ppic vs purchasing

Upload: uthe-salananya

Post on 08-Feb-2018

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    1/21

    http://bonymuliatan.blogspot.com/p/ppic.htmlPPIC

    Bab I. MEMAHAMI SISTEM KERJA DARI DEPARTEMEN PPIC.

    I.1 Pengertian Departemen PPIC

    Dari pengertian PPIC ( Production Planning and Iventory Control ) adalah

    merencanakan produksi dan mengontrol kebutuhan bahan bakunya. Jika kita

    ambil pengertian Produksi Planning bukan hanya merencanakan produksi saja,

    dimana pengertiannya bisa menjadi lebih luas lagi. Karena jika kita ingin

    merencanakan suatu produksi maka kita harus mengetahui kebutuhan bahan yang

    akan di produksi yang mana Dept. PPIC dapat mengetahuinya berdasarkan

    informasi Dept. R&D berupa FORMULASI PRODUCT dan dari sini Dept. PPIC

    dapat menghitung kebutuhan bahan baku yang harus disediakan sesuai dengan

    berapa banyak yang akan di produksi. Dan dari kata Iventory Control-pun

    pengertiannya bukan hanya sekedar mengkontrol bahan baku saja tetapi

    bagaimana Dept. PPIC dapat me-minimal-kan persediaan bahan baku yang berada

    di Dept. WAREHOUSE sehinggan penempatan di gudang menjadi lebih efektif

    dan dapat menekan biaya penyimpanan dan pembelian bahan baku.

    http://bonymuliatan.blogspot.com/p/ppic.htmlhttp://bonymuliatan.blogspot.com/p/ppic.htmlhttp://1.bp.blogspot.com/_TFOlYz0Zpqo/S_eYzAPL3PI/AAAAAAAAADI/vFdMxOhnGHw/s1600/STRUKTUR+ORGANISASI+PPIC.jpghttp://bonymuliatan.blogspot.com/p/ppic.html
  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    2/21

    I.2 Konsep Dasar Pekerjaan PPIC

    Dari pengertian PPIC maka pekerjaan PPIC agar dapat berjalan lebih efektive dan

    efisien adalah :

    1. Mengetahui Kapasitas Produksi.

    2. Mengetahui Forecast Penjualan.

    3. Mengetahui Customer Order.

    4. Mengetahui Formula Produk.

    5. Mengetahui Proses Produksi.

    6. Mengetahui Kualitas Produk.

    7. Mengetahui Kapasitas Gudang.

    8. Mengetahui Leadtime Pembelian.

    9. Mengetahui Quantity Minimum Order.

    10. Mengetahui Bahan Baku Alternatif.

    11. Mengetahui Kapasitas Ekspedisi.

    12. Mengetahui Leadtime Pengiriman.

    13. Mengetahui Safty Stock Raw Material & Finish Good.

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    3/21

    1. Kapasitas Produksi.

    Kapasitas Produksi adalah berapa besar di dalam sebuah mesin produksi di dalam

    membuat suatu produk selama satu hari kerja. Dengan Kapasitas produksi ini

    maka Departemen PPIC dapat mengetahui berapa lama proses produksi untuk

    suatu finish goods dalam jumlah tertentu. Kapasitas produksi di dapatkan dariDepartemen Produksi.

    2. Forecast Penjualan.

    Forecast Penjualan adalah perkiraan penjualan yang akan datang baik untuk satu

    bulan atau tiga bulan kedepan. Dengan Forecast ini maka Departemen PPIC dapat

    memenuhi permintaan customer dan membuat safty stock finish goods. Forecast

    Penjualan ini di dapatkan dari Departemen Marketing.

    3. Customer Order.

    http://2.bp.blogspot.com/_TFOlYz0Zpqo/S_eW3jsCqWI/AAAAAAAAADA/G-llN2bwDy8/s1600/FLOW+MATERIAL.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_TFOlYz0Zpqo/S_eWrUaujnI/AAAAAAAAAC4/ObFLdVV9vHw/s1600/FLOW+MATERIAL+0.jpghttp://2.bp.blogspot.com/_TFOlYz0Zpqo/S_eW3jsCqWI/AAAAAAAAADA/G-llN2bwDy8/s1600/FLOW+MATERIAL.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_TFOlYz0Zpqo/S_eWrUaujnI/AAAAAAAAAC4/ObFLdVV9vHw/s1600/FLOW+MATERIAL+0.jpg
  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    4/21

    Customer Order adalah Permintaan Pelanggan terhadap produk finish goods yang

    ditawarkan oleh Marketing baik itu produk regular maupun produk pesanan

    khusus. Dari Customer Order yang masuk ini maka PPIC dapat menjadwalkan

    rencana produksi sampai produk itu terkirim sesuai dengan leadtime yang sudah

    di tentukan.

    4. Formula Produk

    Formula produk dikeluarkan berdasarkan hasil uji coba dari Dept. R&D terhadap

    suatu produk sampai produk itu dapat dijual ke Customer. Dalam formula itu

    terdapat rincian bahan baku yang akan digunkan untuk suatu produk dengan

    uraian persentase, makan berdasarkan formula itu maka PPIC dapat

    memperhitungkan berapa banyak bahan yang dibutuhkan untuk permintaan

    Customer.

    5. Proses Produksi

    Proses produksi didalam produksi suatu produk berbeda-beda perlakuanya oleh

    karena itu maka PPIC harus dapat mengetahui setiap produk di dalam proses

    produksinya sehingga bisa memperkirakan berapa lama suatu produk itu dapat

    dibuat sampai selesai dan sesuai dengan kapasitasnya juga. Proses produksi ini

    dapat diketahui dengan memahami produk tersebut pada saat produksi apa saja

    kendala yang dapat terjadi untuk suatu produk tersebut.

    6. Kualitas Produk

    Kualitas produk dapat dinyatakan banwa produk itu berkualitas sesuai dengan

    standart yang sudah ditentukan berdasarkan Dept. QC. Mengapa kualitas ini

    menjadi penting menurut saya bagi PPIC, karena didalam suatu produksi suatu

    produk ada beberapa tahapan tes QC untuk menyatakan produk tersebut LOLOS

    QC atau TIDAK LOLOS QC. Dengan mengetahui masalah kualitas produk maka

    PPIC dapat mengkomunikasikannya dengan Marketing mengenai kualitas yang

    diinginkan karena tidak semua customer sesuai dengan standar yang kita

    keluarkan dalam artian bahwa kualitas produk itu masih dapat dibicarakan dengan

    Customer dan yang dapat membicarakan masalah kualitas produk yang kita

    dapatkan pada saat produksi adalah Marketing sendiri yang memegang peranan

    penting ini.

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    5/21

    7. Kapasitas Gudang

    Kapasitas Gudang ditentukan berdasakan dari Dept. Gudang yang mana data ini

    dapat diukur sesuai dengan barang yang ingin kita buat stocknya. Dengan ini

    Gudang dapat memperkirakan berapa besar barang tersebut dapat disimpan di

    gudang. Maka dengan adanya ini PPIC harus dapat mengatur masuknya barang

    agar tidak ada nya penumpukan barang di dalam gudang yang dapat

    menghabiskan kapasitas gudang. Sehingga dengan memperhatikan hal seperti ini

    teciptalah efisiensi dan efektifitas dari gudang.

    8. Leadtime Pembelian

    Leadtime pembelian didapat dari Dept. Purchasing yang mana Dept. Purchasing

    mendapatkanya sesuai dengan negosiasi dengan para supplier dan perhitungan

    dokumen yang harus diproses secara internal departemennya. Maka dengan

    adanya Leadtime Pembelian ini PPIC dapat memperhitungan pembelian bahan

    baku agar dapat lebih efektis dan efesien selain itu akan didapatkan saefty stock

    barang yang diinginkan.

    9. Quantity Minimum Order

    Begitu juga Quantity Minimum Order didapatkan dari Dept. Purchasing yang

    mana Dept. Purchasing mendapatkannya sesuai dengan negosiasi dengan para

    supplier didapatkan berbarengan pada saat permintaan leadtime pembelian.

    Dengan itu maka Dept. PPIC dapat mengorder sesuai dengan Quantity Minimum

    Order yang sudah ditentukan kecuali ada hal-hal khusus yang mengharuskan

    memesan barang diluar Quantity Minimum Order maka Dept. PPIC meminta

    kepada Dept. Purchasing utnuk menegosiasikan dengan supplier.

    10. Bahan Baku Alternatif

    Bahan Baku Alternatif berdasarkan informasi dari Dept. R&D, yang mana bahan

    ini bagi industri sangatkan dibutuhkan karena jikalau tidak ada bahan alternatif

    bagi suatu produk dan pada saat produksi bahan baku utama tidak tersedia oleh

    supplier maka produksi akan menggunkan bahan alternative tersebut. Mengapa

    informasi bahan baku alternative ini sangat dibutuhkanbagi Dept. PPIC ??..

    karena Dept. PPIC yang mengkontrol inventory part dan planning produksi

    sehingga Dept. PPIC dapat memperhitungkan kapan harus menggunkan bahan

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    6/21

    alternative tersebut, selain itu juga dengan adanya bahan alternative ini maka

    dapat menurunkan biaya pembelian bahan karena Dept. Purchasing akan membeli

    barang yang harganya paling murah dari antara bahan baku alternatif tesebut.

    11. Kapasitas Ekspedisi

    Kapasitas Ekspedisi ini didapatkan dari Dept. Ekspedisi yang mana infomasi ini

    digunakan untuk memperhitungan pengirman barang yang harus dapat dikirim

    sesuai dengan customer order yang diterima dengan memperhitungkan leadtime

    pengiriman dan permintaan pengiriman barang diluar leadtime yang sudah

    ditentukan secara internal. Dengan adanya ini maka Dept. PPIC dapt menentukan

    pengiriman barang yang harus dikirim karena menyangkut dengan customer order

    yang sudah diterima oleh Dept. PPIC.

    12. Leadtime Pengiriman

    Leadtime Pengiriman ini dapatkan dari keputusan yang telah digodok oleh Plan

    Manager dengan Departemen-departemen terkait yang berhubungan dengan

    customer order. Dengan adanya leadtime pengiriman ini maka dapat memastikan

    kepada customer kapan barang yang dipesan dapat sampai ditempat para

    customer, selain itu juga maka Dept. PPIC dapat memperhitungkan kapan

    seharusnya pesanan customer tersebut harus diproduksikan.

    13. Safty Stock Raw Material dan Finish Goods

    Safty stock Raw Material dan Finish Goods ini sangatlah diperlukan bagi sebuah

    perusahan karena dengan adanya ini maka kebutuhan akan Raw Material untuk

    kebutuhan produksi akan selalu tejaga dan tidak akan mengalami kekurangan

    disaat produksi akan berjalan dan kebutuhan Customer akan Finish Goods pun

    akan terjaga dengan aman dan pada saat Customer mengeluarkan permintaan akan

    Finish Goods maka akan tersedia selalu.

    Beberapa hal yang perlu diketahui untuk menyusun jadwal produksi ( production

    schedule ) :

    1. Orderan yang di terima / Forecast yang dikeluarkan oleh bagian Marketing atau

    Managemen.

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    7/21

    2. Permintaan kirim sesuai dengan keinginan customer atau sesuai dengan

    leadtime pengiriman yang sudah ditentukan oleh perusahaan.

    3. Kapasitas produksi berapa kemampuan dari mesin yang dimiliki untuk suatu

    produk.

    4. Formulasi Produk untuk mengetahui berapa dan jenis bahan apa saja yang

    dibutuhkan untuk memenuhi permintaan customer / forecast yang sudah

    dikeluarkan oleh Marketing atau Managemen.

    5. Perhitungan kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan ( MRP Material Reques

    Planning )

    6. Perkiraan BS yang akan terjadi pada produk yang akan diproduksi sehingga

    perhitungan akan kebutuhan bahan baku dan permintaan pengiriman akan dapat

    detentukan.

    http://dedylondong.blogspot.com/2012/04/memahami-fungsi-ppic-

    production.html

    Tuesday, April 10, 2012

    http://dedylondong.blogspot.com/2012/04/memahami-fungsi-ppic-production.htmlhttp://dedylondong.blogspot.com/2012/04/memahami-fungsi-ppic-production.htmlhttp://dedylondong.blogspot.com/2012/04/memahami-fungsi-ppic-production.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/_TFOlYz0Zpqo/S_jc2_M4EhI/AAAAAAAAADg/bQwx-F58QJk/s1600/Production+Schedule.jpghttp://dedylondong.blogspot.com/2012/04/memahami-fungsi-ppic-production.htmlhttp://dedylondong.blogspot.com/2012/04/memahami-fungsi-ppic-production.html
  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    8/21

    Memahami Fungsi PPIC ( Production Planning Inventory Control )

    Pendahuluan

    Fungsi Planning dalam perusahaan (manufacture) dijalankan oleh bagian PPIC (

    Production Planning and Inventory Control ). Disamping memiliki fungsi

    production planning, PPIC juga memiliki peranan dalam manajemen Inventory.

    Inventory atau barang persediaan merupakan aset perusahaan yang berupa

    persediaan bahan baku/raw material, barang-barang sedang dalam proses

    produksi, dan barang-barang yang dimiliki untuk dijual. Karena inventory

    disimpan di gudang, maka manajemen inventory dan gudang sangat berkaitan.

    Pergudangan sendiri adalah kesatuan komponen didalam Suplay Chain product.

    Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang ya, sampai digunakan

    dalam proses produksi. Fungsi penyimpanan ini sering disebut ruang persediaan,

    gudang bahan baku, dll. Perusahaan besar atau kecil, untuk pengadaan dan

    penyimpanan barang ini diperlukan biaya besar. Biaya penyimpanan ini setiap

    tahun umumnya mencapai sekitar 20 40% dari harga barang (Indrajit, R,E.,

    Djokopranoto,R., Manajemen Persediaan, 2003, Gramedia, hal.3). Untuk itu

    diperlukan strategi atau manajemen inventory yang baik agar biaya persediaan

    optimum.

    Dalam Struktur Organisasi ada beberapa variasi untuk mempertegas fungsi

    Planning dan Gudang (material ware house dan Final Product ware house), untuk

    kondisi seperti ini, PPIC bertanggung jawab pada Monitoring Persediaan ( Safety

    Stock, Mengeluarkan Bill of Material, akurasi data inventory, efektivitas sistem

    invormasi ).

    Sedangkan aktivitas pergudangan, seperti; 1) Penerimaan, Penyimpanan, dan

    pengiriman raw material ke bagian processing, 2) Penerimaan, Penyimpanan, dan

    pengiriman final product ke Customer, 3) Mengoperasikan Sistem informasi,

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    9/21

    Umumnya dibawah kendali Head Ware House setingkat Supervisor atau

    Manager, disesuaikan dengan Lingkup tanggung jawabnya.

    Production Planning Control

    Tugas umum dari PPIC adalah menerima order dari bagian Penjualan (

    Sales/marketing ) lalu memastikan order ini selesai dan dikirim ke customer pada

    waktu yang sudah disepakati. Simple bukan ?

    Tidak sesimple definisinya, fungsi PPIC berkaitan erat dengan fungsi Marketing,

    Purchasing, dan Produksi. Disamping itu Informasi mengenai level of raw

    material, Work In Process (WIP), Final Product, dan data stock opname untuk

    bagian Finance terutama dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan juga

    termasuk dalam tanggung jawab PPIC .Beberapa perusahaan memiliki gaya

    manajemen production planning yang tampak berbeda secara teknis, tapi secara

    umum fungsi ini tidak jauh berbeda. Situasi Market menuntut produsen mampu

    menerapkan strategi operasi yang paling tepat. Salah satu contohnya, untuk

    menekan biaya penyimpanan, customer menuntut produsen menerapkan model

    produksi make to order, dengan variasi item product yang tinggi dan pemesanan

    dalam quantity kecil. Faktor ini akan sangat mempengaruhi model system

    planning diperusahaan tersebut.

    Design Planning dan Inventory Control

    Peran Sistem Informasi dalam aktivitas production planning sangat besar, begitu

    besarnya sampai saya berani jamin, tanpa bantuan software, aktivitas planning

    tidak akan optimal. Planning tidak hanya mengerjakan masalah perencanaan saja,

    tapi terkait dengan manajemen inventory. Otomatis Planning harus memiliki Link

    dengan Sistem Purchasing dan Ware house secara real time dan up date. Ini masih

    dalam scope inventory, belum termasuk aktivitas pengawasan proses produksi.

    Setiap perubahan dalam proses yang terkait dengan Penjadwalan ulang

    (reschedulling), Pembuatan ulang (Remake), Permintaan tambahan material, dll,

    pastinya akan mempengaruhi alokasi capasitas dan seluruh penjadwalan.

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    10/21

    Registrasi New Item dan Material

    Setiap Item Product harus memiliki Item Code. Begitu pula Setiap material dan

    supporting material yang digunakan sekecil apapun harus tercoding. Ada dua

    jenis material, pertama Raw material, yaitu seluruh material yang digunakan

    dalam proses pembentukan produk, dan kedua yaitu Supporting material, yaitu

    material pembantu, yang digunakan untuk melengkapi unit Final product, seperti

    plastic packaging, sticker, cartoon box, kertas label, dll.

    Code untuk Regristasi ini berupa urutan numerik/angka. Kode numerik digunakan

    agar dapat terbaca oleh sistem. Dalam perkembangannya, untuk mempermudah

    input data, kode angka dikonversi lagi kedalam barcode, sehingga proses input

    menggunakan scanner. Selain untuk mempercepat waktu iniput, proses scanning

    menghasilkan data yang sangat akurat dengan tingkat human error sangat rendah.

    Item-item baru biasanya didapat dari bagian R&D, setelah melalui uji coba dan

    berhasil, setelah di verifikasi oleh Quality Control (QC), produk baru harus

    diregristasi oleh PPIC lengkap dengan komponen penyusun dan formulasi per

    unit produk ( Material Requirement Planning/MRP )

    Logic Regristasi item

    Pengelolaan Inventory atau barang persediaan

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    11/21

    Barang persediaan terdiri dari : 1) Material dan Supporting Material, 2) Work In

    Process (WIP), dan 3) Final Product.

    Material dan Supporting Material (M&SM). Ada dua hal yang harus selalu

    diperhatikan untuk pengadaannya, yaitu; 1) M&SM tanpa melihat order customer

    , 2) M&SM berdasarkan order customer. Dengan pertimbangan minimalisir biaya

    pengadaan dan buffer, memiliki stock M&SM dalam batas optimum dengan

    beberapa metode peramalan memberikan jaminan akan kelancaran proses (

    fluently production process ). Namun tidak menutup kemungkinan adanya

    emergency order atau order spesial sehingga menyebabkan keluarnya Bill of

    material (BOM) setelah kedatangan order customer atau setelah arrange order (

    master production schedulle/MPS )

    Work In Process ( WIP ). Kondisi ideal, tahapan process dari satu station ke

    station lainnya berlangsung secara continue. Namun ada beberapa proses

    memerlukan pengelolaan khusus, akibatnya produksi terbagi kedalam beberapa

    divisi berdasarkan proses. Pergeseran barang jadi terkadang tidak bisa

    sempurna atau satu banding satu. Karena aspek kerumitan dan ongkos pengerjaan

    yang ekonomis, produk dari Divisi A yang menjadi bahan baku untuk proses di

    divisi B, terkadang tidak dibuat pas atau sesuai dengan order customer,

    mempertimbangkan aspek yang saya sebut sebelumnya, quantity yang diproduksi

    kadang berlebih. Inilah yang disebut WIP, bagian PPIC bertanggung jawab penuh

    dalam mengendalikan barang persediaan jenis ini. Peranan Sistem Informasi dan

    penerapan logic proses yang tepat dapat menjamin pengendalian WIP. PPIC akan

    selalu dapat memantau progress produksi di semua tahapan proses.

    Final Product. Barang persediaan jenis ini relatif lebih mudah dikendalikan,

    karena posisinya sudah di tahap akhir, dengan manajemen ware house yang baik,

    pengendalian final product bisa dilakukan dengan baik. Poinnya, PPIC harus

    secara real time dan up to date dalam menerima informasi mengenai final product

    siap dikirim ke customer.

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    12/21

    Logic Inventory

    Planning dan Monitoring Proses Produksi

    Mari memasuki intinya. PPIC menjadi semacam Conection point dan Gate,

    antara dunia luar dan Internal perusahaan dalam konteks realisasi produk. PPIC

    harus memberikan informasi yang akurat mengenai proses internal ke

    Sales/Marketing, untuk diteruskan ke Customer. Sama dengan dikehidupan

    sehari-hari, misal kita di posisi customer, mau beli Gado-gado, kalo penjualnya

    lambat dan gak jelas kapan selesainya, setiap ditanya jawabannya tidak tahu atau

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    13/21

    berulangkali sampaikan,maaf saya cek dulu, hampir tidak ada kepastian kapan

    selesainya dan berapa banyak yang bisa diselesaikan. Ini baru masalah gado-gado

    lho ya. Dalam sebuah industri, bisa saja final product perusahaan kita menjadi

    material bagi industri lainnya. Misal Industri kancing dan resleting menjadi

    material bagi industri Garment. Inilah salah satu konsep dari customer

    satisfaction . Customer tidak bisa melihat langsung ke dalam dapur anda, tapi

    bagaimana meresponse datangnya order, akan memberikan gambaran seberapa

    kuat kemampuan manufacturing perusahaan anda. Disinilah vitalnya peranan

    PPIC dan Sistem Informasi dalam proses planning dan monitoring .

    Tahapan dalam planning dan monitoring proses produksi

    Arrange Order

    Ini merupakan tahap awal dari planning, yaitu menerima order dari Sales. Order

    ini bisa berupa direct order dari customer, atau pembuatan stock untuk buffer

    saat peak season. Kombinasi Make To order (MTO) dan Make To Stock (MTS).

    Beberapa perusahaan menyebutnya Schedulling Rencana induk atau pembuatan

    Master Planning Schedule (MPS). Schedulling ini masih belum detail, masih

    bersifat global dan memiliki periode yang panjang 3 6 bulan. Data-data di MPS

    sangat penting untuk memberikan informasi ke bagian produksi untuk

    mempersiapkan resourcesnya, dan ke bagian purchasing untuk mempersiapkan

    material.

    Meski masih didalam scope PPIC, beberapa perusahaan yang sudah terintegrasi

    sistem informasinya, memberikan tugas input arrange order ke bagian sales. Lho

    koq bisa. Inilah keunggulan penerapan sistem informasi yang integral.

    Purchase order dari Customer, langsung diinput oleh sales, dan real time

    langsung masuk kedalam Master Planning Schedulle. Bayangkan tinggal 1 klik

    saja, sistem sudah melakukan arrange order secara automatis. Bagaimana

    melakukannya ?

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    14/21

    Konsep dasarnya sebagai berikut. Dasar dari konsep ini, yaitu menyerahkan

    pekerjaan reguler pada sistem. Karena logika manusia sulit untuk mengolah

    informasi yang begitu banyak dan dalam waktu singkat, sistem menggunakan

    logika machine, meski masih di back up dengan proses manual operator. Ada

    beberapa parameter yang harus terpenuhi :

    1. Sistem memiliki data base mengenai sistem Grouping, yaitu menyatukan

    item produk yang melalui jalur proses yang sama, ibaratnya anda harus memiliki

    jalur seperti rel kereta api, untuk jelasnya saya sudah menulis detail teknisnya

    dalam artikel di link ini :

    http://www.dedylondong.blogspot.com/2012/01/bagaimana-cara-menentukan-

    lead-time.html . Sebanyak apapun variasi produk yang anda miliki, produksi

    sudah terbagi kedalam line-line / jalur imaginer, yang dapat teridentifikasi oleh

    sistem.

    2. Informasi ( data base ) mengenai capasitas setiap line produksi

    3. Informasi ( data base ) mengenai lead time setiap line produksi

    4. Informasi (data base )stock material

    Dengan melihat sistem, PPIC secara manual dapat memperkirakan keamanan

    suplay material yang dieprlukan, dan segera membuka Purchase order jika

    dieprkirakan material tidak mencukupi. Input data Bill of material (BOM),

    memiliki menu tersendiri, sehingga data base yang tersedia tidak hanya kondisi

    aktual stock real time, tetapi progressnya, mulai dari status : 1) purchase order

    (pembelian), 2) Arrive status ( tanggal kedatangan ). Informasi ini progress ini

    sangat penting, karena sistem hanya bisa melakukan alokasi order , jika status

    seluruh component material lokasinya sudah di factory.

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    15/21

    Logic Arrange Order

    Contoh Display Menu Arrange Order ( Ilustrasi Penulis )

    Alokasi & Monitoring Order

    Setelah PO Customer ter input kedalam database, secara real time sistem

    menginformasikan pada PPIC estimasi schedulling dan status component

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    16/21

    material. Seperti yang saya sampaikan data dalam Arrange order masih sangat

    kasar dan belum bisa dibaca oleh bagian processing. Perusahaan yang terdiri dari

    beberapa divisi-divisi yang saling tergantung ( dependent) memiliki kode-kode

    Gruping yang berbeda-beda. Semakin mendekati proses akhir, pembagian grup/

    Line ini semakin terpecah semakin banyak. Disinilah pentingnya PPIC memahami

    total alur proses realisasi produk.

    Alokasi order bertujuan untuk membagi Item yang diorder kedalam tahapan-

    tahapan proses mulai awal sampai delivery. Berbeda dengan arrange order,

    alokasi order biasanya memiliki periode schedulling yang lebih pendek, yaitu

    sekitar 2 4 minggu , kecuali jika suatu Line benar-benar mendapat order yang

    kapasitasnya melebihi dari 30 hari ( tentunya ketentuan ini bervariasi disetiap

    perusahaan ). Tidak semua item dimulai dari proses awal, inilah pentingnya

    database WIP, beberapa komponen-komponen pendukung reguler juga distock

    dalam batas optimal di masing-masing divisi. Sistem memberikan pergerakan

    barang persediaan diseluruh tahapan.

    Istilah lain dari Alokasi Order yaitu Dispatching, aktivitas pengeluaran work

    order/perintah kerja pada bagian produksi terkait. Item-item produk yang ter-

    alokasi berarti sudah memiliki raw material yang complete. Yang perlu

    diperhatikan dalam melakukan alokasi & Monitoring order :

    1) PPIC memastikan kesiapan capasitas produksi, biasanya untuk order-order

    dengan kapasitas yang melebihi, jika masih berada direntang capasitas produksi

    yang disepakati, dan sudah terinput ke dalam database, asumsi yang digunakan

    yaitu bagian produksi setuju berapapun jumlah order yang diturunkan selama

    tidak melebihi capasity. Sistem Line memberikan fleksibilitas tinggi. Anda pernah

    melewati jalur puncak-Bogor ? Anda pernah mendengar sistem Buka Tutup jalur

    ? Konsepnya seperti ini, dengan menerapkan sistem line, PPIC dapat menerapkan

    sistem buka-tutup, menambah kapasitas di line tertentu, dengan terlebih dahulu

    mengurangi atau bahkan menutup line lainnya, tentunya dengan terlebih dahulu

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    17/21

    berkoordinasi dengan produksi, terutama perihal capasitas mesin dan ketersediaan

    personel.

    2) Mengkomunikasikan ke bagian Sales, untuk diteruskan ke Customer, jika

    karena sesuatu hal, harus dilakukan schedule yang berbeda, terutama jika terjadi

    percepatan dan perlambatan penyelesaian.

    3) Melakukan response yang cepat jika terjadi masalah yang menyebabkan

    keterlambatan, denan mengambil option re-Schedulling atau mengontrol Delay.

    4) Memastikan order yang sudah ter-alokasi ( dalam sistem) ter-Print out agar

    bisa dikerjakan oleh bagian produksi. Ini sangat penting, karena print out Work

    order menjadi dasar bagi personel di lantai produksi. Untuk itu Work Order harus

    memberikan Informasi-informasi penting terkait : 1) Nama item product, 2)

    Component Material, 3) Code numeric atau Barcode, 4) Quantity, 5) Tanggal

    mulai produksi ( start date ) , 6) Tanggal target selesai ( Finish Date), 7) Info lain

    terkait dengan Spesifikasi produt ( warna, dimensi, dll ), 8) No. Regristasi

    Customer Order, 9) No. Regristasi Work Order, 10) Identifikasi untuk mampu

    telusur proses. Konsep yang saya sampaikan ini biasa disebut dengan

    KANBAN dibeberapa perusahaan Jepang. Tidak hanya informasi diatas,

    penerapan sistem Kanban menuntut adanya standarisasi tempat-tempat

    penyimpanan. Misal, product dalam sebuah Box berisi maksimal 400 pcs, jika

    order dari customer untuk item ini totalnya 1000 pcs, maka Work Instruction

    Sheet/Kartu kanban terpecah menjadi 3 sheet. Berturut-turut memiliki quantity

    400, 400, 200 pcs/sheet. Dengan masing-masing sheet memiliki No. Regrestasi

    sendiri ( angka dan barcode), dalam prosesnya, Shet-sheet ini selalu mengikuti

    pergerakan produk. Sepintas memang terlihat boros kertas, tapi melihat akurasi

    dan kemudahan dalam processingnya, saya pikir masih jauh lebih besar

    manfaatnya. Saya rekomendasikan sistem ini untuk anda terapkan.

    5) Melakukan monitoring terhadap progress di setiap stasiun kerja (work

    station). Delay di satu station akan mempengaruhi ketepatan waktu station

    didepannya. Jika benar-benar ini terjadi, PPIC harus mengambil langkah-langkah

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    18/21

    untuk melakukan koordinasi dengan bagian-bagian terkait untuk mendapatkan

    solusinya.

    6) System bersifat Close Loop atau siklus tertutup, untuk setiap Perintah kerja /

    Work Instruction, progress dan Resultnya harus dapat dimonitor sehingga

    menjadi informasi balik yang akurat untuk seluruh bagian terkait ( glass wall

    management ), mulai dari Sales, PPIC, bagian Operation, dan Management.

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    19/21

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    20/21

    Logic Alokasi Order

    Display Menu Alokasi Order (Ilustrasi Penulis)

    JIka melihat personel HRD, Finance, Produksi, Engineering, GA, Logistic,

    Continous Improvement (CI), dan QC, mereka ini memiliki basic knowledgeyang

    bisa terpakai jika diterapkan di perusahaan yang bergerak dalam industri berbeda.

    Dengan tingkat adaptasi relatif lebih mudah, orang-orang yang berada dalam

    spesialisasi yang saya sebut diatas tingkat perputarannya relatif tinggi, apalagi

    bagian HRD bsia saya sebut luar biasa tinggi.

  • 7/22/2019 PPIC vs Purchasing

    21/21

    Berbeda kondisinya dengan PPIC (dan R&D), basic knowledge tidak banyak

    membantu jika orang-orang ini berpindah kerja di indsutri dengan bidang dan

    model operasi yang berbeda. Tidak bisa 'Copy Paste'. Mereka seperti mulai dari

    awal dalam memahami total system yang berkaitan dengan Produksi, Logistic,

    Marketing, bahkan Finance.