bab 1
DESCRIPTION
tjtjtjTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Struktur bangunan merupakan sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk
menyalurkan beban karena akibat penggunaan bangunan ke dalam tanah.
Kebutuhan akan bangunan untuk kehidupan peradaban manusia dewasa ini telah
berkembang seiring waktu. Dengan berkembangnya zaman maka bermunculan
metode-metode analisis struktur untuk menghitung gaya-gaya dalam dalam
konstruksi beton bertulang. Elemen struktur utama pada bangunan yang
digunakan salah satunya adalah plat.
Struktur plat merupakan struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari
material monolit yang tingginya kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi
lainnya. Beban yang umum bekerja pada plat mempunyai sifat banyak arah dan
tersebar. Ketika plat diberikan tegangan yang berasal dari pembebanan maka
akan menghasilkan lendutan dan nilai momen. Momen pada plat diperlukan
untuk menentukan tebal plat dan ukuran tulangan yang dapat dicari dengan
menggunakan metode-metode perencanaan plat yang sudah banyak dipakai
sekarang ini.
Pada tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung yaitu SNI 03-
2847-2002 telah diatur beberapa metode perencanaan pelat salah satunya adalah
metode perencanaan langsung. Metode perencanaan langsung (direct design
methods) sering dipakai pada perencanaan struktur pelat di Indonesia
dikarenakan jenis pelat yang dipakai lebih banyak memenuhi persyaratan dari
metode ini.
Metode elemen hingga (MEH) adalah metode numerik untuk mendapatkan solusi
persamaan diferensial, baik persamaan diferensial biasa (ordinary diferential
equation) maupun persamaan diferensial parsial (partial diferential equation).
Proses inti dari MEH adalah membagi problem yang kompleks menjadi bagian-
bagian kecil atau elemen-elemen dari mana solusi yang lebih sederhana dapat
dengan mudah diperoleh. Salah satu penerapan MEH yaitu analisis benda pejal
elastik 2 dimensi yang dalam hal ini berkaitan dengan perencanaan plat. Metode
elemen hingga sudah banyak diterapkan pada software-software di bidang
keinsinyuran.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah
membandingkan metode elemen hingga (finite element methods) dan metode
perencanaan lansung (direct design methods) untuk mengetahui momen lentur
dan penggunaan tulangan pada struktur plat dua arah.
C. Batasan Masalah
Pengerjaan tugas akhir ini dalam batasan-batasan sebagai berikut :
1. Pembebanan pada plat sesuai dengan SNI 03-2847-2002.
2. Struktur plat yang ditinjau adalah struktur plat dengan sistem dua arah.
3. Struktur plat merupakan beton bertulang.
4. Perencanaan plat menggunakan metode elemen hingga dan metode
perencanaan langsung.
5. Akan direncanakan momen lentur dan penulangan pada struktur plat.
6. Pada metode elemen hingga menggunakan dua elemen yaitu elemen
segiempat (rektangular) dengan empat node dan elemen segitiga (triangular)
dengan tiga node.
7. Digunakan pula program software SAP 2000 pada struktur plat yang
ditinjau.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis struktur plat dua arah.
2. Untuk mengetahui momen lentur pada pelat dua arah yang ditinjau dengan
metode elemen hingga dan metode perencanaan langsung.
3. Untuk mengetahui penulangan plat dua arah dari penggunaan metode elemen
hingga dan metode perencanaan langsung.
4. Untuk mengetahui perbandingan hasil momen lentur pada plat dua arah dari
metode elemen hingga dari elemen segiempat (rectangular) dan elemen
segitiga (triangular).
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan referensi mengenai perbandingan momen lentur dengan
menggunakan metode elemen hingga dan metode perencanaan langsung.
2. Memberikan referensi mengenai penggunaan metode elemen hingga
segiempat (rektangular) dan segitiga (triangular).
3. Memberikan referensi mengenai keefesiensian terhadap perhitungan
penulangan dengan metode elemen hingga dan metode perencanaan
langsung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelat
1. Definisi Pelat
Pelat adalah elemen struktur datar yang memiliki ketebalan yang lebih
kecil dari dimensi lainnya. Pelat diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu
pelat dengan defleksi kecil, pelat dengan defleksi besar dan pelat tebal.
(Ugural, Ansel C. 1999).
Menurut Daniel L. Scholdek (1998) dalam bukunya berjudul Struktur
mendefinisikan pelat yaitu struktur planar kaku yang secara khas terbuat
dari material monolit yang tingginya kecil dibandingkan dengan dimensi-
dimensi lainnya. Beban yang umum bekerja pada pelat mempunyai sifat
banyak arah dan tersebar.
Gambar 1. Pelat satu arah (a) & Pelat dua arah (b)
Seperti terlihat di Gambar 1.(a) permukaan pelat yang diarsir dibatasi oleh
dua balok yang bersebelahan pada sisi dan bagian dari dua gelagar pada
ujung-ujung. Jika panjang dari permukaan ini besarnya dua kali lebar atau
lebih, maka hamper semua beban lantai menuju balok-balok dan hanya
sebagian kecil akan menyalur secara langsung ke gelagar. Sehingga pelat
dapat direncanakan sebagai pelat satu arah. Bila perbandingan dari bentang
panjang panjang L terhadap bentang S seperti pada Gambar 1.(b) kurang
dari sekitar 2, permukaan lendutan dari daerah yang diarsir mempunyai
kelengkungan ganda. Beban lantai dipikul dalam kedua arah oleh empat
balok pendukung sekeliling panel, dengan demikian panel menjadi suatu
pelat dua arah.
Apabila pada struktur pelat perbandingan bentang panjang (p) terhadap
lebar (l) kurang dari 2, maka akan mengalami lendutan pada kedua arah
sumbu. Beban lantai dipikul pada kedua arah oleh empat balok pendukung
sekeliling panel pelat, dengan demikian panel menjadi suatu pelat yang
melentur pada dua arah. Dengan sendirinya penulangan untuk pelat
tersebut harus menyesuaikan pula. Apabila panjang pelat sama dengan
lebarnya perilaku keempat balok keliling dalam menopang pelat akan
sama. Sedangkan apabila panjang tidak sama dengan lebar, balok yang
lebih panjang akan memikul beban lebih besar dari balok yang pendek.
2. Pelat Dua Arah
3. Perilaku Fisik Pelat
Pelat datar adalah suatu bentuk struktur yang berbentuk permukaan bidang
yang dapat melendut apabila mengalami pembebanan tertentu. Jenis ini
dapat digunakan dalam berbagai posisi secara horizontal , vertikal, atau
pada suatu kemiringan. Salah satu penerapan dari horizontal adalah lantai.
Plat horizontal ini menerima beban secara tranversal pada permukaannya
dan mentransfernya secara horizontal pada tumpuan pelat tersebut. Jika
digunakan secara vertikal, elemen struktur ini biasanya memikul beban
pada bidangnya. Perilaku bentuk permukaan tersebut membuat elemen
pelat datar sangat berguna dalam situasi dimana diinginkan permukaan
penutup suatu bangunan. (Scholdek, Daniel. 1998).
Pelat datar seperti juga balok lurus, memikul beban transversal dengan aksi
lentur. Gambar . memperlihatkan tegangan-tegangan yang bekerja pada
penampang melintang vertikal. Tegangan σx dan σy dapat berubah secara
linear terhadap z ,dan τzx dan τzx bervariasi secara kuadratik terhadap z
4. Momen pada pelat
Setiap gaya yang bekerja pada suatu benda akan menyebabkan benda
tersebut mengalami translasi dalam arah gaya itu. Bergantung pada titik
tangkapnya, gaya itu juga dapat menyebabkan terjadinya rotasi yang di
sebut momen dari gaya tersebut. (Scholdek, Daniel. 1998)
Momen akibat beban terdistribusi, dalam analisis struktur sering
Tebal pelat beton bertulang dan banyaknya serta lokasi tulangan baja yang
digunakan pada pelat.
B. Metode Elemen Hingga (finite element method)
1. Definisi Metode Elemen Hingga
Menurut Cook, Robert D. (1990) dalam bukunya berjudul Konsep dan
Aplikasi Metode Elemen Hingga definisi dari Metode Elemen Hingga
adalah prosedur numerik untuk memecahkan masalah mekanika kontinum
dengan ketelitian yang dapat diterima rekayasawan. Untuk
memformulasikan suatu elemen, kita harus mencari gaya-gaya titik simpul
(nodal forces) yang menghasilkan berbagai ragam deformasi elemen.
2. Matriks dan Persamaan
Derajat kebebasan (degree of freedom, d.o.f ) sebagai peralihan atau rotasi
suatu titik kumpul. Dengan demikian untuk sebuah elemen n d.o.f., dapat
dituliskan persamaan :
k11d1 + k12d2 + . . . + k1ndn = r1
k21d1 + k22d2 + . . . + k2ndn = r2
. . . .
. . . . ……………………………… 1
. . . .kn1d1 + kn2d2 + . . . + knndn = rn
Notasi :
k : Koefisien kekakuan
di : derajat bebas ke i
ri : gaya atau momen yang bekerja pada elemen
Apabila diringkas menjadi bentuk matriks, maka persamaan1 dapat ditulis
sebagai :
[ k ] {d }= {r } …………………………………………...
yang mana [k] adalah matriks kekakuan elemen, {d } adalah vektor
peralihan titik simpul elemen dan {r } adalah vektor beban titik simpul
elemen.
3. Hubungan tegangan dan regangan
C. Metode Perencanaan Langsung
Pada peraturan perhitungan tata cara perhitungan struktur bangunan gedung
SNI 03-2847-2002 memberikan dua alternatif dalam melakukan analisis dan
perencanaan sistem pelat dua arah, Metode perencanaan Langsung (direct
design method) dan Metode Rangka Ekivalen (equivalent frame method).
Menurut SNI 03-2847-2002 dalam analisis pelat harus memenuhi batasan-
batasan berikut ini :
1. Minimum harus ada tiga bentang menerus dalam masing-masing arah.
2. Panel pelat harus berbentuk persegi dengan perbandingan antara bentang
panjang terhadap bentang pendek diukur antara sumbu ke sumbutumpuan
tidak lebih dari 2.
3. Panjang bentang yang bersebelahan, diukur antara sumbu ke sumbu
tumpuan, dalam masing-masing arah tidak boleh berbeda lebih dari
sepertiga bentang terpanjang.
4. Posisi kolom boleh menyimpang maksimum sejauh 10% panjang bentang
dari garis-garis yang menghubungkan sumbu-sumbu kolom yang
berdeketan.
5. Beban yang diperhitungkan hanyalah beban gravitasi dan terbagi merata
pada seluruh panel pelat. Beban hidup tidak boleh melebihi 2 kali beban
mati.
6. Untuk suatu panel pelat dengan balok di antara tumpuan pada semua
sisinya, kekakuan relatif balok dalam dua arah yang tegak lurus, tidak
boleh kurang dari 2,0 dan tidak boleh lebih dari 5,0.