bab 1
DESCRIPTION
bab 1TRANSCRIPT
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara terminologi hipnosis berarti tidur, kata hipnosis berasal dari bahasa
Yunani, hypnos, yang berarti tidur. Hipnosis didefinisikan sebagai suatu kondisi
pikiran dengan fungsi analitis logis pikiran direduksi sehingga memungkinkan
individu masuk ke dalam kondisi bawah sadar (sub conscious/unconscious),
dimana tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan untuk lebih
meningkatkan kualitas hidup. Individu yang berada dalam kondisi hipnosis trance
lebih terbuka terhadap sugesti dan dapat dinetralkan dari berbagai rasa takut
berlebih (phobia), trauma ataupun rasa nyeri. Individu yang mengalami hipnosis
masih dapat menyadari apa yang terjadi disekitarnya berikut dengan berbagai
stimulus yang diberikan oleh terapis (Wardhana dalam Rudy, 2010).
Hipnosis telah digunakan di dunia kedokteran gigi selama lebih dari 100
tahun. Baber dan Mayer mendefinisikan hipnosis sebagai perubahan kondisi
kesadaran dengan penyempitan dan peningkatan perhatian dan kapasitas untuk
memproduksi penggantian memori dan persepsi. Ketika pikiran berkonsentrasi
dan terfokus, kita mampu untuk menggunakan pikiran dengan penuh kekuatan
sebab hipnosis membuat orang lebih menggunakan potensi mereka (Humphsis
dalam Rudy, 2010).
Banyak perbedaan mengenai respon terhadap hipnosis. Hipnosis memiliki
tingkatan, yang pertama, mudah ditimbulkan pada semua orang adalah
somnelensia atau mengantuk. Tingkat kedua adalah hipnotaxi atau mengantuk
berat. Tingkat yang ketiga somnambulisme. Ada juga yang menyebutkan tingkat
keempat yakni hipnosis yang dalam (nyenyak), tidak ada hubungan antara subyek
dan penghipnosis. Ada lagi pembagian lain, yaitu lethargi, katalepsi, dan
somnabul (Gunawan dalam Rudy, 2010).
Beberapa peneliti percaya bahwa hipnosis dapat digunakan oleh individual
hingga derajad hipnosis mereka. Ahli professional yang mempelajari dan
menggunakan hipnosis, percaya bahwa ada komponen kognitif dan interpersonal
1
yang kuat yang mempengaruhi respon individual kepada lingkungan dan sugesti
hipnosis (Gunawan dalam Rudy, 2010).
Melakukan perawatan pada anak sering kali merupakan tantangan besar
bagi seorang dokter gigi. Beberapa cara telah dikembangkan untuk membantu
anak-anak mengatasi ketakutan dan kecemasan yang dialami selama menjalani
perawatan gigi. Namun, karena adanya variasi didalam kepribadian anak-anak,
suatu teknik dapat berhasil dilakukan pada salah seorang anak namun tidak dapat
dilakukan pada anak lainnya. Dengan demikian perlu adanya suatu pengetahuan
baru akan teknik yang dapat diterapkan secara praktis dan efektif kepada anak-
anak selama perawatan gigi. Alternatif standar untuk teknik non-farmakologis
termasuk didalamnya adalah sedasi atau bahkan anestesi umum. Salah satu
alternatif lain yang mungkin untuk teknik standar non-farmakologis adalah
penggunaan hipnosis (Fayle dalam Al Harasi et. al., 2010).
Berdasarkan berbagai macam permasalahan di atas, penulis ingin
mengetahui bagaimana peranan hipnodonsia pada perawatan gigi anak.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, muncul permasalahan sebagai berikut :
- Bagaimana peranan hipnodonsia pada perawatan gigi anak?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
- Mengetahui peranan hipnodonsia pada perawatan gigi anak.
2