bab 1 theorbomine1

Upload: greksildf

Post on 07-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

coklat

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahKaries gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di Indonesia dengan prevalensi dan derajat keparahan yang cukup tinggi.1 Karies adalah suatu proses patologis yang terjadi karena adanya interaksi antara faktor-faktor di dalam mulut yaitu pejamu yang meliputi faktor gigi dan saliva, agen yaitu mikroorganisme, karbohidrat dan faktor waktu.2 Keempat faktor ini harus bekerja secara simultan untuk memungkinkan terjadinya proses karies. Enamel, sebagai lapisan terluar gigi yang paling anorganik berperan penting dalam pertahanan pertama penyakit karies. Enamel dapat mengalami penguraian atau demineralisasi oleh asam yang diproduksi dari gula oleh bakteri plak. Hal ini berkaitan dengan kondisi permukaan gigi yang selalu berada dalam keadaan dinamis dari perubahan antara demineralisasi (destruksi) dan remineralisasi (perbaikan).3 Demineralisasi enamel terjadi akibat lepasnya ion kalsium dari enamel gigi yang dipengaruhi oleh konsentrasi asam yang mempunyai pH di bawah 5,5, sehingga struktur enamel terurai. Pada saat enamel berkontak dengan asam maka komponen ion hidrogen dari asam akan mulai melarutkan kristal enamel pada permukaan dan selanjutnya masuk ke bawah permukaan enamel.4 Demineralisasi yang terjadi terus-menerus akan membentuk porositas pada permukaan enamel dan mengarah pada terjadinya karies.2 Demineralisasi akan berhenti jika konsentrasi asam rendah dan konsentrasi kalsium fosfor dalam saliva kembali tinggi sehingga terjadi proses remineralisasi.Remineralisasi merupakan kebalikan dari demineralisasi yaitu terjadinya penempatan garam-garam mineral kembali ke enamel gigi. Remineralisasi dapat terjadi jika pH saliva kembali normal dan terdapat ion kalsium (Ca2+) dan ion fosfat (PO4)3+ dalam rongga mulut. Saliva menaikkan kembali pH asam rongga mulut secara perlahan sehingga (PO4)3+ dan (Ca2+) dapat membentuk kristal hidroksiapatit dan menutup daerah yang telah terjadi demineralisasi.5Salah satu agen remineralisasi gigi sebagai pencegah karies yang umum digunakan adalah fluor. Penggunaan fluor sebagai pencegah karies dapat dilakukan secara sistemik melalui pemberian dalam bentuk tablet, garam, susu, dan air minum.6 Menurut Guideline on Fluoride Therapy, perawatan dengan fluor dapat dilakukan secara efektif, tidak mahal dan tidak membutuhkan kerjasama individu melalui pemberian fluor pada air minum. Selain itu, fluor juga dapat diberikan secara topical (professionally-applied) seperti dalam bentuk larutan atau gel yang mengandung 2% sodium fluoride (NaF; 9000 ppm) atau 1,23% acidulated phosphate fluoride (AFP; 12.300 ppm) dan varnish yang mengandung sodium fluoride 5% (NaF; 22.500 ppm).7 American Dental Association (ADA) mengungkapkan bahwa fluor pada pasta gigi dapat memperkuat enamel gigi dan meremineralisasi gigi.8 Pada suasana asam, ion fluor akan bereaksi secara kuat dengan ion-ion Ca2+ HPO42- bebas, membentuk kristal fluoro apatit (FA), yaitu [Ca10(PO4)6F2]. Kristal ini tidak mudah larut bila dibandingkan dengan hidroksi apatit (HA) murni karena ikatan kimia HA yang lebih stabil. Oleh karena itu, penggunaan fluor secara luas digunakan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.9Fluor memiliki kekurangan yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Penggunaan fluor yang berlebihan dapat menyebabkan dental fluorosis pada gigi. Tidak hanya sebatas pada gigi, ternyata fluor dapat menyebabkan kerusakan saraf dan otak, kerusakan pada tulang, kanker tulang, gangguan kelenjar tiroid, kerusakan pada ginjal dan kemandulan.9 Dengan adanya kekurangan sifat fluor tersebut, maka penelitian tentang bahan makanan yang dapat dijadikan sebagai alternatif dari fluor mulai dikembangkan. Salah satunya adalah kakao/coklat. Coklat adalah makanan atau minuman yang diolah dari biji kakao (Theobroma cacao). Banyak orang mengira bahwa coklat merupakan salah satu faktor utama penyebab karies gigi. Kenyatannya kerusakan gigi yang terjadi dikarenakan kandungan gula yang terdapat dalam produk coklat. Coklat murni yang belum diproses dengan susu dan gula memiliki kandungan yang bermanfaat untuk kesehatan gigi. Coklat murni mengandung berbagai alkaloid yang memiliki efek fisiologis untuk tumbuh seperti theobromin, fenetilamina, flavonoid dan anandamida.10Penelitian yang dilakukan oleh Amran Sadeghpour menyatakan bahwa teobromin yang merupakan salah satu senyawa alkaloid dari coklat dapat digunakan sebagai agen remineralisasi enamel. Teobromin banyak terdapat dalam coklat murni. Teobromin dengan rumus kimia 3.7 dimetil xantin adalah bubuk kristal berwarna putih dan di bedakan hanya oleh satu gugus metil dari kafein. Meskipun berada dalam satu golongan dengan kafein, efek teobromin tidaklah sekuat kafein dalam sistem saraf pusat, tetapi efeknya pada jantung lebih kuat.11 Amran Sadeghpour juga menyatakan teobromin dapat menstimulasi pertumbuhan enamel baru. Penempatan mineral-mineral saat pertumbuhan enamel baru ini dapat mempengaruhi perubahan kekerasan enamel. Dalam penelitiannya, Sadeghpour juga mengungkapkan bahwa terjadi kenaikan yang bermakna dari kekerasan permukaan enamel gigi pada konsentrasi larutan teobromin antara 100mg/L sampai 500mg/L.10 Kargul dan Nakamoto juga melakukan penelitian efek teobromin terhadap kekerasan enamel melalui analisis SEM (Scanning Electron Microscope) dengan menggunakan dua konsentrasi berbeda, yaitu 100mg/L dan 200mg/L. Hasilnya, teobromin dengan konsentrasi 200mg/L terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kekerasan permukaan email dibandingkan dengan konsentrasi 100 mg/L.12 Bubuk kakao murni 100 gram mengandung 2.634 mg teobromin. Maka di dalam 7,5 gram bubuk kakao murni terdapat 200 mg teobromin.13 Dengan adanya kandungan 200 mg teobromin dalam 7,5 gram kakao murni maka peneliti tertarik untuk mengetahui perbandingan efektifitas larutan kakao 7,5g/L dengan larutan topikal fluor dalam mengingkatkan kekerasan enamel setelah dilakukan demineralisasi. 1.2 Rumusan MasalahApakah terdapat perbedaan efektifitas larutan coklat 7,5 g/L dan larutan NaF 2 % terhadap kekerasan enamel?1.3 Tujuan PenelitianMengetahui perbedaan efektifitas larutan coklat 7,5 g/L dan larutan NaF 2 % terhadap kekerasan enamel?1.4 Manfaat Penelitian1.4.1Bagi Ilmu PengetahuanSebagai bahan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kedokteran gigi tentang perbandingan efektifitas larutan kakao dengan larutan topikal fluor dalam meningkatkan kekerasan enamel.1.4.2Bagi MasyarakatSebagai tambahan wawasan dan informasi mengenai perbandingan efektifitas larutan kakao dengan larutan topikal fluor dalam meningkatkan kekerasan enamel.1.4.3Bagi PenelitiSebagai tambahan wawasan dan pengetahuan tentang perbandingan efektifitas larutan kakao dengan larutan topikal fluor dalam meningkatkan kekerasan enamel1.4.4Bagi Peneliti LainSebagai data bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian selanjutnya.1.5 Ruang Lingkup PenelitianPenelitian ini membahas perbedaan kekerasan permukaan enamel gigi yang telah didemineralisasi antara perendaman dengan larutan NaF 2 % dan larutan kakao 7,5g/L. Sampel dalam penelitian ini adalah gigi premolar pasca ekstraksi. Pada penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Metalurgi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Tenknik Univesitas Andalas. Objek penelitian ini adalah kekerasan permukaan enamel gigi.

1

5