bab 1

3
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Hampir semua wanita pernah mengalami gangguan haid selama masa hidupnya. Gangguan ini dapat berupa kelainan siklus atau perdarahan. Masalah ini dihadapi oleh wanita usia remaja, reproduksi dan klimakterik. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genital atau kelainan fungsional. Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik (kelainan pada serviks, uterus, tuba fallopii dan ovarium) dinamakan perdarahan uterus disfungsional (PUD) atau disfungsional uterine bleeding (DUB). 1 PUD dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi, kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur di atas 40 tahun, dan 3 % di bawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi keadaan ini dapat sembuh sendiri, sehingga jarang diperlukan perawatan di rumah sakit. 1 Diagnosis dapat ditegakkan bila tidak ditemukan kelainan organ. 3 Gangguan pola menstruasi adalah tampilan klinis yang umum. PUD umum terjadi pada awal dan akhir usia reproduksi, dimana sering terjadi PUD anovulatori. Selama periode ini, PUD 1

Upload: van-satrio

Post on 08-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dub

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1

 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Hampir semua wanita pernah mengalami gangguan haid selama masa hidupnya. Gangguan ini

dapat berupa kelainan siklus atau perdarahan. Masalah ini dihadapi oleh wanita usia remaja,

reproduksi dan klimakterik. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat

genital atau kelainan fungsional. Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan

sebab organik (kelainan pada serviks, uterus, tuba fallopii dan ovarium) dinamakan perdarahan

uterus disfungsional (PUD) atau disfungsional uterine bleeding (DUB).1

PUD dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi, kelainan ini

lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga dari

wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur di atas 40

tahun, dan 3 % di bawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak dijumpai pula perdarahan

disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi keadaan ini dapat sembuh sendiri, sehingga

jarang diperlukan perawatan di rumah sakit.1

Diagnosis dapat ditegakkan bila tidak ditemukan kelainan organ.3 Gangguan pola

menstruasi adalah tampilan klinis yang umum. PUD umum terjadi pada awal dan akhir usia

reproduksi, dimana sering terjadi PUD anovulatori. Selama periode ini, PUD terjadi sekunder

akibat penurunan esterogen. PUD dapat disebabkan oleh ketidak seimbangan endokrin atau dapat

terjadi pada siklus menstruasi normal (PUD ovulatori).

Pembagian endometrium jenis nonsekresi dan sekresi penting artinya, karena dengan

demikian dapat dibedakan perdarahan yang anovulatoar dari yang ovulatoar. Klasifikasi ini

mempunyai nilai klinis karena kedua jenis perdarahan disfungsional ini mempunyai dasar

etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda. Pada perdarahan

disfungsional yang ovulatoar gangguan dianggap berasal dari faktor-faktor neuromuskular,

vasomotorik, atau hematologik, yang mekanismenya belum seberapa dimengerti, sedangkan

perdarahan anovulatoar biasanya dianggap berasal pada gangguan endokrin.4

Karena diagnosis PUD didasarkan pada penyingkiran penyebab patologis, maka penting

untuk mengetahui diagnosis banding PUD. Hingga 40 persen wanita dengan PUD pada akhirnya

1

Page 2: BAB 1

2

akan diperoleh diagnosis lain jika diselidiki secara intensif. Morbiditas psikiatrik juga

berhubungan dengan PUD. Penelitian komunitas menunjukkan bahwa wanita yang memiliki

skor tinggi pada skor psikiatrik lebih sering mengeluhkan gangguan menstruasi.

PUD meliputi setiap kondisi perdarahan uterus abnormal tanpa adanya kehamilan,

neoplasma, infeksi, atau lesi intra uterin lainnya. Perdarahan ini paling sering sebagai akibat

disfungsi endokrinologis yang menghambat ovulasi normal.4

1.2. RumusanMasalah

1. Apakah definisi Perdarahan Uterus Disfungsional?

2. Bagaimanakah etiopatogenesis Perdarahan Uterus Disfungsional?

3. Apa saja klasifikasi Perdarahan Uterus Disfungsional?

4. Apakah gejala klinisPerdarahan Uterus Disfungsional?

5. Bagaimana menentukan diagnosis Perdarahan Uterus Disfungsional?

6. Apa saja penatalaksanaan Perdarahan Uterus Disfungsional?

1.3. Tujuan

1. Memberikan informasi yang benar tentang definisi sampai penatalaksanaan terhadap

penyakit Perdarahan Uterus Disfungsional (PUD). Sehingga penulis dan pembaca

nantinya diharapkan bertambah wawasannya

2. Memenuhi tugas pembuatan makalah Obstetric & Ginekologi saat menjadi dokter

interenship di RSUD dr. Soeroto Ngawi.