bab 1 - fotogrametri.doc

18
BUKU AJAR Mata Kuliah : Pemetaan Fotogrametri SKS : 2 Semester : III ( Tiga) Program Studi: S1 Teknik Geodesi Disusun Oleh : Ir. Bambang Sudarsono, MS

Upload: zia-ul-maksum

Post on 30-Nov-2015

1.181 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

afafafafafsd

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

BUKU AJAR

Mata Kuliah : Pemetaan Fotogrametri

SKS : 2

Semester : III ( Tiga)

Program Studi : S1 Teknik Geodesi

Disusun Oleh :

Ir. Bambang Sudarsono, MS

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

Page 2: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

2008

A. TINJAUAN MATA KULIAH

1. Deskripsi Singkat

Mata Kuliah Pemetaan Fotogrametri membahas pengertian tentang

dasar-dasar fotogrametri, geometri foto udara, pemotretan udara, pengadaan

dan pengukuran titik kontrol tanah, proses triangulasi udara, proses

pembuatan peta garis, peta foto dan peta digital. Disamping itu mata kuliah

Pemetaan Fotogrametri juga akan membahas proses kartografi serta

rangkaian kegiatan interpretasi foto udara dan pembuatan peta sederhana

dengan peralatan stereoskop

2. Relevansi

Materi dalam mata kuliah Pemetaan Fotogrametri sangat berperan

dalam mewujudkan kemampuan tenaga ahli sarjana geodesi yang handal

dalam membuat perencanaan pemetaan fotogrametri. Dalam mempelajari

mata kuliah Pemetaan Fotogrametri mahasiswa melakukan praktikum dan

tugas-tugas pembuatan perencanaan pemetaan metode fotogrametri.

3.1. Standar Kompetensi

Mata kuliah Pemetaan Fotogrametri akan memberikan kontribusi

kompetensi pada mahasiswa teknik geodesi agar mampu memahami

pengertian konsep dasar pemetaan fotogramateri yang meliputi : geometri

foto udara, perencanaan pemotretan udara, perencanaan pengadaan dan

pengukuran titik kontrol tanah, triangulasi udara, proses pembuatan peta

garis, peta foto dan peta digital. Selain itu pada mata kuliah Pemetaan

Fotogrametri mahasiswa diberi tugas-tugas dan praktikum interpretasi foto

udara, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan teknik

geodesi.

3.2. Kompetensi Dasar

Page 3: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

Setelah mengikuti kuliah Pemetaan Fotogrametri mahasiswa

diharapkan :

a. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar pemetaan fotogrametri.

b. Mahasiswa mampu menjelaskan dasar optis dan proses fotografis pada

pemetaan fotogrametri.

c. Mahasiswa mampu menjelaskan unsur-unsur utama pemotretan udara.

d. Mahasiswa mampu menjelaskan geometri foto udara dan dapat

menentukan skala foto udara.

e. Mahasiswa mampu menjelaskan paralaks foto udara dan dapat

menghitung beda tinggi titik berdasarkan pengukuran paralaks foto udara.

f. Mahasiswa mampu membuat perencanaan pemotretan udara.

g. Mahasiswa mampu membuat perencanaan pengadaan dan pengukuran

titik kontrol tanah.

h. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar triangulasi udara.

i. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar pembuatan peta garis, peta

foto dan peta digital.

j. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar kartografi pada pemetaan

fotogrametri.

k. Mahasiswa mampu melaksanakan interpretasi foto udara dan pembuatan

peta sederhana dengan peralatan stereoskop.

3.3. Indikator

Indikator keberhasilan yang diharapkan setelah mahasiswa mengikuti

kuliah Pemetaan Fotogrametri :

a. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda tepi dan geometri foto udara.

b. Mahasiswa mampu menghitung beda tinggi titik berdasarkan pengukuran

paralaks foto udara.

c. Mahasiswa mampu membuat perencanaan pemotretan udara.

d. Mahasiswa mampu membuat perencanaan pengadaan dan

pengukuran titik kontrol tanah.

e. Mahasiswa mampu membuat perencanaan pengadaan dan pengukuran

titik kontrol tanah.

Page 4: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

f. Mahasiswa mampu membuat peta sederhana dengan menggunakan

peralatan stereoskop.

B. POKOK BAHASAN I : PENGERTIAN PEMETAAN FOTOGRAMETRI

SUB POKOK BAHASAN KONSEP DASAR PEMETAAN FOTOGRAMETRI

1.1. Pendahuluan

1.1.1. Deskripsi Singkat

Fotogrametri adalah seni, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

memperoleh data dan informasi dari suatu obyek melalui proses pencatatan,

pengukuran dan interpretasi fotografis. Sedangkan pengertian pemetaan

fotogrametri adalah proses pemetaan dengan cara melakukan pengumpulan

data dari lapangan dan data dari foto udara, kemudian dilakukan serangkaian

proses sehingga dapat diperoleh peta dalam bentuk peta garis, peta foto dan

peta digital.

1.1.2. Relevansi

Materi pada bab ini akan memberikan gambaran umum bagi

mahasiswa, sehingga mengetaui perbedaan pokok antara peta dan foto

udara. Disamping itu juga mampu memahami proses pemetaan fotogrametri

dan diharapkan dapat mengetahui perbedaan pokok proses pembuatan peta

garis, peta foto dapeta digital.

1.1.3. Standar Kompetensi

Pokok bahasan ini akan memberikan kontribusi kompetensi pada

mahasiswa lulusan program studi teknik geodesi agar mampu memahami dan

menjelaskan pengertian geometri foto udara, pemotretan udara dan konsep

dasar pemetaan fotogrametri.

1.1.4. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti materi sub pokok bahasan konsep dasar pemetaan

fotogrametri, maka :

Page 5: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

a. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan konsep dasar pemetaan

fotogrametri.

b. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan perbedaan pokok antara peta

dan foto udara

c. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan cakupan pemetaan

fotogrametri dan prodek akhir pemetaan fotogrametri

d. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan manfaat pemetaan

fotogrametri untuk berbagai kepentingan rekayasa antara lain :

perencanaan tata ruang, perencanaan irigasi, perencanaan jalan dan lain

sebagainya.

1.2. Penyajian

1.2.1. Uraian dan Contoh

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan, tanah mempunyai peranan yang strategis, sehingga

pengelolaan pertanahan menjadi sangat penting. Pada dasarnya tanah

merupakan salah satu sumber daya alam yang harus dikelola secara baik dan

dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia.

Menghadapi era globalisasi dan otonomi daerah serta adanya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat,

perngelolaan pertanahan di seluruh wilayah Indonesia memerlukan tenaga

ahli geodesi yang handal, profesional dan mampu menguasai teknologi survey

dan pemetaan yang semakin canggih.

Berdasarkan informasi dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) jumlah

bidang tanah yang ada di seluruh wilayah Indonesia kurang lebih mencapai 75

juta bidang tanah. Dari seluruh bidang tanah tersebut sampai tahun 2004

jumlah bidang tanah yang sudah terdaftar dan mempunyai sertifikat tanah

baru mencapai kurang lebih 25 juta bidang tanah. Sedangkan kemampuan

instansi BPN dengan mengandalkan sumber daya manusia dan peralatan

yang ada, selama setahun baru dapat mensertifikatkan tanah sebanyak

kurang lebih 500.000 bidang tanah. Berdasarkan keadaan tersebut, untuk

menyelesaikan sertifikasi tanah perlu waktu 100 tahun.

Page 6: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

Tanah juga mempunyai arti yang sangat penting untuk pemasukan

pajak melalui Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Biaya Perolehan Hak

Tanah dan Bangunan (BPHTB). Pemasukan pajak dari sektor PBB

mempunyai peluang untuk meningkatkan pendapatan pajak, hal ini karena

adanya peningkatan jumlah obyek pajak dan peningkatan Nilai Jual Obyek

Pajak ( NJOP ) untuk setiap tahunnya. Untuk menyiapkan data obyek pajak

berupa tanah dan bangunan diperlukan tenaga ahli geodesi yang handal dan

profesional yang mampu menyediakan informasi spasial berupa peta dan

informasi pertanahan lainnya yang dapat digunakan untuk menentukan luas

obyek pajak dan NJOP .

Selain itu dalam rangka pembangunan sarana insfrastruktur mulai dari

tahap studi kelayakan, perencanaan tata ruang, perencanaan bangunan,

pembebasan tanah sampai pada pelaksanaan konstruksi memerlukan data

penunjang berupa peta dan data pertanahan lainnya. Untuk menyiapkan data

tersebut diperlukan tenaga ahli geodesi dalam jumlah yang cukup banyak, hal

ini mengingat banyaknya proyek-proyek pembangunan sarana infrastruktur

yang semakin meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun, baik berupa

pembangunan jalan, jembatan, bendung, saluran irigasi, sarana pengendalian

banjir dan lain-lain yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Dari permasalahan yang sudah diuraikan tersebut antara lain masalah

pendaftaran tanah, PBB dan pembangunan sarana infrastruktur, secara

umum perlu tenaga ahli geodesi untuk menangani pekerjaan survey dan

pemetaan untuk menyiapkan data spasial berupa peta dan data lainnya yang

terkait dengan pekerjaan pengukuran tanah.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat

telah melanda berbagai bidang disiplin ilmu termasuk bidang survey dan

pemetaan. Penerapan hasil teknologi di bidang pengukuran dan pemetaan

telah memunculkan konsep-konsep baru secara praktis dalam pengadaan

data dan informasi spasial untuk mengelola pertanahan, manajemen

informasi perpajakan khususnya PBB, perencanaan dan pelaksanaan sarana

infrastruktur serta pekerjaan lain yang menunjang eksplorasi sumber daya

alam, pemantauan wilayah rawan bencana alam dan lingkungan dan lain-lain.

Page 7: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) sebagian besar

wilayahnya ( 70 % ) berupa laut dan sisanya ( 30 % ) berupa daratan.

Dari wilayah laut yang ada di Indonesia baru sebagian kecil yang telah

dipetakan dan dieksplorasi untuk pertambangan minyak dan gas bumi.

Sampai saat ini sebagian besar wilayah Indonesia baik di darat maupun laut

belum dipetakan secara detail untuk mengetahui potensi sumber daya alam

yang ada di wilayah Indonesia.

Pekerjaan pemetaan dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu :

metode teristris, metode fotogrametris dan metode penginderaan jauh

(Remote Sensing). Untuk memahami metode pemetaan tersebut, maka

mahasiswa Tenik Geodesi UNDIP secara bertahap mempelajari ketiga

metode pemetaan tersebut, dimulai pemetaan teristris pada mata kuliah Ilmu

Ukur Tanah, metode fotogrametris pada mata kuliah Pemetaan

Fotogrametri dan metode remote sensing pada mata kuliah Penginderaan

Jauh.

Fotogrametri adalah suatu seni, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

memperoleh informasi dari suatu proyek melalui proses pencatatan,

pengukuran dan interpretasi fotografis.

Ditinjau dari jenis fotonya, fotogrametri dapat dibagi menjadi :

1. Foto Teristris

2. Foto Udara

Foto Teristris dikenal juga dengan nama / istilah Close Range

Photogrammetry . Foto teristris ini dihasilkan dari suatu pemotretan dengan

menggunakan kamera yang terletak di darat ( bukan di udara ). Aplikasi

fotogrametri teristris antara lain untuk kontrol kualitas barang-barang industri

seperti pada industri pesawat terbang, mobil dan lain-lain. Selain itu juga

untuk keperluan pemotretan benda-benda arsitektur dan arkheologi misalnya

pada pemotretan Candi Borobudur yang digunakan untuk keperluan

pemugaran candi.

Foto Udara dapat dibedakan menjadi : Foto udara tegak dan foto udara

miring.

- Pemotretan udara tegak

Page 8: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

Pemotretan udara tegak dilaksanakan dengan sumbu optis kamera benar-

benar tegak atau hampir tegak ( gambar 1 ). Hampir semua pemotretan

udara untuk pemetaan dilakukan dengan cara ini.

- Pemotretan udara miring

Pemotretan udara miring dilaksanakan dengan sumbu optis kamera udara

yang membentuk sudut dengan garis vertikal.

Ada dua macam pemotretan miring masing-masing adalah :

a. Pemotretan miring ( gambar 1 )

Disini dilakukan pemotretan dengan kamera yang membentuk sudut

yang kecil terhadap arah vertikal.

b. Pemotretan sangat miring ( gambar 1 ).

Disini dilakukan pemotretan dengan kamera yang membentuk sudut

yang sangat besar terhadap arah vertikal

Gambar 1. Jenis pemotretan udara

Ditinjau dari data yang dapat diperoleh dari foto udara, fotogrametri

dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Metrik Fotogrametri

Matrik fotogrametri bertujuan untuk memperoleh data kuantitatif seperti

jarak, sudut, luas dan posisi dari suatu objek. Untuk memperoleh data

tersebut diperlukan alat-alat yang khusus serta pengetahuan dan

Page 9: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

ketrampilan yang tertentu. Pengetahuan disini dimaksudkan untuk

mengetahui hubungan matematis antara sisitem foto udara dengan sistem

tanah, sehingga ukuran0ukuran di foto datai dipindahkan kesisten tanah

atau sebaliknya.

2. Interpretasi Foto udara

Interpretasi foto udara bertujuan untuk memperoleh data kualitatif dengan

cara pengenalan, identifikasi dan interpretasi dari suati foto udara. Yang

dimaksud dengan interpretasi adalah suatu kegiatan untuk mempelajari

citra foto udara secara sistematis dengan tujuan mengidentifikasi objek

yang ada pada citra foto udara.

Data – data kualitatif dikenal dalam dua bentuk :

a. Data kualitatif langsung

b. Data kualitatif tidak langsung

- Data kualitatif langsung artinya data diambil secara langsung dari apa

yang terlihat pada foto, misalnya : sawah, jalan, saluran, gunung dan

lain-lain.

- Data kualitatif tidak langsung artinya dari data yang terlihat pada foto

dapat diketahui data lain yang tidak terlihat, misalnya :

- Dari jenis tanaman yang terlihat, kita dapat mengetahui jenis

tanahnya.

- Dari jenis erosi yang terlihat, kita dapat mengetahui jenis batuan

yang ada dibawahnya.

Data-data kualitatif inilah yang merupakan hasil dari kegiatan interpretasi

foto udara dan merupakan bagian tersendiri dari pemetaan fotogrametri.

Pembahasan pada sub pokok bahasan ini akan dititikberatkan pada

penggunaan foto udara vertikal ( selanjutnya disebut foto udara saja ) untuk

keperluan pemetaan secara fotogrametri.

Sebelum membahas proses pemetaan secara fotogrametri perlu kiranya

diberikan penjelasan perbedaan antara peta dengan foto udara. Pada peta

sistem proyeksi gambar menggunakan proyeksi ortogonal, sedangkan pada

foto udara menggunaan proyeksi perspektif. Umumnya pada peta khususnya

peta garis memerlukan adanya suatu simbol atau legenda, sedangkan pada

Page 10: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

foto udara tidak ada simbul dan legenda. Pada peta dilengkapi informasi tepi

peta yang memuat selain simbol juga keterangan lain dari instansi yang

membuat, sedangkan pada foto udara yang ada hanya tanda tepi foto udara

dan keterangan tambahan tentang skala foto udara dan lokasi foto udara.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pemetaan cara fotogrametri,

maka diberikan diagram alir pemetaan cara fotogrametri seperti yang dapat

dilihat pada Diagram 1.

Membuat Perencanaan Pemotretan Udara

Membuat rencana distribusi BM dan PM

Pemasangan BM dan PM di lapangan

Pemotretan udara

Triangulasi udara Foto Udara

Titik kontrol hasil TU

Restitusi Foto Stereo

Plotting Stereo Plotter Ortofoto Rektifikasi

Pembuatan mosaik

Proses Kartografi Proses Kartografi

Persiapan

Pengukuran titik kontrol tanah

Restitusi Foto Tunggal

Data Digital

Pengolalahan Data Digital

Proses Reproduksi Proses Reproduksi

Kartografi Digital

Proses Reproduksi

Page 11: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

Diagram 1. Diagram Alir Pemetaan Fotogrametri1.2.2. Latihan

1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep pemetaan fotogrametri!

2. Jelaskan perbedaan pokok foto udara dan peta !

3. Jelaskan 3 macam produk akhir pemetaan fotogrametri !

1.3. Penutup

Pemetaan fotogrametri merupakan salah satu metode pemetaan yang

penting dan sering digunakan untuk keperluan berbagai pekerjaan antara lain

sertipikasi tanah, perencanaan tata ruang, perencanaan irigasi dan lain-lain.

1.3.1. Tes Formatif

1. Jelaskan jenis data yang dapat diperoleh dari foto udara !

2. Jelaskan pengertian data kwantitatif dan data kwalitatif !

3. Jelaskan manfaat peta dari pemetaan fotogrametri untuk berbegai

keperluan rekayasa !

4. Pelaskan pengertian sistem proyeksi ortogonal !

5. Jelaskan pengertian sistem proyeksi perspektif !

1.3.2. Umpan Balik

Cocokan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif.

Kemudian gunakan rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan

materi belajar.

Jumlah jawaban yang benarRumus penguasaan = Jumlah soal x 100 %

Hasilnya sebagai berikut :

90 % -100 % : baik sekala

80 % -- 89 % : baik

70 % - 79 % : sedang

Soft Copy & Hard Copy Peta Digital

Peta Garis Peta Foto

Page 12: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

Kurang dari 69 % : kurang

1.3.3. Tindak Lanjut

Jika Saudara mencapai penguasaan 80 % ketas, maka Sadara dapat

meneruskan kegiatan belajar berikutnya. Jika nilai Saudara dibawah 80 %,

maka Saudara harus mengulang terutama pada materi yang belum Saudara

kuasai.

1.3.4. Rangkuman

Berdasarkan uraian diatas dapat dibuat rangkuman sebagai berikut :

1. Pemetaan fotogrametri adalah pembuatan peta dengan cara

mengumpulkan data secara langsung dari lapangan dan data pengukuran

dari foto udara, kemudian diproses dengan cara tertentu sehingga dapat

diperoleh peta dan informasi lain sesuai dengan keinginan pembuat peta.

2. Data yang diperoleh dari foto udara terdiri dari dua macam data yaitu data

kwantitatif dan data kwalitatif.

3. Dari hasil pemetaan fotogrametri dapat diperoleh b3 macam peta yaitu :

peta garis, peta foto dan peta digital.

1.3.5. Kunci Jawaban

1. Jenis data yang diperoleh dari foto udara terdiri dari dua macam data yaitu

data kwantitatif dan data kwalitatif.

2. Data kualitatif langsung adalah data yang diperoleh secara langsung dari

apa yng terlihat di foto udara misalnya : sawah, sungai, jalan dan lain-lain.

Data Kualitatif tidak langsung artinya adalah data yang diperoleh dari foto

secara tidak langsung tetapi berkaitan erat dengan data yang terlihat di

foto udara. Misalnya : dari jenis tanaman yang tumbuh dapat ditentukan

jenis tanahnya, dari pola aliran sungai yang ada dapat ditentukan jenis

batuan yang ada.

Page 13: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc

3. Manfaat peta dari pemetaan fotogrametri dapat digunakan untuk

pembuatanpeta pendaftaran dan sertipikasi tanah, pengurusan IMB,

perencanaan jalan, perencanaan irigasi dan lain-lain.

4. Sistem proyeksi ortogonal adalah sistem proyeksi dengan cara membuat

proyeksi tegak lurus idang gambar, misalnya pada pembuatan peta garis.

5. Sistem proyeksi perspektif adalah sistem proyeksi dengan cara

memproyeksikan obyek melalui titik pusat proyeksi, misalnya pada

pemotretan udara semua obyek diproyeksikan melalui titik pusat kamera

udara ke bidang film.

DAFTAR PUSTAKA

1. Avery, T. Eugene, 1990, ” Penafsiran Potret Udara”, Akademika

Pressindo, Jakarta.

2. Brinker, Russel C and Wolf, Paul R., 1997, ” Dasar-Dasar Pengukuran

Tanah ”, Erlangga, Jakarta.

3. Ligterink, G.H, ”Dasar-Dasar Fotogrametri – Interpretasi Foto Udara ”,

UI – Press, Jakarta, 1987.

4. Moffit, F.H., and Mikhail, E.M., 1980, ” Photogrammetry”, Third Edition,

Harper Co, USA.

5. Sosrodarsono, Suyono., dan Takasaki Matayoshi, 1981, ” Pengukuran

Topografi dan Teknik Pemetaan ”, Pradyana Paramita, Jakarta.

6. Wolf, Paul R., 1974, ” Element of Photogrametry ”, Mc. Graw Hill

Kagakusha Ltd, Tokyo, Japan.

SENARAI

1. Pemetaan fotogrametri merupan proses pembuatan peta dengan cara

melakukan restitusi (pembetulan skala) dari foto udara dengan skala yang

tidak homogen menjadi peta dengan skala yang sama.

2. Data pada pemetaan fotogrametri terdiri dari data lapangan dan data dari

foto udara

3. Hasil akhir pemetaan fotogrametri berupa : peta garis, peta foto dan peta

digital.

Page 14: BAB 1 - FOTOGRAMETRI.doc