bab 1

51
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan napas buatan dipasang untuk mempertahankan kepatenan jalan napas bagi klien yag telah atau dapatmengelami obtruksi jalan napas. Jalan napas yang paten sangat penting sehingga udara dapat mengalir ke dan paru. Empat tipe jalan napas buatan yang umum adalah jalan napas orofaring , nasofaring, endotrakea dan trakeostomi. Jalan napas orofaring dan nasofaring digunakan untuk mempertahankan terbuka jalan udara bagian atas saat terjadi obtruksi yang diakibatkan oleh sekret atau lidah. Jalan napas buatan tersebut mudah dipasang dan mempunyai komplikasi yang rendah. Ukuran bermacam-macam dan harus disesuaikan dengan ukuran dan usia klien. Jalan napas buatan harus dilumasi dengan baik mengunakan gel larutair sebelum dipasang. Menstimulasi refleks gag dan hanya digunakan untuk klien yang mengalami perubahan tingkat kesadaran (mis.,karena anestesia umum, overdosis, atau cedera kepala). Untuk memasang jalan napas buatan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka pembahasan yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini adalah. 1. Bagaimana prosedur tindakan suction? 2. Bagaimana perawatan trakeostomi? 1.3 Tujuan Penulisan 1

Upload: nhana-siibobob-lemood

Post on 12-Dec-2014

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB 1

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jalan napas buatan dipasang untuk mempertahankan kepatenan jalan napas bagi

klien yag telah atau dapatmengelami obtruksi jalan napas. Jalan napas yang paten sangat

penting sehingga udara dapat mengalir ke dan paru. Empat tipe jalan napas buatan yang

umum adalah jalan napas orofaring , nasofaring, endotrakea dan trakeostomi.

Jalan napas orofaring dan nasofaring digunakan untuk mempertahankan terbuka

jalan udara bagian atas saat terjadi obtruksi yang diakibatkan oleh sekret atau lidah. Jalan

napas buatan tersebut mudah dipasang dan mempunyai komplikasi yang rendah. Ukuran

bermacam-macam dan harus disesuaikan dengan ukuran dan usia klien. Jalan napas

buatan harus dilumasi dengan baik mengunakan gel larutair sebelum dipasang.

Menstimulasi refleks gag dan hanya digunakan untuk klien yang mengalami perubahan

tingkat kesadaran (mis.,karena anestesia umum, overdosis, atau cedera kepala). Untuk

memasang jalan napas buatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pembahasan yang menjadi pokok pembahasan

dalam makalah ini adalah.

1. Bagaimana prosedur tindakan suction?

2. Bagaimana perawatan trakeostomi?

1.3 Tujuan Penulisan

Mahasiswa dan para pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang konsep dasar

prosedur tindakan suction dan perawatan trakeostomi.

1

Page 2: Bab 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jalan Napas Buatan

Jalan napas buatan dipasang untuk mempertahankan kepatenan jalan napas bagi

klien yag telah atau dapatmengelami obtruksi jalan napas. Jalan napas yang paten sangat

penting sehingga udara dapat mengalir ke dan paru. Empat tipe jalan napas buatan yang

umum adalah jalan napas orofaring , nasofaring, endotrakea dan trakeostomi.

2.1.1 Jalan Napas Orofaring dan Nasofaring

Jalan napas orofaring dan nasofaring digunakan untuk mempertahankan terbuka

jalan udara bagian atas saat terjadi obtruksi yang diakibatkan oleh sekret atau lidah. Jalan

napas buatan tersebut mudah dipasang dan mempunyai komplikasi yang rendah. Ukuran

bermacam-macam dan harus disesuaikan dengan ukuran dan usia klien. Jalan napas

buatan harus dilumasi dengan baik mengunakan gel larutair sebelum dipasang.

Menstimulasi refleks gag dan hanya digunakan untuk klien yang mengalami perubahan

tingkat kesadaran (mis.,karena anestesia umum, overdosis, atau cedera kepala). Untuk

memasang jalan napas buatan.

Atur posisi klien pada posisi semi fowler atau supine.

Pasang sarung tangan bersih

Pengang jalan napas buatan yang sudah dilumasi pada pinggiran terluar dengan ujung

distal mengarah ke atas.

Buka mulut klien dan masukan jalan napas buatan sepanjang bagian atas lidah.

Bila ujung distal jalan naps buatan mencapai palatum lunak dibelakang mulut, putar

jalan napas buatan 180 derajat kebawah dan masukan alat tersebut melewati uvula

kedalam orofaring.

Bila tidak dikontraindikasikan. Atur klien pada posisi miring atau kepala klien

dihadapan kesamping untuk memungkinkan sekresi mengalir keluar dari mulut.

Orofaring mungkin diisap sesuia kebutuhan dengan memasukan kateter pengisap di

sepanjang jalan napas.

Jangan fiksasi jalan napas buatan, keluarkan jalan napas buatan bila klien mulai batuk

atau igin muntah.

Beriakn perawatan mulut menimal 2-4 jam, letakan alat pengidap di sisi tempat tidur.

2

Page 3: Bab 1

Jalan Napas Nasofaring Dapat ditoleransi lebih abik oleh klien yang sadar. Alat ini

dimasikan melalui lubang hidung dan berakhir di orofaring saat merawat klien yang

menggunakan jalan naps buatan nasofaring, berikan perawatan oral dan hidung secara

sering , ganti posisi jalan napas buatan pada lubang hidun g lainnya setiap 8 jam atau

sesuai program untuk mencegah nekrosis mukosa.

2.1.2 Slang Endotrakea

Slang endoktrakea umumnya dipasang untuk klien yang baru mendapatakan

anestestik umu atau saat situasi darurat yang membutuhkan ventilasi mekanis. Dokter

atau perawat denga pendidikan khusus memasukan slang endotrakea melalui mulut atau

hidung hingga masuk kedlam trakea dengan bantuan laringoskop slang berakhir tepat

atas percabangan trakea kebronkus. Slang mungkin memiliki balon yang berisi udara

untuk mencegah kebocoran udara didaerah sekitarnya. Karena slang endortakea melalui

epiglotis dan glotis, klien tidak dapat berbicara saat terpasang. Intervensi keperawatan

untuk klien yang terpasang slang endotrakea.

Intervensi keperawatan untuk klien yang terpasang slang endotrakea

Kaji status pernapasan kklien menimal setiap 4 jam atau lebih sering bila

diindikasikan. Pengkajian anda meliputu frekuensi pernapasan, irama,kedalaman,

kesamaan, ekskursi dada, dan suara paru; tingkat kesadran; dan warna kulit.

Kaji secara sering mukosa oral dan nasal untuk mengetahui adanya kemerahan dan

iritasi. Laporan setiap temuan abnormal kepada dokter.

Fiksasi slang endotrakea dengan plaster untuk mencegah pergerakan slang yang

tidak disengaja masuk atau keluar dari trakea. Kaji posisi slang secar sering.

Laporkan segera kepada dokter bila slang tercabut dari jalan napas. Bila slang masuk

kebronkus utama, slang perlu ditarik kembali sedikit. Untuk memastiakn ventilasi

kedua paru.

Bila tidak dikontraindikasikan, tempat klien pada posisi miring atau posisi

semiprone sesuia toleransi untuk mencegah aspirasi sekret oral.

Gunakan teknik steril, lakukan pengisapan slang endotrakea sesuai keprlaun untuk

mengeluarkan sekret yang berlebebihan.

3

Page 4: Bab 1

Pantau tekanan balon dengan cerma; pertahankan tekanan 20-25 mm Hg (atau

sesuai rekomendasi dari pabrik ) untuk menimalkan resiko nekrosis jaringan trakea.

Bila direkomendasukan, kempiskan balon secar penodik.

BerikAn perawatan oral dan nasal setiap 2-4 jam. Gunakan jalan napas orofaring

untuk mencegah klien menggit slang endotrakea pral. Pindahkan slang endotrakea

ke sisi mulut berlawanan setiap 8 jam atau sesuai protokol instusi, tetap pertahan

posisi slang di dalam trakea .

Berikan udara oksigen atau dilembabkan karena jalan napas bagian atas yang

normalnya melembabkan udara dolewati slang endotrakea.

Bila klen terpasang ventilasi mekanis, pastikan semua alarm dapat digunakan setiap

saat karena klien tidak dapat memanggil bantuan saat terjadi keadaan darurat.

Lakukan komunikasi secara sering kepada klien, sediakan kertas cacatan atau papan

gambar untuk dugunakan saat berkomonikasi dengan klien.

2.1.3 Trakeostomi

Klien yang memerlukan bantuan jalan napas buatan untuk jangka panjang

mungkin memerlukan trakeostomi, insisi bedah pada trakea tepat dibawah laring. Slang

trakeostomi yang melengkung dimasukan memanjang melewati stoma ke dalam trakea.

Slang trakeostomi dapat terbuat dari plastik atau metal dan tersedia dalam ukuran yang

berbeda-beda.

2.2 Pengisapan Jalan Napas Bagian Atas

Bila klien mengelami kesulitan mengeluarkan seret atau sedang terpasang jalan

napas buatan,pengisapan mungkin diperlukan untuk membersihkan jalan napas.

Pengisapan adalah aspirasi sekret melalui sebuah kateter yang disambungkan kemesin

pengisap atau saluran pengisap yang ada dinding. Walaupun jalan Napas bagian atas

(orofaring dan nasofaring) tidak steril, teknik steril dianjurkan untuk semua pengisapan

guna mencegah masuknya patogen kedalam jalan napas apabila kateter masuk tanpa

sengaja kedalam napas bagian bawah. Lebih baik cek kebijakan institusi karena beberapa

tempat mungkin menggunakan teknik bersih, bukan teknik steril untuk pengisapan

nasofaring dan orofaring dengan alasan bahwa kateter tersebut tidak masuk sampai

kejalan napas bagian bawah.

4

Page 5: Bab 1

Kateter pengisap, terbuat dari plastik, lentur dan mungkin berujung terbuka atau

berujung peluit lebih sedikit mengiritasi jaringan pernapasan, walaupun kateter berujung

terbuka mungkin lebih efektif membersihkan mukus kental yang menyumbat. Slang yang

terbuat dari plastik dan kaku dinamakan Yankauer, kadang-kadang digunakan untuk

mengeluarkan sekret yang berada dirongga mulut. Klien yang sadar dapat diajarkan

tentang cara menggunakan metode pengisapan oral ini, kebanyakan kateter pengisapan

mempunyai port ibu jari dibagian samping untuk mengontrol pengisapan. Kateter

disambungkan ke slang pengisap yang dihubungkan kewadah pengumpul dan pengukur

konrol pengisap.

Pengisian orofaring atau nasofaring mengeluarkan sekret dari saluran pernapasan

bagian atas. Sebaliknya, pengisapan trakea dilakukan untuk mengeluarkan sekret dari

trakea dan bronkus atau tanda bahwa klien tidak mampu mambatukkan dan

mengeluarkan sekret. Dispnea, suara napas seperti gelembung (bubbling) atau derik

(rattling), kulit pucat (sianosis), atau penurunan kadar SaO2 (juga disebut sebagai saturasi

O2) dapat mengindikasikan perlunya pengisapan. Pertimbangan yang baik oleh perawat

merupakan hal penting karena pengisapan dapat mengiritasi membran mukosa dapat

meningkatkan sekret bila dilakukan terlalu sering. Selain untuk megeluarkan sekret yang

menyumbat jalan napas dan memudahkan ventilasi , pengisapan sekret dapat dilakukan

untuk tujuan diagnosis untuk mencegah infeksi yang diakibatkan oleh akumulasi sekret.

Proses Keperawatan :

Pengisapan Jalan Napas Bagian Atas

PENGKAJIAN

Kaji tanda klinis yang mengindikasikan perlunya pengisapan :

Kegelisahan

Suara mendenguk (gurgie) selama bernapas

Suara napas tambahan (abnormal) saat dilakukan auskultasi dada

Perubahan status mental

Warna kulit

Frekuensi dan pola napas

Frekuensi dan irama nadi

5

Page 6: Bab 1

PERENCANAAN

Pendelegasian

Pengisapan oral atau orofaring dengan menggunakan slang pengisap yankauer

dapat didelegasikan kepada UAP dan kepada klien atau keluarganya, bila

memungkinkan. Perawat perlu meninjau teknik dan poin penting seperti jangan

melakukan pengisapan ketika memasukkan slang untuk menghindari htrauma membran

mukosa. Sebaliknya, pengisapan nasofaring atau orofaring yang menggunakan teknik

steril membutuhkan penerapan pengetahuan dan pemecahan masalah serta harus

dilakukan oleh perawat.

IMPLEMENTASI

PENGISAPAN JALAN NAPAS BAGIAN ATAS

Perlengkapan

Handuk atau bantalan tahan lembap

Mesin pengisap portabel atau yang ada di dinding dengan slang dan wadah

pengumpul

Wadah steril disposabel untuk cairan

Salin normal steril atau air

Sarung tangan steril

Googles atau pelindung wajah, bila perlu

Set kateter pengisap steril (ukuran #12-#18 Fr untuk dewasa; ukuran #8-#10 Fr

untuk anak-anak, dan ukuran #5-#8 untuk bayi); bila orofaring dan nasofaring akan

diisap, satu kateter steril diperlukan untuk masing-masing pengisapan

Pelumas larut air (untuk pengisapan nasofaring)

Konektor-Y

Kasa steril

Kantong sampah tahan lembap

Wadah pengumpul sputum, bila spesimen akan dikumpulkan

Penatalaksanaan

1. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu

dilakukan dan bagaimana klien dapat bekerjasama. Beri informasi kepada klien

bahwa pengisapan akan menghilangkan kesulitan bernapas dan prosedur tersebut

6

Page 7: Bab 1

tidak menimbulkan sakit, tetapi dapat menimbulkan rasa ketidaknyamanan serta

menstimulasi refleks batuk, muntah (gag) atau bersin. Dengan mengetahui bahwa

prosedur tersebut akan menghilangkan masalah napas sering kali menenagkan klien

dan mendapatkan klien dan mendapatkan kerja sama dari klien.

2. Cuci tangan dan observasi prosedur dan pengendalian infeksi lain yang sesuai

3. Beri privasi klien

4. Persiakan klien

Atur posisi klien sadar yang masih memiliki refleks muntah pada posisi semi

flower dengan kepala dihadapkan kesamping untuk pengisapan oral atau dengan

leher hiperekstensi untuk pengisapan hidung. Posisi tersebut akan memudahkan

pemasangan kateter dan membantu mencegah aspirasi sekret

Atur posisi klien tidak sadar pada posisi miring, menghadap ke anda, posisi ini

memungkinkan lidah jatuh kedepan, sehingga lidah tidak akan menyumbat

kateter pada saat dimasukkan. Posisi miring juga memudahkanpengaliran Sekret

dari faring dan mencegah kemungkinan aspirasi.

Letakan handukn atau bantalan tahan lembab di atas bantal atau bawah dagu.

5. Persiapan perlengkapan.

Atur tekanan paa pengukur penghisap, dan nyalakan penghisap. Kebanyakan alat

pengisap dikalibrasi dalam tiga rentang tekanan.

Unit di dinding

Dewasa:100-120 mm HG

Anak: 95-110 mm Hg

Bayi: 50-95 mm Hg

Unit portabel

Dewasa : 10-15 mmHg

Anak : 5-10 mmHg

Bayi : 2-5 mmHg

Buka pelumas bila akan melakukan pengisapan nasofaring.

Buka kemasan pengisap steril.

a. Atur cangkir atau wadah, pegang hanya bagian luarnya saja.

b. Tuangkan air steril atau salin ke dalam wadah.

7

Page 8: Bab 1

c. Pasang sarung tangan steril, atau pasang sarung tangan tidak steril pada tangan

yang tidak dominan dan sarung tangan steril pada tangan tidak dominan dan

sarung tangan steril pada tangan yang dominan. tangan yang memakai sarung

tangan steril akan menjaga sterilitas kateter pengisap, dan sarung tangan tidak

steril mencegah penyebaran mikroorganisme kepada perawat.

Dengan tangan yang memaki sarung tangan steril, ambil kateter, dan

sambungkan ke unit pengisap.

6. Buat perkiraan ukuran kedalam kateter yang akan dimasukan dan periksa peralatan.

Ukur jarak antara ujung hidung klien dan cuping telinga, atau sekitar 13 cm

untuk dewasa.

Tandai jarak tersebut pada slang dengan jari tangan yang memakai sarung tangan

stril.

Periksa tekanan pengisap dan kepatenan kateter dengan menekan jari atau ibu jari

yag memakai sarung tangan steril ke port atau cabang terbuka dari konektor Y

kontrol pengisap) untuk menimbulkan isapan.

7. Lumasi dan masukan kateter.

Untuk pengisapan nasofaring, lumasi ujung kateter dengan air steril, salin, atau

pelumas larut air; untuk pengisapan orofaring, lembabkan ujung kateter dengan

air steril atau salin. Tindakan ini akan mngurangi gesekan dan memudahkan

kateter saat dimasukan.

Untuk pengisapan orofaring

Tarik lidah kedepan, bila perlu, dengan menggunakan kasa.

Jangan lakukan pengisapan (yaitu, jangan tutup lubang kontrol suksion) ketika

memasukan kateter. Melakukan pengisapan ketika memasukan kateter akan

menyebabkan trauma membran mukosa.

Masukan kateter sekitar 10-15 cm di sepanjang satu sisi mulut hingga ke dalam

orofaring. Mengatur masuknya katetr di sepanjang satu sisi mulut akan

mencegah timbulnya keinginan muntah.

Untuk pengisapan nasofaring

Tanpa mlakukan pengisapan, masukan kateter sedalam jarak yang telah diukur

atau direkomendasikan kedalam salah satu lubang hidung dan terus masukan di

sepanjang dasar rongga hidung, tindakan ini menghindari konka nasalis.

8

Page 9: Bab 1

Jangan memaksa memasukan kateter melawan sumbatan . bila salah satu hidung

tersumbat, coba lubang lainnya.

8. Lakukan pengisapan.

Letakan jari anda pada lubang kontrol suksion untuk memulai pengisapan, dan

denagn perlahan –lahan putar kateter. Pemutaran kateter secar perlahan akan

memastikan bahwa seluruh permukaan dapat dicapai dan mencegah trauma

pada salah satu daerah mukosa saluran pernapasan karena pengisapan dalam

waktu lama.

Lakukan pengisapan selama 5-10 detik sambil menarik kateter secra perlahan,

kemudian lepaskan jari anda dari alt kontrol, dan lepaskan kateter.

Tindakan pengisapan hanya 10-15 detik. Selama waktu itu, kateter dimasukan,

pengisapan dilakukan dan dihentikan, dan kateter dilepas.

Selama pengisapan orofaring mungkin diperlikan pengisapan sekret yang

terkumpul di vestibulum mulut dan dibawah lidah.

9. Bersihkan kateter, dan ulangi pengisapan seperti di atas:

Bersihkan kateter dengan menggunakan kasa steril bila sekret yang menempel

kental. Buang kasa yang suadah digunakan kedalam kantong tahan lembab.

Bilas kateter dengan air steril atau salin.

Lumasi kembali kateter, dan ulangi pengisapan sampai jalan udara bersih.

Berikan jeda 20-30 detik di antara setiap pengisapan dan batasi waktu pengisapan

total sampai 5 menit. Pengisapan yang terlalu lama dapat meperbanyak sekret

atau mengurangi suplai oksigen klien.

ganti lubang hidung untuk pengisapan selanjutnya.

Dorong klien untuk napas dalam dan batuk di antara pengisapan. Batuk dan

napas dalam membantu membawa sekret dari trakea dan bronkus ke dalam

faring, tempat yang dapat dijangkau oleh kateter pengisap.

10. Ambil spesimen bila diperlukan. Gunakan wadah pengumpul sputum ebagai berikut:

Hubungkan kateter pengisap ke slang karet di wadah pengumpul sputum.

Hubungkan slang pengisap ke ventilasi wadah pengumpul sputum.

Lakukan pengisapan nasofaring atau orofaring klien . wadah pengumpul sputum

akan mengumpulkan mukus elama pengisapan.

Lepaskan kateter dari klien. Lepaskan slang karet wadah pengumpul sputum dari

kateter pengisap. Lepaskan slang suksoin dari ventilasi udara wadah pengumpul.

9

Page 10: Bab 1

Hubungkan slang karet di wadah pengumpul sputum ke ventilasi udara. Tidakan

ini akan menahan mikroorganisme di dalam wadah pengumpul sputum.

Sambungkan kateter pengisap slang.

Bilas kateter untuk membersihkan sekret dari slang.

11. Tingkatkan kenyamanan klien.

Tawarkan bantuan kepada klien untuk melakukan higiene mulut atau hidung.

Bantu klien ke posisi yang memfasilitasi bernapas.

12. Buang peralatan dan pastikan tersediannya alat untuk tindakan pengisapan

selanjutnya.

Buang kateter, sarung tangan, air, dan wadah sampah. Bungkus kateter dengan

tangan Anda yang bersarung tangan steril dan pegang kateter sambil melepaskan

sarung tangan tersebut, buang keduannya.

Bilas slang pengisap sesuai keperluan dengan memasukkan ujung slang ke dalam

wadah air yang sudah terpakai. Kosongkan dan cuci wadah pengumpul sputum

sesuai kebutuhan atau protokol. Ganti slang pengisap dan wadah setiap hari.

Pastikan terdapat suplai alat untuk pengisapan selanjutnya (set pengisap, sarung

tangan, air atau salin normal).

13. Kaji keefektifan pengisapan.

Auskultasi suara napas klien untuk memastikan suara napas bersih dari sekret.

Observasi warna kulit, dispnea, dan tingkat kecemasan.

14. Dokumentasikan data yang relevan.

Catat prosedur:jumlah, kosistensi, warna, dan bau sputum (mis., berbusa, mukus

putih; mukus tebal; kehijauan; atau mukus berbecak darah) dan status pernapasan

klien sebelum dan sesudah prosedur.

Bila teknik ini sering dilakukan (misalnya setiap jam), teknik ini dapat dicatat

hanya satu kali, yaitu pada akhir sif jaga; namun frekuensi pengisapan harus

dicatat.

Kondisi Rawat Jalan Dan Komunitas

Pengisapan Jalan Napas Bagian Atas

Ajarkan kepada klien dan keluarga bahwa aspek terpenting dari pengendalian

infeksi adalah sering mencuci tangan.

Pengisapan jalan napas yang dilakukan di rumah dianggap sebagai prosedur

bersih (Humphrey, 1998).

10

Page 11: Bab 1

Kateter atau Yankauer harus dibilas dengan mengisap air yang baru direbus atau

air sulingan untuk membersuhkan dari mukus, diikuti dengan mengisap udara

melalui alat untuk mengeringkan permukaan bagian dalam sehingga menghambat

pertumbuhan bakteri. Permukaan luar alat dapat diseka dengan dengan alkohol

atau hidrogen peroksida. Kateter pengisap atau Yankuer harus dibiarkan kering

dan kemudian disimpan disimpan di tempat yang bersih dan kering (American

Association for Respiratory Care,1999,hlm.100).

Kateter pengisap yang dirawat dengan cara seperti di atas dapat dipakai kembali.

Direkomendasikan agar kateter dibuang setelah dibuang setelah pemakaian 24

jam. Slang suksion Yankuer dapat dibersihkan, direbus dan digunakan kembali

dalam jangka waktu yang tidak terbatas (AARC,1999,hlm.100).

Pertimbangan Sesuai Usia

Pengisapan Jalan Napas Bagian Atas

Bayi

Pengisap karet (bulb syringe) digunakan untuk membersihkan mulut dan hidung

bayi dari sekret. Perawatan perlu diberikan untuk menghindari stimulasi refleks

muntah.

Anak

Kateter digunakan untuk membersihkan mulut dan hidung bayi dari sekret pada

anak yang lebih besar.

2.3 Pengisapan Slang Endotrakea atau Trakeostomi

Setelah intubasi endotrakea atau trakeostomi, daerah sekitar jaringan pernapasan

dan trakea teriritasi dan bereaksi dengan memproduksi sekret yang berlebihan.

Pengisapan diperlukan untuk mengeluarkan sekret tersebut, mempertahankan jalan napas

yang paten, dan mencegah pneumonia akibat akumulasi sekret. Frekuensi pengisapan

bergantung pada kondisi kesehatan klien dan berapa lama intubasi dilakukan. Teknik 22-

2 menjelaskan cara melakukan pengisapan slang endotrakea atau trakeostomi.

2.3.1 Sistem Pengisapan Jalan Napas Terbuka

11

Page 12: Bab 1

Metode tradisional untuk pengisapan slang endotrakea atau trakeostomi sering

disebut sebagai metode “terbuka”. Bila klien menggunakan ventilator, perawat harus

memutus hubungan ke ventilator, melakukan pengisapan jalan napas, menghubungkan

kembali klien ke ventilator, dan membuang kateter pengisap.

Tindakan pengisapan dapat menyebabkan hipoksemia atau rendahnya kadar

oksigen di dalam darah. Pemtusan hubungan antara klien dan ventilator dilakukan

berulang kali dapat menyebabkan hipoksemia. Kekurangan lain dari Sistem Pengisapan

Jalan Napas Terbuka mencakup perawat harus menggunakan alat pelindung diri

(misalnya goggles atau pelingdung wajah,gaun) untuk menghindari terkena sputum klien

dan potensila biaya untuk penggunaan kateter sekali pakai, terutama bila klien

membutuhkan pengisapan yang sering (Carroll,1998).

2.3.2 Sistem Pengisapan Jalan Napas Trakea/Tertutup atau Pengisapan “in line”

Pada sistem pengisapan jalan napas tertutup/trakea tertutup atau

(pengisapan “in line”). Kateter pengisap terpasang pada slang ventilator dan tidak perlu

memutus hubungan antara klien dan ventilator. Perawat tidak terpajan sekret karena

kateter pengisap tertutup dalam sebuah sarung plastik. Kateter dapat digunakan lagi

kapanpun diperlukan sampai sistem diganti. Pabrik merekomendasikan penggantian

sistem kateter pengisap tertutup setiap hari. Akan tetapi, beberapa studi menentang

rekomendasi ini dengan menunjukkan tidak ada perbedaan pada faktor-faktor yang

ditetapkan seperti pneumonia akibat Penggunaan ventilator dan lama rawat untuk klien

yang mengganti sistem tertutup setiap hari dengan yang menggantikannya setiap minggu

(Hess, 1999) atau sistem yang diganti bila diperlukan. Biaya sistem kateter tertutup lebih

besar daripada kateter pengisap konvensional. Akan tetapi, peningkatan dalam

penggunaan dalam pengisapan sistem tertutup menjadi lebih umum dalam lingkunagan

perawatan kesehatan karena memberi keuntunmghan dari penggunaan kateter berulang

berulang kali bersamaan dengan studi baru lainnya yang mengindikasikan penghematan

biaya dengan penggantian sistem perminggu atau bila diperlukan. Perawat perlu

mengetahui tentang kebijakan institusi untuk penggantian sistem pengisapan tertutup.

2.3.3 Komplikasi pengisapan

12

Page 13: Bab 1

Pengisapan dikaitkan dengan beberapa komplikas: hipokseia, truma jalan napas,

infeksi nosokomial, dan distritmia jantung, yang berhubungan dengan hipoksemia.

Teknik untuk meminimalkan atau menurunkan komplikasi meliputi:

Lakukan pengisapan hanya bila diperlukan. Karena pengisapan klien dengan

slang endotrakeal atau trakeostomi menimbulkan ketidaknyamanan pada klien

dan bahaya potensial pengisapan harus dilakukan hanya bila diindikasikan dan

frekuensinya tidak ditentukan (Hess, 1999)

Teknik steril. Infeksi saluran napas bagian bwah dapat terjadi selama pengisapan

trakea. Perawat yang menggunakan teknik steril selama proses pengisapan dapat

mencegah komplikasi ini.

Hiperinflasi. Meliputi pemberian napas pada klien 1-1,5 kali volume tidal yang

diatur pada sirkuit ventilator atau melalui kantong resusitasi manual. Napas

sebanyak tiga-lima kali diberikan sebelum dan sesudah melakukan setiap

pengisapan dengan kateter.

Hiperoksigenasi. Hiperoksigenasi adalah teknik untuk menghindari hipoksemia

akibat pengisapan dan harus digunakan pada semua prosedur pengisapan. Hal ini

dapat dilakukan dengan menggunakan kantong resutitasi manual atau melalui

ventilator dan dilakukan dengan meningkatkan aliran oksigen (biasanya sampai

100%) sebelumpengisapan dan ketika jeda antara setiap pengisapan.

Ukuran kateter yang aman. Pada pengisapan endotrekeal dan trakeostomi,

diameter kateter pengisap harus setengah dari ukuran diameter bagian dalam

selang endotrakeal dan trakeostomi untuk memungkinkan udara masuk disekitar

kateter selama pengisapan sehingga hipoksia dapat dicegah. Suatu role of tumb

untuk menentukan ukuran kateter pengisap yaitu menggandakan ukuran

milimeter jalan napas buatan. Contohnya, diameter jalan napas buatan (misal,

trakeostomi) 8 mm x 2=16. Ukuran kateter pengisap 16 Fr adalah ukuran kateter

terbesar yang aman unutk digunakan.

Tidak memasukan salin. Memasukan salin normal kedalam jalan napas praktik

yang umum dilakukan dan bagian dari prosedur pengisapan yang rutin. Hal ini

dianggap akan dapat mempermudah pengeluaran sekret dan akan mempermudah

oksigenasi klien. Studi terbaru melaporkan sebaliknya yaitu, memasukan salin

meningkatkan efek merugikan bagi klien. Hasinya mengindikasikan saturasi

oksigen menurun dan butuh waktu lama untuk mengembalikan ke nilai dasar bila

13

Page 14: Bab 1

salin digunakan. Salin dapat meneluarkan bakteri dari bagian dalam jalan napas

buatan, yang kemudian dapat menjadi predisposisi infeksi saluran napas bawah.

Memasukan saln tidak boleh menjadi bagian rutin dari pengisapan.

PROSES KEPERAWATAN: PENGISAPAN SLANG ENDOTRAKEA ATAU

TRAKEOSTOMI

Pengkajian

Kaji klien untuk mengetahui adanya kongesti pada auskultasi toraks. Perhatikan

kemampuan klien untuk mengeluarkan sekret melalui batuk.

Perencanaan

Pendelegasian

Pengisapan selang endotrekea dan trakeostomi merupakan teknik steril dan

invasif yang memerlukan ilmu pengetahuan dan pemecahan masalah. Keterampilan ini

dilakukan oleh perawat atau ahli pernapasan dan tidak didelegasikan kepada UAP.

Perlengkapan

Kantong resutitasi (ambu bag) yang tersambung dengan oksigen 100 %.

Handuk steril (pilihan)

Perlengkapan untuk pengisapan rongga orofaring.

Googles dan masker jika diperlukan.

Gaun (jika diperlukan)

Sarung tangan steril

Kantong tahan lembab

Pelaksanaan

1. Jelaskan pada klien apa yang andfa laukan, mengapa hal tersebut perlu dilakukan,

dan bagaimana klian dapat bekerjasama. Informasikan kepada klien bahwa

pengisapan biasanya menimbulkan batuk intermiten yang membantu

mengeluarkan sekret.

2. Cuci tangan dan observasi penendalian infeksi lainnya (mis., sarung tangan,

googles)

3. Berikan privasi klien

4. Persiapan klien:

Bila tidak dikontraindikasikan karena alasan kesehatan, tempatkan klien pada

posisi semi fowler untuk meningkatkan napas dalam, ekspansi paru yang

14

Page 15: Bab 1

maksimal, dan batuk produktif. Napas dalam akan mengoksinasi dan

menghilangkan efek hipoksia karena pengisapan, dan dapat menginduksi

batuk. Batuk dapat membantu melepaskan dan mengeluarkan seekret.

Bila diperlukan, diberikan analgesik sebelum melakukan pengisapan.

Pengisapan endotrakheal menstimulasi reflek batuk, yang dapat menyebabkan

nyeri bagi klien yang baru menjalani pembedahan toraks atau abdomen, atau

yang pernah mengalami cedera traumatis. Pemberian obat sebelum tindakan

dapat meningkatkan kenyamanan klien selama pengisapan.

5. Persiapan alat:

Pasang peralatan resusitasi kesumber oksigen. Sesuaikan aliran oksigen ke

“aliran 100 %”

Buka suplai steril sehingga siap pakai.

Letakan handuk steril, bila digunakan, diatas dada klien dibawah trakeostomi.

Nyalakan alat pengisap, dan atur tekanan sesuai kebijakan institusi. Untuk unit

yang ada didinding, tekanan yang diatur sekitar 100-120 mmHg adalah

tekanan normal untuk dewasa, tekanan 50-59 mmHg untuk bayi dan anak-

anak.

Pakai googles, masker, dan gaun bila diperlukan.

Pasang sarung tangan steril. Beberapa institusi merekomendasikan

pemasangan sarung tangan steril pada tangan yang dominan dan sarung tangan

tidak steril pada tangan non dominan untuk melindunagi perawat.

Pegang kateter pada tangan yang dominan dan konektor dengan tangan non

dominan, sambungkan kateter pengisap ke selang pengisap

6. Bilas dan lumasi kateter.

Gunakan tangan dominan, letakan ujung kateter dalam cairan salin steril.

Gunakan ibu jari tangan yang tidak dominan, tutup kontrol pengisapan dengan

ibu jari dan isap sejumlah kecil larutan steril melalui kateter. Tindakan ini

memastikan bahwa alat pengsap bekerja dengan baik dan melumasi bagian

luar serta lemen kateter. Pelumasan memudahkn dalam memasukkan kateter

dan mengurami trama jaringan selama memasukan kateter. Pelumasan lemen

juga membantu mencegah melekat di bagian dalam kateter.

7. Bila klien tidak memiliki sekret yang banyak, lakukan hiperventilasi paru dengan

kantong resusitasi beum dilakukan pengisapan.

15

Page 16: Bab 1

Miinta sorang asisten, bila tersedian, untuk tahap ini.

Gunakan tangan anda yang tidak dominan, alirkan oksigen 12-15 1/mnt.

Bila klien sedang mendapatkan oksigen, lepaskan sumber oksigen dari slang

trakeostomi dengan menggunakan tangan anda yang tidak dominan.Pasang alt

resusitasi ke slang endotrakea atau trakeostomi.

Tekan ambu bag tiga hingga lima kali saat klien melakukan inhaasi. Tindakan

ini paling baik dilakukan oleh orang kedua yang dapat menggunakan kedua

tangannya untuk menekan ambu bag sehingga akan meningkatkan volume

pemompaan.

Observasi naikdan turunnya dada klien untuk mengkaji keadekuatan setiap

ventilasi.

Lepaskan alat resusitasi dan letakkn alt di atas tempat tidur atau di atas dada

klien dengan konektor yang enghadap ke atas.

Variasi

Bila klien sedang menggunakan ventilator, gunakan ventilator untuk melakukan

hiperventilasi dan hiperoksigenasi. Model terharu mempunyai sebuah cara yang dapat

memberikan 100 persen oksigen selama 2 menit dan kemudian berubah kembali ke

pengatur oksigen sebelumnya. Penggunaan seting pada ventilator menghantarkan

oksigenasi dan hiperinflasi yang lebih konsisten dibandingkan dengan alat resustasi.

8. Bila klien memiliki sekret yang banyak, jangna lakukan hiperventilasi dengan alat

resusitasi.

Sebagai gantinya :

Tetap nyalakan alat penghantar oksigen reguler dan tingkatkan aliran atau

sesuaian FiO2 ke 100 persen untuk beberapa kali napas sebelm pengisapan.

Melakukan hipervetilasi kepada klien yang memiliki sekret banyak dapat

mendorong sekret lebi dalam ke saluran napas.

9. Masukkan kateter secara cepat namun hati-hati tanpa melakukan pengisapan.

Dengan ibu jari tangan nondominan yang tidak menutup port kontrol pengisap,

secara cepat dan hati-hati masukkan kateter ke dalam trake melalui slang

trakeostomi. Untuk mencegah trauma jaringan dan kehilngan oksigen,

pengisapan tidak dilakukan ketika memasukkan kateter.

Masukan kateter sekitar 1, cm pada orang dewasa, untuk anak-anak kurang

dari itu, tau samapai klien batuk atu andamerasakan tahanan. Tahanan

16

Page 17: Bab 1

biasanya berarti ujung kateter telah mencapai percabangan trakea.

Untukmencegah kerusakanmembran mukosa pada percabangan,tarik katetr

sekitar 1-2 cm sebelum melakukan pengisapan.

10. Lakukan pengisapan

Lakukan pengiapan intermitan selama 5-10 detik dengan meletakkan ibu jari

yang tidak domiinan di atas port kontrol pengisap. Waktu melakukan

pengisapan dibatasi 10 detik atau kurang untuk meminimalkan kehilangan

oksigen.

Putar kateter dengan enggerakkannya di antar ibu jari dan jari telunjuk sambil

menariknya perlahan. Tindakan in mencegah trauma jaringan dengan

meminimalkan waktu pengisapan pada setiap bagian trakea.

Tarik kateter seluruhnya, dan akhiriny pengisapan.

Hiperventilasikan klien.

Lakukan pengisapan kembali.

11. Kaji kembali status oksigen klien dan ulangi pengisapan.

Observasi pernapasan klien dan warna kulit. Periksa nadi klien bila diperlukn,

gunakan tangan anda yang tidak dominan.

Dorong klien untuk beberapa dalam dan batuk pada jeda pengisapan.

Beri jeda 2-3 menit di antara pengisapan bila mungkin. Untuk memberikan

kesempatan reoksigenasi paru.

Bilas kateter, dan ulangi pengisapan sampai jalan napas bersih dan bernapas

relatif tanpa usaha dan tanpa suara.

Setelah pengisapa, ambil kantong resusitasi dengan tangan anda yang tidak

dominan dan ventilasikan klien tidak lebih dari tiga kali napas.

12. Buang perlengkapan dan pastiksan perlengkapan untuk tindakan pengisapan

berikutnya tersedia.

Bilas kateter dan slang pengisap.

Matiakan alat pengisap, dan lepaskan kateter dari slang pengisap.

Bungkus kateter dalam tangan steril anda, dan lepaskan sarung tangan

sehingga sarung tangan bagian dalam membugkus kateter.

Buang sarung tangan dan kateter ke dalam kantong sampah tahan lembap.

Isi kembali cairan steril dan suplai sehingga alat pengisap siap untuk

digunakan kembali. Klien yang membutuhkan pegisapan serig membutuhkan

17

Page 18: Bab 1

alat pengisap dalam waktu yang cepat, sehungga sangat penting untuk

meninggalkan peralatan pengisap yang siap digunakan di samping tempat

tidur klen.

13. Berikan kenyamanan dan keamanan kepada klien.

Bantu lkien keposisi yang aman dan nyaman yang membantu pernapasan. Bila

klien sadar, posisi semi Fowler sering diindikasikan. Bila klien tidak sadar,

posisi Sims dapat membantu drainase sekret dari mulut.

14. Dokumentasikan data yang releva.

Catat tindakan pengisapan, termasuk jumlah dan deskripsikan hasil pengisapan

serat beberapa pengkajian lain yang relevan.

Variasi : sistem Pengisapan Jalan Pernapasan/ Trakea Tertutup (kateter “ in Line”)

Bila kateter tidak terpasang, pasang sarung tangan bersih, buka set

kateter tertutup yang baru dengan cara aseptik, dan hubungkan

sambungan ventilator pada T piece ke slang ventilator. Hubungkan

sambungan klien ke slang endotrakea atau trakeostomi.

Hubungkan satu ujung slang penyampung pengisap ke port

sambungan pengisap pada sistem tertutup dan ujung slang

menyambung lainnya kealat pengisap.

Nyalakan alat pengisap, tutup atau tekuk slang, dan tekan katup

kontrol pengisap ( pada sistem kateter tertutup ) untuk mengatur

pengisap ke tingkat yang tepat. Lepaskan katup kontrol pengisap.

Gunakan ventilator untuk hiporeksigenasi dan hiperinflasi paru

klien.

Buka kunci mekanisme kontrol pengisap bila diperlukan sesuai

pabrik.

Masukkan kateter suksion yang ditutupi selubung plastik dengan

tangan yang dominan. Pegang kuat potongan T dengan tangan

yang tidak dominan.

Tekan katup kontrol suksion dan lakukan pengisapan tidak lebih

dari 10 detik dan tarik kateter dengan hati-hati.

Ulangi sesuai kebutuhan dan jangan lupa melakukan

hiperoksigenasi serta hiperventilasi sesuai kebutuhan.

18

Page 19: Bab 1

Bila pengisapan telai selesai, tarik kateter kedalam selubungnya

dan tutup katup akses, bila sesuai. Bila sistem tidak mempunyai

katup akses pada sambungan klien, perawat perlu mengobservasi

potensi berpindahnya kateter kedalam jalan napas dan menyumbat

sebagian jalan napas buatan.

Lavase atau bilas kateter dengan masukkan salin normal kedalam

port irigasi dan lakukan pengisapan. Ulangi sampai kateter jernih.

Tutup port irigasi dan katup pengisap.

PERTIMBANGAN SESUAI USAHA

Pengisapan Slang Endotrakea atau Trakeostomi

Bayi dan Anak

Minta asisten melakukan restrein pada anak dengan hati-hati untuk

menjaga agar tangan anak tidak mengganggu teknik yang sedang

dilakukan. Aisten perlu mempertahankan posisi kepala anak digaris

tengah. Anak yang diintubasi sering diberikan sedasi (Bindler & Ball,

1999, hlm. 970).

Lansia

Lansia sering memiliki penyakit jantung dan/ atau paru, yang dapat

meningkatkan kerentanan terhadap hipoksemia akibat pengisapan.

Perhatikan adanya tanda-tanda hipoksemia dengan cermat. Bila

muncul tanda hipoksemia, hentikan pengisapan dan lakukan

hiperoksigenasi.

EVALUASI

Lakukan pemeriksaan tindak lanjut klien untuk menentukan

keefektifan pengisapan (mis., frekuensi, kedalaman, dan kerakter

napas; suara napas; warna kulit dan bantalan kuku; kerakter dan

jumlah sekret yang terisap; perubahan tanda-tanda vital).

Hubungkan hasil yang ditemukan dengan data pengkajian

sebelumnya, bila tersedia.

Laporkan penyimpangan yang signifikasi dari normal ke dokter.

19

Page 20: Bab 1

KONDISI RAWAT JALAN DAN KOMUNITAS

Pengisapan Slang Endotrakea atau Trakeostomi

kapan pun memungkinkan, klien harus dianjurkan untuk membersihkan

jalan napas mereka dengan cara batuk.

Klien mungkin perlu belajar untuk melakukan pengisapan sekret mereka

sendiri bila tidak dapat batuk secara efektik.

Sarung tangan yang bersih harus digunakan bila melakukan pengisapan

endotrakea dirumah (AARC, 1999).

Perawat perlu mengajarkan kepada pemberi asuhan tentang cara

menentukan kebutuhan untuk melakukan pengisapan dan proses

pengisapan yang benar guna menghindari komplikasi potensial dari

pengisapan.

Tekankan pentingnya hidrasi adekuat pada klien karena dapat

mengencerkan sekret sehingga memudahkan pengeluaran sekret dengan

batuk atau pengisapan.

MERAWAT KLIEN DENGAN TREKEOSTOMI

2.4 Trakeostomi

Klien yang memerlukan bantuan jalan napas untuk jangka panjang mungkin

membutuhkan trakeostomi, suatu insisi bedah pada trakea tepat di bawah laring.

Keuntungan dari trakeostomi termasuk meningkatkan kenyamanan klien dan mengurangi

kerusakan laring, faring, mulut, dan nasal yang dapat disebabkan oleh penempatan slang

endotrakea jangka panjang (Fink & Hunt, 1999). Keuntungan yang lain meliputi:

pengunaan slang nasogastrik atau nasoenterik untuk pemberian nutrisi mungkin tidak

diperlukan karena klien dapat menelan secara efektif dengan terpasangnya slang

trakeostomi; pentalaksanaan sekret oral dapat ditingkatkan dengan pemasangan slang

trakeostomi; dan klien, yang menggunakan peralatan penyesuai, mampu berbicara walau

terpasang slang trakeostomi.

20

Page 21: Bab 1

Slang trakeostomi mempunyai kanula luar yang dimasukkan ke dalam trakea,

dengan pinggir yang melebar (flange) pada leher sehingga slang dapat difiksasi dengan

baik menggunakan pita atau tali. Semua slang juga mempunyai obturator yang digunakan

untuk memasukkan kanula luar dan kemudian dilepas. Obturator diletakkan di sisi

tempat tidur klien seandainya slang tercabut dan perlu dimasukkan kembali. Beberapa

slang trakeostomi mempunyai kanula dalam yang dapat dilepaskan ketika akan

dibersihkan secara periodik.

Tersedia tiga tipe slang trakeostomi: tidak bermanset, bermanset, dan berlubang.

Slang yang tidak memiliki manset dapat terbuat dari palstik atau logam, yang

memungkinkan udara mengalir di sekitar slang. Klien dengan trakeostomi permanen

dapat menggunakan slang slang tarkeostomi tanpa manset. Slang trakeostomi bermanset

dikelilingi oleh manset yang dapat mengembang membentuk segel kedap udara di antara

slang dan trakea. Segel ini mencegah aspirasi sekresi orofaring dan kebocoran udara di

antara slang dan trakea. Slang bermanset sering digunakan segera setelah trakeostomi

dan merupakan hal yang penting ketika melakukan ventilasi mekanis pada klien dengan

trakeostomi. Anak-anak tidak memerlukan slang bermanset karena trakeanya masih

cukup lentur untuk menyegel rongga udara di sekitar slang.

Manset yang bertekanan rendah secara umum digunakan untuk mendistribusikan

tekanan yag rendah dan merata pada trakea, karena hal itu menurunkan risiko terjadinya

nekrosis jaringan trakea. Manset ini tidak perlu dikempiskan secara periodik untuk

mengurangi tekanan pada dinding trakea. Manset dari busa tidak memerlukan injeksi

udara; bahkan saat port terbuka, udara segera masuk ke balon, yang kemudian

menyesuaikan dengan trakea klien. Udara dikeluarkan dari manset sebelum memasukkan

atau mengeluarkan slang.

Slang trakeostomi berlubang mempunyai sebuah lubang pada kanula luar. Kanula

dalam dipasang bila klien memakai ventilasi mekanis. Bila klien disapih (penghentian

bantuan mekanis secara bertahap), kanula dalam dilepas, manset dikempiskan, dan

lubang eksternal dari slang tarkeostomi disumbat. Klien sekarang dapat bernapas di

sekitar slang melalui lubang dan juga dapat berbicara karena slang trakeostomi disumbat.

Bila klien kelelahan dan perlu kembali menggunakan ventilator, perawat dapat langsung

memasukkan kanula dalam (yang menyumbat lubang), mengembangkan manset,

membuka sumbatan slang trakeostomi, dan memasang ventilator.

21

Page 22: Bab 1

Perawat memberikan perawatan trakeostomi untuk klien yang baru atau baru saja

memiliki trakeostomi guna mempertahankan kepatenan slang dan menurunkan risiko

infeksi. Mulanya, sebuah trakeostomi mungkin memerlukan pengisapan dan dibersihkan

sesering mungkin setiap 1-2 jam. Setelah respons inflamasi awal reda, perawatan

trakeostomi mungkin perlu dilakukan satu atau dua kali per hari, bergantung pada klien.

Untuk klien yang menggunakan sebuah trakeostomi baru, teknik aseptik harus digunakan

saat memberikan perawatan trakeostomi guna mencegah infeksi. Setelah stoma pulih,

sarung tangan bersih dapat digunakan saat mengganti balutan dan tali ikat.

2.5 Balutan Trakeostomi dan Tali Ikat

Sebagai bagian dari perawatan trakeostomi, balutan trakeostomi dan tali ikat

perlu diganti jika kotor. Balutan yang kotor merupakan sarang mikroorganisme dan

berpotensi sebagai sumber ekskoriasi kulit, kulit rusak, dan infeksi kulit di sekitar insisi

trakeostomi. Biasanya, balutan diganti setelah kanula dibersihkan, tetapi penggantian

balutan yang lebih sering mungkin diperlukan.

Sebelum memasang balutan yang baru, perawat perlu memeriksa adanya program

khusus atau protokol institusi tentang penggunaan larutan di area sekitar tempat

pemasangan trakeostomi. Kasa balutan berukuran 10 x 10 cm yang tidak berasal dari

kapas digunakan. Jangan memotong kasa segi empat karena seratnya dapat teraspirasi.

Bila tali ikat trakeostomi perlu diganti, minta seorang asisten agar mengenakan

sarung tangan dan memegang slang trakeostomi. Tindakan ini akan mencegah slang

trakeostomi terlepas bila klien bergerak atau batuk ketika tali ikat tidak difiksasi. Bila

tidak ada seorang asisten, biarkan tali yang lama tetap terpasang saat memasangkan tali

yang baru untuk mencegah terlepasnya slang trakeostomi.

Proses Keperawatan Trakeostomi

Pengkajian

Kaji:

Status pernapasan termasuk kemudahan bernapas, frekuensi, irama, kedalaman, dan

suara paru

Frekuensi nadi

Karakter dan jumlah sekret dari tempat pemasangan trakeostomi

Adanya drainase pada balutan trakeostomi atau tali ikat

22

Page 23: Bab 1

Tampilan insisi (perhatikan adanya kemerahan, pembengkakan, rabas purulen, atau

bau).

Perencanaan

Pendelegasian

Perawatan trakeostomi melibatkan penerapan ilmu pengetahuan, teknik steril, dan

pemecahan masalah, sehingga perlu dilakukan oleh seorang perawat.

Implementasi:

Memberikan Perawatan Trakeostomi

Perlengkapan:

Set alat pembersih trakeostomi disposable yang steril mencakup wadah steril,

sikat nilon steril dan atau pembersih pipa, alat aplikasi steril, kasa segi empat.

Handuk atau kain melindungi kain seprai

Set peralatan kateter pengisap sterik (kateter pengisap dan wadah steril untuk

larutan)

Hydrogen peroksida dan salin normal steril

Sarung tangan steril (2 pasang)

Sarung tangan bersih

Kantong anti air

Balutan trakeostomi steril yang tersedia secara komersil atau balutan kasa

steril berukuran 10 x 10 cm

Tali ikat katun

Gunting bersih

Pelaksanaan

1. Jelaskan pada klien apa yang akan Anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu

dilakukan, dan bagaimana klien dapat bekerja sama. Sediakan alat

komunikasi, seperti mengedipkan mata atau mengacungkan jari untuk

mengindikasikan adanya nyeri atau strees.

2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infeksi lainnya yang sesuai.

3. Beri privasi klien

4. Persiapkan klien dan perlengkapan

23

Page 24: Bab 1

Bantu pasien ke posisi Fowler atau semi Fowler untuk meningkatkan

ekspansi paru.

Buka set peralatan trakeostomi atau kom steril. Tuangkan hydrogen

peroksida dan salin normal steril ke dalam wadah terpisah.

Tetapkan daerah steril

Buka suplai alat steril lainnya yang diperlukan termasuk lidi kapas steril,

set peralatan steril, dan balutan trakeostomi.

5. Lakukan pengisapan slang trakeostomi.

Pasang sarung tangan bersih pada tangan Anda yang tidak dominan dan

sarung tangan steril pada tangan Anda yang dominan (atau kenakan

sepasang sarung tangan steril).

Lakukan pengisapan sepanjang slang trakeostomi untuk mengeluarkan

secret dan memastikan kepatenan jalan napas (lihat Teknik 22-2).

Cuci kateter pengisap lalu bungkus dengan tangan Anda dan buka sarung

tangan sehingga bagian dalam berada diluar membungkus kateter.

Dengan menggunakan tangan yang masih memakai sarung tangan, buka

kunci kanula dalam (bila ada) dan lepaskan kanula dengan menariknya

keluar menuju Anda secara perlahan-lahan sesuai dengan lengkungnya.

Letakkan kanula dalam ke dalam larutan hydrogen peroksida. Tindakan ini

melembapkan dan melepaskan secret yang kering.

Angkat balutan trakeosotmi yang kotor. Letakkan balutan yang kotor pada

tangan Anda yang menggunakan sarung tangan dan buka sarung tangan

sehingga bagaian dalam sarung tangan berada diluar membungkus balutan.

Buang sarung tangan dan balutan.

Pasang sarung tangan steril. Pertahankan tangan dominan Anda tetap steril

selamam proses.

6. Bersihkan kanula dalam

Angkat kanula dalam dari larutan perendam.

Bersihkan lumen dan seluruuh kanula dalam secara seksama dengan

menggunakan sikat atau pembersih pipa yang telah dilembapkan dengan

salin normal steril (gambar 23-5). Inspeksi kebersihan kanula dengan

memegangnya setinggi mata dan lihat kea rah cahaya.

24

Page 25: Bab 1

Cuci kanula dalam secara seksama di dalam salin normal steril. Pencucian

secara saksama penting untuk membersihkan hidrogen peroksida dari

kanula dalam.

Setelah pencucian, ketuk kanula secara lembut pada tepi dalam wadah

steril. Gunakan sebuah pembersih pipa yang dilipat setengahnya untuk

mengeringkannya hanya bagian dalam kanula,jangan mengeringkan

bagian luarnya. Tindakan ini mengeluarkan cairan yang berlebihan dari

dalam kanula dan mencegah kemungkinan aspirasi oleh klien, sambil

memberikan suatu lapisan pelembab pada permukaan bagian luar untuk

melumasi kanula sehingga memudahkan pemasangan kembali.

Gunakan teknik steril, isap kanula luar pengisapan dapat membersihkan

sekret pada kanula luar.

7. Pasang kembali kanula dalam.fiksasi dengan baik.

Masukan kanula dalam memegang bagian luar flange dan masukkan

kanula mengikuti lengkungannya.

Kunci kanula yang sudah terpasang dengan memutar kunci (bila ada) ke

dalam posisi yang memfiksasi flange kanula dalam ke kanula luar.

8. Bersihkan tempat insisi dan flange.

Dengan menggunakan lidi kapas atau kasa balut yang dilembapkan

dengan salin normal, bersihkan tempat insisi. Pegang suplai steril dengan

tangan anda yang dominan. Gunakan lidi kapas atau kasa balut hanya 1

kali pakai dan kemudian buang. Tindakan ini menghindari kontaminasi

daerah bersih oleh kasa balut dan lidi kapas yang kotor.

Hidrogen peroksida dapat digunakan (biasnya dalam larutan berkuatan

separuh yang dicampur dengan salin normal steril-gunakan wadah steril

yang terpisah bila perlu ) untuk mengangakat sekret yang mengeras. Cuci

seluruh daerah yang telah dibersihkan secara saksama dengan

menggunakan kasa segi empat yang telahdilembapkan dengan salin

normal steril. Hidrogen peroksida dapat mengiritasi kulit dan menghalangi

penyembuhan jika tidak dibersihkan secara keseluruhan.

Bersihkan flange slang dengan cara yang sama.

Keringkan kulit klien dan flange secara saksama dengan kasa segi empat

yang kering.

25

Page 26: Bab 1

9. Pasang balutan steril.

Gunakan balutan trakeostomi komersial dari bahan yang tidak mudah

kusut atau buka dan lipat kembali kas berukuran 10 x 10 cm dalam bentuk

V seperti yang terlihat pada A sampai D. Hindari penggunaan kas dari

bahan kapas atau memotong kasa berukuran 10 x 10.kasa dari kapas atau

serat kas dapat teraspirasi oleh klien, yang berpotensi menimbulkan obses

trakea.

Letakan balutan di bawah flange slang trakeostomi.

Saat memasang balutan, pastiakan slang trakeotomi disangga dengan baik.

Pergerakan slang trakeostomi yang berlebihan dapat mengiritasi trakea.

10. Ganti tali ikat trakeostomi

Metode Dua Setrip

Guntingdua setrip tali dari kain kepar yang tidak sam ukurannya, tali yang

satu panjangnya sekitar 25 cm dan yang satunya lagi 50 cm. Alasan

pengguntingan satu tali lebih panjang dari tali lainnya adalah agar kedua

tali diikat dengan mudah disamping leher dan mencegah penekanan

simpul pada kulit bagian belakang leher.

Gunting celah 1 cm secara memanjang, kira-kira 2,5 cm dari satu ujung

masing-masing tali. Untuk melakukannya, lipat ujung tali kebelakang

sekitar 2,5 cm kemudian gunting membentuk sebuah celah tengah di area

sisi yang terlipat.

Tetap biarkan tali yang lama terpasang, sisipkan satu ujung tali bersih

yang bercelah malaui celah flange trakeostomi dari sisi bawah, kemudian

sispkan ujung tali yang panjang melalui celah tali, tarik kencang sampai

terikat dengan kuat pada flange. Membiarkan tali yang lama tetap

terpasang saat mengikat tali yang bersih mencegah slang ttakeostomi

tercabut . memfiksasi tali dengan cara ini menghindari penggunaan

simpul, yang dapat terlepas atau menyebabkan tekanan dan iritasi.

Bila tali yang lama sangat kotor atau sulit untuk menyisipkan tali yang

baru ke flange trakeostomi bila tali lama yang masih terpasang, minta

asiasten memakai sarung tangan steril dan memegang trakeostomi agar

tetap pada tempatnya ketika anda mengganti tali.

Ulangi proses diatas untuk tali kedua.

26

Page 27: Bab 1

Minta klien untuk memfelksikan lehernya. Sisipkan tali yang panjang

kewah leher klien, dan ikat kedua tali tersebut disamping leher.

Memfleksikan leher dapat meningkatkan lingkar leher saat Terjadi batuk.

Meletakkan dua jari di bawah tali mencegah ikatan terlalu kencang, yang,

dapat mengganggu saat batuk atau menekan vena jugularis.

Ikat ujung pita menggunakan simpul kotak. Gunting ujung yang panjang,

sisakan sekitar 1-2 cm. simpul kotak dapat mencegah tali selip dan

terlepas. Ujung tali yang pendek setelah dibuat simpul dapat mencegah

simpul terlepas secara tidak sengaja.

Segera sesudah tali yang berisis terpasang, lepaskan tali yang kotor dan

buang.

Metode Satu Setrip

Gunting tali sepanjang 2,5 kali panjang yang diperlukan untuk

mengelilingi leher klien dari satu sisi flange ke sisi lainnya.

Selipkan satu ujung tali ke celah yang terdapat disatu sisi flange.

Bawa kedua ujung tali mengelilingi leher klien, jaga agar keduanya tetap

datar dan tidak melilit.

Selipkan ujung tali ke celah disisi flange lain melalui dari belakang ke

depan.

Minta klien untuk memfleksikan lehernya. Ikat kedua ujung yang lepas

dengan simpul kotak di samping leher klien, kendurkan ikatan dengan

meletakkan dua jari di bawah tali sama seperti pada metode dua setrip.

Gunting ujung yang panjang.

11. Plester dan beri bantalan pada simpul tali.

Letakkan lipatan kasa segi empat berukuran 10 x 10 cm dibawah simpul

tali, dan pasang plester di atas simpul tersebut. Tindakan ini mengurangi

iritasi kulit karena simpul dan mencegah kebingungan antara simpul

dengan tali gaun klien.

12. Periksa kencangnya tali.

Cek kekencangan tali trakeostomi dan posisi slang trakeostomi secara

sering. Pembengkakan leher dapat mengakibatkan tali terlalu kencang,

sehingga menganggu sirkulsi dan batuk. Tali dapat terlepas pada klien

27

Page 28: Bab 1

yang gelisah. Memungkinkan slang trakeostomi terdorong keluar dari

stoma.

13. Dokumentasikan seluruh informasi yang Relevan.

Catat pengisapan, perawatan trakeostomi, dan penggantian balutan,

perhatikan pengkajian anda.

Variasi: Penggunaan kanula Dalam Disposabel.

Cek kebijakan institusi tentang frekuensi penggantian kanula dalam karena

standar antar institusi berbeda-beda.

Buka kemasan kanula yang baru.

Gunakan tangan yang terpasang sarung tangan untuk membuka kunci kanula

dalam yang sedang dipakai (bila ada) dan lepaskan dengan menarik kanula

secara hati-hati ke arah anda sesuai kelengkungannya.

Periksa jumlah dan tipe sekret yang ada pada kanula dan buang ke tempat yang

sesuai.

Ambil kanula dalam yang baru dengan hanya menyentuh bagian luar

pengunci.

Masukkan kanula dalam yang baru ke dalam trakeostomi.

Kunci kanula dengan memutar kuncinya (bila ada).

Perawatan Trakeostomi

Untuk trakeostomi yang sudah terpasang lebih dari satu bulan, teknik bersih

dapat digunakan untuk perawatan trakeostomi. (Humphrey, 1998).

Tekankan pentingnya mencucui tangan yang baik kepada pemberi asuhan.

Air keran dapat digunkan untuk mencuci kanula dalam.

Ajarkan pemberi asuhan tentang teknik asuhan trakeostomi dan observasi

demonstrasi ulang.

Informasikan kepada pemberi asuhan tentang tanda dan gejala yang dapat

mengindikasikan adanya infeksi pada tempat toma atau jalan napas bagian

bawah.

Nama dan nomor telepon ponsel tenaga kesehatan yang dapat dihubungi pada

kondisi kedaruratan atau apa bila klien dan pemberi asuhan memerlukan saran.

28

Page 29: Bab 1

PERTIMBANGAN SESUAI USIA

Perawatan Trakeostomi

Bayi dan Anak

Seorang asisten harus selalu ada saat perawatan trakeostomi dilakukan.

Selalu sediakan slang trakeostomi steril kemasan ditempat tidur klien sehingga

bila slang tercabut, telah tersedia selang yang baru untuk inkubasi ulang dengan

segera (Bilder & Ball, 1999)

Lansia

Kulit lansia lebih rapuh dan mudah rusak. Perawatan kulit pada stoma

trakeostomi sangat penting.

EVALUASI

Lakukan tindak lanjut yang sesuai seperti : karakter dan jumlah secret; drainase

dari trakeostomi; tampilan insisi trakeostomi; frekuensi nadi dan status

pernapasan yang dibandingkan dengan data dasar, keluhan nyeri atau

ketidaknyamanan pada temtap trakeostomi.

Hubungkan temuan dengan dat pengkajian sebelumnya bila tersedia.

Laporkan penyimpangan yang signifikan dari normal kepada dokter.

2.6 Humidifikasi

Ketika klien bernapas melalui trakeostomi, udara tidak lagi disaring dan

dilembabkan seperti ketika melewati jalan napas bagian atas; oleh karena itu, tindakan

kewaspadaan khusus perlu dilakukan. Kelembabpan dapat deberikan dengan kolar kabut

trakeostomi (tracheostomy mist collar). Klien dengan trakeostomi jangka panjang dapat

menggunakan suatu syal ringan atau kasa berukuran 10x10 cm yang diikat dengan tali

katun di atas sloma untuk menyaring udara yang masuk ke dalam trakeostomi.

2.7 Menyumbat slang trakeostomi

Slang trakeostomi klien disumbat selama proses penyapihan untuk menghentikan

ventilasi mekanis. Tujuan penyembutan slang trakeostomi adalah membuat ventilasi

malaui jalan napas alami. Perawat perlu membantau klien dengan ketat karena bila status

pernapasan klien memburuk, bantuan mekanis perlu dilakukan kembali. Teknik 23-2

menjelaskan proses penyumbatan slang trakeostomi. Segera sesudah klien berhasil

bernapas secara spontan tanpa adanya bahaya pernapasan mekanis dapat dihentikan.

29

Page 30: Bab 1

Akan tetapi, ini bukan berarti slang trakeostomi secar otomatis dilepas. Tim tenaga

kesehatan (dokter, perawat, ahli terapi pernapasan). Harus menentukan perlu atau

tidaknya jalan napas buatan dipertahankan.

2.7.1 Proses keperawatan: Menyumbat Slang Trakeostomi

Pengkajian

Kaji tanda-tanda vital dan usaha napas sebelum menyumbat slang trakeostomi.

Perhatikan adnya sekret yang berlebihan di saluran napas yang merupakan kontraindikasi

penyumbatan slang.

Perencanaan

Pendelegasian

Penyembutan slang trakeostomi membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan,

keterampilan pengkajian, serta pemecahan masalah, sehingga perlu dilakukan oleh

perawat atau ahli terapi pernapasan.

IMPLEMENTASI

MENYUMBAT SLANG TRAKEOSTOMI

Perlengkapan

Alat pengisap

Kateter pengissap steril

Spuit 10 ml steril

Sarung tangan steril

Penyumbat trakeostomi steril

Pelaksanaan

1. Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu

dilakukan, dan bagaiman klien dapat bekerja sama.

2. Cuci tangan dan observasi prosedur pengambilan infeksi lainnya yang sesuai.

3. Beri privasi klien.

4. Atur posisi klien

Bantu klien keposis semi fowler bila tidak dikontraindikasikan. Posisi ini

meningkatkan ekspansi paru dan mengurangi ketakutan tidakmampu bernapas.

5. Lakukan pengisapan jalan napas.

30

Page 31: Bab 1

Lakukan pengisapan nasofaring dan orofaring bila terdapat sekret.

Ganti kateter pengisap dan gunakan kateter steril yang baru untuk mengisap

trakeostomi. Bila terdapat sekret yang berlebihan, laporkan temuan ini pad

pada perawat yang bertugas atau dokter untuk menetukan apakah prosedur

akan dilakukan.

6. Kempiskan manset trakea bila diprogramkan.

Isap kembali slang trakeostomi bila terdapat sekret.

7. Masukkan penyumbat trakeostomi.

Gunakan sarung tangan steril. Cocokkan penyumbat trakeostomi ke kanula

dalam atau laur, bergantung pada pakah slang trakeostomi mempunyai kanalu

ganda atau tunggal.

Pantau klien secara ketat selama sepuluh menit untuk melihat adanya tanda-

tanda distres pernapasan, seperti napas cepat dan/atau berisik serta penggunaan

otot bantu napas untuk bernapas. Saat muncul tanda pertama distres pernapasa,

lepaskan penyumbatan trakeostomi dan isap trakeostomi bila diperlukan

Bersihkan kanula dalam, bila sudah dilepas, sehingga sipa dimasukan kembali

Obsevasi klien secar sering saat slang disumbat.

8. Lepaskan penyumbat pada waktu yang ditentukan

Setelah melepaskan penyumbat, isap trakeostomi bila diindikasikan, dan

pasang kembali kanula daalm bial dilepas.

Kembangkan kembali manset bila diprogramkan.

9. Dokumentasikan semua informasi yang relevan.

Dokumentasikan jumlah, warna, dan konsistensi sekret; waktu penyumbat

dipasang dilepas; dan pengkajian anda.

Kondisi rawat jalan dan komunitas

Menyumbat Slang Trakeostomi

Alat pengisapan harus tersedia dirumah saat melakukan teknik ini.

Gunakan ruangan yang bersih dan tersendiri dirumah untuk melakukan

prosedur dan letakkan peralatan diatas handuk bersih atau kain.

Tetaplah bersama klien saat trakeostomi disumbat dan observasi tanda distress

pernafasan.

31

Page 32: Bab 1

Jangan melakukan prosedur di rumah bilaklien mengalami napas pendek atau

saat cemas. Buat rencana tindakan bila terjadi masalah, dan laporkan segera

kepada dokter.

Pertimbangan sesuai usia

Menyumbat slang trakeostomi

Lansia

Observasi adanya tanda distres pernapasan secara cermat pada klien lansia dan

tekankan pentingnya pernafasan dalam dan perlahan. Penurunan komplikasi paru

adalah bagian dari proses penuaan.

Ajarkan lansia cara batuk dan bernafas dalam untuk menjaga kebersihan jalan

nafas. Penurunan kemampuan untuk batuk terjadi seiring dengan penuaan.

32

Page 33: Bab 1

BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

Jalan napas buatan dipasang untuk mempertahankan kepatenan jalan napas bagi

klien yag telah atau dapatmengelami obtruksi jalan napas. Jalan napas yang paten sangat

penting sehingga udara dapat mengalir ke dan paru. Empat tipe jalan napas buatan yang

umum adalah jalan napas orofaring , nasofaring, endotrakea dan trakeostomi.

Jalan napas orofaring dan nasofaring digunakan untuk mempertahankan terbuka

jalan udara bagian atas saat terjadi obtruksi yang diakibatkan oleh sekret atau lidah. Jalan

napas buatan tersebut mudah dipasang dan mempunyai komplikasi yang rendah. Ukuran

bermacam-macam dan harus disesuaikan dengan ukuran dan usia klien. Jalan napas

buatan harus dilumasi dengan baik mengunakan gel larutair sebelum dipasang.

Menstimulasi refleks gag dan hanya digunakan untuk klien yang mengalami perubahan

tingkat kesadaran (mis.,karena anestesia umum, overdosis, atau cedera kepala). Untuk

memasang jalan napas buatan.

Slang endoktrakea umumnya dipasang untuk klien yang baru mendapatakan

anestestik umu atau saat situasi darurat yang membutuhkan ventilasi mekanis. Dokter

atau perawat denga pendidikan khusus memasukan slang endotrakea melalui mulut atau

hidung hingga masuk kedlam trakea dengan bantuan laringoskop slang berakhir tepat

atas percabangan trakea kebronkus.

Klien yang memerlukan bantuan jalan napas buatan untuk jangka panjang

mungkin memerlukan trakeostomi, insisi bedah pada trakea tepat dibawah laring. Slang

trakeostomi yang melengkung dimasukan memanjang melewati stoma ke dalam trakea.

Slang trakeostomi dapat terbuat dari plastik atau metal dan tersedia dalam ukuran yang

berbeda-beda.

3.2 Saran

Penyusun berharap, makalah yang penyusun buat ini dapat bermanfaat dan dapat

diterima. Penyusun mohon kritik, saran yang bersifat membangun agar dalam

penyusunan makalah berikutnya bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat berguna

bagi mahasiswa dan siapapun yang membacanya.

33