bab 1 (1)

45
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional. Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan berbagai upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan pada jenjang pertama. Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini berdampak terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi dunia kesehatan untuk menghadapi hal tersebut.

Upload: rio-mandala

Post on 10-Jul-2016

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 (1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dari Pembangunan

Nasional. Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan Pembangunan Kesehatan

berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia

Indonesia.

Untuk mencapai pembangunan di bidang kesehatan diselenggarakan berbagai

upaya secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Dan Puskesmas merupakan

penanggung jawab penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan perorangan

pada jenjang pertama.

Dalam era Globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik di bidang

kesehatan maupun di bidang teknologi. Perubahan-perubahan ini berdampak

terhadap perkembangan kesehatan di Indonesia. Hal ini merupakan tantangan bagi

dunia kesehatan untuk menghadapi hal tersebut.

Upaya-upaya kesehatan yang ada baik preventif, promotif, kuratif dan

rehabilitatif sebagai dasar dari sistem kesehatan harus terus dikembangkan sehingga

derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik dapat lebih ditingkatkan. Diharapkan

dengan penanganan yang tepat maka visi dari Departemen Kesehatan yang

disampaikan Menteri Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Sehat 2025 dapat segera

tercapai.

Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta juga tidak ketinggalan dalam

mencanangkan visi daerah di bidang kesehatan yaitu Jakarta Sehat untuk semua.

Untuk mencapai visi tersebut Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta menetapkan syarat - syarat yang harus dicapai oleh jajarannya yaitu melalui

Page 2: BAB 1 (1)

2

Standard Pelayanan Minimal (SPM) DKI Jakarta yang telah dibuat acuan dalam

Surat Keputusan Gubernur No. 20 tahun 2014.

Puskesmas Kecamatan Koja sebagai salah satu unit pelaksana Teknis Dinas

Kesehatan DKI Jakarta memiliki kewajiban untuk melaksanakan SK. Gubernur

tersebut dengan menerapkan pola-pola pelayanan kesehatan baik secara Individu

maupun Kesehatan Masyarakat yang mengacu kepada SPM tersebut. Melalui Visi

dan Misi yang telah dicanangkan oleh Puskesmas Kecamatan Koja diharapkan

pencapaian tersebut dapat dilakukan secara optimal.

1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Koja

1.1.1.1. Keadaan Geografis dan Demografi Kecamatan Koja

Kecamatan Koja Jakarta Utara memiliki luas 1.224,62 Ha, yang terbagi

dalam 6 Kelurahan, 82 RW, 905 RT dengan total jumlah penduduk 323.925 jiwa,

dan dengan kepadatan penduduk 27.090 jiwa/km2. Batasan wilayah Kecamatan

Koja adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara: Laut Jawa / Kecamatan Cilincing dan Kabupaten

Administrasi Pulau Seribu.

b. Sebelah Selatan: Kali Betik / Kecamatan Kelapa Gading.

c. Sebelah Barat: Jl. Sulawesi/Jl. Yos Sudarso / Kecamatan Tanjung

Priok.

d. Sebelah Timur: Jl. Kramat Jaya / Kali Cakung Lama, Kecamatan

Cilincing.

Page 3: BAB 1 (1)

3

Rincian luas wilayah RT, RW dan kepadatan penduduk perkelurahan di

Kecamatan Koja tampak pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1 : Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, RW dan RT di wilayah

Puskesmas Kecamatan Koja tahun 2016.

No Kelurahan LuasWilayah

RW RTJumlah

Penduduk (Jiwa)

1 Koja 327,50 13 146 35.499

2 Lagoa 157,99 18 222 71.298

3 Tugu Utara 236,65 19 214 81.736

4 Tugu Selatan 268,00 7 95 43.831

5 Rawa Badak Utara 133,38 14 119 41.833

6 Rawa Badak Selatan 101,10 11 109 49.728

JUMLAH 1.224,62 82 905 323.925

(sumber: Data Laporan Kependudukan Kelurahan Se-kecamatan Koja Kota Administrasi

Jakarta Utara Januari 2016

1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas

1.1.2.1. Definisi Puskesmas

Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.

Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai

pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu

wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan

kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.

Page 4: BAB 1 (1)

4

Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas dituntut untuk

mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi

pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan

mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi: kewenangan

merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan

menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods serta

kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas.

Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada tiap puskesmas sesuai

kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun

puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan

nasional.

Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan

nasional secara komprehensif.Tidak terbatas pada aspek kuratif dan rehabilitatif

saja seperti di Rumah Sakit.

Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh

masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka

banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya

perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi “Paradigma Sehat”. Dengan

paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar

dalam pembangunan kesehatan, antara lain :

1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan

rehabilitatif, menjadi lebih fokus padaupaya preventif dan kuratif tanpa

mengabaikan kuratif-rehabilitatif.

2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah

(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).

3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah,

berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat.

4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for

service menjadi pembayaran secara pra-upaya.

Page 5: BAB 1 (1)

5

5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtifmenjadi

investasi.

6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akan

bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai “mitra” pemerintah

(partnership).

7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization), menjadi

otonomi daerah (decentralization).

8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan

era desentralisasi.

1.1.2.2. Tujuan Pembangunan Kesehatan Oleh Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah

mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan Nasional yakni

meningkatkan kesehatan, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2025.

1.1.2.3. Fungsi Puskesmas

Fungsi dari Puskesmas antara lain :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di

wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan

kesehatan. Disamping itu Puskesmas juga aktif memantau dan melaporkan

dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di

wilayah kerjanya.

Page 6: BAB 1 (1)

6

2. Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya supaya perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat dunia usaha memiliki kesadaran,

kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup

sehat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab

puskesmas, meliputi :

a. Pelayanan Kesehatan Perorangan.

Pelayanan ini bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utamanya

menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan.

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

Pelayanan ini bersifat publik (public goods)yang bertujuan memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan

penyembuhan dan pemulihan kesehatan.

1.1.2.4. Wilayah Kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan.Faktor kepada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan

keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah

kerja puskesmas.Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,

sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Walikota/Bupati,

dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Sasaran

penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah sekitar 30.000

penduduk.Untuk jangkauan yang lebih luas, dibantu oleh Puskesmas Pembantu dan

Puskesmas Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk

150.000 jiwa atau lebih, merupakan ”Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai

pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

Page 7: BAB 1 (1)

7

1.1.2.5. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh dan Terpadu

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :

1. Promotif (peningkatan kesehatan).

2. Preventif (upaya pencegahan).

3. Kuratif (pengobatan).

4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan

jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.

Pelayanan kesehatan pada puskesmas juga bersifat terpadu, yaitu adanya

berbagai jenis kegiatan pokok puskesmas yang dilaksanakan bersama berdasarkan

atas team work (kerja tim) dan team approach (pendekatan tim) di bawah satu

koordinasi dan satu pimpinan.

1.1.2.6. Peran Puskesmas

Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang

vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial

dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan

daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang

tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.

1.1.2.7. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Upaya kesehatan wajib ini

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

Page 8: BAB 1 (1)

8

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :

1. Promosi kesehatan masyarakat.

2. Kesehatan lingkungan.

3. KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak).

4. KB (Keluarga Berencana).

5. Perbaikan gizi masyarakat.

6. P2M (Pengendalian Penyakit Menular).

7. Pengobatan dasar.

Tabel 1.2 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas

No Upaya Kesehatan

Wajib

Kegiatan Indikator

1 Promosi Kesehatan Penyuluhan di dalam

dan luar Gedung,

PHBS

Tatanan sehat

Perbaikan perilaku

sehat

2 Kesehatan Lingkungan Penyehatan

pemukiman

Cakupan air bersih

Cakupan jamban

keluarga

Cakupan SPAL

Cakupan rumah sehat

3 Kesejahteraan ibu dan

anak

ANC Cakupan K1, K4

Pertolongan

persalinan

Cakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS

Imunisasi Cakupan imunisasi

4 Keluarga Berencana Pelayanan KB Cakupan MKET

5 Pemberantasan

penyakit menular

Diare Cakupan kasus diare

ISPA Cakupan kasus ISPA

Malaria Cakupan kasus malaria

Page 9: BAB 1 (1)

9

Cakupan kelambunisasi

Tuberkulosis Cakupan penemuan

kasus

Angka penyembuhan

6 Gizi Distribusi vit A / Fe /

cap yodium

Cakupan vit A / Fe /

cap yodium

PSG % gizi kurang / buruk

7 Pengobatan dasar Medik dasar Cakupan pelayanan

USG Jumlah kasus yang

ditangani

Laboratorium

sederhana

Jumlah pemeriksaan

1.1.2.8. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, yaitu:

1. Upaya Kesehatan Sekolah.

2. Upaya Kesehatan Olahraga.

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.

4. Upaya Kesehatan Kerja.

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.

6. Upaya Kesehatan Jiwa.

7. Upaya Kesehatan Mata.

8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi

yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan

kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka

mempercepat tercapainya visi puskesmas.

Page 10: BAB 1 (1)

10

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas

bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari

Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya

kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target

cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.Penetapan upaya

kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan

kabupaten/kota.Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas

dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas

kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya.

Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit

fungsional lainnya.

Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di

Puskesmas Kecamatan Koja adalah sebagai berikut:

1. Upaya Kesehatan Dasar

a. Upaya Promosi Kesehatan.

b. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak.

c. Upaya Keluarga Berencana.

d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.

e. Upaya Kesehatan Lingkungan.

f. Upaya Pengendalian Penyakit Menular.

g. Upaya Pengobatan.

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

a. Upaya Kesehatan Sekolah.

Page 11: BAB 1 (1)

11

b. Upaya Kesehatan Olah Raga.

c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.

d. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.

e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.

f. Upaya Kesehatan Jiwa.

g. Upaya Kesehatan Mata.

1.1.2.9. Azas Puskesmas

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus

menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu.Azas

penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar

pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi

puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan

wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.

Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah:

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus

melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga

berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata

dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Page 12: BAB 1 (1)

12

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar

berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas.Untuk ini,

berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan

Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan

oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat, antara lain:

1. KIA: Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB).

2. Pengobatan: Posyandu, Pos Obat Desa (POD).

3. Perbaikan Gizi: Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).

4. Kesehatan Lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa

Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL).

5. UKS: Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren

(Poskestren).

6. Kesehatan Usia Lanjut: Posyandu Usila, Panti Wreda.

7. Kesehatan Kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK).

8. Kesehatan Jiwa: Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).

9. Pembinaan Pengobatan Tradisional: Tanaman Obat Keluarga (TOGA),

Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang

optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan

secara terpadu.

Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang

menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program

antara lain:

1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan

P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.

Page 13: BAB 1 (1)

13

2) UKS: keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,

pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan

kesehatan jiwa.

3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,

promosi kesehatan, & kesehatan gigi.

4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa,

dan promosi kesehatan.

b. Keterpaduan Lintas Sektor

Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan

program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi

kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektoral

antara lain :

1) UKS: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

pendidikan & agama.

2) Promosi Kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan

camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.

3) KIA: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.

4) Perbaikan Gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia

usaha dan organisasi kemasyarakatan.

5) Kesehatan Kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.

Page 14: BAB 1 (1)

14

4. Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang

dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung

dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk

membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut

dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap

program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas

penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,

baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke

strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam

arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan Medis

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit

tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan

kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan

upaya kesehatan perorangan dibedakan atas:

1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan

medis (contoh: operasi) dan lain-lain.

2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan

laboratorium yang lebih lengkap.

3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang

lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan

atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.

Page 15: BAB 1 (1)

15

b. Rujukan Kesehatan

Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:

1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan

fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat

audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan

pakaian.

2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar

biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan

kesehatan karena bencana alam.

3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan

dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan

atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas

kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan

apabila puskesmas tidak mampu.

Gambar 1.1 Sistem Rujukan Puskesmas

Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan

evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak.

Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas:

Page 16: BAB 1 (1)

16

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai

dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan

bagi institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui

Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa diukur

yaitu:

a. Tatanan sekolah.

b. Tatanan tempat kerja.

c. Tatanan tempat-tempat umum.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Segala upaya fasilitasi yang bersifat non-instruktif guna meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi

masalah, merencanakan & melakukan pemecahannya dengan

memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas

sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat. Fungsi ini dapat diukur

dengan beberapa indikator :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan.

c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM

(Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun

Puskesmas).

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS

(Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas

program puskesmas.IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan

upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.

Page 17: BAB 1 (1)

17

1.1.3. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan

Puskesmas Kecamatan Koja yang berlokasi di Jln. Jl. Kramat Jaya Gg 8 RT

001/018 Kelurahan Tugu Utara adalah Puskesmas tingkat Kecamatan di wilayah

Kecamatan Koja yang membawahi 7 Puskesmas Kelurahan yang berada di wilayah

Kecamatan Koja dan memberikan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat di

wilayah Kecamatan Koja.

Nama dan alamat Puskesmas-Puskesmas di wilayah Kecamatan Koja terdapat

pada tabel berikut ini :

Tabel 1.3 : Nama dan alamat Puskesmas Kelurahan se-Kecamatan Koja.

No Nama Puskesmas Alamat No. Telp

1 Puskesmas Kelurahan

Koja

Jl. Deli Gg 28 No. 2 021-43908462

2 Puskesmas Kelurahan

Tugu Utara

Jl. Kramat Jaya Gg 8

RT 001/018

021-4403913

3 Puskesmas Kelurahan

Tugu Selatan

Jl. Bendungan Melayu

Selatan RT 001/05

021-43908519

4 Puskesmas Kelurahan

Rawa Badak Utara I

Jl. Rawa Badak Barat

No. 37

021-43933827

5 Puskesmas Kelurahan

Rawa Badak Utara II

Jl. Rawabinangun I 021-43908520

6 Puskesmas Kelurahan

Rawa Badak Selatan

Plumpang B Jl. K II

No. 7 RT.009/005

021-43936751

7 Puskesmas Kelurahan

Lagoa

Jl. Menteng No. I 021-4302114

Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Koja pada tahun 2016 memiliki 1

Subbagian Tata Usaha dan 2 Koordinator yang berperan dalam pelaksanaan

pelayanan kepada pelanggan internal dan pelanggan eksternal sesuai Pergub No. 334

tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas.

Page 18: BAB 1 (1)

18

1. Koordinator Penunjang dan Kesmas.

Penunjang dan Kesmas yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Koja

meliputi kegiatan :

a. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Penyakit Menular

(PM)

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Penyakit Tidak

Menular (PTM)

c. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Penyehatan

Lingkungan dan Kesehatan Kerja

d. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Gizi Komunitas &

Peningkatan Peran Serta Masyarakat (PPSM)

e. Promosi Kesehatan (Promkes)

f. Pelayanan Laboratorium

g. Pelayanan Gizi

h. Pelayanan Farmasi

2. Koordinator Yankes.

Pelayanan kesehatan dalam gedung yang dilaksanakan oleh Puskesmas

Kecamatan Koja meliputi :

a. Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Poli Umum

2. Poli Gigi

3. Poli MTBS

4. Layanan 24 Jam

b. Pelayanan Kesehatan Penunjang Medik

1. Laboratorium

2. USG (Ultra Sono Grafi)

3. ECG (Electro Cardio Gram)

4. Ambulance

5. Klinik Gizi

Page 19: BAB 1 (1)

19

6. Apotek / Depo Obat

c. Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana dan Kesehatan Ibu dan Anak

1. Klinik KI dan KA

2. Klinik KB

3. Klinik Imunisasi

d. Pelayanan Kesehatan Rumah Bersalin (RB)

e. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap (Ranap)

f. Pelayanan Kesehatan Lain – Lain

1. Pelayanan Kesehatan bagi keluarga miskin (Gakin)

2. Klinik Jiwa dan Napza

3. Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM)

g. Pelayanan Kesehatan Gadar Bencana

1. Gadar Banjir

2. Gadar Kebakaran dan Bencana Lain

3. Gadar Hari Besar

1.1.3.1. Visi Puskesmas Kecamatan Koja

Terwujudnya puskesmas kecamatan koja yang memberikan pelayanan prima,

berorientasi pada kepuasan pelanggan menuju masyarakat sehat dan mandiri

1.1.3.2. Misi Puskesmas Kecamatan Koja

a. Memberikan Pelayanan Kesehatan Prima dan Merata.

b. Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kesehatan

Medis dan Non Medis Puskesmas.

Page 20: BAB 1 (1)

20

c. Menggalang Kemitraan Pelayanan Kesehatan di

Wilayah Kerja Puskesmas.

d. Mengembangkan Upaya Kemandirian Masyarakat

Dalam Bidang Kesehatan.

1.1.3.3. Sumber Daya Manusia

Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Koja,

tenaga kesehatan yang melaksanakan tugas pelayanan tersebut merupakan faktor

utama yang memegang peranan, karena itu tenaga kesehatan di Puskesmas

Kecamatan Koja dituntut memiliki kemampuan dan keahlian yang Profesional.

Berikut adalah komposisi tenaga kesehatan tahun 2016 yang ada di Puskesmas

Kecamatan Koja dan di Puskesmas Kelurahan, yaitu :

Tabel 1.4 : Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Se-Kecamatan Koja tahun 2014.

No Jenis Tenaga Kesehatan

JumlahPNS NON PNS

1 Pasca Sarjana 2 Orang -2 Sarjana Kesehatan

Dokter UmumDokter GigiSKMApotekerKeperawatan

12 Orang7 Orang3 Orang2 Orang2 Orang

5 Orang1 Orang

---

3 Sarjana UmumEkonomi/Hukum/Adm - 3 Orang

4 ParamedisBidan D3 Bidan (Non Akbid)Perawat D3 Perawat (SPK) Perawat Gigi Analis Radiografer Farmasi (D3) Sanitarian (D3) Sanitarian (SPPH) Sarjana Gizi (S1) Gizi (D3) Gizi (D1)

18 Orang

-

14 Orang9 Orang2 Orang3 Orang1 Orang

-2 Orang

--

1 Orang

15 Orang-

2 Orang--

1 Orang1 Orang3 Orang

--

1 Orang--

7 Orang

Page 21: BAB 1 (1)

21

SAA Tekniker Gigi Fisioterapis (D 3)

1 Orang1 Orang1 Orang

-

-1 Orang

5 Akademi Komputer (D3)

- 7 Orang

6 Akademi Rekam Medik (D3)

- 1 Orang

7 Informatika (D1) - -8 SLTA 6 Orang 11 Orang9 Lain-lain (Tenaga

Keamanan, Juru Masak RB, Juru Cuci RB, Sopir

- 6 Orang

Total 87 Orang 65 Orang

1.2 Program Keluarga Berencana

Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program

pemerintah dalam rangka menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia.

Program KB di Indonesia tidak lagi hanya terfokus pada pengaturan kelahiran

dalam rangka pengendalian penduduk dan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak,

berkembangnya isu HAM, termasuk hak-hak reproduksi dan hak-hak perempuan

(kesejahteraan gender) mendorong program KB untuk memberikan penekanan

yang sama pada program kesehatan reproduksi serta peningkatan partisipasi pria.

Pemakaian kontrasepsi mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai pengendalian

kelahiran dan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi.

Tujuan

Tujuan Keluarga Berencana secara umum adalah menurunkan angka

kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan

berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).

Sasaran

Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan

Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia subur yang

menjadi sasaran program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur yang

dilaksanakan sekali setiap tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh PLKB

Page 22: BAB 1 (1)

22

(Petugas Lapangan Keluarga Berencana) di masing-masing kelurahan atau dari

BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional).

Sasaran program Keluarga Berencana mempunyai tiga sasaran diantaranya :

1. Sasaran primer

Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya

pendidikan atau promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan,

maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah

kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu

dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja, dan sebagainya. Upaya

promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan strategi

pemberdayaan masyarakat (empowerment).

2. Sasaran sekunder

Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya.

Disebut sasaran sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada

kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan

pendidikan kesehatan pada masyarakat disekitarnya. Disamping itu dengan

perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang

diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan

perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang

ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan

sosial (social support).

3. Sasaran tersier

Para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik ditingkat pusat,

maupun daerah adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan dengan kebijakan-

kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai

dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga

Page 23: BAB 1 (1)

23

kepada masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang

ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi.

Program dan Upaya KB

Program dan Upaya KB Nasional antara lain :

1. Pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dan konseling calon

pengantin

2. Konseling dan pelayanan KB pada WUS/PUS

3. Promosi KB pasca persalinan

4. Pelayanan KB pasca persalinan

5. Penerangan dan motivasi

6. Pelembagaan program

7. Pendidikan KB

8. Pendidikan dan pelatihan tenaga program

9. Pelayanan KB

10. Pencapaian peserta KB Baru

11. Pencapaian peserta KB Aktif

12. Prasarana dan Sarana

13. Pelaporan dan Penelitian

Program dan upaya KB nasional tersebut hampir semua terlaksana di

Puskesmas Kecamatan Koja, namun untuk program pendidikan kesehatan

reproduksi pada remaja dan konseling calon pengantin belum terlaksana dengan

baik pada puskesmas kecamatan Koja dikarenakan :

1. Kurangnya tenaga kesehatan untuk melaksanakan program

2. Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya kesehatan reproduksi pada remaja

3. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya konseling pra nikah

Ruang Lingkup

Page 24: BAB 1 (1)

24

Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat

(pada saat kunjungan, posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma

dan sebagainya). Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk

PUS.

Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, meliputi :

1. IUD

2. Pil KB

3. Implant (susuk KB)

4. Suntik

5. Kondom

Untuk peserta KB yang ingin menggunakan metode MOW, Puskesmas

Kecamatan Koja tetap membantu melayani, namun untuk pelaksanaannya peserta

KB tersebut dirujuk ke RS setempat. Kegiatan program KB di Puskesmas

Kecamatan Koja adalah mengadakan penyuluhan KB, menyediakan alat-alat

kontrasepsi dan memberikan pelayanan KB pada usia subur serta mengadakan

pelayanan KB keliling. Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif.

KB baru adalah akseptor yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi

belum tentu berdomisili di Kecamatan Koja. Sedangkan KB aktif adalah akseptor

yang mengikuti KB terus-menerus yang berdomisili di Kecamatan Koja.

Tabel 1.5 Indikator dan Target Pencapaian Program KB Puskesmas Kecamatan Koja

Program Indikator Target 12 Bulan

(%)

Target 2 Bulan

(%)

KB Cakupan Peserta KB Aktif 86,4% 65,11%

Peserta KB Aktif Menurut

Metode Kontrasepsi :

a. 13,05% 9,6%

b. MOW 1,89% 1,45%

Page 25: BAB 1 (1)

25

c. MOP 3,47% 3,03%

d. Implant 10,27% 5,77%

e. Suntik 35,14% 21,26%

f. Kondom 5,87% 2,77%

g. Pil 30,03% 15,98%

Tabel 1.6 Cakupan Peserta KB Aktif Puskesmas Kecamatan Koja

Januari- Februari 2016

No. DESA Jumlah PUS

PESERTA KB AKTIF

CAKUPAN PESERTA KB AKTIF%

TARGET 2 BULAN(%)

1 KOJA 8075 4495 55,67% 65,11%

2 RAWA BADAK UTARA 9336 5309 56,87% 65,11%

3 RAWA BADAK SELATAN 9204 5475 59,49% 65,11%

4 LAGOA 14226 8433 59,28% 65,11%

5 TUGU UTARA 14423 8473 58,75% 65,11%

6 TUGU SELATAN 6817 4118 60,41% 65,11%

JUMLAH 62081 40421 58,41% 65,11%

Tabel 1.7 Cakupan Peserta KB Aktif dengan IUD di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja

Periode Januari - Februari 2016

No. DESAJUMLAH PESERTA KB AKTIF

IUDTARGET 2 BULAN(%)

CAKUPAN PESERTA KB AKTIF DENGAN IUD(%)

1 KOJA 4495 388 9,6 8,63

2 RAWA BADAK UTARA 5309 457 9,6 8,60

3 RAWA BADAK SELATAN 5475 346 9,6 6,31

Page 26: BAB 1 (1)

26

4 LAGOA 8433 561 9,6 6,65

5 TUGU UTARA 8473 472 9,6 5,61

6 TUGU SELATAN 4118 155 9,6 3,76

JUMLAH 40421 2621 9,6 6,48

Tabel 1.8 Cakupan Peserta KB Aktif dengan MOW di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja

Periode Januari - Februari 2016

No. DESAJUMLAH PESERTA KB AKTIF

MOW

TARGET 2 BULAN(%)

CAKUPAN PESERTA KB AKTIF DENGAN MOW(%)

1 KOJA 4495 5 1,45 0,11

2 RAWA BADAK UTARA 5309 17 1,45 0,32

3 RAWA BADAK SELATAN 5475 7 1,45 0,13

4 LAGOA 8433 4 1,45 0,05

5 TUGU UTARA 8473 6 1,45 0,07

6 TUGU SELATAN 4118 4 1,45 0,09

JUMLAH 40421 43 1,45 0,11

Tabel 1.9 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Implant di Wilayah Puskesmas Kecamatan

Koja Periode Januari - Februari 2016

No. DESAJUMLAH PESERTA KB AKTIF

IMPLANTTARGET 2 BULAN(%)

CAKUPAN PESERTA KB AKTIF DENGAN IMPLANT(%)

1 KOJA 4495 573 5,77 12,75

Page 27: BAB 1 (1)

27

2 RAWA BADAK UTARA 5309 446 5,77 8,15

3 RAWA BADAK SELATAN 5475 224 5,77 4,09

4 LAGOA 8433 264 5,77 3,13

5 TUGU UTARA 8473 690 5,77 8,14

6 TUGU SELATAN 4118 274 5,77 6,65

JUMLAH 40421 2.471 5,77 6,11

Tabel 1.10 Cakupan Peserta KB Aktif dengan KB Suntik di Wilayah Puskesmas Kecamatan

Koja Periode Januari - Februari 2016

No. DESA

JUMLAH PESERTA KB

AKTIF

KB SUNTI

K

TARGET 2

BULAN(%)

CAKUPAN PESERTA KB

AKTIF DENGAN KB SUNTIK

(%)

1 KOJA 4495 1578 21,26 35,1

2 RAWA BADAK UTARA 5309 2329 21,26 43,87

3 RAWA BADAK SELATAN

5475 3741 21,26 68,33

4 LAGOA 8433 6197 21,26 73,49

5 TUGU UTARA 8473 6661 21,26 78,61

6 TUGU SELATAN 4118 2745 21,26 66,65

JUMLAH 40421 23,251 21,26 57,52

Tabel 1.11 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Kondom di Wilayah Puskesmas Kecamatan

Koja Periode Januari - Februari 2016

No. DESAJUMLAH PESERTA KB AKTIF

KONDOMTARGET 2 BULAN

(%)

CAKUPAN PESERTA KB

AKTIF DENGAN KONDOM

(%)

1 KOJA 4495 323 2,77 7,19

2 RAWA BADAK UTARA 5309 348 2,77 6,55

Page 28: BAB 1 (1)

28

3 RAWA BADAK SELATAN 5475 744 2,77 13,59

4 LAGOA 8433 494 2,77 5,85

5 TUGU UTARA 8473 261 2,77 3,08

6 TUGU SELATAN 4118 669 2,77 16,24

JUMLAH 40421 2.839 2,77 7,02

Tabel 1.12 Cakupan Peserta KB Aktif dengan Pil di Wilayah Puskesmas Kecamatan Koja

Periode Januari - Februari 2016

No. DESAJUMLAH

PESERTA KB AKTIF

PILTARGET 2

BULAN(%)

CAKUPAN PESERTA KB

AKTIF DENGAN PIL(%)

1 KOJA 4495 853 15,98 18,97

2 RAWA BADAK UTARA 2 5309 1061 15,98 19,98

3 RAWA BADAK SELATAN 5475 1259 15,98 22,9

4 LAGOA 8433 1137 15,98 13,48

5 TUGU UTARA 8473 383 15,98 4,52

6 TUGU SELATAN 4118 271 15,98 6,58

JUMLAH 40421 4964 15,98 12,28

1.3. Identifikasi Masalah

Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di

Puskesmas Kecamatan Koja periode Februari 2016, terdapat satu program yang dipilih

dalam identifikasi masalah, yaitu Program Keluarga Berencana. Program ini dipilih

karena merupakan salah satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas

dalam hal ini berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas adalah

PLKB yang berada di Kecamatan dan tingkat Suku Dinas.

Sasaran program Keluarga Berencana adalah kelompok-kelompok

masyarakat yang berada di wilayah Kecamatan Koja dan secara khusus adalah

Page 29: BAB 1 (1)

29

kelompok-kelompok pasangan usia subur. Program ini dilaksanakan secara terpadu

bersamaan dengan program wajib dan pengembangan lainnya termasuk di dalamnya

tokoh masyarakat, masyarakat umum, dan masyarakat sekolah dengan kegiatan

pencapaian program dan target sebagai berikut:

1. Cakupan peserta KB aktif di Puskesmas Kecamatan Koja pada periode Januari –

Februari 2016 adalah sebesar 58,41%.

2. Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di Puskesmas Kecamatan Koja pada

periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 6,48%.

3. Cakupan peserta KB aktif dengan MOW di Puskesmas Kecamatan Koja pada

periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 0,11%.

4. Cakupan peserta KB aktif dengan Implant di Puskesmas Kecamatan Koja pada

periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 6,11%.

5. Cakupan peserta KB aktif dengan KB Suntik di Puskesmas Kecamatan Koja

pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 57,52%.

6. Cakupan peserta KB aktif dengan Kondom di Puskesmas Kecamatan Koja pada

periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 7,02%.

7. Cakupan peserta KB aktif dengan Pil di Puskesmas Kecamatan Koja pada

periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 12,28%.

1.4. Rumusan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib puskesmas di

Kecamatan Koja maka dipilih satu program yang menjadi masalah, dengan cara

menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan

Page 30: BAB 1 (1)

30

(expected) dengan apa yang telah terjadi (observed). Selanjutnya dilakukan perumusan

masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat

diselesaikan. Rumusan masalah dari Program KB di puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Cakupan peserta KB aktif di Puskesmas Kecamatan Koja pada periode

Januari – Februari 2016 adalah sebesar 58,41% berada di bawah target yaitu

65,11%.

2. Cakupan peserta KB aktif dengan IUD di Puskesmas Kecamatan Koja

pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 6,48% berada di bawah

target yaitu 9,6%.

3. Cakupan peserta KB aktif dengan MOW di Puskesmas Kecamatan Koja

pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 0,11% berada di bawah

target yaitu 1,45%.

4. Cakupan peserta KB aktif dengan Implant di Puskesmas Kecamatan

Koja pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 6,11% berada di atas

target yaitu 5,77%.

5. Cakupan peserta KB aktif dengan KB Suntik di Puskesmas Kecamatan

Koja pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 57,52% berada di

atas target yaitu 21,26%.

6. Cakupan peserta KB aktif dengan Kondom di Puskesmas Kecamatan

Koja pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 7,02% berada di atas

target yaitu 2,77%.

7. Cakupan peserta KB aktif dengan Pil di Puskesmas Kecamatan Koja

Page 31: BAB 1 (1)

31

pada periode Januari – Februari 2016 adalah sebesar 12,28% berada di bawah

target yaitu 15,98%.

Page 32: BAB 1 (1)
Page 33: BAB 1 (1)

2