bab 1 diarenewly

26
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah Tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 adalah upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khusus untuk bidang kesehatan berfokus pada upaya mendorong perbaikan kesehatan anak dan ibu melahirkan melalui percepatan penurunan Angka Kematian Anak (untuk Bayi dan Balita) dan penurunan Angka Kematian Ibu. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya. Dimana target MDGs untuk penurunan Angka Kematian Bayi di Indonesia adalah sebesar 23 per 1.000 KH pada tahun 2015 dari kondisi saat ini yaitu sebesar 34 per 1.000 KH (Stalker, 2008). 1

Upload: herman-sutanto

Post on 15-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab1 Diare

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1 DIAREnewly

Bab 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

Tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015

adalah upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khusus

untuk bidang kesehatan berfokus pada upaya mendorong perbaikan

kesehatan anak dan ibu melahirkan melalui percepatan penurunan Angka

Kematian Anak (untuk Bayi dan Balita) dan penurunan Angka Kematian

Ibu. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan

salah satu aspek yang sangat penting dalam mendeskripsikan tingkat

pembangunan manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya.

Dimana target MDGs untuk penurunan Angka Kematian Bayi di Indonesia

adalah sebesar 23 per 1.000 KH pada tahun 2015 dari kondisi saat ini yaitu

sebesar 34 per 1.000 KH (Stalker, 2008).

Menurut UNICEF penyebab utama kematian anak balita yang utama

adalah penyakit pneumonia, diare, malaria dan masalah kekurangan gizi,

berbagai faktor tersebut mengancam kehidupan sekitar 6.000 anak balita

setiap harinya. Jika kecenderungan ini terus berlanjut maka banyak negara

yang tidak akan mampu mewujudkan MDGs Goal 4 - yaitu mengurangi

tingkat kematian balita sebesar dua pertiga pada tahun 2015 (WHO

UNICEF, 2013).

Diare adalah gangguan buang air besar ditandai dengan buang air

besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai

1

Page 2: Bab 1 DIAREnewly

2

dengan darah dan atau lendir. Berdasarkan data hasil Riskesdas 2013,

period prevalen diare adalah sebesar 3,5% dan insidence sebesar 7% pada

semua usia. Untuk insidence diare di Indonesia pada balita sebesar 6,7%,

sedangkan di Jawa Timur sebesar 6,6% dan period prevalence sebesar

7,4%. Di kota Surabaya prevalensi penyakit infeksi pada usus pada bulan

Januari hingga bulan Mei tahun 2014 adalah sebesar 11%.

Beberapa tahun terakhir ini, kecerdasan emosional pada seorang

karyawan banyak di lakukan penelitian karena didalam berbagai teori,

kecerdasan emosional sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan

(Druskat et al., 2006) (Shamsuddin & Rahman, 2014). Kecerdasan

emosional adalah kemampuan untuk mengatur diri kita sendiri dengan orang

lain secara efektif (Goleman, 2003). Goleman membagi kecerdasan

emosional menjadi dua kategori kemampuan yaitu kategori kemampuan

personal (personal competence) yang meliputi komponen self awareness,

self regulation dan self motivation; dan kategori kemampuan sosial (social

competence) yang meliputi komponen empathy dan social skills.

Komitmen kerja berbeda dengan komitment terhadap organisasi,

komitment kerja lebih mengacu pada keyakinan seseorang dan bagaimana

seorang individu dapat merima nilai-nilai pekerjaan yang dipilihnya atau

bidang pekerjaannya, serta kesediaan untuk mempertahankan

keanggotaannya di dalam oganisasi (Morrow dan Writh, 1989; Ritzer dan

Trice, 1969; Sorensen dan Sorensen, 1974). Pada penelitian sebelumnya

telah mendefinisikan komitmen kerja sebagai suatu keadaan " hubungan

Page 3: Bab 1 DIAREnewly

3

psikologis antara individu dengan pekerjaannya yang didasarkan pada reaksi

afektif dengan pekerjaan " (Lee, Carswell dan Allen, 2000). Dengan

demikian, seorang individu dengan komitmen kerja yang lebih tinggi akan

sangat mengidentifikasi dengan pekerjaannya dan memiliki perasaan positif

ke arah itu (Blau, 1985).

Menurut Vanderberg and Scarpello, 1992, menyatakan bahwa

terdapat keterikatan individu pada pekerjaan atau organisasi secara

psikologis, dimana meningkatnya keterikatan pada salah satu bidang

(pekerjaan atau organisasi) akan menurunkan keterikatan pada bidang yang

lain.

Proses tersebut difasilitasi oleh fakta bahwa komitmen yang tinggi

terhadap pekerjaan tersebut dilakukan oleh individu dimana mereka akan

mencari pekerjaan dengan upah yang sesuai sehingga akan mendorong

mereka untuk berperilaku sesuai dengan sistem dan nilai kerja yang ada

(Frese, 1982; Mortimer dan Lorence, 1979; Rynes, 1987; Taylor, 1979)

Pada penelitian sebelumnya telah diketahui adanya hubungan yang

kuat antara komitment terhadap pekerjaan dengan kepuasan kerja pada

individu (Wang et al., 2012), dan pada penelitian yang lain menunjukkan

bahwa terdapat keterkaitan antara komitmen terhadap pekerjaan

(Parasuraman dan Nachman, 1987) dengan variabel demografi seperti usia

dan masa jabatan kerja (Dhawan, 1991).

Berikut adalah tabel kasus diare yang ditangani Puskesmas kota

Surabaya tahun 2011 hingga tahun 2013.

Page 4: Bab 1 DIAREnewly

4

Tabel 1.1. Tabel jumlah perkiraan kasus diare dan kasus yang ditangani Puskesmas kota Surabaya tahun 2011 hingga tahun 2013

NO KECAMATAN PUSKESMAS

2011 2012 2013

JML PERKIRAAN

KASUS

DIARE YANG

DITANGANI

DIARE YANG

DITANGANI (%)

JML PERKIRAAN

KASUS

DIARE YANG

DITANGANI

DIARE YANG

DITANGANI (%)

JML PERKIRAAN

KASUS

DIARE YANG

DITANGANI

DIARE YANG DITANGANI

(%)

1 2 3 4 5 6=(5/4)*100 7 8 9=(8/7)*100 10 11 12=(11/10)*100

1 Sukomanunggal Tanjungsari 1.232 1.617 131.25 1.283 1.988 154.89 655 1.656 252.71

Simomulyo 2.897 1.362 47.02 3.013 1.205 40.00 1.538 1.801 117.12

2 Tandes Manukan Kulon 2.306 1.003 43.49 2.399 1.025 42.72 1.258 2.423 192.63

Balongsari 1.814 1.627 89.69 1.886 1.308 69.34 989 1.053 106.48

3 Asemrowo Asemrowo 1.714 1.070 62.42 1.783 966 54.19 931 968 104.01

4 Benowo Sememi 2.174 965 44.38 2.263 1.043 46.10 1.180 1.155 97.89

5 Pakal Benowo 1.853 583 31.46 1.928 572 29.67 1.033 467 45.20

6 Lakarsantri Jeruk 560 662 118.27 582 614 105.44 303 720 237.25

Lidah Kulon 1.063 604 56.81 1.108 551 49.75 577 869 150.52

Bangkingan 433 239 55.13 451 365 80.87 235 477 202.89

7 Sambikerep Lontar 502 741 147.59 2.035 583 28.65 1.060 792 74.73

Made 1.955 298 15.24 522 458 87.66 272 427 156.96

8 Genteng Peneleh 1.216 2.263 186.08 1.266 1.979 156.35 666 2.045 306.91

Ketabang 635 1.084 170.65 662 1.313 198.35 348 1.112 319.24

9 Tegalsari Kedungdoro 1.496 1.555 103.93 1.557 1.476 94.79 812 1.542 189.82

Dr.Soetomo 1.940 860 44.34 2.019 696 34.46 1.054 766 72.70

10 Bubutan Tembok Dukuh 1.967 2.093 106.41 2.048 1.607 78.48 1.068 1.096 102.60

Gundih 1.424 641 45.01 1.482 551 37.19 773 776 100.41

Dilanjutkan ke halaman berikutnyaLanjutan Tabel 1.1

4

Page 5: Bab 1 DIAREnewly

5

NO KECAMATAN PUSKESMAS

2011 2012 2013

JML PERKIRAAN

KASUS

DIARE YANG

DITANGANI

DIARE YANG

DITANGANI (%)

JML PERKIRAAN

KASUS

DIARE YANG

DITANGANI

DIARE YANG

DITANGANI (%)

JML PERKIRAAN

KASUS

DIARE YANG

DITANGANI

DIARE YANG DITANGANI

(%)

1 2 3 4 5 6=(5/4)*100 7 8 9=(8/7)*100 10 11 12=(11/10)*100

11 Simokerto Tambak Rejo 1.875 1.849 98.62 1.952 1.561 79.97 1.019 1.579 155.01

Simolawang 1.308 714 54.60 1.361 652 47.91 710 677 95.31

12 Pabean Cantikan Perak timur 2.796 1.927 68.92 2.908 1.447 49.75 1.513 1.323 87.44

13 Semampir Pegirian 2.362 298 12.62 2.456 461 18.77 1.280 568 44.38

Sidotopo 1.607 1.582 98.47 1.671 1.216 72.76 871 807 92.66

Wonokusumo 2.122 600 28.28 2.207 255 11.56 1.150 632 54.97

14 Krembangan Krembangan Selatan 1.596 1.672 104.79 1.661 1.082 65.14 867 797 91.97

Dupak 2.687 2.337 86.98 927 1.830 197.50 483 886 183.28

Moro Krembangan 1.868 270 14.45 975 733 75.20

15 Bulak Kenjeran 1.509 1.180 78.19 1.570 1.003 63.89 811 984 121.32

16 Kenjeran Tanah Kali Kedinding 2.3171.844

79.59 2.409 1.602 66.51 1.247 1.844 147.93

Sidotopo Wetan 4.3023.164

73.55 2.472 2.542 102.84 1.279 1.904 148.83

Bulak Banteng 1.380 487 35.29 714 1.183 165.64

Tambak Wedi 622 364 58.48 322 671 208.31

17 Tambaksari Rangkah 2.424 570 23.51 2.524 431 17.08 1.250 598 47.83

Pacar Keling 2.2461.292

57.53 2.338 1.260 53.90 1.158 1.219 105.25

Gading 3.991845

21.17 4.150 182 4.39 2.056 279 13.57

18 Gubeng Pucang Sewu 2.064996

48.24 2.150 677 31.49 1.123 885 78.82

Mojo 3.0702.007

65.38 3.198 1.759 55.00 1.670 1.600 95.80

Dilanjutkan ke halaman berikutnya

Lanjutan Tabel 1.1

5

Page 6: Bab 1 DIAREnewly

6

NO KECAMATAN PUSKESMAS

2011 2012 2013

JML PERKIRAAN

KASUS

DIARE YANG

DITANGANI

DIARE YANG

DITANGANI (%)

JML PERKIRAAN

KASUS

DIARE YANG

DITANGANI

DIARE YANG

DITANGANI (%)

JML PERKIRAAN

KASUS

DIARE YANG

DITANGANI

DIARE YANG DITANGANI

(%)

1 2 3 4 5 6=(5/4)*100 7 8 9=(8/7)*100 10 11 12=(11/10)*100

19 Rungkut Kalirungkut 2.7041.604

59.32 2.814 1.200 42.64 1.475 1.125 76.28

Medokan Ayu 2.1361.215

56.89 2.223 1.151 51.78 1.164 976 83.82

20 Tenggilis Tenggilis 2.907630

21.67 3.024 1.332 44.05 1.579 1.173 74.27

21 Gunung Anyar Gunung Anyar 5.2131.342

25.74 2.582 1.344 52.05 1.354 842 62.19

22 Sukolilo Menur 2.1501.551

72.13 2.239 1.286 57.45 1.167 972 83.26

Klampis Ngasem 1.173 1.083 92.32 1.220 524 42.95 636 581 91.29

Keputih 1.491877

58.80 1.551 1.606 103.54 809 1.553 192.00

23 Mulyorejo Mulyorejo 3.798 1.369 36.04 1.993 780 39.14 1.040 693 66.62

Kalijudan 1.964 5.752 292.93 1.025 819 79.92

24 Sawahan Sawahan 1.895 1.418 74.84 1.972 1.671 84.72 1.018 2.183 214.54

Putat jaya 1.7031.409

82.75 1.772 1.260 71.10 914 1.081 118.23

Banyu Urip 1.192 1.647 138.20 2.223 1.281 57.63 1.147 1.342 117.01

Pakis 2.136 1.518 71.07 1.241 1.301 104.87 640 1.051 164.23

25 Wonokromo Jagir2.194

934 42.58 2.284 850 37.21 1.181 867 73.40

Wonokromo 1.386 746 53.82 1.444 710 49.18 746 887 118.83

Ngagel Rejo 1.813 835 46.05 1.887 761 40.32 976 634 64.46

26 Karang Pilang Kedurus 2.934 1.751 59.69 3.050 1.432 46.95 1.579 1.471 93.13

Dilanjutkan ke halaman berikutnya

6

Page 7: Bab 1 DIAREnewly

7

Lanjutan Tabel 1.1

NO KECAMATAN PUSKESMAS

2011 2012 2013

JML PERKIRAAN

KASUS

DIARE YANG

DITANGANI

DIARE YANG

DITANGANI (%)

JML PERKIRAAN

KASUS

DIARE YANG

DITANGANI

DIARE YANG

DITANGANI (%)

JML PERKIRAAN

KASUS

DIARE YANG

DITANGANI

DIARE YANG DITANGANI

(%)

1 2 3 4 5 6=(5/4)*100 7 8 9=(8/7)*100 10 11 12=(11/10)*100

27 Dukuh Pakis Dukuh Kupang 2.585 750 29.01 2.692 619 23.00 1.400 659 47.06

28 Wiyung Wiyung 2.271 1.295 57.01 2.365 781 33.02 1.231 1.091 88.63

Balas Klumprik 464 289 62.36 482 426 88.34 251 433 172.51

29 Gayungan Gayungan 1.724 1.624 94.18 1.796 958 53.33 931 1.110 119.20

30 Wonocolo Jemursari 871 867 99.55 907 590 65.06 433 769 177.43

Sidosermo 738 1.461 197.98 1.641 1.118 68.13 866 1.071 123.66

Siwalankerto 1.577 294 18.65 768 616 80.24 450 567 125.92

31 Jambangan Kebonsari 1.854 1.793 96.73 1.928 1.868 96.88 1.012 1.612 159.29

UNIT LAIN (RS)30.872 23.474

30.229

JUMLAH KOTA114.366 101.318 88.59 116.172 92.072

79.2560.278 95.105

157.78

RATA-RATA

Sumber : data primer PKP Dinkes Kota Surabaya

Berdasarkan tabel 1,1 diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 dan tahun 2013 jumlah kasus diare yang ditangani oleh

beberapa Puskesmas kota Surabaya masih rendah dan pada tahun 2013 meskipun jumlah kasus diare yang ditangani telah meningkat

namun masih banyak Puskesmas yang masih belum mencapai target.

7

Page 8: Bab 1 DIAREnewly

8

Tabel 1.2 Rekapitulasi Puskesmas kota Surabaya dengan kasus diare yang ditangani kurang dari target pada tahun 2011 hingga tahun 2013

Tahun Jumlah Puskesmas

Puskesmas dengan capaian kasus diare yangditangani kurang dari target pada tahun 2011 hingga tahun 2013

Target (%)

Jumlah %

2011 58 48 82.76 100%2012 62 53 85.48 100%2013 62 28 45.16 100%

Rata-rata 43 71.13

Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 di kota Surabaya terdapat

48 Puskesmas (82,76%) dengan capaian kasus diare yang ditangani masih kurang dari

target, pada tahun 2012 meskipun jumlah Puskesmas telah bertambah menjadi 62

Puskesmas namun jumlah Puskesmas dengan capaian kasus diare yang ditangani masih

banyak dimana terdapat 53 Puskesmas (85,48%) yang capaiannya masih dibawah 100%

sedangkan pada tahun 2013 terdapat 28 Puskesmas yang capaiannya masih rendah

(45,16%).

Jadi dari latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah

banyaknya Puskesmas yang memiliki cakupan yang rendah pada cakupan kasus diare

yang ditangani pada tahun 2011 hingga tahun 2013 di Puskesmas Kota Surabaya

dengan rata-rata sebesar 71,13%.

1.2 Kajian Masalah

Terdapat beberapa faktor yang memungkinkan menyebabkan rendahnya

cakupan kasus diare yang ditangani di Puskesmas kota Surabaya tahun 2011 hingga

tahun 2013 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Page 9: Bab 1 DIAREnewly

9

Gambar 1.1 Faktor yang kemungkinan berpengaruh terhadap rendahnya cakupan kasus diare yang ditangani di Puskesmas kota Surabaya

Faktor Organisasi

1. Kebijakan2. Kepemimpinan3. Pelaksanaan kegiatan4. Struktur organisasi5. Desain pekerjaan6. Reward7. Sumber daya8. Sarana dan prasarana

Banyaknya Puskesmas yang memiliki cakupan yang rendah pada cakupan kasus diare yang ditangani pada tahun 2011 hingga tahun 2013 di Puskesmas Kota Surabaya dengan rata-rata sebesar 71,13%.

Faktor Petugas Kesehatan

1. Demografi A). Usia B). Jenis kelamin C). Status D). Tingkat pendidikan E). Pengalaman kerja2. Kompetensi 3. Kepatuhan 4. Komitmen Organisasi A). Komitmen afektif B). Komitmen kontinuan C). Komitmen normatif5. Komitmen kerja A). Komitmen afektif B). Komitmen kontinuan C). Komitmen normatif6. Psikologis A). Sikap B). Kepribadian C). Persepsi D). Kepuasan kerja E). Emotional intelligence 1). Self-Awareness 2). Self-Management 3). Social-Awareness 4). Social-Relationship F). Motivasi G), Peran

Faktor Individu

1. Karakteristik Individu A). Usia B). Jenis Kelamin2. Tingkat Pendidikan3. Jenis Pekerjaan4. Besar Pendapatan

Page 10: Bab 1 DIAREnewly

10

Dari gambar 1.1 dapt diketahui terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap

kinerja petugas kesehatan (P2M) antara lain : faktor organisasi/Puskesmas, faktor

petugas kesehatan dan faktor Individu.

Beberapa faktor penyebab rendahnya cakupan cakupan kasus diare yang

ditangani di Puskesmas kota Surabaya, antara lain :

1.2.1 Faktor Organisasi/Puskesmas

Faktor organisasi fasilitas kesehatan, dalam hal ini Puskesmas, juga berpengaruh

terhadap capaian cakupan kasus diare yang ditangani di Puskesmas kota Surabaya .

Adapun faktor-faktor yang berasal dari organisasi fasilitas kesehatan antara lain:

1. Kebijakan organisasi fasilitas kesehatan

Kebijakan yang tersedian dengan baik dapat mendukung terselenggaranya

suatu kegiatan dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

2. Kepemimpinan atau Leadership

Karakteristik, maupun perilaku seorang pemimpin akan berpengaruh kepada

anggota organisasi untuk dapat bekerja dengan baik, yang nantinya akan

meningkatkan produktivitas kerja tujuan dapat tercapai.

3. Pelaksanaan kegiatan

Kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi fasilitas kesehatan merupakan

bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja dengan

rentang waktu tidak lebih dari satu tahun. Pelaksanaan kegiatan yang baik dan berjalan

lancar dapat berdampak positif pada tercapainya target yang telah ditetapkan.

Page 11: Bab 1 DIAREnewly

11

4. Struktur organisasi

Struktur organisasi yang baik akan membantu sistem pengawasan, koordinasi

dan bentuk pertanggungjawaban atas hasil kinerja yang telah dilaksanakan.

5. Desain pekerjaan

Desain pekerjaan merupakan proses penentuan tugas yang akan dilaksanakan.

Semakin baik desain pekerjaan yang dibuat maka akan berdampak pada hasil kinerja

yang lebih baik.

6. Reward atau Imbalan

Adanya sistem imbalan atau reward yang diberikan kepada anggota

organisasi atas hasil kerjanya dapat memotivasi anggota organisasi untuk

menciptakan kinerjanya yang baik.

7. Sumber daya

Sumber daya dari suatu organisasi fasilitas kesehatan adalah keseluruhan

potensi yang dimiliki oleh organisasi fasilitas kesehatan tersebut yang meliputi

tenaga kerja, sarana dan prasarana serta semua sumber daya yang dipergunakan

untuk menghasilkan kinerja yang baik.

8. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana yang tersedia dengan baik tentu akan membantu proses

pelaksanaan kegiatan dapat berjalan lancar.

1.2.2 Faktor Petugas Kesehatan (petugas P2M)

Faktor petugas kesehatan akan sangat mempengaruhi capaian cakupan

kasus diare yang ditangani di Puskesmas kota Surabaya. Faktor petugas kesehatan

tersebut antara lain:

Page 12: Bab 1 DIAREnewly

12

1. Demografi petugas kesehatan yang meliputi usia, jenis kelamin, status

pernikahan, tingkat pendidikan dan pengalaman kerja.

a. Usia berpengaruh terhadap produktivitas, produktivitas akan semakin turun dengan

bertambahnya usia pekerja,

b. Jenis kelamin juga berpengaruh pada kinerja,

c. Status pernikahan juga dapat berpengaruh pada kinerja dimana pada individu yang

telah menikah akan lebih baik kinerjanya,

d. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang baik

terhadap sesuatu serta pengalaman yang dimiliki individu akan berkorelasi

positif dengan kinerjanya.

2. Kompetensi

Kompetensi yang di maksud adalah termasuk kemampuan dan ketrampilan dari

petugas kesehatan, kemampuan untuk mengerjakan suatu tugas dan pekerjaan

yang didasari oleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja. Semakin baik

kompetensi yang dimiliki oleh petugas kesehatan, maka semakin baik pula

kinerjanya.

3. Kepatuhan

Kepatuhan petugas kesehatan terhadap standard prosedur operasional atau

peraturan dipengaruhi oleh pengetahuan dan pendidikan. Dengan semakin baik

pengetahuan, akan semakin mempengaruhi ketaatan petugas kesehatan terhadap

peraturan yang berlaku demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

Page 13: Bab 1 DIAREnewly

13

4. Komitmen Organisasi

Komitmen dari petugas kesehatan mencakup komitmen afektif, komitmen,

kontinuan dan komitmen normatif. Komitmen terhadap organisasi dapat

mendororong rasa percaya diri, semangat kerja, menjalankan tugas  menuju

perubahan ke arah yang lebih baik yang ditandai dengan peningkatan kualitas fisik dan

psikologi hasil kerja.

5. Komitmen Kerja

Komitmen terhadap pekerjaan berbeda dengan komitmen organisasi dimana

komitment kerja adalah komitment indivisu terhadap pekerjaannya hal ini sangat

berpengaruh terhadap kinerja individu tersebut pada organisasinya.

6. Peran

Peran petugas kesehatan antara lain : sebagai petugas pelaksana (memiliki tugas

mandiri, tugas kolaborasi dan tugas ketergantungan), sebagai pengelola (memiliki tugas

pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim), sebagai

pendidik (bertugas sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan

pembimbing kader), sebagai peneliti (melakukan investigasi atau penelitian terapan

dalam bidang kesehatan baik secara mandiri maupun kelompok). Dengan

dilaksanakannya peran tersebut, maka harapan besar terkait kinerja bidan di organisasi

semakin baik dan membantu tercapainya tujuan yang ada.

7. Faktor Psikologis

Faktor psikologis merupakan faktor internal dari petugas kesehatan yang turut

mempengaruhi kinerja petugas kesehatan tersebut. Adapun faktor-faktor psikologis

tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

Page 14: Bab 1 DIAREnewly

14

A. Sikap petugas kesehatan

Melalui sebuah sikap maka dapat terlihat adanya unsur kepribadian yang berupa motif

yang mendasari tingkah laku seorang. petugas kesehatan dengan motif kerja yang baik

akan lebih berkomitmen pada pekerjaan sehungga akan berdampak pada kinerja yang

baik pula.

B. Kepribadian petugas kesehatan

Kepribadian berpengaruh langsung terhadap perilaku individu. petugas kesehatan

dengan kepribadian yang baik dapat menunjukkan kerjasama antar petugas lainnya

sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

C. Persepsi petugas kesehatan terhadap kepemimpinan

Petugas yang mempersepsikan bahwa pemimpinnya memihak karyawan dapat

membuat karyawan secara total menunjukkan kinerja yang baik.

D. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Semakin baik kepuasan kerja dari petugas kesehatan terhadap pekerjaan mereka maka

semakin baik kinerja yang petugas berikan dalam menyelesaikannya.

E. Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence)

Adalah kemampuan dari petugas kesehatan dalam mengenal dan mengelola emosi

diri sendiri yang berkaitan dengan pengembangan potensi diri dan sesuai dengan

dimensi yang ada. Kecerdasan emosional meliputi kemampuan personal (self

awareness, self management) dan kemampuan sosial (social awareness, social skill).

Page 15: Bab 1 DIAREnewly

15

F. Motivasi

Motivasi merupakan karakteristik psikologis dari manusia yang memberi

kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Seseorang dengan motivasi baik dapat

menciptakan perilaku kerja menjadi lebih baik sehingga meningkatkan kinerja mereka.

1.2.3 Faktor Individu

Faktor orang tua penderita antara lain :

1. Karakteristik dari individu itu sendiri seperti :

A. Faktor usia individu dimana bila usia orang tua penderita masih muda akan

berpengaruh terhadap kepedulian penyakit yang dideritanya,

B. Faktor jenis kelamin pria atau ayah penderita dimungkinkan akan kurang peduli

terhadap kesehatan secara umum

2. Tingkat Pendidikan dari individu memegang peran penting akan kesadaran dan

kepedulian terhadap suatu penyakit

3. Jenis Pekerjaan dari individu akan berpengaruh terhadap penyakit yang diderita,

karena terkait dengan kesibukan dan biaya untuk berobat

4. Besar Pendapatan dari individu juga mempunyai andil karena selain

berpengaruh pada biaya langsung berobat juga akan berpengaruh pada biaya

tidak langsung

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan kajian masalah penelitian diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 16: Bab 1 DIAREnewly

16

1. Bagaimana gambaran karakteristik petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota

Surabaya ?

2. Bagaimana gambaran komitmen kerja petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas

Kota Surabaya ?

3. Bagaimana gambaran kecerdasan emosi (kesadaran diri/self awareness,

pengelolaan diri/self management, kesadaran social/social awareness dan

keterampilan social/social skills) petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota

Surabaya ?

4. Bagaimana hubungan karakteristik petugas kesehatan (P2M) dengan komitmen

kerja di Puskesmas Kota Surabaya ?

5. Bagaimana hubungan kecerdasan emosi (kesadaran diri (self awareness) ,

pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan

keterampilan sosial (social skills) dengan komitmen kerja petugas kesehatan di

Puskesmas Kota Surabaya ?

6. Bagaimana hubungan komitmen kerja petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas

Kota Surabaya denga kinerja petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota

Surabaya ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kecerdasan

emosional (kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial dan keterampilan social)

komitmen kerja terhadap kinerja petugas kesehatan (P2M) Puskesmas di Kota

Surabaya.

Page 17: Bab 1 DIAREnewly

17

1.4.2 Tujuan khusus

Guna tercapaianya tujuan umum penelitian ini, maka secara khusus penelitian

ini bertujuan untuk:

1. Mengidentifikasi karakteristik petugas kesehatan (P2M) Puskesmas Kota

Surabaya

2. Mengidentifikasi kecerdasan emosional (kesadaran diri, pengelolaan diri,

kesadaran sosial dan keterampilan social) petugas kesehatan (P2M) di

Puskesmas Kota Surabaya

3. Mengidentifikasi komitmen kerja petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota

Surabaya

4. Menganalysis hubungan karakteristik petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas

Kota Surabaya terhadap komitmen kerja

5. Menganalysis hubungan kecerdasan emosi kesadaran diri, pengelolaan diri,

kesadaran sosial dan keterampilan social dengan komitmen kerja petugas

kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota Surabaya

6. Menganalysis hubungan komitmen kerja petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas

Kota Surabaya terhadap kinerja petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota

Surabaya.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi bagi

manajemen Puskesmas dalam meningkatkan kecerdasan emosi dan komitmen kerja

Page 18: Bab 1 DIAREnewly

18

petugas kesehatan (P2M) di Puskesmas Kota Surabaya, guna meningkatkan kinerja

petugas kesehatan.

1.5.2 Bagi Instansi AKK

1. Untuk mengetahui, menilai dan sebagai bahan masukan sampai sejauh mana

proses belajar dan mengajar yang diterapkan di AKK

2. Sebagai bahan evaluasi sampai sejauh mana penerapan ilmu yang diperoleh di

AKK dapat diterapkan di lapangan khususnya tentang kecerdasan

emosi,komunikasi interpersonal dan komitmen organisasi.

1.5.3 Bagi Peneliti

1. Dapat mengimplementasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh selama

perkuliahan.

2. Mendapat kesempatan untuk menerapkan dan meningkatkan ilmu tentang

kecerdasan emosi,komunikasi interpersonal dan komitmen organisasi.

3. Meningkatkan daya nalar dan kemampuan analysis terhadap suatu masalah

hingga dapat menemukan alternatif solusi pemecahannya.

4. Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang pengaruh komunikasi

interpersonal, kecerdasan emosi dan komitmen organisasi.