bab 2 gambaran umum objek 2.1 sejarah...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
GAMBARAN UMUM OBJEK
2.1 Sejarah Perusahaan
PT. Indonesia Stanley Electric atau sering disingkat dengan PT. ISE adalah
pecahan dari PT. KGD, pecahan PT. KGD yang lainnya antara lain adalah Indonesia
Nippon Seiki, Toyo Denso Indonesia, Shindengen Indonesia, Honda lock Indonesia, dan
Mitsuba Indonesia. PT. KGD berdiri pada tahun 1979 dan berlokasi di JL. Siliwangi
Kelurahan Keroncong Kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang. Kemampuan PT. KGD
telah diakui di mata masyarakat, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya sertifikat ISO
9002, yaitu suatu standar sistem mutu dan jaminan mutu kepada pelanggan yang
diterapkan pada bidang usaha produksi, perakitan,dan pelayanan. Karena
perkembangannya yang sangat pesat, PT. KGD dipecah menjadi 6 perusahaan pada Juni
2002 yang kemudian diresmikan pada tahun 2003. Perusahaan Stanley berpusat di
negara Jepang dan sampai saat ini perusahaan Stanley telah memiliki 34 cabang
perusahaan di beberapa negara di luar Indonesia. Perusahaan Stanley yang ada di negara
Indonesia merupakan anak cabang perusahaan Stanley yang ke-24, yang kemudian di
beri nama PT. Indonesia Stanley Electric ( PT. ISE ). Beberapa cabang lainnya dari PT.
Stanley diantaranya adalah di Jerman, Perancis, Inggris, Hongaria, China, India, Taiwan
2 perusahaan, Vietnam, Thailand 2 perusahaan, Singapura, Australia, dan di Benua
Amerika 4 perusahaan sedang di Jepang sendiri ada 11 perusahaan. PT. ISE berdiri
pada September 2001, awal pelaksanaannya Juli 2002. PT. ISE didirikan dengan modal
dasar 7,500,000 USD, dengan luas tanah 40.000 m², luas bangunan 10.000 m², jumlah
8
karyawan 480 orang dan berlokasi di JL. Bhumimas I No.17 Desa Talaga, Kecamatan
Cikupa Kabupaten Tangerang (Kawasan Industrial Cikupamas), Jakarta barat (± 40 km
dari barat Jakarta). PT. ISE adalah perusahaan yang didirikan untuk memenuhi
kebutuhan – kebutuhan para pembuat kendaraan roda 2 dan 4 di Indonesia yang
diharapkan akan memperluas perindustrian mobil. Pada awalnya, PT. ISE memulai
industri moulding dan lampu yang diutamakan pada parts alat – alat penerangan
kendaraan roda 2 dan 4, dan untuk tahap berikutnya adalah perencanaan pembuatan
parts elektronik kendaraan roda 2 dan 4. Walau resminya PT. ISE baru berdiri selama
kurang lebih setengah tahun tetapi dalam waktu yang singkat PT. ISE sudah siap untuk
menjadi salah satu perusahaan yang go internasional, bahkan melebihi usaha - usahanya
yang pernah dilakukan di PT. KGD, hal ini dibuktikan dengan selain mengadopsi dari
sistem kerja dan manajemen kerja PT. KGD yang telah diakui dengan sertifikasi ISO
9002, PT. ISE juga menggunakan berbagai macam metode – metode baru untuk
meningkatkan volume produksinya dan kualitas produknya untuk menghasilkan produk
dengan kualitas tinggi dan memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap customer.
Diantaranya adalah dengan menggunakan sistem produksi baru yaitu SNAP (Stanley
New Acces for higher Productivity). SNAP merupakan salah satu cara meningkatkan
produktivitas dengan mengurangi lost time dan lost mesin. Dengan adanya SNAP, PT.
ISE akan menghasilkan efektivitas yang tinggi, persaingan dan sistem produksi yang
fleksibel dengan tingkat investasi yang rendah dalam memenuhi kebutuhan konsumen,
penggunaan mesin – mesin produksi robotik yang canggih yang langsung diimpor dari
Jepang. Untuk memenuhi standar mutu industri dan menunjang pelaksanaan perbaikan
terus menerus, perusahaan juga menerapkan kaizen ( hari ini harus lebih baik dari
9
kemarin ), penggunaan checklist pada seluruh bagian PT. ISE, penerapan 2S ( Seiri dan
Seiton ) setiap hari oleh seluruh karyawan PT. ISE tanpa terkecuali untuk menjaga
kenyamanan dan kebersihan para pekerja terhadap lingkungannya, adanya standar kerja
dan instruksi kerja pada tiap stasiun kerja. Sistem produksi SNAP tersebut adalah
gerakan reformasi baru Stanley, yaitu :
1. Benar – benar menghilangkan produk NG ( cacat )
2. Seminimal mungkin dapat mengurangi penggunaan modal investor
Dengan demikian dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan menuju system
produksi dengan harga bersaing. Bersamaan dengan dijadikannya negara – negara Asia
sebagai pusat produksi, PT. ISE mengharapkan untuk saling mengisi dalam
memproduksi moulding dan lampu di wilayah Asia dan lebih memperkuat jaringan kerja
di Asia. Dalam produksi lampu kendaraan PT. ISE tidak menjual lampu kendaraan
tersebut secara eceran, dapat dikatakan bahwa PT. ISE merupakan subkontrak dari
perusahaan – perusahaan seperti Astra Honda Motor, Toyota, Suzuki, Mitsubishi,
Kawasaki, Yamaha, dan lain – lain. Sehingga PT. ISE hanya memproduksi lampu
kendaraan sesuai dengan permintaan pesanan customernya tersebut. Produk – produk
jadi dari PT. ISE ada juga yang diekspor ke luar negeri, beberapa contoh diantaranya
adalah diekspor ke: Stanley Electric, Co. LTD, Thai Stanley Electric, Public Company
Ltd, Suzuki Philippines, inc, Armstrong Autoparts, SDN, BHD. Seluruh karyawan PT.
ISE dengan kesadaran diri bersama – sama mengkomitmenkan diri untuk bekerja
semaksimal mungkin untuk menghasilkan produk – produk yang berkualitas dengan
melakukan continuous improvement terus menerus.
10
2.2 Visi dan Kebijakan
Visi Stanley Group adalah
“ MELEBIHI KECEPATAN CAHAYA “
Sedangkan visi PT. Indonesia Stanley Electric adalah
“ MENGGAPAI INDONESIA – MENGGAPAI ASIA “
Kebijakan Manajemen tahun Fiskal 2004 adalah:
KEPEDULIAN KERJA
Dengan sikap terbuka dan fleksibel, marilah kita peduli akan tanggung jawab sosial,
mengutamakan kepuasan pelanggan sebagai nomor 1, meningkatkan kemampuan
teknik, pembuatan barang dan kualitas kerja.
<<POINT PENTING>>
• VISION: Kebahagiaan terhadap keberhasilan kerja merupakan tantangan kerja
yang akan datang.
• SNAP : Tetap mempertahankan semangat baru dan keseriusan dalam bekerja.
• GLOBAL:Memanfaatkan kelebihan yang ada secara global untuk menciptakan
inovasi
• CASH FLOW: Investasi dilakukan atas biaya sendiri, dan pengembalian atas
investasi tersebut harus lancar.
• QUALITY : Tidak membuat dan meloloskan produk barang NG. Teliti dan
mampu mengendalikan setiap perubahan yang terjadi.
LAKUKAN SEGERA LAKUKAN DENGAN SEKSAMA LAKUKAN
SAMPAI SELESAI
11
Kebijakan Manajemen ISE Tahun 2004 adalah:
Dengan “Peduli” terhadap Quality, Cost, Delivery & Design menuju
“PERUSAHAAN NO. 1 DI ASIA”.
1. Lamp Factory
Dengan penuh percaya diri dapat memberikan hasil yang baik sehingga
mendapatkan “kepercayaan & kepuasan dari pelanggan”.
<Poin Penting>
• Tidak membuat & mengirim produk NG
• Dengan sepenuh hati bertekad menghilangkan pemborosan & membuat
produk dengan harga yang paling murah
• Pelaksanaan 2S – 3TEI
2. Mold Factory
Berpikir secara global terhadap produk – produk yang dibutuhkan negara
lain sebagai challenge terhadap produk & design baru.
<Point Penting>
• Memperkuat teknologi mold die casting unutk memenuhi kebutuhan part
stanley group
• Lead time pembuatan mold ( design finishing ) lebih cepat dari mold
maker manapun
• Pelaksanaan 2S – 3TEI
12
3. Administration Division
Cepat, tepat, benar dalam memberikan data ke tiap – tiap seksi.
<Point Penting>
• Memelihara dan menjaga semua ketentuan yang ditetapkan oleh Indonesia
Stanley Electric
• Memberikan data – data penting dengan cepat, tepat dan benar
• Pelaksanaan 2S – 3TEI
LAKUKAN SEGERA LAKUKAN DENGAN SEKSAMA LAKUKAN
SAMPAI SELESAI
2.3 Lokasi Perusahaan
Jalan Bhumimas I No. 17 – Kawasan Industri Cikupamas
PO BOX 388, Tangerang 15001, Banten - Indonesia
13
2.4 Struktur Organisasi Utama PT. Indonesia Stanley Electric
KaBagProduction
PresidentDirector
ManagerDivisi Mould& Dies Plant
Advisor
DepartemenMould &Dies Plant
ManagerDepartemen
Produksi
KaBagDepartemen
SalesEngineer
Manager EksporImpor,Production&Planning Control,Warehouse
Finished Goods
ManagerDepartemen
Quality Control
ManagerPurchasing,
Warehouse Part
KaBag Sales& Cost
Deputi ManagerDepartemen General
Maintenance
KaBag LampAssembly
KaBag LampPart PlasticInjection
KaBagLamp PartEvaporation
ManagerPersonel
& GeneralAffair
ManagerAccounting
ManagerManagementInformation
System
General ManagerDivisi operational& Administration
General ManagerDivisi production
Director
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Utama PT. Indonesia Stanley Electric
14
2.5 Struktur Organisasi Departemen General Maintenance PT. Indonesia Stanley Electric
DeputyManager
Ass. Manager
Section Head
MaintenanceMachine
MaintenanceNon Machine
StaffMechanic
StaffElectric
StaffUtility
StaffWorkshop
Staff WasteWater
Treatment
StaffBuilding
StaffAdministration
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Departemen General Maintenance PT. Indonesia Stanley Electric
2.6 Wewenang dan Tanggung Jawab Karyawan Departemen General
Maintenance
Deskripsi jabatan sangat diperlukan agar mudah mengidentifikasikan kegiatan–
kegiatan apa yang dilakukan oleh pekerja dan sebagainya. Dalam hal ini, PT. Indonesia
Stanley Electric mengadopsi wewenang dan tanggung jawab dari PT. KGD yang telah
memilki certified ISO 9002, dimana sebelumnya departemen General Maintenance
dinamakan bagian Equipment Control. Berikut ini adalah wewenang dan tanggung
jawab dari karyawan departemen General Maintenance.
Nama bagian : General Maintenance
Fungsi bagian :
1. Mengendalikan program perencanaan pembuatan, perbaikan dan perawatan
berkala terhadap checker.
2. Mengendalikan program, perawatan dan perlakukan terhadap seluruh mesin
produksi dan utility yang ada di PT. Indonesia Stanley Electric, serta milik
pelanggan yang dipergunakan oleh PT. Indonesia Stanley Electric sesuai
persyaratan Sistem Manajemen Mutu / Lingkungan.
Tanggung jawab, tugas dan wewenang Manager dan Assisten Mgr:
o Tugas Utama:
1. Meningkatkan penguasaan teknologi rancang bangun pembuatan
checker
2. Mengendalikan pelaksanaan program perawatan berkala dan
perbaikan terhadap mesin produksi dan utility
3. Mempertanggung jawabkan hasil kerja bagian General Maintenance
77
4. Melaksanakan tugas khusus yang diberikan oleh direksi
5. Mengendalikan pencemaran yang ditimbulkan akibat proses.
o Penyusunan Strategi dan Perencanaan:
1. Menyusun dan menetapkan rencana keja, sasaran dan target
pencapaian kerja bagian General Maintenance
2. Menetapkan pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang kepada
personel di bawahnya
3. Mengevaluasi pelaksanaan dan hasil kerja personel di bawahnya
4. Melaksanakan upaya penyempurnaan dan penanggulangan problem
di bagian General Maintenance.
o Operasional :
1. Mengendalikan pelaksanaan kerja harian di bagian General
Maintenance
2. Menetapkan tindakan khusus terhadap checker dan mesin produksi
serta mesin utility yang dalam keadaan darurat
3. Mengontrol pelaksanaan pengendalian dokumen mutu / lingkungan
dan catatan mutu / lingkungan di bagian General Maintenance
4. Menjaga kesinambungan suplai tenaga listrik, angin bertekanan dan
air selama jam operasional factory
5. Mengendalikan pemeliharaan, pengawasan atas mutu limbah cair
yang dihasilkan WWT
o Lingkungan
78
1. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan identifikasi aspek dan
dampak di area kerjanya yang berhubungan dengan lingkungan
2. Bertanggung jawab terhadap penghematan penggunaan energi yang
digunakan untuk aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan
lingkungan.
Tanggung jawab, tugas dan wewenang kepala seksi bagian General
Maintenance:
o Tugas Utama:
1. Membuat perencanaan, pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesin,
checker, produksi, dan mesin utility yang meliputi:
Sumber air, tenaga listrik dan waste dalam jumlah, waktu dan jenis
2. Melaksanakan dan merencanakan inovasi, dan pembuatan checker
untuk produk secara lebih efisien
3. Melaksanakan pengendalian dokumen mutu / lingkungan, yang
berkaitan dengan spesifikasi, gambar teknik, check sheet dan data
perawatan dan perbaikan mesin dan checker produksi serta mesin
utility
4. Mengendalikan perawatan dan safety proses di seluruh lingkangan
dan pada mesin produksi, utility dan checker
5. Melaksanakan pengendalian dokumen mutu / lingkungan ( WI dan
SOP ) yang berkaitan dengan General Maintenance. Serta
mengendalikan pembuatan catatan mutu / lingkungan seperti yang
dipersyaratkan dalam SOP dan WI.
79
o Penyusunan Strategi dan Perencanaan:
1. Menentukan pembagian tugas dan pekerjaan kepada personel di
bawahnya. Serta menentukan target pencapaian harian
2. Memverifikasi hasil pelaksanaan kerja personel di bawahnya
3. Bersama seksi lain memulai kegiatan untuk menganalisa problem
mesin, checker dan utlity yang mempengaruhi mutu produk.
o Operasional :
1. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh manager
2. Melaksanakan fungsi supervisi kepada personel di bawahnya
3. Melaksanakan evaluasi pencapaian kerja harian dan membahas
problem kerja yang terjadi bersama dengan personel di bawahnya
4. Melaksanakan kontrol penggunaan, pengadaan sparepart dari mesin –
mesin yang dioperasikan
5. Mengontrol pengoperasian alat pengolah limbah cair
6. Menjadi fasilitator / memberikan bimbingan kepada seluruh karyawan
seksi yang mejadi tanggung jawabnya atas pelaksanaan sistem
manajemen mutu / lingkungan, QCC dan Idea Box.
o Lingkungan
80
1. Melaksanakan pengidentifikasian aspek dan dampak lingkungan
kerjanya dan melaksanakan juga bila di seksi ada hal baru yang
berhubungan dengan lingkungan.
2.7 Proses Produksi
Berikut ini adalah proses produksi produk yang saat ini dihasilkan oleh PT.
Indonesia Stanley Electric :
Proses Produksi Produk Lampu Kendaraan
81
Bahan mentah daribij i plas tik (import)
(ABS, acryl ic ,policarbonat,polipropilen)
ProsesPlas tic
Injection
ProsesEvaporating
(pengecatan)
Assembly
Delivery
Flow Chart Proses Produksi PT . ISE secarakeseluruhan
Gambar 2.3 Flow chart proses produksi secarakeseluruhan
KETERANGAN:
Flow chart proses poduksi di atas merupakan flow chart proses produksi
produk lampu kendaraan PT. ISE secara utuh. Jumlah mesin yang
dipergunakan dalam proses produksi Plastic Injection ini adalah 19
mesin. Ada mesin yang khusus memproduksi reflector lampu kendaraan,
ada juga yang memproduksi khusus lens lampu kendaraan. Pada tiap
mesin tersebut selalu ada papan yang menunjukkan keterangan –
82
keterangan tentang nama mesin, jenis material, barang yang diproduksi,
cycle time, dan alur barang. Pada tiap workstation selalu diberi
keterangan cara pengoperasian dan point check untuk mesin yang
digunakan maupun untuk produk yang akan dibuat. Dan juga pada setiap
mesin dilengkapi dengan check sheet berguna agar operator mengetahui
standar pengukuran mesin dianggap layak dioperasikan atau harus
disetting ulang (terdapat standar poin yang harus di cek dan gambar part
mesin yang harus di cek). Mesin – mesin yang digunakan pada proses
produksi Plastic Injection disusun berdasar mesin robotic terlebih dahulu
dari kapasitas mesin yang paling kecil sampai kapasitas mesin yang
paling besar, setelah itu baru kemudian mesin manualnya. Untuk tiap
jenis material yang digunakan dalam proses Plastik Injection
menggunakan mold yang berbeda – beda, oleh karena itu bila 1 jenis
produk telah selesai diproduksi, untuk memproduksi jenis produk yang
lain harus melakukan penggantian mold terlebih dahulu. Proses
penggantian mold menggunakan bantuan alat otomatis pengangkut mold
oleh para teknisi sehingga dengan demikian dapat menghemat waktu dan
memperkecil resiko adanya kecelakaan dibanding dengan penggantian
secara manual. Berikut ini adalah detail proses untuk proses Plastic
Injection :
83
Bahan mentah bi j ipals tik import
(ABS, ac ryl ic ,pol icarbonat,pol ipropi len)
Pengeringan dng.Menggunakanmes in ani l ingselama 4 jam,
suhu 100
Untuk bahan plas tik ABSminimal suhu yang
digunakan 80sedang untuk bahan plas tikpol icarboant mengg. Suhu
120
Pemanasan lagidng menggunakan
mes in hooperdryer
Mes in robotik di impor dariJepang jumlahnya 10 buah
Mes in manual exKGDjumlahnya 9 buah
inspeks i
Dihancurkan dic rusher micmenjadi rawmaterial lagi
Barang jadi nantinya akandigunakan dan diambil oleh
bagian evaporating ataubag. assembly
OK (bucket kuning)
NG / cacat(bucket merah)
c°
c°
c°
Gambar 2.4 Rincian flow chart p roses p roduksi PlasticInjection
Plas ticinjec tion
Area s tok brg jadi
Penginjeks iandengan bantuan
mes in robotik ataumanual
Barang jadi dari proses Plastic Injection yang masuk ke dalam proses
84
Evaporating hanya reflector lampu kendaraan, untuk lens lampu
kendaraannya langsung masuk ke proses Assembly. Karena proses
Evaporating adalah proses pengecatan dan proses memberikan pelindung
untuk refleksi dimana untuk lens lampu kendaraan tidak diperlukan
proses pengecatan, oleh karena itu untuk lens lampu kendaraan dari
proses Plastic Injection langsung ke proses Assembly. Pada proses
Evaporating dibagi menjadi empat line produksi, dimana masing –
masing line produksi tersebut berada pada ruangan tertutup, suhu
ruangannya sangat dijaga agar tetap dingin dengan menggunakan AC,
para pekerja yang masuk ruangan tersebut harus menggunakan baju
khusus untuk menghindari debu dan masker pelindung karena mengingat
proses Evaporating ini menggunakan bahan – bahan cat yang berbahaya
dan alat – alat yang digunakan membutuhkan tekanan udara yang stabil.
Oleh karena itu, dapat dilihat pada flow chart bahwa pada proses
Evaporating ini paling banyak dilakukan kegiatan inspeksi karena setiap
prosesnya sangatlah rentan dan menentukan kualitas produknya, contoh:
pada proses under coat jika tekanan udara pada alat untuk mengecat
berubah sedikit saja maka akan membuat proses pengecatan menjadi
tidak merata, pada proses oven bila temperaturnya tidak dicek setiap saat
bila ada perubahan maka akan mengakibatkan cat tidak dapat menempel
dengan sempurna, pada proses vacuum / alat hampa udara bila operator
tidak menguncinya dengan rapat dan udara luar masuk ke alat vacuum
tersebut maka proses pemberian pelindung agar reflector menjadi silver
mengkilat pada reflector tidak dapat dicapai dan keseluruhan peristiwa
85
tersebut dapat membuat barang menjadi NG / cacat. Seperti pada proses
Plastic Injection, setiap operator pada proses Evaporating juga bekerja
sesuai dengan work instruction dan point check yang ada dan setelah
selesai shift kerjanya setiap operator juga harus mengisi daily report.
Pada proses evaporating, sebelum memasuki proses under coat ada
standar tersendiri juga untuk pencampuran cat yang akan digunakan
dalam prosesnya, contohnya untuk reflector dengan bahan material ABS
dan polipropilen dipakai cat urethet PA, urethet PB, dan urethet thinner
dengan perbandingan 2:1:0,6 dan sebelumnya juga harus ditimbang berat
kaleng cat sesuai tidaknya dengan yang tercantum pada kemasan kaleng
catnya. Setelah itu diukur kekentalannya dengan alat pengukur dan
stopwatch hingga kekentalannya dapat mencapai ± 8 – 10" jika tidak
sesuai pasti ada yang kurang dalam perbandingannya, bila sudah OK baru
cat dapat dipakai pada proses under coat. Khusus untuk reflector yang
menggunakan bahan propilen, sebelum masuk proses under coat ada
proses pemberian PP primer pada reflector yang bertujuan agar cat dapat
menempel dan mengkilat. Karena ada beberapa bahan cat yang langsung
diimpor dari Jepang contoh salah satunya adalah STM 30, maka
pemakaian dan stok cat tersebut sangat dijaga ketat karena waktu
pemesanan hingga waktu diimpornya cat tersebut dapat memakan waktu
± 1 bulan. Dan juga untuk bahan cat tertentu seperti urethet sangat cepat
mengental ± 2 – 3 jam sudah mengental, untuk menanggulangi hal
tersebut maka tiap 1 kaleng cat tersebut harus habis pada 1 shift kerja,
sedang untuk jenis cat selain urethet masih dapat digunakan untuk shift
86
kerja selanjutnya, jadi tidak harus habis dalam 1 shift kerja itu juga.
Karena bahan – bahan yang digunakan dalam proses Evaporating ini
sangat berbahaya, oleh karena itu untuk memperhatikan masalah
keselamatan dan kesehatan kerja para pekerjanya maka para pekerjanya
diberikan tunjangan – tunjangan kesehatan, antara lain: pemakaian baju
khusus; pemakaian sarung tangan, penutup kepala dan masker yang
diganti setiap hati; dan juga pemberian konsumsi usus ultra setiap
setengah hari untuk tiap – tiap pekerja untuk menjaga kesehatan paru –
parunya karena menghirup cat terus menerus selama bekerja. Sistem
kerja proses ruang vacuum adalah seperti sistem kerja lampu bohlam,
yang menjadi kutub positif adalah reflector dan yang menjadi kutub
negative adalah Aluminium (Al) dimana tiap kali proses diganti, pada
saat reflector dimasukkan dalam jig – jig di dalam ruang vacuum, ditutup
dan proses dimulai maka partikel – partikel Al akan bertebaran dan
menempel pada reflector sehingga reflector dapat berwarna perak dan
mengkilap. Pada saat barang – barang jadi pada area stok barang jadi
proses Evaporating diambil oleh bagian proses produksi Assembly, ada
laporan untuk bagian Asssembly juga dalam rencana produksi
Evaporating, sehingga ada laporan jumlah barang yang dihasilkan
Evaporating yang diberikan ke Assembly dan yang masih ada di stok.
87
Bahan yang digunakanjuga ada dari
subcontract yang sudahdiinspeksi bagian QC
inspeksiCrusher mic
Prosesundercoat
oven
inspeksiCrusher mic rework
vacum
Jenis cat : urethetPA, urethet PB,
urethet tinner, STM30 , STHA, STHB,
STH thinner
Temperatur antara 80 -100 tergantung bahanmaterial selama kurang
lebih 80 menit
inspeksi
Top coat
oven
inspeksi
Masuk ke lori
Disusun dalam lori scrteratur lalu lori ditutup
dng plastik statis yangdiimpor khusus dari
Jepang
reworkCrusher mic
Crusher mic rework
Memberikan pelindungutk refleksi, mengg.
Bahan cat RT 40 atauRT240
Proses hampa udaramelapisi bodi lampu
dengan Aluminium utkrefleksi selama 6 menit
Membersihkandebu kotorandng electric
cleaner
rework
Pencampurancat
Barang jadidari proses
plasticinjection
NG / cacatbisa diperbaikiNG / cacat total
OK
NG / cacat total NG / cacatbisa diperbaiki
OK
NG / cacat totalNG / cacat
bisa diperbaiki
OK
NG / cacat total NG / cacatbisa diperbaiki
OK
Pelapisan bodireflector lampu dng
cat yang telahdicampur
Gambar 2.5 Rincian flow chart proses Evaporating
Prosesevaporating
Area stok brg jadi
Pada tahap proses produksi Assembly, dibagi menjadi 2 bagian yaitu
88
bagian lamp assembly (assy.) new dan lamp assy. old. Bagian lamp assy.
new mengerjakan tipe – tipe lampu kendaraan model baru, sedangkan
bagian lamp assy. old mengerjakan tipe – tipe lampu kendaraan model
lama. Pada bagian bagian lamp assy. new dan bagian lamp assy. old
memiliki sistem kerja yang berbeda juga, pada bagian lamp assy. new
menggunakan system cell manufacturing dimana tiap line produksi
dikelompokkan dalam sel – sel atau pada tiap 1 line produksi
dikelompokkan dalam 1 area kerja sehingga ada beberapa sel / beberapa
area – area kerja yang terkelompok sendiri – sendiri dan tiap selnya sudah
ditentukan untuk mengerjakan tipe – tipe lampu kendaraan tertentu, jadi
tiap sel mengerjakan tipe – tipe lampu kendaraaan yang berbeda – beda,
sedang pada bagian lamp assy. old menggunakan sistem conveyor, jadi 1
line produksi 1 conveyor sehingga ada beberapa conveyor sesuai jumlah
line produksinya. Perbedaannya yang lain, pada bagian lamp assy. old
tiap line produksi tidak ditentukan harus mengerjakan tipe – tipe lampu
kendaraan tertentu sehingga bermacam – macam tipe lampu kendaraan
dapat dikerjakan pada 1 line produksi. Pada bagian lamp assy. new dalam
produksinya menggunakan mesin – mesin otomatis, sedang pada bagian
lamp assy. old dalam produksinya masih menggunakan mesin – mesin
manual. Karena mengingat adanya keterbatasan jumlah mesin di lantai
produksi sedang seluruh mesin di lantai produksi beroperasi terus
menerus tanpa berhenti selama 3 shift kerja dalam satu hari dan hanya
berhenti beroperasi jika pada hari Sabtu dan Minggu tidak ada lembur
kerja karena produktivitas kerja yang tinggi disebabkan sistem produksi
89
yang make to order. Sehingga untuk menghindari agar produksi tidak
terhenti karena adanya trouble mesin, oleh karena itu seluruh mesin di
lantai produksi harus di maintenance, dibersihkan dan dicek kondisinya
selama satu hari penuh. Biasanya kegiatan maintenance ini dilakukan
pada hari Sabtu (bila tidak ada lembur kerja) atau pada hari Minggu.
Tetapi dalam keadaan tertentu bila hanya dilakukan proses maintenance
yang sifatnya ringan saja misalnya hanya mengganti oli, maka proses
maintenance dapat dilakukan pada saat jam produksi.
90
Dikembalikan ke line produksiasalnya
Mengambilpart assy.
dari PO ataueva
inspeksi
Pemasangancord assy &
bulb pd.reflector
lampu
rework
Menggunakan bantuanmesin air press
inspeksi rework
Memebersihkan lens yg.
akn.dipasang
Menggunakan bantuan alatspray gun
Pemasanganlens pd.reflector
Lens dipasang pada bagiankiri, kanan, & tengah
reflector
inspeksi rework
Pengujian fungsilampu, pemberian
gasket seal pd.Cord assy,& cap
tgl. produksi
inspeksi rework
Pengepakan& disusun di
bucket
Pengepakan denganmenggunakan pembungkus
plastik
Crusher mic Cacatdpt. diperbaiki
Cacattotal
ok
Cacatdpt. diperbaiki
ok
Cacatdpt. diperbaiki
ok
ok
Cacatdpt. diperbaiki
Gambar 2.6 Rincian flow chart proses Assemblypd. Lamp Assy. New
Area stok brg jadi
Proses assy.Lamp. Assy
new
91
Mengambilpart assy.
dari PO ataueva
inspeksi
Pemasangancord assy & bulbpd. Base lamp &
diletakkan diconveyor
rework Dikembalikan ke line produksiasalnya
Menggunakan bantuanmesin air press
inspeksi rework
Pemasangangasket seal
Pemasanganlens pd.reflector
Lens dipasang pada bagiankiri dan kanan
Pemasangan lens& screw pd. bag.tengah lalu diberi
cap tgl.pembuatan
inspeksi rework
Pengepakan& disusun di
bucket
Pengepakan denganmenggunakan pembungkus
plastik
Crusher mic Cacatdpt. diperbaiki
Cacattotal
ok
Cacatdpt. diperbaiki
ok
Cacatdpt. diperbaiki
Pengencangan screw dng.menggunakan bantuan alat
electric driver
inspeksi rework
ok
Cacatdpt. diperbaiki
Cek fungsilampu dng.
Alat error bulbdetector
ok
Gambar 2.7 Rincian flow chart proses Assemblypd. Lamp Assy. Old
Proses assy.Lamp assy. old
Area stok brg jadi
92
Proses Produksi Produk Mould & Dies Plant
Secara garis besar, divisi mould & dies plant memiliki bussiness scope sebagai
berikut :
Kegiatan mould & dies plant dibagi 2 kategori yaitu inplan yang artinya kegiatan
yang ada didapatkan dari lokal informasi dan outplan yang artinya kegiatan yang
ada didapatkan dari approved quotation dan purchase order. Yang termasuk
didalam ke 2 kategori tersebut adalah kegiatan – kegiatan seperti: repair mould
& dies, modifikasi mould & dies, periodic maintenance mould & dies, renew
mould & dies, dan pembuatan new mould & dies. Disini yang akan dibahas
adalah proses pembuatan new mould & dies, yaitu sebagai berikut:
Dimulai dari kegiatan membuat drawing assembly mould / dies yang akan dibuat
tersebut disertakan juga part list dari mould / dies yang akan dibuat tersebut,
setelah itu diajukan ke pelanggan dan apabila belum disetujui oleh pelanggan
maka gambar drawing assembly tersebut akan diperbaiki lagi kemudian diajukan
lagi ke pelanggan hingga disetujui oleh pelanggan setelah itu melangkah ke tahap
selanjutnya yaitu membuat drawing part yang lebih mendetail dari mould / dies
yang akan dibuat tersebut. Kemudian setelah drawing part selesai maka material
bahan pembuat mould / dies yang akan dibuat tersebut dipersiapkan dan setelah
itu instalasi program CAM pada mesin yang akan memproduksi mould / dies
tersebut, setelah itu masuk kegiatan machining & quality control kemudian di
assembly dan masuk tahap trial mould / dies. Berikut ini akan dicontohkan tahap
machining pada pembuatan upper plate ( bagian atas ) dari sebuah mould:
Dari mesin milling rough surface grinding drilling.