bab 1

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies dan dari bahsa Latin cataracta yang berarti air terjun (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015). Katarak adalah degradasi dari kualitas optik dari lensa (American Academy of Ophthalmology, 2011). Katarak merupakan keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa atau denaturasi protein lensa dan bisa juga terjadi akibat keduanya (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015). Penuaan merupakan penyebab katarak terbanyak, tetapi banyak juga faktor lain yang mungkin terlibat, antara lain : trauma, toksin, penyakit sistemik (diabetes), merokok, dan adanya faktor herediter. Secara umum dianggap bahwa katarak hanya mengenai orang tua, padahal katarak dapat megenai semua umur dan pada orang tua, katarak merupakan bagian umum pada usia lanjut. Makin lanjut usia seseorang makin besar pula kemungkinan menderita katarak. Pada penelitian cross sectional, prevalensi katarak

Upload: kakuro

Post on 30-Sep-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB 1

TRANSCRIPT

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Katarak berasal dari Yunani Katarrhakies dan dari bahsa Latin cataracta yang berarti air terjun (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015). Katarak adalah degradasi dari kualitas optik dari lensa (American Academy of Ophthalmology, 2011). Katarak merupakan keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa atau denaturasi protein lensa dan bisa juga terjadi akibat keduanya (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015). Penuaan merupakan penyebab katarak terbanyak, tetapi banyak juga faktor lain yang mungkin terlibat, antara lain : trauma, toksin, penyakit sistemik (diabetes), merokok, dan adanya faktor herediter. Secara umum dianggap bahwa katarak hanya mengenai orang tua, padahal katarak dapat megenai semua umur dan pada orang tua, katarak merupakan bagian umum pada usia lanjut. Makin lanjut usia seseorang makin besar pula kemungkinan menderita katarak. Pada penelitian cross sectional, prevalensi katarak pada usia 65-74 tahun adalah 50% dan prevalensi katarak akan terus meningkat pada usia diatas 75 tahun sebesar 70% (Asbury, et al., 2011).

Di Amerika Serikat, katarak yang terjadi akibat usia lanjut dilaporkan mencapai 42% dari orang-orang usia 52-64 tahun, 60% dari orang-orang antar usia 65 dan 74 tahun dan 91% dari mereka antara usia 75 dan 85 tahun. (Asbury, et al., 2011)Menurut usia, katarak dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu katarak kongenital, katarak juvenilis dan katarak senilis. Jumlah terbanyak adalah katarak senilis yaitu penyakit gangguan penglihatan yang ditandai dengan kekeruhan lensa yang terjadi secara gradual dan progresif. Katarak senilis terus menjadi penyebab utama terjadinya penurunan penglihatan dan kebutaan di dunia. Setidaknya 5-10 juta kasus baru terjadi setiap tahunnya dan dengan teknik bedah modern, sebanyak 100.000-200.000 kasus masih mengalami kebutaan yang ireversibel (Asbury, et al., 2011). Diperkirakan sebanyak 1,2% dari seluruh populasi Afrika mengalami kebutaan, dengan 36% disebabkan oleh katarak. Survei yang dilakukan pada 3 distrik di lembah Punjai menunjukkan bahwa terjadinya katarak senilis adalah sebesar 15,3% dari 1269 orang usia antara 30 tahun keatas, dan sebanyak 4,3% dari keseluruhan usia. Jumlah ini meningkat secara signifikan sebanyak 67% pada usia 70 tahun atau lebih. Analisis kebutaan pada Skotlandia barat juga menunjukkan bahwa katarak senilis merupakan kausa utama dari kebutaan di daerah tersebut. (American Academy of Ophthalmology, 2011)Patogenesis katarak belum sepenuhnya dimengerti. Walaupun demikian, pada lensa katarak secara karakteristik terdapat agregat-agregat protein yang menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transparasinya. Perubahan protein lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau coklat. Pembentukan katarak secara kimiawi ditandai oleh penurunan penyerapan oksigen dan mula-mula terjadi peningkatan kandungan air diikuti oleh dehidrasi. Kandungan natrium dan kalsium meningkat, sedangkan kandungan kalium, asam askorbat dan protein berkurang. Pada katarak tidak ditemukan glutation (Asbury, et al., 2011).

Pada makalah ini penulis melaporkan pasien Ny. T usia 56 tahun dengan diagnosa OD Katarak Buratto Grade I dan OS Katarak Buratto Grade III-IV.1.2. Rumusan Masalah

Apakah definisi katarak? Bagaimana etiopatologi katarak?

Bagaimana klasifikasi katarak?

Bagaimana kriteria diagnosis katarak?

Bagaimana penatalaksanaan katarak?

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui definisi katarak. Untuk mengetahui etiopatologi katarak. Untuk mengetahui klasifikasi katarak. Untuk mengetahui kriteria diagnosis katarak. Untuk mengetahui penatalaksanaan katarak