bab 1

68
Page 1/54 Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Laporan Kerja Pelatihan ini berdasarkan pada Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja. Pelatihan kerja berbasis kompetensi berfokus pada keterampilan seseorang yang harus dimiliki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan. Pada Pelatihan ini disusun berdasarkan pada Standar Kompetensi Nasional. Standar Kompetensi adalah pernyataan Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap yang diakui secara nasional. Laporan pelatihan ini terdiri dari 2 unit kompetensi yaitu SCM (Sequence Control Mechanic) dan Praktek instalasi rumah. Informasi yang dibutuhkan peserta pelatihan pada waktu melaksanakan praktek kerja Memasang Rangkaian kontrol dam rangkaian utama. 1.2 Latar Belakang Masalah Dari masa ke masa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi, manusia menghendaki kehidupan yang lebih nyaman. Oleh sebab itu keberadaan ilmu strategi pengajaran dalam system pendidikan memerlukan upaya serius untuk tercapainya perkembangan yang optimal dari setiap mahasiswa teknik elektro. Dengan demikian kita dapat bersaing di kancah industri yang semakin pesat perkembangannya. Rifqi Luthfi A & Deni R

Upload: alasykar

Post on 04-Aug-2015

119 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1

Pag

e 1

/54

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Laporan Kerja Pelatihan ini berdasarkan pada Pelatihan Berbasis Kompetensi

sebagai pendekatan untuk mendapatkan keterampilan yang sesuai di tempat kerja.

Pelatihan kerja berbasis kompetensi berfokus pada keterampilan seseorang yang

harus dimiliki di tempat kerja. Fokusnya adalah pada pencapaian keterampilan dan

bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan. Pada

Pelatihan ini disusun berdasarkan pada Standar Kompetensi Nasional. Standar

Kompetensi adalah pernyataan Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap yang diakui

secara nasional.

Laporan pelatihan ini terdiri dari 2 unit kompetensi yaitu SCM (Sequence Control

Mechanic) dan Praktek instalasi rumah. Informasi yang dibutuhkan peserta pelatihan

pada waktu melaksanakan praktek kerja Memasang Rangkaian kontrol dam

rangkaian utama.

1.2 Latar Belakang Masalah

Dari masa ke masa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

kemajuan teknologi, manusia menghendaki kehidupan yang lebih nyaman. Oleh

sebab itu keberadaan ilmu strategi pengajaran dalam system pendidikan

memerlukan upaya serius untuk tercapainya perkembangan yang optimal dari setiap

mahasiswa teknik elektro. Dengan demikian kita dapat bersaing di kancah industri

yang semakin pesat perkembangannya.

Dewasa ini ilmu strategi pengajaran sudah berkembang seiring dengan

berkembangnya teknologi dan industri-industri yang ada. Maka sebagai seorang

mahasiswa teknik elektro kita harus dapat memenuhi permintaan yang telah

dintentukan oleh masing-masing imdustri. Maka dari itu latihan merancang, tugas

dan evaluasi merupakan salah satu bahasan dan ilmu strategi pelajaran.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 2: Bab 1

Pag

e 2

/54

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

1.3 Tujuan Penulisan

Setelah melakukan praktikum di bengkel listrik, mahasiswa di harapkan dapat

menguasai hal – hal yang dilakukan selama praktek diantaranya :

1. Mengenal peralatan yang digunakan dalam rangkaian control, serta

mengetahui fungsi dan kegunaan dari alat tersebut.

2. Merangkai dengan benar semua rangkaian berdasarkan job yang telah ada.

3. Mampu untuk merancang instalasi rumah mewah.

4. Membuat analisa data dari peraktikum yang telah dilakukan.

5. Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

1.4 Mata Kuliah Penunjang

Sebelum menyelesaikan laporan ini diperlukan teori-teori yang dapat

mendukung selesainya laporan ini. Untuk menunjang selesainya laporan ini ,ada

mata kuliah yang saling terkait satu sama lain. Dan hal ini sangat bersinergi untuk

melengkapi pembahasan yang ada. Mata kuliah penunjang pada praktek kali ini

adalah mata kuliah Instalasi rumah dan SCM.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 3: Bab 1

Pag

e 3

/54

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

BAB II

LANDASAN TEORI

Pendahuluan Instalasi

1. Standarisasi dalam instalasi listrik

Tujuan dilakukannya standarisasi adalah untuk mencapai keseragaman dalam

hal ukuran, bentuk, dan mutu barang, dengan makin rumitnya konstruksi dan makin

meningkatnya jumlah barang dan jenis barang yang di hasilkan maka standarisasi

menjadi suatu keharusan. Dalam standarisasi memungkinkan dilakukannya

pengawasan dan penetapan terhadap jenis bahan dan barang dan juga spesifikasi

teknik lainnya sehingga mengurangi terjadinya kesalahan, dengan adanya

standarisasi maka akan diperoleh kualitas yang lebih baik.

Dalam bidang kelistrikan terdapat dua lembaga internasional yang menangani

hal tersebut yakni “Intenational Electrotecnical Comission” atau IEC dan JIS “Japan

Internasinal Standart”. Organisasi ini disamping mengatur masalah-masalah

standarisasi juga menetapkan aturan-aturan yang di pergunakan dalam bidang

kelistrikan. Organisasi ini juga menerbitkan publikasi-publikasi yang disebut standar

atau norma yagn akan menjadi acuan secara internasional dalam bidang kelistrikan.

Dalam hal kelistrikan tiap Negara juga memiliki lembaga standarisasi dan aturan

yang berlaku di Negara tesebut. Perbedaan antara norma-norma nasional

menghambat pedagangan barang / produk secara internasional, sehingga

diharapkan lambaga standarisasi tiap-tiap Negara mengacu pada standar IEC. Di

Indonesia saat ini sudah terbentuk lembaga standarisasi nasional, antara lain : SNI

( Standar Nasional Indonesia ), SII ( Standar Industri Indonesia), yang bergerak

dibidang kelistrikan adalah : LMK ( Lembaga Masalah Ketenagalistrikan ) dan SPLN

( Standar Perusahaan listrik Negara. Lembaga-lembaga ini yang akan melakukan

pengetesan, pengujian dan penetapan terhadap produk barang atau jasa yang akan

beredar dalam wilayah hokum republic Indonesia.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 4: Bab 1

Pag

e 4

/54

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

2. Prinsip dasar instalasi listrik

Dalam melakukan pengetesan atau pemasangan suatu instalasi kita harus

mengetahui beberapa prinsip dasar instalasi. Adapun prinsip-prinsip dasar instalasi

adalah :

1. Keamanan

Faktor keamanan menjadi perioritas utaman dalam instalasi listrik suatu

bangunan maupun industri. Hal ini dikarenakan pemakai atau konsumen harus

terlindung dari bahaya yang disebabkan oleh sengatan arus listrik yang dapat

membahayakan jiwa. Adapun bahaya-bahaya yang mungkin dapat terjadi dapat

disebabkan oleh tegangan sentuh di sebabkan oleh tegangan sentuh yang dibagi

menjadi dua macam yakni :

Sentuhan langsung : suatu sentuhan pada bagian-bagian yang bertegangan

pada kondisi normal secara langsung dengan anggota tubuh manusia. Untuk

mengatasi bahaya tegangan sentuh langsung adalah dengan cara :

a. Mengisolassi bagian yang bertegangan

b. Menempatkan bagian yang betegangan pada tempat yang terlindung

c. Menjauhkan bagian yang bertegangan dari jangkauan manusia

d. Memberikan batas pada jarak tertentu dari bagian yang bertegangan

e. Menggunakan pengaman arus bocor ketanah MCCB/ELCB

Sentuhan tak langsung : sentuhan pada bagian-bagian yang dalam

keadaan normalnya tidak bertegangan dan akan menjadi bertegangan bila terjadi

kegagalan isolasi pada peralatan atau instalasi. Untuk memproteksi terjadinya

sentuhan tak langsung adalah dengan menggunakan pengmanan secara otomatis

dari supply yakni dengan menggunakan fuse atau MCB.

2. Kehandalan

Faktor kehandalan juga menjadi perioritas dalam instalasi listrik, suatu

instalasi listrik dikatakan handal apabila tidak sering mengalami kerusakan dan

mudah dalam hal perbaikan jika terjadi kerusakan, termasuk juga kemudahan dalam

hal pengoperasian baik dala keadaan normal maupun darurat.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 5: Bab 1

Pag

e 5

/54

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Untuk memenuhi kehandalan dalam system pemasangan peralatan kita harus

mengetahui aturan-aturan system pemasangan yang benar sesuai dengan standar

yang ditetapkan, pemasangan peralatan juga harus dilakukan oleh orang yang

benar-benar mengerti akan hal tersebut, untuk memastikan bahwa peralatan sudah

terpasang dengan baik dan benar sebelum dilakukannya pengoperasian, harus

dilakukan pengecekan dan pemeriksaan setelah itu baru dilakukan pengoperasian.

3. Kemudahan

Faktor kemudahan perlu juga diperhatikan agar dapat dioperasikan oleh siapa

saja yang akan menjadi pengguna atau pemakai instalasi tersebut, kemudahan juga

termasuk dalam hal pengawatan, pemeriksaan, pengawasan, pemeliharaan dan

juga mudah dalam hal perbaikan.

Kemudahan dalam hal pengoperasian : Pengoperasian instalasi listrik bisa

dilakukan oleh siapapun, dala hal ini ada instalasi yang dioperasikan oleh orang

awam, orang sakit, anak-anak, oang tua, orang terampil ataupun orang yang sangat

ahli dalam bidang tersebut semuanya perlu diperhatikan faktor kemudahannya.

Kemudahan dala hal pemasangan alat : Untuk kemudahan dalam

pemasangan alat sebaiknya diberi penandaan yang jelas dan tepat sehingga dapat

dengan mudah untuk dipasang, dalam hal ini perlu adanya standar yang jelas.

Kemudahan dalam hal pemeliharaan dan perbaikan : Untuk kemudahan

dalam melakukan pemeliharaan dan perbaikan, pastikan peralatan terpasang

dengan baik dan juga terlindungi dengan baik. Kemudahan dalam hal perbaikan

yakni mudah dalam hal melepas/memasang dan juga mudah dalam mencari

pengganti alat yang rusak.

4. Ketesediaan

Keleluasan dari sistim instalasi listrik yaitu instalasi tersebut dapat dilakukan

perubahan jika diperlukan, diperbaharui dan perluasan untuk untuk masa yang akan

datang.

Ketersediaan daya : Ketersediaan daya dapat berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan akan daya dimasa mendatang terdapat pengembangan dan perluasan

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 6: Bab 1

Pag

e 6

/54

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Ketersediaan ruang / tempat : ketersediaan ruang atau tempat dapat

terpenuhi jika diperlukan perluasan, penambahan dan keperluan lainnya.

Ketersediaan suku cadang : apabila diperlukan untuk perbaikan, penggantian

peralatan yang sudah rusak, baik perangkat keras maupun lunak.

5. Pengaruh lingkungan

Faktor lingkungan sekitar perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi

kinerja peralatan dan instalasi secara keseluruhan, hal ini akan menunjang

kahandalan dalam instalasi dan umur peralatan. Kondisi ini dapat berupa :

Kondisi alami lingkungan : adalah suatu keadaan yang terjadi atas kehendak

pencipta diluar kemampuan manusia, misalnya hujan, salju, banjir, tanah longsor,

petir, gempa bumi dll.

Kondisi non-alami lingkungan : adalah keadaan/kondisi lingkungan yang

terjadi dikarenakan ulah manusia sendiri, baik disengaja maupun tidak disengaja,

misalnya Polusi (darat, air/laut, udara) dll.

6. Keindahan

Faktor keindahan juga dapat diperoleh dengan cara melakukan penataan

yang rapi pada instalasi dan peralatan tersebut, misalnya peralatan ditempatkan

dalam panel-panel, pengawatan dilakukan dalam pipa atau dimasukkan dalam

saluran kabel, dan juga pemilihan bentuk dan warna peralatan instalasi sebisa

mungkin disesuaikan dengan tempat dimana perealatan tersebut dipasang.

Penggunaan kabel bawah tanah untuk jaringan instalasi perkotaan juga merupakan

cara untuk mendapatkan nilai keindahan pada system instalasi listrik.

7. Ekonomi

Instalasi listrik sejak dari perancangan, pelaksanaan pemasangan sampai

pada pengoperasian harus diperhitungkan biayanya sesuai dengan investasi.

Jangan semata-mata pertimbangan ekonomi kita menggunakan peralatan dengan

kualitas yang tidak sesuai dengan standar.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 7: Bab 1

Pag

e 7

/54

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

3. Jenis instalasi listrik

Menurut arus listrik yang disalurkan :

1. Instalasi arus searahi,instalasi ini umumnya memakai tegangan 110V,220V,

atau 440V.

2. Instalasi arus bolak-balik,instalasi ini biasanya memakai tegangan

125V,220V,380V,500V,1000V,3000V,5000V,6000V,10.000V,15000V.

Sedangkan berdasarkan dasar penggolongannya instalasi listrik dibedakan atas

beberapa bagian yaitu:

1. Berdasar pemakai tenaga listrik

2. Berdasar tegangan yang dipergunakan

3. Instalasi khusus

Menurut pemakaian tenaga listrik :

1. Instalasi penerangan

Umumnya instalasi ini memakai teganagan bolak-balik 125V atau 220V

2. Instalasi tenaga

Umumnya instalasi ini memakai tegangan bolak-balik 220V atau 380V

Menurut tegangan yang dipergunakan :

1. Instalasi tegangan tinggi

Dipergunakan dipusat pembangkit arus bolak-balik,pada motor arus AC,pada

jala-jala transmisi.

2. Instalasi tegangan rendah

Dipakai pada instalasi penerangan rumah,instalasi listrik di bengkel,dan pada

jala-jala distribusi.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 8: Bab 1

Pag

e 8

/54

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Peralatan yang dipakai dalam Instalasi

Peralatan-peralatan instalasi listrik adalah semua alat yang yang berhubungan

dengan instalasi listrik dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Jenis peralatan-

peralatan sangat banyak, untuk lebih jelasnya di bawah ini akan dijelaskan beberapa

jenis peralatan listrik yang digunakan dalam suatu instalasi listrik, dan dalam

memilihnya harus memenuhi standar yang telah di tentukan. Adapun jenis

peralatannya adalah :

1. PIPA INSTALASI

Pipa instalasi adalah peralatan instalasi yang sangat diperlukan dalam

melakukan sebuah pengawatan. Dalam memilih system pengawatan untuk instalasi

dari semua bangunan tergantung dari struktur bangunan itu sendiri, penerapan,

tegangan sumber, beban, penetrapan, keserasian dan besar modal, maka untuk

menghasilkan hasil yang baik salah satu system pengawatan yang sering di

gunakan adalah Conduit system (memakai pipa).

Maka untuk memilih pipa kita harus terlebih dahulu memperhatikan beberapa

parameternya antara lain :

Ketahanan mekanik

Ketahanan panas

Ketahanan kimia

Kekuatan isolasi

Kelenturan

Tahan api

Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal beberapa jenis pipa antara

lain :

1.1 Pipa baja

Pipa baja biasanya di gunakan dimana tekanan mekanik yang tinggi harus

dipikirkan. Contohnya di sentral-sentral teknik (pendinginan/AC, pemerosesan,

perencanaan, dsb.) atau pada daerah yang khusus/penuh resiko.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 9: Bab 1

Pag

e 9

/54

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

1.2 Pipa baja fleksibel dan metal hose

Pipa jenis ini biasanya di gunakan terutama dalam sambungan-sambungan

pada mesin seperti : motor, mesin cuci, dan sebagainya.

1.3 Pipa PVC

Pipa jenis ini biasanya digunakan seperti pipa baja tapi 1m di atas permukaan

lantai.

1.4 Pipa plastik

Pipa Janis ini biasanya digunakan dimana tekanan mekanik normal berada.

1.5vPipa plastic fleksibel

Pipa Jenis ini biasanya digunakan untuk pipa instalasi di bawah pleter. (dalam

beton, batu bata, diatas langit-langit).

Peraturan-peraturan umum untuk instalasi pipa

a. arah dari pipa harus dengan jalan vertical atau horizontal

b. arah pipa harus bisa di lalui untuk NYA atau penghantar yang sejenis

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 10: Bab 1

Pag

e 1

0/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

c. arah dari pipa itu mungkin mengganggu pada arah untuk kabel ( tapi hal ini

tidak harus terjadi). Apabila kabel yang terbuka tidak di lindungi tehadap tekanan

mekanik yang tinggi.

d. beberapa arah dari pada pipa yang parallel arahnya harus bersamaan

e. penghantar satu inti (NYA) hanya bisa di pasang dalam pipa

f. Kabel (NYM/NYY) dari rangakian yang berbeda bisa di pasang dalam pipa,

kotak pemisah dapat menempatkan kabel dari rangkain yang berbeda itu. Kotak

sambung harus menempatkan kabel dan sambungan dari satu rangkain saja.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 11: Bab 1

Pag

e 1

1/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

2. KLEM (KLIPS or SADDLES)

Kawat, kabel dan pipa yang dipergunakan dalam instalasi baik untuk perumahan

maupun industri, haruslah terikat pada permukaan instalasi. Dalam mana semua itu

dapat kita ganti tanpa merusak bagian dari bangunan. Alat yang cocok untuk itu

adalah KLEM. Ada 2 macam klem yaitu yang biasa di sebut CLIP dan ada yan

disebut SADDLE, kedua-duanya klem hanya beda bentuk.

Penghantar berisolasi dan kabel kecil yang mana biasa digunakan dalam

instalasi rumah, bisa diikat dengan klem (clip). Clip ini kebanyakan terbuat dari

bahan plastic yang bertahanan kuat dan di paku. Paku terbuat dari besi yang keras,

bila clip akan digunakan pada permukaan bengunan. Diameter dari clip berkisar dari

2 mm.

Gambar clip dan pemasangannya

Sedangkan kle yang terbuat dari baja galvanis biasa disebut strap saddle

(klem dengan ikat pemegang). Ini digunakan untuk mengklem kabel yang

mempunyai selubung yang kuat dan pipa yang terbuat dari PVC atau baja. Klem

dalam bentuk ini dapat dijumpai dalam satu atau dua lubang.

Gambar clip dengan satu atau dua lubang

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 12: Bab 1

Pag

e 1

2/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

3. TERMINAL DAN SAMBUNGAN

Sambungan penghantar listrik seringkali merupakan sumber kerusakan dan

jatuhnya instalasi yang berakibat pada sifat-sifatnya (kebakaran). Dengan demikian

sambungan ini merupakan bagian yang sangat penting dalam menetukan keandalan

instalasi listrik.

Kita telah mengetahui bahwa penghantar akan naik panasnya bila arus

mengalir melaluinya. Kenaikan panas itu harus dibatasi supaya tidak merusak isolasi

penghantar dan supaya tidak menambah tahanan penghantar. Standar pembatasan

ini biasanya 700C untuk isolasi penghantar PVCdan dibatasi oleh penghantar yang

membawa kapasitas arus. Hal ini juga terjadi pada sambungan. Sambungan-

sambungan itu harus bisa menampung kapasitas arus yang dialirkan melalui

penghantar yang disambungkan dan harus teap dapat diandalkan dalam setiap

temperature.

Sebelum penghantar disambungkan pada terminal, isolasi harus dikupas dari

penghantar itu menurut yag diperlukan untuk type dan ukuran yang khusus daripada

setiap terminal.

3.1 Terminal sekrup

Terminal ini digunakan untuk penghantar yang mempunyai ukuran berkisar

1,5 sampai 10mm2. penghatar yang dipegang dalam posisinya dan diklem

berbentuk “U” dan sekrup dengan ring kunci. Ini juga memungkinkan

mengencangakan dua penghantar pada terminal ini.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 13: Bab 1

Pag

e 1

3/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Keterangan :

1. kontak terminal

2. klem

3. sekrup

4. ring kunci

Terminal dibawah ini tidak mempunyai klem untuk memegang penghantar

agar kencang dalam posisinya.dengan demikian penghantar harus dibentuk ke

dalam sebuah mata itik atau penyambung khusus di solder, dipres, atau yang di

sekrup. Tipe dari terminal ini digunakan untuk semua ukuran daripada penghantar

dan kabel yang berkisar dari 0,75 sampai 240 mm2. untuk lebih jelasnya perhatikan

gambar dibawah ini :

Terminal yang disekrup yang

telah diterangkan sebelumnya juga dapat ditemui dalam bentuk terminal blok, ini

digunakan dalam instalasi listrik industri untuk menyambungkan penghantar dengan

yang lainnya. Bodi dari terminal blok terbuat dari keramik atau pelastik untuk

mengisolasi terminal dari yang lainnya dan juga dari permukaan dimana terminal itu

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 14: Bab 1

Pag

e 1

4/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

ditempatkan. Tiap terminal blok dengan lubang untuk pemasangan. Untuk lebih

jelasnya dapat diperhatikan gambar dibawah ini :

Untuk gambar dibawah ini, ini merupakan tipe teminal skrup khusus digunakan

dalam steker dan terminal blok untuk listrik tenaga, ini dibuat untuk penghatar

dengan luas penampang 1,5 sampai 16mm2.

Sedangkan untuk gambar dibawah ini mempunyai ukura sekrup yang berbeda.

Digunakan dimana penghantar dengan ukura yang berbeda harus disambungkan

dengan yang lainnya. Seperti yang di tunjukkan oleh gambar di bawah ini :

Untuk mencegah terjadinya

kerusakan pada ujung penghantar oleh

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 15: Bab 1

Pag

e 1

5/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

sekrup terminal di atas terminal selalu dilengkapi dengan klem dari plat 3,5 m atau

klem per.

Tipe teminal dibawah ini biasanya digunakan dalam kotak percabangan untuk

instalasi perumahan penghantar dengan ukuran 6 mm2 dapat disambungkan pada

terminal ini.

Terminal ini juga digunakan dalam kotak bercabang untuk instalasi rumah dan

instalasi industri penghantar sampai 6 mm2 dapat disambungkan pada terminal ini.

Beberapa instalasi memerlukan termina yang mana komponen tidak

berdempet, terminal blok atau permukaan yang istimewa, seperti terminal yang

biasa dibutuhkan dalam instalasi penerangan rumah dimana kotak bercabang tanpa

menggunakan terminal blok.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 16: Bab 1

Pag

e 1

6/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Dibawah ini beberapa contoh daripada terminal yang telah disebutkan diatas.

Terminal-terminal ini dibentuk dalam rumah-rumah kecil terbuat dari plastic atau

keramik, maksudnya untuk mengisolasi satu dengan yang lainnya.

Terminal ini dapat ditemui untuk ukuran penghatar yang berkisar dari 1,5 sampai

16 mm2.

Ada juga terminal blok yang mana dapat dipotong atau dipatahkan menurut

panjang yang diperlukan. Tiap terminal juga dapat digunakan satu persatu. Terminal

ini dapat dijumpai untuk penghatar dengan ukuran berkisar dari 1,5 sampai 16 mm2.

Adapun terminal yang diskrup menjadi satu yang mana dapat menjadi satu

barisan terminal blok pada rel pemasangan khusus dengan ukuran yang diperlukan

untuk instalasi yang istimewa/khusus. Terminal ini disebut terminal deret (LINE UP

TERMINAL). Terminal ini banyak dijumpai untuk penghantar dengan ukuran berkisar

dari 0,5 sampai 35 mm2.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 17: Bab 1

Pag

e 1

7/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Ini adalah terminal satu deret (single line up terminal). Trminal ini dikancing pada

rel pemasangan dan tertahan disana oleh alat penahan per. Tiap ujung terminal

tertahan oleh pembatas akhir (end stops) sepeti yang digambarkan pada gambar

dibawah ini.

Terminal deret untuk penghantar yang berbeda ukurannya dapat diatur menurut

keperluan dan dipasang pada rel yang sama. Terminal ini biasanya diperlikan untuk

control panel control dan motak kontak.

3.2 Terminal solder

Terminal yang disolder sering digunakan pada ujung penghantar yang tetap

dan dipasang dipinggir atau pada elektronik dan komponen

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 18: Bab 1

Pag

e 1

8/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Dibawah ini merupakan contoh-contoh daripada terminal solder

Terminal yang disolder juga banyak ditemui dalam bentuk blok dan deret

3.3 Terminal tusuk/ yang disisipkan

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 19: Bab 1

Pag

e 1

9/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Terminal ini digunakan untuk hubungan antara komponen listrik dalam alat-

alat yang menggunakan listrik seperti mesin cuci dan pencuci piring, juga dalam

sistim listrik kenderaan

Penghubung khusus disisipkan pada ujung penghantar dan penghubung

ditekankan pada terminal. Untuk terminal tekan ini ukuran dan tipe penghubung

harus cocok.terminal ini dapat ditemui untuk penghantar yang berukuran berkisar

dari 0,5 sampai 4 mm2.

Terminal tekan digunakan dengan tipe yang modern daripada saklar instalasi.

Terminal ini menggunakan penghantar dengan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. tidak

membutuhkan ujung penghantar pada tiap terminal.

4.

KOTAK NORMAL

Kotak sambung normal mempunyai jenis yang banyak sekali, selain kotak-

kotak dari besi atau dari plat baja tang di cat dengan meni ada juga kotak-kotak dari

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 20: Bab 1

Pag

e 2

0/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

bahan buatan. Penggunaan kotak normal dapat menghemat penggunaan pipa dan

menghemat penarikan kabel, karena kotak-kotak tersebut dapat diletakkan pada

tempat yang menguntungkan.

Kelemahan dari kotak normal adalah :

letak kotak yang tersebar diamana-mana, sehingga memberi kesan

yang tidak teratur

bila terjadi gangguan,kotak-kotaknya sering sulit dicapai, karena

dipasang antara langit-langit rumah, dibelakang lapisan dinding atau

dibelakang dan diatas mesin-mesin yang sering digunakan

kotak-kotak yang dipasang tersembunyi, sering hanya dapat dicapai

dengan merusak interioar rumah.

5. PENGHANTAR ATAU KONDUKTOR

Konduktor atau penghantar adalah komponen yang utama dalam suatu

instalasi, adapaun fungsi dari konduktor adalah untuk menghantarkan muatan listrik.

Bahan dari penghantar pada umumnya terbuat dari logam tembaga dan logam

aluminium. Untuk jenis penghantar kabel umumnya bahan konduktor yang

digunakan adalah tembaga dan untuk penghantar jenis kawat yang pada umumnya

penghantar yang digunakan adalah aluminium.

Kabel yang digunakan dalam bidang teknik listrik sangat banyak sekali

jenisnya karena bahan sebagai isolasi kabel terus berkembang. Adapun bahan yang

sering digunakan sebagai isolasi kabel adalah thermoplastic atau PVC (polyvenil

chloride).

5.1 Penghantar berisolasi (kabel)

Penghantar berisolasi atau kabel pada umumnya digunakan untuk instalasi

control, instalsi dalam panel, instalsi gedung dan juga instalasi bawah tanah, fungsi

instalasi adalah untuk memisahkan antara konduktor dengan konduktor atau

konduktor dengan peralatan lainnya. Untuk kabel yang digunakan untuk instalasi

bawah tanah disamping memiliki isolasi, juga memiliki pelindung atau perisai

(armour) yang akan melindungi kabel dan isolasi kabel terhadap adanya tekanan

mekanis dari luar.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 21: Bab 1

Pag

e 2

1/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Ada 3 hal yang paling pokok dalam kabel yaitu :

1. Konduktor/penghantar : merupakan media untuk menghantarkan

muatan listrik

2. Isolasi : merupakan bahan yang dielectric dari yang satu terhadap yang

lain dan juga terhadap lingkungan sekitar.

3. Pelindung luar : memberikan perlindungan terhadap kerusakan

mekanis, pengruh bahan kimia, elektrolistis dan pengaruh luar lainnya

yang merugikan

6. KOTAK KONTAK

Kotak kontak adalah sebuah alat dalam bidang kelistrikan yang digunakan

untuk menyambungkan beban dengan sumber tegangan.

Adapun symbol dan pengawatan dari kotak kontak secara umum adalah :

Jenis-jenis kotak kontak adalah

Kotak kontak dinding

Kotak kontak dinding ganda

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 22: Bab 1

Pag

e 2

2/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Kotak kontak dengan kontak pengaman

7. SAKELAR TUNGGAL

Sakelar tunggal adalah sakelar yang digunakan untuk memutuskan atau

menghubungkan beban dengan menggunakan satu kutup dan satu arah.

Adapu symbol dan diagaram pengawatannya serta bentuk dari sakelar tunggl

adalah :

Bentuk dari sakelar jungkit dan sakelar putar adalah aeperti gambar di bawah

ini

8. SAKELAR SERI

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 23: Bab 1

Pag

e 2

3/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Sakelar seri adalah sakelar yang digunakan untuk menghubungkan atau

memutuskan sumber arus dengan tegangan dengan menggunakan satu kutup dan

dua arah.

Adapun symbol dan diagaram untuk pengawatan serta bentuk dari sakelar seri

adalah sbb :

9. SAKELAR TUKAR

Sakelar tukar merupakan sakelar yang digunakan untuk menghubungkan atau

memutuskan arus dengan bebab dengan menggunakan dua kutup dan dua arah.

Adapun symbol dan diagaram pengawatan dari adalah

10. SAKELAR SILANG

Sakelar silang adalah sakelar yang digunakan untuk menghubungkan atau

memutuskan arus dengan beban dengan menggunakan dua kutup dan dua arah.

Adapun symbol dari sakelar silang adalah :

11. SELECTOR SWITCH

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 24: Bab 1

Pag

e 2

4/5

4

I1 Is

as

pegaskontaktor

bimetal

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Selector switch adalah salah satu bentuk sakelar yang digunakan untuk

mrnghidukan atau memutuskan beban dengan arus baik secara manual maupun

otomatis. Selector switch digunakan apabila kerja suatu rangkain control lebih dari

satu mode/pilihan.

Symbol dari selector switch adalah :

Contoh dari selector switch adalah :

12. Thermal Overload Relay (TOR)

Gambar 2.2.17: TOR.

TOR merupakan rele untuk mengamankan rangkaian/motor terhadap gangguan

beban lebih. Beban lebih/arus lebih yang mengalir ke motor dapat menyebabkan

motor menjadi panas, bahkan motor akan terbakar. Beban lebih dapat diakibatkan

diantaranya karena :

1) Terlalu besar beban mekanik dari kemampuan motor.

2) Arus start yang terlalu besar atau motor berhenti secara mendadak.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 25: Bab 1

Pag

e 2

5/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

3) Terjadinya hubung singkat pada lilitan motor.

4) Terputusnya salah satu phase dari motor 3 phase.

a. Prinsip kerja TOR

Pada TOR terdapat bimetal, yaitu dua logam yang mempunyai titik muai yang

berbeda. Jika arus yang mengalir ke motor melebihi harga nominalnya maka bimetal

akan panas dan melengkung sehingga akan menggerakkan sakelar/titik

kontak/pengungkit yang ada pada

TOR itu sendiri (lihat gambar dibawah) yang mengakibatkan rangkaian terputus.

TOR dapat direset secara manual setelah bimetal/heater dingin kembali.

Gambar 2.2.18: Kerja dari TOR.

b. Struktur dan simbol TOR

TOR mempunyai tiga buah plat bimetal yang dililit oleh kawat pemanas yang

dihubungkan sesuai dengan phasa R, S, T. Struktur dan simbol dari TOR dapat

dilihat pada gambar dibawah.

Rifqi Luthfi A & Deni R

a. TOR dalam keadaan normal b. Terjadi kelebihan beban

Gambar 2.2.19: Simbol TOR.

Page 26: Bab 1

Pag

e 2

6/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

13. TOMBOL TEKAN MOMENTARY

Tombol tekan ini terdiri dari beberapa macam, yaitu : Tombol tekan normaly

open (NO), tombol tekan normally close (NC) da penggabunga keduanya.

Pada pengoperasiannya, tombol ini mempunyai dua fungsi lojik, yaitu lojik

mekanik (LM) dan lojik elektrik (LE). Dimana lojik mekanik terkait dengan kondisi

operasi tombol secara mekanis, misalnya tombol ditekan atau di lepas, lojik elektrik

terkait dengan kondisi operasi tombol secara listrik, misalnya kontak tombol dalam

keadaan terbuka atau tertutup.

Keterangan :

a. tombol tekan normally open (NO)

b. tombol tekan normally close (NC)

c. tombol tekan NO-NC (tombol tekan dengan dua kontak

Switch button ini digunakan untuk pengendalian/pengaturan peralatan guna

memberikan tanda-tanda hubung putus dsb. dan sakelar terhubung/terputus dengan

cara menekan/menarik dengan tangan.

a. Macam-macam Button Switch dan Simbolnya

Ditinjau dari titik kontaknya, ada 3 jenis button switch yaitu Normally Open (NO)

button switch, Normally Close (NC) button switch, dan NO/NC button switch.

‒ NO Button Switch.

NO Button Switch sesuai dengan namanya berada dalam posisi Open (terbuka)

pada keadaan normal (button switch tidak ditekan) dan baru akan tersambung

apabila ditekan (lihat gambar).

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 27: Bab 1

Pag

e 2

7/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

‒ NC Button Switch.

NC Button Switch sesuai dengan namanya berada dalam posisi Closed

(tertutup/tersambung) pada keadaan normal (button switch tidak ditekan) dan akan

terputus/terbuka apabila ditekan (lihat gambar).

‒ NO/NC Button Switch.

NO/NC Button merupakan gabungan dari NO dan NC button switch.

b. Bentuk tombol

Ditinjau dari bentuk tombolnya, ada banyak type button switch seperti pada

gambar dibawah:

Rifqi Luthfi A & Deni R

Gambar 2.2.1: Kerja dan simbol NO

Gambar 2.2.3: Kerja dan simbol NO/NC Button

Gambar 2.2.1: Kerja dan simbol NO

Page 28: Bab 1

Pag

e 2

8/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Gambar 2.2.4: Bermacam bentuk Button switch

c. Penggunaan

Contoh penggunaan button switch sesuai dengan typenya (bentuk tombolnya).

Type Button Switch Penggunaanya

Type FlatType konvensional dan banyak digunakan untuk start, stop

dsb.

Type ProyekDapat digunakan dengan beban, seperti diproyeksikan

untuk start dan stop

Type MushroomMudah ditempatkan dan mudah dijalankan, untuk

penghentian mendadak (emergency stop)

Type Pullpengoperasian dengan menghindarkan pengerjaan yang

salah, seperti interlocking dsb.

Contoh penggunaan button switch sesuai dengan klasifikasi warna.

Warna Fungsi Pemakaian

MerahStop

Satu atau sebagian motor stop, tanpa

menggunakan chuk magnet, untuk

penghenti, penghenti putaran

Emergenci Stop Semua stop

Kuning

Start kembali

urutan normal

Kembali pada putaran start pada

keadaan putaran belum sempurna

Start kembali dari

henti mendadakDapat merusak fungsi lain

Hitam / Hijau Star Star putaran pada urutan tertentu,

start sebuah atau sebagian dengan

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 29: Bab 1

Pag

e 2

9/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

peralatan tambahan pada rangkaian,

unit start, menambah chuk magnetic

PutihKeadaan lain selain

warna diatas

14. MAGNETIC KONTAKTOR

Magnetic Kontaktor adalah switch magnetik yang serupa dengan rele magnet

dan biasanya digunakan untuk rangkaian kontrol yang menggunakan tegangan dan

arus yang cukup besar dibandingkan rele.

Gambar 2.2.13: Magnetic kontaktor.

Tegangan yang digunakan oleh magnit kontaktor adalah tegangan satu phasa

(220V) dan tegangan 3 phasa (380 V). Simbolnya dapat dilihat pada gambar

dibawah.

a. Struktur dan prinsip kerja kontaktor

Struktur kontaktor magnet adalah mirip dengan rele magnet type plunger seperti

terlihat pada gambar dibawah. Hal yang berbeda dari rele magnet adalah bagian

kontak utama (main contact) dan kontak tambahan (auxiliary contact) adalah untuk

kapasitas arus yang besar yang dapat men-switch rangkaian utama supaya berdiri

sendiri.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 30: Bab 1

Pag

e 3

0/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Gambar 2.2.14: Struktur dari magnetic kontaktor.

Cara kerja kontaktor magnet adalah sama sebagaimana rele magnet type

plunger dan hal ini untuk menggambarkan inti kontak gerak (mobile core) dengan

gaya magnetisasi dari kontak diam/fixed core (rangsangan kumparan magnet

kontaktor) bila arus input dialirkan ke dalam coil (arus dialirkan dengan adanya

tegangan listrik).

Selanjutnya kontak gerak bergerak bersama dengan inti gerak (mobile core)

yang mengakibatkan kontak diam (fixed contact) menjadi ON. Bila arus yang

mengalir ke coil di putus, gaya magnet akan hilang dan mengakibatkan inti gerak

dan kontak gerak kembali ke posisi semula akibat pengaruh dorongan pegas dan

akibatnya kontak diam (fixed contact) menjadi OFF kembali.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 31: Bab 1

Pag

e 3

1/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Gambar 2.2.15: Struktur dari magnetik kontaktor.

b. Simbol dan cara kerja Magnetik Kontaktor

Gambar simbol suatu kontaktor magnet juga dinyatakan secara terpisah ke

dalam kumparan dan kontaknya. Gambar simbol kumparan sama dengan pada rele

magnet, tetapi kontak bantu diberikan berlainan dengan kontak utamanya (kontak

utama untuk kapasitas besar, kontak bantu untuk rangkaian kontrol).

Gambar berikut memperlihatkan kondisi kerja kontak dan coilnya.

Gambar 2.2.16: Simbol dan kerja magnetik kontaktor.

15. RELAY

Relay terdiri dari coil dengan kontak change over (CO) atau disebut pula

dengan istilah c contact. Jumlah kontak CO pada suat relay ditentukan oleh type

relaynya. Tegangan coil bervariasi dari 24 Volt sampai 220 Volt AC, atau 3 sampai

48 Volt DC, sedangkan kemampuan kontaknya dengan spesifikasi maksimum 10A.

Rifqi Luthfi A & Deni R

MC

MCMC

coil Main contact Aux. contact

MC

MCMC

arus

a. Coil OFF b. Coil ON

(kontak gerak)

(kontak bantu)

(kontak diam)

(inti gerak)

(kontak diam)

Page 32: Bab 1

Pag

e 3

2/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Symbol relay adalah sbb :

Cara kerja relay adalah apabila coil diberi tegangan, maka kontak CO bekerja

atau pindah posisi, sedang bila tegangan diputus maka kontak CO kembali keposisi

semula.

Contoh dari relay adalah :

16. TIMER ON DELAY

Timer ON Delay Pneumatik. Timer ini terdiri dari, coil relay kontaktor, kontak

langsung, blok On delay timer dan kotak tunda.

Adapun symbol dari timer on delay :

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 33: Bab 1

Pag

e 3

3/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Timer on delay sistem motorized :

Timer on delay system Elektronik

Cara kerja On delay adalah, apabila coil di beri tegangan “kontak langsung”

bekerja sedang kontak tunda belum bekerja. Kontak tunda bekerja apabila waktu

pengesetannya telah terpenuhi apabila tegangan coil diputus maka kontak tunda

dan kotak langsung kembali keposisi semula.

17. TIMER OFF DELAY

Timer off delay terdiri dari coil, timer, kontak langsung dan kotak tunda.

Adapun symbol dari timer off delay adalah

Timer off delay system motorized

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 34: Bab 1

Pag

e 3

4/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Timer off delay system Elektronik

Timer ini terdirir dari koil dengan system control timer dan kontak elektronik

dan kotak tunda change over.

Cara kerja timer off delay adalah apabila coil diberi tegangan “kotak tunda dan

kotak langsung akan bekerja secara bersamaan “. Apabila coil terputus maka kontak

tunda ini akan kembali keposisi semula sesuai dengan setting waktu yang telah

ditetapkan.

18. LAMPU TANDA

Lampu tanda adalah sebuah lampu yang digunakan untuk mengetahui sebuah

saklar dalam kondisi ON atau OFF.

Adapun contoh bentuk lampu tanda adalah :

19. WATER LEVEL CONTROLLER (WLC)

Rangkaian Water Lever Control atau yang sering disingkat dengan WLC atau

rangkaian kontrol level air merupakan salah satu aplikasi dari rangkaian

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 35: Bab 1

Pag

e 3

5/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

konvensional dalam bidang tenaga listrik yang diaplikasikan pada motor listrik

khususnya motor induksi untuk pampa air.

Fungsi dari rangkaian ini adalah untuk mengontrol level air dalam sebuah tangki

penampungan yang banyak dijumpai di rumah-rumah atau bahkan disebuah industri

di mana pada level tertentu motor listrik atau pompa air akan beroperasi dan pada

level tertentu juga pompa air akan mati. Untuk mengontrol level air dalam tangki

penampungan dapat menggunakan dua buah pelampung yang mana masing-

masing dari pelampung tersebut menentukan batas atas dan batas dari level air.

Jadi pada saat anda sedangkan menjalankan pompa air, dengan mengaplikasikan

rangkaian Water Level Control pada pompa air yang anda gunakan, anda tidak perlu

menunggu hanya untuk mematikan pompa air pada saat tangki atau bak air penuh

karena apabila air dalam tangki sudah penuh maka pompa akan padam dengan

sendirinya tanpa harus menekan tombol stop.

Demikian juga apa bila air dalam tangki atau bak mulai berkurang sesuai dengan

batas yang telah ditentukan maka pompa akan jalan dengan sendirinya. Dengan

demikian ada bisa melakukan kegiatan yang lain yang lebih berguna, misalnya

nonton acara gossip di Channel TV kesayangan anda sambil menikmati sedapnya

pisang goreng yang dibalut dengan sambal terasi yang rasanya benar-benar

nendang bangets. Lupakan tentang pisang goreng, dan untuk lebih jelasnya

perhatikan bagaimana sebuah pelampung dapat bekerja pada sebuah rangkaian

Water Level Control sebagai berikut :

Gambar 1. Prinsip Kerja Pelampung

Penjelasan dari gambar di atas :

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 36: Bab 1

Pag

e 3

6/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Pada kondisi (1) kita anggap bahwa untuk pertama beroperasi air di dalam

tangki seperti yang terlihat pada gambar. Dengan keadaan yang demikian, maka

otomatis Pelampung 1 yang difungsikan sebagai batas atas air dan Pelampung 2

yang difungsikan sebagai batas bawah akan menggantung pada sebuah tali

pelampung sehingga menyebabkan kontak pelampung yang berada di antara 2 dan

A1 akan menutup karena gaya berat dari kedua pelampung. Akibatnya, motor

pompa air akan beroperasi.

Ketika pompa air mulai mengisi tangki/bak maka pelampung 2 akan terangkat ke

atas atau terapung seperti yang terlihat dalam gambar pada kondisi (2). Meskipun

pelampung 2 sudah terapung, kontak pelampung tetap pada posisi close, pabrik

sudah merancang dengan sedekian rupa sehingga hal demikian bisa terjadi,

pelampung 1 masih mampu untuk menutup kontak pelampung sehingga pompa

tetap beroperasi.

Seiring dengan semakin bertambahnya air tangki maka Pelampung 2 akan

semakin bergerak ke atas sesuai dengan volume air dalam tangki tersebut. Apabila

level air telah sampai pada Pelampung 1 seperti terihat dalam gambar untuk kondisi

(3) maka Pelampung 1 akan terangkat ke atas atau terapung bersama-sama dengan

pelampung 2. Akibatnya, kontak pelampung antara 2 dan A1 akan membuka dan

motor atau pompa air akan mati. Jadi, bukan Pelampung 2 yang mendorong

Pelampung 1 sehingga kontak pelampung terbuka (open).

Apabila air di dalam tangki atau bak mulai berkurang atau lebih rendah dari

Pelampung 1, maka pelampung 1 akan menggantung pada kontak pelampung

seperti lihat pada gambar untuk kondisi (4). Meskipun Pelampung 1 sudah

menggantung, akan tetapi kontak pelampung masih tetap pada kondisi open karena

Pelampung 1 belum cukup berat untuk menutup kontak tersebut. Jika air sudah

benar-benar berkurang dalam tangki sesuai dengan batas bawah yang telah

ditentukan maka pelampung 2 akan menggantung seperti pada kondisi (1) bersama-

sama dengan pelampung 1. Kolaborasi kedua pelampung tersebut menghasil berat

yang cukup untuk menutup kontak pelampung antara 2 dan A1 sehingga pompa air

dapat berjalan atau beroperasi. Setelah itu ke kondisi (2), (3), (4), dan seterusnya.

Berikut ini adalah gambar rangkaian kendali dan sekaligus rangkaian daya dari

Water Level Control. Rangkaia

ini terdiri dari dua bagian yaitu menggunakan remote untuk mengoperasikan

(menjalankan dan mematikan)

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 37: Bab 1

Pag

e 3

7/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

pompa air dan menggunakan pelampung untuk mengoperasikan pompa air

secara otomatis.

Gambar 2. Rangkaian kendali dan rangkaian daya

Langkah-langkah kerja rangkaian Water Level Control

1. Diasumsikan bahwa tombol emergency, MCB rangkaian control dan MCB

rangkaian daya tertutup atau sudah pada posisi on.

Pada keadaan normal kontak overload 95 – 96 tertutup dan kontak 97 – 98

terbuka Posisi 1 yaitu pada saat selektor switch dipindahkan pada posisi 1-2 maka

lampu indikator L2 akan menyala yang menandakan bahwa yang bekerja adalah

pelampung (otomatis)

Ketika air di dalam bak telah kosong atau berkurang, pelampung akan tertarik ke

bawah dan menutup kontak yang terdapat pada pelampung sehingga arus akan

mengalir pada kontaktor K1 dengan demikian kontak utama 1–2 pada K1 akan

menutup sedangkan kontak 3-6 pada RL (Relay) tetap terbuka sehingga motor akan

berputar yang di tandai dengan menyalanya lampu indikator L4

Apabila motor mengalami kelebihan beban maka kontak 95-96 akan membuka

dan kontak 97-98 akan menutup sehingga lampu indikator L3 yang menandakan

kelebihan beban akan menyala dan pada saat itu motor akan berhenti berputar.

Jika air di dalam bak telah penuh atau telah mencapai level yang telah

ditentukan maka pelampung di dalam air akan terangkat ke atas sehingga membuka

kontak yang terdapat pada pelampung tersebut dan motor akan akan berhenti

berputar.

Proses selanjutnya kembali ke langkah nomor 4.

Untuk posisi 2 selektor switch dipindahkan pada posisi 3-4 maka lampu indikator

L1 akan langsung menyala yang menandakan bahwa operasi motor dilakukan

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 38: Bab 1

Pag

e 3

8/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

secara remote (menyalakan dan mematikan motor) dan pada saat itu pelampung

tidak akan bekerja

Untuk menyalakan motor tekan push button Son

Kontak 1-4 akan menutup karena koil 2-10 relay (RL) mendapat energy listrik

sehingga arus akan mengalir melalui kontak 1-4 tersebut walaupun saklar

Son dilepas

Dengan demikian kontak 3-6 dan 8-11 akan menutup sedangkan kontak 1-2

pada K1 tetap terbuka, dengan demikian motor akan berputar yang ditandai dengan

menyalanya lampu indikator L4

Apabila motor mengalami kelebihan beban maka kontak 95-96 akan membuka

dan kontak 97-98 akan menutup sehingga lampu indikator L3 yang menandakan

kelebihan beban akan menyala dan pada saat itu motor akan berhenti berputar.

Tekan push button Soff untuk mematikan motor.

Baik untuk operasi dengan remote ataupun secara otomatis (dengan

pelampung) apabila ada hal-hal yang tidak inginkan terjadi pada saat motor

beroperasi dapat langsung menekan tombol emergency sehingga seluruh rangkaian

akan padam.

Rangkaian Water Level Control di atas belumlah sempurna, anda bisa

memodifikasinya supaya menjadi lebih

baik lagi dan juga lebih andal pastinya. Ini cuma salah satu contoh saja, jika

anda ingin berusaha sedikit saja maka

hasilnya pasti akan lebih bagus lagi dan tentunya memakai desain yang dibuat

sendiri akan memberikan kepuasan

yang tersendiri pula.

AdaUntuk pengoperasian pompa dengan remote, saya menggunakan relay yang

dalam rangkaian disingkat dengan RL dengan pertimbangan penggunaan remote

hanyalah sebagai cadangan jika pelampung mengalami kegagalan dalam

pengoperasiannya. Anda dapat menggantinya dengan kontaktor. Jika anda

menggunakan relay, relaynya harus disesuaikan dengan kapasitas arus dari motor

pompa. Kalau tidak sesuai, bisa-bisa relaynya hangus dan anda akan merogoh

kocek lebih dalam lagi. Menyedihkan!

Motor yang digunakan pada rangkaian di atas adalah motor induksi 1 fasa. Jika

anda menggunakan motor induksi 3 fasa, maka rangkaian kontrolnya akan lebih

rumit lagi. Silahkan anda berkreasi sendiri.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 39: Bab 1

Pag

e 3

9/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

Pada kondisi (3) dari gambar pelampung, usahakan jangan sampai tali pada

pelampung terjadi lilitan yang menyebabkan terbentuknya sebuah simpul sehingga

kedua pelampung berkumpul pada satu titik pada tali pelampung. Hal ini akan

menyebabkan pompa mati menyala dalam waktu yang relatif singkat. Apabila hal ini

terjadi, maka lampu indikator L4 pada gambar akan berkedip-kedip. Keuntungannya,

anda akan melihat nyala lampu indikator yang berkedip-kedip pada panel sehingga

anda tidak perlu membeli lampu hias di toko kesayangan anda. Kerugiannya, anda

akan berteriak histeris sampai nadanya mungkin mencapai 7 oktaf (melebihi Gita

Gutawa) karena melihat tagihan rekening listrik anda yang meningkat dari biasanya

jika anda membiarkan hal tersebut terus berlangsung. Tentu saja penyebabnya

adalah motor mati menyala dalam waktu yang relative singkat, yang mana kita tahu

bersama bahwa arus start dari motor induksi bisa 5 sampai 7 kali lebih besar dari

arus nominalnya yang mana juga akan mempengaruhi putaran kWh meter anda.

Pengalaman adalah guru yang baik tetapi belajar dari pengalaman orang lain

adalah Guru Terbaik. Jadi, jangan segan-segan untuk berlajar dari orang-orang yang

sudah berpengalaman. So, take my advice and Go On! Thanks

Bacaan sederhana yang sering dikunjungi orang-orang kreatif, disini anda akan

mendapatkan sedikit tehnik dan cara kerja dari sebuah rangkaian kontrol/ kendali

dengan menggunakan beban Motor 3 phasa (Sebuah mesin penggerak dengan catu

daya 3 phasa sebagai sumber tenaga):

Cara kerja motor 3 phasa :

1. motor 3 phasa akan bekerja /berputar apabila sudah dihubungkan dalam

hubungan tertentu .

2. mendapat tegangan (jala-jala /power /sumber) sesuai dengan kapasitas motornya.

bekerjanya hanya mengenal 2 hubungan yaitu :

a. motor bekerja bintang /star (Y)

berarti motor harus dihubungkan bintang baik secara langsung pada terminal

maupun melalui rangkaian kontrol.

b. Motor bekerja segitiga /Delta (▲)

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 40: Bab 1

Pag

e 4

0/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

berarti motor harus dihubungkan segitiga baik secara langsung pada terminal

maupun melalui rangkaian kontrol.

Kecuali : mesin-mesin yang berkapasitas tinggi diatas 10 HP, maka motor

tersebut wajib bekerja segitiga (▲) dan harus melalui rangkaian kontrol star delta

baik secara mekanik , manual, konvensional, digital , PLC. Dimana bekerja awal

(start) motor tersebut bekerja bintang hanya sementara, selang berapa waktu

barulah motor bekerja segitiga dan motor boleh dibebani.

Cara menghubungkan motor dalam hubungan bintang (Y) :

1. Cukup mengkopelkan /menghubungkan salah satu dari ujung-ujung kumparan

phasa menjadi satu

2. Sedangkan yang tidak dihhubungkan menjadi satu dihubungkan kesumber

tegangan.

Cara menghubungkan motor dalam hubungan segitiga (▲) :

1. ujung-ujung pertama dari kumparan phasa I dihubungkan dengan ujung

kedua dari kumparan phasa III

2. ujung-ujung pertama dari kumparan phasa II dihubungkan dengan ujung

kedua dari kumparan phasa I

3. ujung-ujung pertama dari kumparan phasa III dihubungkan dengan ujung

kedua dari kumparan phasa II

4. Sedangkan untuk kesumber tegangan terserah kita menghubungkannya ,

boleh melalui ujung –ujung pertama atau ujung-ujung        kedua.

Cara penyambungan /pengkonekan ujung-ujung kumparan phasa system Direct

On Line(DOL) dilihat dari tegangan jala-jala dengan plat nama pada motor.

No Jala-jala Nama plat motor Hubungan /koneksi

1. 380 V 380 V /220V Y (bintang) tegangan di motor 220 V

2. 380 V 220V /380 V Y (bintang) tegangan di motor 220 V

3. 220 V 220V /380 V ▲ (segitiga) tegangan di motor 220 V

4. 220 V 380 V /220V ▲ (segitiga) tegangan di motor 220 V

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 41: Bab 1

Pag

e 4

1/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

5. 380 V 380 V Sebagai pengaman kita hubungkan (Y),bila tegangan kurang kita

hubungkan ▲

6. 380 V 380 V /440 V Motor harus bekerja ▲ karena kapasitas motor

sebenarnya 380 V

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 42: Bab 1

Pag

e 4

2/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

BAB III

PEMBAHASAN

1. Daftar Alat dan Bahan

NO NAMA BAHAN / PERALATAN JUMLAH SATUAN KETERANGAN

A. Pipa dan alat bantu

1 Pipa Union (5/8*) (Ǿ Int. 15mm) PVC) ± 8.06 m baik

2 Pipa sisntesis lokal (5/8*) PVC ± 100 Cm baik

3 Pipa KIR 11mm ((Ǿ Int. 13,5mm) - - -

4 Benda siku 5/8" Union - - -

5 Benda siku sintesis lokal 4 Pcs -

6 Benda siku KIR 1 Pcs -

7 Duct kabel 1 Pcs -

8 Cabang T (KIR) 2 Pcs

9 Tole union - - -

10 Klem pipai 20 mm 15 Pcs -

11 Klem Import KIR - - -

12 Klem NYM 9 mm sebelah paku 15 Pcs -

B. Sakelar dan Peralatan

13 Sakelar Silang 1 Pcs 16A/250V

14 Sakelar tukar 3 Pcs 10A/250V

15 Sakelar tunggal 1 Pcs Shmidt/10A/250V

16 Lampu tanda (merah,kuning hijau) 3 Pcs 220V

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 43: Bab 1

Pag

e 4

3/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

17 Lampu pijar 3 Pcs 220V/100w

18 kotak hubung 6 Pcs 2,5A/500V

19 Fiting duduk (lokal) 3 Pcs Broco/3A/250V

20 Roset kayu Pcs -

21 Selector Switch 1 Pcs 4A/250V

22 Sakelar Tekan (Merah dan Hijau) 8 Pcs 10A/250V

C. Panel

23 MCB 4A 220-450V 2 Pcs

24 ELCB 16A 220-250V 1 Pcs

25 MCB 3P 16A 480V 1 Pcs

29 Relay MY 4 N 220V / 10A 8 Pcs

30 Water level control 220V 1 Pcs

31 Magnetic kontaktor 220V 2 Pcs

32 Thermal over load 5-16 A 2 Pcs

33 Profil untuk relay 2 Pcs

34 Terminal 4 mm² 15 Pcs

35 Saluran kabel

36 plastik pengikat kabel - - -

37 Kabel NYM re 3 x 1,5 mm² ± 100 Cm 2 PH + N

38 kabel NYM 3 x 1,5 mm² ±300 Cm Ph + N + E

39 Kabel NYA 1,5 mm² ± 10 M -

40 NYA Coklat dan putih dan merah jambu - - -

41 NYA biru tua 1,5 mm² ] ± 4.5 M -

42 NYA Hijau / kuning 1,5 mm² ± 6 M -

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 44: Bab 1

Pag

e 4

4/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

43 NYA Hijau 1,5 mm² - - -

46 Steker 10-16 A PNE 1 Pcs -

47 Kabel NYHMY 3 x 1 mm² (fleksibel) ± 100 Cm -

D. Mur, baut dan sekrup dan panel

60 Mur baut M4 x 10 - - -

61 Mur baut M4 x 50 - - -

62 Mur baut M4 x 15 - - -

63 Rumah kontrol panel ( housing ) - - -

64 Bingkai panel 1 Pcs -

65 Mur geser panel 2 Pcs -

2. Gambar Layout Panel

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 45: Bab 1

Pag

e 4

5/5

4

A M

1 2 3 OK

ON1 ON2OFF1 OFF2

M1 M2 STDBY L1 L2 L3

S3

S5

S4

S1

Sakelar Untuk Pengopreasian Lampu 1Sakelar Untuk Pengopreasian Lampu 2 dan Lampu 3.

S2

Motor Pompa 2Motor Pompa 1

E1E2

E3

WLC Fuse 1 Fuse 2 Fuse 3 Fuse 4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

3. Gambar Layout Didalam Panel

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 46: Bab 1

Pag

e 4

6/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

4. Gambar Distribusi Daya

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 47: Bab 1

Pag

e 4

7/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

5. Gambar Rangkaian Kontrol untuk Pengoprasian Motor Pompa Air

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 48: Bab 1

Pag

e 4

8/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

A. Rangkaian pada saat Auto (Password)

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 49: Bab 1

Pag

e 4

9/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

0V

S1 S2 S3

X1

X3

X2

+24V

X2

X1

X2

X3

X3

X3

X1 X3

X3

X2

X1X2

X1

X3

ON/OFF

1

2 3 4 5 6 7 8 10

278

10 47

18

67810

13

6. Gambar Rangkaian Instalasi Penerangan Lampu Terang-redup

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 50: Bab 1

Pag

e 5

0/5

4

RST

MOTOR PUMP1

MOTORPUMP2

MC1

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

7. Gambar Rangkaian Instalasi Penerangan Pengoprasian Lampu dari Tiga

Tempat

8. Diagram Daya Motor Pompa

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 51: Bab 1

Pag

e 5

1/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

BAB IV

STANDART OPERATION PROSEDUR

1. Pertama, colokan steker ke kotak kontak yang sudah disediakan.

2. Nyalakan breaker 1-4 dalam panel kontrol .

3. Pengujian pada instalasi listrik penerangan:

a. Pengujian instalasi penerangan tidak dipengaruhi oleh sistem untuk

pengujian motor pompa

b. Pada sistem instalasi penerangan ini terdapat 3 buah lampu dan 5 buah

sakelar.

c. Lampu 1 dapat dioperasikan (dinyalakan/dihidupkan) oleh 3 sakelar yaitu

sakelar S3, sakelar S4 dan Sakelar S5, Pengoprasian Lampu 1 ini dalam

kata lain bisa dioperasikan dari 3 tempat berbeda. Pengoprasian Lampu 1

ini biasa dipakai di tangga, koridor dan lain sebagainya.

d. Lampu 2 dan Lampu 3 dioperasikan oleh sakelar S1 dan sakelar S2. Jika

Sakelar S1 kita tekan, maka Lampu 2 dan Lampu 3 akan menyala terang.

Jika sakelar S2 kita tekan, maka Lampu 2 dan Lampu 3 akan menyala

redup. Dan jika kita kembalikan posisi sakelar S2 padda posisi semula

maka Lampu 2 dan Lampu 3 akan menyala terang kembali. Untuk

mematikan lampu 2 dan lampu 3 ini, kita harus mengembalikan sakelar

S1 ke posisi semula.

4. Pengujian pada instalasi water lever controller untuk mesin pompa air :

a. Pada pengujian panel control yang paling utama yaitu menetukan selector

swich auto dan manual.

b. Pada posisi manual button switch M1untuk mengoperasikan secara

manual motor pump 1 dan button switch M2 untuk mengoperasikan

secara manual motor pump 2, pada button switch off manual untuk

menonaktifkan semua rangkaian manual.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 52: Bab 1

Pag

e 5

2/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

c. Pada posisi auto terlebih dahulu mengaktifkan password. Jika password

tidak dimasukan atau password yang dimasukan salah, maka mesin tidak

akan bisa bekerja, dan perlu di reset kembali dengan memidahkan

selector switch ke posisi manual terlebih dahulu. Pin password tersebut

adalah 231. Apabila pasword berhasil maka lampu emergency akan off

dan rangkaian siap di operasikan secara otomatis.

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 53: Bab 1

Pag

e 5

3/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

BAB V

KESIMPULAN DAN PENUTUP

8.1. KESIMPULAN

Dari praktek yang telah dilakukan penyusun, penyusun dapat menarik

beberapa kesimpulan diantaranya :

1. Didalam melakukan perencanaan penginstalasian dibutuhkan perencanaan

yang matang, baik dalam hal mempersiapkan alat dan bahan, rancangan

yang benar – benar baik dan perhitungan biaya.

2. Gunakanlah semua peralatan dan bahan secara efisien dan baik dalam

melakukan penginstalasian.

3. Mampu membaca diagram lokasi maupun diagram kontrol. Karena dengan

mampu membaca diagram kontrol penginstalsian akan dapat dengan mudah

dikerjakan.

4. Hal yang terpenting dalam penginstalasian adalah pengawatan, karena jika

terdapat kesalahan dalam pengawatan, maka penginstalasian tidak akan

bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

5. Jika terjadi trouble dalam melakukan penginstalasian, dan terjadi kesalahan

pengoperasian anda harus mampu mencari kesalahan dan memperbaikinya,

sehingga penginstalasian anda dapat dikatakan handal.

6. Usahakan dalam bekerja harus memperhatikan keselamatan sekitar dan diri

anda sendiri.

8.2. PENUTUP

Demikian laporan ini penyusun selesaikan dalam keadaan yang sebaik-baiknya

dengan harapan laporan ini dapat berguna bagi pembaca.Karena maksud dan

tujuan penyusun dalam menyelesaikan laporan ini dengan tujuan dapat

Rifqi Luthfi A & Deni R

Page 54: Bab 1

Pag

e 5

4/5

4

Laporan Instalasi Lanjutan Teknil Listrik IV

mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh penyusun.Dan sebagai bukti bahwa

saya Mahasiswa Teknik Elektro yang memiliki loyalitas dalam segala bentuk

pekerjaan atau tugas yang telah diberikan.Serta agar penyusun dapat mengetahui

apa maksud dan tujuan dosen memberikan tugas kepada saya yaitu agar saya

mengerti dalam Sequence Control Mechanic ( SCM ) dan instalasi listrik dasar bila

bekerja di dunia industri.Tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada instansi-

instansi terkait dalam menyelesaikan tugas ini yang tidak dapat penyusun sebutkan

satu persatu.Dengan ini saya ucapkan terima kasih.

Rifqi Luthfi A & Deni R