asuhan keperawatan konstipasi dan ip

26
Asuhan Keperawatan Konstipasi 1. Pengkajian A. Identitas Klien Nama : Samsul Tanggal lahir : 2 Januari 1993 Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal MRS : 30 November 2010 Alamat : Surabaya Sumber Informasi : Klien dan Ibu klien Keluhan utama : B. Status Kesehatan Sekarang Keluhan Utama Saat MRS : nyeri pada perut, seminggu belum BAB Saat Pengkajian : - Lama Keluhan : 1 Minggu Kualitas Keluhan : Faktor Pencetus : Faktor Pemberat : Upaya Yang Telah dilakukan : Diagnosa Medis : Konstipasi C. Riwayat Kesehatan Saat Ini Samsul yang berumur 17 tahun mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. Samsul mengatakan bahwa sudah seminggu belum BAB. Biasanya Samsul bisa BAB tiga

Upload: maspilas1992

Post on 11-Feb-2015

1.077 views

Category:

Documents


49 download

DESCRIPTION

gixx

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

Asuhan Keperawatan Konstipasi

1. Pengkajian

A. Identitas Klien

Nama           : Samsul

Tanggal lahir   : 2 Januari 1993

Jenis kelamin   : Laki-laki

Tanggal MRS  : 30 November 2010

Alamat : Surabaya

Sumber Informasi   : Klien dan Ibu klien

Keluhan utama :

B. Status Kesehatan Sekarang

Keluhan Utama

Saat MRS : nyeri pada perut, seminggu belum BAB

Saat Pengkajian : -

Lama Keluhan : 1 Minggu

Kualitas Keluhan :

Faktor Pencetus :

Faktor Pemberat :

Upaya Yang Telah dilakukan :

Diagnosa Medis  : Konstipasi

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini

Samsul yang berumur 17 tahun mengeluh nyeri pada perut bagian

bawah. Samsul mengatakan bahwa sudah seminggu belum BAB.

Biasanya Samsul bisa BAB tiga hari sekali. Sejak saat itu Samsul tidak

pernah menghabiskan porsi makan sehari-harinya. Selain itu, Samsul

mengaku mudah lelah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

D. Riwayat kesehatan terdahulu

Obat:

Perawat perlu mengkaji apakah klien menggunakan obat obatan

seperti: golongan antikolinergik, golongan narkotik, golongan analgetik,

Page 2: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

golongan diuretik, NSAID, kalsium antagonis, preparat kalsium,

preparat besi, antasida aluminium, penyalahgunaan

pencahar.Penggunaan obat obatan tersebut bisa menyebabkan

konstipasi

Penyakit yang pernah dialami:

Perawat perlu mengkaji apakah klien memiliki riwayat penyakit sebagai

berikut:

Penyakit-penyakit saluran cerna seperti kanker kolon, divertikel,

ileus, hernia, volvulus, iritable bowel syndrome, rektokel, wasir,

fistula/fisura ani, inersia kolon.

Penyakit yang berhubungan dengan kondisi neurologic: stroke,

penyakit parkinson, trauma medula spinalis, neuropati diabetic.

Operasi

Perawat perlu mengkaji apakah klien pernah menjalani tindakan

pembedahan

E. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : lemah

TTV : tekanan darah 130/95 mmHg, nadi : 90x/mnt, RR 23x/mn

F. Abdomen

Inspeksi : pembesaran abdomen

Palpasi : perut terasa keras, ada impaksi feses

Perkusi : redup

Auskultasi : bising usus tidak terdengar

G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium dikaitkan dengan upaya mendeteksi faktor-

faktor resiko penyebab konstipasi, misalnya glukosa darah, kadar

hormon tiroid, elektrolit, anemia yang berhubungan dengan keluarnya

darah dari rektum, dan sebagainya. Prosedur lain misalnya anuskopi

dianjurkan dikerjakan secara rutin pada semua pasien dengan

Page 3: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

konstipasi untuk menemukan adakah fisura, ulkus, wasir dan

keganasan.

Foto polos perut harus dikerjakan pada penderita konstipasi, terutama

yang terjadinya akut. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adakah

impaksi feses dan adanya massa feses yang keras yang dapat

menyebabkan sumbatan dan perforasi kolon.

H. Terapi

Latihan usus besar, pembedahan, terapi farmakologis (orbitol,

laktulose, gliserin Bisakodil, Fenolptalein.)

2. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

Data subyektif :

Ø  Seminggu tidak BAB,

kebiasaan BAB tiga kali sehari

Data obyektif :

Inspeksi : pembesaran abdomen

Palpasi : perut terasa keras, ada

impaksi feses

Perkusi : redup

Auskultasi : bising usus tidak

terdengar

Pola BAB tidak

teratur

Eliminasi feses tidak

lancar

konstipasi

Kontipasi

Data Subjektif:

Klien tidak nafsu makan

Data Objektif:

Bising usus tidak

Sulit BAB

Perut terasa begah

Nafsu makan

menurun

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

Page 4: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

terdengar Menurunnya intake

makanan

Data Subjektif

Keluhan nyeri dari pasien

Data Objektif

Perubahan nafsu makan

Konsistensi tinja

yang keras

sulit keluar

Akumulasi di kolon

Nyeri anbdomen

Nyeri akut

3. Intervensi

1. Konstipasi berhubungan dengan pola defekasi tidak teratur

Tujuan: pasien dapat defekasi dengan teratur (setiap hari)

Kriteria hasil :

Defekasi dapat dilakukan satu kali sehari

Konsistensi feses lembut

Eliminasi feses tanpa perlu mengejan berlebihan

Intervensi Rasional

Mandiri

Tentukan pola defekasi bagi klien

dan latih klien untuk

menjalankannya

Atiur waktu yang tepat untuk

defekasi klien seperti sesudah

makan

Berikan cakupan nutrisi berserat

sesuai dengan indikasi

Berikan cairan jika tidak

Untuk mengembalikan keteraturan

pola defekasi klien

Untuk memfasilitasi refleks

defekasi

Nutrisi serat tinggi untuk

melancarkan eliminasi fekal

Page 5: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

kontraindikasi 2-3 liter per hari

Kolaborasi

Ø  Pemberian laksatif atau enema

sesuai indikasi

Untuk melunakkan eliminasi feses

Untuk melunakkan feses

 Evaluasi :

S : Ibu klien mengatakan bahwa BAB nya mulai normal

O : Klien sudah bisa BAB dengan lancar

A : Masalah sebagian teratasi

P : lanjutkan intervensi

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hilangnya nafsu

makan

Tujuan: menunjukkan status gizi baik

Kriteria Hasil:

Toleransi terhadap diet yang dibutuhkan

Mempertahankan massa tubuh dan berat badan dalam batas normal

Nilai laboratorium dalam batas normal

Melaporkan keadekuatan tingkat energi

Intervensi Rasional

Mandiri

Buat perencanaan makan

dengan pasien untuk

dimasukkan ke dalam jadwal

makan.

Dukung anggota keluarga untuk

membawa makanan kesukaan

Menjaga pola makan pasien

sehingga pasien makan secara

teratur

Pasien merasa nyaman dengan

makanan yang dibawa dari rumah

dan dapat meningkatkan nafsu

makan pasien.

Page 6: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

pasien dari rumah.

Tawarkan makanan porsi besar

disiang hari ketika nafsu makan

tinggi

Pastikan diet memenuhi

kebutuhan tubuh sesuai indikasi.

Pastikan pola diet yang pasien

yang disukai atau tidak disukai.

Pantau masukan dan

pengeluaran dan berat badan

secara periodik.

Kaji turgor kulit pasien

Kolaborasi

Observasi

Pantau nilai laboratorium,

seperti Hb, albumin, dan kadar

glukosa darah

Ajarkan metode untuk

perencanaan makan

Health Edukasi

Ajarkan pasien dan keluarga

tentang makanan yang bergizi

dan tidak mahal

Dengan pemberian porsi yang besar

dapat menjaga keadekuatan nutrisi

yang masuk.

Tinggi karbohidrat, protein, dan kalori

diperlukan atau dibutuhkan selama

perawatan.

Untuk mendukung peningkatan nafsu

makan pasien

Mengetahui keseimbangan intake

dan pengeluaran asuapan makanan

Sebagai data penunjang adanya

perubahan nutrisi yang kurang dari

kebutuhan

Untuk dapat mengetahui tingkat

kekurangan kandungan Hb, albumin,

dan glukosa dalam darah

Klien terbiasa makan dengan

terencana dan teratur.

Menjaga keadekuatan asupan nutrisi

yang dibutuhkan.

Page 7: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

Evaluasi :

S : Ibu klien mengatakan bahwa nafsu makannya bertambah

O : Klien mampu menghabiskan porsi makan lebih banyak dari biasanya

A : Masalah sebagian teratasi

P : lanjutkan intervensi

3. Nyeri akut berhubungan dengan akumulasi feses keras pada abdomen

Tujuan: menunjukkan nyeri telah berkurang

  Kriteria Hasil:

Menunjukkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai

kenyamanan

Mempertahankan tingkat nyeri pada skala kecil

Melaporkan kesehatan fisik dan psikologisi

Mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah

nyeri

Menggunakan tindakan mengurangi nyeri dengan analgesik dan non-

analgesik secara tepat

 

Intervensi Rasional

Mandiri

Bantu pasien untuk lebih berfokus

pada aktivitas dari nyeri dengan

melakukan penggalihan melalui

televisi atau  radio

Perhatikan bahwa lansia

mengalami peningkatan sensitifitas

terhadap efek analgesik opiat

Klien dapat mengalihkan perhatian

dari nyeri

Hati-hati dalam pemberian anlgesik

opiat

Hati-hati dalam pemberian obat-

obatan pada lansia

Page 8: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

Perhatikan kemungkinan interaksi

obat – obat dan obat penyakit pada

lansia

Observasi

Minta pasien untuk menilai nyeri

atau ketidak nyaman pada skala 0

– 10

Gunakan lembar alur nyeri

Lakukan pengkajian nyeri yang

komperhensif

Health education

Instruksikan pasien untuk

meminformasikan pada perawat

jika pengurang nyeri kurang

tercapai

Berikan informasi tetang nyeri

Mengetahui tingkat nyeri yang

dirasakan klien

Mengetahui karakteristik nyeri

Agar mngetahui nyeri secara

spesifik

Perawat dapat melakukan tindakan

yang tepat dalam mengatasi nyeri

klien

Agar pasien tidak merasa cemas

Evaluasi :

S : Ibu klien mengatakan bahwa nyeri pada klien sedikit berkurang

O : Nyeri klien berkurang dengan skala 0-4

A : Masalah sebagian teratasi

P : lanjutkan intervensi

Asuhan Keperawatan Ileus Paralitik

Page 9: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

1. Pengkajian

A. Identitas Klien

Nama           : Samsul

Tanggal lahir   : 2 Januari 1993

Jenis kelamin   : Laki-laki

Tanggal MRS  : 30 November 2010

Alamat : Surabaya

Sumber Informasi   : Klien dan Ibu klien

Keluhan utama :

B. Status Kesehatan Sekarang

Keluhan Utama

Saat MRS : Klien mengeluh perutnya kembung dan

tidak bisa kentut. Klien juga mengalami mual, muntah, serta

tidak nafsu makan. Perut klien terasa nyeri

Saat Pengkajian : -

Lama Keluhan :

Kualitas Keluhan :

Faktor Pencetus :

Faktor Pemberat :

Upaya Yang Telah dilakukan :

Diagnosa Medis  : Ileus Paralitik

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini

Setelah mengalami pembedahan abdomen 2 hari yang lalu, Klien mengeluh

perutnya kembung dan tidak bisa kentut. Klien juga mengalami mual, muntah,

serta tidak nafsu makan. Perut klien terasa nyeri

D. Riwayat kesehatan terdahulu

Perawat mengkaji riwayat pembedahan abdominal, jenis pembedahan,

penyebab adanya intervensi bedah, kondisi klinis preoperatif,

pengetahuan mobilisasi dini pasien praoperatif dan adanya penyakit

siteik yang memperberat seperti adanya sepsis, gangguan metabolik,

Page 10: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

penyakit jantung, pneumonia, pasca bedah, prosedur bedah saraf, dan

trauma abdominal berat

E. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : lemah

TTV : tekanan darah 130/95 mmHg, nadi : 90x/mnt, RR 23x/mn

F. Abdomen

Inspeksi: perut distensi, dapat ditemukan darm kontur dan darm

steifung. Benjolan pada regio inguinalis, femoral, dan skrotum

menunjukkan suatu hernia inkarserata. Pada invaginasi dapat terlihat

massa abdomen berbentuk sosis. Adanya adhesi dapat dicurigai bila

ada bekas luka operasi sebelumnya.

Auskultasi: hiperperistaltik, bising usus bernada tinggi. Pada fase lanjut

bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.

Perkusi: hipertimpani

Palpasi: kadang teraba massa seperti pada tumor, invaginasi, hernia

G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan sinar X: akan menunjukkan kuantitas abnormal dari

gas dan cairan dalam usus.

Pemeriksaan simtologi

Hb dan PCV: meningkat akibat dehidrasi

Leukosit: normal atau sedikit meningkat

Ureum dan eletrolit: ureum meningkat, Na+ dan Cl rendah

Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen

Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab (batu

empedu, volvulus, hernia)

Sigmoidoskopi: menunjukkan tempat obstruktif.

H. Pola Kesehatan

Pola Kesehatan Gordon

1) Aktivitas atau istirahat

Gejala : Kelelahan dan ngantuk.

Tanda : Kesulitan ambulasi

2) Sirkulasi

Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi ( tanda syok)

3) Eliminasi

Page 11: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus

Tanda : Perubahan warna urine dan feces

4) Makanan atau cairan

Gejala : anoreksia,mual atau muntah dan haus terus menerus.

Tanda : muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah-pecah.

Kulit buruk.

5) Nyeri atau Kenyamanan

Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.

Tanda : Distensi abdomen dan nyeri tekan

6) Pernapasan

Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,

Tanda : Napas pendek dan dangkal

I. Terapi

2. Analisa Data

Page 12: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

Data Etiologi Masalah

Keperawatan

Page 13: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

Ds :

- perut kembung,

tidak BAB dan

tidak bisa kentut

- mual, muntah,

anoreksia

- pada gejala

tertentu juga

muncul

manifestasi

berupa diare.

Do :

- Pada foto polos

abdomen : dilatasi

usus kecil dan

usus besar,

elevasi diafragma,

- Pemeriksaan fisik:

Ada distensi

abdomen, nyeri

tekan local tanpa

nyeri kolik,

hipertimpani pada

saat perkusi akibat

adanya gas dalam

lambung, bising

usus tidak ada

Kontraksi otot polos usus menurun

Tidak mampu melakukan kontraksi

untuk menyalurkan isinya

Ileus Paralitik

Lumen usus yang tersumbat akan

teregang oleh cairan dan gas yang

menumpuk

Peningkatan tekanan intralumen

Distensi abdomen

Menurunkan pengaliran air dan

natrium dari lumen ke darah

Tidak ada absorbsi

Ketidakseimbangan nutrisi :

Kurang dari kebutuhan tubuh

Ketidakseimbangan

nutrisi : kurang dari

kebutuhan b.d mual,

muntah, dan

anoreksia.

Ds :

- perut kembung,

Presdisposisi paska operatif bedah

abdominal + Presdisposisi sistemik,

meliputi sepsis, peritonitis, trauma,

Konstipasi b.d

hipomotilitas/kelump

uhan intestinal

Page 14: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

tidak BAB dan

tidak bisa kentut.

Do :

- Pada foto polos

abdomen : dilatasi

usus kecil dan

usus besar,

elevasi diafragma,

- Pemeriksaan

fisik : Ada distensi

abdomen, nyeri

tekan local tanpa

nyeri kolik,

hipertimpani pada

saat perkusi akibat

adanya gas dalam

lambung, bising

usus tidak ada

dll

ILEUS

Hipomotilitas / kelumpuhan intestinal

Distensi abdomen

Konstipasi

Ds :

- perut kembung,

tidak BAB dan

tidak bisa kentut

- mual, muntah,

anoreksia

- pada gejala

tertentu juga

muncul

manifestasi

berupa diare.

Do : Pada foto polos

abdomen : dilatasi

Presdisposisi paska operatif bedah

abdominal + Presdisposisi sistemik,

meliputi sepsis, peritonitis, trauma,

dll

ILEUS

Hipomotilitas / kelumpuhan intestinal

Ketidakmampuan absorbsi air

Penurunan intake cairan

Risiko

ketidakseimbangan

cairan tubuh b.d

keluarnya cairan

tubuh dari muntah,

ketidakmapuan

absorpsi air oleh

intestinal

Hilangnya

kemampuan

dalam pasase

feses

Respon saraf terhadap inflamasi

Page 15: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

usus kecil dan usus

besar, elevasi

diafragma

Resiko ketidakseimbangan cairan

3. Intervensi

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual, muntah, dan anoreksia.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x24 jam

diharapkan gangguan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : - Mual, muntah hilang

- Bising usus kembali normal dg frek. 5-25x/mnt

- Pasien dapat menunjukkan metode menelan yang

tepat

- Terjadi penurunan gejala kembung dan distensi

abdomen

- BB pada hari ke-7 pasca-bedah, meningkat min 0,5 kg

Intervensi Rasional

- Pantau nafsu makan klien

- Buat perencanaan makan dengan

pasien untuk dimasukkan ke dalam

jadwal makan.

- Tawarkan makanan porsi besar

disiang hari ketika nafsu makan

tinggi

- Kaji keluhan mual, sakit menelan

dan muntah.

- Evaluasi secara berkala kondisi

motilitas usus

- Menentukan intervensi

- Menjaga pola makan pasien

sehingga pasien makan secara

teratur

- Dengan pemberian porsi yang

besar dapat menjaga keadekuatan

nutrisi yang masuk.

- menilai keluhan yg ada yg dapat

mengganggu pemenuhan

kebutuhan nutrisi.

- Sebagai data dasar teknik

Page 16: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

- Hindari intake secara oral

- Berikan nutrisi parental

- Pantau intake dan output, anjurkan

timbang BB secara periodic (1x

seminggu)

- Lakukan perawatan mulut

- Kolaborasi dengan ahli gizi

mengenai nutrisi yang akan

diberikan kepada pasien

- Kolaborasi pemberian antiemetic

pemberian asupan nutrisi

- Umumnya, menunda intake makan

oral sampa tanda klinis ileus

berakhir. Namun, kondisi ileus

tidak menghalangi pemberian

nutrisi enteral

- Pemberian enteral diberikan secara

hati-hati dan dilakukan secara

bertahap sesuai tingkat toleransi

dari pasien

- Berguna dalam mengukur

keefektifan nutrisi dan dukungan

cairan

- Menurunkan risiko infeksi oral

- Ahli gizi harus terlibat dalam

penentuan komposisi dan jenis

makanan yang akan diberikan

sesuai dengan kebutuhan individu

- Membantu mengurangi rasa mual

dan muntah

Evaluasi :

S : Ibu klien mengatakan bahwa mual muntah klien berkurang

O :keadaan klien ada kemajuan, mual muntah berkurang

A : Masalah sebagian teratasi

P : lanjutkan intervensi

Page 17: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

b. Konstipasi berhubungan dengan hipomotilitas/kelumpuhan intestinal

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 5x24 jam

terjadi perbaikan konstipasi

Kriteria Hasil : - laporan pasien sudah mampu flaktus dan keinginan

untuk melakukan BAB

- Bising usus terdengar normal, frek. 5-25x/mnt

- Gambaran foto polos abdomen tidak terdapat adanya

akumulasi gas di dalam intestinal

Intervensi Rasional

- Kaji dan catat frekuensi, warna

dan konsistensi feces.

- Kaji faktor predisposisi terjadinya

ileus

- Monitoring status cairan

- Evaluasi secara berkala laporan

pasien tentang flatus dan periksa

kondisi bising usus

- Mengetahui ada tidaknya kelainan

yang terjadi pada eliminasi fekal

- Hal ini harus segera dikolaborasikan

untuk mendapat intervensi medis,

misalnya adanya sepsis harus dalam

kondisi gangguan elektrolit harus

dikoreksi

- Penurunan volume cairan akan

meningkatkan risiko ileus semakin

parah karena terjadi gangguan

elektrolit. Dengan banyak

minum,dapat merangsang

pengeluaran feces. Peran perawat

harus mendokumentasikan kondisi

status cairan dan harus melaporkan

apabila didapatkan adanya perubahan

yang signifikan

- Pemantauan secara rutin dpt

memberikab data dasar pada perawat

atau sebagai peran untuk kolaborasi

dg medis ttg kondisi perbaikan ileus.

Hasil evaluasi hrs didokumentasikan

Page 18: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

- Pasang selang NGT

- Kolaborasi opioid antagonis

selektif

- Kolaborasi dalam pemberian

terapi pencahar (Laxatif)

secara hati-hati pada status medis

- Pemasangan selang NGT dilakukan

untuk menurunkan keluhan kembung

dan distensi abdomen. Pantau setiap

4 jam dari pengeluaran pada selang

NGT

- Alvimopan ini ditunjukkan untuk

membantu mencegah ileus

postoperatiof reseksi usus (Maron,

2008)

- Memberi kemudahan dalam

pemenuhan kebutuhan eliminasi.

Evaluasi :

S : Ibu klien mengatakan bahwa BAB nya mulai normal

O : Klien sudah bisa BAB dengan lancar

A : Masalah sebagian teratasi

P : lanjutkan intervensi

c. Risiko ketidakseimbangan cairan tubuh b.d keluarnya cairan tubuh

dari muntah, ketidakmapuan absorpsi air oleh intestinal

Tujuan : setelah melakukan intervensi keperawatan selama 5x24

jam tidak terjadi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

Kriteria Hasil : - pasien tidak mengeluh pusing, membrane mukosa

lembab turgor kulit normal

- TTV dalam batas normal

- CRT < 3 detik, urine > 600 ml/hari

- Lab : nilai elektrolit normal

Page 19: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

Intervensi Rasional

- Monitoring status cairan

- Kaji sumber kehilangan cairan

- Dokumentasikan intake dan

output cairan

- Monitor TTV secara berkala

- Kaji warna kulit, suhu, sianosis,

nadi perifer, dan diaphoresis

secara teratur

- Pertahankan pemberian cairan

secara intravena

- Jumlah dan tipe cairan pengganti

ditentukan dari keadaan status

cairan. Penurunan volume cairan

mengakibatkan menurunyya produksi

urine, monitoring yg ketat pd produksi

urine <600 ml/hari merupakan tanda-

tanda syok hipovolemik

- Kehilangan cairan dari muntah dapat

disertai dengan keluarnya natrium via

oral yang juga akan meningkatkan

risiko gangguan elektrolit

- Sebagai data dasar dalam pemberian

terapi cairan dan pemenuhan hidrasi

tubuh secara umum

- Hipotensi dapat terjadi pada

hipovolemi yang memberikan

manifestasi sudah terlibatnya system

kardiovaskuler untuk melakukan

kompensasi mempertahankan

tekanan darah

- Mengetahui pengaruh adanya

peningkatan tahanan perifer

- Jalur yang paten penting untuk

pemberian cairan cepat dan

memudahkan perawat dalam

melakukan control intake dan output

Page 20: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

- Evaluasi kadar elektrolit

cairan

- Sebagai deteksi awal menghindari

gangguan elektrolit sekunder dari

muntah pada pasien peritonitis

Evaluasi :

S : Ibu klien mengatakan bahwa klin tidak mengeluh pusing

O : Klien tidak mengeluh Pusing, turgor kulit normal, mukosa bibir lembab.

A : Masalah sebagian teratasi

P : lanjutkan intervensi

Daftar Pustaka

Baughman, Diane C. Keperawatan Medikal Bedah. Terjemahan Yasmin Asih.

Jakarta : EGC, 2000

Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Terjemahan I Made

Kariasa, Ni Made Sumarwati. Jakarta : EGC, 1999

Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC, 2002.

Page 21: Asuhan Keperawatan Konstipasi Dan Ip

Carpenito, Juall Lynda. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 10. Jakarta: EGC,

2006