bab 1

6
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk menangani masalah kependudukan yang ada. Salah satu progamnya dengan Keluarga Berencana Nasional sebagai integral dari pembangunan Nasional yang mempunyai tujuan ganda yaitu mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Keadaan ini dapat dicapai dengan menganjurkan PUS untuk mengikuti Progam Keluarga Berencana. Kebijakan pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada pemakaian Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Alat Kontarepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD) merupakan salah satu cara efektif yang sangat diprioritaskan pemakaiannya oleh BKKBN. Hal ini dikarenakan tingkat keefektifannya cukup tinggi yaitu 0,1-1 kehamilan per 100 perempuan (Shoubilhaq, 2013). AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim. yang memiliki bentuk AKDR bermacam- macam. Alat kontrasepsi ini efektif, reversibel, berjangka panjang dan dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif. Cara kerja IUD untuk

Upload: rohmatu-sangadah

Post on 16-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asuhan kebidanan prakonsepsi

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

menangani masalah kependudukan yang ada. Salah satu progamnya dengan

Keluarga Berencana Nasional sebagai integral dari pembangunan Nasional

yang mempunyai tujuan ganda yaitu mewujudkan pembangunan yang

berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.

Keadaan ini dapat dicapai dengan menganjurkan PUS untuk mengikuti

Progam Keluarga Berencana.

Kebijakan pemerintah tentang KB saat ini mengarah pada pemakaian

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Alat Kontarepsi Dalam Rahim

(AKDR) atau Intra Uterine Device (IUD) merupakan salah satu cara efektif

yang sangat diprioritaskan pemakaiannya oleh BKKBN. Hal ini dikarenakan

tingkat keefektifannya cukup tinggi yaitu 0,1-1 kehamilan per 100 perempuan

(Shoubilhaq, 2013).

AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim.

yang memiliki bentuk AKDR bermacam-macam. Alat kontrasepsi ini efektif,

reversibel, berjangka panjang dan dapat dipakai oleh semua perempuan usia

produktif. Cara kerja IUD untuk mencegah kehamilan dengan cara lengan

IUD menutupi saluran tuba falopii sehingga sperma dan ovum tidak dapat

bertemu (Saifuddin, 2006).

KB IUD menempati posisi ketiga alat kontrasepsi yang digunakan di

Indonesia yaitu sebesar 6,2%. KB IUD semakin populer dalam 30 tahun ini

dan merupakan alat kontrasepsi tidak permanen yang paling banyak

digunakan. Akhir-akhir ini diperkenalkan KB IUD yang mampu melepas

progesteron, sehingga alat kontrasepsi ini semakin beragam (Meilani, 2010).

Pada umumnya angka kegagalan IUD 1-3 kehamilan per 100 wanita per

tahun. Namun, angka ini masih lebih kecil dibandingkan prosentase angka

kegagalan KB pil dan suntik. Kegagalan merupakan salah satu faktor yang

Page 2: BAB 1

menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari metode KB yang digunakan.

Kegagalan KB IUD biasanya terjadi karena kehamilan saat memakai

kontrasepsi atau sengaja mendapatkan anak kembali. Komponen yang dalam

pelayanan KB yang dapat diberikan agar mengurangi angka kegagalan KB

IUD diantaranya yaitu pelayanan kontrasepsi, KIE (Komunikasi, Informasi,

dan Edukasi) dan konseling post IUD (Zannah, 2012).

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan

Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan

melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan

memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya.

Di samping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik

juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan

meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi interaksi

antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan hubungan dan

kepercayaan yang sudah ada.

Seringkali konseling diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena

petugas tidak mempunyai waktu dan tidak menyadari pentingnya konseling.

Padahal dengan konseling klien akan lebih mudah mengikuti nasihat provider.

Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek

pelayanan Keluarga Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan

dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan.

Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan

dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang

sesuai dengan budaya yang ada. Selanjutnya dengan informasi yang lengkap

dan cukup akan memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan

untuk memilih kontrasepsi (Informed Choice) yang akan digunakannya

(Saifuddin, 2009).

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Page 3: BAB 1

Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan kebidanan prakonsepsi pada

klien post pencabutan IUD dengan menerapkan pola pikir melalui

pendekatan manajemen kebidanan Varney dan pendokumentasian

menggunakan SOAP.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar kontrasepsi IUD

2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar asuhan kebidanan

prakonsepsi pada klien post pencabutan IUD

3. Mahasiswa mampu menganalisi data sesuai dengan hasil pengkajian

yang dilakukan pada klien post pencabutan IUD

4. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan prakonsepsi pada

klien post pencabutan IUD

5. Mahasiswa mampu melakukan pembahasan kasus berdasarkan

konsep dasar asuhan kebidanan prakonsepsi pada klien post

pencabutan IUD

6. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan

prakonsepsi pada klien post pencabutan IUD

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Penulis

Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama

pendidikan dalam melaksanakan tugas sebagai seorang bidan.

1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber kepustakaan dan perbandingan dalam asuhan

kebidanan prakonsepsi pada klien post pencabutan IUD.

1.3.3 Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penulisan diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah

ilmu bagi tenaga kesehatan dalam melakukan asuhan kebidanan

prakonsepsi pada klien post pencabutan IUD sehingga lebih

meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pada umumnya

dan menjaga mutu pelayanan kesehatan.

Page 4: BAB 1

Daftar pustaka

Meilani, N. Dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Fitramaya.

Saifuddin AB, Adriaansz G, Wiknjosastro H, Waspodo D (Ed.). 2009. Buku

Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin AB, Affandi B, Baharuddin Moh, Soekir S (Ed.). 2006. Buku Panduan

Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Shoubilhaq, AB. 2013. Gambaran Pengetahuan Ibu Usia Subur tentang AKDR di

Kelurahan Cisaranten Wetan Kota Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia :

perpustakaan.upi.edu.

Zannah, IR. 2012. Gambaran Keluhan – Keluhan Akibat Penggunaan Alat

Kontrasepsi IUD pada Akseptor IUD di Wilayah Kerja Puskesmas Sukajadi Kota

Bandung. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran.