bab 1
TRANSCRIPT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan utama Pembangunan Nasional adalah peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan
kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak
sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang
ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan makanan bergizi
yang diberikan dengan penuh kasih sayang dapat membentuk SDM yang sehat,
cerdas, dan produktif (Khomsan, 2002).
Kemiskinan dan kurang gizi merupakan suatu fenomena yang saling
terkait, oleh karena itu meningkatkan status gizi suatu masyarakat erat kaitannya
dengan upaya peningkatan ekonomi. Masalah gizi pada suatu kelompok umur
tertentu akan mempengaruhi pada status gizi pada priode siklus kehidupan
berikutnya (Azwar , 2004).
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan saat ini
Indonesia berada di peringkat kelima negara dengan kekurangan gizi sedunia.
Peringkat kelima karena jumlah penduduk Indonesia juga diurutan empat terbesar
dunia. Endang menyebutkan jumlah balita yang kekurangan gizi di Indonesia saat
ini sekitar 900 ribu jiwa. Jumlah tersebut merupakan 4,5 % dari jumlah balita
Indonesia, yakni 23 juta jiwa. Daerah yang kekurangan gizi terbesar di seluruh
1
2
Indonesia, tidak hanya Daerah Bagian Timur Indonesia (Block all www.pdpersi.
co.id results Diakses pada tanggal 31/01/2012).
Indonesia saat ini mengalami beban ganda masalah gizi. Menurut data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,2010), jumlah penderita berat kurang
dikalangan anak balita mencapai 17,9 % yang terdiri dari 4,9% gizi buruk dan
13,0% gizi kurang. Sementara prevalensi kegemukan pada anak balita secara
Nasional berdasarkan indikator berat badan menurut tinggi badan mencapai 14 %,
dan untuk Propinsi Sumatera Barat angka kejadian gizi buruk pada balita
sebanyak 2,8% (Riskesdas, 2010). Sedangkan di Kota Padang gizi kurang dan gizi
buruk menurut indeks BB/umur adalah 13,3% dan prevalensi status gizi
perkecamatan bervariasi dari 9,68% sampai dengan 26,55% (Edmon, 2010).
Kecamatan Lubuk Kilangan menempati urutan pertama angka kejadian gizi
buruk di Kota Padang, dimana terdapat 57 balita (20.00%) dari 285 sampel
mengalami gizi kurang dan 17 balita (5.86%) mengalami gizi buruk menurut
penilaian BB/U. Dari hasil pemantauan status gizi kurang dan gizi buruk di
Kecamatan Lubuk Kilangan lebih banyak dari keluarga non gakin. Dimana sebagian
besar masyarakat Kecamatan Lubuk Kilangan rata-rata mata pencariannya adalah
petani, PNS, buruh dan swasta.
Anak balita merupakan kelompok yang peka terhadap kekurangan gizi
(Wiryo,2002). Anak balita menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga
memerlukan zat gizi yang tinggi setiap Kg berat badannya, sehingga kelompok
umur ini paling sering menderita akibat kekurangan gizi (Sediaoetama, 2004).
Faktor yang menyebabkan masalah kurang gizi adalah tingkat
pengetahuan, tingkat ekonomi serta pola asuh. Tingkat pengetahuan seseorang
3
akan mempengaruhi perilaku seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan
pengetahuan kesehatan seseorang maka makin tinggi pula kesadaran untuk
berperan dalam pembangunan kesehatan. Tingkat ekonomi juga mempengaruhi
status gizi balita, semakin tinggi tingkat ekonomi keluarga maka semakin banyak
kebutuhan yang dapat dipenuhi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
bagi anak balitanya (Lia, 2009).
Pola asuh ibu juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status
gizi balita. Asuhan yang diberikan dalam bentuk waktu, perhatian dan dukungan
sangat dibutuhkan oleh anak yang sedang berkembang untuk memenuhi
kebutuhan fisik mental dan sosialnya (Ritayanilubis, 2008).
Kecamatan Lubuk Kilangan terdapat 7 Kelurahan yaitu Kelurahan Bandar
Buat, Koto Ilalang, Padang Besi, Tarantang, Beringin, Batu Gadang, Indarung.
Dari 7 Kelurahan yang ada di Kecamatan Lubuk Kilangan Kelurahan Padang Besi
menempati urutan pertama balita gizi kurang dan gizi buruk tertinggi yaitu dari
300 orang balita yang ada di kelurahan tersebut terdapat 60 (0.2%) balita gizi
kurang dan gizi buruk. (Puskesmas Lubuk Kilangan, 2011)
Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan dengan ibu balita yang
berkunjung ke posyandu Anggrek II di Kelurahan Padang Besi didapatkan hasil
bahwa dari 20 orang ibu yang diwawancarai terdapat 9 orang ibu balita yang
memiliki pola asuh yang baik. Pola asuh merupakan suatu teknik atau cara dalam
menerapkan ilmu pengetahuan dan sikap dalam melakukan tindakan terhadap
anaknya berkaitan dengan masalah gizi. Pengasuhan dilakukan oleh ibu guna
4
pemenuhan kebutuhan gizi, perawatan dasar termasuk imunisasi, pengobatan bila
sakit. Balita yang ibunya pergi bekerja mengakibatkan ia kurang pengasuhan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut “apakah ada hubungan pola asuh dan tingkat
ekonomi keluarga dengan status gizi anak balita di Kelurahan Padang Besi Tahun
2012”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pola asuh dan tingkat ekonomi keluarga dengan
status gizi anak balita di Kelurahan Padang Besi Tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
a. Teridentifikasi status gizi anak balita di Kelurahan Padang Besi
Tahun 2012.
b. Teridentifikasi pola asuh ibu pada anak balita di Kelurahan Padang
Besi Tahun 2012.
c. Teridentifikasi tingkat ekonomi keluarga anak balita di Kelurahan
Padang Besi Tahun 2012.
d. Teridentifikasi hubungan pola asuh pada anak balita dengan status
gizi anak balita di kelurahan Padang Besi Tahun 2012.
e. Teridentifikasi hubungan tingkat ekonomi keluarga dengan status gizi
anak balita di Kelurahan Padang Besi Tahun 2012.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi pelayanan
Sebagai bahan masukkan bagi puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang
tentang penyusunan program yang dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan status gizi balita untuk mencegah terjadinya gizi buruk .
2. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan ini diharapkan dapat bermanfaat dan untuk
menambah ilmu dibidang kesehatan yang secara terus menerus
berkembang pesat dan sebagai masukkan dalam proses belajar mengajar di
bidang kesehatan.
3. Bagi masyarakat
Terutama kaum ibu dapat mengetahui penting nya pengetahuan tentang
gizi sehingga diharapkan dalam mengkonsumsi makanan selalu
memperhatikan aspek gizi untuk makanan yang diberikan pada anak
balitanya.
4. Bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan mendapatkan tambahan
ilmu, pengalaman sehingga dapat menyampaikan pada masyarakat cara –
cara meningkatkan status gizi.
6
E. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti tentang hubungan pola asuh dan
tingkat ekonomi dengan status gizi balita di Kelurahan Padang Besi Tahun 2012.
Populasi penelitian adalah ibu yang mempunyai anak balita dan bertempat tinggal
di Kelurahan Padang Besi. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat.