bab 1 & 3

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju, perkembangan teknologi pendidikan sangat pesat. Berbagai perangkat pendidikan yang modern turut mendukung proses belajar mengajar, baik di sekolah maupun di rumah sebagai awal pendidikan anak sejak dini. Anak sebagai subjek pendidikan di sekolah maupun di rumah diarahkan menjadi manusia yang berilmu pengetahuan dan menguasai teknologi. Untuk itulah anak dibekali dengan berbagai disiplin ilmu untuk melengkapi kecakapan hidupnya. Salah satunya matematika yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan Salah satu pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran di sekolah adalah pembelajaran langsung yang hanya berorientasi pada penguasaan materi dan cenderung terpusat pada guru, pengetahuan dianggap sebagai seperangkat fakta-fakta yang harus 1

Upload: xlusiflord2

Post on 13-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

VHGH

TRANSCRIPT

2

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangDalam perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju, perkembangan teknologi pendidikan sangat pesat. Berbagai perangkat pendidikan yang modern turut mendukung proses belajar mengajar, baik di sekolah maupun di rumah sebagai awal pendidikan anak sejak dini. Anak sebagai subjek pendidikan di sekolah maupun di rumah diarahkan menjadi manusia yang berilmu pengetahuan dan menguasai teknologi. Untuk itulah anak dibekali dengan berbagai disiplin ilmu untuk melengkapi kecakapan hidupnya. Salah satunya matematika yang diajarkan disetiap jenjang pendidikan

1 Salah satu pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran di sekolah adalah pembelajaran langsung yang hanya berorientasi pada penguasaan materi dan cenderung terpusat pada guru, pengetahuan dianggap sebagai seperangkat fakta-fakta yang harus dihapal, dan ditransfer ke benak siswa. Pembelajaran langsung ini terbukti telah berhasil dalam kompetisi jangka pendek, dan gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.Sehingga pada umumnya anak dalam proses belajar mengajar tidak mampu mengingat materi yang telah diajarkan oleh guru atau yang telah dipelajarinya dalam waktu yang cukup lama. Hal ini bukan sebuah indikasi bahwa anak mempunyai kemampuan daya ingat lemah, tetapi hal ini lebih disebabkan oleh kurangnya inovasi dan kreativitas pendidik atau orang tua dalam mendidik anak. Seharusnya guru dan orang tua dapat lebih kreatif dan inovatif dalam penyajian materi. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengenal apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya begitu saja. Namun kenyataannya, penyelenggaraan pendidikan di sekolah sering dihadapkan dengan berbagai masalah, salah satunya adalah masih rendahnya daya serap siswa memahami materi mata pelajaran tertentu misalnya matematika. Hal ini dapat dilihat dari keefektifan belajar matematika siswa yang masih sangat rendah. Berdasarkan informasi yang diperoleh pada saat observasi (Senin, 22 September 2014 ) yaitu dari guru mata pelajaran matematika kelas X SMK Gowa Raya Kabupaten Gowa mengatakan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa pada ujian semester ganjil tahun 2014 masih rendah yaitu 6,20 berada di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di sekolah tersebut yaitu 70.Selain itu, terlihat bahwa proses pembelajaran didominasi oleh guru dan siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar ditambah lagi waktu belajar yang relatif singkat sehingga penguasaan konsep matematika siswa rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan belajar siswa, misalnya faktor karakteristik materi atau bahan yang diajarkan, metode pembelajaran dan atau media pembelajaran yang digunakan oleh guru.Pernyataan di atas menunjukkan bahwa dalam mengajarkan materi matematika dituntut kemampuan guru untuk dapat menerapkan suatu metode belajar yang dapat membantu siswa untuk menguasai konsep matematika dengan proses belajar yang menyenangkan dan bermanfaat. Sehingga memudahkan pencapaian kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang ditentukan.Banyak alternatif pilihan metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Salah satunya adalah metode pembelajaran Index Card Match. Sebagai metode pembelajaran, Index Card Match dapat mengubah suasana belajar yang menyenangkan sehingga dapat terbentuk motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat dan belajar aktif. Dan pada akhirnya seluruh proses belajar diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Melalui metode pembelajaran index card match, proses penerimaan terhadap mata pelajaran yang diberikan akan lebih berkesan serta siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan oleh seorang guru selama pelajaran berlangsung karena masing-masing siswa memegang tanggungjawab sehingga pusat perhatian siswa berpusat pada materi pelajaran yang diberikan dan mudah dimengerti oleh siswa. Menurut Haryanto (WordPres 2011) Strategi pembelajaran aktif index card match (mencari pasangan) adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswauntuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan daya kreatifitas. Strategi ini bisa digunakan sebagai strategi alternatif yang dirasa lebih memahami karakteristik siswa. Karakteristik yang dimaksud disini adalah bahwa siswa menyukai belajar sambil bermain, maksudnyadalam proses belajar mengajar, guru harus bisa membuat siswa merasa tertarik dan senang terhadap materi yang disampaikan sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat dicapai. Berdasarkan pendapat di atas, metode pembelajaran Index Card Match merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Siswa saling bekerja sama dan saling membantu untuk menyelesaikan pertanyaan dan melemparkan pertanyaan kepada pasangan lain. Kegiatan belajar bersama ini dapat membantu memacu belajar aktif dan kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil yang memungkinkan untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi. Dengan demikian metode pembelajaran Index Card Match adalah suatu cara pembelajaran aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran dengan teknik mencari pasangan kartu indeks yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.Selanjutnya yang menjadi masalah dalam menerapkan metode Index Card Match adalah belum diketahui mengenai efektivitas metode itu dalam pembelajaran matematika yang ditinjau dari empat indikator, yakni hasil belajar yang dapat dicapai siswa, aktivitas siswa selama metode itu diterapkan, tanggapan siswa terhadap metode tersebut serta keterlaksanaan pembelajaran.Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Pembelajaran Matematika melalui Penerapan Metode Pembelajaran Index Card Match pada Siswa Kelas X SMK Gowa Raya Kabupaten Gowa A. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yang dikemukakan, rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Apakah metode Index Card Match efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas X SMK Gowa Raya Kabupaten Gowa, ditinjau dari empat aspek yaitu :1. Seberapa besar ketercapaian ketuntasan belajar siswa?2. Bagaimana aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran?3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran?

B. Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran matematika melalui metode Index Card Match pada siswa kelas X SMK Gowa Raya Kabupaten Gowa . Ditinjau dari:1. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa.2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. 3. Respon siswa terhadap proses pembelajaran.C. Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:1. Bagi siswa, dapat memahami konsep matematika dengan menggunakan motode pembelajaran Index Card Match.2. Bagi guru, sebagai masukan dalam menentukan berbagai langkah penanganan terhadap siswa yang mengalami masalah dengan peningkataan hasil belajar matematika baik di sekolah maupun di luar sekolah.3. Bagisekolah,menjadi bahan informasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang pendidikan matematika.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA1. Pengertian EfektivitasEfektivitas berasal dari kata efektif, dalam kamus besar Bahasa Indonesia efektif berarti: (1) ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), (2) dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha, tindakan). Sedangkan efektivitas berarti: (1) keadaan berpengaruh: hal berkesan, (2) keberhasilan (usaha, tindakan).Dalam Kamus Bahasa Indonesia, definisi efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan. Metode pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan instruksional khusus yang dicanangkan lebih banyak tercapai.Menurut Said (Wordpress, 2011) efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau berusaha melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif.Menurut Sadiman (Trianto, 2009: 20) keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.6 Efektivitas berarti berusaha untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana, baik dalam penggunaan data, sarana, maupun waktunya atau berusaha melalui aktivitas tertentu baik secara fisik maupun non fisik untuk memperoleh hasil yang maksimal baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dari beberapa pengertian efektivitas diatas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Pembelajaran yang efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan penentuan informasi (pengetahuan). Siswa tidak hanya pasif menerima pengetahuan yang diberikan guru. Hasil belajar tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa saja, tetapi juga meningkatkan keterampilan berpikir siswa.Efektivitas pembelajaran yang dimaksud pada penelitian ini adalah sejauh mana pembelajaran matematika berhasil menjadikan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang dapat dilihat dari ketuntasan belajar, ketercapaian aktifitas siswa, serta respon siswa terhadap pembelajaranKeefektivan pembelajaran matematika dapat dilihat dari 4 aspek, yaitu:a. Ketuntasan hasil belajar siswaKetuntasan hasil belajar adalah tingkat ketercapaian pembelajaran yang dicapai oleh siswa, ketuntasan hasil belajar siswa yang diukur dengan tes hasil belajar. Ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang telah mencapai ketuntasan individual dan klasikal, yakni siswa telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan.b. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaranAktivitas siswa adalah proses komunikasi antara dari hasil interaksi siswa dan guru atau siswa dengan siswa sehingga menghasilkan perubahan akademik, sikap dalam bertanya/menjawab. Aktivitas siswa dalam pembelajaran bisa positif maupun negatif. Aktivitas siswa yang positif misalnya; mengajukan pendapat atau gagasan, mengerjakan tugas atau soal, komunikasi dengan guru secara aktif dalam pembelajaran dan komunikasi dengan sesama siswa sehingga dapat memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi, sedangkan aktivitas siswa yang negatif misalnya mengganggu sesama siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas, melakukan kegiatan yang lain tidak sesuai dengan pelajaran yang diajarkan oleh guru. Aktivitas artinya kegiatan/keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Sedangkan belajar adalah Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Jika seseorang telah belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut..Jadi peneliti berkesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif.

c. Respon siswa terhadap proses pembelajaran.Respon siswa merupakan salah satu kriteria suatu pembelajaran dikatakan efektif atau tidak. Respon siswa dibagi dua, yaitu respon positif dan respon negatif. Respon siswa yang positif merupakan tanggapan perasaan senang, setuju, atau merasakan ada kemajuan setelah pelaksanaan suatu metode, pendekatan, dan metode pembelajaran. Menurut Gulo (Sutrisno, 2011), respon adalah suatu reaksi atau jawaban yang bergantung pada stimulus atau merupakan hasil stimulus tersebut. Metode pembelajaran yang baik dapat memberi Respon positif bagi siswa setelah mereka mengikuti kegiatan pembelajaran. Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah minimal 75% siswa yang memberi Respon positif terhadap jumlah aspek yang ditanyakan. 2. Belajar dan PembelajaranBelajar menurut Gagne (Suprijono 2009 : 2) adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitasMenurut Abdillah (Aunurrahman, 2012: 35) bahwa: Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu..Definisi belajar yang dikemukakan oleh Cronbach (Suprijono, 2012: 2) bahwa Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman.Menurut Harold Spears (Suprijono, 2012: 2) bahwa belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu mendengar, dan mengikuti arah tertentu. Sedangkan menurut Geoch (Suprijono, 2012: 2) bahwa belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan.Dari ketiga definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.Menurut Isjoni (2009:14) pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Jhonson dan Rising (Widyanarsi, 2013: 9) menyatakan bahwa matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefenisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi.Pembelajaran sebagai suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung dan mempengaruhi terjadinya proses belajar yang bersifat internal. Aunurrahman (2012 :34)Dari beberapa pendapat oleh para ahli tentang pengertian belajar yang telah dikemukakan maka dapat dipahami bahwa belajar merupakan suatu kegiatan atau aktifitas seseorang melalui proses pendidikan dan latihan, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan pada dirinya baik pengetahuan, tingkah laku, dan keterampilan untuk menuju kearah yang lebih baikDengan demikian, pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara terencanakan pada setiap tahapan yaitu; perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran serta pembelajaran tindak lanjut.

3. Metode pembelajaran Index Card Match Melalui metode pembelajaran index card match, proses penerimaan terhadap mata pelajaran yang diberikan akan lebih berkesan serta siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan oleh seorang guru selama pelajaran berlangsung karena masing-masing siswa memegang tanggungjawab sehingga pusat perhatian siswa berpusat pada materi pelajaran yang diberikan dan mudah dimengerti oleh siswa Menurut Haryanto (WordPres 2011) Strategi pembelajaran aktif index card match (mencari pasangan) adalah suatu strategi pembelajaran yang mengajak siswa, untuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan daya kreatifitas. Strategi ini bisa digunakan sebagai strategi alternatif yang dirasa lebih memahami karakteristik siswa. Karakteristik yang dimaksud disini adalah bahwa siswa menyukai belajar sambil bermain, maksudnya dalam proses belajar mengajar, guru harus bisa membuat siswa merasa tertarik dan senang terhadap materi yang disampaikan sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat dicapai. Berdasarkan pendapat di atas, metode pembelajaran Index Card Match merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerja sama dan dapat meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang dipelajari dengan cara yang menyenangkan. Siswa saling bekerja sama dan saling membantu untuk menyelesaikan pertanyaan dan melemparkan pertanyaan kepada pasangan lain. Kegiatan belajar bersama ini dapat membantu memacu belajar aktif dan kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasama kelompok kecil yang memungkinkan untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi. Dengan demikian metode pembelajaran Index Card Match adalah suatu cara pembelajaran aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran dengan teknik mencari pasangan kartu indeks yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Selanjutnya yang menjadi masalah dalam menerapkan metode Index Card Match adalah belum diketahui mengenai efektivitas metode itu dalam pembelajaran matematika yang ditinjau dari empat indikator, yakni hasil belajar yang dapat dicapai siswa, aktivitas siswa selama metode itu diterapkan, tanggapan siswa terhadap metode tersebut serta keterlaksanaan pembelajaran.

Menurut Suprijono (2009: 120) Metode Index Card Match dikenal juga dengan istilah mencari pasangan kartu cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut: a. Buatlah potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas.b. Bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan dibelajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.d. Pada separu kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.f. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.g. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya.i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.Metode ini cukup menarik untuk diterapkan, selain ada unsur permainan kebersamaan dan membangun keakraban antar siswa. Metode ini dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan guru. Siswa yang belum begitu menguasai materi yang telah diajarkan tentunya akan mengalami kesulitan dalam mencari pasangannya.Kelebihan menggunakan metode Index Card Match yaitu:1. Adanya unsure kebersamaan dan membangun kebersamaan antar siswa2. Dapat meningkatkan minat dan respon siswa terhadap pelajaran yang diajarkan3. Dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan4. Memotivasi guru agar selalu siap dengan soal yang bervariatif Kekurangan menggunakan metode Index Card Match yaitu : 1. Berpotensi menyebabkan kebosanan pada siswa2. Metode ini terkendala dilakukan jika jumlah siswa ganjil di dalam kelas3. Siswa yang belum begitu menguasai materi yang telah diajarkan tentunya akan mengalami kesulitas dalam mencari pasangannya

4. Kerangka PikirDalam pembelajaran matematika, guru mempunyai tujuan yang ingin dicapai berupa hasil belajar matematika. Rendahnya hasil belajar siswa merupakan salah satu permasalahan umum yang terjadi dalam dunia pendidikan. Kaitannya dengan mata pelajaran, bidang studi matematika dianggap sebagai mata pelajaran kurang menarik, sukar dan membosankan sehingga hasil belajar matematika cenderung rendah dari mata pelajaran lain. Kegiatan belajar mengajar dipandang berkualitas jika berlangsung efektif, bermakna dan ditunjang oleh sumber daya yang wajar. Dikatakan berhasil jika siswa menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-tugas belajar yang harus dikuasai dengan sasaran dan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik dan pengajar bertanggung jawab merencanakan dan mengolah kegiatan belajar mengajar sesuai tuntutan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap mata pelajaran. Proses belajar mengajar bukanlah hal yang sederhana, karena siswa tidak sekedar menyerap informasi dari guru, tetapi melibatkan berbagai kegiatan maupun tindakan yang harus dilaksanakan terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik.Strategi pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa menguasai konsep pembelajaran yang diajarkan yaitu dengan menggunakan konsep pembelajaran yang membuat siswa mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri dengan menyenangkan dan bermakna, antara lain adalah melalui penerapan metode pembelajaran Index Card Match. Metode ini berpotensi membuat siswa senang. Unsur permainan yang terkandung dalam metode ini tentunya membuat pembelajaran tidak membosankan karena metode pembelajaran Index Card Match memiliki beberapa kelebihan yaitu:a. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran.b. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.c. Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh siswa.Penggunaan metode pembelajaran index card match di dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan sehingga dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika yang dihadapinya dan nantinya hasil belajar akan meningkat. Aktivitas belajar yang baik dan lancar akan mendorong siswa mempunyai respon yang positif terhadap pembelajaran dan kreativitas yang baik dalam kelompok. Siswa yang mempunyai keaktifan dan respon yang baik dalam belajar diharapkan dapat meningkatkan semangat dan hasil belajarnya. Sehingga disimpulkan bahwa metode pembelajaran index card match efektif jika diterapkan pada pembelajaran matematika siswa kelas X SMK Gowa Raya Kabupaten GowaSkema Kerangka Pikir

Metode pembelajaran Index card Match

Keterlaksanaan PembelajaranRespon siswaAktivitas siswaHasil Belajar

BerhasilPositifPositifMeningkat

Metode pembelajaran Index Card Match efektif

Hipotesis PenelitianBerdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah: Metode Index Card Match efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas X SMK Gowa Raya Kabupaten Gowa. Dengan kriteria efektivitas sebagai berikut:1. Ketuntasan hasil belajar matematika siswa;2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran3. Respon siswa yang positif terhadap pembelajaran.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Jenis PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian eksprimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimental yang melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen, dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas metode Index Card Match dalam pembelajaran matematika siswa kelas X SMK Gowa Raya Kabupaten Gowa.

B. Variabel dan Desain Penelitian1. Variabel PenelitianDalam penelitian ini, variabel yang diteliti yaitu hasil belajar matematika siswa, aktivitas siswa, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode Index Card Match2. Desain penelitianPada penelitian ini menggunakan desain The One Shot Case Study. Desain ini digunakan karena penelitian ini hanya melibatkan satu kelas yaitu kelas eksprimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelas pembanding dan juga tanpa tes awal. Model desainnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Skema Desain PenelitianTreatmentPost-test

XO

(Sumber: Emzir, 2012:97)Keterangan: X = perlakuan (treatment) yang diberikan O = tes atau evaluasiC. Populasi dan Sampel1. PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Gowa Raya Kabupaten Gowa, yang terdiri dari 2 kelas.2. SampelSampel dalam penelitian ini terdiri dari satu kelas eksperimen, yaitu kelas XA dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling. Adapun langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut:a. Dari dua kelas yang ada, diambil satu kelas secara acak untuk dijadikan sampel dengan pertimbangan kelas homogen.b. Dari satu kelas yang terpilih secara acak, terpilihlah kelas XA sebagai kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode Index Card Match

D. Definisi Operasional VariabelVariabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut:1. Pembelajaran Index Card Match atau Mencari Pasangan kartu adalah metode yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu.2. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh setelah mendapatkan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran Index Card Match. Hasil yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar dimana hasil tersebut merupakan gambaran penguasaan pengetahuan dan keterampilan dari siswa yang berwujud angka dari tes hasil belajar yang digunakan sebagai pengukur keberhasilan.3. Aktivitas siswa adalah proses interaksi antara siswa dengan guru dalam lingkungan kelas, baik proses interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa maupun siswa dengan sumber belajar lainnya. Sehingga menghasilkan perubahan akademis, sikap, tingkah laku dan keterampilan yang dapat diamati melalui perhatian siswa, kedisiplinan siswa, keterampilan siswa dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan.4. Respon siswa terhadap pembelajaran adalah tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika setelah metode pembelajaran Index Card Match diterapkan.5. Keterlaksanaan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam melaksanakan serangkaian kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaranE. Prosedur PenelitianAdapun tahap-tahap prosedur pengumpulan data dalam penilitian adalah berikut: 1. Tahap PersiapanMelakukan persiapan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam melaksanakan proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dimaksud meliputi RPP, tes, dan angket. Selain itu membuat lembar observasi untuk melihat kondisi di dalam kelas pada saat pembelajaran.2. Tahap Pelaksanaan. Melaksanakan pembelajaran dengan mengikuti langkah-langkah metode pembelajaran index card match pada kelas eksperimen berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah disiapkan.3. Tahap AnalisisPada tahap ini dilakukan pengukuran untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Gowa Raya Kabupaten Gowa dengan cara memberikan tes hasil belajar. Tes hasil belajar dilaksanakan pada akhir pertemuan.

F. Instrumen PenelitianDalam penelitian ini terdapat tiga instrumen penelitian yaitu sebagai berikut:1. Lembar Observasia. Lembar observasi aktivitas siswaLembar observasi ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Index Card Match diterapkan.b. Lembar observasi kemampuan guru mengelola pembelajaranLembar observasi ini digunakan untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan Metode Index Card Match2. Tes Hasil BelajarTes hasil belajar ini disusun untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa. Tes hasil belajar siswa terdiri dari 5 soal essay. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan soal essay karena dapat mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.3. Angket Respon SiswaMerupakan lembar instrumen yang digunakan untuk mengetahui pendapat siswa selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran dikelas dengan Metode Index Card Match Angket respon siswa disusun oleh peneliti.

G. Teknik Pengumpulan DataAdapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:1. Data tentang hasil belajar siswa di kelas, diperoleh dari tes hasil belajar siswa.2. Data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung di kelas, diperoleh dari lembar observasi .3. Data tentang tanggapan atau respon siswa dalam proses pembelajaran berlangsung di kelas, diperoleh dari angket respon siswa.4. Data tentang aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran di kelas, diperoleh dari lembar observasi kemampuan guru.

H. Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh adalah dengan menggunakan analisis statistika deskriptif dan analisis inferensial.1. Analisis Statistika Deskriptif Sugiyono (2012: 207) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.Analisis statistika deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran umum data yang diperoleh yaitu nilai hasil belajar matematika siswa, aktivitas siswa selama pembelajaran, keterlaksanaan pembelajaran, serta respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Index Card Match. Pengolahan datanya dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi, mencari nilai rata-rata, median, modus, variansi, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan karakteristik variabel penelitian.a. Analisis Data Hasil BelajarHasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan pemahaman materi matematika siswa setelah diterapkan metode Index Card Match Data mengenai hasil belajar matematika siswa digambarkan mengenai nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori skor dari setiap variabel pada penelitian ini yaitu berdasarkan teknik kategori standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Tabel 3.2 Kategorisasi Standar Hasil BelajarNoSkorKategori

1.0 x 59Sangat rendah

2.59 < x 69Rendah

3.69 < x 79Sedang

4.79 < x 89Tinggi

5.89 < x 100Sangat tinggi

(sumber: Arifin, 2014: 30)

Tabel 3.3 Kategorisasi Standar Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMK Gowa Raya Kabupaten Gowa

SkorKategori Ketuntasan Belajar

0 70Tidak tuntas

70 100Tuntas

Disamping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar secara individual. Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah yakni 70. Sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 75% siswa di kelas tersebut telah mencapai skor paling sedikit 70Ketuntasan belajar klasikal =

b. Analisis Data Aktivitas siswa Analisis data aktivitas dilakukan dengan menentukan frekuensi dan persentase frekuensi yang dipergunakan oleh siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Index Card MatchData mengenai aktivitas siswa dianalisis dengan menghitung persentase tiap aktivitas siswa. Rumus :

Keterangan : Aktivitas ke ... Persentase aktivitas siswa Banyaknya siswa yang melakukan n aktivitas jumlah siswa secara keseluruhanIndikator keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini ditunjukkan dengan sekurang-kurangnya 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran

c. Respon SiswaData tentang respon siswa diperoleh dari angket respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Selanjutnya dianalisis dengan mencari persentase jawaban siswa untuk tiap-tiap pertanyaan dalam angket. Respon siswa dianalisis dengan melihat presentase dari respon siswa.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data respon siswa adalah sebagai berikut :1. Menghitung persentase banyak siswa yang memberikan respon positif dengan cara membagi jumlah siswa yang memberikan respon positif dengan jumlah siswa yang memberikan respon kemudian dikalikan 100%.2. Menghitung persentase banyaknya siswa yang memberikan respon negatif dengan cara membagi jumlah siswa yang memberikan respon negatif dengan jumlah siswa yang memberikan respon kemudian dikalikan 100%.Kriteria yang ditetapkan untuk menyatakan bahwa siswa memiliki respon positif terhadap pembelajaran Index Card Match adalah minimal 75% dari mereka memberi respon positif terhadap sejumlah aspek yang ditanyakan.

Data mengenai respon siswa dianalisis dengan menghitung persentase tiap pilihan respon dengan menggunakan rumus : Keterangan : Persentase respon siswa yang menjawab ya dan tidak. Banyaknya siswa yang menjawab ya dan tidak.B Jumlah siswa secara keseluruhan2. Analisis Statistika InferensialAnalisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan uji-t. Namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.a. Uji NormalitasUji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis data secara spesifik. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak.Pengujian normalitas bertujuan untuk melihat apakah data tentang hasil belajar matematika siswa setelah perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.Untuk keperluan pengujian normalitas populasi digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan hipotesis sebagai berikut:H0: Data berasal dari populasi yang berdistribusi normalH1: Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normalKriteria yang digunakan yaitu diterima H0 apabila P , dan H1 ditolak jika P < dimana = 0,05. Apabila P > maka H0 diterima, artinya data hasil belajar matematika setelah perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal.b. Pengujian Hipotesis PenelitianPengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik uji-t berpasangan. Uji hipotesis dibuat dalam situasi ini, yaitu:H0 : 2,80versus H1 : 2,80Kriteria pengambilan keputusan adalah:Ho ditolak jika P-value < dan Ho diterima jika P-value > , dimana = 5%. Jika P-value < berarti hasil belajar matematika

1

20