bab 1 pendahuluan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab1/lkn2006-55-bab...
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi seperti sekarang ini, setiap perusahaan manufaktur pasti
memiliki strategi yang dianggap paling tepat agar kegiatan manufaktur pada
perusahaannya dapat terus berjalan lancar dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada tanpa mengurangi kapasitas dan kualitas produksinya. Dengan suatu perencanaan
dan pengendalian produksi yang baik tentu saja proses produksi yang dilakukan juga
akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa mengalami keterlambatan akibat
habisnya bahan baku ketika produksi sedang berjalan.
Kita mengetahui bahwa dengan adanya persediaan bahan mentah maka proses
produksi segera dapat mentransformasi/mengubah bentuknya menjadi barang untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi
yaitu mengusahakan agar barang jadi hasil proses produksi itu tepat sesuai dengan
kebutuhan konsumen baik dalam jumlah dan waktu, dengan tentu saja
memperhatikan kualitas dan harganya.
PT. Maha Keramindo Perkasa sebagai perusahaan yang memproduksi keramik
lantai (floor tile) dengan berbagai jenis ukuran dan tipe telah memiliki strategi dalam
merencanakan dan mengendalikan proses produksinya. Strategi itu dianggap sebagai
yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan dan juga dipercaya mampu
2
meningkatkan kinerja perusahaan. Namun ternyata jika ditinjau lebih lanjut, strategi
tersebut belum mencapai hasil yang optimal sehingga diperlukan strategi baru yang
lebih baik lagi agar target produksi dapat dicapai.
Bahan baku merupakan salah satu aspek pada penerapan strategi perencanaan
dan pengendalian produksi. Selain itu, bahan baku merupakan faktor penting dan
sangat berpengaruh dalam proses produksi, dimana tersedia atau tidaknya bahan baku
akan menentukan kelanjutan dari jalannya proses produksi. Apabila sistem persediaan
tidak ditangani dengan baik, maka keseluruhan proses produksi dapat terganggu
sehingga pendistribusian barang terhadap konsumen pun menjadi terganggu. Hal ini
memungkinkan munculnya kekecewaan konsumen terhadap perusahaan. Selain itu,
juga mungkin dapat mengakibatkan perusahaan menjadi kehilangan pendapatan dan
laba yang seharusnya dapat diperolehnya.
Untuk itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah mengenai sistem persediaan
bahan baku pada PT. Maha Keramindo Perkasa terutama bahan baku untuk
pembuatan body keramik. Penulis mencoba memecahkan masalah tersebut dengan
menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP). Dengan metode ini
diharapkan agar proses produksi dapat berjalan dengan lebih baik sehingga target
produksi dapat dicapai dan konsumen pun menjadi puas.
3
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Sistem produksi pada PT. Maha Keramindo Perkasa adalah berdasarkan pesanan
konsumen (make to order) yang diterima oleh Departemen Pemasaran, lalu
diturunkan ke Departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) untuk
dibuat rencana produksinya. Setiap bulannya Departemen PPIC selalu menerima data
tentang jumlah, jenis dan ukuran keramik apa saja yang dipesan oleh konsumen dari
Departemen Pemasaran.
Tujuan dari perencanaan produksi yang dilakukan oleh Departemen PPIC yaitu
customer satisfying, dimana tidak hanya kualitas produk yang diutamakan tetapi juga
efisiensi waktu dari tahap pemesanan hingga pesanan diterima oleh konsumen. Untuk
itu harus benar-benar diperhitungkan jumlah dan jenis bahan baku yang harus dipesan
agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi.
Akan tetapi, jumlah bahan baku terkadang mengalami kekurangan sehingga target
produksi yang ditetapkan sering tidak terpenuhi. Hal ini sangat berpengaruh besar
terhadap kredibilitas perusahaan kepada konsumennya, sebab perusahaan tidak dapat
memenuhi pesanan keramik seperti yang telah dijanjikan.
Jadi, PT. Maha Keramindo Perkasa perlu merancang suatu sistem perencanaan
kebutuhan material yang baru dan lebih terencana untuk mengatasi kurangnya bahan
baku khususnya bahan baku untuk pembuatan body keramik yang digunakan dalam
memproduksi keramik lantai agar sesuai dengan pesanan konsumen.
4
1.3 Ruang Lingkup
Berdasarkan permasalahan yang diangkat menjadi topik pada skripsi ini, maka
penulis membuat beberapa batasan dalam rangka memecahkan masalah yang
dihadapi oleh perusahaan tersebut yaitu :
1. Penelitian hanya dilakukan pada Departemen PPIC (Production Planning and
Inventory Control) di PT. Maha Keramindo Perkasa.
2. Pembahasan MRP hanya dibatasi pada body keramik saja.
3. Persediaan yang dibahas terbatas pada persediaan bahan baku utama saja,
sedangkan persediaan bahan pelengkap lainnya seperti batu silica pable tidak
dibahas.
4. Bahan baku air yang merupakan bahan baku penyusun body keramik tidak
dimasukkan dalam perhitungan MRP karena diasumsikan biaya pengadaan air
sangat murah.
5. Data produksi yang digunakan untuk dapat meramalkan besar produksi di masa
yang akan datang yaitu data produksi dari bulan Januari 2002 – April 2004.
6. Metode perhitungan lot yang digunakan adalah metode Lot For Lot (LFL),
metode Periodic Order Quantity (POQ), metode Part Period Balancing (PPB),
metode Algoritma Silver Meal, dan metode Algoritma Wagner Within. Setelah
itu, metode yang digunakan dalam penentuan lot adalah satu metode dengan total
biaya terendah.
5
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Mengevaluasi sistem persediaan bahan baku PT. Maha Keramindo Perkasa
beserta permasalahan yang ada di dalamnya.
2. Merancang suatu sistem persediaan bahan baku yang lebih tepat dan terencana
dengan baik, serta dapat diterapkan pada PT. Maha Keramindo Perkasa dengan
biaya yang termurah.
Manfaat penulisan skripsi ini adalah bagi :
1. Penulis
Semakin memahami cara merancang suatu sistem persediaan bahan baku yang
lebih terencana dengan biaya yang termurah.
2. Pembaca
Menambah wawasan mengenai sistem persediaan bahan baku dengan
menggunakan metode MRP, serta sebagai bahan informasi pada penulisan skripsi
tentang topik ini.
3. Perusahaan
Sebagai bahan evaluasi atas strategi perencanaan dan pengendalian produksi yang
telah digunakan selama ini, serta menjadi referensi untuk memperbaiki sistem
persediaan bahan bakunya.
6
4. Universitas Bina Nusantara
Sebagai karya tulis yang kiranya dapat memperbanyak perbendaharaan kasus
untuk penulisan skripsi di perpustakaan Universitas Bina Nusantara.
1.5 Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1 Sejarah Perusahaan
PT. Maha Keramindo Perkasa yang pada awal pendiriannya bernama PT.
Masterina Keramika Pratama adalah sebuah pabrik yang memproduksi keramik lantai
(Floor Tile) dengan merek dagang Masterina. Pabrik ini didirikan sejak tanggal 25
September 1989 berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian – Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM). Pabrik PT. Maha Keramindo Perkasa berlokasi di Desa
Pasir Awi, Kecamatan Pasar Kemis, tepatnya di Jalan Putera III, Tangerang, Banten
dengan total luas area sebesar 19 hektar dan luas bangunan pabrik sebesar 6 hektar.
Sedangkan kantor pusat PT. Maha Keramindo Perkasa terletak di Pusat Perdagangan
Bahan Bangunan dan Interior Mangga Dua tepatnya di Jalan Raya Mangga Dua Blok
F1 No. 1.
Besar nilai investasi awal dari PT. Maha Keramindo Perkasa adalah sebesar Rp
72.373.000.000,00 dengan perincian modal tetap sebesar Rp 65.435.921.000,00 dan
modal kerja sebesar Rp 6.937.879.000,00.
Mesin dan peralatan yang digunakan untuk produksi dioperasikan oleh personil
yang terdidik dan terlatih baik. Total seluruh karyawan yang bekerja di PT. Maha
7
Keramindo Perkasa ± 1550 orang, dengan waktu kerja 24 jam kerja per hari untuk
pekerja shift dan 40 jam kerja per minggu untuk pekerja non shift.
Keramik Masterina diproduksi dengan mengikuti standar internasional yaitu
International Ceramic European Nomenclatur (CEN) No. EN-178. Komitmen PT.
Maha Keramindo Perkasa pada sistem kualitas dan prosedur yang dilaksanakan telah
mendapatkan sertifikat ISO 9001 pada tanggal 15 Oktober 1997.
1.5.2 Perkembangan Perusahaan
Pada awal produksi, PT. Maha Keramindo Perkasa baru menghasilkan keramik
lantai sebanyak 16.000 m2/hari dengan ukuran : 20 x 20 cm, 30 x 30 cm, dan 40 x 40
cm. Setelah satu tahun pabrik ini berdiri, kapasitas produksi PT. Maha Keramindo
Perkasa mulai meningkat menjadi 22.000 m2/hari.
Pada tahun 1992, PT. Maha Keramindo Perkasa menambah ukuran produk
keramik yaitu ukuran 10 x 20 cm dan 20 x 25 cm. Setelah PT. Maha Keramindo
Perkasa mendapatkan sertifikat ISO 9001 pada tahun 1997 kapasitas produksi setiap
tahunnya terus bertambah. Tahun 1997 kapasitas produksinya bertambah sebanyak
6000 m2/hari, tahun 1998 kapasitas produksinya bertambah sebanyak 12.000 m2/hari
hingga total kapasitas produksi pada awal tahun 1998 menjadi sebesar 45.000
m2/hari.
Namun krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1998 mengakibatkan turunnya
kapasitas produksi menjadi 26.000 m2/hari sampai bulan Desember 1999. Setelah
8
krisis ekonomi mulai teratasi, kapasitas produksi meningkat lagi sampai bulan Maret
2000 menjadi 32.000 m2/hari, lalu pada bulan Mei 2000 menjadi 42.000 m2/hari yang
dapat mendekati kapasitas produksi pada awal tahun 1998.
Kapasitas produksi PT. Maha Keramindo Perkasa sekarang ini adalah 13.200.000
m2/tahun atau 1.100.000 m2/bulan. Akan tetapi, pada kenyataannya besar jumlah
produksi keramik setiap bulannya pada tahun ini masih jauh dari kapasitas produksi
tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan oleh masalah yang terdapat pada sistem
persediaan PT. Maha Keramindo Perkasa.
Jaringan distribusi dari Masterina Ceramic Tile sekarang meliputi berbagai kota
di seluruh Indonesia, dan juga negara-negara di luar negeri seperti negara-negara di
Asia (Philipina, Korea, Singapura, Brunai, dan lainnya), negara-negara Timur
Tengah, Afrika, Australia, Amerika Selatan, Eropa, dan Oceania.
1.5.3 Visi dan Kebijakan Mutu Perusahaan
Visi dari PT. Maha Keramindo Perkasa sebagai perusahaan yang memproduksi
keramik lantai adalah “to be a national class with the best quality”. Visi ini
mengandung arti bahwa perusahaan berusaha untuk mencapai kemapuan operasi
(operation capability) yang berkelas nasional dengan mutu terbaik. Untuk itu
perusahaan secaa terus menerus melakukan perbaikan dengan harapan nantinya akan
terwujud suatu efektivitas dan efisiensi operasi sehingga menghasilkan biaya operasi
dan keuntungan yang optimum.
9
Kebijakan mutu PT. Maha Keramindo Perkasa adalah :
1. Menghasilkan produk bermutu
2. Memastikan pengiriman produk tepat waktu
3. Melakukan inovasi produk sesuai dengan keinginan pasar.
Sasaran perusahaan adalah memberikan keuntungan bagi pemilik, memuaskan
pelanggan, dan memperlakukan pemasok dengan adil.
1.5.4 Produk Yang Dihasilkan
Keramik Masterina mempunyai 3 lapisan, yaitu pada lapisan bawah disebut body
keramik, lapisan tengah disebut dengan engobe, dan lapisan atas disebut dengan
glazur.
Keramik Masterina terdiri dari 160 corak, dimana setiap bulannya diproduksi 30
keramik terbaru untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tipe keramik Masterina yang
diproduksi ada berbagai macam yaitu :
a. Plain / Standard Colours
b. Decorative / Dark Colours
c. Embossed
d. Granite Special
e. Decorative Special
f. Rock Type
10
Sedangkan ukuran dari keramik yang diproduksi saat ini ada lima macam, yaitu:
• 10 x 20 cm
• 20 x 20 cm
• 20 x 25 cm
• 30 x 30 cm
• 40 x 40 cm
11
1.5.5 Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada PT. Maha Keramindo Perkasa dapat dilihat dalam
diagram 1.1 di bawah ini.
PresidentDirector
DeputyPresiden
OperationGeneralManager
M.R.
InternalAuditor
MarketingDirector
PlantManager
SisfoDept.Head
FinanceDept.Head
Cost Acc./BudgetDept.Head
Gen.Acc.Dept.Head
Purch.Dept.Head
Prod.Dept.Head
PPICDept.Head
TQADept.Head
Eng./Mtc.Dept.Head
HRDDept.Head
R&DDept.Head
Mkt.EksporDept.Head
Prod.Dept.Head
Diagram 1.1 Struktur Organisasi PT. Maha Keramindo Perkasa
Sumber : Departemen HRD PT. Maha Keramindo Perkasa
12
1.5.6 Job Description
Job description dari PT. Maha Keramindo Perkasa adalah sebagai berikut :
1. Presiden Direktur dan Deputy/Vice Presiden Direktur
Bertanggung jawab untuk :
- Penjualan dan keuntungan perusahaan.
- Meninjau dan mengesahkan Purchase Order (PO) untuk batas nilai tertentu.
- Menetapkan kebijakan mutu perusahaan dan menjamin mutu produk.
- Meninjau sistem manajemen mutu pada selang waktu tertentu unutk
menjamin sistem mutu berlangsung efektif dan perbaikan secar terus-menerus
terlaksana dengan baik.
Mempunyai wewenang untuk :
- Menunjuk wakil manajemen.
- Mengelola seluruh operasi yang berhubungan dengan biaya dan anggaran.
- Menetapkan tanggung jawab dan wewenang setiap bagian.
2. Wakil Manajemen (Management Representative)
Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur untuk :
- Memastikan bahwa sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan ISO 9001
: 2000.
- Memastikan proses-proses yang dibutuhkan sistem manajemen mutu
ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara dengan efektif.
13
- Memastikan peningkatan kesadaran akan pemenuhan persyaratan pelanggan
di seluruh tingkatan organisasi.
- Memastikan keefektifan dan pengembangan tindak lanjut hasil audit sistem
mutu.
Mempunyai wewenang untuk :
- Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu kepada Presiden Direktur, yang
akan digunakan sebagai dasar improvement.
- Mewakili perusahaan dalam hubungannya dengan pihak diluar perusahaan
untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu.
- Memastikan tinjauan manajemen terlaksana secara efektif dan efisien.
- Memastikan terlaksananya audit mutu internal.
3. General Manager
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Seluruh manajemen operasi pabrik.
- Meninjau dan mengesahkan permintaan pembelian (PO) untuk batas nilai
tertentu.
- Menjamin kelangsungan rencana perancangan dan pengembangan dan proses
manufacturing untuk memenuhi persyaratan pelanggan.
4. Internal Auditor
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Menyiapkan jadwal audit mutu internal.
14
- Mengkoordinir pelaksanaan audit.
- Memantau keefektifan audit.
- Menyiapkan laporan hasil audit.
5. Plant Manager
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Menentukan, mendokumentasikan, dan meninjau persyaratan pelanggan.
- Aktivitas perancangan dan pengembangan serta manufacturing.
- Meninjau dan memilih metode serta teknologi yang sesuai yang dipergunakan
untuk menurunkan dan mencegah ketidaksesuian.
6. Direktur Marketing
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Merencanakan, mengembangkan, dan mengotrol strategi marketing secara
keseluruhan baik pasar lokal maupun ekspor.
- Koordinasi seluruh aktivitas sales dan marketing.
- Tinjauan pelaksanaan sales dan marketing sehubungan dengan strategi
marketing dan membuat langkah-langkah yang perlu untuk memastikan
bahwa strategi marketing tersebut memenuhi harapan perusahaan.
- Memberikan training kerja kepada staf marketing bila perlu.
7. Kepala Departemen Marketing Ekspor
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Membuat rencana-rencana penjualan.
15
- Menangani permintaan pelanggan, pesanan atau kontrak.
- Menangani penawaran produk, memeriksa order, harga, pengiriman dan
pengapalan.
- Persiapan data penjualan.
8. Kepala Departemen Produk
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Manajemen produk.
- Pengembangan produk baru.
- Perencanaan dan pengembangan aktifitas promosi.
- Penanganan komplain dari pelanggan.
9. Kepala Departemen Finance
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Mengendalikan lalu lintas keuangan (cashflow) perusahaan.
- Mengendalikan keuangan (treasury) perusahaan.
10. Kepala Departemen Cost Accounting and Budget
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Perhitungan biaya produk (product costing).
- Perencanaan dan pengendalian anggaran biaya.
11. Kepala Departemen General Accounting
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Pengendalian keuntungan dan pengeluaran.
16
- Perhitungan pengendalian pendapatan dan pengeluaran.
- Menyiapkan laporan keuangan.
12. Kepala Departemen Purchasing
Mempunnyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Melaksanakan kebijakan pembelian perusahaan.
- Memelihara daftar pemasok yang disahkan (approved vendor list).
- Mencari sumber pasokan.
- Meninjau dan mengesahkan permintaan pembelian pada batas nilai tertentu.
13. Kepala Departemen Produksi
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Pengendalian karyawan di bagian produksi untuk mencapai target produksi
tepat waktu dan memenuhi standar mutu.
- Memotivasi karyawan untuk memperhatikan tentang produktivitas, biaya dan
memelihara lingkungan kerja.
14. Kepala Departemen Production Planning and Inventory Control (PPIC)
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Optimalisasi tingkat inventarisasi bahan baku, kebutuhan rutin, komponen,
kebutuhan pendukung pabrik dan produk jadi.
- Penanganan dan pengelolaan inventarisasi dan lalu lintas barang.
- Menyiapkan perencanaan produksi.
17
15. Kepala Departemen Total Quality Assurance (TQA)
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Inspeksi dan pengujian barang masuk, selama proses produksi dan produk
akhir.
- Mengatur dan mengkoordinir aktivitas jaminan mutu dan memelihara
dokumentasi sistem mutu.
- Mengatur dan mengkoordinir aktivitas penyediaan screen/roller dan pasta.
16. Kepala Departemen Engineering/Maintenance
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Menentukan persyaratan pembelian untuk komponen (spare part) mesin.
- Memelihara mesin-mesin dan utilitas pada tingkat kelayakan dan kesiapan
yang tinggi.
- Menyiapkan gambar-gambar dan instruksi kerja yang lain.
- Operasi sistem kalibrasi.
17. Kepala Departemen Human Resource Development (HRD)
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Pengadaan karyawan.
- Identifikasi kebutuhan pelatihan, menyiapkan rencana pelatihan, memantau
dan meninjau aktivitas pelatihan.
- Memeihara dokumentasi rekaman personel.
- Keamanan dan masalah umum perusahaan.
18
18. Kepala Departemen Research and Development (R&D)
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Melaksanakan fungsi perancangan.
- Melaksanakan fungsi penelitian dan pengembangan.
19. Kepala Departemen Sistem Informasi
Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
- Menjamin kelangsungan operasi perangkat lunak dan perangkat keras
(software dan hardware) termasuk pemeliharaan dan data pendukung
(backup).
- Pengendalian software dan hardware yang dipergunakan untuk melindungi
data perusahaan.
1.5.7 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang bekerja di PT. Maha Keramindo Perkasa terbagi menjadi dua
bagian yaitu tenaga kerja tak langsung yang menggunakan jam kerja non shift dan
tenaga kerja langsung yang menggunakan jam kerja shift. Kelompok kerja shift
terbagi menjadi tiga, yaitu shift I, shift II, dan shift III.
Berikut ini adalah jadwal jam kerja dan waktu istirahat yang diterapkan di PT.
Maha Keramindo Perkasa :
1. Non Shift
a. Senin sampai Kamis : pukul 08.00 – 17.00
19
b. Jumat : pukul 07.30 – 17.00
Istirahat dan makan siang 1 jam : pukul 12.00 – 13.00
2. Shift
a. Shift I : pukul 07.00 – 15.00
Istirahat dan makan ½ jam secara bergiliran mulai pukul 11.00 – 12.30
b. Shift II : pukul 15.00 – 23.00
Istirahat dan makan ½ jam secara bergiliran mulai pukul 18.30 – 19.00
c. Shift III : pukul 23.00 – 07.00
Istirahat dan makan ½ jam secara bergiliran mulai pukul 01.30 – 03.00
1.5.8 Proses Produksi
Proses produksi body keramik di PT. Maha Keramindo Perkasa ditangani oleh
departemen produksi bagian body preparation. Tahapan-tahapan proses produksi
yang harus dilakukan dalam pembuatan body keramik sendiri terdiri dari :
1. Tahap Milling (Penghancuran)
Bahan baku yang berupa batuan (feldspar) dihancurkan hingga menjadi butiran
dengan ukuran diameter kurang dari 4 mm. Proses penghancuran ini dilakukan
sebanyak tiga kali dan dengan menggunakan mesin crusher. Bahan baku clay
juga perlu dihancurkan dengan menggunakan mesin crusher tetapi proses
penghancurannya tidak perlu dilakukan berkali-kali. Setelah proses penghancuran
20
selesai dilakukan, bahan baku tersebut ditampung di dalam box untuk dibawa ke
tahap selanjutnya.
2. Tahap Penimbangan
Pada tahap ini, masing-masing bahan baku ditimbang sesuai dengan komposisi
yang telah dibuat untuk pembuatan body keramik. Penimbangan dilakukan
dengan menggunakan alat yang bernama batching yang telah diprogram dengan
menggunakan komputer, jadi penimbangan dapat dilakukan dengan lebih mudah,
tepat, dan cepat. Untuk setiap kali penimbangan, total berat kering dari seluruh
bahan baku adalah 16500 kg dimana body composition untuk seluruh jenis
keramik yang diproduksi adalah sama. Body composition dari hasil penimbangan
dengan menggunakan batching dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1 Body Composition
Berat kering : 16.500 kg No Jenis material % berat Kadar air (%) Timbangan (kg) 1 Clay TOC 42 18,6 8510 2 Clay BTL 5 20,8 1040 3 Clay SPT 13 23,8 2810 4 Feldspar UMD 5 23,2 1070 5 Feldspar UD 7 18,7 1420 6 Feldspar FAG 28 8,0 5020 7 Water Glass 1,40 230
Milling time 6 jam Sumber : Departemen Produksi PT. Maha Keramindo Perkasa
Rumus yang digunakan untuk timbangan yaitu :
airkadar -%100komposisi material total (kg)Timbangan ×
=
21
3. Tahap Mixing (Pencampuran / Pengadukan)
Pada tahap ini digunakan mesin ball mill yang berputar dengan kecepatan tertentu
dan biasanya membutuhkan waktu 5 – 6 jam tergantung dari bahan baku yang
akan dicampur. Jika bahan baku sudah cukup halus, maka kecepatan putar putar
ball mill tidak perlu terlalu besar. Pada bagian atas dari ball mill terdapat hopper
yang berfungsi untuk menyalurkan bahan baku ke dalam ball mill. Di dalam
pencampuran, selain ball mill diisi dengan bahan baku yang akan dicampur, ball
mill juga diisi dengan batu silica pable dan air. Batu silica pable adalah batu yang
mengandung silika dan digunakan sebagai media penghalus bahan baku di dalam
pencampuran bahan baku. Ukuran batu silica pable terdiri dari tiga ukuran yaitu
ukuran besar dengan diameter 8 – 10 cm, ukuran sedang dengan diameter 6 – 8
cm, dan ukuran kecil dengan diameter 4 – 6 cm. Komposisi batu silica pable di
dalam ball mill adalah 55 % dari volume ball mill, sedangkan komposisi air
dalam ball mill adalah 45 % dari total material. Total material yang dapat
dicampur dalam sebuah ball mill adalah 16,5 – 17 ton. Setelah bahan baku
dicampur dalam ball mill, maka hasil pencampurannya berbentuk seperti lumpur
dan disebut juga slip. Slip tersebut kemudian dialirkan ke slip tank yang terletak
di bawah permukaan tanah. Untuk setiap slip tank disediakan dua mixer yang
berfungsi untuk terus mengaduk slip tersebut agar tidak mengendap. Kapasitas
untuk sebuah slip tank adalah sama dengan 5,5 ball mill.
22
4. Tahap Filtering (Penyaringan)
Slip di dalam slip tank kemudian disalurkan ke saringan yang berukuran 14 mesh.
Sesudah melalui penyaringan tersebut, slip yang lolos kemudian dipompa ke
saringan yang berukuran 80 mesh yaitu saringan yang memiliki diameter lubang
lebih kecil daripada saringan ukuran 14 mesh sehingga hasil yang didapat adalah
material yang halus. Hasil dari penyaringan tersebut kemudian dialirkan ke
service tank untuk kemudian dipompa ke spray dryer.
5. Tahap Drying 1 (Pengeringan 1)
Mesin yang digunakan untuk tahap ini adalah spray dryer. Spray dryer
menggunakan gas alam cair (LNG) yang bertemperatur antara 400 – 500oC. Jadi
pada saat material yang berupa lumpur dipompa / disemprotkan ke dalam spray
dryer, ada gas dan udara panas yang juga dialirkan ke spray dryer sehingga
mengubah material menjadi bentuk bubuk (powder) yang mengandung kadar air
5,5 – 7,3 %. Pada bagian bawah spray dryer juga terdapat nozzle (lubang) yang
berdiameter 2,5 – 4 mm.
6. Tahap Penampungan
Dari spray dyer ke silo, material dibawa dengan menggunakan conveyor. Tujuan
dari tahap penampungan ini adalah agar kadar air dari seluruh material yang
berbentuk bubuk menjadi homogen dan juga kadar air yang terkandung menjadi
berkurang akibat proses penguapan yang terjadi pada saat penampungan. Tempat
penampungan yang digunakan disebut silo. Sebuah silo mempunyai daya
23
tampung 120 ton dan untuk memasukkan 120 ton bubuk material ke dalam silo
membutuhkan waktu 8 jam. Setelah itu material didiamkan di dalam silo selama 1
– 2 hari agar kadar air menjadi homogen dan berkurang menjadi 5,5 – 5,2 %.
Material yang sudah homogen kadar airnya kemudian dibawa dengan conveyor
untuk disaring kembali dengan mesin fibrating. Ukuran lubang saringan yang
digunakan yaitu 1,25 x 2,75 mm. Sesudah itu baru kemudian material dibawa
dengan hoist ke hopper yaitu bagian atas mesin press.
7. Tahap Pressing
Mesin yang digunakan pada tahap ini adalah mesin press yang menggunakan
hidrolik dengan tekanan antara 220 – 300 bar (kg/cm2) tergantung dari ukuran
keramik yang akan diproduksi. Pada bagian atas mesin press terdapat hopper
yang berfungsi untuk menyalurkan untuk menyalurkan bahan baku yang akan di-
press menjadi body keramik. Body keramik yang dihasilkan pada tahap ini
memiliki bending strength 4 – 16 kg/cm2 dan kadar air 4,7 – 6,8 %. Jadi body
keramik ini masih butuh proses pengeringan agar bending strength-nya
meningkat dan kadar airnya menurun sehingga body keramik menjadi kuat dan
tidak mudah pecah / patah.
8. Tahap Drying 2 (Pengeringan 2)
Vertical dryer adalah alat yang digunakan pada tahap ini. Vertical dryer
mempunyai fungsi untuk mengeringkan body keramik setelah proses
pengepressan dan memiliki temperatur antara 90 – 150oC. Proses pengeringan
24
yang dilakukan memakan waktu kurang lebih 50 menit. Setelah proses
pengeringan ini, body keramik jadi memiliki bending strength 25 – 27 kg/cm2 dan
kadar air kurang dari 1 %.
25
Operation Process Chart dalam pembuatan keramik lantai di PT. Maha
Keramindo Perkasa secara lengkapnya dapat dilihat dalam diagram 1.2 berikut ini.
O - 1O - 2
O - 3
O - 4
O - 5
O - 6
O - 7
O - 8
O - 9
O - 1 0
O - 1 1
O - 1 2
O - 1 3
O - 1 7
O - 1 4
O - 1 5
O - 1 6
O - 1 8
O - 1 9
I - 1
O - 2 0
I - 2
f e l d s p a rc l a y
p o t a s i u m f e l d s p a r , c l a y ,k a o l i n , f r i t , p a s i r k u a r s a ,
t a l c , z i r c o n i u m s i l i c a t e , a i rf r i t , k a o l i n , C M C ,S T P P , s t a i n , a i r
m i l l i n g
c r u s h e r
m i l l i n gc l a y c r u s h e r
w a t e r g l a s s
a i r
p e n i m b a n g a n
b a t c h i n g
m i x i n g
b a l l m i l l
f i l t e r i n gs a r i n g a n
d r y i n g 1s p r a y d r y e r
p e n a m p u n g a n
s i l o
p r e s s i n g
m e s i n p r e s s
d r y i n g 2
v e r t i c a l d r y e r
p e l a p i s a ne n g o b e
g l a z i n g l i n e
p e l a p i s a ng l a z u r
g l a z i n g l i n e
p r i n t i n gm e s i n
p r i n t i n g
f i r i n gk i l n
s o r t i rm e s i ns o r t i r
s o r t i ra n a l i z e r &
p l a n a r i t y
p a c k i n g
p e n i m b a n g a nb a t c h i n g
m i x i n gb a l l m i l l
a l u b i t e b a l l
p e n i m b a n g a n
b a t c h i n g
a l u b i t e b a l l
m i x i n g
b a l l m i l l
f i l t e r i n g f i l t e r i n g
s a r i n g a ng e t a r
s a r i n g a ng e t a r
Diagram 1.2 Operation Process Chart Keramik Lantai
Sumber : Departemen Produksi PT. Maha Keramindo Perkasa