? Tentu
mereka akan membentuk beberapa tim-tim kecil yang akan disebar, nah itu pasti
kan pembentukan tim itu harus ada kerjasamanya, gitu. Ya agar pekerjaan itu
dapat terselesaikan tepat waktu, efektif dan efisien.
Q: Selanjutnya, saya akan masuk pada pertanyaan media-media yang digunakan nih
Mbak, proses komunikasi yang baik dalam pemberian tugas, pemberian
informasi dan pengambilan keputusan dari Atasan tentunya menggunakan media-
media khusus yaa, seperti media tradisional ataupun media oral dan elektronik,
nah media apa saja yang mendukung terjadinya proses komunikasi internal di
BLH?
A: Kalau di BLH itu biasanya kita lebih banyak ke tradisional dan oral yaa,
contohnya itu kayak lembar disposisi, itu kan tradisional seperti kayak memo
begitu yaa cuma sudah ada format bakunya, kemudian biasanya juga ada instruksi
langsung lewat rapat juga ada, papan pengumuman, sms, telepon, ya itu aja sih
yang sering saya temui.
Q: Dan dari media yang sudah Mbak sebutkan tadi, media mana saja yang paling
sering digunakan dan mengapa?
A: Emm.. yang paling sering itu lembar disposisi ya yang memo tadi dan instruksi
langsung, baik melalui pertemuan ataupun melalui telepon karena kalau disposisi
kan artinya tugas-tugas yang diberikan atau informasi-informasi yang diberikan
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
itukan akan terecord dengan baik, kemudian yaa kalau instruksi langsung itu
kalau dengan pertemuan atau telepon kan lebih cepat penyampaiannya pada yang
bersangkutan
Q: Berarti bisa dikatakan lembar disposisi tersebut sudah berperan aktif dalam
kegiatan komunikasi internal di BLH ?
A: Ya.. sangat aktif.
Q: Lalu, juga didukung dengan instruksi langsung ya mbak?
A: Yaa. Yaa.. benar
Q: Untuk program Adipura sendiri nih mbak, media yang dijadikan alat komunikasi
internal apakah disposisi dan rapat ataukah ada media yang lain?
A: Yaa kalau Adipura itu disposisi itu pasti ya, itu nggak cuma untuk program
Adipura, tapi keseluruhan aktivitas di BLH itu pasti ada lembar disposisinya yang
terus habis itu ada rapat juga, ada rapat-rapat untuk menghimpun informasi-
informasi, baik untuk internal kita di BLH ataupun SKPD atau dinas-dinas lain
dan jika mungkin memungkinkan ya telepon ya. Kita menyesuaikan aja, kita lihat
kondisinya, kalau buru-buru dan gak memungkinkan untuk rapat mau gak mau
kan harus telepon atau mungkin kita interaksi langsung dengan yang
bersangkutan, kalau kita sih disini begitu, tapi pada prinsipnya kalau bisa lewat
lembar disposisi, ya lewat lembar disposisi begitu.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Q: Diluar urusan pekerjaan sendiri, apakah media juga berperan aktif dalam
menyambung silahturahmi?
A: Diluar urusan pekerjaan.. mungkin contohnya gini, kita kana da kegiatan kayak
senam setiap hari jumat atau upacara setiap hari senin, dimana kita dikumpulkan
seluruh pegawai BLH, nah biasanya sih kita lewat papan pengumuman aja, nanti
di tempel gitu, bahwa nanti hari jumat tanggal sekian kita ada senam bersama atau
kalau misalnya ada teman-teman yang disini mau syukuran atau acara lain,
biasanya informasinya di tempel di papan pengumuman atau diinformasikan
secara langsung, tapi biasanya sih pasti ada papan pengumumannya juga.
Q: Ooo begitu mbak.. lalu dalam proses komunikasi kan pastinya ada hambatannya
nih, untuk Mbak Citra sendiri hambatan apa saja sih yang ditemui dalam proses
komunikasi internal di BLH?
A: Emm.. biasanya tuh hambatannya gini, kita kan kalau mau memberikan tugas di
era sekarang itu kan semua harus terecord ya, artinya semua harus ada bukti
tertulis kan, nah terkadang itu yang tertulis atau terecord baik yang dalam bentuk
hardcopy ataupun softcopy, hanya dari paling atas ke Kabid atau Kasubid, nah
biasanya dari Kasubid ke staff kadang biasanya ada yang terecord kadang ada
yang tidak, ya mungkin karena kita masih mendominasi menggunakan lembar
disposisi itu tadi dan biasanya kalau sudah dari Kasubid ke staff, itu lebih ke
instruksi langsung. Jadi misalnya saya untuk program Adipura ada informasi
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
untuk penilaian atau ada rencana pemantauan, nah itu yang terecord disposisi
hanya sampai ke Kasubid saja, tapi kalau sampai ke staff jarang gitu.
Q: Nah, cara Mbak Citra sendiri untuk mengatasi hambatan tersebut agar dapat
diselesaikan seperti apa?
A: Ini berarti hanya dari kacamata saya sendiri ya?
Q: Iya mbak
A: Kalau menurut saya sih kita harus menerapkan suatu pola gitu ya, dimana dari
atasan sampe bawahan itu tugas-tugas dapat terecord dengan baik, ya mungkin
karena kita disini masih lembar disposisi artinya masih media tulisan ya, kalau
diluar-luar sana sudah banyak yang beralih ke media elektronik yang mana itu
sebenarnya itu lebih mudah secara otomatis sudah tersimpan, mungkin ada
baiknya kita harus apa yaa, harus mulai mengembangkan media komunikasi yang
sudah ada sekarang, tapi lembar disposisi juga sudah sangat baik, hanya saja
emm.. kan sekarang eranya sudah beda, jadi harus lebih bisa terecord dengan
baik. Ada satu masalah lagi nih, misalnya kita dikasih perintah melalui tulisan
gitu kan atau intruski langsung, terkadang berapa hari kemudian, karena tidak
terecord, lupa gitu, dengan apa yang sudah disampaikan, kemarin yang harusnya
planningnya A B C ternyata ketika kita sudah melaksanakan A B C misalnya ada
suatu kendala, tapi karena arahan untuk menjalankan planning A B C tersebut
tidak tertulis akhirnya kan jadinya lupa gitu kalau planning itu pernah
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
disampaikan, yaa mungkin karena itu tadi sih, kurang terecord sama miss-
communication aja, kayak misalnya kita diberikan arahan dalam bentuk tulisan
itu kadang-kadang tiap orang membaca maksud tulisan itu berbeda-beda tuh, nah
jadi kadang-kadang perlu juga kita mendukung dengan interaksi langsung.
Q: jadi interaksi langsung sebagai salah satu cara mengatasinya gitu mbak?
A: Yaa salah satunya perlu adanya interaksi langsung gitu
Q: Baiklah Mbak Citra, saya rasa cukup informasinya dan terima kasih untuk
waktunya, selamat siang.
A: Iya sama-sama, selamat siang.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Transkrip Wawancara
Nama : Herti Ayu Yusvalina, S.T
Jabatan : Staff Badan Lingkungan Hidup
Tanggal/Pukul : 8 Mei 2015 / 14:00 WITA
Tempat : Kantor Badan Lingkungan
Hidup Pemerintah Kota
Balikpapan, Jalan Ruhui Rahayu
I, Balikpapan Selatan
(Ket: Q = Question, A = Answer)
Q: Selamat siang, saya Nindya Putri dari Universitas Multimedia Nusantara, saya
sedang membuat skripsi tentang Pola Komunikasi Internal Atasan pada Bawahan
di BLH terkait program Adipura, akan ada beberapa hal yang ingin saya
tanyakan. Sebelumnya, bisakah Mbak memperkenalkan diri, sudah berapa lama
kerja di BLH dan jabatan mbak?
A: Selamat siang, nama saya Herti Ayu Yusvalina. Saya bekerja di Badan
Lingkungan Hidup kota Balikpapan di Bidang Pengawasan dan Pengendalian,
saya Staff langsung Kasubid APKPL
Q: Sudah berapa lama Mbak ayu di Bidang ini ?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Saya sudah sekitar satu tahun disini
Q: Ke pertanyaan pertama nih mbak, jadi saya ingin mengupas mengenai
komunikasi internal yang ada di dalam BLH, nah sebagai staff BLH, bagaimana
mbak mendeskripsikan iklim komunikasi yang terjadi disini ? Apakah sudah
terasa erat keterikatannya dan apakah mbak ayu sendiri merasa nyaman bekerja
disini?
A: Emm terima kasih, iklim komunikasi disini sudah cukup baik yaa. Antara atasan
langsung dengan bawahan dalam hal ini, antara Kasubid dan Staff sudah mengerti
masing-masing tugas pokok dan fungsinya, jadi menurut saya disini sudah
termasuk lancar dalam berkomunikasi, dilihat dari atasan yang dalam
memberikan tugas dan memerintah menggunakan gaya bahasa yang baik dan
benar. Kalau dibilang nyaman, sudah cukup nyaman karena atasan tidak terlihat
membeda-bedakan antara staff satu dengan staff lainnya.
Q: Melihat para atasan Mbak Ayu, apakah menurut Mbak Ayu para atasan tersebut
sudah dapat merangkul karyawan dengan baik? Khususnya pada program besar
seperti program Adipura dan bisa dijelaskan seperti apa contohnya?
A: Sudah cukup baik sih, karena dengan cara mengajak langsung staff ke lapangan
dalam monitoring dan evaluasi program Adipura itu sendiri, serta juga sering
membagi ide-ide dan sharing keputusan apa yang di ambil.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Q: Berarti itu untuk kegiatan formalnya yah Mbak, lalu untuk kegiatan informal
bagaimana sikap atasan terhadap Mbak Ayu?
A: Sama baiknya sih, karena sebenarnya satu itu, tidak membeda-bedakan staff satu
dengan yang lainnya, jadi kita merasa nyaman berkomunikasi dengan atasan
walaupun untuk kegiatan informal.
Q: Jadi benar-benar di sama ratakan gitu yah mbak?
A: Iyaa..
Q: Lalu bagaimana sih cara atasan Mbak Ayu dalam memberikan perintah?
A: Biasanya sih kalau masih dalam satu ruangan, datang langsung ke meja staff atau
memanggil staff langsung ke dalam ruangan, serta menjelaskan dengan baik dan
sopan mengenai tugas apa saja yang diberikan.
Q: Apakah Mbak Ayu merasa komunikasi yang terjalin antara Mbak Ayu dengan
atasan dapat berdampak pada kinerja Mbak Ayu sendiri?
A: Disini berdampak ya, karena semakin kita nyaman dengan sikap atasan maka
akan mempengaruhi dan berdampak dengan kinerja kita.
Q: Karena hal tersebut berdampak dan komunikasi sudah terjalin dengan baik, jadi
menurut Mbak Ayu apakah antar atasan dan staff di BLH sudah sangat
mengedepankan kerjasama? \
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Yaa sudah. Contohnya apabila kita monitoring dan evaluasi ke lapangan tuh,
atasan dapat mem-back up lah kegiatan kita, apabila kita terlihat sedikit lebih
sibuk, begitu juga sebaliknya, apabila atasan yang terlihat lebih sibuk, kita yang
mem-back up kerjannya.
Q: Dan dari komunikasi internal yang terjalin tentunya ada media yang digunakan,
baik media tradisional, media oral dan media elektronik. Nah, media apa sajakah
yang dijadikan sebagai alat pendukung proses terjadinya komunikasi internal di
BLH?
A: Sebenarnya dari ketiga jenis media tersebut termasuk yah, dari tradisional dengan
adanya memo atau surat penugasan, untuk oral dengan adanya rapat staff setiap
minggu, instruksi langsung dengan atasan dan media elektronik dengan
menggunakan email.
Q: Dari media yang Mbak Ayu sebutkan, media mana saja yang paling sering
digunakan dan mengapa?
A: Kalau dilihat dari BLH sendiri, paling sering kita menggunakan media oral,
dengan cara menggunakan rapat staff, instruksi langsung ataupun dengan telepon
karena dilihat keterikatannya antara atasan dengan staff jadi lebih erat dan jadi
lebih sering bertemu.
Q: Jadi media tersebut sudah dikatakan dapat berperan aktif dalam komunikasi
internal?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
A: Ya, berperan aktif. Karena bisa meningkatan keterikatan itu sendiri, antara atasan
dan staff, sehingga dengan lebih sering bertemu, lebih terjalin tentunya
komunikasinya.
Q: Dari pandangan Mbak Ayu, media mana yang paling efektif?
A: Menurut pandangan saya, karena lebih sering menggunakan media tradisional dan
media elektronik, yaa keduanya, karena lebih sering lah dan lebih gampang dalam
komunikasi dan tidak miss komunikasi lah.
Q: Untuk program Adipura sendiri, apakah ada yang membedakan dalam media
komunikasinya, dari yang program biasa dan program besar seperti Adipura?
Apakah sama atau ada tambahan lainnya?
A: Emm.. biasanya program Adipura, karena dari pusat ke daerah, biasanya
menggunakan media tradisional seperti surat atau pengumuman. Cuman dari
daerah ke atasan di daerah dan ke bawah langsung mungkin lebih sering
menggunakan media oral yah dan tradisional.
Q: Diluar urusan pekerjaan, dalam kegiatan informal apakah ada media-media yang
berperan aktif dalam menyambung silahturahmi antara atasan dan staff di BLH?
Dan media apa yang digunakan?
A: Lebih cenderung ke media oral dan elektronik sih, karena bisa lewat telepon, sms,
kalau mungkin karena lewat telepon dan sms itu bisa bikin lebih erat lah begitu.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Q: Lalu dalam proses komunikasi internalnya, hambatan apa yang ditemui?
A: Kalau menurut saya mungkin dari pusat ke daerah ya yang agak susah, karena
biasanya hanya melalui surat dan pengumuman, mungkin memang awalnya dari
surat tapi kita kan juga butuh contact person untuk make sure siapa aja yang
dibutuhkan dari pusat ke daerah.
Q: Hal itu terkait juga dengan program Adipura?
A: Yaa betul, seperti itu.
Q: Dari pandangan Mbak Ayu sendiri, bagaimana cara Mbak Ayu untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut agar dapat diselesaikan dan memudahkan pekerjaan
Mbak Ayu?
A: Misalnya lebih sering kontak aja sih, sama minta suratnya agar disertakan dengan
contact personnya jadi agar saling berhubungan satu sama lain, sehingga tidak ada
miss komunikasi.
Q: Oke saya rasa cukup Mbak Ayu, terima kasih untuk waktunya yah.
A: Baik.. sama-sama.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Triangulasi Sumber
Judul Penelitian : Pola Komunikasi Atasan kepada Bawahan dalam
mengkomunikasikan Program Adipura
(Studi Kasus pada Badan Lingkungan Hidup Kota Balikpapan)
Dedi Kurnia Syah Putra (Sumber: fokusjabar.com)
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Berikut adalah draft pertanyaannya:
1. Dapatkah Bapak menceritakan sedikit mengenai diri Bapak? (Profil)
Dedi Kurnia Syah Putra, banyak berbicara terkait Komunikasi Efektif, Comrel, CSR,
PR, di beberapa instansi pemerintahan dan swasta. Pengajar Ilmu Komunikasi di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, BSI Jakarta, Univ. Satya Negara Indonesia dan
Universitas Telkom. Menulis buku Komunikasi CSR Politik (2015), Dinamika
Demokrasi (2014), Media dan Politik (2012). Saat ini anggota aktif The Centre for
Media Gender and Democracy (CMGD), tinggal di Ciputat.
Sama seperti pada perusahaan swasta, di dalam instansi pemerintahan,
komunikasi internal juga terjalin antar anggota organisasinya. Menurut Bapak:
2. Pentingkah komunikasi internal bagi sebuah organisasi? Mengapa?
Penting, sirkulasi informasi menentukan keberhasilan komitmen komunikatif yang
dibentuk oleh Organisasi. Organisasi merupakan sistem kolektif yang tidak dapat
merumuskan keberhasilan tujuan secara individual. Komunikasi, merupakan sarana
untuk menajamkan pemahaman bersama, di mulai dari perencanaa, tatacara
pelaksanaan, hingga ramalan hasil/hasil yang diharapkan (objektive).
3. Melalui media apa sajakah komunikasi internal dilakukan dan apa pengaruhnya
untuk sebuah organisasi?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Fokus pada media untuk mencari efektifitas komunikasi internal, adalah ide klasik,
bahkan bagi saya itu ide kuno, kadaluarsa. Hal utama yang harus dipahami adalah
tentang tatacara produksi pesan (material), dan distribusi pesan (the way). Sedang
media internal bisa berupa apa saja, jika pesan yang ingin disampaikan berupa
jangka pendek maka bias menggunakan media platform (bulletin, summary executive,
majalah internal, dll). Tetapi, pesan jangka panjang semisal visi-misi program,
motivasi kerja, propaganda integritas anggota organisasi, bisa menggunakan diluar
platform (menyisipkan pesa melalui kalender meja, kalender dinding, mug, dll).
Kekinian, beberapa organisasi menggunakan e-buletin, melalui milist internal, grup
messenger (WA, BBM, LINE, dll).
4. Apa saja manfaat komunikasi internal untuk organisasi?
Tentu manfaat yang dicapai adalah kesamaan komitmen, dilihat dari bentuk
komunikasi internal organisasi, paling tidak komitmen yang harus dicapai adalah: 1.
Kesepakatan atas Rencana Kerja (Renstra), Strategi Komunikasi (Strakom), dua hal
ini penting sebagai pedoman. Jika tidak ada kesepakatan atas dua hal tersebut, maka
kerja individu dalam organisasi sulit dikontrol. 2. Keterlibatan Institusi, di
maksudkan bahwa organisasi benar-benar bekerja sesuai dengan pola yang
dibentuk, bukan karena anomaly masing-masing individu. Sehingga apa yang dicapai
nantinya merupakan hasil kerja bersama.
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Dalam proses komunikasi internal, penyampaian inforfomasi, pemberian tugas,
penyusunan program ataupun pengambilan keputusan, merupakan hal-hal
yang sering dikomunikasikan oleh atasan kepada staffnya (Downward
Communication), Menurut Bapak:
5. Seperti apakah sikap atasan yang baik dalam proses pemberian tugas dan
informasi?
Sekali lagi itu adalah cara-cara lama yang tidak lagi berfungsi dengan baik di zaman
sekarang, terlebih institusi yang bersifat public (pemerintahan). Trend harus diubah,
kebutuhan institusional (pemberian tugas, penyusunan kerja) tidak lagi inisiatif
atasan, tetapi dimulai dari bawahan. Sehingga porsi kerja akan menyesuaikan
dengan ketersediaa sumber daya.
6. Seberapa pentingkah peran staff dalam proses penyusunan program dan
pengambilan keutusan?
Sangat penting, staff merupakan internal stakehorlder terdepan. Sekaligus pelaksana
kegiatan, dengan model Komunitarianisme organisasi lebih sehat karena pelimpahan
susunan program ditangan pekerja. Atasan, hanya mendominasi wilayah evaluator,
pemikir.
7. Bagaimana proses yang baik dalam pengambilan keputusan di sebuah organisasi?
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
Dimulai dengan koleksi masukan-masukan aspiratif, sumber utama kebutuhan
informasi harus dari tatanan yang paling bawah. Kemudian pimpinan akan
memutuskan sesuai dengan pilihan-pilihan yang ada dalam kolektifitas.
8. Apakah sikap atasan akan berpengaruh terhadap kinerja para bawahannya?
Mengapa?
Jelas berpengaruh, pimpinan sebagai nahkoda akan menentukan laju kapal
organisasi. Maka dari itu, seorang pemimpin harus memiliki daya pemahaman
melebihi bawahan, setidaknya dua hal. 1. Inklusif, bersifat terbuka, mau mendengar,
memposisikan diri sebagai kelas yang setara dengan bawahan. 2. Otoritarians,
pemimpin meskipun membaur dengan bawaha, ia tidak boleh terpengaruh dari salah
satu bawahan, tetap memiliki integritas sebagai pemegang hak prerogatif.
Untuk menciptakan pola komunikasi yang baik dan hubungan yang erat di
dalam sebuah organisasi, tentunya tidak dibangun dari kegiatan formal saja,
tapi juga kegiatan informal, menurut Bapak:
9. Seberapa pentingkah pengaruh kegiatan informal dalam sebuah organisasi?
Jika menggunakan angka, 65 persen. Organisasi sebagai system kolektif tidak dapat
terus menerus memaksanakan kesamaan, tetapi memerluka keseragaman. Organisasi
yang baik dan sehat tentu bersifat inklusif. Berpendirian, tetapi terbuka. Terlebih,
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015
individu-individu dalam organisasi memiliki kecenderungan berbeda, sehingga
pemimpin harus mampu merangkul semua keberagaman tersebut.
10. Pada umumnya, apa tujuan dan manfaat kegiatan informal dilakukan didalam
sebuah organisasi?
Loyalitas, Dedikasi, Organisasi yang kuat ketika lahir individu-individu yang loyal
dan berdedikasi tinggi. Kedua hal tersebut kecil kemungkinan dari tindakan formal.
Formalitas bersifat mengingat, birokratis, dan high procedures. Hanya cocok di
gunakan dalam pola-pola eksakta, semisal Agama.
11. Kegiatan informal cenderung dapat memperkecil GAP antara atasan dan
bawahan, benarkah demikian? Mengapa?
Kegiatan informal (family gathering, kebebasan ekspresi, merayakan ulang tahun di
kantor, dll), melahirkan pola kekeluargaan, dengan demikian organisasi serasa milik
diri sendiri (sense belonging).
Terima Kasih J
Pola Komunikasi..., Nindya Putri Erlyta, FIKOM UMN, 2015