bab 1 (1)
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan
Nasional. Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan
berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
Indonesia.
Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan berbagai
upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas merupakan
penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan
pada jenjang pertama.
Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang
kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini berdampak
terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi
dunia kesehatan untuk menghadapi hal tersebut.
Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan sehingga
derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan. Diharapkan
dengan penanganan yang tepat maka visi dari Departemen Kesehatan yang
disampaikan Menteri Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Sehat 2025 dapat segera
tercapai.
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam
mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk semua.
Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta menetapkan syarat - syarat yang harus dicapai oleh jajarannya yaitu melalui
2
Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan dalam
Surat Keputusan Gubernur No. 20 tahun 2014.
Puskesmas Kecamatan Koja sebagai salah satu unit pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK. Gubernur
tersebut dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik secara Individu
maupun Kesehatan Masyarakat yang mengacu kepada SPM tersebut. Melalui Visi
dan Misi yang telah dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Koja diharapkan
pencapaian tersebut dapat dilakukan secara optimal.
1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Koja
1.1.1.1. Keadaan Geografis dan Demografi Kecamatan Koja
Kecamatan Koja Jakarta Utara memiliki luas 1.224,62 Ha, yang terbagi
dalam 6 Kelurahan, 82 RW, 905 RT dengan total jumlah penduduk 323.925 jiwa,
dan dengan kepadatan penduduk 27.090 jiwa/km2. Batasan wilayah Kecamatan
Koja adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara: Laut Jawa / Kecamatan Cilincing dan Kabupaten
Administrasi Pulau Seribu.
b. Sebelah Selatan: Kali Betik / Kecamatan Kelapa Gading.
c. Sebelah Barat: Jl. Sulawesi/Jl. Yos Sudarso / Kecamatan Tanjung
Priok.
d. Sebelah Timur: Jl. Kramat Jaya / Kali Cakung Lama, Kecamatan
Cilincing.
3
Rincian luas wilayah RT, RW dan kepadatan penduduk perkelurahan di
Kecamatan Koja tampak pada tabel berikut ini :
Tabel 1.1 : Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, RW dan RT di wilayah
Puskesmas Kecamatan Koja tahun 2016.
No Kelurahan LuasWilayah
RW RTJumlah
Penduduk (Jiwa)
1 Koja 327,50 13 146 35.499
2 Lagoa 157,99 18 222 71.298
3 Tugu Utara 236,65 19 214 81.736
4 Tugu Selatan 268,00 7 95 43.831
5 Rawa Badak Utara 133,38 14 119 41.833
6 Rawa Badak Selatan 101,10 11 109 49.728
JUMLAH 1.224,62 82 905 323.925
(sumber: Data Laporan Kependudukan Kelurahan Se-kecamatan Koja Kota Administrasi
Jakarta Utara Januari 2016
1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas
1.1.2.1. Definisi Puskesmas
Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu
wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan
kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.
4
Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi
pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan
mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi: kewenangan
merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan
menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta
kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas.
Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada tiap puskesmas sesuai
kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun
puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan
nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan
nasional secara komprehensif.Tidak terbatas pada aspek kuratif dan rehabilitatif
saja seperti di Rumah Sakit.
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh
masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka
banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya
perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi “Paradigma Sehat”. Dengan
paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar
dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan
rehabilitatif, menjadi lebih fokus padaupaya preventif dan kuratif tanpa
mengabaikan kuratif-rehabilitatif.
2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).
3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah,
berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.
4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for
service menjadi pembayaran secara pra-upaya.
5
5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtifmenjadi
investasi.
6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akan
bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai “mitra” pemerintah
(partnership).
7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization), menjadi
otonomi daerah (decentralization).
8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan
era desentralisasi.
1.1.2.2. Tujuan Pembangunan Kesehatan Oleh Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan Nasional yakni
meningkatkan kesehatan, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2025.
1.1.2.3. Fungsi Puskesmas
Fungsi dari Puskesmas antara lain :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Disamping itu Puskesmas juga aktif memantau dan melaporkan
dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di
wilayah kerjanya.
6
2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya supaya perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran,
kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup
sehat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
puskesmas, meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan.
Pelayanan ini bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utamanya
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Pelayanan ini bersifat publik (public goods)yang bertujuan memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan kesehatan.
1.1.2.4. Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan.Faktor kepada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan
keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah
kerja puskesmas.Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Walikota/Bupati,
dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Sasaran
penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000
penduduk.Untuk jangkauan yang lebih luas, dibantu oleh Puskesmas Pembantu dan
Puskesmas Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk
150.000 jiwa atau lebih, merupakan ”Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai
pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.
7
1.1.2.5. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh dan Terpadu
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :
1. Promotif (peningkatan kesehatan).
2. Preventif (upaya pencegahan).
3. Kuratif (pengobatan).
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan
jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.
Pelayanan kesehatan pada puskesmas juga bersifat terpadu, yaitu adanya
berbagai jenis kegiatan pokok puskesmas yang dilaksanakan bersama berdasarkan
atas team work (kerja tim) dan team approach (pendekatan tim) di bawah satu
koordinasi dan satu pimpinan.
1.1.2.6. Peran Puskesmas
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang
vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial
dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan
daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang
tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
1.1.2.7. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
8
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
1. Promosi kesehatan masyarakat.
2. Kesehatan lingkungan.
3. KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak).
4. KB (Keluarga Berencana).
5. Perbaikan gizi masyarakat.
6. P2M (Pengendalian Penyakit Menular).
7. Pengobatan dasar.
Tabel 1.2 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas
No Upaya Kesehatan
Wajib
Kegiatan Indikator
1 Promosi Kesehatan Penyuluhan di dalam
dan luar Gedung,
PHBS
Tatanan sehat
Perbaikan perilaku
sehat
2 Kesehatan Lingkungan Penyehatan
pemukiman
Cakupan air bersih
Cakupan jamban
keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah sehat
3 Kesejahteraan ibu dan
anak
ANC Cakupan K1, K4
Pertolongan
persalinan
Cakupan linakes
MTBS Cakupan MTBS
Imunisasi Cakupan imunisasi
4 Keluarga Berencana Pelayanan KB Cakupan MKET
5 Pemberantasan
penyakit menular
Diare Cakupan kasus diare
ISPA Cakupan kasus ISPA
Malaria Cakupan kasus malaria
9
Cakupan kelambunisasi
Tuberkulosis Cakupan penemuan
kasus
Angka penyembuhan
6 Gizi Distribusi vit A / Fe /
cap yodium
Cakupan vit A / Fe /
cap yodium
PSG % gizi kurang / buruk
7 Pengobatan dasar Medik dasar Cakupan pelayanan
USG Jumlah kasus yang
ditangani
Laboratorium
sederhana
Jumlah pemeriksaan
1.1.2.8. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, yaitu:
1. Upaya Kesehatan Sekolah.
2. Upaya Kesehatan Olahraga.
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
4. Upaya Kesehatan Kerja.
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
6. Upaya Kesehatan Jiwa.
7. Upaya Kesehatan Mata.
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi
yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan
kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka
mempercepat tercapainya visi puskesmas.
10
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari
Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya
kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target
cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota.Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas
dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas
kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya.
Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
Puskesmas Kecamatan Koja adalah sebagai berikut:
1. Upaya Kesehatan Dasar
a. Upaya Promosi Kesehatan.
b. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak.
c. Upaya Keluarga Berencana.
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
e. Upaya Kesehatan Lingkungan.
f. Upaya Pengendalian Penyakit Menular.
g. Upaya Pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Upaya Kesehatan Sekolah.
11
b. Upaya Kesehatan Olah Raga.
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
d. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
f. Upaya Kesehatan Jiwa.
g. Upaya Kesehatan Mata.
1.1.2.9. Azas Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.Azas
penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar
pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan
wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.
Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah:
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata
dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
12
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas.Untuk ini,
berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan
Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan
oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat, antara lain:
1. KIA: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB).
2. Pengobatan: Posyandu, Pos Obat Desa (POD).
3. Perbaikan Gizi: Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).
4. Kesehatan Lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL).
5. UKS: Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren
(Poskestren).
6. Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, Panti Wreda.
7. Kesehatan Kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK).
8. Kesehatan Jiwa: Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).
9. Pembinaan Pengobatan Tradisional: Tanaman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan
secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program
antara lain:
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
13
2) UKS: keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan
kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,
promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa,
dan promosi kesehatan.
b. Keterpaduan Lintas Sektor
Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektoral
antara lain :
1) UKS: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
pendidikan & agama.
2) Promosi Kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.
3) KIA: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.
4) Perbaikan Gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia
usaha dan organisasi kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,
lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.
14
4. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung
dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk
membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut
dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap
program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,
baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke
strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam
arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan
upaya kesehatan perorangan dibedakan atas:
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan
medis (contoh: operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang
lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan
atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.
15
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat
audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan
pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar
biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan
kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan
dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan
atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas
kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan
apabila puskesmas tidak mampu.
Gambar 1.1 Sistem Rujukan Puskesmas
Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan
evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak.
Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas:
16
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai
dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan
bagi institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui
Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa diukur
yaitu:
a. Tatanan sekolah.
b. Tatanan tempat kerja.
c. Tatanan tempat-tempat umum.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
Segala upaya fasilitasi yang bersifat non-instruktif guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan & melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas
sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat. Fungsi ini dapat diukur
dengan beberapa indikator :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan.
c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM
(Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun
Puskesmas).
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS
(Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas
program puskesmas.IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan
upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.
17
1.1.3. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kecamatan Koja yang berlokasi di Jln. Jl. Kramat Jaya Gg 8 RT
001/018 Kelurahan Tugu Utara adalah Puskesmas tingkat Kecamatan di wilayah
Kecamatan Koja yang membawahi 7 Puskesmas Kelurahan yang berada di wilayah
Kecamatan Koja dan memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di
wilayah Kecamatan Koja.
Nama dan alamat Puskesmas-Puskesmas di wilayah Kecamatan Koja terdapat
pada tabel berikut ini :
Tabel 1.3 : Nama dan alamat Puskesmas Kelurahan se-Kecamatan Koja.
No Nama Puskesmas Alamat No. Telp
1 Puskesmas Kelurahan
Koja
Jl. Deli Gg 28 No. 2 021-43908462
2 Puskesmas Kelurahan
Tugu Utara
Jl. Kramat Jaya Gg 8
RT 001/018
021-4403913
3 Puskesmas Kelurahan
Tugu Selatan
Jl. Bendungan Melayu
Selatan RT 001/05
021-43908519
4 Puskesmas Kelurahan
Rawa Badak Utara I
Jl. Rawa Badak Barat
No. 37
021-43933827
5 Puskesmas Kelurahan
Rawa Badak Utara II
Jl. Rawabinangun I 021-43908520
6 Puskesmas Kelurahan
Rawa Badak Selatan
Plumpang B Jl. K II
No. 7 RT.009/005
021-43936751
7 Puskesmas Kelurahan
Lagoa
Jl. Menteng No. I 021-4302114
Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Koja pada tahun 2016 memiliki 1
Subbagian Tata Usaha dan 2 Koordinator yang berperan dalam pelaksanaan
pelayanan kepada pelanggan internal dan pelanggan eksternal sesuai Pergub No. 334
tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas.
18
1. Koordinator Penunjang dan Kesmas.
Penunjang dan Kesmas yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Koja
meliputi kegiatan :
a. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Penyakit Menular
(PM)
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Penyakit Tidak
Menular (PTM)
c. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Penyehatan
Lingkungan dan Kesehatan Kerja
d. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Gizi Komunitas &
Peningkatan Peran Serta Masyarakat (PPSM)
e. Promosi Kesehatan (Promkes)
f. Pelayanan Laboratorium
g. Pelayanan Gizi
h. Pelayanan Farmasi
2. Koordinator Yankes.
Pelayanan kesehatan dalam gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas
Kecamatan Koja meliputi :
a. Pelayanan Kesehatan Dasar
1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. Poli MTBS
4. Layanan 24 Jam
b. Pelayanan Kesehatan Penunjang Medik
1. Laboratorium
2. USG (Ultra Sono Grafi)
3. ECG (Electro Cardio Gram)
4. Ambulance
5. Klinik Gizi
19
6. Apotek / Depo Obat
c. Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana dan Kesehatan Ibu dan Anak
1. Klinik KI dan KA
2. Klinik KB
3. Klinik Imunisasi
d. Pelayanan Kesehatan Rumah Bersalin (RB)
e. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap (Ranap)
f. Pelayanan Kesehatan Lain – Lain
1. Pelayanan Kesehatan bagi keluarga miskin (Gakin)
2. Klinik Jiwa dan Napza
3. Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM)
g. Pelayanan Kesehatan Gadar Bencana
1. Gadar Banjir
2. Gadar Kebakaran dan Bencana Lain
3. Gadar Hari Besar
1.1.3.1. Visi Puskesmas Kecamatan Koja
Terwujudnya puskesmas kecamatan koja yang memberikan pelayanan prima,
berorientasi pada kepuasan pelanggan menuju masyarakat sehat dan mandiri
1.1.3.2. Misi Puskesmas Kecamatan Koja
a. Memberikan Pelayanan Kesehatan Prima dan Merata.
b. Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kesehatan
Medis dan Non Medis Puskesmas.
20
c. Menggalang Kemitraan Pelayanan Kesehatan di
Wilayah Kerja Puskesmas.
d. Mengembangkan Upaya Kemandirian Masyarakat
Dalam Bidang Kesehatan.
1.1.3.3. Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Koja,
tenaga kesehatan yang melaksanakan tugas pelayanan tersebut merupakan faktor
utama yang memegang peranan, karena itu tenaga kesehatan di Puskesmas
Kecamatan Koja dituntut memiliki kemampuan dan keahlian yang Profesional.
Berikut adalah komposisi tenaga kesehatan tahun 2016 yang ada di Puskesmas
Kecamatan Koja dan di Puskesmas Kelurahan, yaitu :
Tabel 1.4 : Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Se-Kecamatan Koja tahun 2014.
No Jenis Tenaga Kesehatan
JumlahPNS NON PNS
1 Pasca Sarjana 2 Orang -2 Sarjana Kesehatan
Dokter UmumDokter GigiSKMApotekerKeperawatan
12 Orang7 Orang3 Orang2 Orang2 Orang
5 Orang1 Orang
---
3 Sarjana UmumEkonomi/Hukum/Adm - 3 Orang
4 ParamedisBidan D3 Bidan (Non Akbid)Perawat D3 Perawat (SPK) Perawat Gigi Analis Radiografer Farmasi (D3) Sanitarian (D3) Sanitarian (SPPH) Sarjana Gizi (S1) Gizi (D3) Gizi (D1)
18 Orang
-
14 Orang9 Orang2 Orang3 Orang1 Orang
-2 Orang
--
1 Orang
15 Orang-
2 Orang--
1 Orang1 Orang3 Orang
--
1 Orang--
7 Orang
21
SAA Tekniker Gigi Fisioterapis (D 3)
1 Orang1 Orang1 Orang
-
-1 Orang
5 Akademi Komputer (D3)
- 7 Orang
6 Akademi Rekam Medik (D3)
- 1 Orang
7 Informatika (D1) - -8 SLTA 6 Orang 11 Orang9 Lain-lain (Tenaga
Keamanan, Juru Masak RB, Juru Cuci RB, Sopir
- 6 Orang
Total 87 Orang 65 Orang
1.2 Program Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program
pemerintah dalam rangka menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Program KB di Indonesia tidak lagi hanya terfokus pada pengaturan kelahiran
dalam rangka pengendalian penduduk dan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak,
berkembangnya isu HAM, termasuk hak-hak reproduksi dan hak-hak perempuan
(kesejahteraan gender) mendorong program KB untuk memberikan penekanan
yang sama pada program kesehatan reproduksi serta peningkatan partisipasi pria.
Pemakaian kontrasepsi mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pengendalian
kelahiran dan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi.
Tujuan
Tujuan Keluarga Berencana secara umum adalah menurunkan angka
kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan
berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan
Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia subur yang
menjadi sasaran program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur yang
dilaksanakan sekali setiap tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh PLKB
22
(Petugas Lapangan Keluarga Berencana) di masing-masing kelurahan atau dari
BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional).
Sasaran program Keluarga Berencana mempunyai tiga sasaran diantaranya :
1. Sasaran primer
Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya
pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan,
maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah
kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu
dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya
promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat (empowerment).
2. Sasaran sekunder
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya.
Disebut sasaran sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada
kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan
pendidikan kesehatan pada masyarakat disekitarnya. Disamping itu dengan
perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang
diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan
perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang
ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan
sosial (social support).
3. Sasaran tersier
Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik ditingkat pusat,
maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan dengan kebijakan-
kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai
dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga
23
kepada masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang
ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi.
Program dan Upaya KB
Program dan Upaya KB Nasional antara lain :
1. Pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dan konseling calon
pengantin
2. Konseling dan pelayanan KB pada WUS/PUS
3. Promosi KB pasca persalinan
4. Pelayanan KB pasca persalinan
5. Penerangan dan motivasi
6. Pelembagaan program
7. Pendidikan KB
8. Pendidikan dan pelatihan tenaga program
9. Pelayanan KB
10. Pencapaian peserta KB Baru
11. Pencapaian peserta KB Aktif
12. Prasarana dan Sarana
13. Pelaporan dan Penelitian
Program dan upaya KB nasional tersebut hampir semua terlaksana di
Puskesmas Kecamatan Koja, namun untuk program pendidikan kesehatan
reproduksi pada remaja dan konseling calon pengantin belum terlaksana dengan
baik pada puskesmas kecamatan Koja dikarenakan :
1. Kurangnya tenaga kesehatan untuk melaksanakan program
2. Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi pada remaja
3. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya konseling pra nikah
Ruang Lingkup
24
Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat
(pada saat kunjungan, posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma
dan sebagainya). Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk
PUS.
Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, meliputi :
1. IUD
2. Pil KB
3. Implant (susuk KB)
4. Suntik
5. Kondom
Untuk peserta KB yang ingin menggunakan metode MOW, Puskesmas
Kecamatan Koja tetap membantu melayani, namun untuk pelaksanaannya peserta
KB tersebut dirujuk ke RS setempat. Kegiatan program KB di Puskesmas
Kecamatan Koja adalah mengadakan penyuluhan KB, menyediakan alat-alat
kontrasepsi dan memberikan pelayanan KB pada usia subur serta mengadakan
pelayanan KB keliling. Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif.
KB baru adalah akseptor yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi
belum tentu berdomisili di Kecamatan Koja. Sedangkan KB aktif adalah akseptor
yang mengikuti KB terus-menerus yang berdomisili di Kecamatan Koja.
Tabel 1.5 Indikator dan Target Pencapaian Program KB Puskesmas Kecamatan Koja
Program Indikator Target 12 Bulan
(%)
Target 2 Bulan
(%)
KB Cakupan Peserta KB Aktif 86,4% 65,11%
Peserta KB Aktif Menurut
Metode Kontrasepsi :
a. 13,05% 9,6%
b. MOW 1,89% 1,45%
25
c. MOP 3,47% 3,03%
d. Implant 10,27% 5,77%
e. Suntik 35,14% 21,26%
f. Kondom 5,87% 2,77%
g. Pil 30,03% 15,98%
Tabel 1.6 Cakupan Peserta KB Aktif Puskesmas Kecamatan Koja
Januari- Februari 2016
No. DESA Jumlah PUS
PESERTA KB AKTIF
CAKUPAN PESERTA KB AKTIF%
TARGET 2 BULAN(%)
1 KOJA 8075 4495 55,67% 65,11%
2 RAWA BADAK UTARA 9336 5309 56,87% 65,11%
3 RAWA BADAK SELATAN 9204 5475 59,49% 65,11%
4 LAGOA 14226 8433 59,28% 65,11%
5 TUGU UTARA 14423 8473 58,75% 65,11%
6 TUGU SELATAN 6817 4118 60,41% 65,11%
JUMLAH 62081 40421 58,41% 65,11%
Tabel 1.7 Cakupan Peserta KB Aktif dengan IUD di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja
Periode Januari - Februari 2016
No. DESAJUMLAH PESERTA KB AKTIF
IUDTARGET 2 BULAN(%)
CAKUPAN PESERTA KB AKTIF DENGAN IUD(%)
1 KOJA 4495 388 9,6 8,63
2 RAWA BADAK UTARA 5309 457 9,6 8,60
3 RAWA BADAK SELATAN 5475 346 9,6 6,31
26
4 LAGOA 8433 561 9,6 6,65
5 TUGU UTARA 8473 472 9,6 5,61
6 TUGU SELATAN 4118 155 9,6 3,76
JUMLAH 40421 2621 9,6 6,48
Tabel 1.8 Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOW di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja
Periode Januari - Februari 2016
No. DESAJUMLAH PESERTA KB AKTIF
MOW
TARGET 2 BULAN(%)
CAKUPAN PESERTA KB AKTIF DENGAN MOW(%)
1 KOJA 4495 5 1,45 0,11
2 RAWA BADAK UTARA 5309 17 1,45 0,32
3 RAWA BADAK SELATAN 5475 7 1,45 0,13
4 LAGOA 8433 4 1,45 0,05
5 TUGU UTARA 8473 6 1,45 0,07
6 TUGU SELATAN 4118 4 1,45 0,09
JUMLAH 40421 43 1,45 0,11
Tabel 1.9 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implant di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Koja Periode Januari - Februari 2016
No. DESAJUMLAH PESERTA KB AKTIF
IMPLANTTARGET 2 BULAN(%)
CAKUPAN PESERTA KB AKTIF DENGAN IMPLANT(%)
1 KOJA 4495 573 5,77 12,75
27
2 RAWA BADAK UTARA 5309 446 5,77 8,15
3 RAWA BADAK SELATAN 5475 224 5,77 4,09
4 LAGOA 8433 264 5,77 3,13
5 TUGU UTARA 8473 690 5,77 8,14
6 TUGU SELATAN 4118 274 5,77 6,65
JUMLAH 40421 2.471 5,77 6,11
Tabel 1.10 Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB Suntik di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Koja Periode Januari - Februari 2016
No. DESA
JUMLAH PESERTA KB
AKTIF
KB SUNTI
K
TARGET 2
BULAN(%)
CAKUPAN PESERTA KB
AKTIF DENGAN KB SUNTIK
(%)
1 KOJA 4495 1578 21,26 35,1
2 RAWA BADAK UTARA 5309 2329 21,26 43,87
3 RAWA BADAK SELATAN
5475 3741 21,26 68,33
4 LAGOA 8433 6197 21,26 73,49
5 TUGU UTARA 8473 6661 21,26 78,61
6 TUGU SELATAN 4118 2745 21,26 66,65
JUMLAH 40421 23,251 21,26 57,52
Tabel 1.11 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Kondom di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Koja Periode Januari - Februari 2016
No. DESAJUMLAH PESERTA KB AKTIF
KONDOMTARGET 2 BULAN
(%)
CAKUPAN PESERTA KB
AKTIF DENGAN KONDOM
(%)
1 KOJA 4495 323 2,77 7,19
2 RAWA BADAK UTARA 5309 348 2,77 6,55
28
3 RAWA BADAK SELATAN 5475 744 2,77 13,59
4 LAGOA 8433 494 2,77 5,85
5 TUGU UTARA 8473 261 2,77 3,08
6 TUGU SELATAN 4118 669 2,77 16,24
JUMLAH 40421 2.839 2,77 7,02
Tabel 1.12 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Pil di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja
Periode Januari - Februari 2016
No. DESAJUMLAH
PESERTA KB AKTIF
PILTARGET 2
BULAN(%)
CAKUPAN PESERTA KB
AKTIF DENGAN PIL(%)
1 KOJA 4495 853 15,98 18,97
2 RAWA BADAK UTARA 2 5309 1061 15,98 19,98
3 RAWA BADAK SELATAN 5475 1259 15,98 22,9
4 LAGOA 8433 1137 15,98 13,48
5 TUGU UTARA 8473 383 15,98 4,52
6 TUGU SELATAN 4118 271 15,98 6,58
JUMLAH 40421 4964 15,98 12,28
1.3. Identifikasi Masalah
Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di
Puskesmas Kecamatan Koja periode Februari 2016, terdapat satu program yang dipilih
dalam identifikasi masalah, yaitu Program Keluarga Berencana. Program ini dipilih
karena merupakan salah satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas
dalam hal ini berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas adalah
PLKB yang berada di Kecamatan dan tingkat Suku Dinas.
Sasaran program Keluarga Berencana adalah kelompok-kelompok
masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Koja dan secara khusus adalah
29
kelompok-kelompok pasangan usia subur. Program ini dilaksanakan secara terpadu
bersamaan dengan program wajib dan pengembangan lainnya termasuk di dalamnya
tokoh masyarakat, masyarakat umum, dan masyarakat sekolah dengan kegiatan
pencapaian program dan target sebagai berikut:
1. Cakupan peserta KB aktif di Puskesmas Kecamatan Koja pada periode Januari –
Februari 2016 adalah sebesar 58,41%.
2. Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di Puskesmas Kecamatan Koja pada
periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 6,48%.
3. Cakupan peserta KB aktif dengan MOW di Puskesmas Kecamatan Koja pada
periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 0,11%.
4. Cakupan peserta KB aktif dengan Implant di Puskesmas Kecamatan Koja pada
periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 6,11%.
5. Cakupan peserta KB aktif dengan KB Suntik di Puskesmas Kecamatan Koja
pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 57,52%.
6. Cakupan peserta KB aktif dengan Kondom di Puskesmas Kecamatan Koja pada
periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 7,02%.
7. Cakupan peserta KB aktif dengan Pil di Puskesmas Kecamatan Koja pada
periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 12,28%.
1.4. Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib puskesmas di
Kecamatan Koja maka dipilih satu program yang menjadi masalah, dengan cara
menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan
30
(expected) dengan apa yang telah terjadi (observed). Selanjutnya dilakukan perumusan
masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat
diselesaikan. Rumusan masalah dari Program KB di puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Cakupan peserta KB aktif di Puskesmas Kecamatan Koja pada periode
Januari – Februari 2016 adalah sebesar 58,41% berada di bawah target yaitu
65,11%.
2. Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di Puskesmas Kecamatan Koja
pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 6,48% berada di bawah
target yaitu 9,6%.
3. Cakupan peserta KB aktif dengan MOW di Puskesmas Kecamatan Koja
pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 0,11% berada di bawah
target yaitu 1,45%.
4. Cakupan peserta KB aktif dengan Implant di Puskesmas Kecamatan
Koja pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 6,11% berada di atas
target yaitu 5,77%.
5. Cakupan peserta KB aktif dengan KB Suntik di Puskesmas Kecamatan
Koja pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 57,52% berada di
atas target yaitu 21,26%.
6. Cakupan peserta KB aktif dengan Kondom di Puskesmas Kecamatan
Koja pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 7,02% berada di atas
target yaitu 2,77%.
7. Cakupan peserta KB aktif dengan Pil di Puskesmas Kecamatan Koja
31
pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 12,28% berada di bawah
target yaitu 15,98%.
2