asuhan keperawatan kelompok gerontik 2.docx

94
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK GERONTIK DI WISMA KENANGA UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 1. ACHMAD PRASETYO BUDI 2. AHMAD BAIDHOWY 3. HURUL IN 4. KABUL WIJAYA 5. LAILATUL KARIMAH 6. MOCH. NUR CHOLIS 7. MOH. EKO SEPTIAWAN 8. SRI WAHYUNI AKADEMI KEPERAWATAN HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG

Upload: baidhowy

Post on 17-Dec-2015

70 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gerontik

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK GERONTIKDI WISMA KENANGA UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN

DISUSUN OLEHKELOMPOK 2

1. ACHMAD PRASETYO BUDI2. AHMAD BAIDHOWY3. HURUL IN4. KABUL WIJAYA5. LAILATUL KARIMAH6. MOCH. NUR CHOLIS 7. MOH. EKO SEPTIAWAN8. SRI WAHYUNI

AKADEMI KEPERAWATAN HAFSHAWATYZAINUL HASAN GENGGONGPROBOLINGGO2011LEMBAR PENGESAHAN

Laporan asuhan keperawatan kelompok gerontik di wisma kenangaUPT pelayanan sosial lanjut usia pasuruan

Telah Disetujui Dan DisahkanHari:Tanggal:

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Drs. Sudarmadi Ns. Iin Aini Isnawati.S.KepNip. 196405 29199303 1 002

Mengetahui,

Kepala UPT Direktur Akper

Ns. Iin Aini Isnawati.S.Kep

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya, kami mahasiswa Akper Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo telah menyelesaikan praktek keperawatan gerontik di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan sejak tanggal 24 Januari 05 Februari 2011Praktek keperawatan gerontik adalah salah satu kompetensi yang harus dicapai pada kurikulum Akper Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo , dimana mahasiswa setelah melakukan praktek diharapkan mampu melakukan asuhan keperawatan secara individu dan mengelolah atau memanagemen praktek secara umum, selanjutnya kami susun dalam bentuk laporan.Sehubungan dengan itu kami sampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:1. Kepala UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan yang telah memberikan izin dan kesempatan praktek keperawatan gerontik.2. Ns.Iin Aini Isnawati,S.Kep. selaku Direktur dan pembimbing Akper Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo3. Drs. Sudarmadi Selaku pembimbing lahan4. Dya irianty S.Sos selaku pembimbing wisma kenanga UPT pelayanan sosial lanjut usia pasuruan5. Teman-teman yang sudah membantu dalam penyelesaian asuhan keperawatan kelompok gerontik.Semoga apa yang telah diberikan kepada kami mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa.Kami mohon maaf jika dalam pelaksanaan praktek keperawatan gerontik di UPT pelayanan sosial lanjut usia pasuruan ada kekurangan / kesalahan baik sikap maupun kata-kata yang tidak berkenan di hati.Akhirnya tidak ada kata mutiara yang indah yang dapat kami sampaikan kecuali Selamat melayani, kita tak pernah berhenti menyatu dalam pengabdian

Pasuruan, 31 januari 2011

Kelompok 2

DAFTAR ISI

JUDUL LEMBAR PENGESAHANi KATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I: PENDAHULUANIa. Latar Belakang2b. Rumusan Masalah3c. Tujuan4d. Manfaat 5e. Batasan Masalah6BAB II: TINJAUAN PUSTAKAa. Konsep Geronik b. Konsep Penyakitc. Konsep PantiBAB III: METODE PENULISAN DAN PENJELASAN DATAa. Asuhan Keperawatan Lansia Sebagai Individub. Rumusan Diagnosa Keperawatanc. Intervensi KeperawatanBAB IV: TINJAUAN KASUSBAB V: PEMBAHASANBAB VI: PENUTUPDAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Proses dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi proses penuaan secara ilmiah. hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular atau akibat penuaan (degeneratif).Dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup bangsa Indonesia.Meningkatnya populasi lansia akan menyebabkan konsekuensi berupa besarnya biaya kesehatan karena sifat penyakitnya adalah proses degeneratif, kronis dengan multiple patologi sehingga memerlukan biaya penanganan yang mahal. Adat budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan lansia adalah merupakan figur yang dihormati dan merupakan sumber daya yang bernilai tentang pengetahuan dan pengalaman hidup serta kearifan yang dimiliki masih dapat dimanfaatkan.Saat ini diseluruh dunia jumlah lansia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2020 akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari. Pada tahun 1985 dan diperkirakan 50 % dari penduduk berusia diatas 50 tahun sehingga istilah baby bom pada masa lalu berganti menjadi ledakan penduduk lanjut usia.

Menurut Boedhi Darmojo, disebutkan bahwa orang lansia (lebih 55 tahun), di Indonesia tahun 2000 sebanyak 22,2 juta atau sebanyak 10 % dari total penduduk dan diperkirakan jumlah tersebut meningkat pada tahun 2020 menjadi 29,12 juta atau 11,0 %. Peningkatan tersebut berkaitan dengan meningkatnya umur harapan hidup dari 65 70 tahun pada 2000 menjadi 70 75 pada tahun 2020.Meningkatnya umur harapan hidup tersebut akan terwujud bila1) Pelayanan kesehatan efektif. 2) Angka kematian bayi menurun.3) Adanya perbaikan gizi dan sanitasi serta 4) Meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi.

Berbagai masalah kesehatan yang berkaitan dengan meningkatnya umur harapan hidup akan memberikan dampak meningkatnya masalah kesehatan terutama yang berkaitan denganoses degeneratif. Keadaan ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara mandiri.Peran perawat dalam meminimalkan atau mengantisipasi masalah kesehatan pada lansia adalah dengan memberikan asuhan keperawaatan pada lansia baik dalam keadaan sehat maupun sakit pada tingkat individu maupun kelompok. Fokus asuhan keperawatan lansia adalah melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan mengoptimalkan fungsi fisik dan mental.maka usia harapan hidup semakin meningkat.Unit pelaksana tekhnis pelayanan Sosial Lanjut Usia merupakan salah satu sasaran pelayanan keperawatan yang komprehensif pada lansia dari individu maupun kelompok. Berkaitan dengan kondisi diatas kami mahasiswa Akademi keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo Kelompok 2 dalam pendidikan profesional ingin menerapkan konsep asuhan keperawatan tentang lansia secara langsung di Unit pelaksana tekhnis pelayanan Sosial Lanjut Usia pasuruan.

B. Rumusan MasalahAsuhan Keperawatan pada kelompok di rumuskan pada masalah kesehatan yang berupa nyeri sendi dan asma pada lansia di Unit Pelaksana Tekhnis Pelayanan Sosial Lanjut Usia di Pasuruan khususnya di Wisma Melati.

C. Tujuan 1. Tujuan UmumMahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan kelompok lanjut usia dalam kehidupan panti secara profesional dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan secara komprehensif.2. Tujuan KhususSetelah selesai mengikuti praktek keperawatan gerontik mahasiswa dapat:a. Melakukan pengkajian keperawatan pada kelompok lanjut usia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan Jawa Timur.b. Mengidentifikasi masalah kesehatan atau keperawatan yang timbul pada kelompok lanjut usia yang ada di Unit Pelaksana Tekhnis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan Jawa Timur.c. Membuat rencana strategis untuk memberikan solusi terhadap masalah kesehatan atau keperawatan yang ada di Pasuruan Jawa Timur, Unit Pelaksana Tekhnis Pelayanan Sosial Lanjut Usia dengan mempertimbangkan sumber daya, dana, sarana dan prasarana, serta kebijakan pemerintah pusat dan daerah.d. Melaksanakan rencana strategis untuk mengatasi masalah kesehatan atau keperawatan pada kelompok lanjut usia yang ada di Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan Jawa Timur.e. Mengevaluasi hasil implementasi rencana strategis serta membuat kesimpulan dan saran.

D. Manfaat 1. Bagi Mahasiswa.Dapat menerapkan konsep teori tentang asuhan keperawatan kelompok gerontik yang tinggal di Pasuruan Jawa Timur. Unit Pelaksana Tekhnis Pelayanan Sosial Lanjut Usia2. Bagi lansia.a. Lansia mendapatkan pelayanan keperawatan secara komprehensif.b. Lansia dapat mengenal masalah kesehatannya.c. Lansia mendapat penjelasan tentang kesehatan secara sederhana.d. Bagi Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan Jawa Timur dapat mengembangkan model asuhan keperawatan pada lansia.e. Mendapatkan masukan tentang masalah kesehatan pada lansia serta alternatif pemecahannya.3. Bagi institusi pendidikan.Tercapainya tujuan pembelajaran asuhan keperawatan gerontik pada lansia di lingkungan panti.

E. Batasan Masalah Asuhan Keperawatan lansia di wisma Kenanga UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Gerontik

1. DefinisiMenua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan = kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinindes, 1994).2. Teori-Teori Proses MenuaSebelum membahas tentang teori tentang proses menua, terlebih dahulu diberikan batasan mengenai lanjut usia. Menurut Undang-undang No.13 Tahun 1998 Lanjut Usia dalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.a. Teori Biologik1. Teori Genetik dan MutasiMenua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi2. Pemakaian dan RusakKelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah3. Autoimunepada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Pada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan mati.4. Teori StresMenua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai.5. Teori Radikal BebasTidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan bahan organik seperti karbohidrat dan protein . radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

b. Teori Sosial1. Teori AktifitasLanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial2. teori PembebasanDengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :a) Kehilangan peranb) Hambatan kontrol sosialc) Berkurangnya komitmen3. Teori KesinambunganTeori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :a) lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan b) Peran lansia yang hilang tak perlu digantic) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi.

b. Teori Psikologi1. Teori Kebutuhan Manusia menurut Hirarki MaslowMenurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow ,1954). Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.2. Teori Individual JungCarl Jung (1960) Menyusun sebuah terori perkembangan kepribadian dari seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak , masa muda dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan terhadap dunia luar atau ke arah subyektif. Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan mental.

3. Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansiaa. Perubahan fisik1) Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra dan extra seluler2) Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra sistem pendengaran, presbiakusis, atrofi membran timpani, terjadinya pengumpulan serum karena meningkatnya keratin3) Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya respon terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatny ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang.4) Sistem Kardivaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkanmenurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meningg.5) Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.6) Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk, indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin7) Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % dialami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali.8) Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.9) Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.10) Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kam dan tremor.

b. Perubahan Mentalfaktor-faktyor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :1) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa2) Kehatan umum3) Tingkat pendidikan4) Keturunan5) Lingkungan6) Kenangan (memori) ada 2 : kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu dan kenangan jang pendek : 0-10 menit, kenangan buruk

Intelegentia Question : 1) Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal 2) Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.

c. Perubahan Perubahan Psikososial1) Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan2) Merasakan atau sadar akan kematian3) Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.

4. Masalah masalah yang sering terjadi pada Lanjut usiaa. Masalah gizi 1) Gizi BerlebihanKebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebihan, apalagi pada lanjut usia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan tersebut sukar diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung, diabetes melitus, penyempitan pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi.2) Gizi KurangGizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah sosial ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan berkurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun kemungkinan akan mudah kena infeksi pada organ-organ tubuh yang vital.3) Kekurangan VitaminBila konsumsi buah dan sayur-sayuran dalam makanan kurang, apabila ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan, akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, lesu, dan tidak semangat.

b. Resiko cedera (Jatuh)Jatuh akan menyebabkan cedera jaringan lunak bahkan fraktur pangkal paha atau pergelangan tangan. Keadaan tersebut menyebabkan nyeri dan immobilisasi dengan segala akibatnya. Banyak faktor resiko yang dapat diidentifikasi serta tak sedikit hal-hal yang dapat dimodifikasi agar jatuh tak terjadi / tak terulang.1) Faktor Resiko InternalGangguan penglihatan, gangguan adaptasi gelap, infeksi telinga, obat golongan Aminoglikosida, vertigo, perkapuran vertebra cervikal, gangguan aliran darah otak, artritis, lemah otot tungkai, hipotensi postural, pnemoni, penyakit sistemik (ISK, gagal jantung, dehidrasi, diabetes melitus, hipoglikemi).2) Faktor Resiko EksternalTurun tangga, benda-benda yang harus dilangkahi, lantai licin, kain atau celana terlalu panjang, tali sepatu, tempat tidur terlalu tinggi atau terlalu rendah, kursi roda tidak terkunci, penerangan kurang, tempat kaki kursi roda, WC jauh dari kamar, WC terlalu rendah.3) Tindakana) Identifikasi faktor resiko b) Perhatikan kelainan cara berjalan/dudukc) Romberg testd) Uji keseimbangan sederhanae) Berkurangnya lebar langkahf) Modifikasi faktor resiko internal.

c. DeliriumSalah satu karakteristik pasien geriatri adalah gejala dan tanda penyakit tidak khas sesuai dengan organ/ sistem organ yang sakit. Seringkali suatu penyakit siatemik dimunculkan dalam bentuk gangguan kesadaran walaupun sistem saraf pusat tidak terganggu.Walaupun demikian penyakit susunan saraf pusat juga tetap dapat muncul dalam bentuk gangguan kesadaran. Dengan demikian maka perlu ditingkatkan kewaspadaan untuk mendeteksi sedini mungkin kelainan kelainan sistemik yang dapat mendasari delirium agar penyakit tidak berkembang menjadi berat.Penyebab Stroke, tumor otak, pneumonia, ISK, dehidrasi, diare, hiper/hipoglikemia, hipoksia dan putus obat.GejalaKurang perhatian, gelisah, gangguan pola tidur, murung, perubahan kesadaran, disorientasi, halusinasi, sulit konsentrasi, sangat mudah lupa, hipoaktif, hiperaktif.Sikap1. Sakit kepala / pusing dikaji dengan cermat.2. Perhatikan keluhan penglihatan3. Atasi batuk pilek meriang secepatnya

Identifikasi dan konsul lebih lanjut bila ada keluhan berkemih, nafsu makan berkurang, muntah berak, mual, berkeringat dingin, pingsan sesaat.

d. ImmobilisasiImmobilisasi atau berbaring terus ditempat tidur dapat menimbulkan atrofi otot, dekubitus dan malnutrisi serta pneumonia.Faktor resiko : Osteoartritis, fraktur, DC, stroke, demensia, vertigo, PPOK, hipotyroidi, gangguan penglihatan, hipotensi postural,anemia, nyeri, lemah otot, keterbatasan ruang lingkup gerak sendi, dan sesak nafas.

e. HipertensiDari banyak penelitian epidemiologi didapatkan bahwa dengan meningkatnya umur dan tekanan darah meninggi. Hipertensi menjadi masalah pada lanjut usia karena sering ditemukan dan menjadi faktor utama stroke, payah jantung, dan penyakit jantung kroner. Lebih dari separuh kematian diatas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan serebro vaskuler.Secara nyata kematian karena CVD, morbiditas penyakit kardiovaskuler menurun dengan pengobatan hipertensi. Hipertensi pada lanjut usia dibedakan atas :1) Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih dari 90 mmHg.2) Hipertensi sistolik terisolasi : tekanan sistolik lebih besar dari 190 mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.

B. Konsep Panti

1. Pengertian Panti SosialPanti sosial adalah unit pelaksana teknis di lingkungan DEPSOS yang memberikan pelayanan kesejahteraan sosial (Pasal 1 Kep. Mensos no.22/1995). Tugasnya adalah memberikan pelayanan kesejahteraan sosial dan rehabilitasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Proses pelayanan lanjut usia dalam panti adalah proses bantuan pertolongan, perlindungan, bimbingan, santunan dan perawatan yang dilakukan secara sistematis, terarah, dan terencana dalam panti yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lanjut usia. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuran adalah Unit Pelaksana Teknis dari kantor dinas sosial provinsi Jawa Timur yang merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai tugas memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi para lanjut usia, sehingga mereka dapat menikmati sisa hidupnya dengan diliputi ketentraman lahir batin.2. Pelayanan dalam Panti antara lain : Pelayanan sosial : diberikan kepada klien dalam rangka menciptakan hubungan sosial dan penyesuaian sosial secara serasih dan harmonis diantara lansia, lansia dengan keluarganya, lansia dengan petugas, lanjut usia dengan pimpinan panti dan lanjut usia sengan masyarakat. Pelayanan sosial ini berupa konsultasi sosial, terapi sosial, konseling perorangan, bimbingan kelompok, pelayanan rekreasi, bimbingan keterampilan merawat orang sakit atau meninggal (termasuk cara memandikan jenazah). Pelayanan fisik : diberikan kepada klien dalam rangka memperkuat daya tahan fisik. Dalam bentuk : pelayanan kesehatan meliputi penyediaan tenaga dokter atau perawat, fisioterapi, penyediaan menu makanan tambahan sesuai dengan kalori yang dibutuhkan, klinik lanjut usia, kebugaran, kerja bakti, pakaian, sarana dan prasarana hidup sehari-hari (peralatan mandi, tidur, sholat) Pelayanan psikososial adalah diberikan kepada klien dalam rangka menciptakan situasi sosial psikologis yang memungkinkan tumbuhnya perasaan nyaman, senang & mampu beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Misalnya : konseling / konsultasi psikososial. Pelayanan ketrampilan adalah diberikan tidak saja untuk pengisian waktu luang, melainkan untuk meningkatkan produktivitas agar ia dapat menambah penghasilannya atau mempertahankan kemampuan atau ketrampilan Pelayanan spiritual/keagamaan : diberikan kepada klien dalam rangka memperkuat mental/spiritual dan kerohaniaan terutama dalam melaksanakan peribadatan sehari-hari. Pelayanan yang diberikan antaralain : penyediaan sarana dan prasarana ibadah, bimbingan rohani. Pelayanan pendampingan : diberikan dengan cara mendampingi setiap lanjut usia dalam melanjutkan kehidupan sehari-hari. Pelayanan ini bisa dilakukan baik oleh pengasuh, perawat atau pekerja sosial sesuai kondisi panti. Pelayanan bantuan hukum : diberikan kepada lanjut usia yang mengalami tindak kekerasan baik dalam pelayanan panti maupun dalam keluarganya. Tujuannya untuk melindungi lanjut usia dari hal-hal yang tidak di inginkan yang menyebakan lanjut usia menjadi korban pihak-pihak tertentu yang kurang bertanggung jawab.

3. Aspek Sosial dan Budaya LansiaPembangunan di segala bidang menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang semakin membaik, dan usia harapan hidup makin meningkat, serta jumlah lanjut usia makin bertambah. Untuk meningkatkan kesejahteraan lanjut usia tersebut, oleh pemerintah bersama masyarakat telah digerahkkan upaya peningkatan kesejahteraan lanjut usia dalam bentuk : Perlindungan sosial. Bantuan sosial. Pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial. Pelayanan kesehatan. Pemberdayaan lanjut usia agar mereka siap didayagunakan sesuai kemampuan masing-masing. Mendorong agar lanjut usia bergabung dengan organisasi sosial atau organisasi lanjut usia atau organisasi masyarakat lainnya.Upaya diatas akan lebih ditingkatkan lagi dimasa mendatang, baik ditujukan bagi lanjut usia potensial dan lanjut usia yang tidak potensial.Disamping perbaikan dibidang kesejahteraan sosial, arus globalisasi dibidang komunikasi, informasi, transportasi, dan pendidikan niscaya menimbulkan pengaruh luar yang mengikis budaya masyarakat yang selama ini ada terhadap hubungan antar anggota keluarga mereka, termasuk yang tergolong lanjut usia. Nilai kekerabatan dalam kehidupan keluarga semakin melemah dalam keluarga yang mengarah pada bentuk keluarga kecil, terlebih-lebih dalam masyarakat industri dimana lanjut usia terpisah dari anggota keluarga lainnya akibat urbanisasi. Anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan dan terpaksa hidup sendiri dan dalam kesepian. Dengan demikian, budaya Tiga generasi dibawa satu atap makin sulit dipertahankan, karena ukuran rumah didaerah perkotaan yang sempit, sehingga kurang memungkinkan para lanjut usia tinggal bersama anak, menantu dan cucunya.Menggabungkan diri dengan organisasi sosial dan organisasi kemasyarakatan belum membudaya dan melembaga, sehingga pembinaan terhadap lanjut usia secara kelompok sulit dilakukan.Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu dilakukan upaya khusus yang dasarnya telah dirumuskan dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia dan tambahan lembaran Negara Nomor 3796.Kesejahteraan sosial lanjut usia adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, baik material maupun spiritual, yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan setiap lanjut usia untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia. Menurut Undang-undang no.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia bahwa upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia potensial (masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa) meliputi : pelayanan keagamaan dan mental spiritual, pelayanan kesehatan, pelayanan kesempatan kerja, pelayanan pendidikan dan pelatihan, pelayanan untuk mendapat kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum,; pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum, bantuan sosial.Dan untuk yang tidak potensial meliputi : pelayanan keagamaan dan mental spiritual, pelayanan kesehatan, pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum; pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum, perlindungan sosial. Ini adalah bentuk perlindungan sosial dan bantuan sosial dari pemerintah dan atau masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia diarahkan agar lanjut usia dapat hidup sejahtera sehingga dapat berperan dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi, kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia,dan kondisi fisiknya, serta terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial lanjut usia.Upaya ini bertujuan untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME.Berbagai permasalahan sosial yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia, antara lain permasalahan umum : masih besarnya jumlah lanjut usia yang berada di bawah garis kemiskinan, makin melemahnya nilai kekerabatan, lahirnya kelompok masyarakat industri, masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia dan masih terbatasnya sarana dan prasarana pelayanan dan fasilitas khusus bagi lanjut usia dalam berbagai bisdang pelayanan pembinaan kesejahteraan lanjut usia, belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lanjut usia. Disamping itu menurut Departemen Sosial Republik Indonesi (1998), ada beberapa permasalahan khusus yang berkaitan dengan kesejahteraan lanjut usia yang salah satunya Adalah berlangsungnya Aging proses, yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental maupun sosial. Mundurnya keadaan fisik yang menyebabkan penurunan peran sosialnya dan dapat menjadikannya lebih tergantung kepada pihak lain.Jika dilihat dari aspek sosial dan budaya begitu banyak permasalahan yang timbul dan membutuhkan penanganan dari berbagai bidang dan melibatkan berbagai kelompok profesional, yang salah satunya adalah keperawatan ,yang merupakan bagian integral dari kesehatan yang mempunyai ilmu dan kiat-kiat tertentu didalam ikut bertanggungjawab meningkatkan kesejahteraan sosial usia lanjut. Kesehatan dalam pengertian UU no.13/1998 adalah Keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.4. Gambaran Umum UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruana. Identitas PantiNama Panti: UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pandaan,Pasuruan Alamat: Jl. Dr. Soetomo Pandaan. telp. (0343) 631255Type : A Pengelola: Dinas Sosial Provinsi Jawa TimurTahun berdiri: 01 Oktober 1979

b. Latar Belakang Pendirian Panti

Landasan hukum Panti Sosial Tresna Werdha Sejahtera Pandaan mempunyai landasan hukum berupa : a. Pancasila dan UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34.b. UU No. 6 Th 1974 Tentang, Ketentuan-ketentuan pokok Kesejahteraan sosial.c. UU No.13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.d. UU No. 22 Tahun 1999 Tentang, Pemerintahan Daerah Jawa timur No. 32 Th 2004.e. UU No. 25 Tahun 1999 Tentang, Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Junto PP No. 25 Th. 2000.f. PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan pemerintahan antara pemerintahan, pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kab/Kotag. PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerahh. Permendagri No. 57 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerahi. Perda Prov Jatim No. 5 tahun 2008 tentang Pembentukan Perda j. Perda Prov Jatim No. 7 Tahun 2008 Tentang Urusan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Timur.k. Perda Prov Jatim No. 9 tahun 2008 tentang Organisasidan Tata Kerja Dinas Daerah.UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pandaan adalah Unit Pelaksana Teknis dari kantor dinas sosial provinsi Jawa Timur yang merupakan lembaga kesejahteraan sosial yang mempunyai tugas memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi para lanjut usia, sehingga mereka dapat menikmati sisa hidupnya dengan diliputi ketentraman lahir batin.UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan didirikan pada tanggal 1 Oktober 1979 dengan nama Sasana Tresna Werdha Sejahtera Pandaan, yang mula-mula berkapasitas tempat tidur 30 orang dibawah naungan depsos. Pada tanggal 17 Mei 1982 oleh bapak menteri Sosial Bpk. Sapardjo diresmikan pemakaiannya dengan surat keputusan Mensos RI no. 32/HUK/KEP/V/1982 dengan kapasitas tampung 110 orang. Dan menempati areal seluas 16.464 M2 dengan batas wilayah sebagai berikut ; sebelah selatan desa Klampok, sebeleh utara desa Tengger, sebelah timur desa Sukun, Sebeleh barat desa Rajeg.Pada tahun 1994 mengalami pembakuan penamaan Unit Pelaksana Teknis pusat/panti/sasana di lingkungan Departemen Sosial sesuai SK Mensos RI no. 14/HUK/1994 dengan nama UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pandaan.Pada tanggal 24 April 1995 dengan berlakunya SK Mensos RI no. 22/HUK/1995 tentang organisasi dan tata kerja panti sosial di lingkungan Depsos.Melalui SK Mensos RI no. 8/HUK/1988 ditetapkan sebagai kategori panti percontohan tingkat provinsi dengan kapasitas tampung 110 orang.Dan melalui perda provinsi Jawa Timur nomor 12/2000 Jo no 14 tahun 2002 tentang Dinas Sosial provinsi Jawa Timur bahwa Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan, bangkalan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial provinsi Jawa Timur.Berdasarkan pada Peraturan Gubernur No. 119 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Panti Sosial Tresna Werdha Pandaan, Bangkalan berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan dengan jangkauan pelayanan wilayah Kabupaten Pasuruan dan Kab./Kota sekitarnya ditambah pelayanan sosial lanjut usia di Lamongan dengan jangkauan pelayanan wilayah Kabupaten Lamongan dan Kabupaten sekitarnyac. Visi dan Misi Panti

1. Visi.Terwujudnya peningkatan taraf kesejahteraan social bagi lanjut usia yang bertakwa kepada Tuhan YME 2. MisiPelayanan sosial dan pemeliharaan kesehatan yang prima bagi lanjut usia terlantar didalam panti, yang meliputi :a) Melaksanakan tugas dan rehabilitasi bagi lanjut usia dalam upaya memenuhi kebutuhan rohani, jasmani, dan social sehingga dapat menikmayi hari tua yang diliputi kebahagiaan dan ketentraman lhir batin.b) Mengembangkan sumber potensi bagi lanjut usia potensial, sehingga dapat mandiri dan dapat menjalankan fungsi sossial secara wajarc) Peningkatan peran serta masyarakat dalam penanganan lanjut usia terlantar.

d. Tujuan ,Prinsip dan Fungsi Pelayanan Panti

1) Tujuan umumMemberikan tempat pelayanan social serta kasih sayang terhadap para lanjut usia, terlantar (potensial dan tidak potensial) dalam memenuhi kehidupan hidupnya2) Tujuan khususa) Terpenuhinya kebutuhan rohani dengan baik, terutama dalam bidang : Kebutuhan kasih sayang baik keluarga maupun dari masyarakat sekitar Peningkatan gairah hidup yang tidak harus khawatir dalam sisa hidupnya Terpenuhinya kebutuhan jasmani dengan baik terutama dalam bidang : Kebutuhan pokok hidup secara layak yaitu sandang, pangan dan papan. Pemeliharaan kesehatan mereka dengan baik Pemenuhan kebutuhan pengisian waktu luang dengan baik sesuai usia yang telah lanjut.b) Terpenuhinya kebutuhan sosial dengan baik terutama dalam hubungannya dengan masyarakat sekitarnya.c) Terpenuhinya kebutuhan jasmani meliputi:Kebutuhan pokok secara layak (sandang, pangan, papan) pemeliharaan kesehatan, pemenuhan kebutuhan rekreatif untuk mengisi waktu luang.3) Prinsip pelayanan pantia. Menerima Klien apa adanya.b. Menghormati hak dan martabat klienc. Menjaga kerahasiaan data d. Tidak memberikan stigma e. Tidak mengucilkanf. Menghindari sikap sensitive g. Pemenuhan kebutuhan secara tepat dan komprehensifh. Menghindari sikap belas kasihani. Pelayanan yang cepat dan cepat, bermutu, efisisen, efektif, serta akuntable4) Fungsi UPT pelayanan sosial lanjut usia pasuruan UPT pelayanan Sosial Lanjut Usia mempunyai tugas melak sanakan sebagian tugas dinas dalam pelayanan social lanjut usia terlantar Fungsi dari UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia berpedoman dari pasal 23:a. Pelaksanaan program kerja UPT b. Pembinaan dan pengendalian pengelolaan ketaata usahaan, penyelenggaraan kegiatan pelayanan social, bimbingan dan pembinaan lanjutc. Penyelenggaraan praktek pekerjaan social d. Pemberian bimbingan umum kepada klien dilingkungan UPT e. Penyelenggaraan kerja sama dengan instansi atau lembaga lain atau perorangan dalam rangka pengembangan program UPTf. Pengembangan metodologi pelayanan kesejahteraan social dalam pelayanan social lanjut usia g. Penyelenggaraan penyebarluasan informasi tentang pelayanan kesejahteraan social h. Penyelenggaraan konsultasi bagai keluarga atau masyarakat yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosiali. Pelaksanaan tugas-tugas ketata usahaan j. Pelaksanaan pelayanan masyarakat k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas5) Persyaratan masuk UPT

a. Laki-laki atau perempuan usia 60 thun keatasb. Potensial dan tidak potensial c. Atas kemauan sendiri dan tidak ada unsure paksaan d. berbadan sehat tidak mempunyai penyakit menular yang dinyatakan dengan surat keterangan sehat ari doktere. Direkomendasi dari kantor social atau Pemda setempatf. Calon klien dinyatakan lulus seleksi oleh petugas panti 6) Struktur organisasi UPT pelayanan sosial lanjut usia pasuruan

Berdasarkan Peraturan Kep.Gubernur Jatim No. 119 tahun 2008 UPT Pelayanan sosial lanjut usia Pandaan adalah sebagai berikut:

KEPALA UPTDrs. M. WiraeNIP. 195812 31198903 1 052

KASUB BAGIAN TATA USAHADrs. Hari prasetyo, MMNIP. 195703 23198203 1 015

KEPALA SEKSI PELAYANAN SOSIALDrs. Eddy Subrata C, MSi NIP. 195801011983031028KEPALA SEKSI BIMBINGAN DAN PEMBINAAN LANJUTDra. Tri mujayati NIP.195602221980032007

Gambar 3.1 Bagan struktur organisasi UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan.Keterangan:Jumlah tenaga yang ada di panti ada 33 pegawai dengan perincian sebagai berikut: Tenaga Organik (PNS) : 23 orang Tenaga Honorer: 10 orang

7) Denah panti

Lampiran 8) Kapasitas pantiJumlah lanjut usia yang tinggal dipanti adalah:1) Usia 60 74 tahun: 90 orang2) Usia 75 89 tahun: 17 orang3) Usia >90 tahun: 0 orangKeseluruhan lansia yang tinggal di panti : 107 orang9) Sarana dan prasaranaa) Bangunan perumahanBangunan panti merupakan bangunan permanen dengan dinding tembok, lantai kramik, atap genteng, ventilasi dan pencahayaan cukup yang terdiri dari:1) Wisma sebanyak : 11 buah2) Kantor: 2 buah3) Ruang pertemuan: 1 buah4) Musholla: 1 buah5) Ruang keterampilan: 1 buah6) Pos penjagaan: 1 buah7) Ruang perawatan isolasi: 2 buah8) Rumah dinas pegawai: 1 buah(sumber data sekunder UPT pelayanan sosial lanjut usia 2009)b) Sarana air bersihSumber air bersih berasal dari Sumur bor dengan kedalaman 200 meter dan 60 meter untuk mushola.c) Jamban seluruh wismaJamban wisma sejumlah 22 buah dengan perincian sebagai berikut:1) Setiap wisma, poliklinik, ruang perawatan isolasi masing masing 2 buah jamban.2) Ruang keterampilan 1 ruang, ruang perawatan khusus 2 dan rumah dinas 3 buah3) Hampir seluruh jamban masih baik, jamban menggunakan closed jongkok dan dudukd) Sarana pembuangan air limbahPengelolahan pembuangan air limbah menggunakan SPAL tertutup dengan septik tank menjadi satu dengan jamban.e) Sarana ibadahSarana ibadah berupa 1 buah musholla untuk memudahkan para lanjut usia melaksanakan ibadahf) Model tempat tidurTempat tidur kurang lebih 30 cm tanpa pengamang) PeneranganLampu penerangan rata-rata tiap ruangan 20 watt, ventilasi dan sinar matahari yang masuk cukup baik, kecuali di ruangan isolasi flamboyan.h) Lantai rumahKondisi lantai baik, dari keramik bersih dan tidak licin kecuali di isolasi flamboyan lantai lembab dan kurang bersih.i) Kamar mandi dan WCKondisi cukup bersih, tidak ada pegangan tangan untuk menghindari lansia jatuh. Masing-masing wisma membuat jadwal piket untuk membersihkan kamar mandi secara bergantianj) Ruang keterampilanKondisi cukup baik, cukup penerangan yang cukup dan peralatan keterampilan yang cukup.k) Tempat olah raga,pertemuan dan kesenianOlah raga dilakukan didepan ruang ketrampilan, pelaksanaan senam dilakukan setiap selasa, rabu dan kamis dimulai jam 07:30 WIB.l) Ruang makanRuang makan bersama belum ada, lansia diambilkan makanan di dapur dan makan di wisma masing-masingm) Meja tamuPada setiap wisma terdapat satu set meja tamu dan TVn) Kandang ternakTerdapat 2 kandang ternak yaitu ternak ayam dan bebek, kondisi cukup bersih dan tidak berbau.o) Kolam ikanTerdapat 3 kolam ikan yang tertata rapi dan kondisi cukup baik.p) Poli klinikPoli klinik terletak di wisma cempakaq) Binatang di sekitar pantiBinatang yang ditemukan disekitar panti : nyamuk, kecoak, tikus, katak dankucing10) Kegiatan dalam pantiLampiran ..11) Pelayanan kesehatan pada lansiaPelayanan kesehatan yang diberiakan pada lansia terbatas pada lansia yang mempunyai keluhan, sedangkan kunjungan dari Puskesmas setiap minggu (Jumat) dengan memberikan pelayanan kesehatan pada lansia yang mempunyai keluhan dan pemeriksaan dilakukan hanya untuk satu wisma.e. Hubungan Lintas Program dan Sektoral Lintas Program Diselenggarakan melalui kerja antar panti sosial dan atau dinas sosial luar daerah untuk proses seleksi klien yang akan ditinggal dipanti. Lintas SektoralMeliputi kerja sama bidang unit teknis serta dinas yang terkait, dinas sosial yang meliputi departemen agama untuk pembinaan mental agama, departemen kesehatan dalam memberikan pengobatan dan perawatan, pemerintah daerah untuk mendapatkan fasilitas pemamfaatan sarana umum seperti Puskesmas tentang pengobatan dan perawatan anggota UPT Pelayanan sosial lanjut usia Pandaan, dengan Dinkes berupa pelatihan -pelatihan dan pemerintah daerah dan organisasi kemasyarakatan dalam rangka pengiriman klien yang perlu dilayani panti serta pihak keamanan setempat Satpol PP serta Lembaga Perguruan Tinggi.f. Distribusi PendanaanAnggaran dari APBD Provinsi Jatim melalui Dinas Sosial Provinsi Jatim.g. Tempat Pelayanan Kesehatan dan Perawatan Rumah sakitBekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Bangil dan Malang (RS Saiful Anwar) PuskesmasBekerjasama dengan Puskesmas Pandaan sebagai rujukan lansia yang sakit dengan pemeriksaan kesehatan serta pengobatan perawatan kesehatan secara rutin PantiTerdapat tenaga kesehatan lulusan SPK yang memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan.h. Pelayanan Kebutuhan Sehari-hari1) Kebutuhan nutrisiSecara umum kualitas dan kuantitas makanan yang ada dalam panti sudah mencukupi karena menu makanan disediakan oleh pihak panti dengan persetujuan dokter Puskesmas Pandaan.2) Kebersihan diriSecara umum klien lansia mandi 2 kali sehari dengan menggunakan air sumur bor, Panti belum seluruhnya menyediakan air hangat untuk mandi.3) PakaianPengelola Panti sudah menyediakan pakaian dan sudah dibagikan kemasing-masing klien 3 kali dalam 1 tahun.4) Pola komunikasiPola komunikasi yang ada di Panti antara pegawai dan klien lansia sudah cukup tetapi perlu dikembangkan menjadi komunikasi dua arah agar tercipta komunikasi terapeutik. Pola komunikasi antara klien sudah terjalin dengan baik namun perlu disikapi untuk klien yang mengalami penurunan pendengaran untuk meminimalkan terjadinya perasaan tidak diperhatikan.5) Kebutuhan spiritualKegiatan pengajian atau ceramah agama dilaksanakan setiap shalat subuh berjamaah, shalat dhuhan dilanjutkan dengan tadarus Alquran, shalat dhuhur, shalat ashar, shalat magrib, shalat isya berjamaah, untuk yang beragama Kristen, bimbingan rohani dilaksanakan pada hari Rabu jam 15:30 WIB6) Kebutuhan rekreasi atau sosialisasiKegiatan olahraga dilaksanakan 3 kali seminggu yaitu pada hari selasa, rabu dan kamis jam 07:30 WIB

BAB IIIMETODE PENULISAN DAN PENJELASAN DATA

Penulisan ini merupakan penulisan yang bersifat deskriptif atau penggambaran dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan pada kelompok khusus lanjut usia (lansia) di Unit Pelaksana Tekhnis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan yang bertujuan untuk memberi gambaran tentang asuhan keperawatan pada kelompok khusus lansia yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.A. PopulasiPopulasi lansia di Unit Pelaksana Tekhnis Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan sebanyak 107 orang tempat tinggal di 11 wisma adapun populasi yang diambil dalam penulisan ini adalah semua lansia yang tinggal di Wisma Melati

B. SampelJumlah sampel dalam penulisan ini adalah sebanyak 6 orang lansia yang di Wisma Kenanga.

C. Tempat Dan WaktuTempat : Unit Pelaksana Tekhnis Pelayanan Sosial Lanjut Usia yaitu di Wisma Kenanga Waktu : Asuhan keperawatan dilaksanakan pada tanggal 24 januari s/d 5 Februari 2011

D. Instrumen Pengkajian Menggunakan alat pengumpulan data berupa format pengkajian lansia Alat kesehatan yang di gunakan : Spigmomanometer Stetoskop Termometer Timbangan berat badan

E. Rencana Analisa Data1. PengkajianSetelah data terkumpul kemudian data ditabulasi berdasarkan variable atau sub variable kemudian data dimasukan ke dalam table distribusi frekwensi berdasarkan variable atau sub variable2. Analisa dataData diklasifikasikan menurt data umum dan focus kemudian dirumuskan masalah etiologi berdasarkan data penunjang dan selanjutkan dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan3. PerencanaanMemprioritaskan masalah keperawatan keluhan yang paling dirasakan oleh lansia dan kemudian di buat suatu rencana asuhan keperawatan4. PelaksanaanRencana tindakan yang dibuat pada tahap perencanaan akan dilaksanan pada tahap pelaksanaan saat ini5. Evaluasi Pada tahap ini akan dilaksanakan evaluasi hasil implementasi akan dilaksanakan dengan tingkat keberhasilan yang mengacu pada kriteria standrat dalam perencanaan yaitu data obyektif dan data subyektif pada masing-masing permasalahan

BAB IVTINJAUAN KASUS

A. Pengkajian1. Identitas Kliena. Jenis KelaminNO

NAMAJENIS KELAMIN

LKPR

1NY.S-

2NY.S1-

3NY.S2-

4NY.S3-

5NY.K-

6NY.F-

TOTAL06

Berdasarkan tabel di atas semua lansia berjenis kelamin perempuan adalah 100%b. UmurNOUMURJUMLAH

160-704

270-802

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 66,6% lansia berumur 60-70 dan 33,4 % ber umur 70-80c. StatusNOSTATUSJUMLAH

1MENIKAH-

2TIDAK MENIKAH2

3JANDA4

4DUDA-

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 33,4% lansia tidak menikah dan 66.6 % lansia janda.d. AgamaNOAGAMAJUMLAH

1ISLAM6

2BUDHA-

3KRITEN-

4HINDU-

5PROTESTAN-

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 100 % lansia beragama islam

e. PekerjaanNOPEKERHAANJUMLAH

1PNS-

2WIRASWASTA-

3TIDAK BEKERJA6

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 100% lansia di wisma melati tidak bekerja.

2. Status Kesehatan Saat IniNOSTATUS KESEHATANJUMLAH

1NYERI DADA-

2NYERI SENDI6

3NYERI KAKI DAN TANGAN

4PUSING3

5SESAK1

TOTAL10

Berdasarkan tabel di atas 60 % lansia nyeri sendi, 30 % lansia pusing dan tangan, 10% lansia sesak

3. Riwayat Kesehatan DahuluNORIWAYAT KESEHATAN DAHULUJUMLAH

1HIPERTENSI2

2DIABETES MILITUS-

3SESAK1

4TIDAK ADA3

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 33% lansia hipertensi, 50 % tidak ada punya riwayat kesehatan dahulu dan 16,6% sesak

4. Riwayat Kesehatan KeluargaNORIWAYAT KESEHATAN KELUARGAJUMLAH

1PERNAH MENDERITA1

2TIDAK PERNAH5

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 16,6% lansia pernah menderita dan 83.3% tidak pernah

5. Tinjauan SistemHead To Toe

Nama Kepala SimetrisBersihRambut RontokRambut ubanNyeri tekanbenjolanlesiluka

NY.SVVvv----

NY.S1VVvv----

NY.S2VVvv----

NY.S3VVvv----

NY. KVVvv----

NY. FVVvv----

Nama

MataSimetrisIcterusanemisstrabismusnormalmiopibengkakPakaiKacamata

NY.SV---v---

NY.S1V---v---

NY.S2V---v---

NY.S3Vv---

NY.KV---v---

NY.FV---v---

Nama HidungsimetrisPolipSecret berlebihkotorperadanganPCHPenciuman normal

NY.S ------

NY.S1 ------

NY.S2 ------

NY.S3 ------

NY.K ------

NY.F ------

Nama

Mulut/tenggorokSimetrisMukosaLembabGanguanmenelanKesulianmengunyaGigi ompongstomatitisRadanggusi

NY.SVV--v--

NY.S1VV--v--

NY.S2VV--v--

NY.S3VV-----

NY.KVV--v--

NY.FVV--v--

Nama

Leher simetrisPembesaranVena jugularisPembesaranKelenjartiroidKaku kuduk

NY.SV---

NY.S1V---

NY.S2V---

NY.S3V---

NY.KV---

NY.FV---

Nama telingasimetrisPendengaranmenurunNyeri tekanPendengarannormalSerumen berlebih

NY.Sv--v-

NY.S1vV---

NY.S2vV---

NY.S3v--v-

NY.Kv--v-

NY.Fv--v-

Nama

dadaInspeksipalpasiperkusiauskultasi

Bentuk NormalRetraksi NormalNyeri tekanIctus cordisBenjolansonorSuaratambahan

NY.SVV---v-

NY.S1VV---v-

NY.S2VV---v-

NY.S3VV---v-

NY.KVV---v-

NY.FVV---v-

Nama abdomenInspeksiauskultasiperkusipalpasi

SimetrisAda lukaPeristalticususTympaniDistensiNyeri tekan

NY.S -15 x/mnt --

NY.S1 -17 x/mnt --

NY.S2 -16 x/mnt --

NY.S3 -17 x/mnt --

NY.K -17 x/mnt --

NY.F -17 x/mnt --

Nama GenetaliabersihhemoroidHernia

NY.S --

NY.S1 --

NY.S2 --

NY.S3 --

NY.K

NY.F

Nama

IntegumenWarna kulitKulit keringkeriputbersihGatal-gatallesi

putihKuning langsatSawo matang

NY.S- - --

NY.S1- - --

NY.S2-- V--

NY.S3-- --

NY.KV --

NY.F --

Nama

Ektremitas Tonus ototPostur tubuhMengunakan alat bantu alat bantuRentang gerak terbatas

5 54 54 45 55 54 44 54 5tegakbungkuk

NY.S--V--V-V

NY.S1-VV-V-

NY.S2VV-V

NY.S3V--V---

NY.KV---V--

NY.FV--V---

6. Pola Aktivitas Sehari-Haria. Kebersihan diriMANDIJUMLAH

3X /HARI1

2X /HARI5

1X /HARI-

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 16,66 % lansia mandi 3x/hari Dan83,33% lansia mandi 2xb. Kebutuhan nutrisiMAKANJUMLAH

3X /HARI6

2X /HARI-

1X /HARI-

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 100 % lansia makan 3x/haric. Kebutuhan cairanMINUMJUMLAH

5-8 GELAS6

2-4 GELAS

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 100% lansia minum 5-8 gelas/hari.d. Kebutuhan tidurKEBUTUHAN TIDURJUMLAH

7-9 JAM4

4-6 JAM2

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 66,66% lansia tidur 7-9 jam/hari, 33,33 % lansia tidur 4-6 jam/hari.e. Pola BAKPOLA BAKJUMLAH

3-6 X /HARI6

1-2X /HARI-

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 100 % lansia BAK 3-6 x/harif. Pola BABPOLA BABJUMLAH

1X /HARI6

> 1X /HARI-

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 100 % lansia BAB 1 x/hari

g. Pola aktifitasPOLA AKTIFITASJUMLAH

DUDUK1

BARING

OLAH RAGA5

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 16,66 % lansia hanya duduk saja, 83,33 % lansia olah raga.

7. Pengkajian Psikososial a. Hubungan dengan orang lainHUBUNGAN DENGAN ORANG LAINJUMLAH

BAIK6

KURANG BAIK-

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 100 % lansia hubungan dengan orang lain baik.b. Masalah emosionalMASALAH EMOSIONALJUMLAH

SERING MARAH-

GELISAH1

TENANG5

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 16,66%lansia gelisah, 83,33 % lansia tenang

c. SpiritualSPIRITUALJUMLAH

TEKUN5

JARANG1

TIDAK PERNAH-

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 16,66 % lansia tekun dalam spritual dan 16,66% lansia jarangd. FungsionalFUNGSIONALJUMLAH

MANDIRI4

BANTUAN2

TOTAL6

Berdasarkan tabel di atas 66,66 % lansia mandiri secara fungsional dan 33,33% lansia yang bantuan

8. Pengkajian Fungsional KlienNOKRITERIANAMA KLIENDENGAN BANTUANMANDIRIKETERANGAN

FREKUENSIJUMLAHJENIS

1Makan

NY.SNY.S1NY.S2NY.SNY.KNY.F1010101010103x/hr3x/hr3x/hr3x/hr3x/hr3x/hr1porsi1porsi1porsi1porsi1porsi1porsiNasiNasiNasiNasiNasiNasi

2MinumNY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY,KNY.F1010101010106 gelas/hr8 gelas/hr6 gelas/hr6 gelas/hr6 gelas/hr6 gelas/hrAir putihAir putihAir putihAir putih Air putihAir putih

3Berpindah dari kursi roda ketempat tidur,sebaliknya

NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.F

151515151515

4Personal toilet ( cuci muka, menyisir rambut, gosok gigi)NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.F5555552x/hr2x/hr2x/hr2x/hr2x/hr2x/hr

5Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, menyeka tubuh, menyiram )

NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.F101010101010

6Mandi

NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.F1515151515152x/hr2x/hr1x/hr2x/hr

7Jalan dipermukaan datar NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.F555555

8

Naik turun tanggaNY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.F101010101010

9Mengenakan pakaianNY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.F101010101010

10Control bowel (BAB )NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.F1010101010102x/hr2x/hr1x/hr1x/hrLembekLembekLembekpadat

11Control blader (BAK )NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.F1010101010102-4x/hr3x/hr3-4x/hr4x/hrKuning Kuning Kuning kuning

12Olah raga / latihanNY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.F101051010103x/minggu3x/minggu1x/minggu3x/minggu3x/minggu 3x/mingguSenamSenamSenamSenamSenamSenam

13Rekreasi / pemanfaatan waktu luangNY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.F100001010

Berdasarkan tabel di atas

9. Pengkajian Status Mental Gerontika. (SPMSQ)NAMA KLIENBENARSALAHNOPERTANYAAN

NY.S

V1Tanggal berapa hari ini?

NY.S1

V

NY.S2

V

NY.S3V

NY.K

V

NY.FV

NY.SV2Hari apa sekarang?

NY.S1V

NY.S2

V

NY.S3V

NY.K

V

NY.FV

NY.S

V3Apa nama tempat ini?

NY.S1

V

NY.S2

V

NY.S3V

NY.K

V

NY.FV

NY.S

V4Dimana alamat anda?

NY.S1

V

NY.S2

V

NY.S3V

NY.K

V

NY.FV

NY.S

V5Berapa umur anda?

NY.S1

V

NY.S2

V

NY.S3V

NY.K

V

NY.FV

NY.S

V6Kapan anda lahir?

NY.S1

V

NY.S2

V

NY.S3V

NY.K

V

NY.FV

NY.S

V7Siapa presiden Indonesia sekarang?

NY.S1

V

NY.S2

V

NY.S3

NY.K

V

NY.FV

NY.S

V8Siapa presiden Indonesia sebelumnya?

NY.S1

V

NY.S2V

NY.S3V

NY.K

V

NY.FV

NY.S

V9Siapa nama ibu anda?

NY.S1

V

NY.S2V

NY.S3V

NY.KV

NY.FV

NY.SV10Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, semua secara menurun

NY.S1V

NY.S2V

NY.S3V

NY.KV

NY.FV

JUMLAH3425

Berdasarkan tabel di atas pasien di wisma melati mengalami kerusakan intelektual ringanb. (MMSE)NONAMA KLIENASPEK KONGNITIFNILAI MAKSNILAI KLIENKRITERIA

1NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.FOrientasi

5

51,50445Menyebutkan dengan benar: Tahun Tanggal Bulan Musim hari

NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.FOrientasi5000555dimana sekarang kita berada? negara Indonesia propinsi jawa timur kota pasuruan

2NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.FRegistrasi 3333333

Sebutkan nama 3 objek (oleh pemeriksa) 1 detik untuk mengatakan masing-masing kemudian menanyakan kepada klien 3 objek tadi, sepert: bulpoin buku potongan kuku

3NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.FPerhatian dan kalkulasi 5500545

Meminta klien untuk memulai dari angka 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali 93 86 79 72 65

4NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.FMengingat 3333333Minta klien untuk mengulangi ketika objek pada nomer 2 (registrasi)tadi bila benar 1 poin untuk masing-masing objek

5NY.SNY.S1NY.S2NY.S3NY.KNY.FBahasa 9940999 Tunjukkan pada klien suatu benda dan tanyakan namanya pada klien Minta klien untuk mengulangi kata berikut: tak ada, dan, atau, tetapi bila benar beri nilai 1 poin Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah1. Ambil kertas ditangan anda, lipat jadi 2 dan taruh dilantai2. Perintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktivatas sesuai perintah niali 1 poin) tutup mata anda3. Perintahkan pada klien untuk menulis 1 kalimat dan menyalin gambar

TOTAL NILAI126,5

Berdasarkan tabel di atas pasien di wisma melati mengalami kognitif sedang

10. Pengkajian Keseimbangan Untuk Klien Lansia1. Perubahan posisi atau gerakan keseimbanganNama klienPerubahan posisi atau gerakan keseimbangan

Bangun dari kursiDuduk dikursiMenahan dorongan pada sternumMata tertutup tidak dapat melihat objekPerputaran leherGerakan menggapai sesuatuMembungkuk

NY.S

VVVvVV-

NY.S1

VVVV-V-

NY.S2

VVVV-VV

NY.S3VVVVVVV

NY.K

VVVVVV-

NY.FVVVVVv-

Berdasarkan tabel di atas pasien di wisma melati mampu secara mandiri melakukan gerakan keseimbangan2. Komponen gaya berjalan atau gerakan

Nama klienKomponen gaya berjalan atau gerakan

Minta pada klien untuk berjalan ketempat yang ditentukanKetinggian langkah kakiKontinuitas langkah kakiKesimetrisan langkahPenyimpangan jalur pada saat berjalanberbalik

NY.S

V-VVVV

NY.S1

VVvVVV

NY.S2

V-VVVV

NY.S3V-VVVV

NY.K

VVVVVV

NY.FVVVVvV

Berdasarkan tabel di atas pasien di wisma melati mampu melakukan gerakan secara optimal

B. Analisa DataNODATAETIOLOGIMASALAH

1DS: 6 klien mengatakan mengalami nyeriDO: K/U cukup, kes. CM TD : 120/100-200/100 mmHg. RR : 19-22/mnt ND: 80-100/mnt S : 36.5-37.5 0C Klien tampak meringis kesakitan Skala nyeri 6 (sedang ) Klien memegangi daerah yang sakit.

Proses penuaan (peregangan otot)Gangguan rasa nyaman nyeri

2DS : 2 dari 6 klien mengatakan mempunyai penyakit darah tinggiDO : K/u baikm kes. CM TD : 150/100 200/100 mmHg RR : 20-21 /mnt ND: 80-100/mnt S : 36.5-37,5 0C 1 dr 2 orang bila berjalan jauh pusing.Penyempitan kapiler darahKetidakseimbangan sirkulasi darah

3DS : 1 dari 6 klien mengatakan mempunyai penyakit sesakDO : K/U baik, kes. CM TD : 160/80 mmHg RR : 23x/mnt ND: 88x/mnt S : 370C BB : 50 kg Kx mengkonsumsi obt neonapasin

Ketidak tahuan terhadap proses penyakitResiko kekambuhan

4

DS : 2 dari 6 klien mengatakan pendengarannya menurunDO : K/U baik, kes. CM TD : 160-180 mmHg RR : 22-24x/mnt ND: 80-90x/mnt S : 36.5-87,5 0C Kx tidak bisa mendengar suara pelan.Proses penurunan daya pendengaranGangguan persepsi sensori

C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses penuaan (peregangan otot)2. Ketidakseimbangan sirkulasi darah b/d penyempitan kapiler darah3. Resiko kekambuhan b/d Ketidak tahuan terhadap proses penyakit4. Gangguan persepsi sensori b/d Proses penurunan daya pendengaran

D. RENCANA KEPERAWATAN

NoDiagnosa KeperawatanTujuanIntervensiRasionalTTD

1Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses penuaan (peregangan otot)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri bias teratasi

1. Obervasi TTV2. Observasi skala nyeri3. Ajarkan klien tekhnik relaksasi4. Anjurkan klien untuk tidak makan makanan yang berkolesterol tinggi5. Anjurkan untuk berolahraga setiap hari seperti senam6. Anjurkan untuk istirahat cukup dan tidak melakukan aktivitas yang berlebih 1. Mengetahui hemodinamika klien 2. Mengetahui tingkat nyeri klien3. Agar mengurangi rasa nyeri4. Agar rasa nyeri tidak bertambah5. Agar otot-otot persendian tidak kaku6. Agar istirahat klien dapat tercukupi

2Ketidakseimbangan sirkulasi darah b/d penyempitan kapiler darah

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 minggu diharapkan masalah klien dapat teratasi1. BHSP2. Berikan perawatan untuk meningkatkan sirkulasi darah3. Berikan perawatan terhadap kebutuhan nutrisi (diit usia lanjut, tinggi kalori, protein dan garam)4. Ajak klien untuk senam harian5. Observasi TTV6. Ajarkan tekhnik relaksasi dan koping individu yang lain dalam menghadapi stress

1. Agar lansia kooperatif terhadap tindakan keperawatan2. Agar sirkulasi darah tidak menyempit3. Agar nutrisi lansia terpenuhi sesuai dengan diit4. Untuk mengurangi peregangan otot5. Untuk mengetahui keadaan para lansia dan tindakan yang akan diberikan6. Untuk menghambat terjadinya stress

3Resiko kekambuhan b/d Ketidak tahuan terhadap proses penyakit

Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama 2 hari diharapkan gangguan pola pernafasan dapat berkurang atau diatasi

1. Observasi TTV2. Anjurkan klien untuk memeriksakan diri tentang kesehatannya3. Anjurkan klien untuk minum obat teratur4. Ajarkan klien tekhnik relaksasi 5. Anjurkan pasien untuk istirahat cukup1. Mengetahui hemodinamika klien2. Agar klien mengetahui tentang kondisinya sekarang3. Agar gangguan pernafasannya dapat berkurang4. Agar kegelisahan klien dapat menurun saat gangguan pernafasan kambuh5. Agar gangguan pernafasan klien tidak bertambah parah

4Gangguan persepsi sensori b/d Proses penurunan daya pendengaran

Setelah dilakukan asuhan keperawatan + 2 hari, pasien dapat mengatasi pola komuikasi

1. BHSP.2. Kaji tingkat kemampuan klien dalam penerimaan pesan 3. Anjurkan pada klien untuk mendekat pada pembicara pada saat orang lain berbicara4. Anjurkan klien menggunaka kata ulang pada saat kurang jelas ucapan orang lain5. Anjurkan pada klien untuk mengajak teman jika ingin berbicara dengan orang lain.6. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan telinga dan periksa apakan ada serumen yang megangaggu pendengaran klien7. Anjurkan untuk menggunakan alat tuis pada saat menyampaikan pesan1. Mendekatkan diri antara pasien dan perawat.2. Mengetahui tingkat kemampuan pendengaran klien.3. Agar klien mendengar atau mengerti apa yang dibicarakan orang lain4. Agar pembicara dapat memperje;as kata-katanya5. Agar tidak ada salah komunikasi6. Agar tidak ada serumen yang bisa mengganggu pendengaran klien7. Sebagai alat bantu klien dalam penyampaian pesan

BAB VPEMBAHASANA. PelaksanaanTglNo Dx KepJamImplementasiRespon Kx

28/01/ 201111. Membina hubungan saling percaya2. Mengobsevasi TTV3. Mengobserva skala nyeri4. Mengajarkan klien tekhnik relaksasi5. Menganjurkan klien untuk tidak makan makanan yang berkolesterol tinggi6. Menganjurkan untuk berolahraga setiap hari seperti senam7. Menganjurkan untuk istirahat cukup dan tidak melakukan aktivitas yang berlebih

21. Memberikan perawatan untuk meningkatkan sirkulasi darah2. Memberikan perawatan terhadap kebutuhan nutrisi (diit usia lanjut, tinggi kalori, protein dan garam)3. Mengajak klien untuk senam harian4. Mengobservasi TTV5. Mengajarkan tekhnik relaksasi dan koping individu yang lain dalam menghadapi stress

31. Mengobservasi TTV2. Menganjurkan klien untuk memeriksakan diri tentang kesehatannya3. Menganjurkan klien untuk minum obat teratur4. Mengajarkan klien tekhnik relaksasi 5. Menganjurkan pasien untuk istirahat cukup

41. Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam penerimaan pesan 2. Menganjurkan pada klien untuk mendekat pada pembicara pada saat orang lain berbicara3. Menganjurkan klien menggunaka kata ulang pada saat kurang jelas ucapan orang lain4. Menganjurkan pada klien untuk mengajak teman jika ingin berbicara dengan orang lain.5. Menganjurkan klien untuk menjaga kebersihan telinga dan periksa apakan ada serumen yang megangaggu pendengaran klien6. Menganjurkan untuk menggunakan alat tuis pada saat menyampaikan pesan

27/01/201111. Membina hubungan saling percaya2. Mengobsevasi TTV3. Mengobserva skala nyeri4. Mengajarkan klien tekhnik relaksasi5. Menganjurkan klien untuk tidak makan makanan yang berkolesterol tinggi6. Menganjurkan untuk berolahraga setiap hari seperti senam7. Menganjurkan untuk istirahat cukup dan tidak melakukan aktivitas yang berlebih

21. Memberikan perawatan untuk meningkatkan sirkulasi darah2. Memberikan perawatan terhadap kebutuhan nutrisi (diit usia lanjut, tinggi kalori, protein dan garam)3. Mengajak klien untuk senam harian4. Mengobservasi TTV5. Mengajarkan tekhnik relaksasi dan koping individu yang lain dalam menghadapi stress

31. Mengobservasi TTV2. Menganjurkan klien untuk memeriksakan diri tentang kesehatannya3. Menganjurkan klien untuk minum obat teratur4. Mengajarkan klien tekhnik relaksasi 5. Menganjurkan pasien untuk istirahat cukup

41. Mengkaji tingkat kemampuan klien dalam penerimaan pesan 2. Menganjurkan pada klien untuk mendekat pada pembicara pada saat orang lain berbicara3. Menganjurkan klien menggunaka kata ulang pada saat kurang jelas ucapan orang lain4. Menganjurkan pada klien untuk mengajak teman jika ingin berbicara dengan orang lain.5. Menganjurkan untuk menggunakan alat tuis pada saat menyampaikan pesan

E. Evaluasi

NoHari, Tgl dan jamDxPerkembangan keperawatanTTD

1Rabu,26/01/2011

1SOAP

Rabu,26/01/2011

2SOAP

Rabu,26/01/2011

3SOAP

4SOAP

2Kamis,27/01/2011

1SOAP

2SOAP

3SOAP

4SOAP

BAB VIPENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah mahasiswa AKPER Hafshawaty Probolinggo melaksanakan Praktek Klinik Keperawatan Gerontik di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :1. UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan dalam proses berubah masih banyak keterbatasan antara lain, SDM, sarana dan prasarana serata hubungan lintas program dan lintas sektoral2. Masih kurangnya pengawasan terhadap lansia, terutama pemenuhan kebutuhan nutrisi, fsik dan kesehatan.3. Pelayanan Kesehatan lansia masih kurang4. Tenaga Perawat lansia masih kurang, baik kwalitas maupun kwantitas5. Dana Kesehatan yang dialokasikan untuk para lansia masih kurangMengingat keterbatasan waktu mahasiswa maka dari 3 masalah diatas yang sempat kami lakukan adalah menghindari terjadinya cedera fisik pada usila, memonitor keadaan tekanan darah dan penanggulangan dini terhadap usila dengan hipertensi

B. Saran

1. Perlu pengawasan dan perbedaan dalam penata laksanaan menu terutama untuk lansia yang menderita penyakit tertentu misalnya tekanan darah tinggi.2. Komposisi, variasi dan cara penyajian menu tetap perlu perhatian untuk menghindari kebosanan3. Perlu pengawasan secara ketat terhadap masing-masing lansia dalam beraktifitas, untuk itu diperlukan sebuah buku dalam pelaksanaan aktivitas lansia khususnya setiap wisma yang mencatat jenis aktivitas, tujuan yang ingin dicapai dan evaluasi setiap hari.4. Pelayanan kesehatan lansia perlu ditingkatkan dengan cara :a. Pelayanan dari Puskesmas perlu diusulkan tidak saja bersifat kuratif, tetapi perlu juga pelayanan yang bersifat promotif dan preventifb. General Chek Up para lansia dilakukan minimal setiap 6 bulan sekalic. Pelayanan keperawatan perlu diprioritaskan pada aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) meliputi : makan, minum, mandi, ganti pakaian, berdandan, dan toileting.

5. Pelayanan keperawatan terhadap lansia yang mengalami hipertensi : Observasi tanda vital (T/N/RR/S) Kolaborasi tentang terapi dengan Medis / terapi yang didelegasikan Melaksanakan terapi keperawatan secara mandiri dan kolaboratif6. Melaksanakan Health Education tentang perawatan mandiri dan cara hidup sehat bagi lansia baik secara individu maupun kelompok7. Untuk menghindari mal function tugas/peran perawat panti perlu diatur jadwal kegiatan rutin dan jam kerja dalam sehari8. Untuk jangka panjang perlu adanya penambahan fasilitas penunjang kesehatan (pegangan dikamar mandi) untuk kesehatan lansia keseluruhan dan didirikan balai pengobatan lansia yang dapat melayani lansia di Panti dan masyarakat umum disekitar Panti : Perlu ditambahkan tenaga perawat di Panti dengan menghitung ratio : Jumlah lansia dengan perawat yang dibutuhkan Perawat yang ada perlu mendapat / mengikuti pendidikan keperawatan berkelanjutan, mengingat tuntutan dan kebtuuhan masyarakat masa kini Perlu diusulkan atau dipertimbangkan tentang alokasi dana / biaya kesehatan yang dianggarkan untuk setiap lansia per hari Bila memungkinkan diperlukan mencari pihak Sponsor (sebagai Donatur untuk Panti) bila tidak bertentangan dengan etika, visi dan misi Panti.

DAFTAR PUSTAKA

Capernito Lynda juall ( 1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6 , Alih Bahasa Yasmin Asih EGC jakartaC. Long barbara ( 1996) Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses) Unit IV, V, VI Alih bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, IAPK BandungDongoes Marilyn E (2000), Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa, EGC JakartaWahyudi Nugroho ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC JakartaDepkes RI. ( 2001 ). Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Depkes RI. Jakarta.Darmojo dan Martono. ( 2000 ). Geriatri ( Ilmu Kesehatan Usia Lanjut ). Fakultas Kedokteran UI. Jakarta

Lampiran 1Denah UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pasuruan

SBYJl. drSoetomokeTretes

9Kebun

8

262728

7

25

2322216

24

5

171641820PINTUMASUK

193

1415

211

1213

110Jl. Desa Rajeg

Keterangan Denah:1. Taman2. Kantor (LK3)3. Wisma Teratai4. Wisma Melati5. Wisma Dahlia6. R. Pertemuan7. Kandang ayam8. Kolam Ikan9. Kandang kambing,Bebek10. Pos Satpam11. Kantor12. Mushollah13. Gardu / sumur14. Wisma Kenanga15. Asrama16. Wisma Seruni17. Wisma Cendana18. Wisma Mawar19. Taman20. Kantor kepala dinas21. Ruang keterampilan22. Dapur23. Wisma Angrek24. Gudang 25. Kebun 26. Wisma Flamboyan 27. Wisma Cempaka 28. Wisma Kemuning

Lampiran 2Jadwal Kegiatan Dalam PantiBerdasarkan jadwal kegiatan UPT Pelayanan sosial lanjut usia Pandaan yang disusun oleh kepala seksi bimbingan dan pembinaan lanjut adalah sebagai berikut: 1) Jadwal kegiatan lansia

No.JamSeninSelasaRabuKamisJumatSabtuMinggu

104:30 05:30Sholat subuh berjamaahSholat subuh berjamaahSholat subuh berjamaahSholat subuh berjamaahSholat subuh berjamaahSholat subuh berjamaahSholat subuh berjamaah

205:30 06:30Membersihkan kamar dan lingkungan wisma masing-masingKerja BaktiKerja BaktiKerja BaktiMembersihkan kamar dan lingkungan wisma masing-masingMembersihkan kamar dan lingkungan wisma masing-masingMembersihkan kamar dan lingkungan wisma masing-masing

307:00 07:30Makan pagiMakan pagiMakan pagiMakan pagiMakan pagiMakan pagiMakan pagi

407:30 08.00-Senam TeraSenam TeraSenam Tera---

508:00 10:00Bimbingan social-Keterampilan---

610:00 10:45Sholat dhuha dan bimbingan social keagamaan, mengaji, ceramah, belajar sholatSholat dhuha dan bimbingan social keagamaan, mengaji, ceramah, belajar sholatSholat dhuha dan bimbingan social keagamaan, mengaji, ceramah, belajar sholatSholat dhuha dan bimbingan social keagamaan, mengaji, ceramah, belajar sholatSholat dhuha dan bimbingan social keagamaan, mengaji, ceramah, belajar sholatSholat dhuha dan bimbingan social keagamaan, mengaji, ceramah, belajar sholatSholat dhuha dan bimbingan social keagamaan, mengaji, ceramah, belajar sholat

711:30 12:00Sholat dhuhur berjamaahKarawitanSholat dhuhur berjamaahSholat dhuhur berjamaahBimbingan mental agama (Sholat jumat, Team)Sholat dhuhur berjamaahSholat dhuhur berjamaah

812.00 13.00Makan siangMakan siangMakan siangMakan siangMakan siangMakan siangMakan siang

913:00 14:00Istirahat siangIstirahat siangIstirahat siangIstirahat siangIstirahat siangIstirahat siangIstirahat siang

1014:00 15.00Membersihkan kamar dan lingkungan wisma masing-masingMembersihkan kamar dan lingkungan wisma masing-masingMembersihkan kamar dan lingkungan wisma masing-masingMembersihkan kamar dan lingkungan wisma masing-masingMembersihkan kamar dan lingkungan wisma masing-masingMembersihkan kamar dan lingkungan wisma masing-masingMembersihkan kamar dan lingkungan wisma masing-masing

1115.00 16.00Sholat ashar berjamaahSholat ashar berjamaahSholat ashar berjamaahSholat ashar berjamaahSholat ashar berjamaahSholat ashar berjamaahSholat ashar berjamaah

1215.00-16.30Bimbingan rohani bagi yang beragama kristen

1316.00-16.30Makan soreMakan soreMakan soreMakan soreMakan soreMakan soreMakan sore

1417.30-19.30Sholat maghrib, ceramah, sholat isya berjamaahSholat maghrib, ceramah, sholat isya berjamaahSholat maghrib, ceramah, sholat isya berjamaahSholat maghrib, ceramah, sholat isya berjamaahSholat maghrib, ceramah, sholat isya berjamaahSholat maghrib, ceramah, sholat isya berjamaahSholat maghrib, ceramah, sholat isya berjamaah

1519.30-21.00Nonton TV bersama di wisma masing-masingNonton TV bersama di wisma masing-masingNonton TV bersama di wisma masing-masingNonton TV bersama di wisma masing-masingNonton TV bersama di wisma masing-masingNonton TV bersama di wisma masing-masingNonton TV bersama di wisma masing-masing

1621.00-04.30Istirahat tidurIstirahat tidurIstirahat tidurIstirahat tidurIstirahat tidurIstirahat tidurIstirahat tidur