bab 1

Upload: okywnd

Post on 04-Mar-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

qq

TRANSCRIPT

2

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Saliva merupakan salah satu komponen yang memiliki arti yang penting di dalam bidang kedokteran gigi. Saliva memiliki peranan untuk menegakkan diagnosa dalam bidang kedokteran gigi, fisiologi, internal medicine, endocrinology, pediatrics, immunology, clinical pathology, forensic medicine, psychology, dan sport medicine. (Mendel,2003)Saliva tidak hanya membantu proses pengunyahan, juga berperan sebagai pelindung multidimensional dan saliva dapat dijadikan bahan informasi untuk tingkat cairan jaringan sesudah minum obat, status emosional, status hormon, status immunologi, status neurologi, status nutrisi, dan pengaruh metabolisme. Karena itu, saliva dapat dijadikan suatu media dalam mendiagnostik dalam bidang kedokteran gigi. (Nikiforuk,1995) Saliva adalah cairan eksokrin yang terdiri dari 99% air, berbagai elektrolit yaitu sodium, potasium, kalsium, kloride, magnesium, bikarbonat, fosfat, dan terdiri dari protein yang berperan sebagai enzim, immunoglobulin, antimikroba, glikoprotein mukosa, albumin, polipeptida dan oligopeptida yang berperan dalam menjaga kesehatan rongga mulut . (Sabir, 2001)

1 Dalam menjaga keseimbangan ekosistem rongga mulut, saliva memiliki beberapa peranan diantaranya sebagai proteksi, menjaga keseimbangan buffer, memelihara integritas gigi, sebagai antimikroba, memelihara mukosa, membantu Universitas Sumatera Utara sistem pencernaan, menjaga oral hygiene, membantu proses bicara, membantu keseimbangan cairan dan membantu rasa. 4,5 Derajat keasaman (pH) saliva sangatlah dipengaruhi oleh irama cirkandian, diet dan stimulasi sekresi saliva. Diet yang mengandung karbohidrat akan menyebabkan turunnya pH saliva yang dapat mempercepat terjadinya demineralisasi enamel gigi. Sepuluh menit setelah makan karbohidrat akan menghasilkan asam melalui proses glikolisis dan pH saliva akan menurun sampai mencapai pH kritis (5,5-5,2) dan untuk kembali normal dibutuhkan waktu 30-60 menit.(Sahir,2001)Glukosa merupakan bagian utama diet penduduk di Indonesia. Selain sebagai makanan pokok, gula juga dikonsumsi sebagai makanan ringan atau camilan seperti yang terdapat dalam permen, wafer, kue, biskuit, dan dalam minuman ringan. Menurut penelitian di posyandu di wilayah DKI Jakarta tahun 1993, diperoleh data bahwa sekitar 96,7% ibu membelikan jajan makanan manis kepada anaknya dan hanya 3,3% yang membelikan jajan yang mengandung protein.2 Jenis gula yang paling banyak digunakan adalah sukrosa.3 Konsumsi sukrosa dalam jumlah besar dapat menurunkan kapasitas buffer saliva sehingga mampu meningkatkan insiden terjadinya karies.(Sabir,2001)Derajat keasaman pH dan kapasitas buffer saliva ditentukan oleh susunan kuantitatif dan kualitatif elektrolit di dalam saliva terutama ditentukan oleh susunan bikarbonat, karena susunan bikarbonat sangat konstan dalam saliva dan berasal dari kelenjar saliva. Derajat keasaman saliva dalam keadaan normal antara 5,67,0 dengan rata-rata pH 6,7. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan ada pH saliva antara lain rata-rata kecepatan aliran saliva, mikroorganisme rongga mulut, dan kapasitas buffer saliva. Derajat keasaman (pH) saliva optimum untuk pertumbuhan bakteri 6,57,5 dan apabila rongga mulut pH-nya rendah antara 4,55,5 akan memudahkan pertumbuhan kuman asidogenik seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus. (Nolte, 1982)Di Indonesia sorbitol (C6H14O6) paling banyak digunakan sebagai pemanis pengganti gula karena bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah.15 Di Indonesia, sorbitol diproduksi dari tepung umbi tanaman singkong (Manihot Utillissima Pohl) yang termasuk keluarga Euphoribiaceae. Selain itu sorbitol juga dapat ditemui pada alga merah Bostrychia scorpiodes yang mengandung 13,6% sorbitol. Tanaman berri dari spesies Sorbus Americana mengandung 10% sorbitol. Famili Rosaceae seperti buah pir, apel, ceri, prune, peach, dan aprikot juga mengandung sorbitol. Sorbitol juga diproduksi dalam jaringan tubuh manusia yang merupakan hasil katalisasi dari D-glukosa oleh enzim aldose reductase, yang mengubah struktur aldehid (CHO) dalam molekul glukosa menjadi alkohol (CH2OH). (Garrow,1993)Sorbitol memiliki struktur gula alkohol (polyols) dengan enam atom karbon (heksitol), merupakan bentuk tereduksi dari fruktosa. Rasa manisnya sekitar 60% dari sukrosa, dengan kalori yang lebih kecil dari sukrosa, dimana sorbitol menghasilkan 2,6 kalori per 1 gram. Sorbitol bersifat hypoacidogenic atau memiliki potensi kariogenik yang rendah. (Garrow,1993) Xylitol merupakan gula alkohol (polyols) yang mempunyai lima ikatan rantai karbon dengan rumus kimia C5H12O5. 14 Xylitol merupakan substansi gula dengan kemanisan yang sama dengan kemanisan sukrosa akan tetapi memiliki kalori yang lebih kecil 40% dari sukrosa. Nilai kalori dari xylitol adalah berkisar 2,4 kcal/gr atau lebih rendah. Xylitol merupakan sejenis pemanis polyols yang bersifat non-asidogenik dan non-kariogenik.(Kusumaningsih,1999) Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengukuran pH saliva. Tujuan penelitian ini untuk melihat perubahan pH saliva yang terjadi sebelum dan sesudah mengunyah permen karet mengandung sorbitol dan xylitol. 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet mengandung sorbitol ? 2. Apakah ada perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet xylitol ? 3. Apakah ada perbedaan selisih pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet sorbitol dan xylitol ? 1.3 HipotesaAda perbedaan selisih pH sebelum dan sesudah mengunyah permen karet yang mengandung xylitol dan sorbitol.1.4 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui adanya perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet sorbitol. 2. Untuk mengetahui adanya perbedaan pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet mengandung xylitol. 3. Untuk mengetahui adanya perbedaan selisih pH saliva sebelum dan sesudah mengunyah permen karet mengandung sorbitol dan xylitol. 1.5 Manfaat Beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai data bagi dokter gigi dalam menciptakan personal communication dengan pasien untuk mengatur pola diet dari pasien. 2. Untuk mendapatkan data mengenai efek sorbitol dan xylitol terhadap perubahan pH saliva. 3. Sebagai sumber data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.