asuhan keperawatan jiwa harga diri rendah (2)
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah (2)
1/9
LAPORAN PENDAHULUAN
HARGA DIRI RENDAH
A.
Definisi Harga Diri Rendah
Harga diri rendah ( HDR ) adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang
dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan
Sundeen, 1998).
Menurut Schult dan Videbeck (1998) harga diri rendah adalah penilaian
negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara
langsung maupun tidak langsung.
Harga diri rendah adalahpenilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri
atau cita cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. Harga diri
rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk
hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan (Budi Ana
Keliat,1999).
Menurut Townsend (1998 :189) harga diri rendah merupakan evaluasi diri
dari perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif baik langsung maupun
tidak langsung.
Gangguan harga diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
atau berisiko mengalami evaluasi diri yang negatif tentang kemampuan atau diri (
Carpenito, 1999). Harga diri merupakan satu dari empat komponen konsep diri.
Gangguan konsep diri merupakan kategori diagnostik umum.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah
merupakanpenilaian negatif terhadap diri dan kemampuan sehingga mengakibatkanperasaan yang negatif terhadap diri sendiri, rasa percaya diri dan harga diri hilang,
merasa gagal mencapai keinginan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.
B. ETIOLOGI HARGA DIRI RENDAH
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang
tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik yang positif, kurangnya system
-
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah (2)
2/9
pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang
negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal
(Townsend, M.C, 1998 :366)
Koping individu tidak efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan
kemampuan memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntutan kehidupan
dan peran (Townsend, M.C, 1998 :312).
Namun menurut Carpenito, L.J, (1998:82) koping individu tidak efektif
adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau beresiko mengalami suatu
ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan
adekuat karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau
kognitif).
A. Situasional
Yang terjadi trauma secara tiba tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan
cerai, putus sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan,
dipenjara, dituduh KKN).
HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh :
1. Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis
pemasangan kateter).
2. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena
dirawat atau sakit atau penyakitnya.
3.
Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa
pemeriksaan.
B. Faktor Predisposisi
1.
Faktor genetic ( keturunan )
2. Pengalaman masalalu yang suram
3. Keinginan yang tidak tercapai
4.
Faktor yang mempengaruhi HDR adalah penolakan orang tua, harapan orang
tua yang tidak realistic. Tergantung pada orang tua dan ideal diri yang tidak
realistic. Misalnya ; orang tua tidak percaya pada anak, tekanan dari teman,
-
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah (2)
3/9
dan kultur sosial yang berubah
Faktor yang mempengaruhi harga diri rendah adalah pengalaman
masa kanak-kanak merupakan suatu faktor yang dapat menyebabkan
masalah atau gangguan konsep diri. Anak-anak sangat peka terhadap
perlakuan dan respon orang tua, lingkungan, sosial serta budaya. Orang tua
yang kasar, membenci dan tidak menerima akan mempunyai keraguan atau
ketidakpastian diri, sehingga individu tersebut kurang mengerti akan arti dan
tujuan kehidupan, gagal menerima tanggung jawab terhadap dirinya sendiri,
tergantung pada orang lain serta gagal mengembangkan kemampuan diri.
Sedangkan faktor biologis, anak dengan masalah biologis juga bisa
menyebabkan harga diri rendah. Misalnya anak lahir menilai dirinya rigatif.
(Stuart & Sundeen, 1991)
C. Faktor Presipitasi
1. Ketegangan peran
2.
Stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran atau
posisi
3. Konflik peran
4.
Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
5. Peran yang tidak jelas
6. Kurangnya pengetahuan individu tentang peraN
7. Peran yang berlebihan
8. Menampilkan seperangkat peran yang konpleks
9. Perkembangn transisi
10.Perubahan norma dengan nilai yang taksesuai dengan diri
11.
Situasi transisi peran12.
Bertambah/ berkurangnya orang penting dalam kehidupan individu
13.Transisi peran sehat-sakit
14.Kehilangan bagian tubuh, prubahan ukuran, fungsi, penampilan, prosedur
pengobatan dan perawatan
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh situasi yang dihadapi
individu dan individu yang tidak mampu menyelesaikan masalah. Situasi atau
stresor dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Stresor yang
-
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah (2)
4/9
mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang
penghargaan diri dari orang tua yang berarti : pola asuh anak tidak tepat,
misalnya: terlalu dilarang, dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara,
kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang tidak dapat dicapai, gagal
bertanggung jawab terhadap diri sendiri (Stuart Sundeen, 1991). Sepanjang
kehidupan individu sering menghadapi transisi peran yang dapat menimbulkan
stres tersendiri bagi individu. Stuart dan Sundeen, 1991 mengidentifikasi transisi
peran menjadi 3 kategori, yaitu:
1.
Transisi Perkembangan
Setiap perkembangan dapat menimbulkan ancaman pada identitas. Setiap
tahap perkembangan harus dilalui individu dengan menyelesaikan tugas
perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini dapat merupakan stresor bagi konsep
diri.
2. Transisi Peran situasi.
Transisi peran situasi terjadi sepanjang daur kehidupan, bertambah atau
berkurang orang yang berarti melalui kelahiran atau kematian, misalnya status
sendiri menjadi berdua atau menjadi orang tua. Perubahan status menyebabkan
perubahan peran yang dapat menimbulkan ketegangan peran, yaitu konflik peran
tidak jelas atau peran berlebihan.
3. Transisi Peran Sehat-Sakit
Stresor pada tubuh dapat menyebabkan gangguan gambaran diri dan
berakibat perubahan konsep diri. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua
komponen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri.
C. Rentan Respon Adaptif Maladaptif
Keterangan:
1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan diterima
Responadaptif
Aktualisasi Konsep
diri positif
Harga diri
rendah
Keracunan
identitas
Depersonalisa
Respon
maladaptif
-
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah (2)
5/9
2. Konsep diri adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri
3.
Kerancuan identitas adalah kegagalan aspek individu mengintegrasikan aspek-
aspek identitas masa
4. Kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial, kepribadian pada masa
dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistic dan asing terhadap diri
sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain. (Keliat, 1998)
D.
Tanda Dan Gejala
1. Pengungkapan diri negative
2. Ekpresi malu atau rasa bersalah
3. Ekpresi diri sebagai seorang yang tidak dapat mengatasi suatu situasi
4.
Merasionalisasi penolakan
5. Ketidakmampuan untuk menentukan tujuan
6. Pemecahan masalah yang buruk
7.
Menunjukkan gejala depresi (ggn tidur, makan)
8. Mencari jaminan secara berlebihan
9. Perilaku penyalahgunaan diri
10.Menolak mencoba situasi baru
11.Mengingkari masalah-masalah nyata
12.Proyeksi rasa bersalah/ tanggung jawab terhadap masalah
13.Merasionalisasikan kegagalan pribadi
14.
Hipersensivitas terhadap kritik ringan15.
Penuh kata-kata yang mulut
Tanda dan Gejala lain nya dari harga diri rendah antara lain :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit ( rambut rontok karena terapi).
2. Percaya diri kurang ( sukar mengambil keputusan).
3. Rasa bersalah terhadap diri sendiri ( mengkritik atau menyalahkan diri sendiri).
-
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah (2)
6/9
4. Mencederai diri ( akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
kemungkinan klien akan mengakhiri kehidupannya). menurut Carpenito, L.J,
1998)
E. Proses Terjadinya Masalah
Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan hidup akan gagal
menerima tanggung jawab untuk diri sendiri dan orang lain. Ia akan tergantung pada
orang tua dan gagal mengembangkan kemampuan sendiri ia mengingkari kebebasan
mengekspresikan sesuatu termasuk kemungkinan berbuat kesalahan dan menjadi
tidak sabar, kasar dan banyak menuntut diri sendiri, sehingga ideal diri yang
ditetapkan tidak tercapai.
Sedangkan stressor yang mempengaruhi harga diri rendah dan ideal diri
adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang
berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya terlalu dilarang, dituntut, dituruti,
persaingan dengan saudara. Kesalahan dan kegagalan yang terulang, cita-cita yang
tidak tercapai, gagal bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
Harga diri rendah dapat terjadi karena adanya kegagalan atau berduka
disfungsional dan individu yang mengalami gangguan ini mempunyai koping yang
tidak konstruktif atau kopingnya maladaptive.
Resiko yang dapat terjadi pada individu dengan gangguan harga diri rendah
adalah isolasi sosial: menarik diri karena adanya perasaan malu kalau
kekurangannya diketahui oleh orang lain.
( Stuart dan Sundeen, 1995 )
F. Pohon Masalah
effect
core problem
penyebabGangguan koping maladaftif
atau gangguan konsep diri
HDR (Harga Diri Rendah)
Isolasi Sosial
-
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah (2)
7/9
G. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji
1. Masalah keperawatan:
a.
Resiko isolasi sosial: menarik diri
b.
Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
c. Berduka disfungsional.
2.
Data yang perlu dikaji:
a. Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
b. Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
2.
Gangguan konsep diri: harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional.
I. Rencana Tindakan Keperawatan
A. Tujuan umum: klien dapat meningkatkan harga dirinya
B.
Tujuan khusus 1:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan:
Bina hubungan saling percaya
Salam terapeutik
Perkenalan diri
Jelaskan tujuan inteniksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan).
Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.
Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
C.
Tujuan khusus 2:
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan:
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
-
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah (2)
8/9
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi
pujian yang realistis.
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
D.
Tujuan khusus 3:
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
Tindakan:
Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan.
Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah.
E.
Tujuan khusus 4 :
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang
dimiliki.
Tindakan :Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan.
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.
F. Tujuan khusus 5:
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan.
Beri pujian atas keberhasilan
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.
G. Tujuan khusus 6:
6.
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
Tindakan:
Pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
-
8/10/2019 Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah (2)
9/9
DAFTAR PUSTAKA
Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition.
Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia.Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku
Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta.Schultz dan Videback. (1998). Manual
Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.
Keliat, Budi Anna dll. (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.. EGC: Jakarta.
Stuart dan Sundeen. (1995). Buku Saku Keperawatan Jwa. Edisi 3. EGC: Jakarta.
Townsend. (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for Care
Plan Construction. Edisi 3.Jakarta : EGC