bab 1

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bernapas merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup untuk memberikan nutrisi ke sel-sel tubuh. Proses bernapas adalah dengan menarik napas memasukkan oksigen kedalam tubuh dan mengeluarkan napas membuang karbondioksida keluar (Audah, 2011). Bernapas agar dapat berlangsung secara sempurna memerlukan fungsi paru yang baik, seperti otot-otot pernapasan, elastisitas jaringan paru serta dinding dada. Proses respirasi dapat terganggu bila terjadi gangguan pada proses ventilasi, difusi dan transportasi oksigen dan karbondioksida (Price & Wilson, 2002). Gangguan pernapasan dapat terjadi pada kondisi yang membatasi pergerakan dinding dada ataupun fungsi otot-otot pernapasan (Quanjer dkk, 1997). Beberapa keadaan yang dapat membatasi 1

Upload: sakura-di-musim-semi

Post on 18-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dokument

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bernapas merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup untuk memberikan

nutrisi ke sel-sel tubuh. Proses bernapas adalah dengan menarik napas

memasukkan oksigen kedalam tubuh dan mengeluarkan napas membuang

karbondioksida keluar (Audah, 2011). Bernapas agar dapat berlangsung

secara sempurna memerlukan fungsi paru yang baik, seperti otot-otot

pernapasan, elastisitas jaringan paru serta dinding dada. Proses respirasi dapat

terganggu bila terjadi gangguan pada proses ventilasi, difusi dan transportasi

oksigen dan karbondioksida (Price & Wilson, 2002). Gangguan pernapasan

dapat terjadi pada kondisi yang membatasi pergerakan dinding dada ataupun

fungsi otot-otot pernapasan (Quanjer dkk, 1997). Beberapa keadaan yang

dapat membatasi pergerakan dinding dada ataupun otot-otot pernapasan

adalah obesitas dan kehamilan (Febrina, 2004).

Secara fisiologis semakin membesarnya janin, perut ibu menjadi semakin

besar menyesuaikan besar janin, sehingga otot-otot perut terulur, sendi

pinggang makin lordosis, diafragma terdesak ke rongga paru, otot-otot dasar

panggul dan sendi pelvis mengendur (Trisetiyanigsih, 2011). Perubahan

secara fisiologis tersebut, ibu hamil akan merasakan ketidaknyamanan fisik

diantaranya mudah terengah-engah, mudah lelah, dan nyeri (punggung,

pinggang dan panggul) (Trisetiyanigsih, 2011). Menurut Mochtar (1998)

1

Page 2: BAB 1

2

wanita hamil sering mengeluh sesak napas disebabkan oleh usus yang tertekan

ke arah diafragma akibat pembesaran rahim.

Kejadian wanita hamil mengalami dyspneu pada trimester akhir terjadi

pada 60% wanita di dunia. Tiga dari empat wanita merasakan sesak napas

ketika selama hamil, kemungkinan karena adanya hiperventilasi fisiologis.

Dyspneu kehamilan sering terjadi dalam trimester ketiga dan dapat

menimbulkan hipoksia jaringan (Bobak, 2004). Menurut Schatz & Wise

(2002) dyspneu terjadi pada 70-80% wanita hamil dengan kehamilan 30

minggu.

Selama hamil konsumsi oksigen meningkat sekitar 20% dan laju

metabolisme ibu meningkat sekitar 15%. Kebutuhan oksigen ibu meningkat

sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan

oksigen jaringan uterus dan payudara (Bobak, 2004). Kapasitas vital paru

meningkat selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas dada (thoracic

breathing) (Mochtar, 1998).

Perubahan pernapasan saat persalinan terjadi peningkatan aktifitas fisik

dan pemakaian oksigen terlihat dari peningkatan frekuensi pernapasan.

Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis respiratorik (pH meningkat),

hipoksia, hipokapnea (karbondioksida menurun). Pada fase aktif peningkatan

kontraksi menyebabkan dilatasi uterus 4-8 cm sehingga menyebabkan nyeri

akut. Pada tahap ini ibu akan menarik napas dari mulut dengan cepat dan

pendek yang sering menyebabkan penurunan sirkulasi oksigen yang

berbahaya dapat membuat janin hipoksia. Peningkatan aktivitas fase aktif

dapat menyebabkan ibu mudah lelah (Bobak, 2004).

Page 3: BAB 1

3

Wanita dalam pandangan islam sangat dimuliakan dan ditinggikan

derajatnya. Islam memandang bahwa wanita adalah sosok manusia dengan

seperangkat potensi karena kehamilan, penyusuan, pengasuhan anak, serta

peran dan fungsi lain sebagai ibu dan pengatur rumah tangga (ummu wa

rabbah al-bayt) dibebankan kepada wanita saja tidak kepada pria (Najmah,

2008). Allah berfirman: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat

baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah

payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula)” (Q.S. Al-Ahqaaf : 46),

dan dalam surat Maryam diceritakan “Maka rasa sakit akan melahirkan anak

memaksa ia (Maryam) bersandar pada pangkal pohon kurma, dia berkata:

"Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang

yang tidak berarti, lagi dilupakan." (Q.S. Maryam: 23).

Kedua ayat tersebut menjelaskan setiap wanita yang hamil mengalami

keadaan susah yang bertambah seiring usia kehamilannya dan merasakan sakit

seperti berada pada kondisi antara hidup dan mati. Islam menganjurkan untuk

mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan keselamatan ibu dan

kesehatan anaknya, sehingga anak akan lahir dan tumbuh dengan baik

(Najmah, 2008).

Perawat memiliki beberapa tugas dalam membantu keluarga

mempersiapkan kesehatan maternal, sebagai pendidik diharapkan perawat

maternitas dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil cara

menjaga kesehatan. Perawat sebagai konsulen dan caregiver diharapkan dapat

mengatasi keluhan ibu selama hamil serta mempersiapkan persalinan yang

Page 4: BAB 1

4

akan dihadapi. Salah satu pendidikan kesehatan dalam masa kehamilan adalah

dengan mengajarkan ibu senam hamil (Novita, 2011).

Senam hamil merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan kesehatan

selama kehamilan yang sangat bermanfaat untuk ibu hamil, manfaat senam

hamil diantaranya dapat melatih kelenturan otot-otot dinding perut dan dasar

panggul sehingga memudahkan persalinan, membantu ibu untuk mengatur

napas dan mengejan dalam proses melahirkan, (Sinsin, 2008). Menurut

Manuaba (2009), senam hamil juga melonggarkan persendian yang

berhubungan dengan persalinan, dapat memperbaiki kedudukan janin,

meningkatkan kepercayaan diri menghadapi persalinan, dan relaksasi. Senam

juga meningkatkan kemampuan mengkoordinasikan kekuatan kontraksi otot

rahim, dan meningkatkan kesegaran jasmani dan rohani ibu hamil.

Pergerakan dan latihan senam hamil juga sangat berpengaruh terhadap

kesehatan bayi yang dikandungnya. Senam hamil akan menambah jumlah

oksigen dalam darah di seluruh tubuh ibu dan karena itu aliran oksigen kepada

bayi melalui plasenta juga akan menjadi lancar. Pada saat bayi mulai dapat

bernapas sendiri maka oksigen simpanan plasenta akan langsung mengalir

kepada bayi (Januarahmawati, 2008).

Dampak ibu yang tidak melakukan senam hamil lebih rentan mengalami

ketegangan jiwa dan fisik yang menyebabkan otot dan persendian kaku.

Menurut Mochtar (1998), senam hamil diperlukan untuk memperoleh

ketenangan dan relaksasi serta menurunkan ketegangan.

Wanita yang melakukan senam secara teratur selama kehamilannya

melaporkan tingkat kehabisan tenaga/penggunaan yang rendah selama

Page 5: BAB 1

5

kehamilan dan persalinan. Senam hamil juga memaksimalkan ventilasi paru

sehingga proses inspirasi dan ekspirasi ibu lebih optimal dan dapat

mengurangi sesak napas saat kehamilan (Sary, 2004).

Latihan pernapasan senam hamil dilakukan dengan beberapa cara yaitu,

pernapasan perut, pernapasan iga, pernapasan dada, pernapasan panting

(pendek-pendek dan cepat). Latihan pernapasan tersebut bermanfaat untuk

mengatasi sesak napas saat hamil. Teknik latihan pernapasan dalam dan teknik

pernapasan kehamilan Lamaze Breathing melatih ibu untuk bernapas ketika

persalinan (Audah 2011).

Latihan senam hamil yang dilakukan teratur disamping meningkatkan

efisiensi pernapasan, gerakan-gerakan pada latihan ini juga membuat posisi

badan ibu yang menguntungkan bagi pergerakan diafragma, serta latihan

pernapasan pada senam hamil diduga dapat meningkatkan kontraktilitas dan

ketahanan diafragma serta otot-otot pernapasan lainnya sehingga lebih sedikit

peningkatan ventilasi paru (Bobak, 2004). Webb & Devies (2005) dalam

penelitiannya menemukan bahwa pada keadaan istirahat wanita hamil dan

tidak hamil mempunyai frekuensi pernapasan yang sama, namun ada sedikit

peningkatan dalam volume tidal dan konsumsi oksigen pada wanita hamil.

Barangkali merupakan respon penyesuaian terhadap meningkatnya kebutuhan

oksigen fetus, dengan latihan fisik ringan, frekuensi pernapasan dan konsumsi

oksigen wanita hamil meningkat lebih besar segera setelah latihan fisik ringan.

Menurut Lemos et al (2005) kapasitas difusi orang terlatih lebih besar

daripada orang yang tidak terlatih, hal ini antara lain disebabkan oleh

efektifnya Capillary Bed diparenkim paru sehingga area untuk berdifusi

Page 6: BAB 1

6

menjadi lebih luas. Hal ini berarti kemampuan paru dalam proses pertukaran

oksigen dan karbondioksida antara paru dan sirkulasi darah meningkat,

sehingga lebih banyak oksigen akan disalurkan kedalam darah dan lebih

banyak karbon dioksida yang dapat dibuang dari dalam tubuh.

Uji fungsi paru dapat dilakukan dengan melihat nilai Arus Puncak

Ekspirasi (APE). Arus puncak ekspirasi terganggu dengan adanya obstruksi

saluran nafas ekstratorakal, kondisi yang membatasi pergerakan dinding dada

ataupun fungsi otot-otot pernafasan dan integritas sistem saraf pada proses

restriktif oleh karena penyakit paru interstitial. Uji fungsi paru penting baik

untuk diagnosis, penilaian keberhasilan terapi, maupun meramalkan berbagai

penyakit paru dan saluran respiratorik. Peak flow meter merupakan sebuah

instrument kecil, portable, murah dan mudah digunakan sebagai suatu

alternatif untuk mengukur arus puncak ekspirasi (Zulhidayati, 2007). Fungsi

ekspirasi dan inspirasi juga dipengaruhi oleh tinggi badan dan berat badan

karena kemampuan dada untuk mengembang akan berbeda pada setiap tinggi

dan berat badan yang berbeda (Kliegman, 2005).

Menurut data kesehatan yang dicatat oleh kader kesehatan Kelurahan

Pisangan selama pertengahan tahun 2011 ada 53 ibu hamil, 20 orang dengan

usia kehamilan trimester satu, 15 orang dengan usia kehamilan trimester 2 dan

18 orang dengan usia kehamilan trimester tiga. Menurut kader kesehatan data

tersebut didapat berdasarkan laporan dari 22 posyandu yang ada di Kelurahan

Pisangan, data tersebut hanya mencatat ibu hamil yang datang ke posyandu

atau yang diketahui oleh kader.

Page 7: BAB 1

7

Studi pendahuluan telah dilakukan pada 12 orang ibu hamil trimester tiga

di Kelurahan Pisangan pada bulan April 2011. Hasil studi pendahuluan 9

orang menyatakan merasakan sering terengah-engah (sesak) dan mudah lelah,

sedangkan 3 orang menyatakan tidak merasakan ada perubahan pada

pernapasannya. 12 orang ibu hamil tersebut menyatakan tidak mengikuti

senam hamil, 9 orang yang menyatakan sering terengah-engah (sesak) dan

mudah lelah mengatasi rasa sesak dengan berusaha menarik napas dalam

sekuatnya saja.

Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian untuk melihat pengaruh latihan senam hamil terhadap peningkatan

fungsi paru ibu hamil trimester tiga dengan menganalisis nilai Arus Puncak

Ekspirasi (APE). Penelitian ini mengidentifikasi variabel latihan senam hamil

terhadap variabel arus puncak ekspirasi. Variabel counfonding dalam

penelitian ini adalah tinggi badan, berat badan dan tinggi fundus uteri.

B. Rumusan Masalah

Perubahan fisiologis pada kehamilan trimester tiga menyebabkan

perubahan sistem pernapasan. Gangguan pernapasan saat hamil jika dibiarkan

akan menyebabkan hiperventilasi dan berdampak pada hipoksia janin. Senam

hamil diduga dapat meningkatkan efisiensi pernapasan dan komplians dinding

dada serta mengurangi efek hambatan gerakan diafragma oleh uterus yang

membesar.

Berdasarkan studi pendahuluan di wilayah Kelurahan Pisangan ibu

hamil yang mengeluh sesak napas belum melakukan senam hamil. Sebagai

Page 8: BAB 1

8

wilayah yang paling dekat dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

sudah seharusnya kesehatan dan kenyamanan ibu hamil lebih ditingkatkan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian pengaruh

senam hamil terhadap Arus Puncak Ekspirasi ibu hamil trimester tiga di

Kelurahan Pisangan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum:

Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi pengaruh latihan

senam hamil dengan peningkatan arus puncak ekspirasi ibu hamil

trimester tiga.

2. Tujuan Khusus:

a. Mengidentifikasi karakteristik responden berdasarkan Indeks

Massa Tubuh, Usia dan Tinggi Fundus Uteri.

b. Mengidentifikasi nilai arus puncak ekspirasi sebelum latihan

senam hamil pada ibu hamil trimester tiga.

c. Mengidentifikasi pengaruh peningkatan arus puncak ekspirasi

sesudah latihan senam hamil pada ibu hamil trimester tiga.

D. Manfaat Penelitian

1. Untuk Pelayanan Keperawatan :

Penelitian ini dapat menjadi referensi atau acuan dalam menigkatkan

pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan di klinik maupun di

komunitas.

Page 9: BAB 1

9

2. Untuk institusi pendidikan :

Hasil penelitian ini dapat menjadi ilmu dan informasi penguat untuk ilmu

keperawatan maternitas tentang praktek melakukan senam hamil dan

pengaruh senam hamil terhadap perubahan fungsi paru pada ibu hamil

trimester tiga.

3. Untuk Penelitian :

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dalam konteks keilmuan dan

metodologi penelitian serta memberikan pengalaman yang berharga bagi

peneliti untuk melakukan penelitian.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini untuk melihat variabel senam hamil terhadap variabel Arus

Puncak Ekspirasi (APE). Nilai APE memperlihatkan nilai fungsi paru, bila

nilai APE meningkat maka kemampuan ventilasi semakin baik. Sampel

penelitian adalah ibu hamil trimester tiga di Kelurahan Pisangan. Penelitian

akan dilakukan di wilayah Kelurahan Pisangan pada bulan Juni 2011.

Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen dengan one group

pretest-posttest design. Data yang digunakan adalah data primer dengan

menggunakan intervensi senam hamil terhadap ibu hamil trimester tiga. APE

diukur menggunakan alat peak flow meter. Pengukuran dengan peak flow

meter dilakukan 3 kali baik sebelum maupun sesudah intervensi dan nilai

tertinggi diambil untuk menggambarkan fungsi ventilasi paru.