bab 1

Upload: santri-sasmita-dewi

Post on 08-Mar-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

2

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Diare masih menjadi masalah kesehatan dunia sampai saat ini terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. World Health Organization (WHO) memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun (Parashar, 2003). Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini dapat terlihat dengan masih tingginya angka kesakitan penyakit diare. Walaupun pada tahun 2010 mengalami sedikit penurunan yaitu dari 423 per 1000 penduduk pada tahun 2006 menurun menjadi 411 per 1000 penduduk pada tahun 2010 ( RISKESDAS, 2007). Di Provinsi Aceh, diare juga merupakan salah satu masalah kesehatan pada balita. Jumlah pasien diare pada periode tahun 2009 mencapai 88.569 orang, dan proporsi kasus diare balita mencapai 44,5%. Di Kota Banda Aceh jumlah pasien diare pada anak sebanyak 5.875 orang (Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, 2010).Survei nasional tahun 2000 melaporkan bahwa sebanyak 24,7% anak balita menderita gizi kurang dan 7,5% diantaranya menderita gizi buruk. Hasil survei yang sama pada tahun 2002 menunjukkan bahwa anak balita yang menderita gizi kurang sebesar 27,3% dan penderita gizi buruk sebanyak 8% (Kemenkes RI, 2005). Diare dan malnutrisi telah diketahui mempunyai hubungan timbal balik. Diare dapat menimbulkan terjadinya malnutrisi, disamping itu malnutrisi juga dapat menyebabkan diare (Brown, 2003). Banyak faktor yang menyebabkan lama sembuhnya pasien diare. Salah satunya malnutrisi. Faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya diare pada penderita malnutrisi antara lain : atrofi vilus usus halus, atrofi pankreas, penurunan daya tahan tubuh, serta gangguan absorbsi zat makanan (Kemenkes RI, 1999).Menurut penelitian Ahmad (2010), berat dan lamanya diare sangat dipengaruhi oleh status gizi penderita dan diare yang diderita oleh balita dengan kekurangan gizi lebih berat jika dibandingkan dengan balita yang status gizinya baik karena balita dengan status gizi kurang keluaran cairan dan tinja lebih banyak sehingga akan menderita dehidrasi berat.Berdasarkan penelitian Palupi dkk (2009), rerata lama diare berdasarkan status gizi di ruang rawat inap RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yaitu balita dengan status gizi gemuk, rerata lama rawatannya 64,52 jam ( + 2 hari), gizi normal 65,06 jam ( + 2 hari), sementara gizi kurus 96,31 jam ( + 4 hari), dan gizi sangat kurus 101 jam ( + 4 hari). Hasil ini menunjukkan bahwa pasien yang termasuk dalam kelompok status gizi kurus sekali dan kurus memiliki rerata lama diare lebih lama dibandingkan dengan pasien status gizi normal dan gemuk. Hal ini menggambarkan makin buruk status gizi pasien, makin lama pula diare yang diderita pasien. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi lama rawatan diare akut antara lain penyakit penyerta yang diderita anak, umur, tidak mendapat Air Susu Ibu (ASI), status dehidrasi dan higiene (Putra, 2008; Arianto, 2008; Palupi dkk, 2009). Akan tetapi peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai perbedaan antara status gizi dengan lama rawatan diare akut pada balita di Ruang Rawat Inap Anak Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. 1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini yaitu Adakah Perbedaan antara Status Gizi dengan Lama Rawatan Diare Akut pada Balita di Ruang Rawat Inap Anak Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara status gizi dengan lama rawatan diare akut pada balita di Ruang Rawat Inap Anak Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Manfaat TeoritisManfaat teoritis pada penelitian ini yaitu :a. Memperkaya konsep dan teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang berhubungan dengan status gizi, diare dan lama rawatannya. b. Menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan status gizi, diare dan lama rawatannya.

1.4.2 Manfaat PraktisManfaat praktis pada penelitian ini yaitu :a. Menjadi sumber informasi mengenai hubungan status gizi dengan lama rawatan diare sehingga dapat meningkatkan pengetahuan ibu-ibu mengenai perbaikan status gizi terutama dalam pencegahan diare. b. Menjadi masukan bagi petugas kesehatan dan pemerintah untuk memperbaiki status gizi.

1.5 Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah maka yang menjadi suatu hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara status gizi dengan lama rawatan diare akut pada balita.

114