bab ii kerangka konsep - kc.umn.ac.id

19
11 BAB II KERANGKA KONSEP 2.1 Tinjauan Karya Sejenis 2.1.1 Asumsi Bersuara Asumsi Bersuara merupakan salah satu platform digital yang dinaungi oleh Asumsi.co yang memiliki tagline “Di Asumsi, kami mendengar semua orang” . Asumsi Bersuara berfokus pada pembahasan politik, current affairs, dan Pop Culture. Podcast Asumsi Bersuara awalnya dimulai oleh Pangeran Siahaan dan Iman Sjafei dalam kanal Youtube pada tahun 2015. Asumsi Bersuara beralih ke Spotify dengan produk podcast di episode pertamanya saat 2 Januari 2019 dengan judul “Eps 1: Sabda Gus Haye dan Gus Bhaga” dengan durasi 48 menit. Gambar 2.1 Logo Asumsi Bersuara Sumber: Anchor.fm

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

11

BAB II

KERANGKA KONSEP

2.1 Tinjauan Karya Sejenis

2.1.1 Asumsi Bersuara

Asumsi Bersuara merupakan salah satu platform digital yang

dinaungi oleh Asumsi.co yang memiliki tagline “Di Asumsi, kami

mendengar semua orang” . Asumsi Bersuara berfokus pada pembahasan

politik, current affairs, dan Pop Culture. Podcast Asumsi Bersuara awalnya

dimulai oleh Pangeran Siahaan dan Iman Sjafei dalam kanal Youtube pada

tahun 2015. Asumsi Bersuara beralih ke Spotify dengan produk podcast di

episode pertamanya saat 2 Januari 2019 dengan judul “Eps 1: Sabda Gus

Haye dan Gus Bhaga” dengan durasi 48 menit.

Gambar 2.1 Logo Asumsi Bersuara

Sumber: Anchor.fm

Page 2: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

12

Berdasarkan informasi dari chartable.com, Asumsi Bersuara

menempati urutan ke-10 di Spotify dalam kategori podcast news and

politics di Indonesia per 30 Juni 2021. Konten dengan pembahasan politik

di Indonesia menjadi senjata utama dalam Asumsi Bersuara. Rayestu yang

menjadi podcaster Asumsi Bersuara mampu mengulik topik-topik yang

dikatakan kontroversi dengan kritis dan mendalam sehingga para

pendengarnya mendapatkan informasi yang faktual dan valid dari setiap

narasumbernya. Setiap episode Asumsi Bersuara tidak memiliki batasan

durasi dalam produksinya dan selalu menghadirkan berbagai narasumber,

seperti pengamat politik, akademis politik, bahkan tokoh politik yang

terlibat langsung dalam pemerintahan Indonesia.

Karya Asumsi Bersuara menjadi referensi penulis untuk dijadikan

acuan karena kreativitas akan topik yang diangkat mampu menarik dan

menyesuaikan isu politik yang sedang ada tanpa harus tergesa-gesa dan

tetap mengandalkan kekuatan riset dalam penyusunan pertanyaannya ketika

melakukan proses wawancaranya. Rayestu menyatakan bahwa dirinya

sangat dibantu oleh tim produksi Asumsi Bersuara untuk melakukan riset

dari setiap topik-topik yang akan dibahas dan selalu didukung untuk

mengundang narasumber-narasumber yang memiliki popularitas yang

tinggi pada politik Indonesia di salah satu konten podcast Politik Kemarin

Sore.

Page 3: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

13

2.1.2 Pinter Politik

PinterPolitik merupakan media digital yang didirikan oleh Wim

Tangkilisan dan Stephanie Tangkilisan sejak tahun 2016 dengan tujuan

menghadirkan portal berita yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran

atau berita-berita yang memiliki nilai fakta dan data yang relevan, sehingga

mampu membuka wawasan dalam berpikir. Pinter Politik Podcast

merupakan salah satu media yang diatur oleh PinterPolitik. Podcast yang

episode pertamanya dengan durasi 13 menit dan diunggah di Spotify pada

2 Oktober 2019.

Pada episode pertama, Pinter Politik Podcast membahas tentang

sistem politik Autokrasi pada masa pemerintahan Jokowi di awal periode

keduanya. Keberanian Pinter Politik Podcast tersampaikan dalam setiap

kontennya karena keberpihakan bukan sebuah masalah, justru memihak

atau beroposisi menjadi daya tariknya dalam menyampaikan topik politik.

Oleh karena itu, Pinter Politik Podcast harus selalu menyajikan data dan

Gambar 2. 2 Logo Pinter Politik Podcast

Sumber: Open.spotify.com

Page 4: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

14

fakta dengan ulasan yang tajam dan terpercaya agar para pendengarnya

tidak mendapatkan kesan bahwa opininya digiring.

Pembawaan dan pengambilan perspektif yang tajam, relevan, dan

santai pada konten Pinter Politik Podcast menjadi referensi penulis untuk

menentukkan sudut pandang yang kritis akan suatu isu politik yang nantinya

diproduksi. Meskipun, tidak semua konten Pinter Politik Podcast

merupakan Talkshow, penulis tetap terfokus pada konten yang bertemakan

Talkshow.

2.1.3 Politik Kemarin Sore

Politik Kemarin Sore merupakan podcast yang pembahasannya

seputar politik dengan gaya yang santai. Politik Kemarin Sore berawal dari

Kalo Kataku yang membuat konten di Youtube. Menurut Politik Kemarin

Sore, politik merupakan wilayah dimana semua keputusan-keputusan yang

akan mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia. Pengemasan konten

Politik Kemarin Sore sangat menyenangkan dan terasa ringan bagi para

Sumber: Stitcher.com

Gambar 2. SEQ Gambar_2. \* ARABIC 3 Logo Politik Kemarin Sore

Page 5: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

15

pendengarnya karena meskipun riset datanya tidak terlalu mencolok sebagai

senjata tetapi jenaka dan lelucon yang dilontarkan antar satu podcaster

dengan podcaster lainnya sangat menghibur.

Politik Kemarin Sore resmi sebagai sebuah podcast pada 29 Oktober

2019, hingga saat ini sudah mencapai episode ke-77 pada tanggal 4 Oktober

2020. Politik Kemarin Sore berbeda dengan podcast yang membahas politik

juga karena Dany, Agoy, Faris, dan Ave sebagai podcaster lebih

mengedepankan pandangan dan pengetahuan mereka dari pemberitaan di

media-media akan politik di Indonesia. Memang terlihat kurang objektif

tapi suasananya menjadi lebih hidup karena mereka saling bertukar

informasi yang diikuti. Namun, meskipun terdapat 4 podcaster dalam satu

podcast, mereka juga sering mengundang para tokoh politik atau pengamat

politik dalam podcastnya untuk di kulik dan menjadi penguat pandangan

mereka akan politik.

Cara membangun suasana dan pengemasan konten pada Politik

Kemarin Sore menjadi referensi penulis. Suasana yang asik dan seru akan

membangun minat para pendengar untuk semakin ingin mendengarkan

informasi mereka dan memungkinkan para pendengar menganggap

perbincangannya ringan karena mampu dikemas dengan lelucon. Terbukti

menurut Chartable.com, Politik Kemarin Sore menempati posisi ke-9 dalam

katergori News and Politics Podcast.

Page 6: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

16

2.2 Teori dan Konsep

2.2.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan

melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk

menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian unsur-

unsur penting dalam komunikasi massa adalah komunikator, media massa,

informasi, gatekeeper, khalayak, dan umpan balik (Hadi, Wahjudianata, &

Indrayani, 2020). Komunikator dalam komunikasi masalah adalah pihak

yang mengandalkan media massa dengan teknologi komunikasi modern

sehingga dapat diakses dengan cepat oleh publik dan pihak yang menjadi

sumber informasi atau pemberitaan yang mewakili institusi formal yang

sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi itu (Romli K.,

2016).

Dalam prosesnya, komunikasi massa melibatkan banyak orang

sehingga bersifat kompleks dan rumit. Menurut McQuail (2011), proses

komunikasi massa adalah sebagai berikut.

a. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala

besar.

b. cenderung dilakukan melalui model satu arah dan asimetris,

yaitu komunikator kepada khalayak.

c. berlangsung non-pribadi dan anonym.

d. Didasarkan pada hubungan kebutuhan-kebutuhan di

masyarakat.

Page 7: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

17

2.2.2 Media Baru

Karakteristik dari media baru adalah adanya saling keterhubungan,

akses terhadap khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim

pesan, interaktivitasnya, kegunaan yang beragam sebagai karakter yang

terbuka, dan sifatnya yang ada dimana – mana (Kurmia, 2005). Saat ini

dimana teknologi terus berkembang dengan pesat, muncul sosok media baru

yaitu media digital. Media digital kini telah digunakan sebagai kepentingan

sumber informasi bagi masyarakat karena kelebihannya yang mampu

menjangkau audiens dengan lebih luas dan cepat.

New media adalah suatu media yang cara penggunaannya dan cara

mengkonsumsinya tidak seperti media – media mainstream kebanyakan.

Media digital adalah salah satu bentuk dari media baru yang kini terus

merambah di kalangan masyarakat menyajikan informasi dalam format

yang beragam (Lister, Dovey, Giddings, Kelly, & Grant, 2009). Hal ini

semakin memanjakan masyarakat untuk semakin mudah mendapatkan

informasi secara lebih jelas dan terperinci dari berbagai sudut pandang.

Salah satu contoh media baru adalah podcast sebagai media baru yang

seperti radio menggunakan format audio dalam penyebaran informasi

(Fadilah, Yudhapramesti, & Aristi, 2017).

2.2.3 Karakteristik Siaran Radio

Menurut Triartanto (2010), radio memiliki karakteristik imajinatif,

auditori, akrab, dan memiliki gaya percakapan sehari-hari. Imajinatif di sini

dipandang sebagai sebuah bentuk karya dimana pendengar dapat menikmati

Page 8: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

18

suatu cerita dengan daya persepsinya masing-masing. Hal ini dikarenakan

radio hanya memakai suara sebagai sarananya dalam menyampaikan pesan.

Radio yang juga bersifat auditori yang pesannya bisa tersampaikan melalui

telinga. Jadi, apa yang mau disampaikan oleh penyiar harus jelas dan bisa

dicerna. Inilah mengapa radio lebih banyak menggunakan bahasa tutur

sehari-hari agar pesannya dapat lebih mudah disampaikan oleh pendengar.

Sementara itu, sifat akrab dari radio juga memberikan kesan pendengar

hanya mengobrol dua arah dengan penyiarnya.

Meskipun pada akhirnya akan dikemas dalam bentuk podcast,

penulis melihat karakteristik radio tersebut dapat diterapkan dalam

pembuatan podcast Tugas Akhir. Karena, sifat akrab dan gaya percakapan

yang santai pada radio dapat membuat narasumber jadi lebih nyaman saat

berbincang bersama penyiar podcastnya, dan sifat imajinatif dapat dipakai

pada saat rekonstruksi adegan. Walaupun podcast memiliki durasi yang

lebih fleksibel, sifat auditori atau penyampaian pesan yang singkat, padat

dan jelas dapat diterapkan, sehingga segala penyampaian dari narasumber

pun penyiar podcast dapat dimaksimalkan dan tidak bertele-tele.

Selain itu, mengutip Jurnal dari Universitas Padjajaran bertajuk

“Podcast sebagai Alternatif Distribusi Konten Audio" yang ditulis oleh Eni

Fadilah, Pandan Yudhapramesti, dan Nindi Aristi pada 2017 memiliki

gambaran seperti karakteristik radio siaran, misalnya sifat radio dalam

membangun imajinasi seseorang. Jadi, meski terdapat perbedaan, kedua hal

tersebut sama-sama memiliki ciri khas utama, yaitu kekuatan audio.

Page 9: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

19

2.2.4 Karakteristik Podcast

Dalam Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, terdapat jurnal

ilmiah dengan judul Podcast: Potensi dan Pertumbuhannya di Indonesia

karya RN Rafiza mengutip karakteristik podcast secara singkat dari tulisan

Kang dan Gretzel (2012). Karakteristik podcast yang mereka paparkan

adalah gaya narasi percakapan karena dianggap lebih efisien dalam

meningkatkan kehadiran sosial, karena itulah podcaster memiliki peran

penting dalam sebuah podcast (Rafiza, 2020).

Hal senada juga diungkapkan oleh Geoghegan dan Klass melalui

kutipan Jurnal karya Fadilah, Yudhapramesti, & Aristi (2017) yang

memaparkan bahwa podcast memiliki karakteristik yang praktis, terutama

dalam cara mengaksesnya, mudah digunakan, fleksibel untuk didengarkan

kapan saja dan di mana saja, sebab kontrol dari podcast tersebut ada di

tangan pendengar podcast itu sendiri.

2.2.5 Teknik Wawancara

Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan bisa dilakukan

dengan cara tatap muka atau secara langsung maupun tidak langsung

dengan melalui telepon (Arifin Z., 2020). Tujuan wawancara adalah

memperoleh informasi yang akurat dari narasumber dengan menyampaikan

beberapa pertanyaan tertentu kepada narasumber.

Page 10: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

20

Selain memiliki tujuan, dampak dari wawancara terdapat beraneka

macam, yaitu (Ilham, 2020):

1. Agar terhindar kesalahan informasi atau data yang simpang siur.

2. Informasi atau data dari hasil wawancara menjadi pelengkap

informasi awal.

3. Menggali kemungkinan adanya perspektif baru atas suatu

masalah.

4. Mendapatkan informasi secara komprehensif, akurat, jujur, dan

juga mendalam.

5. Memperoleh informasi dan data yang objektif dan berimbang.

2.2.6 Teknik Vokal

Teknik vokal adalah bagian dari paralanguage yang merupakan

klasifikasi dari pesan nonverbal. Pesan yang disampaikan menggunakan

kata, frasa, atau kalimat penting dalam proses komunikasi. Namun, cara

penggunaan bahasa jauh lebih penting sebagai sumber informasi dari pada

kata-kata itu sendiri (Rubani, 2010).

Menurut Budyatna dalam buku teori komunikasi antarpribadi, ada

empat karakteristik yang menjadi karakter utama dari vokal (2011), yaitu:

1. Pola titinada atau pitch.

merupakan tinggi atau rendahnya nada vokal. Suara-suara yang

lebih rendah dalam titinada cenderung mengandung kepercayaan

dan kredibilitas.

Page 11: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

21

1. Volume.

Dapat diartikan dengan kerasnya atau lembutnya nada. Orang

mempunyai volume suara yang berbeda tergantung pada situasi dan

topik pembicaraan.

1. Kecepatan atau rate.

Mengacu kepada kecepatan pada saat orang berbicara. Orang

cenderung berbicara cepat pada saat sedang berbahagia, terkejut,

gugup atau sedang gembira. Berbicara lebih lambat apabila mereka

sedang memikirkan jalan keluar penyelesaian atau mencoba

menegaskan pendirian.

1. Kualitas.

Merupakan bunyi dari suara seseorang. Setiap suara manusia

memiliki nada yang berbeda. Beberapa suara bersifat serak atau

parau, suara yang tidak enak atau tidak menyenangkan, suara yang

bersifat nyaring, suara seperti tertahan di leher.

Sementara dalam buku Broadcasting to be Broadcaster (2010)

dijelaskan juga tentang teknik olah vokal untuk melatih pengucapan,

artikulasi, penekanan, warna kata, kecepatan dan kerongkongan yang rileks,

serta harmonisasi dari bahasa tuturnya yang baik ini melalui proses tiga

gerakan bibir, lidah, rahang yang kuat.

1. Penekanan suara. Penyiar menggunakan penekan untuk tempo,

infleksi (Perubahan nada suara) perilaku, gaya, pemahaman,

penghafalan dan sinkronisasi kata-kata pada waktu penyiaran.

Page 12: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

22

Kejelasan pengucapan, pengucapan dan tutur bahasa yang benar

menjadi hal yang sangat penting bagi seorang broadcaster radio baik

televisi dan mudah dipahami khalayak.

2. Kejelasan akan arti sebuah Artikulasi sangat berkaitan dengan

pengucapan huruf vokal dan konsonan artikulasi harus jelas seperti

pengucapan, a.i.u.e.o dan menyenangkan telinga pendengar dengan

menjaga jarak antara mulut dengan mikrofon posisinya kurang lebih

lima jari dari mulut, kalau terlalu dekat akan berakibat pada

pengucapan artikulasi yang tidak menarik.

3. Tidak jelas terutama untuk mikrofon yang sensitif akan nada

rangsangan voice.

4. Menunjukkan suatu ekspresi hal yang penting atau tidak penting

dalam suatu materi bacaan. Untuk penyiar di dalam studio

melakukan suatu ekspresi dengan gerak tubuh akan membantu

dalam suatu penekanan dan kejelasan pada apa yang disampaikan.

5. Warna kata, sangat berkaitan dengan penekanan terutama dengan

lemah kuatnya suatu warna suara. Warna kata dengan kualitas suara

serta sikap emosional seorang penyiar bukan saja hanya

menampilkan 14 denotation (tanda) akan tetapi dengan impression

(kesan), behavior (perilaku), dan mood (suasana jiwa).

6. Kecepatan dalam tempo. Ada dua faktor dalam hubungan kecepatan

dan tempo, pertama adalah kecepatan keseluruhan yaitu jumlah kata

Page 13: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

23

per menit, kedua dalam mengucapkan kata perkata melalui siaran

dibutuhkan keragaman dalam, karena banyak jenis materi siaran.

7. Infleksi (perubahan nada suara), penyiar harus familiar dengan

latihan variasi makna dan emosi dengan mengatakan “Ow” atau

“Ya” “Apa Kabar?” dalam berbagai acara memperlihatkan suatu

kedekatan fisik biasanya penyiar menggunakan “infleksi”.

2.2.7 Naskah Siaran

Berdasarkan situs radio.co, Jamie Ashbrook (2016) menjabarkan

tips dalam penulisan naskah. Pertama, penulis perlu mengetahui dan

menentukan bentuk siaran apa yang mau dikemasnya, entah itu siaran musik

ataupun talkshow. Dalam tugas akhir ini, penulis akan menerapkan konsep

podcast dalam mengemas pembicaraan dengan narasumbernya.

Kedua, menulis naskah disarankan dengan bahasa yang akan

diucapkan, bukan dengan bahasa yang dibaca. Hal ini bertujuan untuk

menghindari penulis agar tidak terlalu sering membaca naskah dan dapat

membuat jalannya talk show menjadi lebih mengalir dan tidak kaku.

Kemudian, naskah sebaiknya dibuat dalam bentuk poin yang singkat, padat

dan jelas agar penulis ingat jangkauan hal yang mau dibahas dan mencegah

mereka membuat siaran jadi bertele-tele.

Tujuan dari penulisan naskah yaitu untuk memudahkan dalam

perencanaan produksi, menjadi media berpikir kreatif, menjadi sarana

komunikasi seluruh kerabat kerja dan menjadi acuan materi yang akan

Page 14: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

24

direkam. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam penulisan naskah

siaran (Romli A. S., 2004), yaitu:

1. Bahasa tutur yakni bahasa percakapan, informal atau kata-kata dan

kalimat yang biasa digunakan dalam bahasa sehari-hari.

2. KISS (keep it simple and short), yakni gunakan kalimat yang simple

dan mudah dimengerti.

3. ELF (easy listening formula), yaitu susunan kalimat yang enak

didengar dan enak dimengerti oleh pendengar pertama.

2.2.8 Politik

Politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang

dapat diterima baik oleh sebagian besar warga untuk membawa masyarakat

ke arah kehidupan bersama yang harmonis (Budiardjo, 2008). Usaha ini

menyangkut bermacam-macam kegiatan yaitu menyangkut proses

penentuan tujuan dari sistem politik. Politik adalah usaha yang ditempuh

warga negara untuk membicarakan dan mewujudkan kesejahteraan bersama

yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan pemerintahan. Politik

juga merupakan kegiatan untuk mencari dan mempertahankan kekuasaan

dalam masyarakat. Selain itu politik berkaitan dengan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan umum (Surbakti, 2015).

Page 15: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

25

2.2.9 Partisipasi Politik

Sundariningrum membagi partisipasi menjadi dua berdasarkan cara

keterlibatannya:

1. Partisipasi Langsung: individu menampilkan kegiatan tertentu dalam

proses partisipasi. Partisipasi berupa pengajuan pandangan,

pembahasan pokok permasalahan, pengajuan keberatan terhadap

kebijakan atau peraturan tertentu.

2. Partisipasi Tidak Langsung: individu mengutus hak partisipasinya

pada orang lain (Sundariningrum, 2001).

Menurut Samuel P. Huntington dan Joan Nelson, partisipasi politik

adalah kegiatan privat warga negara (private citizen) yang bertujuan

mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah. Huntington dan

Nelson juga menjelaskan adanya empat aspek penting dalam kegiatan

tingkat partisipasi politik, yaitu sebagai berikut:

1. Tingkat partisipasi politik mencakup kegiatan-kegiatan, namun

bukan sikap. Pengetahuan tentang politik ini membicarakan tentang

minat terhadap politik, perasaan mengenai kompetisi dan

keefektifan politik, persepsi tentang relevansi politik, semua hal

tersebut berkaitan dengan tindakan politik.

2. Peranan politik warga negara perorangan sebagai pribadi warga

negara. Maksudnya kegiatan politik mereka yang bertingkat

partisipasi bersifat sambilan atau terputus- putus dan tidak

Page 16: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

26

mencakup kegiatan pejabat pemerintah, pejabat partai, politikus dan

lobi profesional.

3. Pokok perhatian ialah kegiatan tingkat partisipasi politik yang dapat

mempengaruhi pemerintah.

4. Tingkat partisipasi politik mencakup semua kegiatan, adapun

kegiatan tersebut dimaksud untuk mempengaruhi pemerintah, tidak

peduli apakah kegiatan tersebut memiliki efek atau tidak (Ardial,

2010).

Efek dari mengkonsumsi media sosial dengan konten politik terhadap

individu bisa berupa:

1. Cognitive: Bentuk konseptualisasi dari tingkat terpaan media

terhadap proses mental individual.

2. Attitude: berfokus pada bagaimana individu melakukan penilaian

terhadap suatu objek yang memiliki variasi dalam pengukuran sikap

mulai dari negative hingga positif.

3. Belief: penilaian tentang probabilitas terhadap sesuatu yang sedang

terjadi.

4. Affective: perasaan yang dialami oleh seseorang dan mungkin atau

tidak menyangkut suatu objek atau peristiwa tertentu (Fortner &

Flecker, 2014).

Page 17: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

27

2.2.10 Konsep Kemerdekaan Pers dalam Demokrasi

Pers di Indonesia berpedoman dengan konsep the freedom of the

press yang diartikan juga sebagai free from the dom atau bebas dari tekanan

penguasa. Dalam sejarah perjuangan pers Indonesia, kata kemerdekaan

lebih awal dan banyak dipakai untuk menggambarkan beberapa sejarah pers

di Indonesia serta hukum positif Indonesia. Dalam pasal 28a Undang-

Undang Dasar 1945, kemerdekaan memang berarti mengeluarkan isi

pikiran dengan lisan dan tulisan. Dalam Undang-Undang No. 40 tahun 1999

tentang pers, tercantum bahwa kemerdekaan pers adalah salah satu wujud

kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan

supremasi hukum (Abidin W. I., 2005). Istilah kemerdekaan pers bukanlah

sekedar alasan yang historis dan yuridis melainkan untuk menekan

pemerdekaan pers dari pengaruh kekuasaan terhadap konfigurasi politik

dalam menjalankan sistem negara yang demokrasi.

2.2.11 Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Sebagai Aktor Perubahan

Politik Indonesia

Menurut Rajendra Singh, gerakan sosial adalah mengekspresikan

usaha-usaha kolektif untuk menuntut kesetaraan dan keadilan sosial dan

mobilisasi anggota-anggota masyarakat untuk berusaha menyuarakan

keluhan melawan pihak yang oposisi dengan tujuannya dan mungkin pihak

tersebut adalah negara, institusi, dan atau bagian lain masyarakat (Singh,

1996). Namun, pergerakan sosial membutuhkan adanya aktor untuk

melakukan perubahan yang diinginkan. Aktor gerakan sosial ini

Page 18: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

28

didefinisikan sebagai orang-orang yang tidak puas dan kecewa atau mereka

yang tersingkir dalam kehidupan kelompok marginal di tengah masyarakat,

hingga kelompok minoritas tertekan (Hasibuan, 2008). Pergerakan

mahasiswa dan pemuda merupakan gerakan yang termasuk dalam

perwujudan arti dari gerakan sosial serta berperan sebagai aktor karena

mahasiswa dan pemuda sama-sama ingin melakukan sesuatu perubahan atas

tujuan yang telah dibuat bersama. Menurut Suharko, jenis-jenis gerakan

sosial diantaranya (Suharko, 2006):

1. Gerakan Protes merupakan gerakan yang bertujuan mengubah atau

menentang sejumlah kondisi sosial yang ada.

2. Gerakan Regresif merupakan gerakan yang bertujuan membalikkan

perubahan sosial atau menentang sebuah gerakan protes.

3. Gerakan Religius merupakan gerakan yang berkaitan dengan isu-isu

spiritual atau hal-hal yang gaib (supernatural).

Orientasi pada nilai-nilai ideal dan kebenaran membuat mahasiswa

peka dan peduli terhadap persoalan-persoalan di lingkungannya terutama

yang menyangkut bentuk-bentuk pelanggaran dan penyelewengan

(Prasetyantoko & Indriyo, 2001). Dalam konteks inilah, mahasiswa sering

berperan mewarnai perkembangan masyarakat, perubahan sosial, dan

kehidupan politik. Gerakan mahasiswa di dunia banyak dilakukan dan tidak

hanya di Indonesia. Tidak sedikit dari gerakan mahasiswa mampu

membawa banyak dampak sehingga gerakan mahasiswa dilabeli sebagai

agent of change, agent of control, iron stock, and moral force (Anwar,

Page 19: BAB II KERANGKA KONSEP - kc.umn.ac.id

29

1981). Label tersebut menuntut mahasiswa untuk dapat bertanggung jawab

secara tidak langsung akan situasi politik atau sosial yang sedang

bermasalah dari masyarakat umum.