bab 3 analisis sistem yang berjalan 3.1 sejarah …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2008-1-00354-if-bab...
TRANSCRIPT
56
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
PT Rofina Indah Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam
bidang manufaktur garmen. Perusahaan ini memiliki kantor dan pabrik dalam
satu area yang berlokasi di Jl. Kapuk Kamal Raya 59, Komplek Kapuk Berlian
No.1, 14470 Jakarta Utara.
Pada awalnya, PT Rofina Indah Jaya hanya sebuah perusahaan keluarga
yang bergerak di bidang perajutan kain kaos (knitting) pada tahun 1975. Pada
saat itu perusahaan hanya berkonsentrasi menjual kain pada para pelanggan yang
kemudian mengolahnya menjadi pakaian jadi. Berdasarkan value added yang
dihasilkan, harga kain sangat ditentukan oleh pasar yang ada. Pada dasarnya kain
adalah produk dasar yang hampir tidak ada diferensiasinya dibandingkan dengan
produk competitor. Hal yang dapat membedakan antara produk kain yang satu
dengan yang lainnya adalah kualitas dan harga.
Karena ingin menambah value added dari produk perusahaan, maka pada
tahun 1988 pendiri perusahaan memberikan tugas kepada pengurusnya untuk
memulai produk pakaian jadi. Dalam waktu singkat perusahaan berkembang
dengan cepat karena perusahaan membidik pasar yang tepat, yaitu pasar remaja
yang sangat mementingkan penampilan dan gaya dalam berpakaian. Produk
pakaian jadi dijual melalui tiga channel distribusi, yaitu toko sendiri, toko
pakaian jadi (department store) dan agen grosir. Tujuannya agar dapat
menjangkau seluruh daerah di Indonesia.
3.1 Sejarah Perusahaan
56
57
Oleh karena konsep marketing yang cukup terarah dan penerapannya juga
didukung oleh tenaga profesional, perusahaan mampu melewati krisis yang
terjadi pada tahun 1998. Pada saat ini jangkauan pasar sudah sampai ke seluruh
Indonesia dan perusahaan berkembang setiap tahunnya dengan cukup baik.
Saat ini, PT Rofina Indah Jaya telah mempekerjakan ± 70 karyawan yang
terbagi atas 20 orang buruh dan sisanya sebagai staf. Produk yang dihasilkan PT
Rofina Indah Jaya adalah T-shirt. Semua produk tersebut dapat dipakai oleh pria
dan wanita remaja yang sangat mengagumi trend. PT Rofina Indah Jaya
menghasilkan produk-produk dengan sasaran usia 15-25 tahun.
Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan yang market driven dan
fokus kepada setiap segment yang dituju. Dengan mengutamakan kepuasan
kepada pelanggan dan perkembangan perusahaan. Slogan/motto perusahaan
adalah “Be a Winner”, jadilah seorang pemenang (jangan pernah berpikir untuk
menjadi yang kedua).
Untuk merealisasikan visi tersebut, maka misi perusahaan adalah sebagai
berikut:
a. Mengidentifikasi tiap market yang dituju oleh tiap cabang dan
mengembangkan strategi win-win solution di dalam setiap cabang untuk
diaplikasikan.
b. Mengaplikasikan konsep efisiensi dan efektifitas di dalam setiap
pekerjaan.
3.2 Visi dan Misi Perusahaan
58
c. Perbaikan terus menerus disetiap bidang dan departemen.
d. Peningkatan mutu sumber daya manusia dengan melalui pelatihan dan
training.
Untuk mencapai visi dan misi tersebut, maka sarana untuk mencapai
tujuan utama dan visi misi tersebut adalah diperlukan sarana yang disebut 6 C
yaitu:
1. Coordination (koordinasi)
2. Communication (komunikasi)
3. Coorperation (kerjasama)
4. Care (kepedulian)
5. Courage (keberanian)
6. Commitment (komitmen)
Semuanya harus ditunjang oleh sikap mental (attitude) positif dan
proaktif dari segenap personil tingkat paling bawah sampai tingkat paling atas.
59
3.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi pada PT Rofina Indah Jaya
60
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Divisi Produksi
61
3.3.1 Tugas dan Wewenang
Secara khusus, pembagian tugas dan wewenang untuk bagian/
divisi produksi dalam struktur organisasi diatas adalah sebagai berikut:
a. Direktur
Perusahaan ini dipimpin oleh seorang direktur. Tugas dan
wewenang direktur adalah:
1. Bertanggung jawab atas perkembangan kegiatan operasional
perusahaan.
2. Mengawasi jalannya kegiatan operasional dan kinerja tiap
bagian dibawahnya.
3. Menetapkan tanggung jawab dan wewenang serta formasi
jabatan untuk tiap bagian dibawahnya.
b. General Manager (GM)
Pada umumnya seorang direktur dibantu oleh seorang general
manager. Tugas dan wewenang general manager adalah:
1. memimpin dan mengkordinasi seluruh kegiatan perusahaan,
2. bertanggung jawab atas pengembangan perusahaan,
3. membantu membuat keputusan untuk tiap-tiap masalah
transaksi yang terjadi per periode.
c. Marketing Manager
Marketing Manager bertanggungjawab kepada direktur. Tugas
dan tanggung jawab marketing manager adalah:
62
1. Membuat nasional sales target tahunan termasuk
pengembangan produk, struktur harga, pemerataan produk dan
strategi promosi.
2. Menganalisa realisasi nasional sales target yang sudah disetujui
direksi secara periodik dan melakukan perbaikan-perbaikan
yang diperlukan.
3. Menganalisa pasar secara periodik.
4. Memberikan bimbingan, pengarahan dan penilaian terhadap
staff-nya demi solidnya kinerja divisi.
5. Menampung ide, gagasan serta usulan dan masukan dari para
staff untuk kemajuan perusahaan secara umum serta untuk
pengembangan marketing secara khusus.
Wewenang marketing manager adalah:
1. Meminta laporan pertanggung jawaban kerja dari para staff
sesuai dengan yang ditentukan.
2. Memberikan teguran kepada para staff yang tidak melaksanakan
fungsi kerjanya dengan baik.
d. Product Development
Product Development bertanggungjawab kepada marketing
manager. Tugas dan tanggung jawab product development:
1. Membantu pembuatan nasional sales target untuk produk-
produk yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Bekerjasama dengan divisi sales dalam menetapkan dan
membuat target penjualan tahunan ( quantity dan value ) serta
63
strategi distribusi. Memonitor stock barang jadi yang berada di
bidang barang normal.
3. Menjaga standar kualitas produk.
4. Bekerjasama dengan para designer dalam memberikan
masukan-masukan mengenai design-design yang sedang
menjadi trend.
5. Mencari informasi mengenai perkembangan kompetitor,
perkembangan konsumen dan hal-hal makro serta mikro yang
akan mempengaruhi keberadaan dan perkembangan produk.
6. Membuat rencana store check, join visit dengan atau tanpa
divisi sales untuk melihat pelaksanaan program yang berjalan,
serta kondisi counter, SPG atau brand image.
7. Memantau kondisi perkembangan dan keberadaan existing
product serta new brand di pasaran.
Wewenang product development adalah:
1. Bersama-sama divisi sales mengevaluasi hasil penjualan
bulanan.
2. Mengkoordinir divisi-divisi yang terkait dalam rencana dan
memeperkenalkan produk baru.
e. Kepala Gudang
Tugas dan tanggung jawab kepala gudang adalah:
1. Mengatur, memeriksa, dan menjaga posisi stock barang di
gudang (Normal, OB, Transit) agar lebih baik, teratur, bersih
dan selalu siap pakai.
64
2. Mengatur jadwal keluar masuknya barang.
3. Memberi dan mengatur tugas harian helper misalnya :
Mengatur packing list, pengepakan barang dan adminstrasi
gudang.
4. Menjaga aliran dari packing list, administrasi, pengepakan,
penimbangan barang, sampai penyerahan barang.
5. Memeriksa administrasi pembukuan gudang.
6. Melaporkan kegiatanya kepada kepala distribusi.
Wewenang kepala gudang antara lain:
1. Mengatur jadwal pengiriman barang kepada supplier, menerima
retur, serta mengirim barang ke CMT.
2. Memberikan pengarahan kepada anggota gudang agar mereka
terarah dalam melaksanakan tugasnya.
f. Kepala Produksi
Kepala produksi bertanggungjawab kepada direktur. Tugas kepala
produksi adalah:
1. Mengusahakan pencapaian sasaran tujuan penjualan dari divisi
marketing, serta peningkatan kualitas dan kuantitas dengan cara
yang efektif dan efisien.
2. Memantau jalannya proses produksi mulai dari perencanaan
sampai barang jadi.
3. Memastikan proses per-PO (purchase order) tidak melewati
batas lead time yang ditentukan.
65
4. Memastikan bahwa seluruh kelengkapan bahan baku dan
pembantu mencukupi.
5. Memastikan bahwa setiap PO (purchase order) berjalan sesuai
dengan standart QC (Quality Control) yang sudah ditentukan.
6. Memastikan pekerjaan out shop berjalan sesuai dengan
permintaan dan target produksi.
7. Memastikan bahwa kualitas dan standar out shop sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
8. Membuat progres laporan bulanan ke direktur.
9. Melaksanakan pekerjaan lain yang ditugaskan oleh direktur.
10. Bertanggungjawab atas lead time dan kualitas produk.
11. Bertanggungjawab untuk koordinasi ke semua divisi.
12. Bertanggungjawab untuk membuat laporan atas temuan-
temuan di lapangan yang menyimpang dari standar yang
ditentukan.
Wewenang kepala produksi:
1. Meminta laporan pertanggungjawaban kerja dari para staff
sesuai dengan yang ditentukan.
2. Memberi teguran kepada para staff yang tidak melaksanakan
fungsi kerjanya dengan baik.
g. Kepala Cutting
Kepala cutting bertanggungjawab kepada kepala produksi. Tugas
kepala cutting adalah:
66
1. Kepala Cutting menerima kain dari supplier, untuk kemudian
masuk ke gudang bahan baku.
2. Kepala Cutting terima pola dan sample yang sudah di accept
dari PPIC.
3. Kepala Cutting menginstruksikan untuk marker, kemudian
accept hasil marker, untuk mengetahui konsumsi sebelum
cutting.
4. Administrasi gudang bahan baku mengeluarkan bahan untuk
diproses.
5. Proses QC bahan sebelum gelar bahan.
6. Proses gelar bahan yang dipantau oleh kepala cutting.
7. Setelah bahan sudah di-cutting, langsung dihitung dan
diserahkan ke bagian QC.
8. Bagian QC akhir mengecek quality dan timbangan bahan, serta
semua komponen yang telah di-cutting untuk persiapan kirim
CMT.
9. Semua kegiatan proses cutting dipantau oleh kepala Cutting.
10. Hasil cutting dibukukan dan disalin ke Laporan Hasil Cutting
untuk dilaporkan ke PPIC.
Wewenang kepala cutting:
1. Berkoordinasi dengan seluruh divisi yang ada dalam struktur
perusahaan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dari
divisi produksi.
67
h. PPIC
PPIC bertanggungjawab kepada kepala produksi. Tugas PPIC:
1. Kepala produksi menyerahkan PO kepada PPIC .
2. Kepala produksi instruksikan PPIC untuk rencanakan kegiatan
produksi.
3. PPIC mengeluarkan edaran untuk perintah cutting, sablon, dan
lain-lain.
4. Follow up mulai memantau kegiatan produksi.
5. Selesai cutting, kepala produksi turunkan SPK (Surat Perintah
Kerja) untuk CMT.
6. Semua kegiatan CMT dipantau oleh Follow up dan QC.
7. Setelah selesai proses CMT, diterima oleh Administrasi transit.
8. Semua surat keluar-masuk ditandatangani oleh PPIC kemudian
dirapikan untuk masuk bagian Accounting.
9. Mengenai pembelian accessories, PPIC melaporkan
kebutuhannya ke bagian Purchasing .
Wewenang PPIC adalah:
1. Berkoordinasi dengan seluruh divisi yang ada dalam struktur
organisasi perusahaanu untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan divisi distribusi.
i. Assistance Helper
Assistance helper bertanggungjawab kepada kepala gudang.
Tugas Assistance helper adalah:
68
1. Membantu helper untuk mencari barang–barang di rak.
2. Mengelompokkan artikel yang sama dalam satu pak.
3. Menjaga keutuhan per pak barang dengan baik.
4. Menata dan merapikan keluar dan masuknya barang di rak.
5. Mengelompokkan dan menyortir barang-barang untuk
kategori normal, OB, dan BS.
Wewenang Assistance helper:
1. Berkoordinasi dengan seluruh divisi yang ada dalam struktur
organisasi perusahaan untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan.
3.4.1 Prosedur Permintaan Bahan Baku
Permintaan bahan baku (Purchase Order) terjadi setelah bagian
Design memberikan surat order kain ke bagian Produksi. Berdasarkan
surat order kain tersebut, bagian Produksi membuat PurchaseOrder kain
(PO kain) dan Purchase Order accesories (PO accesories), seperti
kancing, zipper, karet elastis, lockpin, dan kain keras berdasarkan
kebutuhan kuantiti, berat, panjang, warna, dan jenis bahan. Purchase
Order dibuat sebanyak tiga rangkap, yaitu:
o Lembar 1 ditujukan kepada supplier kain atau accesories,
o Lembar 2 ditujukan ke bagian gudang,
o Lembar 3 ditujukan kepada PPIC untuk dijadikan arsip.
3.4 Prosedur yang Sedang Berjalan
69
Setelah menerima Purchase Order, supplier menyalurkan bahan
baku dan accesories sesuai order ke perusahaan. Bagian produksi
menerima bahan baku (Receive Order) dari supplier, kemudian
menyerahkannya ke bagian gudang untuk disimpan di gudang bahan
baku.
3.4.2 Prosedur Perencanaan Produksi
Setelah PPIC (Production Planning Inventory and Control)
menandatangani PO, bagian produksi menginstruksikan PPIC untuk
membuat rencana kegiatan produksi. Bagian design menyerahkan surat
design pola dan sample kepada PPIC. Berdasarkan laporan rencana
produksi dari PPIC, bagian gudang memeriksa kelengkapan bahan baku
untuk keperluan produksi.
3.4.3 Prosedur Produksi
Proses produksi dimulai setelah bagian cutting menerima surat
design pola dan sample yang sudah disetujui (di-accept) oleh PPIC.
Bagian produksi meminta bagian gudang untuk mengeluarkan bahan
baku. Setelah PPIC mengeluarkan surat order cutting atau SPK (Surat
Perintah Kerja) ke bagian cutting, bagian produksi mengirim kain ke
bagian cutting. Proses cutting dilakukan sesuai dengan pola dan design.
Setelah di-cutting, potongan-potongan kain langsung dihitung dan
diserahkan ke bagian QC (Quality Check). Bagian cutting membuat
pembukuan hasil cutting dan memberikan laporan hasil cutting kepada
70
PPIC. Seluruh hasil cutting disimpan di gudang untuk persiapan
outsource.
3.4.4 Prosedur Outsource
Proses outsource merupakan proses lanjut setelah cutting,
kegiatannya meliputi penyablonan atau pembordiran kain hasil cutting
dan penyatuan potongan-potongan kain cutting (CMT) hingga menjadi
sebuah pakaian jadi. Proses outsource dilakukan diluar perusahaan ini
dengan cara mengirim hasil cutting kepada individu/perusahaan lain yang
menjadi partner kerja perusahaan ini serta memberikan batas waktu (lead
time) dalam menyelesaikan suatu pesanan.
Outsource meliputi tiga kegiatan, yaitu sablon, bordir, dan CMT
(Cut, Make, and Trim). PPIC mengeluarkan surat perintah untuk
outsource yang terdiri dari:
o Surat order sablon, apabila memerlukan sablon pada sample design.
o Surat order bordir, apabila memerlukan bordir pada sample design.
o Surat order CMT (Cut, Make, and Trim) untuk proses finishing.
Surat-surat perintah tersebut dibuat sebanyak dua rangkap, yaitu:
o Lembar 1 ditujukan ke perusahaan outsource,
o Lembar 2 dijadikan arsip oleh PPIC.
Seluruh hasil outsource diserahkan kembali ke perusahaan dan
disimpan di gudang untuk pemeriksaan kuantiti dan kualitas.
71
3.4.5 Prosedur Pemeriksaan Hasil Produksi
Prosedur ini merupakan kegiatan pemeriksaan kuantiti dan
kualitas setiap hasil produksi, baik cutting maupun outsource. Bagian
Quality Check (QC) sebagai pihak yang bertugas dalam kegiatan ini.
QC memeriksa hasil cutting dan outsource, kemudian membuat
laporan hasil pemeriksaan untuk diserahkan ke bagian produksi.
3.4.6 Prosedur Penyerahan Barang Jadi
Baju yang sudah jadi dari CMT dikirim kembali ke perusahaan
dan disimpan di gudang baju. Kemudian bagian produksi meminta bagian
QC untuk melakukan pengecekan terhadap kualitas dan kuantiti baju.
Setelah selesai quality control, baju-baju siap dipasarkan.
3.5.1 Context Diagram
Sistem yang sedang berjalan pada proses produksi dapat dilihat
dalam context diagram. Diagram context merupakan gambaran dari
sistem organisasi yang menunjukkan batasan sistem, entiti external yang
berinteraksi dengan sistem, dan aliran informasi utama diantara entiti dan
sistem.
3.5 Sistem yang Sedang Berjalan
72
3.5.2 Diagram Nol
Diagram nol merupakan pengembangan dari diagram context.
Beberapa diagram nol dikembangkan untuk menghasilkan child diagram
yang lebih rinci atau lebih detil. Proses dari diagram nol yang
dikembangkan disebut parent process dan diagram yang dihasilkan
disebut child diagram.
Gambar 3. 2 Context Diagram Sistem yang Sedang Berjalan
73
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian sejarah perusahaan,
perusahaan ini mengembangkan bahan baku menjadi pakaian jadi yang semula
hanya konsentrasi pada penjualan kain pada pelanggan, hingga saat ini mengolah
menjadi pakaian jadi.
Setelah melakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan pada PT
Rofina Indah Jaya, permasalahan yang dihadapi adalah:
3.6 Permasalahan yang Dihadapi
Gambar 3. 3 Diagram Nol dari Sistem yang Sedang Berjalan
74
1. Masih terdapat redudansi data, dimana terdapat transaksi yang sama
didokumentasikan lebih dari satu kali. Hal ini terjadi karena semua
transaksi dicatat secara manual.
2. Data tidak terorganisasi dengan baik, sehingga kesulitan dalam mencari
informasi yang dibutuhkan, seperti pergerakan barang selama proses
produksi, lead time, dan outsource.
3. Tidak diketahuinya persediaan bahan baku. Ketika ingin digunakan, baru
diperiksa, apakah bahan baku tersedia atau tidak. Tentunya hal ini akan
menghabiskan waktu yang lama karena harus terlebih dahulu memesan
ke supplier.
3.7.1 Kebutuhan Data
Vendor Merupakan entitas yang berisi informasi mengenai
orang atau perusahaan yang menyediakan bahan
baku ke perusahaan, meliputi nama vendor, alamat,
kota, telepon, fax, dan email.
Staff Merupakan entitas yang berisi informasi mengenai
orang yang bekerja di PT Rofina Indah Jaya,
meliputi nama lengkap, jenis kelamin, alamat,
telepon, email, dan jabatan.
User Merupakan entitas yang berisi informasi mengenai
karyawan PT Rofina Indah Jaya yang
3.7 Analisa Kebutuhan Pengguna
75
menggunakan dan mengoperasikan aplikasi,
meliputi username, password, jabatan, dan email.
Item Merupakan entitas yang berisi informasi mengenai
setiap barang yang terlibat dalam proses produksi,
meliputi nama item, ukuran, warna, nama desain,
jumlah item, dan satuan item.
Production_Plan Merupakan entitas yang berisi informasi mengenai
rencana kegiatan untuk memproduksi suatu item,
meliputi nomor dokumen, deskripsi produksi,
tanggal mulai, tanggal selesai, jumlah item yang
akan diproduksi, dan gudang untuk menyimpan
item.
Receive_Order Merupakan entitas yang berisi informasi mengenai
bahan baku yang diterima dari vendor, meliputi
nomor receive order, tanggal receive order, nama
vendor, nama item, jumlah item, dan nama gudang
untuk meyimpan.
Cutt_Order Merupakan entitas yang berisi informasi mengenai
proses pemotongan (cutting) design pola, meliputi
nomor cutting, tanggal cutting, nama item yang di-
cutting, jumlah cutting, dan nama gudang.
Outsource Merupakan entitas yang berisi informasi mengenai
proses penyelesaian bahan menjadi pakaian,
meliputi nomor outsource, tanggal outsource, jenis
76
outsource, alamat outsource, jumlah item yang di-
outsource, dan nama gudang untuk menyimpan
hasil outsource.
Stock_Adjusment Merupakan entitas yang berisi informasi mengenai
proses penyesuaian persediaan barang, meliputi
nomor dokumen adjusment, tanggal adjusment,
keterangan adjusment, nama gudang dan item yang
di-adjust, serta jumlah item.
Store Merupakan entitas yang berisi informasi mengenai
tempat penyimpanan bahan baku dan barang jadi,
meliputi nama gudang, lokasi, dan tipe gudang.
3.7.2 Kebutuhan Transaksi
USER VIEW
1. Memasukkan data (Data Entry)
(a) Memasukkan data Vendor yang baru
(b) Memasukkan data Staff yang baru
(c) Memasukkan data User baru
(d) Memasukkan data Item, baik bahan baku maupun hasil produksi
(e) Memasukkan data Store
(f) Memasukkan data untuk Production_Plan
(g) Memasukkan data Receive_Order (RO)
(h) Memasukkan data Cutt_Order
(i) Memasukkan data Outsource
77
(j) Memasukkan data Stock_Adjusment
2. Mengubah data (Data Update/Deletion)
(a) Mengubah data Vendor
(b) Mengubah data Staff
(c) Mengubah data User
(d) Mengubah data Item
(e) Mengubah data Store
(f) Mengubah data Production_Plan
(g) Mengubah data Receive_Order
(h) Mengubah data Cutt_Order
(i) Mengubah data Outsource
(j) Mengubah data Stock_Adjusment
3. Melihat data (Data Queries/Select)
(a) Tampilkan data Vendor
(b) Tampilkan data Staff
(c) Tampilkan data User
(d) Tampilkan data Item
(e) Tampilkan data Store
(f) Tampilkan data Production_Plan
(g) Tampilkan data Receive_Order
(h) Tampilkan data Cutt_Order
(i) Tampilkan data Outsource
78
(j) Tampilkan data Stoc_ Adjusment
(k) Tampilkan informasi status dari Production_Plan
(l) Tampilkan informasi status dari Receive_Order
(m) Tampilkan informasi status Cutt_Order
(n) Tampilkan informasi status Outsource
3.7.3 Kebutuhan Sistem
1. Ukuran Database awal
● Jumlah Staff PT Rofina Indah Jaya keseluruhan ada 48 orang.
● Diperkirakan terdapat 45 vendor hingga saat ini.
● Diperkirakan terdapat 12 perusahaan outsource hingga saat
ini.
● Diperkirakan terdapat 10.000 item hingga saat ini. Item
tersebut terdiri atas bahan baku, accessories, hasil cutting,
hasil outsource, dan baju.
2. Security
● Database terlindungi dengan password.
● Pengguna sistem memiliki hak akses masing-masing dengan
menggunakan UserID dan password yang terenkripsi.
3. Backup
● Backup database dilakukan setiap 1 minggu sekali dan
dilakukan setelah jam kerja.
79
Melihat masalah-masalah yang terjadi pada PT Rofina Indah Jaya, maka
diusulkan suatu pemecahan masalah dengan cara membuat sebuah sistem basis-
data dan aplikasinya yang mampu menjaga integritas data, memudahkan proses
pencarian informasi mengenai supplier, outsource, persediaan bahan baku, dan
memprediksi setiap pergerakan barang serta laporan yang ingin dibutuhkan lebih
cepat, akurat, dan terkomputerisasi. Aplikasi ini juga menerapkan tingkat
keamanan data secara optimal.
3.8 Usulan Pemecahan Masalah