asuhan keperawatan gerontik dengan hipertensi

25
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN HIPERTENSI BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut sumber dari situs internet “penuaan adalah proses yang dinamis dan kompleks yang dihasilkan oleh perubahan-perubahan sel, fisiologis, dan psikologis” (Ahmad Fauzi dkk, 2002). Pengertian lain mengatakan “menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap penyakit (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita” (Constantinides, 1994). “Menua merupakan proses yang dapat dilihat sebagai sebuah kejadian yang berkesinambungan dari lahir sampai meninggal” (Ignativicus, Workman, Mishler, 1999). Dengan makin lanjutnya usia maka kemungkinan akan terjadinya penurunan anatomik (dan fungsional) atas organ-organnya amakin besar. Peneliti Andres dan Tobin ( seperti dikutip oleh Kane et all) meng-intrroduksi “hukum 1%” yang menyatakan fungsi organ-organ akan menurun setiap tahunnya satu persen setelah usia 30 tahun. ( Geriatrti, 2004) Tanda-tanda dari penuaan adalah dengan adanya perubahan anatomis, fisiologis, dan biomekanik di dalam sel tubuh

Upload: alice-reis

Post on 16-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

lembar balik cara menyusui

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN HIPERTENSI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

Menurut sumber dari situs internet “penuaan adalah proses yang dinamis dan

kompleks yang dihasilkan oleh perubahan-perubahan sel, fisiologis, dan psikologis”

(Ahmad Fauzi dkk, 2002).

Pengertian lain mengatakan “menua (aging) adalah proses menghilangnya secara

perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri

dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan

terhadap penyakit (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita”

(Constantinides, 1994). “Menua merupakan proses yang dapat dilihat sebagai

sebuah kejadian yang berkesinambungan dari lahir sampai

meninggal”     (Ignativicus,         Workman, Mishler,            1999).

Dengan makin lanjutnya usia maka kemungkinan akan terjadinya penurunan

anatomik (dan fungsional) atas organ-organnya amakin besar. Peneliti Andres dan

Tobin ( seperti dikutip oleh Kane et all) meng-intrroduksi “hukum 1%” yang

menyatakan fungsi organ-organ akan menurun setiap tahunnya satu persen setelah

usia 30 tahun. ( Geriatrti, 2004)

Tanda-tanda  dari penuaan adalah dengan adanya perubahan anatomis, fisiologis,

dan biomekanik di dalam sel tubuh sehingga mempengaruhi fungsi sel jaringan dan

organ tubuh.

Proses menua ini tentunya berakibat terhadap penurunan dari fungsi sistem-sistem

tubuh, diantara sistem tubuh yang terpengaruh atau terganggu adalah sistem

transportasi (kardiovaskuler). Berbagai macam penyakit kardiovaskuler akan

bermunculan seiring dengan penuaan sistem kardiovaskuler, salah satunya adalah

“hipertensi”.

Page 2: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik

90 mmHg. (Smeltzer,2001).

Menuruti Stanley (2007), Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk

terjadinya penyakit kardiovaskuler.

Untuk itu hipertensi harus diwaspadai secara dini, agar tidak muncul berbagai

macam penyakit kardiovaskuler yang tentunya dapat berbahaya bagi manusia itu

sendiri. Semakin dini diketahui dan diatasi semakin rendah risiko untuk terserang

berbagai penyakit sistem kardiovaskuler.

1. 2.         Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui perubahan-perubahan yang

terjadi pada dewasa lanjut, perubahan yang dimaksud yaitu perubahan yang terjadi

pada sistem persyarafan lansia dan juga dampaknya.

1.3.          Manfaat

1.3.1.        Bagi Penyusun

Meningkatkan kemampuan dalam pembuatan makalah dengan menggunakan

sumber-sumber yang tersedia.

1.3.2.       Bagi Pembaca

Diharapkan dapat menjadi salah contoh pembuatan makalah pada mata ajar

keperawatan gerontik.

1.3.3.  Bagi Prodi Keperawatan Tanjungkarang

Menjadi bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa di Program Studi

Keperawatan Tanjung karang tentang Asuhan Keperawatan Gerontik dengan

Hipertensi.

Page 3: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

2. 1.         Pengertian

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik

90 mmHg. (Smeltzer,2001).

Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg

dinyatakan sebagai hipertensi.

2. 2.        Klasifikasi

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )

1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140

mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg

2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari

160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Secara klinis derajat hipertensi dapat dikelompokkan sesuai dengan rekomendasi

dari “The Sixth Report of The Join National Committee, Prevention, Detection and

Treatment of High Blood Pressure “ (JNC – VI, 1997) sebagai berikut :

No 1. 2. 3. 4.

Kategori Optimal NormalHigh

Normal

Grade 1

(ringan)

Grade 2

(sedang)

Grade

3

(berat)

Grade

4

(sangat

berat)

Sistolik

(mmHg)<120

120–

129

130–

139

140–

159

160 –

179

180 –

209>210

Diastolik

(mmHg)<80 80 – 84 85 – 89 90 – 99

100 –

109

100 –

119>120

Page 4: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

Kalsifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2

golongan besar yaitu :

1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit

lain

2. 3.         Etiologi

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan –

perubahan pada :

1. Elastisitas dinding aorta menurun

2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3. Kemampuan jantung memompa darah menurun

4. 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung

memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan

volumenya.

5. Kehilangan elastisitas pembuluh darah

6. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer

untuk oksigenasi

7. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data

penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya

hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar

untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi

2. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )

Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )

Page 5: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )

3. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )

Kegemukan atau makan berlebihan

Stress

Merokok

Minum alkohol

Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )

Penyebab hipertensi sekunder adalah :

§    Ginjal

§    Glomerulonefritis

§    Pielonefritis

§    Nekrosis tubular akut

§    Tumor

§    Vascular

§    Aterosklerosis

§    Hiperplasia

§    Trombosis

§    Aneurisma

§    Emboli kolestrol

§    Vaskulitis

§    Kelainan endokrin

§    DM

§    Hipertiroidisme

§    Hipotiroidisme

§    Saraf

§    Stroke

§    Ensepalitis

§    SGB

§    Obat – obatan

§    Kontrasepsi oral

§    Kortikosteroid

Page 6: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

2. 4.        PatofisiologI

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras

saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna

medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat

vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui

system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion

melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke

pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan

konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat

mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu

dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui

dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah

sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan

tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang

menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid

lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.

Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan

pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian

diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya

merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan

retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra

vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan

fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan

tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi

aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot

polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan

daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang

kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung

(volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan

tahanan perifer (Smeltzer, 2001).

Page 7: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”

disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff

sphygmomanometer (Darmojo, 1999).

2. 5.        Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :

1. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini

berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak

terukur.

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri

kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang

mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita

hipertensi yaitu :

Mengeluh sakit kepala, pusing

Lemas, kelelahan

Sesak nafas

Gelisah

Mual

Muntah

Epistaksis

Kesadaran menurun

2. 6.        Pemeriksaan Penunjang

Hemoglobin / hematokrit

Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan

dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.

Page 8: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal

Glukosa

Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh

peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )

·         Kalium serum

Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau

menjadi efek samping terapi diuretik.

Kalsium serum

Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi

Kolesterol dan trigliserid serum

Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan

plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )

Pemeriksaan tiroid

Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi

Kadar aldosteron urin/serum

Untuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )

Urinalisa

Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.

Asam urat

Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi

Steroid urin

Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme

IVP

Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu

ginjal / ureter

Foto dada

Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung

CT scan

Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati

EKG

Page 9: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,

peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi

2. 7.         Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat

komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan

tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.

Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :

a.    Terapi tanpa Obat

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai

tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :

b.    Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

§  Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr

§  Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

§  Penurunan berat badan

§  Penurunan asupan etanol

§  Menghentikan merokok

c.    Latihan Fisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk

penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :

Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,

berenang dan lain-lain

Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %

dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.

Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan

Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

d.    Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :

§  Tehnik Biofeedback

Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek

tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak

normal.

Page 10: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti

nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan

ketegangan.

§  Tehnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi

ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar

membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks

e.    Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang

penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan

hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

f.      Terapi dengan Obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi

juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat

bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup

penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi

( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND

TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan

bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE

dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan

penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.

Pengobatannya meliputi :

1.    Step 1

Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor

2.    Step 2

Alternatif yang bisa diberikan :

§  Dosis obat pertama dinaikkan

§  Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama

§  Ditambah obat ke –2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis,

Alpa blocker, clonidin, reserphin, vasodilator

3.    Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh

§  Obat ke-2 diganti

§  Ditambah obat ke-3 jenis lain

4.    Step 4 : Alternatif pemberian obatnya

Page 11: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

·         Ditambah obat ke-3 dan ke-4

Page 12: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

3. 1.         Pengkajian

1. Data Umum :

a)    Kepala keluarga

b)    Komposisi keluarga

c)    Genogram

d)    Tipe keluarga

e)    Suku bangsa

f)     Status sosial-ekonomi

g)    Aktivitas rekreasi keluarga

2. Riwayat Perkembangan Keluarga :

a)    Tahap perkembangan keluarga saat ini

b)    Tugas perkembangan keluarga

c)    Tahap perkembangan yang belum terpenuhi

d)    Riwayat keluarga inti

e)    Riwayat keluarga sebelumnya

3. Data Lingkungan :

a)    Karakteristik rumah

b)    Karateristik tetangga dan komunitas

c)    Mobilitas geografis keluarga

d)    Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

e)    Sistem pendukung keluarga

4. Struktur Keluarga :

a)    Struktur peran

b)    Nilai dan norma keluarga

c)    Pola komunikasi keluarga

d)    Struktur kekuatan keluarga

5. Fungsi Keluarga :

a)    Fungsi afektif

b)    Fungsi sosial

Page 13: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

c)    Fungsi ekonomi

d)    Fungsi perawatan kesehatan keluarga :

i.      Kemampuan mengenal masalah

ii.    Kemampuan keluarga mengambil keputusan

iii.   Kemampuan keluarga merawat keluarga yang sakit

iv.   Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

v.    Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

6. Stress dan Koping Keluarga :

a)    Stress jangka pendek

b)    Stress jangka panjang

c)    Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

d)    Strategi koping yang digunakan

e)    Strategi adaptasi fungsional

7. Harapan Keluarga

a)    Terhadap masalah kesehatan

b)    Terhadap petugas ksehatan

8. Pemeriksaan Fisik

       A.        Head to Toe

Kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, thorak, abdomen, genetalia, ekstremitas,

integumen, status neurologi.

       B.        Kebutuhan Dasar Manusia

i.      Nutrisi

ii.    Eleminasi

iii.   Tidur dan istirahat

iv.   Gerak dan aktivitas

v.    Rasa aman dan nyaman

vi.   Personal hygiene

       C.        Data – Data yang Dapat Ditemukan

1.    Aktivitas / istirahat

§  Gejala :

Ø  Kelemahan

Ø  Letih

Ø  Napas pendek

Page 14: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

Ø  Gaya hidup monoton

·         Tanda :

Ø  Frekuensi jantung meningkat

Ø  Perubahan irama jantung

Ø  Takipnea

2.    Sirkulasi

·         Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup,

penyakit serebrovaskuler

·         Tanda :

Ø  Kenaikan TD

Ø  Nadi : denyutan jelas

Ø  Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia

Ø  Bunyi jantung : murmur

Ø  Distensi vena jugularis

3.    Ekstermitas

Perubahan warna kulit, suhu dingin( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler

mungkin lambat

4.    Integritas Ego

·         Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah,

faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )

·         Tanda :

Ø  Letupan suasana hati

Ø  Gelisah

Ø  Penyempitan kontinue perhatian

Ø  Tangisan yang meledak

Ø  otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )

Ø  Peningkatan pola bicara

5.    Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat

penyakit ginjal )

Page 15: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

6.    Makanan / Cairan

·         Gejala :

Ø  Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan

kolesterol

Ø  Mual

Ø  Muntah

Ø  Riwayat penggunaan diuretik

·         Tanda :

Ø  BB normal atau obesitas

Ø  Edema

Ø  Kongesti vena

Ø  Peningkatan JVP

Ø  Glikosuria

7.    Neurosensori

·         Gejala :

Ø  Keluhan pusing / pening, sakit kepala

Ø  Episode kebas

Ø  Kelemahan pada satu sisi tubuh

Ø  Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )

Ø  Episode epistaksis

·         Tanda :

Ø  Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori ( ingatan )

Ø  Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman

Ø  Perubahan retinal optik

8.    Nyeri/ketidaknyamanan

·         Gejala :

Ø  nyeri hilang timbul pada tungkai

Ø  sakit kepala oksipital berat

Ø  nyeri abdomen

9.    Pernapasan

·         Gejala :

Ø  Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas

Ø  Takipnea

Ø  Ortopnea

Page 16: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

Ø  Dispnea nocturnal proksimal

Ø  Batuk dengan atau tanpa sputum

Ø  Riwayat merokok

·         Tanda :

Ø  Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan

Ø  Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )

Ø  Sianosis

10. Keamanan

·         Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan

·         Tanda : Episode parestesia unilateral transien

11. Pembelajaran / Penyuluhan

·         Gejala :

Ø  Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit

serebrovaskuler, ginjal

Ø  Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain

Ø  Penggunaan obat / alkohol

3. 2.         Diagnosa Keperawatan Dan Rencana Keperawatan

1.         Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,

vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular

Tujuan :

Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam.

Kriteria hasil :

Ø  Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD

Ø  Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima

Ø  Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil

Intervensi :

1)        Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat

2)        Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer

3)        Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas

4)        Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler

Page 17: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

5)        Catat edema umum

6)        Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi jumlah pengunjung.

7)        Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi

8)        Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan

9)        Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher, meninggikan

kepala tempat tidur.

10)     Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan

11)     Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah

12)     Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi

13)     Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi

2.        Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral

Tujuan :

Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2 x 24 jam

Kriteria hasil :

Ø  Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala

Ø  Pasien tampak nyaman

Ø  TTV dalam batas normal

Intervensi :

1)    Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan

2)    Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan

3)    Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan

4)    Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin

5)    Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti kompres

dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik relaksasi,

bimbingan imajinasi dan distraksi

6)    Hilangkan / minimalkan vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala

misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk

7)    Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : analgesik, antiansietas (lorazepam,

ativan, diazepam, valium )

3.        Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan

adanya tahanan pembuluh darah

Page 18: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

Tujuan :

Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam

Kriteria hasil :

Ø  Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan

dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala,

pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.

Ø  Haluaran urin 30 ml/ menit

Ø  Tanda-tanda vital stabil

Intervensi :

1)        Pertahankan tirah baring

2)        Tinggikan kepala tempat tidur

3)        Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau

tekanan arteri jika tersedia

4)        Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan

5)        Amati adanya hipotensi mendadak

6)        Ukur masukan dan pengeluaran

7)        Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai program

8)        Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai program

4.        Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan cardiac output

Tujuan :

Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x

24 jam

Kriteria hasil :

Ø  Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari – hari

Ø  Menunjukkan penurunan gejala – gejala intoleransi aktifitas

Intervensi :

1)        Berikan dorongan untuk aktifitas / perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi.

Berikan bantuan sesuai kebutuhan

2)        Instruksikan pasien tentang penghematan energi

Page 19: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

3)        Kaji respon pasien terhadap aktifitas

4)        Monitor adanya diaforesis, pusing

5)        Observasi TTV tiap 4 jam

6)        Berikan jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu

istirahat yang tidak terganggu, berikan waktu istirahat sepanjang siang atau sore

5.        Gangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala

Tujuan :

Tidak terjadi gangguan pola tidur setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2

x 24 jam

Kriteria hasil :

Ø  Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat 6 – 8 jam per hari

Ø  Tampak dapat istirahat dengan cukup

Ø  TTV dalam batas normal

Intervensi :

1)        Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman

2)        Beri kesempatan klien untuk istirahat / tidur

3)        Evaluasi tingkat stress

4)        Monitor keluhan nyeri kepala

5)        Lengkapi jadwal tidur secara teratur

6)        Berikan makanan kecil sore hari dan / susu hangat

7)        Lakukan masase punggung

8)        Putarkan musik yang lembut

9)        Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

6.        Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik.

Tujuan :

Perawatan diri klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x

24 jam

Kriteria hasil :

Page 20: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

Ø  Mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan

Ø  Dapat mendemonstrasikan tehnik untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri

Intervensi :

1)        Kaji kemampuan klien untuk melakukan kebutuhan perawatan diri

2)        Beri pasien waktu untuk mengerjakan tugas

3)        Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri

4)        Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan klien / atas

keberhasilannya

7.        Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi

yang diderita klien

Tujuan:

Kecemasan hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1

x 24 jam

Kriteria hasil :

Ø  Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi / cemas berkurang

Ø  Ekspresi wajah rilek

Ø  TTV dalam batas normal

Intervensi :

1)    Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku misalnya

kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam

rencana pengobatan

2)    Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka

rangsang, penurunan toleransi sakit kepala, ketidakmampuan untuk menyelesaikan

masalah

3)    Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi

untuk mengatasinya

4)    Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi

maksimum dalam rencana pengobatan

5)    Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas atau tujuan hidup

6)    Kaji tingkat kecemasan klien baik secara verbal maupun non verbal

7)    Observasi TTV tiap 4 jam

8)    Dengarkan dan beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanya

Page 21: Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi

9)    Berikan support mental pada klien

10) Anjurkan pada keluarga untuk memberikan dukungan pada klien

8.        Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

proses penyakit

Tujuan :

Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi setelah dilakukan tindakan

ekperawatan selama 1 x 24 jam

Kriteria hasil:

Ø  Pasien mengungkapkan pengetahuan akan hipertensi

Ø  Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai program

Intervensi :

1)    Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur

2)    Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress

3)    Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek

samping atau efek toksik

4)    Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter

5)    Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter :

sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.

6)    Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil

7)    Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat

8)    Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai program

9)    Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang

diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta alcohol

10) Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan

11) Berikan support mental, konseling dan penyuluhan pada keluarga klien