bab 1 pendahuluan - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab1/lkn2006-55-bab...

25
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, setiap perusahaan manufaktur pasti memiliki strategi yang dianggap paling tepat agar kegiatan manufaktur pada perusahaannya dapat terus berjalan lancar dengan memanfaatkan sumber daya yang ada tanpa mengurangi kapasitas dan kualitas produksinya. Dengan suatu perencanaan dan pengendalian produksi yang baik tentu saja proses produksi yang dilakukan juga akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa mengalami keterlambatan akibat habisnya bahan baku ketika produksi sedang berjalan. Kita mengetahui bahwa dengan adanya persediaan bahan mentah maka proses produksi segera dapat mentransformasi/mengubah bentuknya menjadi barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi yaitu mengusahakan agar barang jadi hasil proses produksi itu tepat sesuai dengan kebutuhan konsumen baik dalam jumlah dan waktu, dengan tentu saja memperhatikan kualitas dan harganya. PT. Maha Keramindo Perkasa sebagai perusahaan yang memproduksi keramik lantai (floor tile) dengan berbagai jenis ukuran dan tipe telah memiliki strategi dalam merencanakan dan mengendalikan proses produksinya. Strategi itu dianggap sebagai yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan dan juga dipercaya mampu

Upload: dangtuyen

Post on 14-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, setiap perusahaan manufaktur pasti

memiliki strategi yang dianggap paling tepat agar kegiatan manufaktur pada

perusahaannya dapat terus berjalan lancar dengan memanfaatkan sumber daya yang

ada tanpa mengurangi kapasitas dan kualitas produksinya. Dengan suatu perencanaan

dan pengendalian produksi yang baik tentu saja proses produksi yang dilakukan juga

akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa mengalami keterlambatan akibat

habisnya bahan baku ketika produksi sedang berjalan.

Kita mengetahui bahwa dengan adanya persediaan bahan mentah maka proses

produksi segera dapat mentransformasi/mengubah bentuknya menjadi barang untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi

yaitu mengusahakan agar barang jadi hasil proses produksi itu tepat sesuai dengan

kebutuhan konsumen baik dalam jumlah dan waktu, dengan tentu saja

memperhatikan kualitas dan harganya.

PT. Maha Keramindo Perkasa sebagai perusahaan yang memproduksi keramik

lantai (floor tile) dengan berbagai jenis ukuran dan tipe telah memiliki strategi dalam

merencanakan dan mengendalikan proses produksinya. Strategi itu dianggap sebagai

yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan dan juga dipercaya mampu

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

2

meningkatkan kinerja perusahaan. Namun ternyata jika ditinjau lebih lanjut, strategi

tersebut belum mencapai hasil yang optimal sehingga diperlukan strategi baru yang

lebih baik lagi agar target produksi dapat dicapai.

Bahan baku merupakan salah satu aspek pada penerapan strategi perencanaan

dan pengendalian produksi. Selain itu, bahan baku merupakan faktor penting dan

sangat berpengaruh dalam proses produksi, dimana tersedia atau tidaknya bahan baku

akan menentukan kelanjutan dari jalannya proses produksi. Apabila sistem persediaan

tidak ditangani dengan baik, maka keseluruhan proses produksi dapat terganggu

sehingga pendistribusian barang terhadap konsumen pun menjadi terganggu. Hal ini

memungkinkan munculnya kekecewaan konsumen terhadap perusahaan. Selain itu,

juga mungkin dapat mengakibatkan perusahaan menjadi kehilangan pendapatan dan

laba yang seharusnya dapat diperolehnya.

Untuk itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah mengenai sistem persediaan

bahan baku pada PT. Maha Keramindo Perkasa terutama bahan baku untuk

pembuatan body keramik. Penulis mencoba memecahkan masalah tersebut dengan

menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP). Dengan metode ini

diharapkan agar proses produksi dapat berjalan dengan lebih baik sehingga target

produksi dapat dicapai dan konsumen pun menjadi puas.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

3

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Sistem produksi pada PT. Maha Keramindo Perkasa adalah berdasarkan pesanan

konsumen (make to order) yang diterima oleh Departemen Pemasaran, lalu

diturunkan ke Departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) untuk

dibuat rencana produksinya. Setiap bulannya Departemen PPIC selalu menerima data

tentang jumlah, jenis dan ukuran keramik apa saja yang dipesan oleh konsumen dari

Departemen Pemasaran.

Tujuan dari perencanaan produksi yang dilakukan oleh Departemen PPIC yaitu

customer satisfying, dimana tidak hanya kualitas produk yang diutamakan tetapi juga

efisiensi waktu dari tahap pemesanan hingga pesanan diterima oleh konsumen. Untuk

itu harus benar-benar diperhitungkan jumlah dan jenis bahan baku yang harus dipesan

agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi.

Akan tetapi, jumlah bahan baku terkadang mengalami kekurangan sehingga target

produksi yang ditetapkan sering tidak terpenuhi. Hal ini sangat berpengaruh besar

terhadap kredibilitas perusahaan kepada konsumennya, sebab perusahaan tidak dapat

memenuhi pesanan keramik seperti yang telah dijanjikan.

Jadi, PT. Maha Keramindo Perkasa perlu merancang suatu sistem perencanaan

kebutuhan material yang baru dan lebih terencana untuk mengatasi kurangnya bahan

baku khususnya bahan baku untuk pembuatan body keramik yang digunakan dalam

memproduksi keramik lantai agar sesuai dengan pesanan konsumen.

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

4

1.3 Ruang Lingkup

Berdasarkan permasalahan yang diangkat menjadi topik pada skripsi ini, maka

penulis membuat beberapa batasan dalam rangka memecahkan masalah yang

dihadapi oleh perusahaan tersebut yaitu :

1. Penelitian hanya dilakukan pada Departemen PPIC (Production Planning and

Inventory Control) di PT. Maha Keramindo Perkasa.

2. Pembahasan MRP hanya dibatasi pada body keramik saja.

3. Persediaan yang dibahas terbatas pada persediaan bahan baku utama saja,

sedangkan persediaan bahan pelengkap lainnya seperti batu silica pable tidak

dibahas.

4. Bahan baku air yang merupakan bahan baku penyusun body keramik tidak

dimasukkan dalam perhitungan MRP karena diasumsikan biaya pengadaan air

sangat murah.

5. Data produksi yang digunakan untuk dapat meramalkan besar produksi di masa

yang akan datang yaitu data produksi dari bulan Januari 2002 – April 2004.

6. Metode perhitungan lot yang digunakan adalah metode Lot For Lot (LFL),

metode Periodic Order Quantity (POQ), metode Part Period Balancing (PPB),

metode Algoritma Silver Meal, dan metode Algoritma Wagner Within. Setelah

itu, metode yang digunakan dalam penentuan lot adalah satu metode dengan total

biaya terendah.

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

5

1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Mengevaluasi sistem persediaan bahan baku PT. Maha Keramindo Perkasa

beserta permasalahan yang ada di dalamnya.

2. Merancang suatu sistem persediaan bahan baku yang lebih tepat dan terencana

dengan baik, serta dapat diterapkan pada PT. Maha Keramindo Perkasa dengan

biaya yang termurah.

Manfaat penulisan skripsi ini adalah bagi :

1. Penulis

Semakin memahami cara merancang suatu sistem persediaan bahan baku yang

lebih terencana dengan biaya yang termurah.

2. Pembaca

Menambah wawasan mengenai sistem persediaan bahan baku dengan

menggunakan metode MRP, serta sebagai bahan informasi pada penulisan skripsi

tentang topik ini.

3. Perusahaan

Sebagai bahan evaluasi atas strategi perencanaan dan pengendalian produksi yang

telah digunakan selama ini, serta menjadi referensi untuk memperbaiki sistem

persediaan bahan bakunya.

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

6

4. Universitas Bina Nusantara

Sebagai karya tulis yang kiranya dapat memperbanyak perbendaharaan kasus

untuk penulisan skripsi di perpustakaan Universitas Bina Nusantara.

1.5 Gambaran Umum Perusahaan

1.5.1 Sejarah Perusahaan

PT. Maha Keramindo Perkasa yang pada awal pendiriannya bernama PT.

Masterina Keramika Pratama adalah sebuah pabrik yang memproduksi keramik lantai

(Floor Tile) dengan merek dagang Masterina. Pabrik ini didirikan sejak tanggal 25

September 1989 berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian – Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM). Pabrik PT. Maha Keramindo Perkasa berlokasi di Desa

Pasir Awi, Kecamatan Pasar Kemis, tepatnya di Jalan Putera III, Tangerang, Banten

dengan total luas area sebesar 19 hektar dan luas bangunan pabrik sebesar 6 hektar.

Sedangkan kantor pusat PT. Maha Keramindo Perkasa terletak di Pusat Perdagangan

Bahan Bangunan dan Interior Mangga Dua tepatnya di Jalan Raya Mangga Dua Blok

F1 No. 1.

Besar nilai investasi awal dari PT. Maha Keramindo Perkasa adalah sebesar Rp

72.373.000.000,00 dengan perincian modal tetap sebesar Rp 65.435.921.000,00 dan

modal kerja sebesar Rp 6.937.879.000,00.

Mesin dan peralatan yang digunakan untuk produksi dioperasikan oleh personil

yang terdidik dan terlatih baik. Total seluruh karyawan yang bekerja di PT. Maha

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

7

Keramindo Perkasa ± 1550 orang, dengan waktu kerja 24 jam kerja per hari untuk

pekerja shift dan 40 jam kerja per minggu untuk pekerja non shift.

Keramik Masterina diproduksi dengan mengikuti standar internasional yaitu

International Ceramic European Nomenclatur (CEN) No. EN-178. Komitmen PT.

Maha Keramindo Perkasa pada sistem kualitas dan prosedur yang dilaksanakan telah

mendapatkan sertifikat ISO 9001 pada tanggal 15 Oktober 1997.

1.5.2 Perkembangan Perusahaan

Pada awal produksi, PT. Maha Keramindo Perkasa baru menghasilkan keramik

lantai sebanyak 16.000 m2/hari dengan ukuran : 20 x 20 cm, 30 x 30 cm, dan 40 x 40

cm. Setelah satu tahun pabrik ini berdiri, kapasitas produksi PT. Maha Keramindo

Perkasa mulai meningkat menjadi 22.000 m2/hari.

Pada tahun 1992, PT. Maha Keramindo Perkasa menambah ukuran produk

keramik yaitu ukuran 10 x 20 cm dan 20 x 25 cm. Setelah PT. Maha Keramindo

Perkasa mendapatkan sertifikat ISO 9001 pada tahun 1997 kapasitas produksi setiap

tahunnya terus bertambah. Tahun 1997 kapasitas produksinya bertambah sebanyak

6000 m2/hari, tahun 1998 kapasitas produksinya bertambah sebanyak 12.000 m2/hari

hingga total kapasitas produksi pada awal tahun 1998 menjadi sebesar 45.000

m2/hari.

Namun krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1998 mengakibatkan turunnya

kapasitas produksi menjadi 26.000 m2/hari sampai bulan Desember 1999. Setelah

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

8

krisis ekonomi mulai teratasi, kapasitas produksi meningkat lagi sampai bulan Maret

2000 menjadi 32.000 m2/hari, lalu pada bulan Mei 2000 menjadi 42.000 m2/hari yang

dapat mendekati kapasitas produksi pada awal tahun 1998.

Kapasitas produksi PT. Maha Keramindo Perkasa sekarang ini adalah 13.200.000

m2/tahun atau 1.100.000 m2/bulan. Akan tetapi, pada kenyataannya besar jumlah

produksi keramik setiap bulannya pada tahun ini masih jauh dari kapasitas produksi

tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan oleh masalah yang terdapat pada sistem

persediaan PT. Maha Keramindo Perkasa.

Jaringan distribusi dari Masterina Ceramic Tile sekarang meliputi berbagai kota

di seluruh Indonesia, dan juga negara-negara di luar negeri seperti negara-negara di

Asia (Philipina, Korea, Singapura, Brunai, dan lainnya), negara-negara Timur

Tengah, Afrika, Australia, Amerika Selatan, Eropa, dan Oceania.

1.5.3 Visi dan Kebijakan Mutu Perusahaan

Visi dari PT. Maha Keramindo Perkasa sebagai perusahaan yang memproduksi

keramik lantai adalah “to be a national class with the best quality”. Visi ini

mengandung arti bahwa perusahaan berusaha untuk mencapai kemapuan operasi

(operation capability) yang berkelas nasional dengan mutu terbaik. Untuk itu

perusahaan secaa terus menerus melakukan perbaikan dengan harapan nantinya akan

terwujud suatu efektivitas dan efisiensi operasi sehingga menghasilkan biaya operasi

dan keuntungan yang optimum.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

9

Kebijakan mutu PT. Maha Keramindo Perkasa adalah :

1. Menghasilkan produk bermutu

2. Memastikan pengiriman produk tepat waktu

3. Melakukan inovasi produk sesuai dengan keinginan pasar.

Sasaran perusahaan adalah memberikan keuntungan bagi pemilik, memuaskan

pelanggan, dan memperlakukan pemasok dengan adil.

1.5.4 Produk Yang Dihasilkan

Keramik Masterina mempunyai 3 lapisan, yaitu pada lapisan bawah disebut body

keramik, lapisan tengah disebut dengan engobe, dan lapisan atas disebut dengan

glazur.

Keramik Masterina terdiri dari 160 corak, dimana setiap bulannya diproduksi 30

keramik terbaru untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tipe keramik Masterina yang

diproduksi ada berbagai macam yaitu :

a. Plain / Standard Colours

b. Decorative / Dark Colours

c. Embossed

d. Granite Special

e. Decorative Special

f. Rock Type

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

10

Sedangkan ukuran dari keramik yang diproduksi saat ini ada lima macam, yaitu:

• 10 x 20 cm

• 20 x 20 cm

• 20 x 25 cm

• 30 x 30 cm

• 40 x 40 cm

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

11

1.5.5 Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada PT. Maha Keramindo Perkasa dapat dilihat dalam

diagram 1.1 di bawah ini.

PresidentDirector

DeputyPresiden

OperationGeneralManager

M.R.

InternalAuditor

MarketingDirector

PlantManager

SisfoDept.Head

FinanceDept.Head

Cost Acc./BudgetDept.Head

Gen.Acc.Dept.Head

Purch.Dept.Head

Prod.Dept.Head

PPICDept.Head

TQADept.Head

Eng./Mtc.Dept.Head

HRDDept.Head

R&DDept.Head

Mkt.EksporDept.Head

Prod.Dept.Head

Diagram 1.1 Struktur Organisasi PT. Maha Keramindo Perkasa

Sumber : Departemen HRD PT. Maha Keramindo Perkasa

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

12

1.5.6 Job Description

Job description dari PT. Maha Keramindo Perkasa adalah sebagai berikut :

1. Presiden Direktur dan Deputy/Vice Presiden Direktur

Bertanggung jawab untuk :

- Penjualan dan keuntungan perusahaan.

- Meninjau dan mengesahkan Purchase Order (PO) untuk batas nilai tertentu.

- Menetapkan kebijakan mutu perusahaan dan menjamin mutu produk.

- Meninjau sistem manajemen mutu pada selang waktu tertentu unutk

menjamin sistem mutu berlangsung efektif dan perbaikan secar terus-menerus

terlaksana dengan baik.

Mempunyai wewenang untuk :

- Menunjuk wakil manajemen.

- Mengelola seluruh operasi yang berhubungan dengan biaya dan anggaran.

- Menetapkan tanggung jawab dan wewenang setiap bagian.

2. Wakil Manajemen (Management Representative)

Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur untuk :

- Memastikan bahwa sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan ISO 9001

: 2000.

- Memastikan proses-proses yang dibutuhkan sistem manajemen mutu

ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara dengan efektif.

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

13

- Memastikan peningkatan kesadaran akan pemenuhan persyaratan pelanggan

di seluruh tingkatan organisasi.

- Memastikan keefektifan dan pengembangan tindak lanjut hasil audit sistem

mutu.

Mempunyai wewenang untuk :

- Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu kepada Presiden Direktur, yang

akan digunakan sebagai dasar improvement.

- Mewakili perusahaan dalam hubungannya dengan pihak diluar perusahaan

untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu.

- Memastikan tinjauan manajemen terlaksana secara efektif dan efisien.

- Memastikan terlaksananya audit mutu internal.

3. General Manager

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Seluruh manajemen operasi pabrik.

- Meninjau dan mengesahkan permintaan pembelian (PO) untuk batas nilai

tertentu.

- Menjamin kelangsungan rencana perancangan dan pengembangan dan proses

manufacturing untuk memenuhi persyaratan pelanggan.

4. Internal Auditor

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Menyiapkan jadwal audit mutu internal.

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

14

- Mengkoordinir pelaksanaan audit.

- Memantau keefektifan audit.

- Menyiapkan laporan hasil audit.

5. Plant Manager

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Menentukan, mendokumentasikan, dan meninjau persyaratan pelanggan.

- Aktivitas perancangan dan pengembangan serta manufacturing.

- Meninjau dan memilih metode serta teknologi yang sesuai yang dipergunakan

untuk menurunkan dan mencegah ketidaksesuian.

6. Direktur Marketing

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Merencanakan, mengembangkan, dan mengotrol strategi marketing secara

keseluruhan baik pasar lokal maupun ekspor.

- Koordinasi seluruh aktivitas sales dan marketing.

- Tinjauan pelaksanaan sales dan marketing sehubungan dengan strategi

marketing dan membuat langkah-langkah yang perlu untuk memastikan

bahwa strategi marketing tersebut memenuhi harapan perusahaan.

- Memberikan training kerja kepada staf marketing bila perlu.

7. Kepala Departemen Marketing Ekspor

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Membuat rencana-rencana penjualan.

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

15

- Menangani permintaan pelanggan, pesanan atau kontrak.

- Menangani penawaran produk, memeriksa order, harga, pengiriman dan

pengapalan.

- Persiapan data penjualan.

8. Kepala Departemen Produk

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Manajemen produk.

- Pengembangan produk baru.

- Perencanaan dan pengembangan aktifitas promosi.

- Penanganan komplain dari pelanggan.

9. Kepala Departemen Finance

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Mengendalikan lalu lintas keuangan (cashflow) perusahaan.

- Mengendalikan keuangan (treasury) perusahaan.

10. Kepala Departemen Cost Accounting and Budget

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Perhitungan biaya produk (product costing).

- Perencanaan dan pengendalian anggaran biaya.

11. Kepala Departemen General Accounting

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Pengendalian keuntungan dan pengeluaran.

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

16

- Perhitungan pengendalian pendapatan dan pengeluaran.

- Menyiapkan laporan keuangan.

12. Kepala Departemen Purchasing

Mempunnyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Melaksanakan kebijakan pembelian perusahaan.

- Memelihara daftar pemasok yang disahkan (approved vendor list).

- Mencari sumber pasokan.

- Meninjau dan mengesahkan permintaan pembelian pada batas nilai tertentu.

13. Kepala Departemen Produksi

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Pengendalian karyawan di bagian produksi untuk mencapai target produksi

tepat waktu dan memenuhi standar mutu.

- Memotivasi karyawan untuk memperhatikan tentang produktivitas, biaya dan

memelihara lingkungan kerja.

14. Kepala Departemen Production Planning and Inventory Control (PPIC)

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Optimalisasi tingkat inventarisasi bahan baku, kebutuhan rutin, komponen,

kebutuhan pendukung pabrik dan produk jadi.

- Penanganan dan pengelolaan inventarisasi dan lalu lintas barang.

- Menyiapkan perencanaan produksi.

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

17

15. Kepala Departemen Total Quality Assurance (TQA)

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Inspeksi dan pengujian barang masuk, selama proses produksi dan produk

akhir.

- Mengatur dan mengkoordinir aktivitas jaminan mutu dan memelihara

dokumentasi sistem mutu.

- Mengatur dan mengkoordinir aktivitas penyediaan screen/roller dan pasta.

16. Kepala Departemen Engineering/Maintenance

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Menentukan persyaratan pembelian untuk komponen (spare part) mesin.

- Memelihara mesin-mesin dan utilitas pada tingkat kelayakan dan kesiapan

yang tinggi.

- Menyiapkan gambar-gambar dan instruksi kerja yang lain.

- Operasi sistem kalibrasi.

17. Kepala Departemen Human Resource Development (HRD)

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Pengadaan karyawan.

- Identifikasi kebutuhan pelatihan, menyiapkan rencana pelatihan, memantau

dan meninjau aktivitas pelatihan.

- Memeihara dokumentasi rekaman personel.

- Keamanan dan masalah umum perusahaan.

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

18

18. Kepala Departemen Research and Development (R&D)

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Melaksanakan fungsi perancangan.

- Melaksanakan fungsi penelitian dan pengembangan.

19. Kepala Departemen Sistem Informasi

Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

- Menjamin kelangsungan operasi perangkat lunak dan perangkat keras

(software dan hardware) termasuk pemeliharaan dan data pendukung

(backup).

- Pengendalian software dan hardware yang dipergunakan untuk melindungi

data perusahaan.

1.5.7 Ketenagakerjaan

Tenaga kerja yang bekerja di PT. Maha Keramindo Perkasa terbagi menjadi dua

bagian yaitu tenaga kerja tak langsung yang menggunakan jam kerja non shift dan

tenaga kerja langsung yang menggunakan jam kerja shift. Kelompok kerja shift

terbagi menjadi tiga, yaitu shift I, shift II, dan shift III.

Berikut ini adalah jadwal jam kerja dan waktu istirahat yang diterapkan di PT.

Maha Keramindo Perkasa :

1. Non Shift

a. Senin sampai Kamis : pukul 08.00 – 17.00

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

19

b. Jumat : pukul 07.30 – 17.00

Istirahat dan makan siang 1 jam : pukul 12.00 – 13.00

2. Shift

a. Shift I : pukul 07.00 – 15.00

Istirahat dan makan ½ jam secara bergiliran mulai pukul 11.00 – 12.30

b. Shift II : pukul 15.00 – 23.00

Istirahat dan makan ½ jam secara bergiliran mulai pukul 18.30 – 19.00

c. Shift III : pukul 23.00 – 07.00

Istirahat dan makan ½ jam secara bergiliran mulai pukul 01.30 – 03.00

1.5.8 Proses Produksi

Proses produksi body keramik di PT. Maha Keramindo Perkasa ditangani oleh

departemen produksi bagian body preparation. Tahapan-tahapan proses produksi

yang harus dilakukan dalam pembuatan body keramik sendiri terdiri dari :

1. Tahap Milling (Penghancuran)

Bahan baku yang berupa batuan (feldspar) dihancurkan hingga menjadi butiran

dengan ukuran diameter kurang dari 4 mm. Proses penghancuran ini dilakukan

sebanyak tiga kali dan dengan menggunakan mesin crusher. Bahan baku clay

juga perlu dihancurkan dengan menggunakan mesin crusher tetapi proses

penghancurannya tidak perlu dilakukan berkali-kali. Setelah proses penghancuran

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

20

selesai dilakukan, bahan baku tersebut ditampung di dalam box untuk dibawa ke

tahap selanjutnya.

2. Tahap Penimbangan

Pada tahap ini, masing-masing bahan baku ditimbang sesuai dengan komposisi

yang telah dibuat untuk pembuatan body keramik. Penimbangan dilakukan

dengan menggunakan alat yang bernama batching yang telah diprogram dengan

menggunakan komputer, jadi penimbangan dapat dilakukan dengan lebih mudah,

tepat, dan cepat. Untuk setiap kali penimbangan, total berat kering dari seluruh

bahan baku adalah 16500 kg dimana body composition untuk seluruh jenis

keramik yang diproduksi adalah sama. Body composition dari hasil penimbangan

dengan menggunakan batching dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1 Body Composition

Berat kering : 16.500 kg No Jenis material % berat Kadar air (%) Timbangan (kg) 1 Clay TOC 42 18,6 8510 2 Clay BTL 5 20,8 1040 3 Clay SPT 13 23,8 2810 4 Feldspar UMD 5 23,2 1070 5 Feldspar UD 7 18,7 1420 6 Feldspar FAG 28 8,0 5020 7 Water Glass 1,40 230

Milling time 6 jam Sumber : Departemen Produksi PT. Maha Keramindo Perkasa

Rumus yang digunakan untuk timbangan yaitu :

airkadar -%100komposisi material total (kg)Timbangan ×

=

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

21

3. Tahap Mixing (Pencampuran / Pengadukan)

Pada tahap ini digunakan mesin ball mill yang berputar dengan kecepatan tertentu

dan biasanya membutuhkan waktu 5 – 6 jam tergantung dari bahan baku yang

akan dicampur. Jika bahan baku sudah cukup halus, maka kecepatan putar putar

ball mill tidak perlu terlalu besar. Pada bagian atas dari ball mill terdapat hopper

yang berfungsi untuk menyalurkan bahan baku ke dalam ball mill. Di dalam

pencampuran, selain ball mill diisi dengan bahan baku yang akan dicampur, ball

mill juga diisi dengan batu silica pable dan air. Batu silica pable adalah batu yang

mengandung silika dan digunakan sebagai media penghalus bahan baku di dalam

pencampuran bahan baku. Ukuran batu silica pable terdiri dari tiga ukuran yaitu

ukuran besar dengan diameter 8 – 10 cm, ukuran sedang dengan diameter 6 – 8

cm, dan ukuran kecil dengan diameter 4 – 6 cm. Komposisi batu silica pable di

dalam ball mill adalah 55 % dari volume ball mill, sedangkan komposisi air

dalam ball mill adalah 45 % dari total material. Total material yang dapat

dicampur dalam sebuah ball mill adalah 16,5 – 17 ton. Setelah bahan baku

dicampur dalam ball mill, maka hasil pencampurannya berbentuk seperti lumpur

dan disebut juga slip. Slip tersebut kemudian dialirkan ke slip tank yang terletak

di bawah permukaan tanah. Untuk setiap slip tank disediakan dua mixer yang

berfungsi untuk terus mengaduk slip tersebut agar tidak mengendap. Kapasitas

untuk sebuah slip tank adalah sama dengan 5,5 ball mill.

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

22

4. Tahap Filtering (Penyaringan)

Slip di dalam slip tank kemudian disalurkan ke saringan yang berukuran 14 mesh.

Sesudah melalui penyaringan tersebut, slip yang lolos kemudian dipompa ke

saringan yang berukuran 80 mesh yaitu saringan yang memiliki diameter lubang

lebih kecil daripada saringan ukuran 14 mesh sehingga hasil yang didapat adalah

material yang halus. Hasil dari penyaringan tersebut kemudian dialirkan ke

service tank untuk kemudian dipompa ke spray dryer.

5. Tahap Drying 1 (Pengeringan 1)

Mesin yang digunakan untuk tahap ini adalah spray dryer. Spray dryer

menggunakan gas alam cair (LNG) yang bertemperatur antara 400 – 500oC. Jadi

pada saat material yang berupa lumpur dipompa / disemprotkan ke dalam spray

dryer, ada gas dan udara panas yang juga dialirkan ke spray dryer sehingga

mengubah material menjadi bentuk bubuk (powder) yang mengandung kadar air

5,5 – 7,3 %. Pada bagian bawah spray dryer juga terdapat nozzle (lubang) yang

berdiameter 2,5 – 4 mm.

6. Tahap Penampungan

Dari spray dyer ke silo, material dibawa dengan menggunakan conveyor. Tujuan

dari tahap penampungan ini adalah agar kadar air dari seluruh material yang

berbentuk bubuk menjadi homogen dan juga kadar air yang terkandung menjadi

berkurang akibat proses penguapan yang terjadi pada saat penampungan. Tempat

penampungan yang digunakan disebut silo. Sebuah silo mempunyai daya

Page 23: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

23

tampung 120 ton dan untuk memasukkan 120 ton bubuk material ke dalam silo

membutuhkan waktu 8 jam. Setelah itu material didiamkan di dalam silo selama 1

– 2 hari agar kadar air menjadi homogen dan berkurang menjadi 5,5 – 5,2 %.

Material yang sudah homogen kadar airnya kemudian dibawa dengan conveyor

untuk disaring kembali dengan mesin fibrating. Ukuran lubang saringan yang

digunakan yaitu 1,25 x 2,75 mm. Sesudah itu baru kemudian material dibawa

dengan hoist ke hopper yaitu bagian atas mesin press.

7. Tahap Pressing

Mesin yang digunakan pada tahap ini adalah mesin press yang menggunakan

hidrolik dengan tekanan antara 220 – 300 bar (kg/cm2) tergantung dari ukuran

keramik yang akan diproduksi. Pada bagian atas mesin press terdapat hopper

yang berfungsi untuk menyalurkan untuk menyalurkan bahan baku yang akan di-

press menjadi body keramik. Body keramik yang dihasilkan pada tahap ini

memiliki bending strength 4 – 16 kg/cm2 dan kadar air 4,7 – 6,8 %. Jadi body

keramik ini masih butuh proses pengeringan agar bending strength-nya

meningkat dan kadar airnya menurun sehingga body keramik menjadi kuat dan

tidak mudah pecah / patah.

8. Tahap Drying 2 (Pengeringan 2)

Vertical dryer adalah alat yang digunakan pada tahap ini. Vertical dryer

mempunyai fungsi untuk mengeringkan body keramik setelah proses

pengepressan dan memiliki temperatur antara 90 – 150oC. Proses pengeringan

Page 24: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

24

yang dilakukan memakan waktu kurang lebih 50 menit. Setelah proses

pengeringan ini, body keramik jadi memiliki bending strength 25 – 27 kg/cm2 dan

kadar air kurang dari 1 %.

Page 25: BAB 1 PENDAHULUAN - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1/LKN2006-55-Bab 1.pdf · agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, jumlah

25

Operation Process Chart dalam pembuatan keramik lantai di PT. Maha

Keramindo Perkasa secara lengkapnya dapat dilihat dalam diagram 1.2 berikut ini.

O - 1O - 2

O - 3

O - 4

O - 5

O - 6

O - 7

O - 8

O - 9

O - 1 0

O - 1 1

O - 1 2

O - 1 3

O - 1 7

O - 1 4

O - 1 5

O - 1 6

O - 1 8

O - 1 9

I - 1

O - 2 0

I - 2

f e l d s p a rc l a y

p o t a s i u m f e l d s p a r , c l a y ,k a o l i n , f r i t , p a s i r k u a r s a ,

t a l c , z i r c o n i u m s i l i c a t e , a i rf r i t , k a o l i n , C M C ,S T P P , s t a i n , a i r

m i l l i n g

c r u s h e r

m i l l i n gc l a y c r u s h e r

w a t e r g l a s s

a i r

p e n i m b a n g a n

b a t c h i n g

m i x i n g

b a l l m i l l

f i l t e r i n gs a r i n g a n

d r y i n g 1s p r a y d r y e r

p e n a m p u n g a n

s i l o

p r e s s i n g

m e s i n p r e s s

d r y i n g 2

v e r t i c a l d r y e r

p e l a p i s a ne n g o b e

g l a z i n g l i n e

p e l a p i s a ng l a z u r

g l a z i n g l i n e

p r i n t i n gm e s i n

p r i n t i n g

f i r i n gk i l n

s o r t i rm e s i ns o r t i r

s o r t i ra n a l i z e r &

p l a n a r i t y

p a c k i n g

p e n i m b a n g a nb a t c h i n g

m i x i n gb a l l m i l l

a l u b i t e b a l l

p e n i m b a n g a n

b a t c h i n g

a l u b i t e b a l l

m i x i n g

b a l l m i l l

f i l t e r i n g f i l t e r i n g

s a r i n g a ng e t a r

s a r i n g a ng e t a r

Diagram 1.2 Operation Process Chart Keramik Lantai

Sumber : Departemen Produksi PT. Maha Keramindo Perkasa