bab 1

13
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari tiga kali perhari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah (Sudoyo, 2009). Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita terbesar di dunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik satu balita meninggal karena diare. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahunnya (Ridwan, 2007). Selain itu, diare  juga merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa. Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya mengalami diare akut atau gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000 kasus. Frekuensi kejadian diare pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia lebih  banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju. (Sudoyo,2009). Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2001, diare menduduki peringkat pertama penyebab kematian anak dengan persentase sebesar 35% atau sekitar 4 miliar kasus diare akut/tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun (Soewondo ES, 2002). Di Indonesia sendiri dapat ditemukan sekitar 60 juta penderita diare setiap tahunnya dimana 70-80% dari penderitanya adalah anak dibawah lima tahun dengan masih tingginya angka kesakitan yang dilaporkan, yaitu 23,35 per 1000 penduduk pada tahun 1998 meningkat menjadi 26,13 per 1000 penduduk pada tahun 1999. (Profil Kesehatan Indonesia, 2002). Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan: 1. Lama waktu diare: akut atau kronik, 2. Mekanisme patofisiologi: osmotik atau sekretorik dll, 3. Berat ringan diare: kecil atau  besar, 4. Penyebab infeksi atau tidak: infeksi atau non-infeksi dan 5. Penyebab organik atau tidak: organik atau fungsional. (Sudoyo,2009). Diare akut disebabkan oleh banyak  penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus), keracunan makanan, efek obat-obatan dan lain-lain. (Sudoyo,2009). Di Indonesia, penyakit diare akut masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat (Suraatmaja, 2005). Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu

Upload: dithasani

Post on 15-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDiare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari tiga kali perhari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah (Sudoyo, 2009).Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita terbesar di dunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik satu balita meninggal karena diare. Menurut catatan WHO, diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahunnya (Ridwan, 2007). Selain itu, diare juga merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa. Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya mengalami diare akut atau gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000 kasus. Frekuensi kejadian diare pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia lebih banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju. (Sudoyo,2009).Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2001, diare menduduki peringkat pertama penyebab kematian anak dengan persentase sebesar 35% atau sekitar 4 miliar kasus diare akut/tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun (Soewondo ES, 2002). Di Indonesia sendiri dapat ditemukan sekitar 60 juta penderita diare setiap tahunnya dimana 70-80% dari penderitanya adalah anak dibawah lima tahun dengan masih tingginya angka kesakitan yang dilaporkan, yaitu 23,35 per 1000 penduduk pada tahun 1998 meningkat menjadi 26,13 per 1000 penduduk pada tahun 1999. (Profil Kesehatan Indonesia, 2002).Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan: 1. Lama waktu diare: akut atau kronik, 2. Mekanisme patofisiologi: osmotik atau sekretorik dll, 3. Berat ringan diare: kecil atau besar, 4. Penyebab infeksi atau tidak: infeksi atau non-infeksi dan 5. Penyebab organik atau tidak: organik atau fungsional. (Sudoyo,2009). Diare akut disebabkan oleh banyak penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus), keracunan makanan, efek obat-obatan dan lain-lain. (Sudoyo,2009). Di Indonesia, penyakit diare akut masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat (Suraatmaja, 2005). Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis infeksi) menduduki peringkat pertama penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di Indonesia tahun 2010 yaitu sebanyak 96.278 kasus dengan angka kematian (Case Fatality Rate/CFR) sebesar 1,92%. Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Laporan Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa penyakit Diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%). Pada tahun 2008 dilaporkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare di 15 provinsi dengan jumlah penderita sebanyak 8.443 orang, jumlah kematian sebanyak 209 orang atau Case Fatality Rate (CFR) sebanyak 2,48%. Hal tersebut utamanya disebabkan oleh rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi yang buruk dan perilaku hidup tidak bersih. (Profil Kesehatan Indonesia, 2008)Berdasarkan data sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Narmada sepanjang tahun 2013, kasus diare menduduki peringkat keenam dengan jumlah pasien sebanyak 2572 kasus. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 1203 kasus pada tahun 2012. Berdasarkan data Rekapitulasi Penderita Diare Puskesmas Narmada tahun 2013, desa tanak beak menduduki peringkat pertama dengan kejadian diare terbanyak, yaitu sebanyak 402 kasus, disusul oleh desa Batu Kuta sebanyak 364 kasus, Sembung sebanyak 298 kasus, Dasan tereng sebanyak 275 kasus, Lembuak sebanyak 220 kasus.Berdasarkan uraian data di atas, peneliti ingin mengetahui tentang profil diare akut pada penduduk di wilayah kerja puskesmas Narmada periode 10 Februari- 6 April 2014

1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana profil penderita penyakit diare pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas Narmada periode Februari April 2014.

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1. Tujuan UmumUntuk mengetahui profil penderita penyakit diare pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas Narmada periode Februari April 2014.1.3.2.Tujuan KhususAdapun tujuan penelitian ini adalah untuk: Untuk mengetahui jumlah kasus diare di wilayah kerja puskesmas Narmada Untuk mengetahui jumlah kasus diare di wilayah kerja puskesmas Narmada menurut jenis kelamin penderita. Untuk mengetahui jumlah kasus diare di wilayah kerja puskesmas Narmada menurut usia. Untuk mengetahui jumlah kasus diare di wilayah kerja puskesmas Narmada menurut status gizi. Untuk mengetahui jumlah kasus diare di wilayah kerja puskesmas Narmada menurut jenis diare. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien terhadap pemberian terapi Oralit dan Zinc.

1.4 Manfaat penelitianHasil penelitian diharapkan akan dapat memberikan manfaat untuk:1. PenelitiSebagai informasi bagi peneliti tentang profil penderita diare di wilayah kerja puskesmas Narmada.2 Bagi Masyarakat Menambah wawasan masyarakat mengenai kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan Dapat mengetahui pentingnya prilaku hidup bersih dan sehat, ketersediaan air bersih serta sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan3 Pelayanan kesehatanSebagai informasi bagi pelayanan kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan dimana perlu diberikan informasi bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan diare dengan cara: Meningkatkan kesadaran prilaku hidup bersih dan sehat Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai ketersediaan air bersih dan penyediaan sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.4 PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data untuk kepentingan penelitian selanjutnya

BAB IIIMETODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik observasional dengan rancangan penelitian case contol dimana peneliti melakukan pengukuran variabel tergantung sedangkan variabel bebas ( faktor resiko ) dicari secara retrospektif.

3.1 Tempat dan WaktuPenelitian dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Narmada, Kabupaten Lombok Barat yang dilakukan pada bulan Februari - April 2013. Tempat dilakukan pemeriksaan adalah di keempat puskesmas pembantu yang tersebar di wilayah kerja puskesmas narmada.

3.2 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian3.2.1 Populasi PenelitianPopulasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas Narmada Kabupaten Lombok Barat.3.2.2 Sampel PenelitianSampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang menderita diare pada bulan Oktober Desember 2013 yang memeriksakan diri ke puskesmas pembantu dan puskesmas Narmada, Kabupaten Lombok Barat yang memenuhi kriteria inklusi dan dikeluarkan bila memenuhi kriteria eksklusi dengan perbandingan Kontrol 1 : 1. Teknik pengambilan sampel menggunakan total populasi.3.2.3 Kriteria Inklusi dan Ekslusi1. Kriteria InklusiResponden akan dimasukkan sebagai subyek dalam penelitian ini jika memenuhi kriteria inklusi yaitu : Pasien yang terdiagnosis diare yang memeriksakan diri ke Puskesmas pembantu dan puskesmas Narmada pada bulan Februari April 2014 Tinggal di wilayah Narmada Kabupaten Lombok Barat pada bulan Februari April 2014

2. Kriteria EkslusiSubjek yang akan dimasukkan sebagai kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu : Pasien pindah rumah ke luar wilayah pada saat dilakukannya penelitian. Tidak bersedia menjadi responden

3.2.4 Cara Pengambilan SampelPengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling sampai jumlah sampel minimal tercapai. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara secara langsung kepada responden menggunakan kuesioner dan pengamatan secara langsung pada tempat pembuangan tinja, sumber air minum dan tempat pembuangan sampah di rumah responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi kesehatan yang bersangkutan yaitu hasil rekapan puskesmas pembantu.1. KuesionerPengisian kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data pribadi dan mengisi pertanyaan yang ada. Selanjutnya baru dilakukan survey lingkungan rumah.2. Survey ( pengamatan secara langsung )Pengamatan secara langsung dilakukan dengan mengunjungi rumah responden satu persatu dan melihat secara langsung keadaan sanitasi lingkungan, penyediaan air bersih dan ketersediaan jamban yang dimiliki dan selanjutnya diikuti dengan mengisi checklist yang tersedia yang sesuai dengan hasil pengamatan.

3.3 Variabel Penelitian3.3.1 Variabel BebasDalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah faktor resiko kejadian diare pada anak usia satu sampai lima tahun yaitu :A. ASI eksklusifB. Status giziC. Pengelolaan sampahD. Pengelolaan air limbahE. Keadaan lingkungan sekitar rumahF. Higiene peroranganG. Penyimpanan makananH. Sumber air bersihI. Pengolahan air minumJ. Pemanfaatan jamban3.3.2 Variabel TergantungDalam penelitiaan ini yang menjadi variabel tergantungnya adalah kejadian diare pada anak satu sampai lima tahun di Desa Tanak Beak Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat.

3.4 Definisi Operasional3.4.1 DiareDiare adalah terjadinya pengeluaran feses berturut-turut lebih dari tiga kali sehari disertai dengan adanya perubahan konsistensi dan bentuk tinja dari penderita yang bersangkutan menjadi encer.

Kriteria objektif :Menderita :jika responden terdiagnosa diare oleh petugas kesehatan. Tidak menderita : jika tidak terdiagnosa diare oleh petugas kesehatan.3.4.2 RespondenResponden adalah anggota keluarga atau orang yang dimintai jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh peneliti3.4.3 ASI EksklusifASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan3.4.4 Status GiziStatus gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Pada penelitian ini, pengukuran status gizi menggunakan indeks BB/TB(PB). Nilai berat badan dan tinggi badan balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar Z-score dengan rumus sebagai berikut:

Jika anak berusia < 2 tahun dan diukur dalam keadaan berdiri maka hasil pengukuran ditambahkan 0,7 untuk mengkonversi menjadi PB. Sedangkan, jika anak berumur > 2 tahun diukur panjangnya (berbaring) maka hasil pengukuran dikurangi 0,7 untuk mengkonversi menjadi TB.Tabel 3.1 Penilaian status gizi berdasarkan indikator BB/TB (PB) standar baku antropometri WHO tahun 2005Indikator yang digunakanAmbang batas (Z-score)Status Gizi

BB/TB< -3 SDSangat kurus

- 3 s/d 1 s/d 2 SDBerisiko gemuk

>2 s/d 3 SDGemuk

> 3 SDSangat gemuk atau obesitas

Sumber : WHO, 2008Untuk memudahkan penghitungan, pada penelitian ini penghitungan nilai z-score menggunakan program komputer WHO-anthro. WHO-anthro merupakan perangkat lunak komputer yang dikembangkan WHO untuk memudahkan penghitungan status gizi balita berdasarkan standar WHO tahun 2005. Selanjutnya, nilai z-score yang didapatkan akan diinterpretasikan sesuai dengan yang tercantum dalam tabel.3.4.5 Higiene PeroranganHigiene perorangan, yang dimaksud higiene perorangan pada penelitian ini adalah penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dari ibu atau keluarga anak dan anak yang meliputi perilaku mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB, perilaku mencuci peralatan makan dan perilaku menggunting kuku.Kriteria objektif :

1. Perilaku mencuci tangana. Memenuhi syarat kesehatan : jika mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan sesudah BAB dengan air bersih menggunakan sabun dan dengan air mengalirb. Tidak memenuhi syarat kesehatan apabila tidak memenuhi minimal satu kriteria tersebut diatas.2. Perilaku mencuci peralatan makana. Memenuhi syarat kesehatan jika selalu mencuci peralatan makan sesudah makan dengan sabun,dan air yang bersih dan mengalir.b. Tidak memenuhi syarat kesehatan apabila tidak memenuhi minimal satu kriteria tersebut diatas.3. Perilaku menggunting kukua. Memenuhi syarat kesehatan jika selalu menggunting kuku setiap kuku terlihat panjang dan kotorb. Tidak memenuhi syarat kesehatan apabila tidak memenuhi minimal satu kriteria tersebut diatas.3.4.6 Perilaku Menyimpan MakananPerilaku menyimpan makanan, yang dimaksud perilaku menyimpan makanan dalam penelitian ini adalah penyimpanan makanan sementara setelah dimasak dan sebelum dimakan.a. Memenuhi syarat kesehatan jika makanan yang disimpan tidak bisa dihinggapi lalat dan binatang lainb. Tidak memenuhi syarat kesehatan apabila tidak memenuhi minimal satu kriteria tersebut diatas. 3.4.7 Penyediaan Air BersihPenyediaan air bersih : yang dimaksud penyediaan air bersih dalam penelitian ini adalah tersedianya air yang digunakan oleh responden dan anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari.1. PDAMa. Memenuhi syarat kesehatan : Tidak tercemar air permukaan Tidak berasa, berbau dan berwarnab. Tidak memenuhi syarat apabila tidak memenuhi minimal satu criteria tersebut diatas.2. Sumur galia. Memenuhi syarat kesehatan : Dinding sumur diplaster dengan kedap air sedalam minimal 4 meter. Mempunyai bibir dengan ketinggian minimal 70 cm dari permukaan tanah. Airnya tidak berasa, berbau, dan berwarna. Mempunyai slap (lantai) dan ada saluran air kotor. jarak septic tank dan tempat pembuangan limbah cair 10 m dari sumurb. Tidak memenuhi syarat apabila tidak memenuhi minimal satu criteria tersebut diatas.3. Sumur bora. Memenuhi syarat kesehatan : Kedalaman 12 m sampai dengan 40 m Pada area pantai kedalaman pengeboran diatas 100 meter Air tidak berasa, berbau dan berwarna jarak septic tank dan tempat pembuangan limbah cair 10 m dari sumurb. Tidak memenuhi syarat apabila tidak memenuhi minimal satu kriteria tersebut diatas.3.4.8 Pengelolaan SampahPengelolaan sampah, yang dimaksud pengelolaaan sampah dalam penelitian ini adalah sarana untuk menyimpan sampah sementara serta tempat pembuangan akhir dari sampah.Kriteria objektif :a. Memenuhi syarat : jika tempat sampah terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak, mempunyai penutup dan mudah dibersihkan dan tidak membuang sampah sembarangan.b. Tidak memenui syarat : jika tidak sesuai dengan kriteria di atas. 3.4.9 Pengelolaan Air LimbahPengelolaan air limbah, yang dimaksud pengelolaan air limbah dalam penelitian ini adalah system pengaliran air limbah, yang dimiliki berupa saluran dan mempunyai penampungan air limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur dan tempat cuci.Kriteria objektif ;a. Memenuhi syarat : jika mempunyai lubang dan mempunyai penutup, mempunyai saluran dan aliran lancar, jarak lubang penampung air limbah dengan sumber air minum 10 meter.b. Tidak memenuhi syarat : jika tidak sesuai dengan kriteria di atas.3.4.10 Lingkungan Sekitar RumahLingkungan sekitar rumah, yang dimaksud lingkungan sekitar rumah dalam penelitian ini adalah keadaan lingkungan di sekitar rumah yang meliputi pekarangan rumah.Kriteria objektif ;a. Memenuhi syarat : bila pekarangan rumah bersih dan dibersihkan minimal 2x/harib. Tidak memenuhi syarat : jika tidak sesuai dengan kriteria di atas.3.4.11 Kandang TernakKandang ternak, yang dimaksud kandang ternak dalam penelitian ini adalah tempat yang digunakan untuk memelihara hewan.3.4.12 Pemanfaatan Jamban KeluargaPemanfaatan jamban keluarga, yang dimaksud pemanfaatan jamban keluarga dalam penelitian ini adalah tempat yang digunakan keluarga untuk membuang feses.Kriteria objektif ;a. Memenuhi syarat : bila mempunyai lubang penampungan dan berbentuk cemplung dengan penutup atau berbentuk leher angsa digunakan dan dibersihkan minimal dua kali seminggu.b. Tidak memenuhi syarat : jika tidak sesuai dengan kriteria di atas.

3.5 Instrumen dan Prosedur PenelitianAlat penelitian yang digunakan untuk pengambilan data yaitu:1. Alat pengukur tinggi badan2. Kuesioner3. Meteran 4. Alat tulisPada penelitian ini instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian diare. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Desa Tanak Beak Kecamatan Narmada. Ibu balita yang bersedia menjadi sampel penelitian, kemudian akan diberikan kuesioner yang di isi dengan metode wawancara terpimpin. Setelah data terkumpul, akan dilakukan analisis kuesioner.

3.6 Pengolahan Data dan Analisis DataSetelah data terkumpul kemudian ditabulasi dalam tabel sesuai dengan variabel yang hendak diukur. Analisa data dilakukan melalui tahap editing, koding, tabulasi dan uji statistik. 3.6.1 Editing Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data dan keseragaman data.3.6.2 Koding Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perlu disederhanakan yaitu memberikan simbol-simbol tertentu untuk setiap jawaban (pengkodean).3.6.3 Tabulasi dataDilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian, tabel mudah untuk dianalisa tabel tersebut dapat berupa tabel sederhana maupun tabel silang.3.6.4 Uji statistik yang digunakan adalah Univariat dan Bivariat dengan serta menggunakan jasa komputerisasi (Program SPSS versi 18).1. Analisa UnivariatDilakukan dari tiap variabel dan hasil penelitian berupa distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel.2. Analisa bivariatDilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan dengan tabulasi silang diantara semua variabel dependen dan variabel independen dengan menggunakan metode Chi-Square3.7 Alur Penelitian

SUBJEK PENELITIANKRITERIA EKSKLUSI(10 ORANG)PENGAMBILAN DATA DI PUSKESMAS PEMBANTU (36 ORANG)KRITERIA INKLUSISAMPEL PASIEN DIARE(26 ORANG)MENCARI SAMPEL PASIEN TIDAK DIARE DENGAN TEKHNIK CLUSTER SAMPLING (26 ORANG)PENGAMBILAN DATA DENGAN KUESIONER PENGAMATAN SECARA LANGSUNGANALISIS DATA