bab 1-2

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Keberhasilan program KB tidak terlepas dari kebijakan dan strategi yang diterapkan pada saat itu. Upaya-upaya yang dilakukan secara kuantitatif telah berhasil menurunkan rata-rata jumlah anak seorang wanita dari 5,6 anak pada tahun 2004 menjadi 2,79 anak pada tahun 2006. Menurut World Health Organization (WHO)2010 mengatakan bahwa terdapat 380 juta pasangan menjalankan Keluarga Berencana dan 65-75 juta orang menggunakan kontrasepsi hormonal,kontrasepsi oral, suntik, dan implant.Secara tidak langsung keluarga berencana dapat menyehatkan fisik dan kondisi, sehat ekonomi keluarga dan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak(Baziad Ali,2002)Pengguna kontrasepsi KB di Indonesia yang mengunakan metode suntik sebanyak (58,25%), pil (24,37%), IUD(7,23%), implant (4,16 %) . Metodeoperatif wanita (3,13 %) metode operatif pria 1

Upload: wong

Post on 16-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Kompre

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar belakangKeberhasilan program KB tidak terlepas dari kebijakan dan strategi yang diterapkan pada saat itu. Upaya-upaya yang dilakukan secara kuantitatif telah berhasil menurunkan rata-rata jumlah anak seorang wanita dari 5,6 anak pada tahun 2004 menjadi 2,79 anak pada tahun 2006.Menurut World Health Organization (WHO)2010 mengatakan bahwa terdapat 380 juta pasangan menjalankan Keluarga Berencana dan 65-75 juta orang menggunakan kontrasepsi hormonal,kontrasepsi oral, suntik, dan implant.Secara tidak langsung keluarga berencana dapat menyehatkan fisik dan kondisi, sehat ekonomi keluarga dan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak(Baziad Ali,2002)Pengguna kontrasepsi KB di Indonesia yang mengunakan metode suntik sebanyak (58,25%), pil (24,37%), IUD(7,23%), implant (4,16 %) . Metodeoperatif wanita (3,13 %) metode operatif pria (1,03%), kondom (0,68%),intravaginal tissue (0,11%) dan metode tradisional (1,04%) (BKKBN 2010)Rekor Pelayanan KB Implan secara serentak di 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur sebelumnya sudah dipegang oleh Jawa Timur, yakni pada di tahun 2011 dengan jumlah akseptor 24.262 dan tahun ini berhasil dicapai rekor baru dengan perolehan jumlah 29.306 akseptor. Dengan rekor baru ini, Jawa Timur menjadi provinsi yang paling bayak mengoleksi rekor MURI yang berkaitan dengan bidang KB. Antara lain pelayanan KB Suntik dengan peserta 8.276, pelayanan KB MOP dengan peserta 340 akseptor, permainan KB responsif gender dengan beberan terbanyak yaitu 38 beberan, pelayanan KB MOW dengan peserta terbanyak 3850 akseptor (28 Februari 2012) dan pelayanan KB implant dengan peserta terbanyak 32.098 akseptor (12 Mei 2012).Pada tahun 2011, jumlah pasangan usia subur di wilayah Kota Mojokerto tercatat sebanyak 23.160 orang. Dari jumlah PUS tersebut, cakupan peserta KB baru sebanyak 8,6% dan peserta KB aktif mencapai 77,1%. Capaian peserta KB aktif ini telah memenuhi target SPM Nasional tahun 2011 sebesar 70%. Bila dilihat dari jenis alat kontrasepsi yang dipergunakan, baik peserta KB baru maupun KB aktif sebagian besar memilih KB suntik sebagai alat kontrasepsiSehingga pemakaian KB jenis Implan ini memiliki daya tarik yang cukup tinggi terhadap masyarakat. Selain penggunaannya mudah dan efektivitasnya cukup lama dan bisa bekerja setelah pemasangan namun ada beberapa kendala dalam perawatan bekas luka dari pemasangan Implan yang perlu diperhatikan oleh akseptor KB Implan.Dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal yang lain Implant mempunyai efek samping perubahan berat badan yang lebih banyak terjadi pada penggunanya. Penyebab perubahan berat badan pada pengguna implan masih belum terlalu jelas, kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit bertambah, selain itu progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktifitas fisik (Depkes RI, 1999) kenaikan berat badan terjadi karena hormon progesteron mempengaruhi proses metabolisme lemak dan kolesterol dalam tubuh. Pemakaian kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan proses pembentukan kolesterol dan lemak sehingga menyebabkan peningkatan berat badan pada pengguna implan (Nining, 2009). Kenaikan BB rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg. sedangkan penurunan BB rata rata untuk setiap tahun antara 1,6-1,9 kg (Depkes RI, 1999) Perubahan berat badan yang terjadi bervariasi pada pengguna kontrasepsi implan oleh karena itu penanganannya berbeda yaitu apabila berat badan meningkat 1 sampai 2 kg (merupakan peningkatan berat badan yang normal tidak perlu khawatir, akan tetapi apabila perubahan berat badan 2 kg atau lebih dianjurkan untuk melakukan diet rendah kalori dan olah raga yang proporsional untuk mencegah kenaikan berat badan, jika tidak mengganggu tidak perlu diberi obat apapun, bila cara tersebut tidak menolong dan berat badan 3 bertambah terus pemakaian kontrasepsi implan dihentikan dan diganti dengan alat kontrasepsi lain yang non-hormonal misalnya AKDR. Apabila berat badan menurun 1 sampai 2 kg (jika tidak mengganggu) tidak perlu diberi obat apapun dan pastikan bahwa penurunan berat badan bukan karena penyakit kronis misalnya kanker ganas, TBC dan penyakit yang lain, melakukan diet tinggi protein dan kalori serta olah raga yang teratur, bila cara tersebut tidak menolong dan berat badan menurun terus, pemakaian kontrasepsi implan dihentikan dan diganti cara kontrasepsi lain yang non-hormonal misalnya AKDR (Sarwono, 2003).

1.2. RUMUSAN MASALAHBagaimana pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. U usia40 tahun dengan Akseptor AKBK Implan di Puskesmas Dlanggu

1.3. TUJUAN1.3.1 Tujuan UmumMengetahui Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. U Usia 40 tahun dengan akseptor AKBK Implan di Puskesmas Dlanggu

1.3.2 Tujuan Khusus Dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ny.UUsia 40 tahun dengan Akseptor AKBK Implan di Puskesmas Dlanggu.Diharapkan penelitian mampu melakukan pengkajian (pengumpulan data), biodata dan kronologi pada asuhan neonatal, serta melakukan manajemen SOAP.

1.4. MANFAAT1.4.1. MahasiswaMahasiswa dapat memahami tentang asuhan kebidanan pada Ny. U usia 40 tahun dengan akseptor pemasangan AKBK/ implant1.4.2. InstitusiInstitusi dapat mengetahui sejauh mana mahasiswa Prodi DIII Kebidanan STIKES DIAN HUSADA mampu membuat asuhan kebidanan pada Ny. U usia 40 tahun dengan akseptor pemasangan AKBK/ implant1.4.3. Lahan PraktekPuskesmas dapat meningkatkan asuhan pelayanan yang komprehensif pada Ny. U usia 40 tahun dengan akseptor pemasangan AKBK/ implant

1.5. METODOLOGI PENULISANDi dalam penulisan makalah ini yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan studi kasus 7 langkah varney meliputi langkah-langkah pengumpulan data, identifikasi masalah dan diagnosa, antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.

1.6. TEKNIK PENGUMPULAN DATAa) WawancaraYaitu dengan bertanya langsung kepada klien tentang hal-hal yang berhubungan dengan latar belakang kesehatan klien

b) Observaasi langsungYaitu dengan pengamatan langsung maupun pemeriksaan fisik dengan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusic) Studi DokumenYaitu dengan melihat rekam medisd) Studi Literature Yaitu dengan referensi dan literatur

1.7. SISTEMATIKA PENULISANBAB I: PendahuluanMeliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, manfaat, metode penulisan, teknik pegumpulan data dan sistematika penulisanBAB II: Tinjauan TeoriPada tinjauan teori ini yang dibahas adalah definisi, etiologi, Patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, penatalaksanaan dan Managemen KebidananBAB III: Tinjauan KasusMenguraikan tentang asuhan kebidanan menurut langkah manajemen SOAP.BAB IV: Pembahasan Memuat kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan yaitu pada tinjauan kasus pada Ny U usia 40 tahun dengan akseptor pemasangan AKBK/ implantBAB V : Penutup Meliputi kesimpulan dan saranDaftar Pustaka

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1. DEFINISIKontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.Upaya ini dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen.Penggunaan kontrasepsi merupakan salah variabel yang mempengaruhi fertilitas. (Sarwono Prawirohardjo, 2005:905)Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma.Alat kontrasepsi bawah kulit adalah alat kontrasepsi pembentuk kapsul silatik berisi hormon progesteron (progesteron sintetik) yang ditanamkan dibawah kulit. (Manuaba, 2000)Implan adalah Alat Kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam.(http://prov.bkkbn.go.id)

2.2. KLASIFIKASI IMPLANa) NorplantNorplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4mm, yang diisi dengan 36 levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun. b) Jadena dan IndoplantIndoplant terdiri dari 2 kapsul, mengandung 76 levonogestrel dengan lama kerja 3 tahunc) Implanon Implanon terdiri dari satu batang putih lentur dan panjang kira-kira 40mm, dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-ketodesogestrel (3-keto-DSG) dan lama kerjanyaselama 3 tahun. (Sarwono Prawirohardjo, 2006: MK-53)

2.3. MEKANISME KERJA Konsep mekanisme kerja sebagai progesteron yang dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi, mengentalkan lendir servik dan menghalangi migrasi spermatozoa dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat nidasi. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998:446)

2.4. KEUNTUNGANa) Keuntungan Kontrasepsi1. Daya guna tinggi2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam5. Bebas dari pengaruh estrogen6. Tidak mengganggu kegiatan senggama7. Tidak mengganggu ASI8. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhanb) Keuntungan Non Kontrasepsi1. Mengurangi nyeri haid2. Mengurangi jumlah darah haid3. Mengurangi anemia4. Melindungi terjadinya kanker endometrium5. Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara6. Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul7. Menurunkan angka kejadian endometrosis(Sarwono Prawirohardjo, 2006: MK-54)

2.5. KERUGIANa. Menimbulkan gangguan menstruasi, yaitu tidak mendapat menstruasi dan terjadi perdarahan yang tidak teraturb. Berat badan bertambahc. Menimbulkan akne, ketegangan payudarad. Liang senggama terasa kering(Ida Bagus Gde Manuaba, 1998:446)

2.6. INDIKASIa. Dalam usia reproduksib. Telah memiliki anak ataupun yang belumc. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi danmenghendaki pencegahan kehamilan jangka panjangd. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsie. Pacsa persalinan dan tidak menyusuif. Pasca kegugurang. Tidak menjanjikan anak lagi, tetapi menolak sterilisasih. Riwayat kehamilan ektopiki. Tekanan darah < 180 / 110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah atau anemia bulan sabit (sickle cell)j. Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogenk. Sering lupa minum pil(Sarwono Prawirohardjo, 2006: MK-55)

2.7. KONTRA INDIKASIa. Diduga/ diketahui hamilb. Tromboplebitis/ trombon embolic. Perdarahan bervagina tanpa sebab yang jelasd. Penyakit hati akute. Tumor hati jinak atau ganasf. Diduga Ca Mammae(Arief Mansjoer, 1998: 367)

2.8. WAKTU MULAI MENGGUNAKAN IMPLAN1. Setiap saat selama siklus haid ke 2 ke 72. Bila saat setelah hari ke 7 hendaknya menggunakan barrier 7 hari bila coitussiklus haid 3. Bila tidak hendaknya menggunakan barrier 7 hari bila coitushaid, asal tidak hamil 4. Hendaknya. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembar menggunakan barrier 7 hari bila coitus5. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan nonplant, insersi norplant dapat dilakukan setiap saat, asal saja di yakini tidak hamil.6. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya7. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implant, norplant dapat diinsersikan pada saat haid ke 7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut(Sarwono Prawirohardjo, 2006: MK-57)

2.9. PENATALAKSANAAN IMPLAN1) Penapisan Klien a. Anamnesis :1. Tanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapatkan konseling tentang prosedur pemasangan implan, bila diperlukan berikan penjelasan, sesuai dengan kebutuhannya2. Tanyakan tentang adanya reaksi alergi terhadap obat (anestesi lokal atau jenis antiseptik tertentu)3. Tanyakan apakah klien sedang dalam masa 7 hari dari saat haid terakhirnya4. Singkirkan kemungkinan hamil bila lebih dari hari ketujuhb. Pemeriksaan Fisik :1. Teliti dengan seksama untuk meyakinkan bahwa klien tidak memiliki kondisi kesehatan yang dapat menimbulkan masalah2. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan bila ada indikasi3. Periksa kembali rekam medis dan lakukan penilaian atau pemerriksaan penunjang lanjutan bila ada indikasi2) Pemasangan Implan Dua Kapsula. Persiapan1. Persiapan alat :a. Larutan antiseptikb. Doek sterilc. Lidokain 1%d. Spuit 5cce. Trokar no 10f. Kapsul indoplantg. Kasah. Bisturii. Band aidj. Handscoenk. Perbanl. Larutan clorin 0,5 %2. Persiapan pasien :a. Periksa kembali RM untuk memastikan apakah klien cocok menggunakan Implan dan apakah ada masalah yang harus terus diawasi selama pemasangan implantb. Periksa kembali untuk meyakinkan bahwa klien telah mencuci lengannya sebersih mungkinc. Bantu klien naik ke meja periksad. Letakkan kain yang bersih dan kering dibawah lengan klien dan atur posisi lengan pasien yang benare. Tentukan tempat pemasangan pada bagian lengan kiri atas, 4cm diatas lipatan sikuf. Beri tanda pada tempat pemasangan implang. Pastikan bahwa peralatan steril/ DTT sudah tersediah. Buka peralatan steril dari tempatnyai. Buka kemasan implan dan tempatkan ke dalam kom sterilb. Tindakan Pra Pemasangan1. Petugas cuci tangan2. Pakai handscoen steril/DTT3. Hitung kelengkapan jumlah kapsul yang akan dipasang4. Usap tempat pemasangan implan dengan larutan antiseptik,gerakkan ke arah luar melingkar seluas 8-13cm dan biarkan kering5. Pasang doek steril di lengan pasienc. Pemasangan Kapsul Implan1. Lakukan anestesi lokal pada tempat yang akan di insisi (lidokain 1%) tepat di bawah kulit (intradermal), tunggu 2 menit2. Lakukan insisi dangkal 2cc dengan bisturi3. Masukkan ujung trokar melalui tempat insisi (300 dari permukaan kulit)4. Setelah trokar masuk, ubah sudut trokar menjadi sejajar kulit, kemudian masukkan trokar dan pendorong sampat tanda pembatas5. Keluarkan pendorong, masukkan kapsul yang pertama kedalam trokar, kemudian masukkan pendorong kembali6. Tahan pendorong ditempatnya dengan satu tangan dan tarik trokar sampai kapsulnya berada didalam kulit, jangan sampai trokar keluar dari tempat insisi.7. Lakukan pemasangan kapsul kedua sama seperti kapsul pertama.8. Raba untuk memastikan kedua kapsul jauh dari tempat insisid. Tindakan Pasca Pemasangan1. Tekan pada tempat insisi dengan kasa untuk menghentikan perdarahan2. Dekatkan ujung ujung insisidan tutup dengan band aid (heating hanya jika ada indikasi)3. Beri petunjuk pada klien cara merawat luka4. Rapikan alat, handscoen dan rendam dengan larutan clorin, buang jarum pada tempat yang sesuai5. Cuci tangan6. Catat dalam rekam medis7. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum memperoleh klien pulange. Konseling Pasca Pemasangan Implan1. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping2. Beritahu klien kapan kembali kontrol3. Ingatkan masa pemakaian implan berapa tahun4. Minta klien untuk mengulangi penjelasan dari petugas5. Berikan kesempatan bertanya pada klien6. Anjurkan ibu kembali jika ada keluhan

2.10. MANAGEMENT KEBIDANANNo Register :untuk mengetahui nomor urut, status, dan memudahkan pencarian kartu pasien dalam kunjungan ulang.Pengkajian:untuk mengetahui siapa yang melakukan pengkajian, kapan, dimana, dan kapan mulai masuk sarana kesehatan.I. PENGKAJIANA. DATA SUBJEKTIF1) BiodataNama ibu/suami : untuk mengetahui identitas dan digunakan sebagai sapaan untuk berkomunikasiUmur ibu/suami : untuk mmengetahui apakah usia menjadi factor yang mempengaruhi ibu sebagai akseptor KBAgama: untuk mengetahui kepercayaan yang dianut berkaitan dengan pemberian KIEPendidikan : untuk mengetahui pengetahuan ibu dan suami berkaitan dengan KIE yang akan diberikanPekerjaan: untuk mengetahui aktifitas ibu di tempat kerja berkaitan dengan HE yang diberikanSuku Bangsa: untuk mengetahui adat budaya ibu berkaitan dengan HE yang diberikanAlamat: untuk mengetahui rumah klien, dekat/tidak dengan sarana kesehatan2) Alasan DatangUntuk mengetahui pertama kali ibu datang ke sarana kesehatan3) Keluhan UtamaUntuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu saat pengkajian berkaitan dengan pelaksanaan Pemasangan KB Implant nantinya4) Riwayat Kesehatan Yang LaluUntuk mengetahui apakah ibu pernah menderita penyakit menular, menurun dan menahun5) Riwayat Kesehatan SekarangUntuk mengetahui apakah ibu sedang menderita penyakit menular, menurun dan menahun6) Riwayat Kesehatan KeluargaUntuk mengetahui apakah keluarga dari pihak ibu ataupun ayah ada yang menderita penyakit menular, menurun dan menahun.7) Riwayat HaidUntuk mengetahui siklus haid ibu teratur/tidak, banyaknya darah yang keluar, lamanya haid, disminorhea/tidak, keputihan berbau/tidak, HPHT dan TP kapan8) Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang laluUntuk mengetahui apakah ibu sebelumnya pernah hamil/ bersalin dan adakah resiko/ komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu9) Riwayat Kehamilan SekarangUntuk memastikan bahwa ibu tidak sedang hamil10) Riwayat KBUntuk mengetahui sebelum menggunakan KB Implan, Ibu memakai kontrasepsi jenis apa, lama pemakaian dan keluhan selama pemakaian kontrasepsi11) Pola kebiasaan Sehari-hariUntuk mengetahui pola kebiasaan ibu 12) Data PsikososialUntuk mengetahui keadaan kejiwaan ibu yang berpengaruh terhadap penggunaan KB Implan13) Data Sosial BudayaUntuk mengetahui budaya yang dianut ibu berkaitan dengan HE yang diberikan14) Data SpiritualUntuk mengetahui agama yang dianut ibu dan keluarga serta mengenali hak-hak yang berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan

B. DATA OBJEKTIF1) Pemeriksaan UmumKeadaan Umum: untuk mengetahui keadaan ibu secara keseluruhanKesadaran: untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu composmentis, spoor, somnolen, atau commaTTV: TD: untuk mengetahui tekanan darah ibu Nadi: untuk mengetahui detak jantung ibu per menit RR: untuk mengetahui frekuensi pernafasan ibu per menit Suhu: untuk mengetahui temperatus suhu tubuh ibu TB: untuk mengetahui tinggi badan ibu BB: untuk mengetahui berat badan ibu2) Pemeriksaan Fisika) inspeksiRambut: untuk mengetahui penyebarannya, rontok/tidak, ada benjolan abnormal/tidakWajah: untuk mengetahui pucat/tidak, tampak odema apa tidakMata: untuk mengetahui cowong/tidak, konjungtiva anemi/tidak, sklera ikterus/tidak, pupil isokhor/anisokhorHidung: untuk mengetahui ada pernafasan cuping hidung/tidak, ada sekret/tidakTelinga: untuk mengetahui simetris.tidak, ada serumen /tidakMulut: untuk mengetahui adanya stomatitis/tidak, bagaimana keadaan mukosa bibir, ada caries gigi /tidakLeher: untuk mengetahui, terdapat pembesaran kelenjar tiroid /tidak Payudara: untuk mengetahui simetris/tidak, puting susu menonjol /tidak, terjadi hyperpigmentasi areola mammae /tidakAbdomen: untuk mengetahui ada linea alba /nigra, striae alba /livide, ada luka parut /tidakGenetalia: untuk mengetahui kebersihannya, pengeluarannya, Odema /tidak, ada varises /tidakEktremitas : untuk mengetahui kesimetrisannya, odema /tidak, ada Varises /tidakb) PalpasiKepala: untuk mengetahui ada nyeri tekan/tidakLeher: untuk mengetahui ada pembersaran kelenjar tiroid /tidak, pembendungan vena jugularis dan kelenjar limfePayudara: untuk mengetahui kesimetrisan, ada nyeri tekan/tidak, Abdomen: untuk mengetahui adanya nyeri tekan /tidakEkstremitas: untuk mengetahui odema /tidakc) AuskultasiDada: untuk mengetahui apakah ada bunyi nafas tambahanAbdomen: untuk mengetahui adakah kelainan organ hepar, lien, ginjal, berupa pembengkakan dan nyeri uluh hati.d) PerkusiReflek Patella : untuk mengetahui reflek patella positif atau negatif

II. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSADx: Ny.U usia 40 tahun akseptor pemasangan KB ImplanDs: ibu mengatakan ingin melanjutkan penggunaan KB Implan 3 tahunDo: Keadaan Umum: untuk mengetahui keadaan ibu secara keseluruhanKesadaran: untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu composmentis, spoor, somnolen, atau commaTTV: TD: untuk mengetahui tekanan darah ibu Nadi: untuk mengetahui detak jantung ibu per menit RR: untuk mengetahui frekuensi pernafasan ibu per menitSuhu: untuk mengetahui temperatus suhu tubuh ibu

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERALangkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi ibu.

V. INTERVENSILangkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya.Dx : Ny.U usia 40 tahun akseptor dengan pemasangan KB ImplanTujuan: untuk mengetahui tujuan dilakukannya asuhan kebidananKriteria Hasil: TTV dalam batas normal Keadaan ibu baik Ibu cocok menggunakan KB implanIntervensi :1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluargaR/ menjalin hubungan saling percaya antara tenaga kesehatan, ibu dan keluarga2. Observasi TTVR/ deteksi dini adanya komplikasi3. Lakukan Penapisan klien R/ mencegah kesalahan nakes dalam memberikan pelayanan KB4. Beritahu ibu untuk mencuci tangan sampai lengan atas kiri dengan menggunakan air mengalir dan sabun sampai bersih sebelum pemasangan implanR/ mencegah infeksi5. Lakukan pemasangan Implan dua kapsul sesuai prosedurR/ tidak ada kesalahan dalam pemasangan implan6. Berikan terapi yang tepatR/ mengurangi rasa sakit dan mempercepat proses penyembuhan luka

VI. IMPLEMENTASIPada langkah ini bidan mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara ektif dan aman.Pelaksanaan asuhan ini sebagian dilakukan oleh bidan, sebagian oleh klien sendiri atau oleh petugas kesehatan lainnya.Walau bidan tidak melaksanakan seluruh asuhan sendiri, tetapi dia tetap memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksnaannya (memantau rencananya benar-benar terlaksana).Bila perlu kolaborasi dengan dokter jika adanya komplikasi.Manajemen yeng efisien berhubungan dengan waktu, biaya serta peningkatan mutu asuhan.Kaji ulang apakah semua rencana telah dilaksanakan.

VII. EVALUASILangkah ini merupakan langkah terakhir guna menggetahui apa yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau merencanakan kembali yang belum terencana.S ( Subyek ): Data yang diperoleh dari wawancara secara langsung langkah O ( Obyektif ): Data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksaan.A ( Analisa ): Diagnosa yang terjadi atas S ( Subyektif ) dan O ( Obyektif )P ( Penatalaksanaan ): Perencanaan yang dilakukan sesuai dengan masalah.

17