konstipasi reguler [compatibility mode]

8/15/2019 KONSTIPASI Reguler [Compatibility Mode]

1/20

KONSTIPASI

Siti Nurdjanah


2/20

Defekasi : Proses fisiologis

Yang terlibat :• Koordinasi SSP & perifer; sistim refleks• Kontraksi OO polos & serat lintang

• Kesadaran & kemampuan untuk mencapaitempat buang air besar.


3/20

Mekanisme Pengaturan Defekasi

Tugas : mempertahankan penutupanyang baik dari saluran anus1. Sudut anorektal posisi ideal (


4/20

Kontinent Tinja Dipertahankan

1. Sensasi rektal2. Komplians dan akomodasi rektum

.

anus eksterma sesaat

4. Motivasi untuk mempertahankan

kontinent


5/20

Proses Defekasi (D)

Secara sadar D. volunter: OO abdomenkontraksi & penutupan glotis tek intra

abdomen meningkat aktivitas segmental

didorong ke rektum.

Secara simultan OO dasar pelvis relaksasi

dasar pelvis menurun dan sudut angulasi

anorektal > tekanan (ngedan) sfingter

anus relaksasi feses keluar.


6/20

Gambar 1. Mekanisme defekasi


7/20

Konstipasi

Kurangnya frekuensi defekasi, <3x/minggu, feses kecil-kecil & keras

kadang dengan kesulitan sampai rasa

tidak lampias saat defekasi.


8/20

Pengertian Konstipasi

Defekasi < 3x/minggu (infrequent bowelmovements)

Sulit defekasi sulit men e an / sensasi

subyektif akibat feses keras)

Serta rasa tidak lampias saat buang air

besar (incomplete bowel evacuation).


9/20

Konstipasi (Holson, 2002)

Konsistensi feses yang keras Mengejan dengan keras saat buang air

besar

Rasa tidak tuntas saat defekasi, meliputi

25% dari keseluruhan defekasi.

Frekuensi defekasi ≤ 2x/minggu.


10/20

Patofisiologi Konstipasi (Lockeet al ., 2000)

Penyebab multifaktorial

aktivitasmotorik kolon:

1. Berkurangnya respon motorik dari sigmoid

(degenerasi pleksus mienterikus inervasiinstrinsik.

2. Waktu gerakan usus memanjang (akibat

berkurangnya rangsang syaraf otot polossirkuler).


11/20

Perubahan Patologis padaKonstipasi

1. Diskesia rektum2. Dissinergis Pelvis

.


12/20

Diskesia Rektum

Tonus Rektum menurun, dilatasi rektum,gangguan sensasi rektum, peningkatan

ambang kapasitas.

relaksasi dari sfingter anus ekterma & interna.

Misal :

•Penderita Demensia

• Inneobilitas• Sakit daerah anus & rektum


13/20

Dissinergia Pelvis

Kegagalan relaksasi otot puborekbolic &sfingter anus eksterna waktu defekasi


14/20

Peningkatan Tonus Rektum

Kesulitan mengeluarkan feses bentukkecil :

Misal : s astik ada kolon IBS.C


15/20

Gambar 2. Konstipasi Kronik (Lembo & Camilleri, 2003)


16/20

Gambar 3. Kebiasaan dan Stres Sebagai Penyebab Konstipasi

(Sumber : Wald, 2008)


17/20

Diet Berkurangnya masukan makanan

Diet rendah serat, Kurang cairanObat-obatan Antikolinergik: antispasmodik, antidepresan,

antipsikotik, antiparkinson.

Obat mengandung kation: besi, kalsium, aluminium

Narkotika, Analgetik, Diuretik, NSAID

Penyalahgunaan pencahar

Metabolik & Endokrin Hiperkalsemia, Hipokalemia, Hipotiroid

Kondisi Neurologis Stroke, penyakit parkinson, Trauma medula spinalis,

Penyakit saluran cerna Kanker kolon, Divertikel, Ileus, Hernia, Irritable

Bowel Syndrome, Hemoroid.

Kausa psikologis Psikosis, Depresi, Demensia

Lain-lain Imobilitas / kurang olah raga

Bepergian jauh

Paska tindakan bedah perut.

Tabel Faktor Risiko Konstipasi Pada usia Lanjut.

Sumber : Woodward, 2002


18/20

Gambar 4. Algoritma terapi konstipasi Transit Normal (wald, 2008)


19/20

Gambar 5. Algoritma Terapi Konstipasi Transit lambat (Wald, 2008)


20/20

Gambar 6. Algoritme Terapi Konstipasi

Akibat Disfungsi Dasar Panggul (Wald, 2008)

konstipasi reguler [compatibility mode]

Documents