bab 1-3

13
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dulu setiap orang yang sakit akan berusaha mencari obatnya, mau cara pengobatannya. Dalam pengobatan suatu penyakit tidak selalu mengguna obat, misalnya pijat, dikerok dengan menggunakan mata uang logam, diopera dipotong,dan sebagainya. Tetapi sebagian besar menggunakan obat. Definisi obat ialah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa, pengobat melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau hewan. Obat-obat modern yang begitu efektif dalam penyembuhan dan dapat disamaka dengan pisaubedah yang apabila digunakan oleh ahlibedah akan dapat menghilangkan bagian tubuh yang sakit tapi bila bukan ahli yang menggunak akan membunuh pasien. egitu pula obat bila digunakan tidak menurut atura yang telahditentukan oleh ahlinya!apoteker"dokter# justru akan dapat membunuhnya. Oleh karena itu, dalam menggunakan obat perlu diketahui efek obat tersebut, penyakit apa yang diderita, berapa dosisnya serta kapan da obat itu digunakan. atas jarak sebagai obat dan racun adalah pendek, hal tergantung dari cara dan dosis. $ang mengherankan bahwa aksi dan efek set obat pada badan adalah berbeda. %esimpulannya bila seseorang itu sakit datanglah ke dokter, biar dipe penyakit apa yang diderita. Dan dokter akan memberi resep, yaitu tertulis pada apoteker agar disediakan dan diberikan obat pada penderita wadah obatnya ditulis aturan penggunaannya. Oleh karena itu, pasi membawa resep ke apotek, agar apoteker menyediakan serta turut mengontrol dosis obatnya. 1.2 Rumusan Masalah &# agaimana entuk sediaan Obat' (# agaimana )enggolongan Obat *enurut +ara )enggunaannya' # agaimana )enggolongan Obat *enurut +ara )enamaannya' # )enggolongan lektrolit dan /utrient 1

Upload: maya-sosis

Post on 04-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

arraaa

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSejak dulu setiap orang yang sakit akan berusaha mencari obatnya, maupun cara pengobatannya. Dalam pengobatan suatu penyakit tidak selalu menggunakan obat, misalnya pijat, dikerok dengan menggunakan mata uang logam, dioperaasi, dipotong,dan sebagainya. Tetapi sebagian besar menggunakan obat.Definisi obat ialah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa, pengobatan, melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau hewan. Obat-obat modern yang begitu efektif dalam penyembuhan dan dapat disamakan dengan pisau bedah yang apabila digunakan oleh ahli bedah akan dapat menghilangkan bagian tubuh yang sakit tapi bila bukan ahli yang menggunakan akan membunuh pasien. Begitu pula obat bila digunakan tidak menurut aturan yang telah ditentukan oleh ahlinya (apoteker/dokter) justru akan dapat membunuhnya. Oleh karena itu, dalam menggunakan obat perlu diketahui efek obat tersebut, penyakit apa yang diderita, berapa dosisnya serta kapan dan dimana obat itu digunakan. Batas jarak sebagai obat dan racun adalah pendek, hal ini tergantung dari cara dan dosis. Yang mengherankan bahwa aksi dan efek setiap obat pada badan adalah berbeda.Kesimpulannya bila seseorang itu sakit datanglah ke dokter, biar diperiksa penyakit apa yang diderita. Dan dokter akan memberi resep, yaitu permintaan tertulis pada apoteker agar disediakan dan diberikan obat pada penderita serta wadah obatnya ditulis aturan penggunaannya. Oleh karena itu, pasien harus membawa resep ke apotek, agar apoteker menyediakan serta turut mengontrol dosis obatnya.1.2 Rumusan Masalah1) Bagaimana Bentuk sediaan Obat?2) Bagaimana Penggolongan Obat Menurut Cara Penggunaannya?3) Bagaimana Penggolongan Obat Menurut Cara Penamaannya?4) Penggolongan Elektrolit dan Nutrient

1.3 Tujuan Penulisan 1) Untuk mengetahui bentuk sediaan obat.2) Untuk mengetahui penggolongan obat menurut cara penggunaannya.3) Untuk mengetahui penggolongan obat menurut cara penamaannya.4) Untuk mengetahui penggolongan elektrolit dan nutient

BAB 2TINJAUAN TEORI

2.1 Bentuk Sediaan ObatDalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan. Ketikapun bagi kita yang berpraktek di apotek, maka perlu diperhatikan benar etiket obat yang dibuat. Misalnya tablet dengan kaplet itu berbeda, atau tablet yang harus dikunyah dulu (seperti obat maag golongan antasida), seharusnyalah etiket obat memuat instruksi yang singkat namun benar dan jelas. Jangan sampai pasien menjadi bingung dengan petunjuk etiket obat. Bentuk-bentuk sediaan obat antara lain :1) Pulvis (serbuk)Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian luar.2) PulveresMerupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.Contohnya adalah puyer.3) Tablet (compressi)Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.a. Tablet KempaPaling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung desain cetakan.b. Tablet cetakDibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakanc. Tablet trikurattablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. sudah jarang ditemukand. Tablet hipodermikDibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara oral.e. Tablet sublingualDigunakan dengan meletakan tablet di bawah lidah.f. Tablet bukalDigunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusig. Tablet EffervescentTablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab.Pada etiket tertulis tidak untuk langsung ditelanh. Tablet kunyahCara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.4) Pil (pilulae)Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.5) Kapsul (capsule)Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :a. Menutupi bau dan rasa yang tidak enakb. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar mataharic. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.e. Mudah ditelan6) Kaplet (kapsul tablet)Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul.7) Larutan (solutiones)Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).8) Suspensi (suspensiones)Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. macam suspensi antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),suspensi topikal (penggunaan pada kulit) suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi optalmik,suspensi sirup kering.9) Emulsi (elmusiones)Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.10) GalenikMerupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.11) Ekstrak (extractum)Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisisa nabati atau simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai.kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.12) InfusaMerupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.13) Imunoserum (immunosera)Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular0 dan mengikut kuman/virus/antigen.14) Salep (unguenta)Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.15) SuppositoriaMerupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan adalah :a. Penggunaan lokal - > memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.b. Penggunaan sistematik - > aminofilin dan teofilin untuk asma, klorpromazin untuk anti muntah, kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif, aspirin untuk analgesik antipiretik.16) Obat tetes (guttae)Merupakan sediaan cair berupa larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar. Digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain : guttae (obat dalam), guttae oris (tetes mulut), guttae auriculares (tetes telinga), guttae nasales (tetes hidung), guttae opthalmicae (tetes mata).17) Injeksi (injectiones)Merupakan sediaan steril berupa larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya agar kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.

2.2 Penggolongan Obat Menurut Cara Penggunaannya1) Penggunaan Obat Melalui OralPenggunaan obat melalui oral bertujuan terutama untuk mendapatkan efek sistemik, yaitu obat beredar melalui pembuluh darah ke seluruh tubuh. Penggunaan obat melalui oral adalah yang paling menyenangkan, murah dan paling aman. Kerugiannya beberapa obat akan mengalami pengrusakan oleh cairan lambung atau usus. Pada keadaan pasien muntah-muntah, koma atau dikehendaki onset yang cepat, penggunaan obat melalui rute oral tidak memungkinkan.Bentuk obat padat untuk pemakaian oral adalah :a. Tabletb. Kapsulc. Pil, dand. SerbukBentuk obat cair untuk pemakaian oral adalah :a. Larutanb. Eliksirc. Sirupd. Emulsie. Suspensi oral2) Penggunaan Obat Secara ParenteralArti perenteral adalah suatu rute yang tidak melalui usus. Istilah umum yang lain ialah injeksi atau obat suntik. Injeksi adalah sediaan berupa larutan, emulsi atau suspensi dalam air atau cairan pembawa lain yang cocok, steril dan digunakan secara parenteral yaitu dengan merobek lapisan kulit atau lapisan mukosa.Macam-macam rute penggunaan obat secara parenteral ialah :a. Injeksi intrakutan/intradermal (i.k/i.d)Disuntikan sedikit (0,1-0,2 ml) dalam kulit untuk tujuan diagnosa yaitu menentukan penyakit.b. Injeksi subkutan/ hipodermik (s.k/ h.d) Disuntikan di bawah kulit ke dalam alveola dalam obatnya lambat diabsorpsi jadi intensitasnya efek sistemik dapat diatur.c. Injeksi intramuskuler (i.m)Disuntikan masuk otot daging. Injeksi dapat berupa larutan, suspense atau emulsi. Suspense, emulsi dimaksudkan untuk memperoleh efek yang diperpanjang.d. Injeksi intravena (i.v) Disuntikan langsung ke dalam pembuluh darah. Larutan injeksinya harus benar-benar jernih. Untuk infuse yang merupakan volume cairan yang besar mengandung elektrolit, substansi nutrisi yang esensial diberikan hanya melalui intravena injeksi.e. Injeksi intratekal (i.t)Intraspinal, intradural, disuntikkan kedalam susum tulang belakang (antara 3-4 atau 5-6 lembar vertebrata) yang ada cairan cerebrospinal.f. Injeksi intraperitoneal (i.p)Dsuntikkan langsung ke dalam rongga perut. Jarang dipakai karena bahaya infeksi besar.g. Injeksi peridural (p.d) ekstradural, epiduralDisuntikkan ke dalam epidural, di atas durameter, lapisan penutup otak terluar dan sumsum tulang belakang.h. Intrasisternal (i.s)Disuntikkan ke dalam saluran sumsum tulang belakang dasar otak.i. Intrakardial (i.k.d) langsung ke dalam jantung.

3) Penggunaan Obat Secara InhalasiObat dalam keadaan gas atau uap diabsorpsi sangat cepat melalui hidung, trachea, paru-paru dan selaput lender pada perjalanan pernafasan. Cara lama anestesi ditung pada kain kasa sebagai tutup hidung, uap yang timbul dihisap (inhalasi). Cara modern menggunakan tutup hidung dan dipasang pada mesin (alat).Alat inhalasi :a. Penghisap uap.b. Alat penguap.c. Alat penyemprot.d. Aerosol.e. Botol (botol pijatan)

4) Penggunaan Obat Pada Selaput Lendira. Penggunaan pada selaput lender di mulut digunakan : Permen obat perlahan-lahan larut dalam mulut, digunakan sebagai tablet hisap, contoh Kalmycin lozenges, suatu obat anti infeksi. Modifikasinya ialah trokhis, contoh wybert, dibuat dengan gom sebagai adonan, decetak lalu dikeringkan. Tablet bukal.Cara mamakainya obat dimasukkan diantara pipi dan gusi dalam rongga mulut. Absorpsi obatnya melalui selaput lender mulut masuk peredaran darah. Tablet biasanya berisi hormone steroid. Tablet di bawah lidah.Cara memakainya dimasukkan di bawah lidah. Penyerapan obaatnya sama seperti tablet bukal dan tabletnya biasanya mengandung hormone steroid. Tablet hipodermik.Cara memakainya tablet dilarutkan dalam air untuk injeksi lalu diinjeksikan di bawah kulit.

Tablet implantasiCara memakainya tablet kecil bulat, pipih steril, berisi hormone steroid dimasukkan di dalam kulit badan lalu dibalut (implantasi) atau diplester. Tablet vaginal.Cara memakainya tablet bentuk oval mudah hancur dimasukkan ke dalam vagina.b. Penggunaan pada selaput lender di mata digunakan : Okulenta = salep mata yaitu salep untuk pengobatan mata. Larutan mata yaitu larutan untuk pengobatan mata, dapat sebagai tetes mata atau cuci mata. Suspensi mata yaitu suspense untuk pengobatan mata, sebagai tetes mata.c. Penggunaan pada selaput lender di hidung digunakan :Larutan atau suspensi hidung dapat berupa tetesan (guttae nasals) atau semprotan.d. Penggunaan pada selaput lendir di telinga digunakan tetes telinga dan larutan sebagai tetes telinga.e. Penggunaan obat pada selaput lendir dubur digunakan supositoria berbentuk torpedo, dimasukkan dubur, biasanya mengandung OI. Cacao sebagai basis yang meleleh pada temperature badan, oleh karena itu jangan lama-lama dipegang tangan pada waktu menggunakan, simpan pada tempat sejuk. Efek yang diperoleh adalah local dan sistemik (masuk peredaran darah). Bila basisnya dugunakan PEG tidak meleleh, tapi larut dalam cairan dubur.f. Penggunaan obat pada selaput lendir di saluran kencing digunakan basila, berbentuk batang dimasukkan dalam uretra, biasanya mengandung OI. Cocos dan efek yang diperoleh local. Maka jangan dipegang lama dengan tangan dan simpan dalam tempat sejuk. Biasanya mengandung obat anti septic.g. Penggunaan pada selaput lendir di vagina digunakan ovula, bentuknya oval seperti telur. Efek yang diperoleh adalah local. Sebagai basis adalah OI. Cacao, maka jangan dipegang lama dan simpan ditempat sejuk. Biasanya mengandung obat hormone atau antiseptic.5) Penggunaan Obat Pada Kulit (Topikal)Penggunaan obat pada kulit dimaksudkan untuk memperoleh efek pada atau di dalam kulit. Bentuk obat dapat berupa padat, cair dan semi padat.a. Bentuk obat padat untuk penggunaan topical adalah serbuk yang tujuannya menyerap lembab, mengurangi geseran antar dua lipatan kulit dan sebagai bahan pembawa obat.b. Bentuk obat cair untuk penggunaan topical adalah : Sediaan basah seperti kompres, celupan dan untuk mandi.Contoh obat kompres misalnya Rivanol. Cara yang baik adalah celupan atau mandi bagi penyakit kulit, dapat digunakan larutan Rivanol atau larutan PK (Permanganas Kalicus). Losion, biasanya ada zat yang tidak larut tersuspensi.Digunakan efek menyejukkan. Tidak boleh digunakan pada luka berair, sebab akan terjadi kerak dan bakteri dapat hidup dibawahnya. Linimen, suatu larutan dalam alcohol atau minyak, berbentuk suspense atau emulsi. Digunakan pada kulit untuk pengobatan otot yang sakit lemah. Linimen yang basisnya alcohol digunakan sebagai rube fecient, untuk melancarkan jalan darah, menimbulkan kemerahan.c. Bentuk obat semi padat pada penggunaan topical. Salep adalah sediaan setengah padat untuk dipakai pada kulit. Krim adalah sedian setengah padat yang banyak mengandung air. Pasta adalah suatu salep yang mengandung serbuk yang banyak, seperti amilum dan ZnO. Bersifat pengering. Jeli adalah suatu sediaan semi padat, kental, lekat dan dibuat dari gom yang hidrasi. Digunakan pada kulit atau membrane mukosa untuk efek pelumas atau sebagai bahan pembawa obat.Fungsi jeli : Pembawa obat untuk pengobatan kulit. Pelumas pada kulit. Pelindung terhadap rangsangan pada kulit, bakteri dan allergen.d. Bentuk obat aerosol untuk penggunaan topical ada tiga tipe, Aerosol semprotan pembasah atau permukaan. Aerosol aliran semprotan. Aerosol busa.

2.3 Penggolongan Obat Menurut Cara PenamaannyaCara penamaan obat di Indonesia dapat dibagi menjadi :1) Nama LatinDengan beberapa pengecualian, nama latin ditulis dalam bentuk tunggal dan diperlakukan sebagai kata benda netral deklinasi kedua. Contoh : Barbitalum Natricum.2) Nama GenerikYaitu obat dengan nama resmi yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan INN (Internasional Non-proprietary Names) WHO untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Contoh : Asetaminofen3) Nama DagangObat nama dagang (paten), atau obat spesialite, brand name menggunakan nama dagang tergantung pabrik yang memproduksi, walaupun jenis obatnya sama. Kemasannya dibuat mewah untuk menarik pembeli dan tiap pabrik mempromosikannya dengan nama dagang masing-masing secara gencar melalui berbagai cara. Contoh : Sanmol ( Sanbe Farma )4) Nama KimiaPemberian nama obat berdasarkan stuktur kimia zat berkhasiat yang dikandungnya. Contoh : Ampilisina.

2.4 Penggolongan Elektrolit dan Nutrient1. Elektrolita. DiuretikDiuretik adalah obat yang menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah dieresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukan adanya penambahan volume urin yang di produksi dan yang kedua menunjukan jumlah pengeluaran zat zat terlarut dan air. Fungsi utama diuretik adalah memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstra sel kembali menjadi normal.2. Nutrienta. VitaminVitamin merupakan bahan makanan organik yang dalam jumlah kecil diperlukan untuk pertumbuhan normal dan kesehatan tubuh. Jumlah yang diperlukan sehari-hari demikian kecilnya, sehingga dapat diperkirakan bahwa vitamin bekerja sebagai katalisator. Telah dapat dibuktikan bahwa beberapa vitamin merupakan bahan esensial pada sistem oksidasi karbohidrat, protein dan lemak. Tubuh tidak dapat membuat vitamin akan tetapi harus memilkinya. Terutama organ yang sedang tumbuh sangat rentan akan defisiensi vitamin.Vitamin digolongkan dalam 2 golongan, yaitu: Golongan yang larut dalam air, misal: vitamin B kompleks dan vitamin C Golongan yang larut dalam lemak, misal: vitamin A, D, E dan K.

BAB 3PENUTUP

3.1 SimpulanDalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan. Ketikapun bagi kita yang berpraktek di apotek, maka perlu diperhatikan benar etiket obat yang dibuat.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memahami tentang jenis-jenis obat, cara penggunaan dan cara penamaan obat. Penulis berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk pembuatan makalah kedepannya.

6