bab 1

10
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi hingga saat ini belum dapat diselesaikan. Hal ini sangat merisaukan karena mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan di masa mendatang. 1 Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. Untuk menciptakan masyarakat yang sehat, dinas kesehatan dan puskesmas melakukan berbagai upaya seperti bagian dari sistem kesehatan nasional dengan melibatkan peran serta kader dan masyarakat untuk menangani masalah gizi yang pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat namun penanggulangan tidak dapat dilakukan lewat pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. 1 1

Upload: astriapuspitasari

Post on 24-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

latar belakang

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar BelakangMasalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi hingga saat ini belum dapat diselesaikan. Hal ini sangat merisaukan karena mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan di masa mendatang.1 Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. Untuk menciptakan masyarakat yang sehat, dinas kesehatan dan puskesmas melakukan berbagai upaya seperti bagian dari sistem kesehatan nasional dengan melibatkan peran serta kader dan masyarakat untuk menangani masalah gizi yang pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat namun penanggulangan tidak dapat dilakukan lewat pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.1Posyandu merupakan garda depan kesehatan balita dimana pelayanan yang diberikan posyandu sangat dibutuhkan untuk memberikan kemudahan dan keuntungan bagi kesehatan masyarakat khususnya bayi dan balita.1 Upaya pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran yang membutuhkan layanan tumbuh kembang anak.2Pemantauan status gizi dilakukan dengan memanfaatkan data hasil penimbangan bulanan posyandu yang didasarkan pada indikator SKDN. Indikator yang dipakai adalah N/D (jumlah anak yang berat badannya naik dibandingkan dengan jumlah anak yang ditimbang dalam %). Peramalan dilakukan dengan mengamati kecenderungan N/D dan D/S setiap bulan pada wilayah masing masing wilayah.3Hasil Riskesdas (2010) juga menerangkan kondisi status gizi balita secara nasional bahwa prevalensi berat badan kurang pada tahun 2010 adalah 17,9% yang terdiri dari 4,9% gizi buruk dan 13,0% gizi kurang. Bila dibandingkan dengan pencapaian sasaran millenium development goals (MDGs) tahun 2015 yaitu 15,5% maka prevalensi berat badan kurang secara nasional harus diturunkan minimal sebesar 2,4% dalam periode 2011 sampai 2015. Posyandu sebagai salah satu sarana deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan balita harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan status gizi dan derajat kesehatan ibu dan anak sebagai upaya mencegah hilangnya generasi penerus. 4Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 155/Menkes/Per/I/2010 Tentang Penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita, perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak.6 Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi.2Dari data SPM Puskesmas Borobudur dapat diketahui cakupan balita yang naik berat badannya (N/D) di Puskesmas Borobudur Periode Januari-Maret 2015 adalah sebesar 77,32% dimana cakupan tersebut kurang dari target yang seharusnya sebesar 80%. Dari hasil yang ada didapatkan hasil cakupan rendah terdapat di Desa Tegalarum. Penulis mengambil sampel dari responden balita yang tidak naik berat badannya untuk dilakukan survei. Dari data yang didapat diharapkan menemukan penyebab dari masalah yang ada sehingga dapat disusun suatu pemecahan masalah yang baik. Untuk selanjutnya dapat membentuk desa dengan balita yang sehat.I.2. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, program gizi di Desa Tegalarum didapatkan data bahwa balita yang ditimbang dan naik berat badannya periode Januari-Maret 2015 masih dibawah target pencapaian. Banyak faktor yang mempengaruhi hal itu. Apa yang menyebabkan program cakupan balita yang ditimbang dan naik berat badannya (N/D) di Desa Tegalarum pada bulan Januari- Maret 2015 belum memenuhi target? Bagaimana alternatif pemecahan masalah jika disesuaikan dengan penyebab permasalahan? I.3. Tujuan1. Tujuan Umum

Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis penyebab rendahnya cakupan balita yang naik berat badannya (N/D) periode Januari-Maret 2015 di Puskesmas Borobudur Kabupaten Magelang dari responden di Desa Tegalarum dan bagaimana pemecahannya.

2. Tujuan Khususa. Mengetahui serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan cakupan balita yang ditimbang dan naik berat badannya (N/D) rendah di Desa Tegalarum selama periode Januari-Maret 2015.b. Mengetahui alternatif pemecahan masalah rendahnya cakupan balita yang naik berat badannya (N/D) di Desa Tegalarum selama periode Januari-Maret 2015c. Mengetahui rencana tindak lanjut atau Plan Of Action dari alternatif pemecahan masalah yang ditemukan I.4. Manfaat1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan penulis tentang penyebab dan pemecahan masalah rendahnya cakupan bayi yang naik berat badannya di Puskesmas Borobudur.

2. Bagi Puskesmas dan Petugas Kesehatan

Mengevaluasi kinerja petugas Puskesmas Borobudur maupun petugas kesehatan di Desa Tegalarum sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan cakupan balita yang naik berat badannya di Desa Tegalarum. Hasil laporan ini dapat dijadikan data awal untuk merencanakan penatalaksanaan rendahnya jumlah balita yang berat badannya turun, serta dapat dijadikan masukan untuk menyusun program dalam rangka mencegah menurunnya angka balita yang berat badannya rendah di Desa Tegalarum. Hasil laporan ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Posyandu di Desa Tegalarum3. Bagi Masyarakat

Menambah pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya evaluasi terhadap berat badan balita setiap bulannya di Desa Tegalarum dalam rangka mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembangan serta masalah gizi yang terjadi pada balita. I.5. Batasan Pengkajian

Batasan Judul

Laporan kegiatan dengan judul Evaluasi Cakupan Balita Yang Ditimbang Dan Naik Berat Badannya (N/D) Di Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Periode Januari-Maret 2015 mempunyai batasan pengertian judul sebagai berikut :a. Evaluasi

Proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut, apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atau permasalahan yang ditemukanb. CakupanAdalah jangkauan suatu hal.c. Balita yang Ditimbang dan Naik Berat Badannya (N/D)Balita yang naik berat badannya yang ditimbang di posyandu maupun di luar posyandu selama 2 bulan berturut-turut mengikuti garis pertumbuhan pada KMS dan kenaikan berat badan minimal disatu wilayah kerja padakurun waktu tertentu

d. Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

e. Periode Januari Maret 2015Adalah kurun waktu selama 3 bulan yang diawali dari Bulan Januari 2015 dan berakhir pada Bulan Maret 2015.

Batasan Operasional

a. Frekuensi kegiatan berlangsung selama 3 bulan.b. Sasaran adalah jumlah balita yg ditimbang (D) dan balita yang tidak naik berat badannya.Ruang LingkupRuang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi:a. Lingkup lokasi: Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang b. Lingkup waktu: Januari sampai Maret 2015c. Lingkup sasaran: Seluruh balita yang ditimbang dan tidak naik berat badannya di Desa Tegalarum Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang d. Lingkup metode: Wawancara dan kuesioner

e. Lingkup materi: Evaluasi program Gizi mengenai cakupan balita yang ditimbang dan naik berat badannya di Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang periode Januari Maret 2015.I.6. Metodologi

Wawancara dan pembagian kuesioner dilakukan di Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang pada tanggal 14 Mei -15 Mei 2015. Wawancara dilakukan kepada bidan desa, kader, dan ibu balita serta pembagian kuesioner kepada para ibu dengan balita yang berat badannya tidak naik di Desa Tegalarum. Jenis data yang diambil adalah :1. Data primer, yang diperoleh melalui wawancara dengan bidan desa di Desa Tegalarum, Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang dan koordinator gizi di Puskesmas Borobudur mengenai program pelayanan gizi dan penyebab cakupan rendah dari balita yang naik berat badannya.2. Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan data-data dari laporan bagian gizi Puskesmas Borobudur dan bidan Desa Tegalarum.Data yang terkumpul diolah dan kemudian dianalisis untuk mencari penyebab, melalui pendekatan sistem, yang meliputi kelima input, yaitu man, money, material, machine, methods, proses yang meliputi fungsi manajemen baik P1, P2, P3, serta lingkungan. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif pemecahan masalah berdasarkan penyebab masalah yang paling mungkin dan penggabungan alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah itu, prioritas pemecahan masalah ditentukan dengan menggunakan rumus kriteria matriks, yang kemudian dibuat rencana kegiatan dan plan of action (POA) berdasarkan pemecahan masalah yang terpilih dan dijadwalkan dalam sebuah Gann chart.2