asuhan keperawatan gerontik
DESCRIPTION
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIKTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA NY. T DENGAN POST STROKE
Nama mahasiswa : Ni Nyoman Udiani
Tempat praktek : Dusun Rajek Lor RT 01 Tirtoadi, Mlati Sleman.
Tanggal : 1 – 6 Nopember 2004
A. Identitas diri klienNama : Ny. T
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Rajek Lor RT 01 Tirtoadi , Mlati Sleman.
Status perkawinan : Janda
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SR
Pekerjaan : IRT
Sumber : Klien dan keluarga
B. Struktur Keluarga
No Nama JK Hub dgn Klien
Umur Pen-
didikn
Agama Pekerjaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ny. T K
Ny. T
Ny S
Tn. P
Sdr. W W
Sdri. E N
Sdri. D F
An. M H
P
P
P
L
L
P
P
P
Ibu
Adik
Anak
Menantu
Keponakan
Keponakan
Keponakan
Cucu
85 th
38 th
29 th
27 th
19 th
18 th
17 th
3 th
TS
SD
SLTA
SMEA
PT
SMU
SMU
BS
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Pijat Bayi
Buruh
IRT
Bengkel
Mahasiswa
Pelajar
Pelajar
Tidak ada
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal satu rumah
C. Riwayat Keluarga
Keluarga klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kronis atau penyakit keturunan yang lain.
D. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama saat ini:
Klien mengeluh seluruh tubuhnya terasa kaku. Klien tidak bisa miring kanan/ kiri dan
duduk sendiri. Kedua ekstremitas bawah ka/ki kaku dan tidak bisa lurus. Tekanan darah
140 / 80 mmHg. Pada bagian bokong klien nampak kemerahan.
2. Apa yang dipikirkan saat ini:
Pasien mengatakan memikirkan penyakitnya mengapa tidak sembuh-sembuh dan
bagaimana supaya bisa cepat sembuh. Padahal tingkat ekonomi klien tergolong pas-
pasan.
Siapa yang paling dipikirkan saat ini: Dirinya sendiri.
3. Riwayat penyakit dahulu:
Klien mengatakan menderita Hipertensi sejak ± 13 tahun yang lalu, pada awalnya klien
rutin kontol ke dokter dan minum obat secara teratur. Namun karena keterbatasan
ekonomi dan tidak punya dana lagi untuk pengobatan, klien akhirnya tidak control dan
minum obat lagi. Pada bulan Juli tahun 1997 klien mengalami stroke yang pertama
kalinya. Klien mengalami kelumpuhan pada ekstremitas kiri. Namun klien dapat sembuh
kembali dengan minum obat tanpa perawatan di rumah sakit. Pada bulan Desember tahun
1998 klien mengalami stroke kembali untuk kedua kalinya dan dirawat di Rumah Sakit
Murangan selama ± 5 hari. Setelah serangan tersebut klien dapat sembuh kembali dengan
gejala sisa (klien berjalan dengan kakinya diseret-seret). Dan Pada Bulan April 2003
klien mengalami serangan kembali untuk yang ketiga kalinya, sampai saat ini klen masih
terbaring kaku di tempat tidur.
E. Pengkajian1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan sehat itu adalah bila kondisi klien mampu melakukan kegiatan sehari-
hari, dan keadaan sakit bila klien sudah tidak bisa bangun. Bila merasa sakit akan periksa
ke dokter atau puskesmas.
2. Pola nutrisi
Jumlah : Frekuensi 2 x perhari. Makan utama 1/2 piring nasi tiap kali makan, 1 potong
lauk nabati, , 2 sendok sayur. Pada sore harinya klien ngemil (kue atau
gorengan) tidak tentu jumlahnya.
Minum kira-kira 1,5 gelas besar perhari.
Jenis : Nasi, lauk nabati, sayur, tidak ada alergi makanan, pantangan tidak ada. Jenis
minuman: air putih
3. Pola eliminasi
B.a.b : Tidak teratur, 2-3 hari sekali
B.a.k : Teratur 3-4 kali sehari, tidak ada keluhan.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di tempat tidur V
Berpindah / berjalan V
Ambulasi / ROM V
Keterangan :
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total.
5. Pola tidur dan istirahat
Klien terbiasa tidur mulai pukul 19.00 – 05.30 WIB, sering terbangun sendiri. Klien tidur siang mulai pukul 12.30 – 14.00 WIB namun kadang tidak menentu.
6. Pola perceptual
Penglihatan : Dapat melihat dengan jelas dalam jarak tertentu, tidak pakai kaca mata.
Pendengaran : Masih dapat mendengar namun kurang jelas, tidak menggunakan alat bantu dengar.
Pengecap : Masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam
dan asin.
Sensasi : Klien kurang dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri.
7. Pola persepsi diri
1. Gambaran diri
Klien tidak merasa terganggu dengan keadaannya/penampilan sekarang ini.
2. Ideal diri
Klien merasa puas apa yang didapatkannya selama ini.
3. Harga diri
Klien merasa bahwa dirinya tidak berguna lagi namun klien punya semangat untuk sembuh walaupun kadang klien merasa putus asa dengan keadaannya sekarang ini.
4. Identitas diri
Klien sudah dapat menerima keadaannya, tidak merasa malu dengan keadaannya, keluarganya juga selalu memperhatikan.
5. Peran diri
Klien sudah tidak dapat lagi menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga, anak maupun sebagai seorang nenek.
8. Pola peran hubungan
Di dalam komunikasi sehari-hari klien tidak mengalami hambatan. Dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa. Klien tinggal di rumah bersama ibunya dan 1 orang adik dan 1 orang anak dan menantu serta 1 orang cucunya dan 3 orang keponakan.
9. Pola managemen koping stress
Perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini adalah keadaan sakitnya yang tidak
sembuh-sembuh. Keadaan sakit saat ini hanya dibiarkan tanpa pengobatan apapun dan
dirawat di rumah oleh anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini
dilakukan karena klien dan keluarga tidak mempunyai dana lagi untuk pengobatan.klien
baik medis maupun alternatif.
9. Sistem nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam, namun pada saat ini klien tidak menjalankan sholat lagi. Klien
tidak dapat lagi mengikuti kegiatan keagamaan. Klien mengatakan penyakit yang
dialamimya merupakan suatu hukuman dan cobaan dari Allah atas dosa-dosanya selama
ini.
F. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan fisik
1. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
2. TD : 140/80mmHg. Nadi: 88x/menit, Respirasi : 20x/menit dan
3. Temperatur : 37°C, BB : Kg dan TB : Cm
4. Kepala : Kulit kepala bersih dan rambut nampak berminyak
5. Mulut : bibir lembab, mukosa merah muda
6. Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis
7. Thorak : Bentuk dada simetris, retraksi otot dada (-), tidak ada ketinggalan gerak8. Paru-paru : vesikuler (+), sonor (+)9. Abdomen : Tidak ada ascites, tidak kembung, nyeri tekan(-), turgor kulit baik
10. Ekstremitas : Kaku, kuku jari tangan dan kaki panjang.11. Neurologi :
Refleks patologis :
Refleks fisiologis :
Gerakan :
Tonus otot :
Kekuatan :
Trofi :
2. Pemeriksaan Panca Indera
1. Penglihatan (mata) :
o Bola mata : simetris tidak ada kelainan
o Konjunctiva : tidak anemis
o Sklera : tidak ikterik
o Reaksi cahaya : +/+
o Visus : 5/6
2. Pendengaran (telinga) :
o Bentuk telinga simetris
o Nyeri tekan tidak ada
o Liang telinga : nampak kotor
o Terjadi penurunan fungsi pendengaran
2. Pengecapan (mulut )
o Gigi geligi karies (+), gigi tanggal (+)
o Lidah bersih
o Sensasi rasa manis, asin dan pahit (+)
2. Sensasi (kulit)
o Sensasi nyeri (+), sensasi taktil (+), sensasi suhu (+)
o Turgor kulit : baik
2. Penciuman (hidung)
o Lubang hidung simetris
o Septum nasi : lurus
o Konka : normal
o Tidak ada sekret.
G. Analisa Data DATA PROBLEM ETIOLOGI
Data Subjektif : Kerusakan mobilitas fisik
Kerusakan neuromuskuler,
o Klien mengatakan seluruh tubuhnya terasa kaku, tidak bisa miring kanan/kiri sendiri
o Klien mengatakan lumpuh sejak tahun 1997
o Klien mengatakan saat ini serangan stroke ketiga kalinya
o Klien mengatakan semua aktivitas dibantu keluarga
Data Objektif :
o Klien nampak terbaring kaku di tempat tidur.
o Kedua ekstremitas bawah kanan/kiri kaku dan tidak bisa lurus
o Keterbatasan ROMo Derajat kekuatan otot : 2
(gerakan tanpa menahan gaya berat)
o Semua aktivitas dibantu orang lain
o TD : 130 / 80 mmHgo N : 80 x/m, RR : 20 x/m
kekakuan sendi/ kontraktur
Data Subjektif :
o Klien mengatakan sejak April tahun 2003 sudah terbaring di tempat tidur
o Klien mengatakan posisi baring jarang diubah karena tidak bisa sendiri dan tidak merasa nyaman
o Keluarga mengatakan melakukan perawatan kulit hanya sebatas memandikan klien
Risiko kerusakan integritas kulit
Imobilitas fisik
Data Objektif :
o Keterbatasan ROMo Klien nampak terbaring
kaku di tempat tiduro Pada bagian bokong klien
nampak kemerahan
Data Subjektif :
o Klien mengatakan semua aktivitas dibantu keluarga
o Klien mengatakan seluruh tubuhnya terasa kaku
Data Objektif :
o Keterbatasan ROMo Klien nampak terbaring
kaku di tempat tiduro Liang telinga kotoro Gigi karies (+)
Defisit perawatan diri : mandi/ kebersihan, berhias, makan, toileting
Kelemahan, kerusakan neuromuskuler
Data Subjektif :
o Klien mengatakan semua aktivitas dibantu keluarga
o Klien mengatakan makan sesuai dengan menu keluarga yang seadanya
Data Objektif :
o Keterbatasan ROMo Klien nampak terbaring
kaku di tempat tidur
Resiko konstipasi
Kurang aktivitas fisik
Data Subjektif : Harga diri Kerusakan/
o Klien merasa tidak berguna lagi, kadang klien merasa putus asa
o Klien mengatakan penyakitnya merupakan suatu hukuman dari Yang Kuasa
o Klien merasa tidak berdaya dan bertanya kapan penyakitnya bisa sembuh
Data Objektif :
o Klien nampak menangiso Ekspresi wajah nampak
sedih
rendah fungsional
gangguan fungsi
H. Diagnosa Keperawatan1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, kekakuan
sendi/ kontraktur
2. Defisit perawatan diri : mandi/ kebersihan, berhias, makan, toileting berhubungan dengan
kelemahan, kerusakan neuromuskuler
3. Harga diri rendah fungsional berhubungan dengan kerusakan/ gangguan fungsi
4. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik
5. Risiko konstipasi berhubungan dengan kurang aktivitas fisik
PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
(1) (2) (3)
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler kekakuan sendi/ kontraktur
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu klien dapat meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena.
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien dapat :
1. Memahami tentang pengertian dan tujuan mobilisasi dini (latihan aktif-
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji kemampuan secara fungsional/ luasnya kerusakan awal dengan mengklasifikasikan melalui skala 0-4.
2. Kaji keterbatasan pergerakan sendi dan akibatnya pada fungsi
3. Kaji motivasi klien untuk melakukan latihan aktif-pasif
4. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang pengertian dan tujuan mobilisasi dini (latihan aktif-pasif pasca stroke)
pasif pasca stroke) 2. Mendemonstrasikan
garis besar program mobilisasi dini
3. Melakukan latihan sesuai jadwal secara teratur
5. Monitor adanya ketidaknyamanan selama aktivitas latihan
6. Anjurkan klien menggunakan pakaian yang longgar
7. Lindungi klien dari trauma selama latihan
8. Bantu klien melakukan latihan ROM aktif-pasif
9. Motivasi klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal dan secara teratur
10. Ajarkan pada klien atau keluarga bagaimana melakukan latihan ROM aktif-pasif
11. Anjurkan klien untuk beristirahat bila kelelahan
12. Beri reinforcement positif bila klien dapat melakukan dengan baik.
Defisit perawatan diri : mandi/ kebersihan, berhias, makan, toileting berhubungan dengan kelemahan, kerusakan neuromuskuler
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu klien dapat melakukan perawatan diri secara optimal
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien/ keluarga dapat:
1. Melakukan perawatan : mandi, berpakaian dan berhias secara optimal
2. Melakukan perawatan : makan secara optimal
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji kemampuan klien untuk kemandirian perawatan diri
2. Kaji kebutuhan klien untuk perlengkapan adaptif kebersihan personal, berpakaian/ berhias, toileting dan makan.
3. Anjurkan keluarga untuk membantu menyediakan kebutuhan yang dibutuhkan klien
4. Anjurkan keluarga menyediakan bantuan sampai klien mampu secara penuh melakukan
3. Melakukan perawatan : toileting secara optimal
perawatan diri5. Bantu klien
menerima kebutuhan ketergantungan
6. Ajarkan keluarga untuk mendukung kemandirian klien, mengintervensi hanya pada saat klien tidak dapat melakukan
7. Anjurkan keluarga untuk menetapkan rutinitas aktivitas perawatan diri
Harga diri rendah fungsional berhubungan dengan kerusakan/ gangguan fungsi
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu klien dapat menerima keadaan dirinya.
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien dapat :
1. Mengungkapkan perasaannya dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang terfjadi.
2. Mengungkapkan penerimaan pada diri sendiri dalam situasi
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji pernyataan harga diri klien
2. Tentukan percaya diri klien menurut pandangan klien
2. Dukung klien untuk mengidentifikasi kekuatan
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain
4. Dukung kontak mata pada saat berkomunikasi
dengan klien5. Tunjukkan
kepercayaan mengenai kemampuan klien untuk mengatasi situasi
6. Bantu klien untuk mengidentifikasi kembali persepsi negative tentang diri
7. Eksplorasi keberhasilan klien yang sebelumnya dicapai
8. Bantu klien untuk mengidentifikasi tindakan yang akan meningkatkan harga diri
9. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu integritas kulit klien terjaga : kulit intact/utuh.
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien/keluarga dapat :
1. Memahami pentingnya perawatan kulit
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji klien terhadap factor resiko kerusakan integritas kulit
2. Kaji kulit akan adanya kemerahan, lesi, melepuh, atau bengkak
3. Kaji daerah penekanan (bony prominence)
4. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang perawatan kulit pada usia lanjut pasif.
5. Ajarkan pada keluarga tentang perawatan kulit yaitu masase kulit dan lubrikasi dengan lotion jika tidak ada kemerahan.
6. Anjurkan keluarga untuk membersihkan kulit klien dengan baik dan keringkan
bagi klien
2. Menjaga kebersihan kulit
3. Melakukan perawatan kulit dan daerah penekanan
kulit secara keseluruhan7. Anjurkan keluarga untuk
merubah posisi klien dengan sering ( setiap 2 jam)
8. Anjurkan keluarga untuk mengganti alas tempat tidur setiap hari dan pertahankan alas tempat tidur tetap rapi, kering, tidak kusut dan bersih.
Risiko konstipasi berhubungan dengan kurang aktivitas fisik
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu klien tidak mengalami konstipasi
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien dapat :
1. Pola eliminasi BAB normal (ketepatan jumlah dan konsistensi)
2. Mengkonsumsi diet tinggi serat
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji klien terhadap adanya factor resiko untuk konstipasi
2. Kaji kebiasaan frekuensi BAB, konsistensi, volume dan warna feses
3. Monitor bising usus, pergerakan usus termasuk frekuensinya
4. Identifikasi factor seperti pengobatan, imobilisasi dan diet yang dapat menyebabkan konstipasi
5. Anjurkan meningkatkan intake cairan
6. Anjurkan klien/ keluarga mengkonsumsi makanan yang tinggi serat
7. Anjurkan klien untuk meningkatkan latihan/
aktivitas
PELAKSANAAN
NO DX
TANGGAL
IMPLEMENTASI EVALUASI
(1)
(2) (3) (4)
1. 1/11-2004
1. Mengkaji kemampuan klien secara fungsional/ luasnya kerusakan awal dengan mengklasifikasikan melalui skala 0-4.
2. Mengkaji keterbatasan pergerakan sendi dan akibatnya pada fungsi
3. Mengukur tanda-tanda vital klien.
4. Mengkaji motivasi klien untuk melakukan latihan aktif-pasif
5. Menjelaskan pada klien dan
S :
o Ny. T mengatakan badannya sudah lama kaku jadi sulit untuk digerakkkan
o Ny T mengatakan selama ini tidak pernah latihan karena
keluarga pentingnya latihan aktif-pasif pasca stroke
anaknya sibuk
O :
o Ny. T tampak memperhatikan penjelasan dari petugas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan inetrvensi perawatan
1. 3/11-2004
1. Mengajarkan dan membantu klien melakukan latihan ROM aktif-pasif pasca stroke
2. Memonitor adanya ketidaknyamanan selama aktivitas latihan dan melindungi klien dari trauma selama latihan
S :
o Ny. T mengatakan akan mencoba latihan yang diajarkan petugas
o Ny T mengatakan
3. Mengajarkan pada klien dan keluarga bagaimana melakukan latihan ROM dengan benar
4. Menganjurkan klien untuk beristirahat bila merasa lelah
5. Mengukur tanda-tanda vital klien sebelum dan sesudah melakukan latihan ROM
6. Memberi pujian atas hasil yang telah dicapai
7. Memotivasi klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal dan secara teratur
seluruh tubuhnya sulit untuk digerakkan kecuali tangan, itupun hanya perlahan-lahan
O :
o Ny. T tampak antusias melakukan latihan ROM yang di demonstrasikan dan dibantu petugas
o Ny. T mencoba mempraktek
an sendiri latihan ROM yang diajarkan petugas terutama gerakan tangan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi perawatan
1. 5/11-2004
1. Mengajarkan dan membantu klien melakukan latihan ROM aktif-pasif pasca stroke
2. Memonitor adanya ketidaknyamanan selama aktivitas latihan dan melindungi klien dari trauma selama latihan
3. Menganjurkan klien untuk beristirahat bila merasa lelah
4. Memberi pujian atas hasil yang telah dicapai
5. Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah latihan ROM
6. Memotivasi klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal dan secara teratur
S :
o Ny. T mengatakan sudah bisa latihan tangan sendiri
o Ny T mengatakan tidak bisa
latihan gerakan-gerakan tertentu karena tidak ada yang membantu
O :
o Ny. T tampak antusias melakukan latihan ROM yang di demonstrasikan petugas
o Ny. T mencoba mempraktekan sendiri latihan
ROM yang diajarkan petugas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Motivasi Ny. T dan keluarga untuk melakukan gerakan ROM yang diajarkan setiap hari sesuai dengan kemampuan klien
2. 2/11-2004
1. Mengkaji kemampuan klien untuk kemandirian perawatan diri
2. Menganjurkan keluarga untuk membantu menyediakan kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan klien
3. Menganjurkan keluarga untuk menyediakan bantuan sampai klien mampu secara penuh
S :
o Ny. T mengatakan bisa makan dengan tangan sendiri asalkan piringnya didekatkan di tempat tidur
o Ny T
melakukan perawatan diri
4. Mengajarkan keluarga untuk mendukung kemandirian klien dengan membantu hanya pada saat klien tidak dapat melakukan sendiri
mengatakan semua aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarganya kecuali makan
o Keluarga mengatakan Ny T memang dibiasakan untuk makan sendiri, tapi untuk kegiatan yang lain belum mampu
O :
o Ny. T tampak
kaku di tempat tidur
o Makanan diletakkan didekat tempat tidur yang bisa dijangkau
A : Masalah teratasi sebagian
P : Motivasi keluarga untuk memandirikan Ny T sesuai kemampuannya
3. 4/11-2004
1. Mengkaji pernyataan harga diri klien
2. Mendukung klien untuk mengidentifikasi kekuatan
3. Membantu klien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain terhadap klien
4. Mendukung kontak mata pada saat berkomunikasi dengan klien
5. Menunjukkan kepercayaan mengenai kemampuan klien untuk mengatasi situasi
6. Melibatkan keluarga dalam perawatan klien
S :
o Ny. T mengatakan merasa sudah tidak berguna lagi dan hanya menjadi beban
bagi keluarganya
o Ny T mengatakan kasihan pada ibu dan anaknya yang selalu direpotkan
o Ny T mengatakan ibu dan anaknya yang selalu membantu memenuhi kebutuhannya
O :
o Ny. S tampak menangis sambil
bercerita dengan petugas
o Ny T sudah mau mengungkapkan perasaannya pada petugas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Motivasi keluarga untuk selalu memberi support kepada klien dan selalu mendengarkan keluaannya
4. 6/11-2004
1. Mengkaji klien terhadap factor resiko kerusakan integritas kulit
2. Mengkaji kulit akan adanya kemerahan, lesi, melepuh atau bengkak
3. Mengkaji daerah penekanan (bony prominence)
4. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang perawatan kulit pada usia lanjut yang pasif seperti pasca stroke
5. Mengajarkan pada keluarga tentang perawatan kulit yaitu masase kulit dan lubrikasi dengan lotion.
6. Menganjurkan keluarga untuk
S :
o Ny. T mengatakan punggungnya terasa panas dan dibagian bokon
membersihkan kulit klien dengan baik dan keringkan kulit secara keseluruhan
7. Menganjurkan keluarga untuk merubah posisi klien dengan sering (setiap 2 jam)
8. Menganjurkan klien untuk mengganti alas tempat tidur setiap hari atau pertahankan alas tempat tidur tetap rapi, kering, tidak kusut dan bersih.
g terasa sakit
o Ny T mengatakan tidak bisa membalikkan badan sendiri
o Keluarga mengatakan akan mengikuti anjuran petugas
O :
o Ny. T tampak segar setelah kulitnya dirawat dengan sabun dan
lotiono Tidak
terdapat tanda-tanda kerusakan integritas kulit pada klien
A : Masalah kerusakan integritas kulit masih beresiko
P : Motivasi keluarga untuk melakukan perawatan kulit setiap hari menjelang tidur secara teratur
5. 6/11-2004
1. Mengkaji klien terhadap adanya factor resiko untuk konstipasi
2. Mengkaji kebiasaan frekuensi BAB
3. Mendengarkan bising usus klien4. Menganjurkan klien dan keluarga
untuk meningkatkan masukan cairan seperti air putih setiap hari
5. Menganjurkan klien dan keluarga untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi serat seperti buah papaya
6. Menganjurkan klien untuk tetap latihan tiap hari secara teratur
S :
o Ny. T mengatakan BAB 1 kali tiap hari dengan konsistensi padat
o Bising usus
normal
O :
o -
A : Masalah konstipasi masih beresiko
P : Motivasi Ny. T atau keluarga untuk meningkatkan masukan cairan dan mengkonsumsi makanan yang tinggi serat
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA NY. T DENGAN POST STROKE
Nama mahasiswa : Ni Nyoman Udiani
Tempat praktek : Dusun Rajek Lor RT 01 Tirtoadi, Mlati Sleman.
Tanggal : 1 – 6 Nopember 2004
A. Identitas diri klienNama : Ny. T
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Rajek Lor RT 01 Tirtoadi , Mlati Sleman.
Status perkawinan : Janda
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SR
Pekerjaan : IRT
Sumber : Klien dan keluarga
B. Struktur Keluarga
No Nama JK Hub dgn Klien
Umur Pen-
didikn
Agama Pekerjaan
1.
2.
Ny. T K
Ny. T
P
P
Ibu
Adik
85 th
38 th
TS
SD
Islam
Islam
Pijat Bayi
Buruh
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ny S
Tn. P
Sdr. W W
Sdri. E N
Sdri. D F
An. M H
P
L
L
P
P
P
Anak
Menantu
Keponakan
Keponakan
Keponakan
Cucu
29 th
27 th
19 th
18 th
17 th
3 th
SLTA
SMEA
PT
SMU
SMU
BS
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
IRT
Bengkel
Mahasiswa
Pelajar
Pelajar
Tidak ada
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal satu rumah
C. Riwayat Keluarga
Keluarga klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kronis atau penyakit keturunan yang lain.
D. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama saat ini:
Klien mengeluh seluruh tubuhnya terasa kaku. Klien tidak bisa miring kanan/ kiri dan
duduk sendiri. Kedua ekstremitas bawah ka/ki kaku dan tidak bisa lurus. Tekanan darah
140 / 80 mmHg. Pada bagian bokong klien nampak kemerahan.
2. Apa yang dipikirkan saat ini:
Pasien mengatakan memikirkan penyakitnya mengapa tidak sembuh-sembuh dan
bagaimana supaya bisa cepat sembuh. Padahal tingkat ekonomi klien tergolong pas-
pasan.
Siapa yang paling dipikirkan saat ini: Dirinya sendiri.
3. Riwayat penyakit dahulu:
Klien mengatakan menderita Hipertensi sejak ± 13 tahun yang lalu, pada awalnya klien
rutin kontol ke dokter dan minum obat secara teratur. Namun karena keterbatasan
ekonomi dan tidak punya dana lagi untuk pengobatan, klien akhirnya tidak control dan
minum obat lagi. Pada bulan Juli tahun 1997 klien mengalami stroke yang pertama
kalinya. Klien mengalami kelumpuhan pada ekstremitas kiri. Namun klien dapat sembuh
kembali dengan minum obat tanpa perawatan di rumah sakit. Pada bulan Desember tahun
1998 klien mengalami stroke kembali untuk kedua kalinya dan dirawat di Rumah Sakit
Murangan selama ± 5 hari. Setelah serangan tersebut klien dapat sembuh kembali dengan
gejala sisa (klien berjalan dengan kakinya diseret-seret). Dan Pada Bulan April 2003
klien mengalami serangan kembali untuk yang ketiga kalinya, sampai saat ini klen masih
terbaring kaku di tempat tidur.
E. Pengkajian1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan sehat itu adalah bila kondisi klien mampu melakukan kegiatan sehari-
hari, dan keadaan sakit bila klien sudah tidak bisa bangun. Bila merasa sakit akan periksa
ke dokter atau puskesmas.
2. Pola nutrisi
Jumlah : Frekuensi 2 x perhari. Makan utama 1/2 piring nasi tiap kali makan, 1 potong
lauk nabati, , 2 sendok sayur. Pada sore harinya klien ngemil (kue atau
gorengan) tidak tentu jumlahnya.
Minum kira-kira 1,5 gelas besar perhari.
Jenis : Nasi, lauk nabati, sayur, tidak ada alergi makanan, pantangan tidak ada. Jenis
minuman: air putih
3. Pola eliminasi
B.a.b : Tidak teratur, 2-3 hari sekali
B.a.k : Teratur 3-4 kali sehari, tidak ada keluhan.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di tempat tidur V
Berpindah / berjalan V
Ambulasi / ROM V
Keterangan :
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total.
5. Pola tidur dan istirahat
Klien terbiasa tidur mulai pukul 19.00 – 05.30 WIB, sering terbangun sendiri. Klien tidur siang mulai pukul 12.30 – 14.00 WIB namun kadang tidak menentu.
6. Pola perceptual
Penglihatan : Dapat melihat dengan jelas dalam jarak tertentu, tidak pakai kaca mata.
Pendengaran : Masih dapat mendengar namun kurang jelas, tidak menggunakan alat bantu dengar.
Pengecap : Masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam
dan asin.
Sensasi : Klien kurang dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri.
7. Pola persepsi diri
1. Gambaran diri
Klien tidak merasa terganggu dengan keadaannya/penampilan sekarang ini.
2. Ideal diri
Klien merasa puas apa yang didapatkannya selama ini.
3. Harga diri
Klien merasa bahwa dirinya tidak berguna lagi namun klien punya semangat untuk sembuh walaupun kadang klien merasa putus asa dengan keadaannya sekarang ini.
4. Identitas diri
Klien sudah dapat menerima keadaannya, tidak merasa malu dengan keadaannya, keluarganya juga selalu memperhatikan.
5. Peran diri
Klien sudah tidak dapat lagi menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga, anak maupun sebagai seorang nenek.
8. Pola peran hubungan
Di dalam komunikasi sehari-hari klien tidak mengalami hambatan. Dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa. Klien tinggal di rumah bersama ibunya dan 1 orang adik dan 1 orang anak dan menantu serta 1 orang cucunya dan 3 orang keponakan.
9. Pola managemen koping stress
Perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini adalah keadaan sakitnya yang tidak
sembuh-sembuh. Keadaan sakit saat ini hanya dibiarkan tanpa pengobatan apapun dan
dirawat di rumah oleh anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini
dilakukan karena klien dan keluarga tidak mempunyai dana lagi untuk pengobatan.klien
baik medis maupun alternatif.
9. Sistem nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam, namun pada saat ini klien tidak menjalankan sholat lagi. Klien
tidak dapat lagi mengikuti kegiatan keagamaan. Klien mengatakan penyakit yang
dialamimya merupakan suatu hukuman dan cobaan dari Allah atas dosa-dosanya selama
ini.
F. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan fisik
1. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
2. TD : 140/80mmHg. Nadi: 88x/menit, Respirasi : 20x/menit dan
3. Temperatur : 37°C, BB : Kg dan TB : Cm
4. Kepala : Kulit kepala bersih dan rambut nampak berminyak
5. Mulut : bibir lembab, mukosa merah muda
6. Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis
7. Thorak : Bentuk dada simetris, retraksi otot dada (-), tidak ada ketinggalan gerak8. Paru-paru : vesikuler (+), sonor (+)9. Abdomen : Tidak ada ascites, tidak kembung, nyeri tekan(-), turgor kulit baik
10. Ekstremitas : Kaku, kuku jari tangan dan kaki panjang.11. Neurologi :
Refleks patologis :
Refleks fisiologis :
Gerakan :
Tonus otot :
Kekuatan :
Trofi :
2. Pemeriksaan Panca Indera
1. Penglihatan (mata) :
o Bola mata : simetris tidak ada kelainan
o Konjunctiva : tidak anemis
o Sklera : tidak ikterik
o Reaksi cahaya : +/+
o Visus : 5/6
2. Pendengaran (telinga) :
o Bentuk telinga simetris
o Nyeri tekan tidak ada
o Liang telinga : nampak kotor
o Terjadi penurunan fungsi pendengaran
2. Pengecapan (mulut )
o Gigi geligi karies (+), gigi tanggal (+)
o Lidah bersih
o Sensasi rasa manis, asin dan pahit (+)
2. Sensasi (kulit)
o Sensasi nyeri (+), sensasi taktil (+), sensasi suhu (+)
o Turgor kulit : baik
2. Penciuman (hidung)
o Lubang hidung simetris
o Septum nasi : lurus
o Konka : normal
o Tidak ada sekret.
G. Analisa Data DATA PROBLEM ETIOLOGI
Data Subjektif :
o Klien mengatakan seluruh tubuhnya terasa kaku, tidak bisa miring kanan/kiri sendiri
o Klien mengatakan lumpuh sejak tahun 1997
o Klien mengatakan saat ini serangan stroke ketiga kalinya
o Klien mengatakan semua aktivitas dibantu keluarga
Kerusakan mobilitas fisik
Kerusakan neuromuskuler, kekakuan sendi/ kontraktur
Data Objektif :
o Klien nampak terbaring kaku di tempat tidur.
o Kedua ekstremitas bawah kanan/kiri kaku dan tidak bisa lurus
o Keterbatasan ROMo Derajat kekuatan otot : 2
(gerakan tanpa menahan gaya berat)
o Semua aktivitas dibantu orang lain
o TD : 130 / 80 mmHgo N : 80 x/m, RR : 20 x/m
Data Subjektif :
o Klien mengatakan sejak April tahun 2003 sudah terbaring di tempat tidur
o Klien mengatakan posisi baring jarang diubah karena tidak bisa sendiri dan tidak merasa nyaman
o Keluarga mengatakan melakukan perawatan kulit hanya sebatas memandikan klien
Data Objektif :
o Keterbatasan ROMo Klien nampak terbaring
kaku di tempat tiduro Pada bagian bokong klien
nampak kemerahan
Risiko kerusakan integritas kulit
Imobilitas fisik
Data Subjektif :
o Klien mengatakan semua aktivitas dibantu keluarga
Defisit perawatan diri : mandi/ kebersihan,
Kelemahan, kerusakan neuromuskuler
o Klien mengatakan seluruh tubuhnya terasa kaku
Data Objektif :
o Keterbatasan ROMo Klien nampak terbaring
kaku di tempat tiduro Liang telinga kotoro Gigi karies (+)
berhias, makan, toileting
Data Subjektif :
o Klien mengatakan semua aktivitas dibantu keluarga
o Klien mengatakan makan sesuai dengan menu keluarga yang seadanya
Data Objektif :
o Keterbatasan ROMo Klien nampak terbaring
kaku di tempat tidur
Resiko konstipasi
Kurang aktivitas fisik
Data Subjektif :
o Klien merasa tidak berguna lagi, kadang klien merasa putus asa
o Klien mengatakan penyakitnya merupakan suatu hukuman dari Yang Kuasa
o Klien merasa tidak berdaya dan bertanya kapan penyakitnya bisa sembuh
Harga diri rendah fungsional
Kerusakan/ gangguan fungsi
Data Objektif :
o Klien nampak menangiso Ekspresi wajah nampak
sedih
H. Diagnosa Keperawatan1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, kekakuan
sendi/ kontraktur
2. Defisit perawatan diri : mandi/ kebersihan, berhias, makan, toileting berhubungan dengan
kelemahan, kerusakan neuromuskuler
3. Harga diri rendah fungsional berhubungan dengan kerusakan/ gangguan fungsi
4. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik
5. Risiko konstipasi berhubungan dengan kurang aktivitas fisik
PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
(1) (2) (3)
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler kekakuan sendi/ kontraktur
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu klien dapat meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena.
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien dapat :
1. Memahami tentang pengertian dan tujuan mobilisasi dini (latihan aktif-pasif pasca stroke)
2. Mendemonstrasikan garis besar program mobilisasi dini
3. Melakukan latihan sesuai jadwal secara teratur
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji kemampuan secara fungsional/ luasnya kerusakan awal dengan mengklasifikasikan melalui skala 0-4.
2. Kaji keterbatasan pergerakan sendi dan akibatnya pada fungsi
3. Kaji motivasi klien untuk melakukan latihan aktif-pasif
4. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang pengertian dan tujuan mobilisasi dini (latihan aktif-pasif pasca stroke)
5. Monitor adanya ketidaknyamanan selama aktivitas latihan
6. Anjurkan klien menggunakan pakaian yang longgar
7. Lindungi klien dari trauma selama latihan
8. Bantu klien melakukan latihan ROM aktif-pasif
9. Motivasi klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal dan secara teratur
10. Ajarkan pada klien atau keluarga bagaimana melakukan latihan ROM aktif-pasif
11. Anjurkan klien untuk beristirahat bila kelelahan
12. Beri reinforcement positif bila klien dapat melakukan dengan baik.
Defisit perawatan diri : mandi/ kebersihan, berhias, makan, toileting berhubungan dengan kelemahan, kerusakan neuromuskuler
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu klien dapat melakukan perawatan diri secara optimal
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien/ keluarga dapat:
1. Melakukan perawatan : mandi, berpakaian dan berhias secara optimal
2. Melakukan perawatan : makan secara optimal
3. Melakukan perawatan : toileting secara optimal
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji kemampuan klien untuk kemandirian perawatan diri
2. Kaji kebutuhan klien untuk perlengkapan adaptif kebersihan personal, berpakaian/ berhias, toileting dan makan.
3. Anjurkan keluarga untuk membantu menyediakan kebutuhan yang dibutuhkan klien
4. Anjurkan keluarga menyediakan bantuan sampai klien mampu secara penuh melakukan perawatan diri
5. Bantu klien menerima kebutuhan ketergantungan
6. Ajarkan keluarga untuk mendukung kemandirian klien, mengintervensi hanya pada saat klien tidak dapat melakukan
7. Anjurkan keluarga untuk menetapkan
rutinitas aktivitas perawatan diri
Harga diri rendah fungsional berhubungan dengan kerusakan/ gangguan fungsi
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu klien dapat menerima keadaan dirinya.
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien dapat :
1. Mengungkapkan perasaannya dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang terfjadi.
2. Mengungkapkan penerimaan pada diri sendiri dalam situasi
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji pernyataan harga diri klien
2. Tentukan percaya diri klien menurut pandangan klien
2. Dukung klien untuk mengidentifikasi kekuatan
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain
4. Dukung kontak mata pada saat berkomunikasi dengan klien
5. Tunjukkan kepercayaan mengenai kemampuan klien untuk mengatasi situasi
6. Bantu klien untuk mengidentifikasi kembali persepsi negative tentang diri
7. Eksplorasi keberhasilan klien
yang sebelumnya dicapai
8. Bantu klien untuk mengidentifikasi tindakan yang akan meningkatkan harga diri
9. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu integritas kulit klien terjaga : kulit intact/utuh.
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien/keluarga dapat :
1. Memahami pentingnya perawatan kulit bagi klien
2. Menjaga kebersihan kulit
3. Melakukan perawatan kulit dan
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji klien terhadap factor resiko kerusakan integritas kulit
2. Kaji kulit akan adanya kemerahan, lesi, melepuh, atau bengkak
3. Kaji daerah penekanan (bony prominence)
4. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang perawatan kulit pada usia lanjut pasif.
5. Ajarkan pada keluarga tentang perawatan kulit yaitu masase kulit dan lubrikasi dengan lotion jika tidak ada kemerahan.
6. Anjurkan keluarga untuk membersihkan kulit klien dengan baik dan keringkan kulit secara keseluruhan
7. Anjurkan keluarga untuk merubah posisi klien dengan sering ( setiap 2 jam)
8. Anjurkan keluarga untuk mengganti alas tempat tidur setiap hari dan pertahankan alas tempat tidur tetap rapi, kering, tidak kusut dan bersih.
daerah penekanan
Risiko konstipasi berhubungan dengan kurang aktivitas fisik
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu klien tidak mengalami konstipasi
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien dapat :
1. Pola eliminasi BAB normal (ketepatan jumlah dan konsistensi)
2. Mengkonsumsi diet tinggi serat
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji klien terhadap adanya factor resiko untuk konstipasi
2. Kaji kebiasaan frekuensi BAB, konsistensi, volume dan warna feses
3. Monitor bising usus, pergerakan usus termasuk frekuensinya
4. Identifikasi factor seperti pengobatan, imobilisasi dan diet yang dapat menyebabkan konstipasi
5. Anjurkan meningkatkan intake cairan
6. Anjurkan klien/ keluarga mengkonsumsi makanan yang tinggi serat
7. Anjurkan klien untuk meningkatkan latihan/ aktivitas
PELAKSANAAN
NO DX
TANGGAL
IMPLEMENTASI EVALUASI
(1)
(2) (3) (4)
1. 1/11-2004
1. Mengkaji kemampuan klien secara fungsional/ luasnya kerusakan awal dengan mengklasifikasikan melalui skala 0-4.
2. Mengkaji keterbatasan pergerakan sendi dan akibatnya pada fungsi
3. Mengukur tanda-tanda vital klien.
4. Mengkaji motivasi klien untuk melakukan latihan aktif-pasif
5. Menjelaskan pada klien dan keluarga pentingnya latihan aktif-pasif pasca stroke
S :
o Ny. T mengatakan badannya sudah lama kaku jadi sulit untuk digerakkkan
o Ny T mengatakan selama ini tidak pernah latihan karena anaknya sibuk
O :
o Ny. T tampak memperhatikan penjelasan
dari petugas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan inetrvensi perawatan
1. 3/11-2004
1. Mengajarkan dan membantu klien melakukan latihan ROM aktif-pasif pasca stroke
2. Memonitor adanya ketidaknyamanan selama aktivitas latihan dan melindungi klien dari trauma selama latihan
3. Mengajarkan pada klien dan keluarga bagaimana melakukan latihan ROM dengan benar
4. Menganjurkan klien untuk
S :
o Ny. T mengatakan akan mencoba latihan yang diajarkan petugas
o Ny T mengatakan seluruh tubuhnya sulit untuk digerakkan kecuali tangan, itupun
beristirahat bila merasa lelah
5. Mengukur tanda-tanda vital klien sebelum dan sesudah melakukan latihan ROM
6. Memberi pujian atas hasil yang telah dicapai
7. Memotivasi klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal dan secara teratur
hanya perlahan-lahan
O :
o Ny. T tampak antusias melakukan latihan ROM yang di demonstrasikan dan dibantu petugas
o Ny. T mencoba mempraktekan sendiri latihan ROM yang diajarkan petugas terutama
gerakan tangan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi perawatan
1. 5/11-2004
1. Mengajarkan dan membantu klien melakukan latihan ROM aktif-pasif pasca stroke
2. Memonitor adanya ketidaknyamanan selama aktivitas latihan dan melindungi klien dari trauma selama latihan
3. Menganjurkan klien untuk beristirahat bila merasa lelah
4. Memberi pujian atas hasil yang telah dicapai
5. Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah latihan ROM
6. Memotivasi klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal dan secara teratur
S :
o Ny. T mengatakan sudah bisa latihan tangan sendiri
o Ny T mengatakan tidak bisa latihan gerakan-gerakan tertentu karena tidak ada yang
membantu
O :
o Ny. T tampak antusias melakukan latihan ROM yang di demonstrasikan petugas
o Ny. T mencoba mempraktekan sendiri latihan ROM yang diajarkan petugas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Motivasi Ny. T dan keluarga untuk
melakukan gerakan ROM yang diajarkan setiap hari sesuai dengan kemampuan klien
2. 2/11-2004
1. Mengkaji kemampuan klien untuk kemandirian perawatan diri
2. Menganjurkan keluarga untuk membantu menyediakan kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan klien
3. Menganjurkan keluarga untuk menyediakan bantuan sampai klien mampu secara penuh melakukan perawatan diri
4. Mengajarkan keluarga untuk mendukung kemandirian klien dengan membantu hanya pada
S :
o Ny. T mengatakan bisa makan dengan tangan sendiri asalkan piringnya didekatkan di tempat tidur
o Ny T mengatakan semua aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarganya kecua
saat klien tidak dapat melakukan sendiri
li makan
o Keluarga mengatakan Ny T memang dibiasakan untuk makan sendiri, tapi untuk kegiatan yang lain belum mampu
O :
o Ny. T tampak kaku di tempat tidur
o Makanan diletakkan didekat tempat tidur yang
bisa dijangkau
A : Masalah teratasi sebagian
P : Motivasi keluarga untuk memandirikan Ny T sesuai kemampuannya
3. 4/11-2004
1. Mengkaji pernyataan harga diri klien
2. Mendukung klien untuk mengidentifikasi kekuatan
3. Membantu klien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain terhadap klien
4. Mendukung kontak mata pada saat berkomunikasi dengan klien
5. Menunjukkan kepercayaan mengenai kemampuan klien untuk mengatasi situasi
6. Melibatkan keluarga dalam perawatan klien
S :
o Ny. T mengatakan merasa sudah tidak berguna lagi dan hanya menjadi beban bagi keluarganya
o Ny T mengatakan kasihan pada ibu dan anaknya
yang selalu direpotkan
o Ny T mengatakan ibu dan anaknya yang selalu membantu memenuhi kebutuhannya
O :
o Ny. S tampak menangis sambil bercerita dengan petugas
o Ny T sudah mau mengungkapkan perasaannya pada
petugas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Motivasi keluarga untuk selalu memberi support kepada klien dan selalu mendengarkan keluaannya
4. 6/11-2004
1. Mengkaji klien terhadap factor resiko kerusakan integritas kulit
2. Mengkaji kulit akan adanya kemerahan, lesi, melepuh atau bengkak
3. Mengkaji daerah penekanan (bony prominence)
4. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang perawatan kulit pada usia lanjut yang pasif seperti pasca stroke
5. Mengajarkan pada keluarga tentang perawatan kulit yaitu masase kulit dan lubrikasi dengan lotion.
6. Menganjurkan keluarga untuk membersihkan kulit klien dengan baik dan keringkan kulit secara keseluruhan
7. Menganjurkan keluarga untuk merubah posisi klien dengan sering (setiap 2 jam)
8. Menganjurkan klien untuk mengganti alas tempat tidur setiap hari atau pertahankan alas tempat tidur tetap rapi, kering, tidak kusut dan bersih.
S :
o Ny. T mengatakan punggungnya terasa panas dan dibagian bokong terasa sakit
o Ny T mengatakan tidak bisa membalikkan badan sendiri
o Kelua
rga mengatakan akan mengikuti anjuran petugas
O :
o Ny. T tampak segar setelah kulitnya dirawat dengan sabun dan lotion
o Tidak terdapat tanda-tanda kerusakan integritas kulit pada klien
A : Masalah kerusakan integritas kulit
masih beresiko
P : Motivasi keluarga untuk melakukan perawatan kulit setiap hari menjelang tidur secara teratur
5. 6/11-2004
1. Mengkaji klien terhadap adanya factor resiko untuk konstipasi
2. Mengkaji kebiasaan frekuensi BAB
3. Mendengarkan bising usus klien4. Menganjurkan klien dan keluarga
untuk meningkatkan masukan cairan seperti air putih setiap hari
5. Menganjurkan klien dan keluarga untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi serat seperti buah papaya
6. Menganjurkan klien untuk tetap latihan tiap hari secara teratur
S :
o Ny. T mengatakan BAB 1 kali tiap hari dengan konsistensi padat
o Bising usus normal
O :
o -
A : Masalah konstipasi masih beresiko
P : Motivasi Ny. T atau keluarga untuk meningkatkan masukan cairan dan
mengkonsumsi makanan yang tinggi serat
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA NY. T DENGAN POST STROKE
Nama mahasiswa : Ni Nyoman Udiani
Tempat praktek : Dusun Rajek Lor RT 01 Tirtoadi, Mlati Sleman.
Tanggal : 1 – 6 Nopember 2004
A. Identitas diri klienNama : Ny. T
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Rajek Lor RT 01 Tirtoadi , Mlati Sleman.
Status perkawinan : Janda
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SR
Pekerjaan : IRT
Sumber : Klien dan keluarga
B. Struktur Keluarga
No Nama JK Hub dgn Klien
Umur Pen-
didikn
Agama Pekerjaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ny. T K
Ny. T
Ny S
Tn. P
Sdr. W W
Sdri. E N
Sdri. D F
An. M H
P
P
P
L
L
P
P
P
Ibu
Adik
Anak
Menantu
Keponakan
Keponakan
Keponakan
Cucu
85 th
38 th
29 th
27 th
19 th
18 th
17 th
3 th
TS
SD
SLTA
SMEA
PT
SMU
SMU
BS
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Islam
Pijat Bayi
Buruh
IRT
Bengkel
Mahasiswa
Pelajar
Pelajar
Tidak ada
Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal satu rumah
C. Riwayat Keluarga
Keluarga klien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit kronis atau penyakit keturunan yang lain.
D. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama saat ini:
Klien mengeluh seluruh tubuhnya terasa kaku. Klien tidak bisa miring kanan/ kiri dan
duduk sendiri. Kedua ekstremitas bawah ka/ki kaku dan tidak bisa lurus. Tekanan darah
140 / 80 mmHg. Pada bagian bokong klien nampak kemerahan.
2. Apa yang dipikirkan saat ini:
Pasien mengatakan memikirkan penyakitnya mengapa tidak sembuh-sembuh dan
bagaimana supaya bisa cepat sembuh. Padahal tingkat ekonomi klien tergolong pas-
pasan.
Siapa yang paling dipikirkan saat ini: Dirinya sendiri.
3. Riwayat penyakit dahulu:
Klien mengatakan menderita Hipertensi sejak ± 13 tahun yang lalu, pada awalnya klien
rutin kontol ke dokter dan minum obat secara teratur. Namun karena keterbatasan
ekonomi dan tidak punya dana lagi untuk pengobatan, klien akhirnya tidak control dan
minum obat lagi. Pada bulan Juli tahun 1997 klien mengalami stroke yang pertama
kalinya. Klien mengalami kelumpuhan pada ekstremitas kiri. Namun klien dapat sembuh
kembali dengan minum obat tanpa perawatan di rumah sakit. Pada bulan Desember tahun
1998 klien mengalami stroke kembali untuk kedua kalinya dan dirawat di Rumah Sakit
Murangan selama ± 5 hari. Setelah serangan tersebut klien dapat sembuh kembali dengan
gejala sisa (klien berjalan dengan kakinya diseret-seret). Dan Pada Bulan April 2003
klien mengalami serangan kembali untuk yang ketiga kalinya, sampai saat ini klen masih
terbaring kaku di tempat tidur.
E. Pengkajian1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan sehat itu adalah bila kondisi klien mampu melakukan kegiatan sehari-
hari, dan keadaan sakit bila klien sudah tidak bisa bangun. Bila merasa sakit akan periksa
ke dokter atau puskesmas.
2. Pola nutrisi
Jumlah : Frekuensi 2 x perhari. Makan utama 1/2 piring nasi tiap kali makan, 1 potong
lauk nabati, , 2 sendok sayur. Pada sore harinya klien ngemil (kue atau
gorengan) tidak tentu jumlahnya.
Minum kira-kira 1,5 gelas besar perhari.
Jenis : Nasi, lauk nabati, sayur, tidak ada alergi makanan, pantangan tidak ada. Jenis
minuman: air putih
3. Pola eliminasi
B.a.b : Tidak teratur, 2-3 hari sekali
B.a.k : Teratur 3-4 kali sehari, tidak ada keluhan.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di tempat tidur V
Berpindah / berjalan V
Ambulasi / ROM V
Keterangan :
0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total.
5. Pola tidur dan istirahat
Klien terbiasa tidur mulai pukul 19.00 – 05.30 WIB, sering terbangun sendiri. Klien tidur siang mulai pukul 12.30 – 14.00 WIB namun kadang tidak menentu.
6. Pola perceptual
Penglihatan : Dapat melihat dengan jelas dalam jarak tertentu, tidak pakai kaca mata.
Pendengaran : Masih dapat mendengar namun kurang jelas, tidak menggunakan alat bantu dengar.
Pengecap : Masih dapat membedakan rasa antara manis, pahit, asam
dan asin.
Sensasi : Klien kurang dapat membedakan panas, dingin, sakit maupun nyeri.
7. Pola persepsi diri
1. Gambaran diri
Klien tidak merasa terganggu dengan keadaannya/penampilan sekarang ini.
2. Ideal diri
Klien merasa puas apa yang didapatkannya selama ini.
3. Harga diri
Klien merasa bahwa dirinya tidak berguna lagi namun klien punya semangat untuk sembuh walaupun kadang klien merasa putus asa dengan keadaannya sekarang ini.
4. Identitas diri
Klien sudah dapat menerima keadaannya, tidak merasa malu dengan keadaannya, keluarganya juga selalu memperhatikan.
5. Peran diri
Klien sudah tidak dapat lagi menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga, anak maupun sebagai seorang nenek.
8. Pola peran hubungan
Di dalam komunikasi sehari-hari klien tidak mengalami hambatan. Dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Jawa. Klien tinggal di rumah bersama ibunya dan 1 orang adik dan 1 orang anak dan menantu serta 1 orang cucunya dan 3 orang keponakan.
9. Pola managemen koping stress
Perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini adalah keadaan sakitnya yang tidak
sembuh-sembuh. Keadaan sakit saat ini hanya dibiarkan tanpa pengobatan apapun dan
dirawat di rumah oleh anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini
dilakukan karena klien dan keluarga tidak mempunyai dana lagi untuk pengobatan.klien
baik medis maupun alternatif.
9. Sistem nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam, namun pada saat ini klien tidak menjalankan sholat lagi. Klien
tidak dapat lagi mengikuti kegiatan keagamaan. Klien mengatakan penyakit yang
dialamimya merupakan suatu hukuman dan cobaan dari Allah atas dosa-dosanya selama
ini.
F. Pemeriksaan Fisik 1. Pemeriksaan fisik
1. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
2. TD : 140/80mmHg. Nadi: 88x/menit, Respirasi : 20x/menit dan
3. Temperatur : 37°C, BB : Kg dan TB : Cm
4. Kepala : Kulit kepala bersih dan rambut nampak berminyak
5. Mulut : bibir lembab, mukosa merah muda
6. Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis
7. Thorak : Bentuk dada simetris, retraksi otot dada (-), tidak ada ketinggalan gerak8. Paru-paru : vesikuler (+), sonor (+)9. Abdomen : Tidak ada ascites, tidak kembung, nyeri tekan(-), turgor kulit baik
10. Ekstremitas : Kaku, kuku jari tangan dan kaki panjang.11. Neurologi :
Refleks patologis :
Refleks fisiologis :
Gerakan :
Tonus otot :
Kekuatan :
Trofi :
2. Pemeriksaan Panca Indera
1. Penglihatan (mata) :
o Bola mata : simetris tidak ada kelainan
o Konjunctiva : tidak anemis
o Sklera : tidak ikterik
o Reaksi cahaya : +/+
o Visus : 5/6
2. Pendengaran (telinga) :
o Bentuk telinga simetris
o Nyeri tekan tidak ada
o Liang telinga : nampak kotor
o Terjadi penurunan fungsi pendengaran
2. Pengecapan (mulut )
o Gigi geligi karies (+), gigi tanggal (+)
o Lidah bersih
o Sensasi rasa manis, asin dan pahit (+)
2. Sensasi (kulit)
o Sensasi nyeri (+), sensasi taktil (+), sensasi suhu (+)
o Turgor kulit : baik
2. Penciuman (hidung)
o Lubang hidung simetris
o Septum nasi : lurus
o Konka : normal
o Tidak ada sekret.
G. Analisa Data DATA PROBLEM ETIOLOGI
Data Subjektif :
o Klien mengatakan seluruh tubuhnya terasa kaku, tidak bisa miring kanan/kiri sendiri
o Klien mengatakan lumpuh sejak tahun 1997
o Klien mengatakan saat ini serangan stroke ketiga kalinya
o Klien mengatakan semua aktivitas dibantu keluarga
Data Objektif :
o Klien nampak terbaring kaku di tempat tidur.
o Kedua ekstremitas bawah kanan/kiri kaku dan tidak bisa lurus
o Keterbatasan ROMo Derajat kekuatan otot : 2
(gerakan tanpa menahan gaya berat)
o Semua aktivitas dibantu orang lain
o TD : 130 / 80 mmHg
Kerusakan mobilitas fisik
Kerusakan neuromuskuler, kekakuan sendi/ kontraktur
o N : 80 x/m, RR : 20 x/m
Data Subjektif :
o Klien mengatakan sejak April tahun 2003 sudah terbaring di tempat tidur
o Klien mengatakan posisi baring jarang diubah karena tidak bisa sendiri dan tidak merasa nyaman
o Keluarga mengatakan melakukan perawatan kulit hanya sebatas memandikan klien
Data Objektif :
o Keterbatasan ROMo Klien nampak terbaring
kaku di tempat tiduro Pada bagian bokong klien
nampak kemerahan
Risiko kerusakan integritas kulit
Imobilitas fisik
Data Subjektif :
o Klien mengatakan semua aktivitas dibantu keluarga
o Klien mengatakan seluruh tubuhnya terasa kaku
Data Objektif :
o Keterbatasan ROMo Klien nampak terbaring
kaku di tempat tiduro Liang telinga kotoro Gigi karies (+)
Defisit perawatan diri : mandi/ kebersihan, berhias, makan, toileting
Kelemahan, kerusakan neuromuskuler
Data Subjektif :
o Klien mengatakan semua
Resiko konstipasi
Kurang aktivitas fisik
aktivitas dibantu keluargao Klien mengatakan makan
sesuai dengan menu keluarga yang seadanya
Data Objektif :
o Keterbatasan ROMo Klien nampak terbaring
kaku di tempat tidur
Data Subjektif :
o Klien merasa tidak berguna lagi, kadang klien merasa putus asa
o Klien mengatakan penyakitnya merupakan suatu hukuman dari Yang Kuasa
o Klien merasa tidak berdaya dan bertanya kapan penyakitnya bisa sembuh
Data Objektif :
o Klien nampak menangiso Ekspresi wajah nampak
sedih
Harga diri rendah fungsional
Kerusakan/ gangguan fungsi
H. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, kekakuan
sendi/ kontraktur
2. Defisit perawatan diri : mandi/ kebersihan, berhias, makan, toileting berhubungan dengan
kelemahan, kerusakan neuromuskuler
3. Harga diri rendah fungsional berhubungan dengan kerusakan/ gangguan fungsi
4. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik
5. Risiko konstipasi berhubungan dengan kurang aktivitas fisik
PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI
(1) (2) (3)
Kerusakan mobilitas
TIU : Tanggal : 2/11-2004
fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler kekakuan sendi/ kontraktur
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu klien dapat meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena.
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien dapat :
1. Memahami tentang pengertian dan tujuan mobilisasi dini (latihan aktif-pasif pasca stroke)
2. Mendemonstrasikan garis besar program mobilisasi dini
3. Melakukan latihan sesuai jadwal secara teratur
1. Kaji kemampuan secara fungsional/ luasnya kerusakan awal dengan mengklasifikasikan melalui skala 0-4.
2. Kaji keterbatasan pergerakan sendi dan akibatnya pada fungsi
3. Kaji motivasi klien untuk melakukan latihan aktif-pasif
4. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang pengertian dan tujuan mobilisasi dini (latihan aktif-pasif pasca stroke)
5. Monitor adanya ketidaknyamanan selama aktivitas latihan
6. Anjurkan klien menggunakan pakaian yang longgar
7. Lindungi klien dari trauma selama latihan
8. Bantu klien melakukan latihan ROM aktif-pasif
9. Motivasi klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal dan secara teratur
10. Ajarkan pada klien atau keluarga bagaimana melakukan latihan ROM aktif-pasif
11. Anjurkan klien untuk beristirahat bila kelelahan
12. Beri reinforcement positif bila klien dapat melakukan dengan baik.
Defisit perawatan diri : mandi/ kebersihan
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu klien dapat melakukan perawatan diri
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji kemampuan klien untuk kemandirian
, berhias, makan, toileting berhubungan dengan kelemahan, kerusakan neuromuskuler
secara optimal
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien/ keluarga dapat:
1. Melakukan perawatan : mandi, berpakaian dan berhias secara optimal
2. Melakukan perawatan : makan secara optimal
3. Melakukan perawatan : toileting secara optimal
perawatan diri2. Kaji kebutuhan klien
untuk perlengkapan adaptif kebersihan personal, berpakaian/ berhias, toileting dan makan.
3. Anjurkan keluarga untuk membantu menyediakan kebutuhan yang dibutuhkan klien
4. Anjurkan keluarga menyediakan bantuan sampai klien mampu secara penuh melakukan perawatan diri
5. Bantu klien menerima kebutuhan ketergantungan
6. Ajarkan keluarga untuk mendukung kemandirian klien, mengintervensi hanya pada saat klien tidak dapat melakukan
7. Anjurkan keluarga untuk menetapkan rutinitas aktivitas perawatan diri
Harga diri rendah fungsional berhubungan dengan kerusakan/ gangguan fungsi
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu klien dapat menerima keadaan dirinya.
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien dapat :
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji pernyataan harga diri klien
2. Tentukan perca
1. Mengungkapkan perasaannya dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang terfjadi.
2. Mengungkapkan penerimaan pada diri sendiri dalam situasi
ya diri klien menurut pandangan klien
2. Dukung klien untuk mengidentifikasi kekuatan
3. Bantu klien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain
4. Dukung kontak mata pada saat berkomunikasi dengan klien
5. Tunjukkan kepercayaan mengenai kemampuan klien untuk mengatasi situasi
6. Bantu klien untuk mengidentifikasi kembali persepsi negative tentang diri
7. Eksplorasi keberhasilan klien yang sebelumnya dicapai
8. Bantu klien untuk mengidentifikasi tindakan yang akan meningkatkan harga diri
9. Libatkan keluarga dalam perawatan klien
Risiko kerusakan integritas
TIU :
Setelah dilakukan perawatan
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji klien terhadap factor
kulit berhubungan dengan imobilitas fisik
selama 1 minggu integritas kulit klien terjaga : kulit intact/utuh.
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien/keluarga dapat :
1. Memahami pentingnya perawatan kulit bagi klien
2. Menjaga kebersihan kulit
3. Melakukan perawatan kulit dan daerah penekanan
resiko kerusakan integritas kulit
2. Kaji kulit akan adanya kemerahan, lesi, melepuh, atau bengkak
3. Kaji daerah penekanan (bony prominence)
4. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang perawatan kulit pada usia lanjut pasif.
5. Ajarkan pada keluarga tentang perawatan kulit yaitu masase kulit dan lubrikasi dengan lotion jika tidak ada kemerahan.
6. Anjurkan keluarga untuk membersihkan kulit klien dengan baik dan keringkan kulit secara keseluruhan
7. Anjurkan keluarga untuk merubah posisi klien dengan sering ( setiap 2 jam)
8. Anjurkan keluarga untuk mengganti alas tempat tidur setiap hari dan pertahankan alas tempat tidur tetap rapi, kering, tidak kusut dan bersih.
Risiko konstipasi berhubungan dengan kurang
TIU :
Setelah dilakukan perawatan selama 1 minggu klien tidak
Tanggal : 2/11-2004
1. Kaji klien terhadap adanya factor resiko untuk
aktivitas fisik mengalami konstipasi
TIK :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 minggu klien dapat :
1. Pola eliminasi BAB normal (ketepatan jumlah dan konsistensi)
2. Mengkonsumsi diet tinggi serat
konstipasi2. Kaji kebiasaan frekuensi
BAB, konsistensi, volume dan warna feses
3. Monitor bising usus, pergerakan usus termasuk frekuensinya
4. Identifikasi factor seperti pengobatan, imobilisasi dan diet yang dapat menyebabkan konstipasi
5. Anjurkan meningkatkan intake cairan
6. Anjurkan klien/ keluarga mengkonsumsi makanan yang tinggi serat
7. Anjurkan klien untuk meningkatkan latihan/ aktivitas
PELAKSANAAN
NO DX
TANGGAL
IMPLEMENTASI EVALUASI
(1)
(2) (3) (4)
1. 1/11-2004
1. Mengkaji kemampuan klien secara fungsional/ luasnya kerusakan awal dengan mengklasifikasikan melalui
S :
o Ny. T mengatakan badannya sudah lama
skala 0-4.2. Mengkaji
keterbatasan pergerakan sendi dan akibatnya pada fungsi
3. Mengukur tanda-tanda vital klien.
4. Mengkaji motivasi klien untuk melakukan latihan aktif-pasif
5. Menjelaskan pada klien dan keluarga pentingnya latihan aktif-pasif pasca stroke
kaku jadi sulit untuk digerakkkan
o Ny T mengatakan selama ini tidak pernah latihan karena anaknya sibuk
O :
o Ny. T tampak memperhatikan penjelasan dari petugas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan inetrvensi perawatan
1. 3/11-2004
1. Mengajarkan dan membantu klien melakukan latihan ROM aktif-pasif pasca stroke
2. Memonitor adanya ketidaknyamanan selama aktivitas latihan dan melindungi klien dari trauma selama latihan
3. Mengajarkan pada klien dan keluarga bagaimana melakukan latihan ROM dengan benar
4. Menganjurkan klien untuk beristirahat bila merasa lelah
5. Mengukur tanda-tanda vital klien sebelum dan sesudah melakukan latihan ROM
S :
o Ny. T mengatakan akan mencoba latihan yang diajarkan petugas
o Ny T mengatakan seluruh tubuhnya sulit untuk digerakkan kecuali tangan, itupun hanya perlahan-lahan
O :
o Ny. T tampak antusias
6. Memberi pujian atas hasil yang telah dicapai
7. Memotivasi klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal dan secara teratur
melakukan latihan ROM yang di demonstrasikan dan dibantu petugas
o Ny. T mencoba mempraktekan sendiri latihan ROM yang diajarkan petugas terutama gerakan tangan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi perawatan
1. 5/11-2004
1. Mengajarkan dan membantu klien melakukan latihan ROM aktif-pasif pasca stroke
2. Memonitor adanya ketidaknyamanan selama aktivitas latihan dan melindungi klien dari trauma selama latihan
3. Menganjurkan klien untuk beristirahat bila merasa lelah
4. Memberi pujian atas hasil yang telah dicapai
5. Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah latihan ROM
6. Memotivasi klien melakukan latihan sesuai dengan jadwal dan secara teratur
S :
o Ny. T mengatakan sudah bisa latihan tangan sendiri
o Ny T mengatakan tidak bisa latihan gerakan-gerakan tertentu karena tidak ada yang membantu
O :
o Ny. T tampak antusias melakukan
latihan ROM yang di demonstrasikan petugas
o Ny. T mencoba mempraktekan sendiri latihan ROM yang diajarkan petugas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Motivasi Ny. T dan keluarga untuk melakukan gerakan ROM yang diajarkan setiap hari sesuai dengan kemampuan klien
2. 2/11-2004
1. Mengkaji kemampuan klien untuk kemandirian
S :
o Ny. T
perawatan diri
2. Menganjurkan keluarga untuk membantu menyediakan kebutuhan sehari-hari yang dibutuhkan klien
3. Menganjurkan keluarga untuk menyediakan bantuan sampai klien mampu secara penuh melakukan perawatan diri
4. Mengajarkan keluarga untuk mendukung kemandirian klien dengan membantu hanya pada saat klien tidak dapat melakukan sendiri
mengatakan bisa makan dengan tangan sendiri asalkan piringnya didekatkan di tempat tidur
o Ny T mengatakan semua aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarganya kecuali makan
o Keluarga mengatakan Ny T mema
ng dibiasakan untuk makan sendiri, tapi untuk kegiatan yang lain belum mampu
O :
o Ny. T tampak kaku di tempat tidur
o Makanan diletakkan didekat tempat tidur yang bisa dijangkau
A : Masalah teratasi sebagian
P : Motivasi keluarga untuk memandirikan
Ny T sesuai kemampuannya
3. 4/11-2004
1. Mengkaji pernyataan harga diri klien
2. Mendukung klien untuk mengidentifikasi kekuatan
3. Membantu klien untuk mengidentifikasi respon positif dari orang lain terhadap klien
4. Mendukung kontak mata pada saat berkomunikasi dengan klien
5. Menunjukkan kepercayaan mengenai kemampuan klien untuk mengatasi situasi
6. Melibatkan keluarga dalam perawatan klien
S :
o Ny. T mengatakan merasa sudah tidak berguna lagi dan hanya menjadi beban bagi keluarganya
o Ny T mengatakan kasihan pada ibu dan anaknya yang selalu direpotkan
o Ny T mengatakan ibu dan
anaknya yang selalu membantu memenuhi kebutuhannya
O :
o Ny. S tampak menangis sambil bercerita dengan petugas
o Ny T sudah mau mengungkapkan perasaannya pada petugas
A : Masalah teratasi sebagian
P : Motivasi keluarga untuk selalu memberi
support kepada klien dan selalu mendengarkan keluaannya
4. 6/11-2004
1. Mengkaji klien terhadap factor resiko kerusakan integritas kulit
2. Mengkaji kulit akan adanya kemerahan, lesi, melepuh atau bengkak
3. Mengkaji daerah penekanan (bony prominence)
4. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang perawatan kulit pada usia lanjut yang pasif seperti pasca stroke
5. Mengajarkan pada keluarga tentang perawatan kulit yaitu masase kulit dan lubrikasi dengan lotion.
6. Menganjurkan keluarga untuk membersihkan kulit klien dengan baik dan keringkan kulit secara keseluruhan
7. Menganjurkan keluarga untuk merubah posisi klien dengan sering (setiap 2 jam)
8. Menganjurkan klien untuk mengganti alas tempat tidur setiap hari atau pertahankan alas tempat tidur tetap rapi, kering, tidak kusut dan bersih.
S :
o Ny. T mengatakan punggungnya terasa panas dan dibagian bokong terasa sakit
o Ny T mengatakan tidak bisa membalikkan badan sendiri
o Keluarga mengatakan akan mengikuti anjura
n petugas
O :
o Ny. T tampak segar setelah kulitnya dirawat dengan sabun dan lotion
o Tidak terdapat tanda-tanda kerusakan integritas kulit pada klien
A : Masalah kerusakan integritas kulit masih beresiko
P : Motivasi keluarga untuk melakukan perawatan kulit setiap hari menjelang tidur
secara teratur
5. 6/11-2004
1. Mengkaji klien terhadap adanya factor resiko untuk konstipasi
2. Mengkaji kebiasaan frekuensi BAB
3. Mendengarkan bising usus klien4. Menganjurkan klien dan keluarga
untuk meningkatkan masukan cairan seperti air putih setiap hari
5. Menganjurkan klien dan keluarga untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi serat seperti buah papaya
6. Menganjurkan klien untuk tetap latihan tiap hari secara teratur
S :
o Ny. T mengatakan BAB 1 kali tiap hari dengan konsistensi padat
o Bising usus normal
O :
o -
A : Masalah konstipasi masih beresiko
P : Motivasi Ny. T atau keluarga untuk meningkatkan masukan cairan dan mengkonsumsi makanan yang tinggi serat
http://wahidnh.blogspot.com/2011/08/asuhan-keperawatan-gerontik-pada-ny-t.html