bab 1-3

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia membungkus otot-otot dan organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: epidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi 1

Upload: lanirifatriyani

Post on 17-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

KMB dermatitis

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia membungkus otot-otot dan organ dalam. Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri. Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Kulit juga merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga lapisan: epidermis, dermis, dan lemak subkutan.

Epidermis, bagian terluar dari kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum malfigi. Dermis terletak tepat di bawah epidermis, dan terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Juga terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi dan invasi benda-benda asing. Di bawah dermis terdapat lapisan lemak subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit,, isolasi untuk pertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi. Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis yang lebih dikenal sebagai eksim. Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular. Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda, antara lain dermatitis. 1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dermatitis?

2. Bagaimana etiologi dermatitis?3. Bagaimana klasifikasi dermatitis?4. Bagaimana patofisiologi dermatitis?5. Bagaimana manifestasi klinis akibat dermatitis?6. Apa saja pemeriksaan diagnostik yang dapat digunakan untuk memperkuat diagnosa medis dermatitis?

7. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada klien dermatitis?

1.3 Tujuan Penulisan

1 Memahami definisi dermatitis

2 Memahami etiologi dermatitis

3 Memahami klasifikasi dermatitis4 Memahami patofisiologi dermatitis

5 Mengenali dan memahami manifestasi klinis akibat dermatitis6 Memahami apa saja pemeriksaan diagnostik yang dapat digunakan untuk

memperkuat diagnosa medis dermatitis

7 Memahami penerapan asuhan keperawatan pada klien dermatitis1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III, dan sebagai media belajar mahasiswa/i di Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya dalam memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem integument akibat peradangan/ infeksi.BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1. Definisi

Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis dan dermis ) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau pengaruh faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel, skuama ) dan keluhan gatal ( Djuanda, Adhi, 2007 ).

Dermatitis adalah peradangan pada kulit ( imflamasi pada kulit ) yang disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik ( Brunner dan Suddart 2000 ). Jadi dermatitis adalah peradangan kulit yang ditandai oleh rasa gatal.2.2 Etiologi Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. ( Arief Mansjoer, 1998). Penyebab dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia ( deterjen, oli, semen, asam, basa ), fisik ( sinar matahari, suhu ), mikroorganisme ( mikroorganisme, jamur).b. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik2.3 Klasifikasia. Dermatitis kontakDermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit.(Adhi Djuanda, 2005). Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen. Indikasi dan gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan mengalami bentol-bentol yang meradang.Disebabkan kontak langsung dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi. Contohnya sabun cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai. Alergennya bisa berupa karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.Dermatitis kontak terbagi 2 yaitu :1. Dermatitis Kontak Iritan (Irritant Contact Dermatitis)ICD tampak setelah pemaparan tunggal atau pemaparan berulang pada agen yang sama. Beberapa mekanisme dapat menjadi penyebab terjadinya ICD. Pertama, bahan kimia mungkin merusak sel dermal secara langsung dengan absorpsi langsung melewati membran sel kemudian merusak sistem sel. Mekanisme kedua, setelah adanya sel yang mengalami kerusakan maka akan merangsang pelepasan mediator inflamasi ke daerah tersebut oleh sel T maupun sel mast secara non-spesifik.

Gambar 1 : Lesi dengan batas yang jelas pada dermatitis kontak iritan akut pada kasus penggunaan kosmetika (kiri) dan dermatitis kontak iritan kronis pada kasus pengguunaan detergen oleh pembantu rumah tangga (tengah) serta diaper dermatitis pada bayi (kanan)2. Dermatitis Kontak Alergi (Allergic Contact Dermatitis)ACD merupakan reaksi inflamasi pada dermal akibat paparan alergen yang mampu mengaktivasi sel T, yang kemudian migrasi menuju tempat pemaparan. Tempat pemaparan biasanya daerah tubuh yang kurang terlindungi, namum alergen uroshiol yang terbawa dalam partikulat asap rokok mampu mempengaruhi tempat-tempat yang secara umum terlindungi, seperti : anus, organ genital. Selain itu, uroshiol dapat aktif lama hingga 100 tahun. Penampakan ACD biasanya tidak langsung terlihat pada daerah tersebut sesaat setelah pemaparan karena alergen melibatkan reaksi immunologis yang membutuhkan beberapa tahap dan waktu.Secara umum, tingkat keparahan ACD dapat dibagi menjadi tiga: a. Dermatitis ringanDermatitis ringan secara karakteristik ditandai oleh adanya daerah gatal dan eritema yang terlokalisasi, kemudian diikuti terbentuknya vesikel dan bulla yang biasanya letaknya membentuk pola linier. Bengkak pada kelopak mata juga sering terjadi, namun tidak berhubungan dengan bengkak di daerah terpapar, melainkan akibat terkena tangan yang terkontaminasi urosiol. b. Dermatitis sedangSelain rasa gatal, eritema, papul dan vesikel pada dermatitis ringan, gejala dan tanda dermatitis sedang juga meliputi bulla dan bengkak eritematous dari bagian tubuh.c. Dermatitis beratDermatitis berat ditandai dengan adanya respon yang meluas ke daerah tubuh dan edema pada ekstremitas dan wajah. Rasa gatal dan iritasi yang berlebihan; pembentukan vesikel, blister dan

bulla juga dapat terjadi.

Gambar 2 : Pada dermatitis kontak alergi pada umumnya, kulit tampak kemerahan dan bulla, Bulla yang pecah tersebut dalam beberapa hari akan mengering dan membentuk crust. Urishiol yang tertinggal di permukaan kulit dapat mengalami oksidasi oleh udara sehingga tampak kehitaman pada beberapa daerah kulit yang mengalami dermatitisPerbedaan Dermatitis kontak iritan dan kontak alergikNo.Dermatitis kontak iritanDermatitis kontak alergik

1.PenyebabIritan primerAlergen kontak S.sensitizer

2.PermulaanPada kontak pertamaPada kontak ulang

3.PenderitaSemua orangHanya orang yang alergik

4.LesiBatas lebih jelas

Eritema sangat jelasBatas tidak begitu jelas

Eritema kurang jelas

5.Uji TempelSesudah ditempel 24 jam, bila iritan di angkat reaksi akan segeraBila sesudah 24 jam bahan alergen di angkat, reaksi menetap atau meluas berhenti.

b. NeurodermatitisPeradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik.(Adhi Djuanda,2005). Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil, datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm.Penyakit ini muncul saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa gatal. Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan dan bagian belakang dari leher.c. Dermatitis atopikMerupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A, rinitis alergik, atau asma bronkial). kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural) (Adhi Djuanda, 2005)Dengan indikasi dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut. Dermatitis biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang salah satu anggota keluarga memiliki asma. Biasanya dimulai sejak bayi dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama masa kecil dan dewasa. d. Dermatitis statisMerupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau hipertensi vena) tungkai bawah.(Adhi Djuanda, 2005). Yang muncul dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal. Dermatitis muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab.e. Dermatitis seboroik

Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung, antara kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas.Dermatitis ini seringkali diakibatkan faktor keturunan, muncul saat kondisi mental dalam keadaan stres saraf seperti Parkinson.Manajemen keperawatan pada pasien dermatitis seboroik :a. Sarankan pada pasien untuk menghindari iritasi dari luar, factor pemicu yang menyebabkan muncul lagi dermatitis seboroik ulangan, dan menyarankan untuk tidak sering menggaruk area yang gatal.b. Diskusikan pada pasien untuk menghindari udara ke kulit dan selalu menjaga kebersihan pelipatan pada kulit dan usahakan supaya tetap kering.c. Instruksikan untuk menggunakan shampoo dan menghindari kebiasaan yang buruk

d. Beritahu pasien bahwa dermatitis seboroik adalah masalah yang sangat kronik dan tidak tertutup kemungkinan untuk muncul lagi.

e. Ajarkan pada pasien menempelkan cara-cara untuk mengghindari dermatitis. 2.4 Patofisiologi

Pathway

2.5 Manifestasi Klinis

Pada umumnya manifestasi klinis dermatitis adanya tanda-tanda radang akut terutama pruritus ( gatal ), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalnya pada muka ( terutama palpebra dan bibir ), gangguan fungsi kulit dan genitalia eksterna.a. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritema, edema, vesikel atau bula, erosi dan eksudasi sehingga tampak basah.b. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi kusta.c. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan likenefikasi.Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.2.6 Pemeriksaan Diagnostik1. Pemeriksaan penunjang :a. Percobaan asetikolin ( suntikan dalam intracutan, solusio asetilkolin

1/5000).

b. Percobaan histamin hostat disuntikkan pada lesi

2. Laboratorium a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total, albumin, globulinb. Urin : pemerikasaan histopatologi

2.7 Penatalaksanaan Medis

Penatalaksanaan medis dermatitis melalui terapi yaitu :a. Terapi sitemik ( Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin, antiserotonin, antigraditinin, arit SRS A dan pada kasus berat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.

b. Terapi topical ( Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak kocok bila kronik diberi saleb.c. Diet ( Tinggi kalori dan tinggi protein ( TKTP ) Contoh : daging, susu, ikan, kacang-kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain.d. Mengatasi kerusakan integritas kulite. Mengatasi hipotermiaf. Meningkatkan konsep diri klienBAB IIIASUHAN KEPERAWATAN3.1 . Pengkajian1. Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis. Respon tersebut dapat berhubungan dengan alergi. ( Arief Mansjoer, 1998).2. Keluhan utama

Pada kasus dermatitis kontak biasanya klien mengeluh kulitnya terasa gatal serta nyeri. Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul.3. Pengkajian Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang

Klien merasa nyeri Terdapat vesikel/ bula pada kulit klien Gatal dan Lesi Riwayat kesehatan dahulu

Seperti apakah klien pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, apakah pernah menderita alergi serta tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya selain itu perlu juga dikaji kebiasaan klien. Riwayat kesehatan keluarga

Apakah ada salah seorang anggota keluarganya yang mengalami penyakit yang sama, tapi tidak pernah ditanggulangi dengan tim medis. Dermatitis pada sanak saudara khususnya pada masa kanak-kanak dapat berarti penderita tersebut juga mudah menderita dermatitis atopic4. Pengkajian Pola Kesehatan (Gordon)a. Pola Persepsi Kesehatan Adanya riwayat infeksi sebelumya. Pengobatan sebelumnya tidak berhasil. Riwayat mengonsumsi obat-obatan tertentu, mis., vitamin; jamu. Adakah konsultasi rutin ke Dokter. Hygiene personal yang kurang. Lingkungan yang kurang sehat, tinggal berdesak-desakan.b. Pola Nutrisi Metabolik Pola makan sehari-hari: jumlah makanan, waktu makan, berapa kali sehari makan. Kebiasaan mengonsumsi makanan tertentu: berminyak, pedas. Jenis makanan yang disukai. Nafsu makan menurun. Muntah-muntah. Penurunan berat badan. Turgor kulit buruk, kering, bersisik, pecah-pecah, benjolan. Perubahan warna kulit, terdapat bercak-bercak, gatal-gatal, rasa terbakar atau perih.c. Pola Eliminasi Sering berkeringat. tanyakan pola berkemih dan bowel.d. Pola Aktivitas dan Latihan Pemenuhan sehari-hari terganggu. Kelemahan umum, malaise. Toleransi terhadap aktivitas rendah. Mudah berkeringat saat melakukan aktivitas ringan Perubahan pola napas saat melakukan aktivitas.e. Pola Tidur dan Istirahat Kesulitan tidur pada malam hari karena stres. Mimpi buruk.f. Pola Persepsi Kognitif Perubahan dalam konsentrasi dan daya ingat. Pengetahuan akan penyakitnya.g. Pola Persepsi dan Konsep Diri Perasaan tidak percaya diri atau minder. Perasaan terisolasi.h. Pola Hubungan dengan Sesama Hidup sendiri atau berkeluarga Frekuensi interaksi berkurang Perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan perani. Pola Reproduksi Seksualitas Gangguan pemenuhan kebutuhan biologis dengan pasangan. Penggunaan obat KB mempengaruhi hormon.j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress Emosi tidak stabil Ansietas, takut akan penyakitnya Disorientasi, gelisahk. Pola Sistem Kepercayaan Perubahan dalam diri klien dalam melakukan ibadah Agama yang dianut13