bab 1

36
STANDAR KOMPETENSI Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya KOMPETENSI DASAR Menguasai konsep besaran dan satuannya. Menguasai konsep dimensi dan angka penting. Melakukan penjumlahan dan perkalian vektor. Melakukan penjumlahan dan perkalian vektor. INDIKATOR PEMBELAJARAN Setelah mempelajari pokok bahasan ini siswa diharapkan dapat: Menjelaskan konsep besaran dan satuan. Membandingkan Besaran pokok dan besaran turunan. Menentukan satuan besaran pokok dan besaran turunan dalam Sistem Internasional (SI). Menentukan dimensi dari suatu besaran pokok dan besaran turunan. Menganalisis dimensional dalam pemecahan masalah. Menyebutkan aturan penggunaan angka penting. Konversikan satuan dari beberapa besaran. KATA-KATA KUNCI Besaran, Satuan, Dimensi, Besaran Pokok, Angka penting, Pengukuran.

Upload: sabhan

Post on 25-Nov-2015

140 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

  • STANDAR KOMPETENSI

    Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya

    KOMPETENSI DASAR

    Menguasai konsep besaran dan satuannya.

    Menguasai konsep dimensi dan angka penting.

    Melakukan penjumlahan dan perkalian vektor.

    Melakukan penjumlahan dan perkalian vektor.

    INDIKATOR PEMBELAJARAN

    Setelah mempelajari pokok bahasan ini siswa diharapkan dapat:

    Menjelaskan konsep besaran dan satuan.

    Membandingkan Besaran pokok dan besaran turunan.

    Menentukan satuan besaran pokok dan besaran turunan dalam Sistem Internasional (SI).

    Menentukan dimensi dari suatu besaran pokok dan besaran turunan.

    Menganalisis dimensional dalam pemecahan masalah.

    Menyebutkan aturan penggunaan angka penting.

    Konversikan satuan dari beberapa besaran.

    KATA-KATA KUNCI

    Besaran, Satuan, Dimensi, Besaran Pokok, Angka penting, Pengukuran.

  • Ma

    ssa

    Wa

    ktu

    Jara

    k

    Lu

    as

    Ga

    ya

    , lu

    as,

    vo

    lum

    e, e

    ne

    rgi,

    ke

    cep

    ata

    n, t

    ek

    an

    an

    , dk

    k

    Pa

    nja

    ng

    Ma

    ssa

    Wa

    ktu

    Su

    hu

    Satuan

    Din

    ya

    tak

    an

    de

    ng

    an

    an

    gk

    a

    Besaran

    Da

    pa

    t D

    iuk

    ur

    Uk

    ura

    n n

    ila

    i Su

    atu

    Be

    nd

    a

    Pokok

    Turunan

    Su

    da

    h d

    ite

    tap

    ka

    n

    Be

    rju

    mla

    h h

    an

    ya

    SA

    TU

    Dit

    uru

    nk

    an

    da

    ri

    be

    rsa

    ran

    po

    ko

    k

    Be

    rju

    mla

    h l

    eb

    ih d

    ari

    SA

    TU

    VEKTOR

    SKALAR

    Me

    mil

    iki N

    ila

    i

    da

    n a

    rah

    Ga

    ya

    Aru

    s

    Ke

    cep

    ata

    n

    Be

    rat

    M

    em

    ilik

    i Nil

    ai

    Sa

    ja

    Jangka Sorong

    Mikrometer Sekrup

    Dig

    un

    ak

    an

    un

    tuk

    me

    ng

    uk

    ur:

    Dia

    me

    ter

    da

    n

    ke

    da

    lam

    an

    Dig

    un

    ak

    an

    un

    tuk

    me

    ng

    uk

    ur:

    Ke

    teb

    ala

    n B

    en

    da

  • 3

    Segala sesuatu yang dapat diukurdapat diukurdapat diukurdapat diukur, mempunyai nilaimempunyai nilaimempunyai nilaimempunyai nilai dan dinyatakan dalam satuan dinamakan sebagai

    BESARANBESARANBESARANBESARAN

    Segala sesuatu yang menyatakan menyatakan menyatakan menyatakan nilainilainilainilai, suatu besaran dinamakan sebagai

    SATUANSATUANSATUANSATUAN

  • 4

    1. BESARAN

    Besaran didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat diukur, memiliki besar dan

    dinyatakan dalam satuan. Misalnya: jarak, perpindahan, massa, panjang.

    2. SATUAN

    Satuan didefinisikan sebagai nilai ukuran dari suatu besaran. Terdapat tujuh besaran pokok,

    sehingga ada tujuh satuan dalam SI yaitu meter (m), Kilogram (kg), sekon (s), Ampere (A),

    Candela (cd), Kelvin (K), dan Mole (mol).

    a. Satuan Panjang

    Satuan panjang adalah meter, dengan satu meter didefinisikan sebagai jarak yang

    ditempuh cahaya (dalam vakum/ruang hampa) dalam selang waktu 458.792.299

    1 sekon.

    b. Satuan Massa

    Satuan massa adalah kilogram, dengan satu kilogram didefinisikan massa sebuah

    kilogram standar yang disimpan di Lembaga Timbangan dan Ukuran Internasional, dengan

    ketelitian 1 : 108.

    c. Satuan Waktu

    Satuan waktu adalah sekon, dengan satu sekon didefinisikan selang waktu yang

    diperlukan oleh atom sesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali dalam

    transisi antara dua tingkat energi di tingkat energi dasarnya.

    d. Satuan Kuat Arus Listrik

    Satuan Kuat arus listrik adalah Ampere, dengan satu Ampere didefinisikan sebagai kuat

    arus tetap yang jika dialirkan melalui dua buah kawat yang sejajar dan sangat panjang, dengan

    tebal yang dapat diabaikan dan diletakkan pada jarak terpisah 1 meter dalam vakum,

    menghasilkan gaya 2 x 10-7 N pada setiap meter kawat.

    e. Satuan Intensitas Cahaya

    Satuaan Intensitas cahata adalah Candela, dengan satu Candela didefinisikan sebagai

    intesitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi

    5,4 x 1014 Hz dengan intensitas radiasi sebesar 6831

    watt per steradian dalam arah tersebut.

    f. Satuan Suhu Termodinamika

    Satuan Suhu termodinamika adalah Kelvin, dengan satu Kelvin didefinisikan sebagai

    16,2731

    kali suhu termodinamika titik triple air.

    g. Satuan Jumlah Zat

    Satuan jumlah zat adalah mole, dengan satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang

    mengandung unsur elementer (dasar) zat tersebut dalam jumlah sebanyak jumlah atom karbon

    dalam 0,012 kg C-12 (karbon - 12).

    Selain dalam SI, ada sistem lain yang masih digunakan di beberapa Negara (seperti

    Inggris, Amerika), yaitu menggunakan sistem Inggris (British System). Dalam sistem ini :

  • 5

    Panjang menggunakan satuan feet (kaki)

    Massa menggunakan satuan pound

    Waktu menggunakan satuan sekon

    Pada SI, dikenal juga ada istilah sistem MKS (M = Meter; K = Kilogram; S = Sekon) dan

    CGS (C = Centimeter; G = Gram; S = Sekon).

    Panjang = meter (m) Massa = kilogram (kg) Waktu = sekon (s) Suhu = Kelvin (K) Kuat arus = ampere (A) Intensitas cahaya = candela (c) Jumlah zat = mole (mol)

  • 6

    3. BESARAN POKOK Besaran pokok didefinisikan sebagai besaran yang satuannya telah ditetapkan. Besaran

    pokok biasanya memiliki jumlah satuan 1 (saja). Pada pertemuan tahunan periode 1954 1971

    ditetapkan 7 besaran pokok beserta satuannya. Sistem satuan ini dinamakan Sistem

    Internasional yang disingkat SI (SI diambil dari bahasa Perancis : Le Systeme Internasional D

    Unites). 7 Besaran pokok dapat dilihat pada table berikut ini.

    Tabel 1. Satuan besaran pokok beserta simbolnya

    4. BESARAN TURUNAN Besaran turunan didefinisikan sebagai besaran yang satuannya diturunkan dari besaran

    pokok. Besaran turunan biasanya memiliki jumlah satuan lebih dari satu. Besaran yang termasuk

    besaran turunan adalah besaran fisika di luar besaran pokok, seperti gaya, kecepatan, luas,

    volume, percepatan, tekanan, usaha, energi, tegangan, momen gaya.

    1. Jika kecepatan (v) adalah besaran jarak (s) dibagi waktu (t), maka satuan dari

    kecepatan adalah !

    Penyelesaian.

    smv

    sekonmeter

    t

    sv

    waktujarak

    v

    /=

    ==

    =

    Jadi, satuan dari kecepatan adalah m/s.

    2. Pernyataan Hukum Hooke dirumuskan bahwa gaya tarik (F) sebagai hasil kali antara

    konstanta pegas (k) dengan perubahan panjang (x) pegas. Tentukanlah satuan dari

    konstanta pegas.

    Penyelesaian.

    Persamaan pada Hukum Hooke dapat dituliskan:

    22

    =

    =

    =

    =

    =

    skgm

    smkgx

    am

    x

    Fk

    xkF

    Jadi, satuan dari konstanta pegas adalah kg.s-2.

  • 7

  • 8

    Tentukan satuan dari besaran turunan berikut ini !

    1. Luas (A) = panjang (p) x lebar (l)

    2. Tekanan (P) = gaya (F) / luas (A)

    3. Massa jenis () = massa (m) / volume (V)

    4. Daya (P) = Gaya (F) / kecepatan (t)

    5. Usaha (W) = gaya (F) x perpindahan (s)

    5. DIMENSI

    a) Konsep Dimensi Dimensi didefinisikan sebagai cara suatu besaran tersusun dari besaran pokok. Dimensi

    ditentukan oleh satuan dari besaran pokok.

    b) Dimensi Besaran Pokok Pada dasarnya dimensi dan satuan besaran pokok adalah sama yaitu telah ditetapkan.

    Berikut ini satuan dan dimensi dari besaran pokok.

    Tabel 2 Dimeni besaran pokok

  • 9

    c) Dimensi Besaran Turunan Pada besaran turunan dimensinya diperoleh dari penurunan dimensi besaran pokok.

    Untuk mencari dimensi besaran turunan perhatikan soal penyelesaian berikut ini.

    1. Jika kecepatan (v) adalah besarna jarak (s) dibagi waktu (t), maka satuan dari

    kecepatan adalah !

    Penyelesaian :

    1=

    =

    =

    =

    =

    TLvTL

    v

    sekonmeter

    v

    t

    sv

    waktujarak

    v

    Jadi, dimensi dari kecepatan adalah L.T-1

    2. Tentukan dimensi dari besaran-besaran berikut ini.

    a. percepatan (a) = kecepatan (v) dibagi dengan waktu (t)

    b. gaya (F) = massa (m) dikalikan percepatan (a)

    Penyelesaian :

    a. Percepatan (a)

    2

    2

    2s

    m

    ss

    m

    s

    m/stv

    waktukecepatan

    =

    =

    =

    ===

    =

    TLaTL

    a

    a

    a

    Jadi, dimensi dari percepatan (a) adalah L.T-2

    b. gaya (F)

    22

    2s

    mk

    (a) percepatan(m) massa

    ==

    =

    =

    =

    TLMTLMF

    gF

    amFF

    Jadi, dimensi dari gaya (F) adalah M.L.T-2

  • 10

    Dua besaran dikatakan setara jika keduanya memiliki dimensi yang sama

    3. Gaya gravitasi yang timbul pada dua benda yang terpisah pada jarak tertentu

    dirumuskan sebagai berikut 221

    r

    mmGF = dengan F adalah gaya gravitasi (N), m1 dan m2 adalah massa kedua benda (kg), r adalah jarak kedua benda (m), dan G

    adalah tetapan gravitasi. Tentukanlah Dimensi dari G.

    Penyelesaian

    Untuk menyelesaikan soal di atas, kita dapat menggunakan tips menentukan

    dimensi besaran turunan, Simak dan Pahami penjelasan berikut ini!

    a. Menentukan nama besaran G = Tetapan gravitasi

    b. Menentukan rumus

    21

    2

    221

    mm

    rFG

    r

    mmGF

    =

    =

    c. Menentukan satuan ( ) ( )kg

    sm

    kgkgmsmkgG

    222

    =

    =

    d. Menentukan dimensi

    22

    =

    = TLMMTLG

    Jadi, dimensi dari G adalah M L T-2

    d) Manfaat Dimensi Dimensi seringkali digunakan untuk untuk membuktikan suatu persamaan sudah benar atau

    belum, dan membuktikan setara tidaknya dua besaran. Adapun manfaat dari dimensi, yaitu:

    1) Untuk membuktikan dua besaran setara atau tidak.

    Apakah impuls dan momentum merupakan dua besaran yang setara ?

    Penyelesaian :

    Dimensi Impuls Dimensi Momentum

    I = F . t

    I = kg m s -2 . s

    I = kg m s-1

    I = M.L.T -1

    p = m . v

    p = kg . m/s

    p = kg.m.s-1

    p = M.L.T-1

    Dari hasil pemeriksaan ternyata dimensi kedua besaran adalah sama, sehingga dapat

    kita simpulkan bahawa momentum dan impuls adalah SETARA.

  • 11

    Jika Momentum (p) adalah hasil kali massa dan kecepatan, maka tentukan Dimensi dari momentum (p). Penyelesaian:

    a. Menentukan Besarannya Momentum (p)

    b. Menentukan Rumusnya p = m v

    c. Menentukan Satuannya p = kg m/s

    d. Menentukan Dimensinya p = M L / T p = M L T -1

  • 12

    suatu persamaan dikatakan benar jika antara ruas kanan dan ruas kiri dimensinya sama

    2) Untuk menentukan suatu persamaan salah atau benar.

    Apakah persamaan v = s / t benar atau tidak ?

    penyelesaian :

    Dimensi ruas kiri Dimensi ruas kanan

    v = meter / sekon

    v = m/s

    v = [L]/ [T]

    v = [L .T-1]

    s / t = meter / sekon

    s / t = [L] / [T]

    s / t = [L . T -1]

    Dari hasil pemeriksaan ternyata dimensi kedua ruas sama, sehingga dapat kita

    simpulkan bahwa persamaan v = s / t adalah BENAR.

    Tentukan Dimensi dari besaran turunan berikut ini !

    1. Luas (A) = panjang (p) x lebar (l)

    2. Tekanan (P) = gaya (F) / luas (A)

    3. Massa jenis () = massa (m) / volume (V)

    4. Daya (P) = gaya (F) x kecepatan (v)

    5. Usaha (W) = gaya (F) x perpindahan (s)

  • 13

    6. Periksalah kebenaran dari persamaan-persamaan berikut ini di bawah ini dengan

    menggunakan analisis dimensi. Jika pernyataan tersebut salah, maka tunjukkanlah

    bentuk yang benar.

    a. x = g . t

    b. F = m . a2

    c. v2 = 2 a . x2

    dengan x = jarak, a = percepatan, F = gaya, t = waktu, g = percepatan gravitasi,

    m = massa, dan v = kecepatan.

    6. Angka Penting, Notasi Ilmiah dan Konversi Satuan

    A) NOTASI ILMIAH Dalam perhitungan atau pengukuran besaran fisika sering kali diperoleh bilangan yang

    sangat kecil ataupun sangat besar.

    Misalnya :

    Cepat rambat udara di vakum = 300.000.000 m/s

    Besar muatan sebuah elektron = 0,000 000 000 000 000 16 C

    Kita dapat bayangkan, betapa repotnya penulisan yang demikian panjang tersebut,

    sehingga untuk mempermudahnya maka nilai-nilai tersebut dapat dituliskan dalam bentuk notasi

    ilmiah.

    Sehingga :

    Cepat rambat udara di vakum = 300.000.000 m/s = 3 x 108 m/s

    Besar muatan sebuah elektron = 0,000 000 000 000 000 16 C = 1,6 x 10-16 C

    Notasi ilmiah merupakan penulisan pangkat 10 dengan tujuan mempermudah penulisan

    dan operasi aljabar.

    Secara umum penulisan notasi ilmiah seperti berikut ini :

    a x 10 n

    dengan :

    1 a < 10 n bilangan bulat ; n disebut orde

    Konversikan bilangan berikut ini ke dalam bentuk notasi ilmiah.

    a. 2000 km c. 0,004 kg

    b. 1200 m d. 0,076 m/s

    penyelesaian :

    a. 2000 km

    a = 2

    n = + 3 (karena dalam bentuk puluhan)

    maka, bentuk notasi ilmiahnya: yaitu 2000 km = 2 x 103 km

  • 14

    b. 1200 m

    a = 12 , karena nilai ini lebih dari sepuluh, maka

    a = 1,2

    n = 3

    maka bentuk notasi ilmiahnya, yaitu : 1200 m = 1,2 x 103 m

    c. 0,004 kg

    a = 4

    n = - 3 (karena dalam bentuk desimal)

    maka bentuk notasi ilmiahnya, yaitu :

    0,004 kg = 4 x 10-3 kg

    d. 0,076 m/s

    a = 76, karena nilai ini lebih dari sepuluh, maka

    a = 7,6

    n = - 3

    sehingga bentuk notasi ilmiahnya, yaitu 7,6 x 10-3 m/s

    B) ANGKA PENTING (AP)

    1) Konsep Angka Penting (AP) Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari

    angka eksak dan satu angka yang di taksir atau diragukan. Tidak semua angka hasil pengukuran

    merupakan angka penting, sehingga dibuatlah suatu aturan tentang angka penting.

    2) Aturan penulisan Angka Penting (AP), yaitu : 1. Semua angka BUKAN NOL adalah angka penting.

    Contohnya :

    245 memiliki 3 AP (2, 4, dan 5)

    49,3 memiliki 3 AP (4, 9, dan 3)

    2. Angka NOL yang terletak diantara angka bukan nol adalah angka penting.

    Contohnya :

    102 memiliki 3 AP (1, 0, dan 2)

    2011 memiliki 4 AP (2, 0, 1, dan 1)

    3. Angka NOL yang terletak dibagian akhir atau BELAKANG koma dan angka dalam

    desimal termasuk angka penting.

    Contohnya :

    25,00 memiliki 4 AP (1, 5, 0, dan 0)

    4,00 memiliki 3 AP (4, 0, dan 0)

    4. Angka NOL yang berada DI DEPAN koma dan angka dalam desimal bukan angka

    penting.

    Contohnya :

    0,991 memiliki 3 AP (9, 9, dan 1)

    0,030 memiliki 2 AP (3 dan 0) ;

    5. Bilangan bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki angka

    angka NOL pada dereta akhir harus dituliskan dalam bentuk notasi ilmiah

    Contohnya :

    2500 = 2,5 x 103 memiliki 2 AP (2, dan 5)

    3000 = 3 x 103 memiliki 1 AP (3) ;

  • 15

    Yang Termasuk Angka Penting (AP), yaitu:

    Semua angka selain angka nol (0)

    Angka nol (0) di sebelah kanan angka.

  • 16

    Hasil penjumlahan dan pengurangan angka penting hanyahanyahanyahanya memiliki 1 (satu) angka taksiran 1 (satu) angka taksiran 1 (satu) angka taksiran 1 (satu) angka taksiran

    3) Operasi Angka Penting(AP), yaitu : a) Pembulatan angka penting (AP) Angka penting dibulatkan naik, jika :

    a) angka paling belakang > 5

    misal :

    1. 3,27 dibulatkan menjadi 3,3

    2. 42,689 dibulatkan menjadi 42,69

    b) angka paling belakang = 5, dan sebelum angka 5 berupa angka ganjil.

    misal :

    1. 3,35 dibulatkan menjadi 3,4

    2. 42,675 dibulatkan menjadi 42,68

    Angka penting tidak dibulatkan (tetap), jika :

    a) angka paling belakang < 5

    misal :

    1. 3,24 dibulatkan menjadi 3,2

    2. 42,682 dibulatkan menjadi 42,68

    b) angka paling belakang = 5, dan sebelum angka 5 berupa angka genap.

    misal :

    1. 3,25 dibulatkan menjadi 3,2

    2. 42,685 dibulatkan menjadi 42,68

    b) Penjumlahan dan Pengurangan Angka Penting (AP)

    Berapakah hasil penjumlahan dari bilangan penting berikut!

    a. 2,53 + 3,760

    b. 72,5 + 4,56

    penyelesaian :

    a. Hasil penjumlahan dari bilangan penting : 2,53 3 adalah angka taksiran

    3,760 0 adalah angka taksiran

    Karena hasilnya harus memiliki 1 angka taksiran, maka penulisan hasil dari

    penjumlahannya adaalah 6,29

    b. hasil penjumlahan dari bilangan penting : 72,5 5 adalah angka taksiran

    4,56 6 adalah angka taksiran

    Karena hasilnya harus memiliki 1 angka taksiran, maka penulisan hasil dari

    penjumlahannya adaalah 76,1

    + 6,290 9 dan 0 adalah angka taksiran

    + 76,06 0 dan 6 adalah angka taksiran

  • 17

    Hasil perkalian dan pembagian bilangan angka penting (AP) harus memiliki jumlahjumlahjumlahjumlah Angka Penting (APAPAPAP)

    yang paling sedikitsedikitsedikitsedikit

    c) Perkalian dan Pembagian Angka Penting (AP)

    Bangun persegi memiliki panjang 1,24 cm dan lebar 2,3 cm. Berapakah luas bangun

    persegi tersebut ?

    penyelesaian : 1,24 mempunyai 3 AP (1, 2, dan 4)

    2,3 mempunyai 2 AP (2, dan 3)

    2,852 mempunyai 4 AP (2, 8, 5, dan 2)

    Karena hasil perkalian angka penting harus memiliki jumlah AP paling sedikit, dalam hal

    ini 2 AP, maka hasil perkalian di atas kita bulatkan menjadi 2 AP, sehingga luasnya

    adalah 2,8 cm2

    Gimana??? Sudah pahamkan bagaimana cara menentukan, menjumlahkan dan mengalikan

    angka penting! So Ayo Kita Selesaikan soal berikut ini!

    Bagaimana dengan Pengurangan dan Pembagian pada

    Angka penting?

    Pengurangan Angka penting sama halnya dengan

    penjumlahan angka penting.

    Pembagian Angka penting sama halnya dengan Perkalian

    angka penting.

    Hitunglah dengan menggunakan aturan angka penting bilangan berikut ini:

    a. 97,45 0,3

    b. 82,65 : 3,2

    Penyelesaian:

    a.

    45,97

    3,0

    15,97 b.

    65,82 2,3

    828125,25 Menurut aturannya hasil pembagian di atas adalah 26 (2 AP).

    Menurut aturannya hasil pengurangan di samping adalah 9,72

    4 AP (8, 2, 6, dan 5)

    2 AP (3, dan 2)

    8 AP (2, 5, 8, 2, 8, 1, 2 dan 5)

  • 18

    1. Hitunglah banyaknya angka penting dalam bilangan-bilangan berikuti ini, dan

    sebutkan juga angka taksirannya.

    c. 2541 = ........................................................................

    d. 86,20 = ........................................................................

    e. 6400 = ........................................................................

    f. 5,06 = ........................................................................

    g. 0,0021 = ........................................................................

    h. 1,0024 = ........................................................................

    i. 40,0 = ........................................................................

    j. 0,420 = ........................................................................

    2. Hitunglah bilangan-bilangan berikut ini dengan menggunakan aturan angka penting.

    a. 15,40 + 21 = ................................................................

    b. 0,10 + 0,045 = ................................................................

    c. 0,584 + 0,5 = ................................................................

    d. 720 + 478 = ................................................................

    e. 340 100 = ................................................................

    f. 0,67 0,302 = ................................................................

    g. 15,40 4,1 = ................................................................

    h. 0,00921 0,002 = ................................................................

    3. Hitunglah bilangan-bilangan berikut ini dengan menggunakan aturan angka penting.

    a. 40,0 x 8,0 = ................................................................

    b. 0,10 x 0,045 = ................................................................

    c. 0,584 x 0,5 = ................................................................

    d. 6,25 0,25 = ................................................................

    e. (4,0 x 103).(0,2) = ................................................................

    f. 0,67 x 0,302 = ................................................................

  • 19

    C) Konversi Satuan Dalam fisika, banyak nilai-nilai dari besaran yang nilai satuanya tidak sesuai dengan

    satuan dalam sistem Internasional, sehingga harus dikonversikan (dirubah) kedalam bentuk

    satuan SI. Berikut ini terdapat contoh beberapa diagram konversi satuan.

    Satuan Panjang (meter) Satuan Massa (kg)

    Satuan waktu (sekon)

    Berikut ini beberapa contoh soal dalam merubah atau mengkoversikan satuan.

    Konversikan satuan dan nyatakan dalam notasi ilmiah nilai besaran berikut ini ! a. 1 km = m

    b. 15 kg = mg

    c. 36 km/jam = m/s

    d. 0,2 gr/cm3 = kg/m3

    penyelesaian : a. 1 km = 1 x 1000 m = 1000 m = 1 x 103 m

    b. 15 kg = 15 x 1000000 mg = 15000000 mg= 1,5 x 107 mg

    c. 36 km/jam = s

    m

    s

    m

    jamkm 10

    360010003636 ==

    d. 0,2 gr/cm3 = 32

    333

    36

    3

    3 102200102,010102,02,0

    m

    kgm

    kgm

    kgm

    kgcm

    gr====

    m

    dm

    cm

    mm

    km hm

    dam x 10

    :10

    g

    dg

    cg

    mg

    kg hg

    dag x 10

    :10

    1 jam = 3600 sekon

    1 menit = 60 sekon

    1 s = 1/60 menit

    1 s = 1/3600 jam

  • 20

    Konversikan bilangan berikut ini dan Tulislah ke dalam bentuk notasi ilmiah.

    1. 856 milisekon = ................................................ sekon

    2. 225 mikroampere = ................................................ ampere

    3. 425 nanometer = ................................................ meter

    4. 0,2 miligram = ................................................ kilogram

    5. 40 gigavolt = ................................................ volt

    Tuliskan angka-angka berikut kedalam bentuk notasi ilmiah dengan banyak angka

    pentingnya sesuai yang tertulis dalam kurung.

    6. 5 miliar tahun (2 AP) = tahun

    Penyelesaian :

    7. 384 jutameter (3 AP) = meter

    Penyelesaian :

    8. 0,000001050 (4 AP) =

    Penyelesaian

    9. 76840000 (3 AP) =

    Penyelesaian :

    10. 4258000 kg(2 AP) =

    Penyelesaian :

    7. Pengukuran dan Alat Ukur Mengukur merupakan membandingkan sesuatu yang diukur dengan sesuatu lain yang sejenis

    yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam melakukan pengukuran tidak ada yang benar benar

    seratus persen akurat, pasti terdapat ketidakpastian pengukuran yang disebebakan oleh

    beberapa hal, baik oleh faktor manusia, lingkungan, maupun alat ukur itu sendiri. Oleh karena

    itu, dalam setiap pengukuran selalu dituliskan nilai ketidakpastiannya, baik dalam harga mutlak

    maupun dalam harga relatif.

    A) Kesalahan Pengukuran Kesalahan (eror) adalam penyimpangan nilai yang diukur dari nilai sebenarnya.

    Kesalahan dapat digolongkan menjadi 3 (tiga), yaitu:

    1) Kesalahan Umum (keteledoran) Kesalahan ini sering kali disebabkan oleh keterbatasan pengamat dalam menggunakan

    alat ukur yang ada.

  • 21

    2) Kesalahan Sistematik Kesalahan ini dapat terjadi akibat dari alat ukur itu sendiri, seperti kesalahan kalibrasi,

    kesalahan titik nol, kesalahan alat, dan sebagainya.

    3) Kesalahan Acak

    Kesalahan ini lebih sering diakibatkan oleh fluktuasi fluktuasi yang sulit dikendalikan

    seperti fluktuasi tegangan listrik PLN, panas yang terserap ke lingkungan, gerak acak

    partikel dan sebagainya.

    Selain tiga kesalah umum di atas, terdapat 4 (empat) kesalahan pengukuran lain

    berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu:

    1) Kesalahan Alamiah Kesalahan yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang

    sulit dikontrol, seperti pengaruh cuaca, gravitasi, angin,

    dan lain sebagainya.

    2) Kesalahan Alat

    Kesalahan yang disebakan oleh alat ukur itu sendiri, seperti kesalahan

    kalibrasi, keterbatasan alat ukur, faktor keausan (pegas yang terlalu

    kendur).

    3) Kesalahan Objek yang diukur

    Kesalahan yang disebabkan oleh objek yang akan diukur,

    seperti dalam proses mengukur diameter suatu pipa ternyata

    permukaan luar atau dalam pipa tidak berbentuk lingkaran

    penuh.

    4) Kesalahan Pengamat

    Kesalahan yang dilakukan oleh pengamat sendiri bisa

    dalam membaca alat ukur. Seperti kesalahan paralaks

    (tidak tegak lurusnya mata dalam membaca alat ukur),

    pengamat dalam merangkai alat.

  • 22

    B) Pengukuran Tunggal Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan hanya dalam sekali saja terhadap

    objek yang diukur. Dalam pengukuran tunggal, besarnya ketidakpastian pengukuran sama

    dengan setengah dari skala terkecil alat ukur. Sehingga, dalam penulisan hasil pengukuran

    seperti berikut ini.

    ( ) nstxxxHU21

    ==

    Dengan:

    HU = Hasil Ukur

    x = nilai yang terbaca alat ukur

    x = ketidakpastian pengukuran

    nst = nilai skala terkecil

    Berikut ini, beberapa contoh Pengukuran Tunggal, yaitu:

    1) Pengukuran pada Mistar (penggaris) Mistar atau penggaris sering digunakan untuk mengukuran panjang suatu benda. Seperti

    mengukur panjang buku, mengukur panjang Bolpoin.

    Perhatikan gambar mistar berikut ini!

    Nilai skala terkecil (nst) yang dimiliki oleh mistar biasanya adalah 1 mm, sehingga

    ketidakpastian (x) dari mistar adalah:

    cmx

    mmx

    mmx

    nstx

    =

    =

    =

    =

    05,0

    5,0

    12121

    Menentukan kesalahan relatif (KR) pada mistar yaitu:

    %100=x

    xKR

    dengan:

    KR = Kesalahan reatif

    x = nilai yang terbaca alat ukut

    x = ketidakpastian pengukuran

  • 23

    Penulisan hasil pengukuran pada mistar sama dengan penulisan hasil pengukuran pada

    pengukuran tunggal, yaitu:

    ( ) nstxxxHU21

    ==

    Dengan:

    HU = Hasil Ukur

    x = nilai yang terbaca alat ukur

    x = ketidakpastian pengukuran

    nst = nilai skala terkecil pada mistar

    Perhatikan dan pahami soal penyelesaian berikut ini!

    Tentukan hasil pengukuran oleh mistar berikut ini!

    Penyelesaian:

    nst = 1 mm = 0,1 cm

    x = 0,5 mm = 0,05 cm

    x = 6,3 cm

    HU = (x x) = (6,3 0,05 cm)

    2) Pengukuran pada Jangka Sorong

    Jangka sorong merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter dalam

    dan luar suatu benda (seperti pipa), serta mengukur kedalam suatu lubang. Gambar jangka

    sorong dapat dilihat seperti di bawah ini.

  • 24

    Jangka sorong memiliki dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius. Pada skala utama

    terdapat skala seperti pada mistar, yaitu 1 cm dibagi menjadi 10 skala, sehingga masing-masing

    skala bernilai 1 mm. Sedangkan pada skala nonius/vernier terdapat 0,9 cm dibagi menjadi 10

    skala, sehingga tiap skala bernilai 0,9 mm. Jadi, terdapat selisih skala terkecil antara skala

    utama (1 mm) dan skala nonius (0,9 mm) sebesar: 1 mm 0,9 mm = 0,1 mm. sehingga dapat

    disimpulkan ketelitian yang dimiliki oleh jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.

    Sedangkan ketidak pastian pengukuran pada jangka sorong adalah:

    mmx

    nstx

    =

    =

    1,02121

    cmx

    mmx

    =

    =

    005,0

    05,0

    Menentukan kesalahan relatif (KR) pada jangka sorong yaitu:

    %100+

    =

    SNSUxKR

    dengan:

    KR = Kesalahan reatif

    SU = nilai pada skala utama

    SN = nilai pada skala nonius

    x = ketidakpastian pengukuran

    Penulisan hasil pengukuran pada jangka sorong, yaitu:

    ( )( ) nstxxSNSUHU21

    =+=

    Dengan:

    HU = Hasil Ukur

    SU = Nilai pada skala utama

    SN = Nilai pada skala nonius

    x = ketidakpastian pengukuran

    nst = nilai skala terkecil pada jangka sorong

    Perhatikan dan pahami soal penyelesaian berikut ini!

    Tentukan hasil pengukuran yang ditunjukkan pada gambar berikut ini!

  • 25

    Penyelesaian:

    ( )( )( )( )

    ( ) cmHUcmHU

    xSNSUHU

    =+=

    +=

    005,026,7005,006,02,7

    3) Pengukuran pada Mikrometer Sekrup

    Mikrometer sekrup merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur diameter atau

    ketebalan benda yang relatif tipis atau kecil. Seperti ketebalan kertas, diameter kawat dan

    sebagainya. Gambar micrometer sekrup dapat dilihat seperti di bawah ini.

    Seperti halnya pada jangka sorong, micrometer sekruppun memiliki dua skala, yaitu

    skala utama dan skala nonius. Pada skala utama terdapat skala seperti pada mistar. Sedangkan

    pada skala nonius/vernier berupa selubung putar yang terdiri dari 50 skala yang jika sekali

    diputar, maka skala utama bergeser 0,5 mm. Ini berarti nilai skala terkecil (nst) pada micrometer

    sekrup adalah:

    mmnst

    mmnst

    =

    =

    01,050

    5,0

    Sedangkan ketidak pastian pengukuran pada mikrometer sekrup adalah:

    mmnstx == 1,0021

    21

    SU = 7,2 cm

    SN = 0,6 mm = 0,06 cm

  • 26

    cmx

    mmx

    =

    =

    0005,0

    005,0

    Menentukan kesalahan relatif (KR) pada mikrometer sekrup yaitu:

    %100+

    =

    SNSUxKR

    dengan:

    KR = Kesalahan reatif

    SU = nilai pada skala utama

    SN = nilai pada skala nonius

    x = ketidakpastian pengukuran

    Penulisan hasil pengukuran pada mikrometer sekrup, yaitu:

    ( )( ) nstxxSNSUHU21

    =+=

    Dengan:

    HU = Hasil Ukur

    SU = Nilai pada skala utama

    SN = Nilai pada skala nonius

    x = ketidakpastian pengukuran

    nst = nilai skala terkecil pada mikrometer sekrup

    Perhatikan dan pahami soal penyelesaian berikut ini!

    Tentukan hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini!

    Penyelesaian:

    Dari gambar di samping diperoleh:

    SU = 7,5 mm; dan SN = 0,35 mm

    Jadi hasil pengukurannya adalah:

    ( )( )( )( )

    ( ) mmHUmmHU

    xSNSUHU

    =+=

    +=

    005,085,7005,035,05,7

  • 27

    Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini adalah:

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

  • 28

    C) Pengukuran Berulang

    Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan sebanyak n kali

    terhadap objek ukur (besaran) yang sama sehingga akan diperoleh nilai data lebih

    mendekati kebenaran, secara matematis ditulis:

    n

    x

    ...

    n

    321

    =

    ++++=

    x

    n

    xxxxx n

    dengan:

    =x nilai rata - rata Sedangkan ketidakpastian pengukuran diperoleh dari simpangan baku rata

    rata, yaitu:

    atau

    penulisan hasil ukur ditulis:

    Dari data pengamatan lab yang dilakukan siswa dalam pengukuran waktu

    yang diperlukan untuk melakukan 10 kali getaran pada ayunan sederhana

    yang dilakukan sebanyak 5 kali adalah sebagai berikut:

    Percobaan ke Waktu (s)

    1

    2

    3

    4

    5

    3,40

    3,20

    3,20

    3,50

    3,30

    Tentukan nilai rata rata dan simpangan bakunya!

    Penyelesaian:

    Data Perhitungan

    Ke n ti ti2 ( )2ii tt

    1

    2

    3

    4

    5

    3,40

    3,20

    3,20

    3,50

    3,30

    11,56

    10,24

    10,24

    12,25

    10,89

    0,0064

    0,0144

    0,0144

    0,0324

    0,0004

    16,60 55,18 0,0680

    ( )( )1-nn

    xx2

    = iSB

    ( )1-n

    xxn

    n

    12

    i2

    i =SB

    SB+= xx

  • 29

    32,3560,16

    n

    tt === sekon

    ( )( ) ( ) 0583,0155

    0680,01-nntt

    2

    =

    =

    = iSB

    atau

    ( )

    0583,04

    56,2759,27551

    1556,27528,555

    51

    1-nttn

    n

    12

    i2

    i

    =

    =

    =

    =

    SB

    SB

    Sehingga hasil pengukurannya adalah:

    t = (3,32 0,0583) sekon.

    Data pengukuran diameter kawat yang dilakukan secara berulang diperoleh data

    sebagai berikut:

    Percobaan ke diameter (mm)

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    2,350

    2,300

    2,280

    2,320

    2,330

    2,300

    Tentukan hasil ukur diameter kawat dalam tiga dimensi!

    Jawab

  • 30

    1. Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah

    A. kuat arus, massa, gaya

    B. suhu, massa, volume

    C. waktu,momentum, percepatan

    D. usaha,momentum, percepatan

    E. kecepatan, suhu, jumlah zat

    2. Dari besaran fisika di bawah ini, yang merupakan besaran pokok adalah

    A. massa, berat, jarak, gaya

    B. panjang, daya, momentum, kecepatan

    C. kuat arus, jumlah zat, suhu, jarak

    D. waktu, energi, percepatan, tekanan

    E. usaha, intensitas cahaya, gravitasi, gaya normal

    3. Dibawah ini adalah besaran-besaran dalam fisika.

    1. panjang

    2. massa

    3. kuat arus

    4. gaya

    Yang termasuk ke dalam besaran pokok adalah ...

    A. 1 dan 3

    B. 1, 2 dan 3

    C. 2 dan 4

    D. 3 dan 4

    E. 2, 3 dan 4

    4. Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan adalah

    A. momentum, waktu, kuat arus

    B. kecepatan, usaha, massa

    C. energi, usaha, waktu putar

    D. waktu putar, panjang, massa

    E. momen gaya, usaha, momentum

    5. Di bawah ini yang merupakan besaran pokok dalam sistem Standar Internasional adalah ...

    A. Kilogram dan Watt

    B. Kilogram dan Celcius

    C. Meter dan Detik

    D. Meter dan Celcius

    E. Celcius dan Watt

    6. Daya adalah besarnya usaha atau energi tiap satuan waktu, dimensi dari daya adalah ....

    A. M.L.T

    B. M.L.T1

    C. M.L.T2

  • 31

    D. M.L2.T2

    E. M.L2.T3

    7. Gaya tarik (F) pada pegas dirumuskan F = k/y, jika y adalah pertambahan panjang (m),

    maka dimensi konstanta pegas adalah

    A. L.T1

    B. M.T2

    C. M.L.T1

    D. M.L.T2

    E. M.L2.T1

    8. Jika m adalah massa benda, g adalah percepatan gravitasi, dan h adalah ketinggian, maka

    Dimensi energi potensial (EP) = m.g. h adalah

    A. M.L.T1

    B. M.L.T2

    C. M.L1T2

    D. M.L2T2

    E. M.L2.T2

    9. Persamaan gas ideal memenuhi persamaan CT

    VP=

    dimana C adalah konstanta, P adalah

    tekanan, V adalah volume, dan T adalah suhu. Dimensi dari konstanta C adalah

    A. M.L1.T2.1

    B. M.L2.T2.1

    C. M.L2.T1.1

    D. M.L2.T2.1

    E. M.L2.T2.1

    10. Momentum mempunyai dimensi yang sama dengan dimensi besaran

    A. impuls

    B. energi

    C. gaya

    D. tekanan

    E. percepatan

    11. Perhatikan tabel berikut ini !

    Dari tabel di atas yang mempunyai satuan dan dimensi yang benar adalah besaran nomor

    A. 1 saja

    B. 1 dan 2 saja

    C. 1, 2 dan 3

    D. 1 dan 3 saja

    E. 2 dan 3 saja

    12. Besaran yang mempunyai dimensi M.L-3 adalah

    A. Kecepatan

  • 32

    B. Percepatan

    C. Massa jenis

    D. Berat jenis

    E. Gaya

    13. Pada pengukuran panjang benda, diperoleh hasil pengukuran 0,07060 m. Banyaknya angka

    penting hasil pengukuran tersebut adalah

    A. dua

    B. tiga

    C. empat

    D. lima

    E. enam

    14. Seorang anak mengukur panjang tali diperoleh angka 0,50300 m, maka jumlah angka

    penting dari hasil peng-ukuran tersebut adalah

    A. 6

    B. 5

    C. 4

    D. 3

    E. 2

    15. Dari hasil pengukuran suatu plat tipis panjang 15,35 cm dan lebar 8,24 cm, maka luas plat

    tersebut adalah

    A. 126 cm2

    B. 126,5 cm2

    C. 126,48 cm2

    D. 126,484 cm2

    E. 126,4840 cm2

    16. Hasil pengukuran plat seng, panjang 1,5 m dan lebarnya 1,20 m. Luas plat seng menurut

    penulisan angka penting adalah

    A. 1,8012 m2

    B. 1,801 m2

    C. 1,800 m2

    D. 1,80 m2

    E. 1,8 m2

    17. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu lantai adalah 12,61 m dan 5,2 m. Menurut aturan

    angka penting, luas lantai tersebut adalah

    A. 65 m2

    B. 65,5 m2

    C. 65,572 m2

    D. 65,6 m2

    E. 66 m2

    18. Sebuah pita diukur, ternyata lebarnya 12,3 mm dan panjangnya 125,5 cm., maka luas

    mempunyai angka penting sebanyak

    A. 6

    B. 5

    C. 4

    D. 3

  • 33

    E. 2

    19. Sebuah partikel bermassa 350 mg. massa tersebut setara dengan kg

    A. 3,5 x 10-3

    B. 3,5 x 10-4

    C. 3,5 x 10-6

    D. 3,5 x 10-7

    E. 3,5 x 10-8

    20. Sebuah pembangkit listrik mampu menghasilkan daya 105 MW. Daya listrik tersebut jika di

    tulis dalam notasi ilmiah adalah W

    A. 105 x 106

    B. 10,5 x 105

    C. 1,05 x 104

    D. 1,05 x 106

    E. 1,05 x 108

    21. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 60 km/jam. Dalam SI kecepatan mobil tersebut

    adalah ...

    A. 16,667 m/det

    B. 36 m/det

    C. 60 m/det

    D. 360.m/det

    E. 600 m/det

    22. Susunan dari besaran, massa, waktu, dan suhu menurut Standar Internasional (SI) adalah ...

    A. gr, menit, K

    B. lb, menit, K

    C. kg, detik, K

    D. kg, detik, F

    E. ons, detik, R

    23. Sebatang kawat baja mempunyai luas penampang 2,20 mm2, dan panjangnya 37,55 mm.

    Besarnya volume kawat baja tersebut adalah ...

    A. 80,875 mm3

    B. 83,9 mm3

    C. 93,9 mm3

    D. 96,9 mm3

    E. 99,9 mm3

    24. Untuk mengukur tebal kertas, maka alat yang tepat digunakan adalah

    A. mistar

    B. jangka sorong

    C. mikrometer sekrup

    D. stopwatch

    E. meteran kios

    25. Skala terkecil dari alat-alat ukur panjang seperti mistar, jangka sorong, dan mikrometer

    sekrup adalah ....

    A. 1 mm; 0,1 mm; 0,01 mm

    B. 0,5 mm; 0,1 mm; 0,01 mm

  • 34

    C. 0,1 mm; 0,01 mm; 0,001 mm

    D. 0,5 mm; 0,05 mm; 0,005 mm

    E. 0,5 mm; 0,01 mm; 0,001mm

    26. Seseorang melakukan pengukuran tebal buku tulis dengan jangka sorong. Hasil

    pengukurannya adalah 5,24 mm. Dengan memperhitungkan kesalahan mutlak, pembacaan

    dari hasil pengukuran tersebut dapat dituliskan menjadi ....

    A. (5,24 + 0,01) mm

    B. (5,24 + 0,05) mm

    C. (5,24 + 0,1) mm

    D. (5,24 + 0,5) mm

    E. (5,24 + 1) mm

    27. Sebatang kayu memiliki panjang 10 m. Dari pernyataan tersebut yang disebut besaran

    adalah ....

    A. 10

    B. m

    C. 10 m

    D. panjang

    E. kayu

    28. Notasi ilmiah dari bilangan 0,000000022348 adalah ....

    A. 22,348 x 10-9

    B. 22,348 x 10-10

    C. 2,23 x 10-8

    D. 2,2348 x 10-8

    E. 22,348 x 10-9

    29. Orde bilangan dari nilai 0,00000002456 adalah ...

    A. 10

    B. 8

    C. 1012

    D. 109

    E. 108

    30. Hasil pengukuran oleh alat ukur berikut ini adalah

    A. 9,1 cm

    B. 9,1 mm

    C. 9,12 cm

    D. 9,12 mm

    E. 9,00 mm

  • 35

    1. Satuan dari besaran percepatan, suhu dan gaya, menurut sistem Internasional (SI) adalah

    ...

    2. Satuan dari besaran, massa, waktu, dan suhu menurut Standar Internasional (SI) adalah ...

    3. usaha adalah besarnya gaya (F) dikalikan jarak (s), maka satuan dan dimensi dari usaha

    adalah ...

    4. Tentukan satuan dan dimensi besaran-besaran berikut ini.

    a) massa jenis () =

    b) tekanan (P) =

    c) usaha (W) =

    5. energi potensial (EP) dinyatakan oleh persamaan EP = m.g.h , dengan m adalah massa

    benda, g adalah percepatan gravitasi , dan h adalah ketinggian benda. Carilah satuan dan

    dimensi dari energi potensial tersebut ...

    6. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 60 km/jam. Dalam SI kecepatan mobil tersebut

    adalah ...

    7. Sebuah kubus mempunyai panjang sisi 10 cm. Bila 1 m = 39,4 in, maka volum kubus

    tersebut adalah ...

    8. Sebuah silinder memiliki jari-jari 2,8 cm dan tinggi 10 cm, volume silinder dengan aturan

    angka penting adalah ...

    9. Sebuah lingkaran berdiameter 14 cm. Jika 1 m = 38,4 inci, maka luas lingkaran tersebut

    adalah ...

    10. Sebatang kawat baja mempunyai luas penampang 2,20 mm2, dan panjangnya 37,55 mm.

    Besarnya volume kawat baja tersebut adalah ...

    11. seorang anak mengukur panjang tali dan diperoleh angka 0,050300. Jumlah angka penting

    dari hasil pengukuran tersebut adalah ...

    12. dari hasil pengukuran menggunakan jangka sorong didapat panjang kaki segitiga sama kaki

    12,55 cm dan tingginya 3,5 cm. Hitunglah luas segitiga tersebut dengan aturan angka

    penting!

    13. konversikan nilai-nilai dibawah ini !

    A. 230 km = ..................... m

    B. 750 gr = ..................... kg

    C. 0,52 mm = ..................... km

    D. 20 m/s2 = ..................... km/jam2

    E. 108 km/jam = .............. m/s

    F. 20 m/s = .............. km/jam

    G. 25 kg.m2/s2 = .............. g.cm2/s2

    H. 0,45 gr/cm3 = .............. kg/m3

  • 36

    14. Berapakah jumlah angka penting pada nilai-nilai berikut ini !

    A. 836,5 gram =

    B. 75,006 kg =

    C. 0,006 m =

    D. 0,0060 m =

    E. 8,9 x 10-4 cm =

    F. 1,0 kg/m3 =

    G. 0,00230 m =

    H. 24,050 gram =

    I. 1,00 x 104 kg =

    J. 00,0225 volt =

    15. Berapakah hasil dari penjumlahan dan perkalian angka penting berikut ini !

    A. 182,813 + 72,56 + 4,5 =

    B. 192,594 18,86 =

    C. 23,4 x 200,1 =

    D. 100 : 42,5 =