bab 1

18
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sosiologi pendidikan dan psikologi pendidikan mempunyai peranan yang komplementer bagi pemikiran pendidikan. Apabila sosiologi pendidikan memandang segala pendidikan dari sudut struktur sosial masyarakat, maka psikologi pendidikan memandang gejala pendidikan dari sudut perkembangan pribadi. Tugas pendidikan menurut sosiologi ialah memelihara kehidupan dan mendorong kemajuan masyarakat. Pada umumnya kaum pendidik dewasa ini memandang tujuan akhir pendidikan lebih bersifat sosialistik dari pada individualistik. B. Pokok masalah Apa yang dimaksud sosiologi pendidikan?

Upload: amrah-madi

Post on 05-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asadad

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosiologi pendidikan dan psikologi pendidikan mempunyai peranan yang komplementer

bagi pemikiran pendidikan. Apabila sosiologi pendidikan memandang segala pendidikan

dari sudut struktur sosial masyarakat, maka psikologi pendidikan memandang gejala

pendidikan dari sudut perkembangan pribadi. Tugas pendidikan menurut sosiologi ialah

memelihara kehidupan dan mendorong kemajuan masyarakat. Pada umumnya kaum

pendidik dewasa ini memandang tujuan akhir pendidikan lebih bersifat sosialistik dari pada

individualistik.

B. Pokok masalah

Apa yang dimaksud sosiologi pendidikan?

Page 2: BAB 1

BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Pada awal abad ke-20, sosiologi mempunyai peranan penting dalam pemikiran

pendidikan, sehingga lahirlah Sosiologi Pendidikan. Sebagai mana akhir abad ke-19,

psikologi mempunyai pengaruh besar dalam dunia pendidikan, sehingga lahirlah suatu

disiplin baru yang disebut Psikologi Pendidikan.

Ditinjau dari segi etimologinya, istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua perkataan

yaitu sosiologi dan pendidikan. Maka sepintas saja telah jelas bahwa didalam sosiologi

pendidikan itu yang menjadi masalah sentralnya ialah aspek aspek sosiologi didalam

pendidikan.

Pengertian Sosiologi Pendidikan menurut bebrapa ahli.

1. Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya “Dicitionary of Sociology” dikatakan bahwa

Sosiologi Pendidikan adalah Sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah

masalah pendidikan yang fundamental.

2. Menurut Charles A. Ellwood sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang

memepelajari atau menuju untuk melahirkan maksud hubungn-hubungan antara

semua pokok-pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosial.

3. Dr. Ellwood sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari antara

orang-orang yang satu dengan orang yang lain;

4. E.B. Reuter sosiologi pendidikan mempunyai kewajiban untuk menganalisa evolusi

dari lembaga-lembaga pendidikan dalam hubungannya dengan perkembangan

manusia, dan dibatasi oleh pengaruh-pengaru dari lembaga pendidikan yang

menentukan kepribadianj sosial dari tiap-tiap individu. Jadi prinsipnya antara

individu dengan lembaga-lembaga sosial itu slalu saling pengaruh mempengaruhi.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Sosiologi Pendidikan

merupaka suatu cabang ilmu pengetahuan (dari ilmu jiwa pendidikan) yang membahas

proses interaksi sosial anak anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa serta

dengan kondisi-kondisi sosial kulturil yang terdapat didalam masyarakat dan negaranya.

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang,

metode, dan susunan pengetahuan. Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia

dalam kelompok. Sudut pandangnya adalah memandang hakikat masyarakat kebudayaan,

dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan penegtahuan dalam sosiologi terdiri atas

Page 3: BAB 1

konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial, kebudayannya,

dan perkembangan pribadi. Salah satu yang mendapat perhatian sosiologi ialah penelitian

mengenai tata sosial.

Jadi sosiologi pendidikan merupakan salah satu sosiologi khusus. Menurut F.G Robbins,

sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan

dinamika proses pendidikan. Yang termasuk dalam pengertian struktur ini ialah teori dan

filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya itu

dengan tata sosial masyarakat.

B. KONSEPSI DAN POSISI SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Menurut perkembangan sejarah, manusia tidak pernah berhenti dari kesibukannya, baik

kesibukan dalam menghadapi dunia luar atau lingkungan sekitar maupun diri manusia itu

sendiri. Dari pagi sampai malam anak-anak, orang-orang deewasa, dan orang-orang tua

sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Didalam kesibukan-kesibukan terjalin suatu

hubungan timbal balik didalam usaha mencapai dan memenuhi kebutuhan manusia.

Manusia, dengan segala tingkah lakunya didalam menghadapi lingkungan sekitarnya

menimbulkan usaha-usaha untuk mengetahui dan akhirnya memanipulasikan lingkungan

sekitar manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan manusia didalam mengetahui,

menguasai dan memakai alam sekitarnya telah menimbulkan cabang ilmu pengetahuan

teknik yang sampai dewasa ini meningkat pada teknologi nuclaear serta mendarat di bulan,

dan masih berkembang.

Didalam kegiatan manusia sebagai mahluk sosial menimbulkan berbagai ilmu

pengetahuan sendiri termasuk disini ialah kegiatan manusia untuk mendidik generasi-

generasi mudanya, ialah dengan memberikan, mewariskan kebudayakannya kepada anak

cucunya. Didalam karya mendidik inilah manusia berusaha untuk mengetahui bagaimanakah

proses pendidikan itu dilihat dari segi sosialnya, ditinjau dari konstelasi sosial, dimana

terjalin karya mendidik itu.

C. TUJUAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Tujuan sosiologi pendidikan di indonesia adalah:

1. Berusaha memahami peranan sosiologi daripada kegiatan sekoalah terhadap

masyarakat, terutama apabila sekolah ditinjau dari segi kegiatan intelektual. Dengan

begitu sekolah harus bisa menjadi suri tauladan didalam masyarakat sekitarnya dan

Page 4: BAB 1

lebih luas lagi, atau dengan singkat mengadakan sosiolisasi intelektual untuk

memajukan kehidupan didalam masyarakat.

2. Untuk memahami seberapa jauhkah guru dapat membina kegiatan sosial anak

didiknya untuk mengembangkan keperibadian anak.

3. Untuk mengetahui pembinaan ideologi pancasila dan kebudayaan nasional indonesia

dilingkungan pendidikan dan pengajaran.

4. Untuk mengadakan integrasikurikulum pendidikan dengan masyarakat sekitarnya

supaya pendidikan mempunyai kegunaan praktis didalam masyarakat, dan negara

seluruhnya.

5. Untuk menyelidiki faktor-faktor kekuatan masyarakat, yang bisa menstimulir

pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak.

6. Memberikan sumbangan yang positif terhadap perkembangan ilmu pendididkan.

7. Memberi pegangan terhadap penggunaan prinsip-prinsip sosiologa untuk mengadakan

sosiologi sikap dan kepribadian anak didik

Sosiologi pendididikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang interaksi

diantara individu-individu dan kelompok, kelompok dengan kelompok atau dengan

perkataan lain secara khususu sosiologi pendidikan membicarakan, melukiskandan

menerangkan institusi-institusi,kelompok-kelompok, sosial dan proses sosial, hubungan atau

di dalamdan dengannya manusia memperoleh dan mengorganisir pengalaman-

pengalamannya.

Hubungan antara sosiologi pendidikan dan psikologi pendidikan ialah bahwa keduanya

mempunyai masalah sentral yang sama, ialah masalah-masalah pertumbuhan dan

perkembangan kepribadian. Sosiologi pendidikan mempunyai approach sosiologi

pendidikan, sedangkan psikologi npendidikan memiliki approach psychopedagogis.

Sekarang ada kecenderungan bahwa ahli-ahli psikologi mengakui adanya pengaruh-

pengaruh nilai-nilai sosial terhadap pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak, di

mana dahulu mereka menekankan aspek-aspek individualnya. Yang menjadi masalah sentral

psikologi pendidikan adalah soal prinsip belajar dengan memperhatikan semua faktor yang

mempengaruhinya, semua kondisi yang mempengaruhi baik faktor-faktor baik kondisi-

kondisi intern maupun ekstern yang memberi sumbangan terhadap lebih baiknya pengertian

dari pada belajar dan mengajar.

Jelaslah bahwa psikologi pendidikan mempersoalkan teknik kebiasaan-kebiasan baru

(tingkah laku baru) kepada anak-anak sedangkan pada sosiologi pendidikan tertarik pada

implikasinya, mengingat bahwa sekolah dengan segala kegiatannya termasuk kurikulum dan

Page 5: BAB 1

metode mengajarnya, adalah merupakan lembaga sosial dan merupakan lembaga sosial

sebagai lembaga sosial yang lebih luas, misalnya masyarakat.

Psikologi pendidikan dengan mempergunakan hukum-hukum psikologi berusaha

menentukan syarat-syarat optimum untuk belajar dan bagaimana untun merealisasinya,

sedangkan pada sosiologi pendidikan tidak demikian hal nya, tetapi betapakah pengaruh

belajar kepada kehidupan kelompok, dan pengaruh masyarakat.sosiologi pendidikan

berusaha membahas bagaimanakah pendidikan sebagai proses sosial dengan kondisi-kondisi

yang optimum dapat mengurangi kekurangan-kekurangan di dalam masyarakat untuk

mencapai tata masyarakat yang lebih baik.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa sosiologi pendidikan itu merupakan sepesialisasi dari

pada sikologi pendidikan didalam situasi sosial, didalam kondisi–kondisi kelompok. Atau

dapat di katakan bahwa sosiologi pendidikan mempersoalkan tingkah laku atau kepribadian

yang dideterminir oleh kebudayaan. Sosiologi pendidikan dan psikologi pendidikan adalah

complementair didalam usaha menelaah pertumbuhan dan perkembangan anak didik kearah

pembinaan kepribadian yang di cita-citakan oleh kearah tujuan pendidikan. Atau dengan

kata lain sosiologi pendidikan merupakan perpaduan antara sikologi sosial dengan sikologi

pendidikan, sebab didalam sosiologi pendidikan banyak dipakai prinsip-prinsip sikologi

sosial dengan implikasa-implikasi sikologi pendidikan didalam kehidupan kelompok.

D. LATAR BELAKANG TIMBULNYA SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Kenyataan menunjukan bahwa masyarakat mengalami perubahan sosial yang sangat

cepat, maju dan memperlihatkan gejala disintegratif. Perubahan sosial yang cepat itu

meliputi berbagai bidang kehidupan, dan merupakan masalah bagi semua institusi sosial,

seperti: Industri, Agama, Perekonomian, Pemerintahan, Keluarga, perkumpulan-

perkumpulan dan pendidikan.

Masyarakat pada hakikat nya merupakan sistem hubungan antara satu dengan yang lain.

Tiap masyarakat mengalami perubahan dan kelangsungan, integrasi dan disintegrasi,

kerjasama dan konflik. Dasar ikatan masyarakat ialah adanya kepentingan dan nilai-nilai

umum yang diterima oleh anggota-anggotanya. Program yang berlawanan dari kelompok-

kelompok masyarakat dan menyebabkan berkurangnya kesetiaan terhadap nilai umum itu.

Jika hal itu terjadi, masyarakat itu akan mengalami disintegrasi.

Menurut R. Linton, nilai-nilai dalam masyarakat dapat digolongakan menjadi:

nilai-nilai inti (unuversal),

nilai-nilai pripheri (alternatives).

Page 6: BAB 1

Universal itu sifatnya kuat, integratid, stabil dan diterima oleh sebagian besar anggota

masyarak, bahkan menjadi dasar dari pada tata sosial masyarakat. Sedangkan alternatives

sifatnya tidak stabil, kurang integratit dan hanya diterima oleh sebagian anggota masyarakat.

Dasar altaenatives ialah adaya kehusuan-kehusuan pada individu.

Apabila masyarakat berubah cepat, maka alternatives tumbuh banyak, hal itu dapat

mengabulkan universal, isi nilai-nilai inti itu menjadi berkurang. Akibatnya kebudayaan

menjadi kehilangan pola dan kesatuaanya. Tanpa adanya ide-ide dan kebiasaan besama yang

meluas dikalangan masyarakat, anggota- anggota masyarakat tidak akan bertindak sebagai

kesatuan dalam menghadapi stimuli, mereka tidak dapat bekerja sama secara efektif.

Tendensi adalah masyarakat yang bersifat dinamik, ialah adanya gerakan menjauhi nilai-

nilai inti dan timbulnya alternatives yang menggantikan fungsi nilai-nilai inti itu.

Hilangnya nilai-nilai inti ini berarti disintegrasi sosial, sumbar dari padanya ialah

perubahan sosial yang cepat, terutama dalam bentuk urbanisasi. Hubungan yang mula-mula

didasari dengan ikhlas berubah menjadi hubungan pamrih.

Pergeseran itulah yang merupakan sumber berbagai masalah sosial. Intitusi pendidikan

tidak mampu mengejar perubahan sosial yang cepat itu, yang disebabkan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, yang menimbulkan berbagia kultural lagi karena itu ahli-ahli

sosial kemudian menyumbangkan pemikiran-pemikiran untuk turut memecahkan

masalahpendidikan itu. Maka lahirlah suatu disiplin baru yang disebut sosiologi pendidikan.

Perkembangan ilmu ini dimulai dari Lestar F. Ward yang dianggap sebagai pencetus

gagasan timbulnya studi baru ini. Sedangkan pelopor sosiologi pendidikan dalamarti formal

ialah John Dewey yang menerbitkan buku “School and Sosiety” tahun 1899. Dalam buku itu

beliau menekankan pendapatnya mengenai sekolah sebagai lembaga sosial. Lebih-lebih

karyanya yang terkenal yaitu “Democraty and Enducation” tahun 1916, lebih mendorong

timbulnya sosiologi pendidikan ini. Selanjutnya pada tahun 1920, F. R. Groves dan lain-lain

meneruskan jalan pikiran tersebut diatas dan menekankan kepentingan nilai sosial

pendidikan.

Sosiologi pendidikan dikuliahkan pertama kali oleh Henry Suzzalo tahun 1910 di

Teacher Collage, Universitas Colombia. Tetapi baru pada tahun 1917 terbit teks book

sosiologi pendidikan yang pertama kali karya Walter R. Smith dengan judul intoduction to

Educational Sosiologi. Pada tahun 1916 di universitas New York dan di Colombia didirikan

Jurusan Sosiologi Pendidikan. Himpunan untuk studi sosiologi pendidikan dibentuk pada

kongres himpuna sosiologi Amerika pada tahun 1923. Sejak tahun itu diterbitkan buku

tahunan sosiologi pendidkan. Pada tahun 1928 terbitlah Journal of Education Sosiology di

Page 7: BAB 1

bawah pimpinan E. George Payne. Majalah sosial education mulai terbit pada tahun 1936.

Sejak tahun 1940 dalam review of educational reseahce dimuat pula artikel-artikel yang

mempunyai hubungan-hubungan dengan sosiologi pendidikan. Baru pada tahun 1967,

sosiologi pendidikan diberikan pertama kali di IKIP Negeri Yogyakarta Jurusan Didaktik

Kurikulum.

Ditinjau dari usianya, lapangan penelitiannya serta struktur dan prosesnya, sosiologi

pendidikan merupakan disiplin yang masih sangat muda. Namun demikian, ilmu ini makin

lama makin berkembang menuju statusnya yang lebih pasti dan memiliki lapangan

penelitian khusus.

Dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada abad ke-20, sosiologi mempunyai peranan penting dalam pemikiran

pendidikan. Sebagai akibatnya timbulah sosiologi pendidikan.

2. Dalam buku “Dictionary of Socyology” disebutkan bahwa: sosiologi pendidikan

adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang

fundamental.

Menutut F. G. Robbins Sosiologi Pendidikan dalah sosiologi khusus yang

tugasnya menyelidiki khusus struktur dan dinamika proses pendidkan.

3. Latar belakang timbulnya sosiologi npendidikan dapat diterangkan sebagai

berikut: masyarakat mengalami perubahan sosial yang cepat. Perubahan sosial

menimbulkan cultural lag. Cultural lag ini merupakan sumber masalah-masalah

sosial dalam masyarakat. Masalah-masalah sosial itu dialami oleh dunia

pendidikan. Lembanga-lembaga pendidikan tidak mampu mengatasinya.

Kemudian ahli-ahli sosiologi menyumbangkan pemikiran-pemikirannya untuk

memecahkan masalah-masalah itu, maka lahirlah sosiologi pendidikan.

4. Salah satu fungsi sosiologi pendidikan di Indonesia, ialah memantapkan

pancasila sebagai universales (corevalues) yang menjadi dasar integrasi nasional.

E. EDUCATIONAL SOSYOLOGY DAN SOCYOLOGY OF EDUCATION

Definisidari Stalcup mengenai ketiga istilah dimaksud (educational sosiology, sociologi

of education dan The Social Foundation of Education) sebagaimana berikut ini:

a) Educational Sosiology merupakan prinsip-prinsip umum dan penemuan-

penemuan sosiologi bagi pengadministrasian dan/atau proses pendidikan.

Pendekatan ini berupaya untuk merapkan prinsip-prinsip sosiologi pada lembaga

pendidikan sebagai suatu unit sosial tersendiri.

Page 8: BAB 1

b) Sociology of Education: merupakan suatu analisis terhadap proses-proses

sosiologis yang berlangsung dalam lembaga pendidikan. Tekanan dan wilayah

telaahnya pada lembaga pendidikan itu sendiri.

c) Soscial Foudation of Education: merupakan suatu bidanf telaah yang lazimnya

mencakup sejarah, filsafat, sosiologi pendidik, dan pendidikan komparasi. Jelas,

bidang ini lebih luas dari “Sociology of Education” maupun “Educational

Sosiology”.

Dalam bukunya “Educational Sociology” G. E. Jensen juga membahas perbedaan antara

kedua istilah tadi. Menurut Jensen, prolematik yang ditelaah oleh “Educational Sociology”

diangkat dari bidang pendidikan. Sedangkan problematiknya “Sociology of Education”

diangkat dari bidang sosiologi. Jensen juga berpendapat, bahwa sosiologi merupakan suatu

bidang telaahan praktis, memperhatikan segi-segi sosiologis maupun psikologis yang

relevan atau berkaitan secara logis dengan permasalahan-permasalahan praktis pendidikan.

Dalam hubungan ini, “Sociologi of Education”, perhatian utamanya pada upaya menemukan

aspek-aspek sosiologis dari fenomena dan institusi pendidikan. Di sini, masalah-masalahnya

di kaji dan dipandangnya sebagai masalah esensial sosiologi, dan bukan merupakan masalah

praktis pendidkan.

Seterusnya, Dr. Banks menyarankan didiplin ilmu ini sebagai cabang sosiologi, dan

bukan cabang dari ilmu pendidikan. Masa depan disiplin ilmu ini, menurut para penulis

belakangan ini, akan banyak tergantung pada keeratan kerjasama antara ahli sosiologi

dengan ahli ahli pendidikan, misalnya dengan pelibatan ahli-ahli sosiologi di dalam aktivitas

atau penanganan pendidikan, (dengan pengalaman praktis di depan kelads atau pada segi-

segi lain penyelelenggaraan sistem pendidikan). Sementara ahli-ahli pendidikan yang

tertarik pada pendekatan sosiologis, misalnya diberikan latihan-latihan dasarmengenai

disiplin ilmu sosiologi itu sendiri. Hal tersebut, pada kenyataannya sudah terjadi sebab

beberapa dosen dan guru besar sosiologi sudah mulai ikut selaku asiasten dalam perkuliahan

kependdidikan, sementara beberapa ahli pendidikan juga sudah mulai mengembangkan

karirnya sebagai ahli sosiologi yang berbobot.

Sosiologi pendidikan merupakan suatu disiplin yang menjadi perhatian, baik ahli

sosiologi maupun ahli pendidikan, dan keduanya telah memberikan kontribusi berharga. Ada

beberapa wilayah permasalahan yang kiranya lebih baik diteliti oleh ahli-ahli sosiologi.

Tetapi ada juga permasalahan lainnya yang lebih baik ditangani oleh ahli pendidikan atau

tenaga kependidikan, dan keduanya telah memberikan kontribusi berharga. Yang terpenting,

Page 9: BAB 1

pada keadaan dan tingkat manapun, hendaknya semua upaya penelitian dilakukan secara

terarah dan terkendali, dan dengan menggunakan mtodologi yang ampuh.

F. KAJIAN SOSIOLOGI OF EDUCATION

Perlu diketahui,kerangka umum sosiologi pendidikan (Sociology of Education),

sebenarnya bukanlah barang baru. Bebrapa tahun yang lalu, Angell telah memberi definisi

sakheh dan berguna mengenai ilmu ini. Dia memberikan suatu posisi, bahwa ahli

educational sociology harus benar-benar seorang ahli sosiologi yang mengspesialisasikan

pikiran dan penelitian-penelitiannya pada proses-proses pendidikan.

Dari ikhtisar Educational Sociology dengan Ssociologi of Education, kiranya Sociologi

of Educationlah yang lebih cocok digunakan, alasannya:

i. Sosiologi pendidikan tidaklah mencakup semua sosiologi, yang dianggap penting

dan perlu dikenali oleh para calon guru.

ii. Sosiologi pendidikan bukanlah suatu teknoligi pendidikan.

iii. Bila dinyatakan dalam formulasi yang positif, sosiologi pendidikan merupakan

analisis ilmiah tentang proses-proses sosial dan pola-pola sosial yang

berlangsung dalam sistem pendidikan.

Page 10: BAB 1

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Sosiologi pendidikan merupakan suatu disiplin yang menjadi perhatian, baik ahli

sosiologi maupun ahli pendidikan, dan keduanya telah memberikan kontribusi berharga. Ada

beberapa wilayah permasalahan yang kiranya lebih baik diteliti oleh ahli-ahli sosiologi.

Tetapi ada juga permasalahan lainnya yang lebih baik ditangani oleh ahli pendidikan atau

tenaga kependidikan, dan keduanya telah memberikan kontribusi berharga. Yang terpenting,

pada keadaan dan tingkat manapun, hendaknya semua upaya penelitian dilakukan secara

terarah dan terkendali, dan dengan menggunakan mtodologi yang ampuh.

Page 11: BAB 1

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, AbU. Sosiologi Pendidikan. PT Rineka Cipta. Jakarta: 2004

Page 12: BAB 1

Apabila masyarakat berubah cepat, maka alternatives tumbuh banyak, hal itu dapat

mengabulkan universal, isi nilai-nilai inti itu menjadi berkurang. Akibatnya kebudayaan

menjadi kehilangan pola dan kesatuaanya. Tanpa adanya ide-ide dan kebiasaan besama yang

meluas dikalangan masyarakat, anggota- anggota masyarakat tidak akan bertindak sebagai

kesatuan dalam menghadapi stimuli, mereka tidak dapat bekerja sama secara efektif.