bab 1 new

10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberculosis merupakan masalah penting bagi kesehatan Karena sepertiga penduduk telah terinfeksi oleh Mycobakteriunm tuberculosis dan penyebab kematian. Data WHO (World Health Organization) pada bulan maret tahun 2009 dalam Global TB Control Report menunjukkan bahwa, prevalensi TB paru didunia pada tahun 2008 sekitar 5-7 juta kasus, baik kasus baru maupun kasus rilaps. Prevalensi tersebut 2,7 juta diantaranya adalah BTA (Basil tahan Asam) positif baru dan, 2,1 juta kasus BTA negative baru (WHO, 2009). Penyakit TB paru masih menjadi masalah kesehatatan di dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang. Microbacterium tuberculosis telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. WHO (World Health Organization) (2001) memperkirakan 95% penderita TB- paru berada di negara berkembang, sekitar 75% 1

Upload: teuku-hanafi-hanafi

Post on 26-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fisika

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 NEW

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberculosis merupakan masalah penting bagi kesehatan Karena

sepertiga penduduk telah terinfeksi oleh Mycobakteriunm tuberculosis dan

penyebab kematian. Data WHO (World Health Organization) pada bulan maret

tahun 2009 dalam Global TB Control Report menunjukkan bahwa, prevalensi

TB paru didunia pada tahun 2008 sekitar 5-7 juta kasus, baik kasus baru

maupun kasus rilaps. Prevalensi tersebut 2,7 juta diantaranya adalah BTA

(Basil tahan Asam) positif baru dan, 2,1 juta kasus BTA negative baru (WHO,

2009).

Penyakit TB paru masih menjadi masalah kesehatatan di dunia terutama

Negara-negara yang sedang berkembang. Microbacterium tuberculosis telah

menginfeksi sepertiga penduduk dunia. WHO (World Health Organization)

(2001) memperkirakan 95% penderita TB-paru berada di negara berkembang,

sekitar 75% penderita TB-paru adalah kelompok usia produktif. Pada tahun

1993, WHO (World Health Organization) mencanangkan kedaruratan global

penyakit TB-paru, karena pada sebagian besar negara di dunia tidak terkendali.

Di Indonesia Tuberkulosis masih merupakan salah satu penyakit yang

menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat. Penderita TB di Indonesia

merupakan urutan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan

jumlah pasien, sekitar 10 % dari total jumlah pasien TB didunia. Diperkirakan

1

Page 2: BAB 1 NEW

2

pada tahun 2004, ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang. Insiden

kasus TB BTA positif sekitar 110 per 100.000 penduduk. (Depkes,2007)

Di Indonesia di perkirakan 450.000 kasus baru prnderita TB-paru.

Sepertiga penderita terdapat di sekitar puskesmas, sepertiga lagi ditemukan

pada pelayanan Rumah Sakit/Klinik pemerintah dan swasta, dan sisanya tidak

terjangkau pelayanan kesehatan. Sedangkan kematian karna TB paru

diperkirakan 175.000 orang pertahun (Depkes RI, 2005).

Tuberkulosis paru (TB-paru) merupakan penyakit menular langsung

yang disebabkan kuman TB (Micobacterium tubercolusis). Sebagian besar

kuman TB menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain.

Penyakit tersebut menyerang sebagian besar kelompok usia produktif, yang

merupakan sumber daya manusia penting dalam pembangunan bangsa.

Disamping itu penderita kebanyakan dari kelompok sosial ekonomi lemah

yang perlu labih diperhatikan dalam rangka pengentasan kemiskinan (Depkes

RI, 2006).

Program pemberantasan penyakit TB-paru di Indonesia telah dilalukan

oleh Departemen Kesehatan melalui Derekorat Jenderal pemberantasan

Penyakit Menular dan Penyehatan Pemukiman (Dirtjen.PPM dan PLP).

Kegiatan pemberantasan TB-paru secara intensif di Indonesia telah dimulai

sejak diadakan symposium tentang pemberantasan penyakit tuberculosis Paru

di Cilito tahun 1969 (Depkes RI, 2005).

Pemerintah telah menyediakan paduan yang efektif untuk membunuh

kuman tuberculosis dalam waktu yang relatif singkat sekitar enam bulan secara

cuma-cuma. Walaupun paduan obat yang digunakan adalah yang digunakan

Page 3: BAB 1 NEW

3

adalah yang paling baik, tetapi bila penderita tidak berobat dengan teratur atau

tidak memenuhi jangka pengobatan, maka umumnya hasil pengobatan akan

mengecewakan (Depkes RI, 2005).

Tuberculosis pada anak bisa terjadi diusia berapapun, namun usia paling

umum adalah antara 1-4 tahun, anak-anak sering mengalami TB paru

luar(extrapulmonary). Tubrkulosis luar patu adalah TB berat terutama

ditemukan pada usia <3 tahun. Angka kejadian (prevalensi) TB paru pada usia

remaja dimana TB paru menyerupai kasus pada pasien dewasa. (Irman, 2007)

Tuberkulosis memang bisa menyerang seorang anak. Tuberkulosis

desebabkan oleh mycobacterium tuberkulosis. Jika seorang anak terinfeksi

tuberkulosis, dia pasti sudah mengalami kontak cukup lama dengan orang

menderita Tb paru didalam rumah atau sekiitar rumah orang itu tidak mesti

orang tua bisa jadi dari kerabat atau saudara. Biasanya menularkan hasil

tuberkulosis melalui sputum (Gupte, 2004)

Mencapai kesembuhan di perlukan keteraturan, kelengkapan dan

kepatuhan berobat bagi setiap penderita. Untuk tujuan ini ada setiap srategi

baru yang diperlukan dalam menjamin kesembuhan penderita yaitu

penggunaan paduan Obat Anti Tuberculosis (OAT) jangka pendek dan

penerapan pengawasan menelan obat. Cara ini di kenal dengan strategi DOTS

(directly observed treacment short-course), yang mulai di terap kan sejak

tahun 1995. Dengan pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang

tidak lengkap dapat menimbulkan kegagalan pengobatan bahkan

mengakhibatkan resistensi kuman TB terhadap satu jenis obat atau beberapa

obat yangt di berikan pada penderita (Notoadmodjo, 2001).

Page 4: BAB 1 NEW

4

Tjandra Yoga (2007), mengemukakan bahwa seseorang yang sakit TB

dapat disembuhkan dengan minum obat secara lengkap dan teratur. Obat

disediakan oleh pemerintah secara gratis di sarana pelayanan kesehatan yang

telah menerapkan strategi DOTS (Directly Observed Tretment Short course)

seperti di Puskesmas, Balai pengobatan Penyakit Paru dan beberapa rumah

sakit.

Menurut Notoadmodjo (2003) ada beberapa hal yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu pendidikan dan umur, sedangkan menurut manuaba (2001)

faktor yang mempengaruhi pengetahuan ialah paritas.

Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam kasus TBC pada tahun 2009

mencapai 3424 kasus, 2551 diantaranya merupakan TBC paru BTA ( basil

Tahan asam ) positif, 791 positif BTA rongent, 40 penderita kambuhan dan 42

menderita tuberculosis extra paru (Dinkes NAD, 2012)

Jumlah kunjungan penderita TB paru tahun 2012, mencapai 175 orang

TB paru positif. Jumlah ini terjadi peningkatan dari tahun 2011 yang hanya

148 penderita TB Paru positif (RSU Sigli 2012).

Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari bidan desa Paloh Teungoh

jumlah balita sebanyak 48 balita dan diantaranya terdapat 2 orang balita yang

menderita TB Paru. Dari hasil wawancara penulis dengan 10 orang ibu balita,

didapatkan hasil bahwa 8 dari ibu tidak mengetahui tanda dan gejala dari TB

paru, dan dua diantaranya sudah memahami tanda dan gejala TB paru.

Page 5: BAB 1 NEW

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian TB Paru Pada Balita

di Desa Paloh Teungoh Kabupaten Pidie Tahun 2013 ?”

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

ibu tentang kejadian TB-paru pada anak usia 1-5 tahun di Desa Paloh

Teungoh Kabupaten Pidie Tahun 2013

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap pengetahuan ibu

tentang TB paru pada Balita 1-5 Tahun di Desa Paloh Teungoh

Kabupaten Pidie Tahun 2013.

b. Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap pengetahuan ibu tentang

kejadian TB paru pada Balita 1-5 Tahun di Desa Paloh Teungoh

Kecamatan Pidie Tahun 2013.

c. Untuk mengetahui pengaruh paritas terhadap pengetahuan ibu tentang

kejadian TB paru Pada Balita 1-5 Tahun di Desa Paloh Teungoh

Kecamatan Pidie Tahun 2013.

3. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis

Page 6: BAB 1 NEW

6

Menambahkan wawasan ilmu pengetahuan dan melatih penulis dalam

mengembangkan pengetahuan berfikir secara objektif dan menjadi bahan

untuk penelitian lebih lanjut.

b. Bagi Responden

Diharapkan dapat menanbah wawasan pengetahuan para ibu tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi kejadian TB paru pada balita.

c. Bagi Instistusi Pendidikan.

Salah satu bahan masukan atau informasi sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan mahasiswa dan sebagai bahan bacaan yang dapat di

manfaatkan oleh mahasiswa, khususnya Akademi Kebidanan dan referensi

bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang masalah ini.

d. Bagi Peneliti lain.

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya tentang faktor yang mempengaruhi terhadap kepatuhan berobat.