bab 1 diarenewly
DESCRIPTION
bab1 DiareTRANSCRIPT
Bab 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah
Tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015
adalah upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khusus
untuk bidang kesehatan berfokus pada upaya mendorong perbaikan
kesehatan anak dan ibu melahirkan melalui percepatan penurunan Angka
Kematian Anak (untuk Bayi dan Balita) dan penurunan Angka Kematian
Ibu. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan
salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat
pembangunan manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya.
Dimana target MDGs untuk penurunan Angka Kematian Bayi di Indonesia
adalah sebesar 23 per 1.000 KH pada tahun 2015 dari kondisi saat ini yaitu
sebesar 34 per 1.000 KH (Stalker, 2008).
Menurut UNICEF penyebab utama kematian anak balita yang utama
adalah penyakit pneumonia, diare, malaria dan masalah kekurangan gizi,
berbagai faktor tersebut mengancam kehidupan sekitar 6.000 anak balita
setiap harinya. Jika kecenderungan ini terus berlanjut maka banyak negara
yang tidak akan mampu mewujudkan MDGs Goal 4 - yaitu mengurangi
tingkat kematian balita sebesar dua pertiga pada tahun 2015 (WHO
UNICEF, 2013).
Diare adalah gangguan buang air besar ditandai dengan buang air
besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai
1
2
dengan darah dan atau lendir. Berdasarkan data hasil Riskesdas 2013,
period prevalen diare adalah sebesar 3,5% dan insidence sebesar 7% pada
semua usia. Untuk insidence diare di Indonesia pada balita sebesar 6,7%,
sedangkan di Jawa Timur sebesar 6,6% dan period prevalence sebesar
7,4%. Di kota Surabaya prevalensi penyakit infeksi pada usus pada bulan
Januari hingga bulan Mei tahun 2014 adalah sebesar 11%.
Beberapa tahun terakhir ini, kecerdasan emosional pada seorang
karyawan banyak di lakukan penelitian karena didalam berbagai teori,
kecerdasan emosional sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan
(Druskat et al., 2006) (Shamsuddin & Rahman, 2014). Kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk mengatur diri kita sendiri dengan orang
lain secara efektif (Goleman, 2003). Goleman membagi kecerdasan
emosional menjadi dua kategori kemampuan yaitu kategori kemampuan
personal (personal competence) yang meliputi komponen self awareness,
self regulation dan self motivation; dan kategori kemampuan sosial (social
competence) yang meliputi komponen empathy dan social skills.
Komitmen kerja berbeda dengan komitment terhadap organisasi,
komitment kerja lebih mengacu pada keyakinan seseorang dan bagaimana
seorang individu dapat merima nilai-nilai pekerjaan yang dipilihnya atau
bidang pekerjaannya, serta kesediaan untuk mempertahankan
keanggotaannya di dalam oganisasi (Morrow dan Writh, 1989; Ritzer dan
Trice, 1969; Sorensen dan Sorensen, 1974). Pada penelitian sebelumnya
telah mendefinisikan komitmen kerja sebagai suatu keadaan " hubungan
3
psikologis antara individu dengan pekerjaannya yang didasarkan pada reaksi
afektif dengan pekerjaan " (Lee, Carswell dan Allen, 2000). Dengan
demikian, seorang individu dengan komitmen kerja yang lebih tinggi akan
sangat mengidentifikasi dengan pekerjaannya dan memiliki perasaan positif
ke arah itu (Blau, 1985).
Menurut Vanderberg and Scarpello, 1992, menyatakan bahwa
terdapat keterikatan individu pada pekerjaan atau organisasi secara
psikologis, dimana meningkatnya keterikatan pada salah satu bidang
(pekerjaan atau organisasi) akan menurunkan keterikatan pada bidang yang
lain.
Proses tersebut difasilitasi oleh fakta bahwa komitmen yang tinggi
terhadap pekerjaan tersebut dilakukan oleh individu dimana mereka akan
mencari pekerjaan dengan upah yang sesuai sehingga akan mendorong
mereka untuk berperilaku sesuai dengan sistem dan nilai kerja yang ada
(Frese, 1982; Mortimer dan Lorence, 1979; Rynes, 1987; Taylor, 1979)
Pada penelitian sebelumnya telah diketahui adanya hubungan yang
kuat antara komitment terhadap pekerjaan dengan kepuasan kerja pada
individu (Wang et al., 2012), dan pada penelitian yang lain menunjukkan
bahwa terdapat keterkaitan antara komitmen terhadap pekerjaan
(Parasuraman dan Nachman, 1987) dengan variabel demografi seperti usia
dan masa jabatan kerja (Dhawan, 1991).
Berikut adalah tabel kasus diare yang ditangani Puskesmas kota
Surabaya tahun 2011 hingga tahun 2013.
4
Tabel 1.1. Tabel jumlah perkiraan kasus diare dan kasus yang ditangani Puskesmas kota Surabaya tahun 2011 hingga tahun 2013
NO KECAMATAN PUSKESMAS
2011 2012 2013
JML PERKIRAAN
KASUS
DIARE YANG
DITANGANI
DIARE YANG
DITANGANI (%)
JML PERKIRAAN
KASUS
DIARE YANG
DITANGANI
DIARE YANG
DITANGANI (%)
JML PERKIRAAN
KASUS
DIARE YANG
DITANGANI
DIARE YANG DITANGANI
(%)
1 2 3 4 5 6=(5/4)*100 7 8 9=(8/7)*100 10 11 12=(11/10)*100
1 Sukomanunggal Tanjungsari 1.232 1.617 131.25 1.283 1.988 154.89 655 1.656 252.71
Simomulyo 2.897 1.362 47.02 3.013 1.205 40.00 1.538 1.801 117.12
2 Tandes Manukan Kulon 2.306 1.003 43.49 2.399 1.025 42.72 1.258 2.423 192.63
Balongsari 1.814 1.627 89.69 1.886 1.308 69.34 989 1.053 106.48
3 Asemrowo Asemrowo 1.714 1.070 62.42 1.783 966 54.19 931 968 104.01
4 Benowo Sememi 2.174 965 44.38 2.263 1.043 46.10 1.180 1.155 97.89
5 Pakal Benowo 1.853 583 31.46 1.928 572 29.67 1.033 467 45.20
6 Lakarsantri Jeruk 560 662 118.27 582 614 105.44 303 720 237.25
Lidah Kulon 1.063 604 56.81 1.108 551 49.75 577 869 150.52
Bangkingan 433 239 55.13 451 365 80.87 235 477 202.89
7 Sambikerep Lontar 502 741 147.59 2.035 583 28.65 1.060 792 74.73
Made 1.955 298 15.24 522 458 87.66 272 427 156.96
8 Genteng Peneleh 1.216 2.263 186.08 1.266 1.979 156.35 666 2.045 306.91
Ketabang 635 1.084 170.65 662 1.313 198.35 348 1.112 319.24
9 Tegalsari Kedungdoro 1.496 1.555 103.93 1.557 1.476 94.79 812 1.542 189.82
Dr.Soetomo 1.940 860 44.34 2.019 696 34.46 1.054 766 72.70
10 Bubutan Tembok Dukuh 1.967 2.093 106.41 2.048 1.607 78.48 1.068 1.096 102.60
Gundih 1.424 641 45.01 1.482 551 37.19 773 776 100.41
Dilanjutkan ke halaman berikutnyaLanjutan Tabel 1.1
4
5
NO KECAMATAN PUSKESMAS
2011 2012 2013
JML PERKIRAAN
KASUS
DIARE YANG
DITANGANI
DIARE YANG
DITANGANI (%)
JML PERKIRAAN
KASUS
DIARE YANG
DITANGANI
DIARE YANG
DITANGANI (%)
JML PERKIRAAN
KASUS
DIARE YANG
DITANGANI
DIARE YANG DITANGANI
(%)
1 2 3 4 5 6=(5/4)*100 7 8 9=(8/7)*100 10 11 12=(11/10)*100
11 Simokerto Tambak Rejo 1.875 1.849 98.62 1.952 1.561 79.97 1.019 1.579 155.01
Simolawang 1.308 714 54.60 1.361 652 47.91 710 677 95.31
12 Pabean Cantikan Perak timur 2.796 1.927 68.92 2.908 1.447 49.75 1.513 1.323 87.44
13 Semampir Pegirian 2.362 298 12.62 2.456 461 18.77 1.280 568 44.38
Sidotopo 1.607 1.582 98.47 1.671 1.216 72.76 871 807 92.66
Wonokusumo 2.122 600 28.28 2.207 255 11.56 1.150 632 54.97
14 Krembangan Krembangan Selatan 1.596 1.672 104.79 1.661 1.082 65.14 867 797 91.97
Dupak 2.687 2.337 86.98 927 1.830 197.50 483 886 183.28
Moro Krembangan 1.868 270 14.45 975 733 75.20
15 Bulak Kenjeran 1.509 1.180 78.19 1.570 1.003 63.89 811 984 121.32
16 Kenjeran Tanah Kali Kedinding 2.3171.844
79.59 2.409 1.602 66.51 1.247 1.844 147.93
Sidotopo Wetan 4.3023.164
73.55 2.472 2.542 102.84 1.279 1.904 148.83
Bulak Banteng 1.380 487 35.29 714 1.183 165.64
Tambak Wedi 622 364 58.48 322 671 208.31
17 Tambaksari Rangkah 2.424 570 23.51 2.524 431 17.08 1.250 598 47.83
Pacar Keling 2.2461.292
57.53 2.338 1.260 53.90 1.158 1.219 105.25
Gading 3.991845
21.17 4.150 182 4.39 2.056 279 13.57
18 Gubeng Pucang Sewu 2.064996
48.24 2.150 677 31.49 1.123 885 78.82
Mojo 3.0702.007
65.38 3.198 1.759 55.00 1.670 1.600 95.80
Dilanjutkan ke halaman berikutnya
Lanjutan Tabel 1.1
5
6
NO KECAMATAN PUSKESMAS
2011 2012 2013
JML PERKIRAAN
KASUS
DIARE YANG
DITANGANI
DIARE YANG
DITANGANI (%)
JML PERKIRAAN
KASUS
DIARE YANG
DITANGANI
DIARE YANG
DITANGANI (%)
JML PERKIRAAN
KASUS
DIARE YANG
DITANGANI
DIARE YANG DITANGANI
(%)
1 2 3 4 5 6=(5/4)*100 7 8 9=(8/7)*100 10 11 12=(11/10)*100
19 Rungkut Kalirungkut 2.7041.604
59.32 2.814 1.200 42.64 1.475 1.125 76.28
Medokan Ayu 2.1361.215
56.89 2.223 1.151 51.78 1.164 976 83.82
20 Tenggilis Tenggilis 2.907630
21.67 3.024 1.332 44.05 1.579 1.173 74.27
21 Gunung Anyar Gunung Anyar 5.2131.342
25.74 2.582 1.344 52.05 1.354 842 62.19
22 Sukolilo Menur 2.1501.551
72.13 2.239 1.286 57.45 1.167 972 83.26
Klampis Ngasem 1.173 1.083 92.32 1.220 524 42.95 636 581 91.29
Keputih 1.491877
58.80 1.551 1.606 103.54 809 1.553 192.00
23 Mulyorejo Mulyorejo 3.798 1.369 36.04 1.993 780 39.14 1.040 693 66.62
Kalijudan 1.964 5.752 292.93 1.025 819 79.92
24 Sawahan Sawahan 1.895 1.418 74.84 1.972 1.671 84.72 1.018 2.183 214.54
Putat jaya 1.7031.409
82.75 1.772 1.260 71.10 914 1.081 118.23
Banyu Urip 1.192 1.647 138.20 2.223 1.281 57.63 1.147 1.342 117.01
Pakis 2.136 1.518 71.07 1.241 1.301 104.87 640 1.051 164.23
25 Wonokromo Jagir2.194
934 42.58 2.284 850 37.21 1.181 867 73.40
Wonokromo 1.386 746 53.82 1.444 710 49.18 746 887 118.83
Ngagel Rejo 1.813 835 46.05 1.887 761 40.32 976 634 64.46
26 Karang Pilang Kedurus 2.934 1.751 59.69 3.050 1.432 46.95 1.579 1.471 93.13
Dilanjutkan ke halaman berikutnya
6
7
Lanjutan Tabel 1.1
NO KECAMATAN PUSKESMAS
2011 2012 2013
JML PERKIRAAN
KASUS
DIARE YANG
DITANGANI
DIARE YANG
DITANGANI (%)
JML PERKIRAAN
KASUS
DIARE YANG
DITANGANI
DIARE YANG
DITANGANI (%)
JML PERKIRAAN
KASUS
DIARE YANG
DITANGANI
DIARE YANG DITANGANI
(%)
1 2 3 4 5 6=(5/4)*100 7 8 9=(8/7)*100 10 11 12=(11/10)*100
27 Dukuh Pakis Dukuh Kupang 2.585 750 29.01 2.692 619 23.00 1.400 659 47.06
28 Wiyung Wiyung 2.271 1.295 57.01 2.365 781 33.02 1.231 1.091 88.63
Balas Klumprik 464 289 62.36 482 426 88.34 251 433 172.51
29 Gayungan Gayungan 1.724 1.624 94.18 1.796 958 53.33 931 1.110 119.20
30 Wonocolo Jemursari 871 867 99.55 907 590 65.06 433 769 177.43
Sidosermo 738 1.461 197.98 1.641 1.118 68.13 866 1.071 123.66
Siwalankerto 1.577 294 18.65 768 616 80.24 450 567 125.92
31 Jambangan Kebonsari 1.854 1.793 96.73 1.928 1.868 96.88 1.012 1.612 159.29
UNIT LAIN (RS)30.872 23.474
30.229
JUMLAH KOTA114.366 101.318 88.59 116.172 92.072
79.2560.278 95.105
157.78
RATA-RATA
Sumber : data primer PKP Dinkes Kota Surabaya
Berdasarkan tabel 1,1 diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 dan tahun 2013 jumlah kasus diare yang ditangani oleh
beberapa Puskesmas kota Surabaya masih rendah dan pada tahun 2013 meskipun jumlah kasus diare yang ditangani telah meningkat
namun masih banyak Puskesmas yang masih belum mencapai target.
7
8
Tabel 1.2 Rekapitulasi Puskesmas kota Surabaya dengan kasus diare yang ditangani kurang dari target pada tahun 2011 hingga tahun 2013
Tahun Jumlah Puskesmas
Puskesmas dengan capaian kasus diare yangditangani kurang dari target pada tahun 2011 hingga tahun 2013
Target (%)
Jumlah %
2011 58 48 82.76 100%2012 62 53 85.48 100%2013 62 28 45.16 100%
Rata-rata 43 71.13
Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 di kota Surabaya terdapat
48 Puskesmas (82,76%) dengan capaian kasus diare yang ditangani masih kurang dari
target, pada tahun 2012 meskipun jumlah Puskesmas telah bertambah menjadi 62
Puskesmas namun jumlah Puskesmas dengan capaian kasus diare yang ditangani masih
banyak dimana terdapat 53 Puskesmas (85,48%) yang capaiannya masih dibawah 100%
sedangkan pada tahun 2013 terdapat 28 Puskesmas yang capaiannya masih rendah
(45,16%).
Jadi dari latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah
banyaknya Puskesmas yang memiliki cakupan yang rendah pada cakupan kasus diare
yang ditangani pada tahun 2011 hingga tahun 2013 di Puskesmas Kota Surabaya
dengan rata-rata sebesar 71,13%.
1.2 Kajian Masalah
Terdapat beberapa faktor yang memungkinkan menyebabkan rendahnya
cakupan kasus diare yang ditangani di Puskesmas kota Surabaya tahun 2011 hingga
tahun 2013 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
9
Gambar 1.1 Faktor yang kemungkinan berpengaruh terhadap rendahnya cakupan kasus diare yang ditangani di Puskesmas kota Surabaya
Faktor Organisasi
1. Kebijakan2. Kepemimpinan3. Pelaksanaan kegiatan4. Struktur organisasi5. Desain pekerjaan6. Reward7. Sumber daya8. Sarana dan prasarana
Banyaknya Puskesmas yang memiliki cakupan yang rendah pada cakupan kasus diare yang ditangani pada tahun 2011 hingga tahun 2013 di Puskesmas Kota Surabaya dengan rata-rata sebesar 71,13%.
Faktor Petugas Kesehatan
1. Demografi A). Usia B). Jenis kelamin C). Status D). Tingkat pendidikan E). Pengalaman kerja2. Kompetensi 3. Kepatuhan 4. Komitmen Organisasi A). Komitmen afektif B). Komitmen kontinuan C). Komitmen normatif5. Komitmen kerja A). Komitmen afektif B). Komitmen kontinuan C). Komitmen normatif6. Psikologis A). Sikap B). Kepribadian C). Persepsi D). Kepuasan kerja E). Emotional intelligence 1). Self-Awareness 2). Self-Management 3). Social-Awareness 4). Social-Relationship F). Motivasi G), Peran
Faktor Individu
1. Karakteristik Individu A). Usia B). Jenis Kelamin2. Tingkat Pendidikan3. Jenis Pekerjaan4. Besar Pendapatan
10
Dari gambar 1.1 dapt diketahui terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap
kinerja petugas kesehatan (P2M) antara lain : faktor organisasi/Puskesmas, faktor
petugas kesehatan dan faktor Individu.
Beberapa faktor penyebab rendahnya cakupan cakupan kasus diare yang
ditangani di Puskesmas kota Surabaya, antara lain :
1.2.1 Faktor Organisasi/Puskesmas
Faktor organisasi fasilitas kesehatan, dalam hal ini Puskesmas, juga berpengaruh
terhadap capaian cakupan kasus diare yang ditangani di Puskesmas kota Surabaya .
Adapun faktor-faktor yang berasal dari organisasi fasilitas kesehatan antara lain:
1. Kebijakan organisasi fasilitas kesehatan
Kebijakan yang tersedian dengan baik dapat mendukung terselenggaranya
suatu kegiatan dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Kepemimpinan atau Leadership
Karakteristik, maupun perilaku seorang pemimpin akan berpengaruh kepada
anggota organisasi untuk dapat bekerja dengan baik, yang nantinya akan
meningkatkan produktivitas kerja tujuan dapat tercapai.
3. Pelaksanaan kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi fasilitas kesehatan merupakan
bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja dengan
rentang waktu tidak lebih dari satu tahun. Pelaksanaan kegiatan yang baik dan berjalan
lancar dapat berdampak positif pada tercapainya target yang telah ditetapkan.
11
4. Struktur organisasi
Struktur organisasi yang baik akan membantu sistem pengawasan, koordinasi
dan bentuk pertanggungjawaban atas hasil kinerja yang telah dilaksanakan.
5. Desain pekerjaan
Desain pekerjaan merupakan proses penentuan tugas yang akan dilaksanakan.
Semakin baik desain pekerjaan yang dibuat maka akan berdampak pada hasil kinerja
yang lebih baik.
6. Reward atau Imbalan
Adanya sistem imbalan atau reward yang diberikan kepada anggota
organisasi atas hasil kerjanya dapat memotivasi anggota organisasi untuk
menciptakan kinerjanya yang baik.
7. Sumber daya
Sumber daya dari suatu organisasi fasilitas kesehatan adalah keseluruhan
potensi yang dimiliki oleh organisasi fasilitas kesehatan tersebut yang meliputi
tenaga kerja, sarana dan prasarana serta semua sumber daya yang dipergunakan
untuk menghasilkan kinerja yang baik.
8. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana yang tersedia dengan baik tentu akan membantu proses
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar.
1.2.2 Faktor Petugas Kesehatan (petugas P2M)
Faktor petugas kesehatan akan sangat mempengaruhi capaian cakupan
kasus diare yang ditangani di Puskesmas kota Surabaya. Faktor petugas kesehatan
tersebut antara lain:
12
1. Demografi petugas kesehatan yang meliputi usia, jenis kelamin, status
pernikahan, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja.
a. Usia berpengaruh terhadap produktivitas, produktivitas akan semakin turun dengan
bertambahnya usia pekerja,
b. Jenis kelamin juga berpengaruh pada kinerja,
c. Status pernikahan juga dapat berpengaruh pada kinerja dimana pada individu yang
telah menikah akan lebih baik kinerjanya,
d. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang baik
terhadap sesuatu serta pengalaman yang dimiliki individu akan berkorelasi
positif dengan kinerjanya.
2. Kompetensi
Kompetensi yang di maksud adalah termasuk kemampuan dan ketrampilan dari
petugas kesehatan, kemampuan untuk mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan
yang didasari oleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja. Semakin baik
kompetensi yang dimiliki oleh petugas kesehatan, maka semakin baik pula
kinerjanya.
3. Kepatuhan
Kepatuhan petugas kesehatan terhadap standard prosedur operasional atau
peraturan dipengaruhi oleh pengetahuan dan pendidikan. Dengan semakin baik
pengetahuan, akan semakin mempengaruhi ketaatan petugas kesehatan terhadap
peraturan yang berlaku demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
13
4. Komitmen Organisasi
Komitmen dari petugas kesehatan mencakup komitmen afektif, komitmen,
kontinuan dan komitmen normatif. Komitmen terhadap organisasi dapat
mendororong rasa percaya diri, semangat kerja, menjalankan tugas menuju
perubahan ke arah yang lebih baik yang ditandai dengan peningkatan kualitas fisik dan
psikologi hasil kerja.
5. Komitmen Kerja
Komitmen terhadap pekerjaan berbeda dengan komitmen organisasi dimana
komitment kerja adalah komitment indivisu terhadap pekerjaannya hal ini sangat
berpengaruh terhadap kinerja individu tersebut pada organisasinya.
6. Peran
Peran petugas kesehatan antara lain : sebagai petugas pelaksana (memiliki tugas
mandiri, tugas kolaborasi dan tugas ketergantungan), sebagai pengelola (memiliki tugas
pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim), sebagai
pendidik (bertugas sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan
pembimbing kader), sebagai peneliti (melakukan investigasi atau penelitian terapan
dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok). Dengan
dilaksanakannya peran tersebut, maka harapan besar terkait kinerja bidan di organisasi
semakin baik dan membantu tercapainya tujuan yang ada.
7. Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor internal dari petugas kesehatan yang turut
mempengaruhi kinerja petugas kesehatan tersebut. Adapun faktor-faktor psikologis
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
14
A. Sikap petugas kesehatan
Melalui sebuah sikap maka dapat terlihat adanya unsur kepribadian yang berupa motif
yang mendasari tingkah laku seorang. petugas kesehatan dengan motif kerja yang baik
akan lebih berkomitmen pada pekerjaan sehungga akan berdampak pada kinerja yang
baik pula.
B. Kepribadian petugas kesehatan
Kepribadian berpengaruh langsung terhadap perilaku individu. petugas kesehatan
dengan kepribadian yang baik dapat menunjukkan kerjasama antar petugas lainnya
sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.
C. Persepsi petugas kesehatan terhadap kepemimpinan
Petugas yang mempersepsikan bahwa pemimpinnya memihak karyawan dapat
membuat karyawan secara total menunjukkan kinerja yang baik.
D. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Semakin baik kepuasan kerja dari petugas kesehatan terhadap pekerjaan mereka maka
semakin baik kinerja yang petugas berikan dalam menyelesaikannya.
E. Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)
Adalah kemampuan dari petugas kesehatan dalam mengenal dan mengelola emosi
diri sendiri yang berkaitan dengan pengembangan potensi diri dan sesuai dengan
dimensi yang ada. Kecerdasan emosional meliputi kemampuan personal (self
awareness, self management) dan kemampuan sosial (social awareness, social skill).
15
F. Motivasi
Motivasi merupakan karakteristik psikologis dari manusia yang memberi
kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Seseorang dengan motivasi baik dapat
menciptakan perilaku kerja menjadi lebih baik sehingga meningkatkan kinerja mereka.
1.2.3 Faktor Individu
Faktor orang tua penderita antara lain :
1. Karakteristik dari individu itu sendiri seperti :
A. Faktor usia individu dimana bila usia orang tua penderita masih muda akan
berpengaruh terhadap kepedulian penyakit yang dideritanya,
B. Faktor jenis kelamin pria atau ayah penderita dimungkinkan akan kurang peduli
terhadap kesehatan secara umum
2. Tingkat Pendidikan dari individu memegang peran penting akan kesadaran dan
kepedulian terhadap suatu penyakit
3. Jenis Pekerjaan dari individu akan berpengaruh terhadap penyakit yang diderita,
karena terkait dengan kesibukan dan biaya untuk berobat
4. Besar Pendapatan dari individu juga mempunyai andil karena selain
berpengaruh pada biaya langsung berobat juga akan berpengaruh pada biaya
tidak langsung
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan kajian masalah penelitian diatas, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
16
1. Bagaimana gambaran karakteristik petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota
Surabaya ?
2. Bagaimana gambaran komitmen kerja petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas
Kota Surabaya ?
3. Bagaimana gambaran kecerdasan emosi (kesadaran diri/self awareness,
pengelolaan diri/self management, kesadaran social/social awareness dan
keterampilan social/social skills) petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota
Surabaya ?
4. Bagaimana hubungan karakteristik petugas kesehatan (P2M) dengan komitmen
kerja di Puskesmas Kota Surabaya ?
5. Bagaimana hubungan kecerdasan emosi (kesadaran diri (self awareness) ,
pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan
keterampilan sosial (social skills) dengan komitmen kerja petugas kesehatan di
Puskesmas Kota Surabaya ?
6. Bagaimana hubungan komitmen kerja petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas
Kota Surabaya denga kinerja petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota
Surabaya ?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kecerdasan
emosional (kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan social)
komitmen kerja terhadap kinerja petugas kesehatan (P2M) Puskesmas di Kota
Surabaya.
17
1.4.2 Tujuan khusus
Guna tercapaianya tujuan umum penelitian ini, maka secara khusus penelitian
ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi karakteristik petugas kesehatan (P2M) Puskesmas Kota
Surabaya
2. Mengidentifikasi kecerdasan emosional (kesadaran diri, pengelolaan diri,
kesadaran sosial dan keterampilan social) petugas kesehatan (P2M) di
Puskesmas Kota Surabaya
3. Mengidentifikasi komitmen kerja petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota
Surabaya
4. Menganalysis hubungan karakteristik petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas
Kota Surabaya terhadap komitmen kerja
5. Menganalysis hubungan kecerdasan emosi kesadaran diri, pengelolaan diri,
kesadaran sosial dan keterampilan social dengan komitmen kerja petugas
kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota Surabaya
6. Menganalysis hubungan komitmen kerja petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas
Kota Surabaya terhadap kinerja petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota
Surabaya.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi bagi
manajemen Puskesmas dalam meningkatkan kecerdasan emosi dan komitmen kerja
18
petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota Surabaya, guna meningkatkan kinerja
petugas kesehatan.
1.5.2 Bagi Instansi AKK
1. Untuk mengetahui, menilai dan sebagai bahan masukan sampai sejauh mana
proses belajar dan mengajar yang diterapkan di AKK
2. Sebagai bahan evaluasi sampai sejauh mana penerapan ilmu yang diperoleh di
AKK dapat diterapkan di lapangan khususnya tentang kecerdasan
emosi,komunikasi interpersonal dan komitmen organisasi.
1.5.3 Bagi Peneliti
1. Dapat mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama
perkuliahan.
2. Mendapat kesempatan untuk menerapkan dan meningkatkan ilmu tentang
kecerdasan emosi,komunikasi interpersonal dan komitmen organisasi.
3. Meningkatkan daya nalar dan kemampuan analysis terhadap suatu masalah
hingga dapat menemukan alternatif solusi pemecahannya.
4. Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pengaruh komunikasi
interpersonal, kecerdasan emosi dan komitmen organisasi.