3 bab iii kerangka konsep 3.1 kerangka konsepeprints.umm.ac.id/45723/4/bab 3.pdf · 3 bab iii...
TRANSCRIPT
28
3 BAB III
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Pengetahuan
Definisi Tingkatan
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Lingkungan
5. Sosial budaya
3. Aplikatif
4. Analisis
5. Evaluasi
1. Tahu
2. Memahami
Tingkat pengetahuan
tentang Prolanis
1. Definisi Prolanis
2. Tujuan Prolanis
3. Bentuk Pelaksanaan
4. Langkah pelaksanaan
5. Aktivitas Prolanis
6. Hal- hal yang harus
diperhatikan di
Prolanis
Minat kunjungan
Faktor- faktor yang
mempengaruhi
Faktor- faktor yang mempengaruhi minat
1. Pengetahuan
2. Dukungan
keluarga
3. Sikap dan
perilaku
4. Jarak
5. Fasilitas
kesehatan
Indikator
1. Keinginan
2. Rasa senang
3. Perhatian
4. Ketertarikan
5. Menaati
peraturan
Ket: (diteliti)
(tidak diteliti)
(berpengaruh)
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
29
Berdasarkan gambar kerangka konsep di atas dapat diketahui bahwa
pengetahuan adalah hasil dari mengetahui sesuatu baik itu melalui sistem belajar
ataupun memperoleh informasi dari orang lain (Nursalam & Effendy, Pendidkan
Dalam Keperawatan, 2008). Sebenarnya pengetahuan tersebut hanya mengenai
perihal mengetahui tentang suatu objek. Pengetahuan merupakan kekayaan mental
yang dimiliki manusia yang berguna dalam kehidupannya. (Arfa & Marpaung, 2016).
Dalam memperoleh pengetahuan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu
pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya (Wawan & Dewi, 2011).
Sedangkan Menurut taksonomi bloom (dalam Prasetya, 2012) Pengetahuan
mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikatif, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Tahu merupakan proses mengingat kembali informasi atau materi yang telah
diperoleh melalui literatur atau orang lain. Sedangkan dikatakan memahami apabila
seseorang dapat menjelaskan dan mengintrepretasikan secara benar dan jelas
terhadap materi atau informasi yang diketahuinya (Wawan & Dewi, 2011). Jadi jika
seseorang mengetahui dan memahami tentang suatu informasi tertentu maka dapat
dikatakan bahwa seseorang tersebut memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Hal itu
dikarenakan seseorang mampu mengetahui dan memahami. Dalam penelitian ini
dapat diartikan Prolanis merupakan sebuah informasi (BPJS Kesehatan, 2014).
Prolanis tentunya sangat bermanfaat bagi penderita DM tipe 2 dan HT, kemudian
dengan meningkatnya penderita yang mengerti tentang Prolanis akan berdampak
pada minat kunjungan ke Prolanis yang ada di Puskesmas dikarenakan semakin
mengetahui betapa pentingnya Prolanis maka akan semakin aktif pula penderita DM
tipe 2 dan HT melakukan kunjungan ke Prolanis . Minat sendiri mempunyai beberapa
indikator yaitu adanya keinginan, rasa senang, perhatian, ketertarikan dan menaati
30
peraturan Hidayat (2013). Sedangkan minat kunjungan ke Prolanis dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu pengetahuan, dukungan keluarga, sikap dan perilaku, jarak, dan
fasilitas kesehatan itu sendiri (Ningsih, Arneliwati, & Lestari, 2014)
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang masih bersifat sementara yang masih perlu
dilakukan uji lanjutan untuk membuktikan kebenaran dan dapat diuji melalui uji
statistik atau uji hipotesis (Swarjana, 2016). Hipotesis merupakan suatu kondisi yang
diharapkan dan dilandasi oleh proses penalaran yang membentuk kesimpulan secara
umum (Setyosari, 2013). Berdasarkan kerangka konsep tersebut hipotesis penelitian
adalah:
H1: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang Program Pengelolaan Penyakit
Kronis (Prolanis) dengan minat kunjungan ke Prolanis di wilayah puskesmas
Polowijen, Malang.