bab 1

36
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk meneliti apa saja yang terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan teknik atau cara – cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan serta mengetahui cara penggunaan alat – alat yang berhubungan dengan penelitian unutk memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003). Alat – alat yang digunakan dalam penelitian harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang cara – cara atau teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat – alat yang digunakan memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003). Teknik aseptis memiliki beberapa macam sterilisasi, yaitu sterilisasi mekanik, sterilisasi fisik dan sterilisasi kimia. Setiap macam tersebut memiliki prinsip kerja yang berbeda sesuai dengan keadaan media yang akan disterilisasikan. Apabila dalam melakukan 1

Upload: syarifah-humaira-almudhir

Post on 03-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroorganisme yang 

tidak dapat dilihat dengan mata telanjang untuk  meneliti apa saja yang

terkandung di dalam mikroorganisme. Dalam meneliti mikroorganisme diperlukan

teknik atau cara – cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada

skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme baik sifat maupun

karakteristiknya, tentu diperlukan adanya pengenalan alat yang akan digunakan

serta mengetahui cara penggunaan alat – alat yang berhubungan dengan penelitian

unutk memudahkan dalam melakukan penelitian (Dwidjoseputro, 2003).

Alat – alat yang digunakan dalam  penelitian harus dalam keadaan steril atau

bebas dari kuman, bakteri, virus dan jamur. Perlu adanya pengetahuan tentang

cara – cara atau teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat – alat yang

digunakan memiliki teknik sterilisasi yang berbeda (Dwidjoseputro, 2003).

Teknik aseptis memiliki beberapa macam sterilisasi, yaitu sterilisasi mekanik,

sterilisasi fisik dan sterilisasi kimia. Setiap macam tersebut memiliki prinsip kerja

yang berbeda sesuai dengan keadaan media yang akan disterilisasikan. Apabila

dalam melakukan penelitian maupun percobaan tidak dilakukan teknik tersebut

kemungkinan akan terjadi kontaminasi yang menyebabkan hasil penelitian atau

percobaan itu kurang akurat. Oleh karena itu, teknik aseptis sangat penting dalam

kegiatan praktikum ataupun penelitian (Khusnuryani, 2006).

1.2  Tujuan Percobaan

Tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui jenis

peralatan dan prinsip kerja serta fungsi dari peralatan yang rutin digunakan di

Laboratorium Bioproses. Mengetahui macam- macam media dan cara

pembuatannya. Selanjutnya, mengenal beberapa cara sterilisasi, memperoleh alat

dan media yang steril.

1

Page 2: bab 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk

yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu

makhluk yang mempunyai ukuran sel sangat kecil dimana setiap selnya hanya

dapat dilihat dengan pertolongan mikroskop. Dalam teknologi pangan,

mikrobiologi merupakan ilmu yang sangat penting, misalnya dalam hubungannya

dengan kerusakan atau kebusukan makanan sehingga dapat diketahui tindakan

pencegahan atau pengawetan yang paling tepat untuk menghindari terjadinya

kerusakan tersebut. Di samping itu, mikrobiologi juga penting dalam fermentasi

makanan, sanitasi, pengawasan mutu pangan, dan sebagainya. Adanya jasad renik

di dalam makanan mungkin tidak diinginkan jika jasad renik tersebut dapat

menyebabkan kerusakan dan kebusukan makanan, atau menyebabkan keracunan

bagi yang mengkonsumsinya. Tetapi dalam fermentasi makanan dan minuman,

pertumbuhan jasad renik justru dirangsang untuk mengubah komponen-komponen

di dalam bahan pangan tersebut menjadi produk-produk yang diinginkan (Atlas,

2010).

Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-

alat yang berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang

fungsi dan sifat-sifat dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan pada

laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang

umumnya digunakan di laboratorium kimia yaitu berupa alat-alat gelas antara

lain : tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet volumetrik, labu ukur

(tentukur), labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol

tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan rak tabung.

Di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih

ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose

(inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk

sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang

2

Page 3: bab 1

konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan.

Penangas air untuk mencairkan medium, maknetik stirrer untuk mengaduk dan

tabung durham untuk penelitian fermentasi. (Khusnuryani,2006).

2.1 Pengenalan Alat

Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-

alat yang berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang

fungsi dan sifat-sifat dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan pada

laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang

umumnya digunakan di laboratorium kimia yaitu berupa alat-alat gelas antara

lain : tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet volumetrik, labu ukur

(tentukur), labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol

tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan rak tabung.

(Purnawijayanti, 2011)

Berdasarkan kegunaannya, alat- alat di laboratorium dapat bagi menjadi :

2.1.1. Alat-alat Sterilisasi

Alat-alat sterilisasi meliputi Outoclaf, Oven, Ozonsterilizer, dan Lampu

Spritus. 

Oven

Oven merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan udara panas kering,

dimana oven berfungsi mensterilisasi alat-alat gelas yang tidak berskala. Prinsip

dari oven ini sendiri adalah menghancurkan lisis mikroba menggunakan udara

panas kering.

Ozonsterilizer

Ozonsterilizer berfungsi mensterilisasikan alat-alat yang tidak bersekala.

Ozonsterilizer terdiri atas dua bagian, yakni bagian atas dan bagian bawah. Bagian

atas ozonsterilizer mempunyai prinsip kerja membunuh mikroba menggunakan

3

Page 4: bab 1

ozon (O3), dimana ozon dapat merusak mekanisme dari mikroba sehingga sel

protein pada mikroba mengalami oksidasi yang mengakibatkan perubahan fungsi

dan kematian pada mikroba, dan ozon (O3) itu sendiri bersifat racun. Bagian

bawah dari ozonsterilizer (elektra) berfungsi mensterilisasikan medium

menggunakan sinar lampu dengan panas tinggi, dimana cara kerjanya hampir

sama dengan oven.

autoclave

autoclave berfungsi mensterilisasikan alat-alat berskala menggunakan uap

air panas. Dimana uap air panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami

koogulasi, pada saat itu protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan

kematian pada mikroba. Saat penggunaan otoclaf penutupan harus benar-benar

rapat agar uap air yang bertekanan tinggi masuk kedalam atau beruduksi ke alat.

Lampu spritus

Lampu Spiritus merupakan alat yang digunakan untuk pemijaran serta

untuk mensterilisasikan mikroba. Lampu spritus juga mempunyai fungsi lain,

yakni mengamankan praktikan pada saat melakukan penanaman medium.

2.1.2. Alat-alat perhitungan koloni mikroorganisme.

Alat-alat yang tergolong dari alat perhitungan koloni adalah coloni counter

dan cawan petri.

Coloni counter

Coloni counter merupakan alat yang berfungsi sebagai penghitung jumlah

mikroba pada cawan petri menggunakan sinar dan luv. Perhitungan mikroba dapat

dilakukan dengan perbesaran menggunakan luv atau dengan menandai beberapa

koloni yang terdapat pada cawan petri menggunakan bulpoint yang terdapat pada

coloni counter dan juga menggunakan tombol check.

4

Page 5: bab 1

• Cawan Petri (Petri Dish)

      Cawan petri berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba secara kuantitatif

dan sebagai tempat pengujian sampel. Medium dapat dituang ke cawan bagian

bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam

berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat

menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-

kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.

2.1.3. Alat lainnya

Alat alat lain yang terdapat di laboratorium antara lain:

Mikroskop

Mikroskop berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat mikroorganisme

yang tak dapat dilihat oleh mata. Cara penggunaan mikroskop adalah dengan

membelakangi bagian belakang mikroskop.

Mikroskop yang digunakan antara lain elektron, mikroskop cahaya, dan

mikroskop kemera. Mikroskop cahaya (Monokoler) berfungsi untuk melihat objek

dengan bantuan cahaya. Mikroskop ini digunakan dengan satu mata, sehingga

bayangan yang terlihat hanya memilki panjang dan lebar, dan memberikan

gambaran mengenai tingginya. Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan

memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di

lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik dan diperbesar.

Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan tegak, nyata

dan diperbesar oleh mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan

melalui cermin, maka akan semakin terang pula mikroorganisme yang dilihat.

Mikroskop ini memiliki pembasaran objektif (10x dan 40x) serta pembesaran

okuler (10x). Mikroskop elektron (Biokuler) berfungsi untuk melihat objek

dengan bantuan elektron atau cahaya lampu. terdiri atas empat lensa objektif

dengan empat pembesaran, 10x, 25x, 40x dan 100x. Saat pengunaan

5

Page 6: bab 1

menggunakan pembesaran 100x, ditambahkan minyak emersi di atas gelas objek.

Tujuannya adalah untuk mengurangi sudut bias akibat banyaknya cahaya yang

dipantulkan. Tanpa minyak emersi, maka objek yang akan diteliti, tidak akan

terllihat. Mikroskop ini digunakan saat melihat struktur dan melakukan pewarnaan

bakteri.

Mikroskop kamera (Triokuler) berfungsi sebagai pengambil gambar

(objek). Lensa okuler yang terdapat dalam mikroskop ini sejumlah tiga lensa

okuler. Mikroskop ini dapat mengambil gambar dari preparat. Maka dari itu,

mikroskop ini hanya akan digunakan bila ingin mengambil gambar objek yang

akan diamati. Prinsip kerjanya sama seperti mikroskop cahaya, hanya ada sedikit

perbedaan dalam mengoperasikannya.

Centrifuge

Centrifuge merupakan alat yang berfungsi sebagai pemisah zat dalam

cairan yang diduga dapat mengendap dengan cara pemutaran menggunakan

kekuatan rotasi. Dengan pemutaran kecepatan tertentu, zat-zat yang tidak terlarut

akan mengendap. Satuaan yang digunakan pada centrifuge adalah Rpm (Rotation

per meter). Prinsip kerja dari alat ini adalah zat yang akan dipisahkan

dimasukkan kedalam tabung yang terdapat pada centrifuge, kemudian menutup

lubang pada centrifuge agar udar yang masuk tidak mempengaruhi zat yang akan

dipisah. Setelah itu tentukan waktu dan rotasi putaran yang diinginkan, dengan

memutar tombol Timer dan Rotation.

Spektrometri

Spektrometri adalah alat yang berfungsi untuk mengukur kepekatan dalam

larutan menggunakan cahaya. Prinsip kerja alat ini adalah membiaskan cahaya

kedalam kupet yang berisi sampel (zat), sebagian sinar akan ada yang diteruskan

dan sebagian lagi akan diserap. Saat pemasangan kupet ke dalam sepektometri

tidak boleh menggunakan tangan, karena minyak yang terdapat pada tangan akan

menempel pada kupet dan mempengaruhi hasil akhirnya.

6

Page 7: bab 1

Pipet volume

Pipet volume adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil larutan atau

sampel sesuai dengan jumlah yang kita tentukan. Pipet gondok berfungsi sama

seperti pipet volum, hanya saja pengambilan larutan sudah ditentukan. Cara

sterilisasinya menggunakan otoklaf.

Lumpang dan Alu 

Lumpang dan Alu berfungsi sebagai tempat menggerus bahan yang akan

diuji, disterilisasi dengan cara dimasukkan alkohol 70%, lalu dimasukkan api

sampai padam. Objek gelas digunakan dalam meneliti kapang dan cover

glass berfungsi melindungi sampel.

Tabung reaksi

Tabung reaksi  berfungsi sebagai tempat untuk melarutkan bahan,

menampung larutan, dan tempat untuk mencampurkan bahan lalu dimasukkan ke

dalam labu Erlenmeyer. Alat ini dapat disterilisasikan dengan dibungkus terlebih

dahulu dengan kertas saring bagian atasnya lalu dibungkus dengan kertas dan

diikat, lalu dimasukkan ke dalam otoklaf.

Tabung Durham

          Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun

ukurannya lebih kecil dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas O2 yang

terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik

dalam tabung reaksi dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai

ada sisa udara).

Ose 

7

Page 8: bab 1

Ose berfungsi untuk mengambil dan menggores MO, terdiri dari ose lurus

untuk menanam MO dan ose bulat untuk menggores MO yang biasanya berbentuk

zig-zag.

Paper Disk 

Paper Disk  merupakan alat yang terbuat dari kertas saring dan dicelupkan ke

dalam cairan antibiotik, disterilisasi dengan oven.

Timbangan Analitik

berfungsi untuk menimbang bahan kimia. Timbangan ini memiliki batas

maksimal penimbangan. Jika melewati batas tersebut, maka ketelitian perhitungan

akan berkurang.

Labu erlenmeyer 

Labu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium,

memanaskan larutan, dan menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapat

disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan kapas, lalu

disterilisasi dengan menggunakan otoklaf.

 • Inkubator (Incubator)

  Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada

suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur

waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah

10-70 °C.

• Gelas ukur (Graduated Cylinder)

          Berguna untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu erlenmeyer,

gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Pada saat

mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan berdasarkan

meniskus cekung larutan.

Combined Stirrer and hot plate

8

Page 9: bab 1

Stirrer digunakan untuk mempersiapkan media untuk media kultur dan

reagen, dan juga ketika membutuhkan memanaskan cairan. Magnetic stirrer dapat

mencapai kecepatan 100-1500 rpm dengan pengontrol kecepatan elektrik.

Magnetic stirrer dapat mengaduk hingga 5 liter cairan. (Cheesbrough, 2005).

Laminar air flow

Laminar air flow tipe horizontal adalah alat untuk menyediakan tempat

steril yang akan digunakan pada pemindahan bahan yang membutuhkan tempat

steril. Prinsip kerja dari laminar air flow ini adalah sterilisasi dengan

menggunakan aliran udara dengan arah horizontal.

Rotary shaker

Rotary shaker adalah alat yang digunakan untuk inkubasi bakteri. Prinsip

kerja rotary shaker adalah menginkubasi dengan menggunakan putaran.

Kulkas

Kulkas berfungsi untuk menyimpan medium atau bakteri.

2.2 pengertian Sterilisasi

Pada pengerjaan mikrobiologi, diperlukan suatu kondisi yang benar-benar

aseptik dimana alat penunjang serta nutrient dan substrat harus benar-benar steril.

Hal ini berarti mikroba kontaminan harus dimatikan. Sterilisasi dilakukan pada

suhu 121 oC selama 30 menit, yaitu agar spora atau mikroba dapat dimatikan.

Spora adalah sel istirahat yang resisitan terhadap panas dan lingkungan yang

berfungsi sebagai tunas untuk berkembang biak selanjutnya. Udara tekan yang

digunakan juga harus dalam kondisi steril. Substrat yang berisi nutrien tidak peka

terhadap suhu, maka sterilisasi media substrat dilakukan pada 138 oC selama 5

menit. Pada substrat yang berisi nutrien tetapi peka terhadap suhu, maka sterilisasi

media substrat dilakukan dengan penyaringan bertekanan melalui saringan

milipore diameter 0,22 µm (indra,2008).

9

Page 10: bab 1

Yang dimaksud sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk

mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda.

Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara

aseptic, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu

pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di

dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya

tersedia berbagai metode lain yang efektif ( Indra,2008).

Sterilisasi diperlakukan pada :

1. Sterilisasi produk pangan dalam kaleng, botol, dan kemasan lain.

2. Sterilisasi media cair dan nutrien untuk industry bioteknologimisalnya, obat-

obatan dan enzim.

3. Sterilisasi bioreaktor dengan alat pengendali dan pemonitor.

Jenis-jenis sterilisasi berdasarkan cara sterilisasi dapat dibedakan atas:

1. Sterilisasi secara fisik

2. Sterilisasi secara kimia

3. Sterilisasi secara mekanik

4. Sterilisasi secara gas mikroksidal

5. Sterilisasi dengan saringan membrane (suharto : 1995).

 Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan

panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan

bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau

sterilisasi basah, bila tanpa kelembapan maka disebut sterilisasi panas kering atau

sterilisasi kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan

menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan

yang disterilkan.( Sari,1993).

10

Page 11: bab 1

2.3 Macam-macam sterilisasi

Berikut contoh proses sterilisasi:

a. Sterilisasi basah atau sterilisasi panas lembab

Sterilisasi basah biasanya dilakukan didalam autoklaf atau sterilisator uap

yang mudah diangkat (portable) dengan menggunakan air jenuh bertekanan pada

suhu 121oC selama 15 menit. Maka sterilisasi basah dapat digunakan untuk

mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air (minyak misalnya, tidak

dapat ditembus uap air) dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu yang

berkisar antara 1100C dan 121oC. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara

ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium,

biakkan yang dibuang, medium yang tercemar, dan bahan-bahan dari karet.

( sari,1993)

Ada 4 hal utama yang harus di ingat bila melakukan sterilisasi basah: (1)

sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul

dari ruang sterilisator; (2) semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai

uap, karena itu tabung dan labu kosong harus diletakkan dalam posisi tidur agar

udara tidak terperangkap di dasarnya; (3) bahan-bahan yang berpori atau yang

berbentuk cair harus permeabel terhadap uap; (4) suhu sebagaimana yang terukur

oleh termometer harus mencapai 121oC dan dipertahankan setinggi itu selama 15

menit. ( sari,1993)

b. Sterilisasi kering

 Sterilisasi kering atau sterilisasi panas kering dapat diterapkan dengan

cara pemanasan langsung sampai merah, melayangkan diatas merah api,

pembakaran dan sterilisasi dengan udara panas (oven). Pemanasan kering sering

digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium. (Srikandi,1992)

11

Page 12: bab 1

  Dalam sterilisasi panas kering, bahan yang sering disterilkan dengan cara

ini adalah pipet, tabung reaksi, cawan petri dari kaca, dan barang-barang pecah

belah lainnya. Bahan-bahan yang harus disterilkan harus dilindungi dengan cara

membungkus, menyumbat atau menaruhnya dalam suatu wadah tertutup untuk

mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven. ( sari,1993)

Sebelum melakukan sterilisasi udara panas kering ini terlebih dahulu

membungkus alat-alat gelas dengan kertas payung atau aluminium foil setelah itu,

atur pengatur suhu oven menjadi 1600C dan alat disterilkan selama 2  jam.

c. Sterilisasi uap

Uap panas pada suhu 100oC dapat digunakan dalam bentuk uap mengalir

atau air mendidih. Metode ini mempunyai keterbatasan penggunaan uap mengalir

dilakukan dengan proses sterilisasi bertingkat untuk mensterilkan media kultur.

Metode ini jarang memuaskan untuk larutan yang mengandung bahan-bahan

karena spora sering gagal tumbuh dibawah kondisi ini, bentuk vegetatif dari

kebanyakan bakteri yang tidak membentuk spora. Temperatur suhu titik mati

bervariasi, tetapi tidak ada bentuk non spora yang bertahan. Dalam prakteknya, 2

metode uap mengalir digunakan, suatu perpanjangan pemaparan uap selama 20-60

menit akan membunuh semua bentuk vegetatif bakteri tapi tidak akan

menghancurkan spora. Untuk meyakinkan penghancuran spora, sterilisasi berjeda

yang juga disebut sterilisasi bertingkat. Penjedahan dan bertahap adalah tindalisasi

digunakan. Dengan metode ini bahkan dipaparkan pada uap mengalir pada

periode waktu bervariasi dari 20-60 menit setiap hari selama 3 menit. Antara

pemaparan bahan terhadap uap yang disimpan pada suhu kamar atau pada

inkubator pada 37oC. prinsip dari metode ini adalah pada saat waktu pertama kali

pemaparan pada uap membunuh bakteri vegetatif tapi tidak sporanya. Tapi pada

saat bahan disimpan pada inkubator atau pada suhu ruangan selama 24 jam,

banyak spora akan tumbuh ke dalam bentuk vegetatif bentuk spora yang telah

tumbuh ini akan dimatikan pada pemanasan hari ke dua. Kesuksesan dari proses

12

Page 13: bab 1

ini tergantung pada spora yang berkembang ke bentuk vegetatif selama masa

istirahat.

d. Penyaringan ( filtrasi )

Penyaringan telah banyak digunakan untuk mensterilkan medium

laboratorium dan larutan yang dapat mengalami kerusakan jika dipanaskan.

Penyaringan dengan ukuran pori-pori 0,45 mikron atau kurang akan

menghilangkan jasad renik yang terdapat didalam larutan tersebut. Penyaringan

yang banyak digunakan terbuat dari gelas sinter, film selulosa (Gelaman,

Millipore) dan asbestos atau penyaring Seitz. Pori-pori dari penyaring tersebut

berkisar antara 0,22 sampai 10 mikron. Pori-pori yang lebih kasar biasanya

digunakan untuk penjernihan sebelum digunakan pori-pori yang lebih halus,

sehingga tidak terjadi penyumbatan. Penyaring yang biasa digunaakan untuk

bakteri tidak dapat menahan atau menyaring virus atau mikoplasma.

(Srikandi,1992)

Beberapa contoh bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini adalah serum,

larutan bikarbonat, enzim, toksin, bakteri, medium sintetik tertentu, dan antibiotik.

( sari,1993)

e.  Sterilisasi dengan disenfektan

Desinfektan adalah zat yang dengan membunuh bakteri. Senyawa kimia

yang banyak digunakan sebagai desinfektan antara lain : Larutan AgNO3, CuSO4,

HgCl2, ZnO, dan lain-lain, serta alkohol dan campurannya. Zat-zat yang dapat

membunuh atau menghamabat pertumbuhan bakteri dapat dibagi atas garam-

garam,logam, fenol, dan senyawa-senyawa lain yang sejenis, formaldehida,

yodium, alkohol, klor, zat warna, detergen, sulfonamida, dan antibiotik.

Umumnya bakteri yang muda kurang daya tahannya terhadap desinfektan

daripada bakteri yang tua, pekat, konsentrasi, lamanya berada dibawah pengaruh

desinfektan, merupakan faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan.

13

Page 14: bab 1

f. Sterilisasi gas

Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh

mikroorganisme dan sporanya. Beberapa bahan kimia yang dapat digunakan

untuk sterilisasi gas ialah etilena oksida asam perasetat,formaldehida dan

glutaraldehida alkalin. Cara ini diterapakn pada suhu kamar selama 2-18 jam

bergantung pada bahan kimianya.hal yang perlu dipertimbangkan dalam sterilisasi

gas adalah (1) lamanya waktu yang diperlukan sesudah perlakuan untuk

menghilangakan semua sisa bahan kimia yang diguankan (2) daya bahan bakar

yang bersangkutan (3) persyaratan peralatan (4) biaya pelaksanaan. ( Sari,1993)

g. Sterilisasi dengan radiasi

Sterilisasi dengan radiasi dapat dilakukan dengan sinar gama (sinar UV

kadang-kadang juga digunakan tetapi tidak begitu baik karena daya tembusnya

lemah ) namun penggunaanya terbatas karena menuntut persyaratan keamanan

dan biaya yang tinggi. ( Sari,1993)

BAB III

METODELOGI PERCOBAAN

14

Page 15: bab 1

3.1. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini diadakan pada:

Hari/tanggal    : Senin-Selasa / 29-30 September 2014

Waktu             : Pukul 08.00-17.30 WIB

Tempat :Laboratorium Bioproses Jurusan Teknik Kimia 

                           Fakultas Teknik, Univesitas Syiah Kuala

 

3.2.Alat dan Bahan

 Alat-alat yang digunakan:

 -    Erlenmeyer 500 ml (4 buah)

 -    Tabung reaksi (4 buah)

 -    Cawan petri (4 buah)

 -    Gelas ukur 500 ml (1 buah)

 -    Pipet tetes (1 buah)

 -    Spatula (1 buah)

 -    Kawat ose (1 buah)

 -    Magnetic stirrer (1 buah)

 -    Hot plate (1 set)

 -    Clean bench (1 set)

 -    Autoclave (1 set)

 

Bahan-bahan yang digunakan:

15

Page 16: bab 1

 -    Kapas (secukupnya)

 -    Kertas sampul coklat (secukupnya)

 -    Aquadest (210 ml)

 -    NaCl (2 gram)

 -    Glukosa (0,9 gram) 

-    Agar-agar (1,5 gram)

 -    Ekstrak daging (10  ml)

 

3.3 Prosedur Kerja Autoclave

(1) Untuk pemanasan air dalam autoclave dapat dilakukan pemanasan listrik

ataupun gas;

(2) Sebelum barang-barang yang akan disterilkan dimasukkan dan dilakukan

pemanasan, terlebih dahulu periksa air dibawah rak kukus;

(3) Usahakan air tersebut berada pada batas yang telah ditentukan, dan jangan

sampai kering. Apabila berada dibawah batas tersebut maka harus

ditambahkan lagi. Air didalamAutoclave harus berlebih, guna

pembentukan uap air supaya jenuh. Bila tidak jenuh maka tekanan uap dan

suhu dalam alat tersebut tidak akan sesuai lagi;

(4) Barang-barang yang akan disterilkan diletakkan dalam rak-rak logam/

keping-keping logam yang terletak beberapa cm di atas air, setelah hampir

mendidih;

(5) Tutup Autoclave lalu diskrup erat, sedangkan pentil dibuka sehingga udara

terhalau;

(6) Pentil lalu ditutup, suhu serta tekanan naik, sampai suhu 121oC dan

tekanan 15 psi (1,02 atm); Jika telah tercapai tekanan yang telah

dikehendaki (15 psi), maka aliran gas dan klep keamanan diatur untuk

16

Page 17: bab 1

menjaga supaya tekanan konstan. Pemanasan dilakukan selama 15 menit;

dan

(7) Setelah selesai waktu penyetrilan, pemanasan dialihkan

dan Autoclave dibiarkan dingin hingga meter tekanan menunjukkan angka

nol. Lalu dengan hati-hati kran udara dibuka sehingga tekanan mencapai

tekanan atmosfir.

Proses sterilisasi dengan Autoclave

1. Dicuci alat-alat yang akan digunakan dengan air panas atau sabun,baru

setelahnya dicuci dengan air megalir, serta aquadest atau alkohol;

2. Alat-alat dan media yang akan digunakan dibungkus dengan kertas sampul

coklat;

3. Untuk erlenmeyer yang berisi media cair sebelum penambahan ragi,

mulut erlenmeyerdisumbat dengan kapas anti basah;

4. Alat-alat dan media cair dimasukkan kedalam Autoclave dan dipanaskan

sampai suhu 121oC, dan tekanan 15 psi selama 15 menit.

 

3.2.3.      Prosedur Kerja Praktikum

 Pembuatan Media Padat

1. Untuk media padat dibuat dengan mencampurkan  agar-agar 1,5 gr dan

aquadest 100 ml di dalam gelas kimia .

2. Dimasukkan magnetic stirrer dalam campuran tersebut.

3. Kemudian gelas kimia yang berisi campuran tersebut diletakkan di atas hot

plate sampai campuran tersebut homogen; dan

4. Selanjutnya larutan dipindahkan kedalam Erlenmeyer dan didinginkan.

Pembuatan Media Cair

1. Untuk media cair dicampurkan NaCl 0,5 gram, glukosa 0,3 gram, 

aquadest 10 ml dan ekstrak daging 10 ml didalam gelas kimia.

17

Page 18: bab 1

2. Kemudian gelas kimia yang berisi campuran tersebut di tambahkan ragi

0,8 gram

3. Setelah steril, ditambahkan ragi sebanyak 1 gr ke dalam campuran tersebut

 

Proses Penanaman di Clean Bench

1. Dibuka semua alat-alat yang sudah diautoclave

2. Dituang media padat kedalam petridish dan tabung reaksi yang di buat miring

secara perlahan

3. Ditunggu sampai agar-agar / media padat mengeras;

4. Diambil kawat oase,kemudian dipanaskan ujungnya hingga berpijar lalu

digoreskan pada media padat bentuk zig-zag untuk petridish dan garis lurus

untuk tabung reaksi;

5. Kemudian dituang media cair ke atas media padat yang telah digores;

6. Dibiarkan pertidish tersebut di dalam clean bench dan dilakukan pengamatan

selama 4 jam sekali.

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan. Diperoleh bahwa perbedaan waktu inkubasi pada media padat menyebabkan terjadinya perubahan

18

Page 19: bab 1

pada media padat tersebut. Peristiwa ini dapat di lihat pada gambar 4.1 dan 4.2 di bawah ini, yaitu perbandingan media padat t0 = 0 jam dan t4 = 16 jam.

Gambar 4.1 media padat saat t0 = 0 jam

Gambar 4.2 media padat saat t4 = 16 jam

4.2 pembahasan

Pada percobaan ini dibuat dua bentuk media, yaitu media padat dan media cair. Menurut Atlas (2010), bahwa media padat yaitu media yang mengandung agen pemadat (misalnya agar atau gelatin) dengan konsentrasi tertentu, sehingga setelah dingin media menjadi padat. Media padat berguna untuk menjaga sel agar tidak berpindah tempat sehingga akan mudah dihitung dan dipisahkan jenisnya

19

Page 20: bab 1

ketika tumbuh menjadi koloni. Sedangkan media cair yaitu media yang mengandung larutan cair dari satu atau lebih bahan. Media cair tidak mengandung agar, contohnya adalah NB(Nutrient Broth) dan LB(Lactose Broth).

Pembuatan media padat dilakukan dengan mencampurkan agar-agar 1,5 gram, NaCl 0,8 gram, glukosa 0,6 gram dan aquadest sebanyak 100 ml didalam gelas kimia. Kemusian gelas kimia yang berisi campuran tersebut di masukkan magnetic stirrer dan di letakkan diatas hotplate sampai campuran tersebut homogen ( ditandai dengan timbulnya buih0buih di atas permukaan larutan). Selanjutnya larutan di pindahkan ke dalam Erlenmeyer dan didinginkan.

Sedangkan pembuatan media cair dengan cara menghomogenkan bahan-bahan seperti Glukosa 0,3 gram, NaCl 0,5 gram, estrak daging 10 ml dan aquadest sebanyak 10 ml di dalam Erlenmeye, kemudian dalam campuran tersebut ditambahkan ragi sebanyak 0,8 gram.

Media agar digunakan untuk membiakkan bakteri. Dalam pembuatan medium untuk pertumbuhan bakteri di perlukan suatu kondisi yang steril, agar pada saat pembuatan media tidak ada bakteri yang tidak diinginkan ikut berkembangbiak juga (Barker, 2009).

Bakteri pada dasarnya membutuhkan nutrisi tambahan, sehingga dibutuhkan oleh bakteri untuk berkembangbiak atau memperbanyak diri. Ekstrak daging di dalamnnya mengandung substansi jaringan hewan yang larut dalam air, meliputi karbohidrat, senyawa nitrogen organik, vitamin, dan garam-garam. Agar, suatu karbohidrat kompleks yang diperoleh dari algae marine tertentu. Digunakan untuk bahan pemadat media, agar yang lembur dalam larutan cair akan berbentuk gel bila suhu di kurangi sampai 45o C, agar tidak merupakan sumber nutrien bagi bakteri (wijayani, 2002).

Media padat yang telah homogen di pindahkan kedalam petridish dan kedalam tabung reaksi yang di buat miring secara perlahan di dalam Clean Bench. Di tunggu hingga media padat tersebut mengeras, setelah itu di ambil kawat Ose dan di goreskan pada media bentuk zig zag utnuk petridish dan garis lurus untuk tabung reaksi, sebelum kawat Ose tersebut digunakan, terlebih dahulu kawat tersebut di Sterilkan dengan menggukan api bunse.Kemudian media cair di tuangkan kedalam media padat yang telah di gores. Di biarkan petridish dan tabung reaksi tersebut di dalam Clean Bench dan diamati selama 4 jam sekali.

20

Page 21: bab 1

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

21

Page 22: bab 1

1. Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan tekanan uap tinggi menggunakan autoclave sehingga alat dan media steril.  Sterilisasi dilakukan bertujuan untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak diinginkan

2. Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang menggunakan tekanan 15 psi  dan suhu 121oC. Autoclave bekerja pada suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas.

3. Mikroorganisme yang di gunakan untuk penanaman mikroba berasal dari ragi.

4. Komposisi media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri demi mengoptimalkan pertumbuhannya, oleh karena itu tiap-tiap komposisi harus setimbang jumlahnya.

5. Mikroba didalam cawan petri (petridish) lebih banyak dari pada mikroba dalam tabung reaksi, karena sampel dalam cawan petri memiliki luas permukaan yang lebih besar. Namun untuk media dalam tabung reaksi dengan bentuk permukaan bidang miring yang dipengaruhi oleh faktor sumber nutrien yang mendukung mikrobanya terlihat lebih jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Atlas,ronald.M.2010.Handbook of microbiologycal Media.Ed ke-4.New york:CRC press.

22

Page 23: bab 1

Barker, kathy.1998.t the bench, A laboratory navigator.New york:cold spring harbor laboratory press.

Cheesbrough, Monica. 2005. District Laboratory Practice in Tropical Countries,ed.vol.2. Cambridge: Cambridge University Press, 

Suharto, Ign.1995. Bioteknologi dalam Dunia Industri.Andi Offset:Yogyakarta

Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Malang

Indra.2008..Http://ekmon-saurus/Bab-3 sterilisasi/.htm.diakses pada tanggal 01-oktober-2014.

Khusnuryani.2006. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia: jakarta

purnawijayanti, L. 2005. Mikrobilogi Umum. UMM Press: Malang

Sari, Ratna 1993.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia: Jakarta

Srikandi,kardias.1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia: Jakarta

Wijayani, Ari.2002. Teknik kultur jaringan.kasinus:yogyakarta

LAMPIRAN A

DAFTAR TABEL

Tabel A.1. hasil pengamatan pada media padat petridish dan media padat tabung reaksi (miring).

waktu perubahan yang terjadi

23

Page 24: bab 1

(jam) media padat petridish media padat tabung reaksi

0 belum terjadi perubahan belum terjadi perubahan

4 warna mulai menguning mikroba belum terlihat jelas

8 goresan zig-zag mulai terlihat jelasmulai muncul bintik-bintik, dan

media cair masih terdapat di permukaan agar

12terdapat sedikit bintik bintik dan

sedikit uap airwarna agak keruh dan terdapat

sedikit uap air

16 goresan zig-zag terlihat lebih jelasberuap air dan bintik bintik tersebar di permukaan agar

LAMPIRAN B

GAMBAR

Tabel B.1. perubahan yang terjadi pada media dalam petridish dan tabung reaksi miring

24

Page 25: bab 1

t0 = 0 jam t1= 4 jam

t3= 8 jamt4 = 12 jam

25

t5= 16 jam