asuhan keperawatan gerontik pada tn.docx

118
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Tn”A” DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER PADA KASUS HIPERTENSI DI DESA REROTBAGEK POLAK KEC. LABUAPI LOMBOK BARAT Hari/ tanggal : Selasa, 11 Maret 2014 Nama kelompok : Kelompok X (Sepuluh) Tempat : Desa Rerot, Bagek Polak, Labuapi Tingkat/ Semester : 3/ VI A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS Nama : Tn”A” Umur : 68 Tahun Jenis kelamin : Laki-Laki Alamat : Desa Rerot, Bagek Polak, Labuapi Status : Kawin Agama : Islam Suku : Sasak Pendidikan : Tidak Tamat SD ng dapat dihubungi : Ny”A” erjaan kelurga : Buruh Batu 2. RIWAYAT KESEHATAN 2.1 Keluhan Utama : Pusing 2.2 Riwayat Penyakit Sekarang

Upload: santistiana

Post on 05-Nov-2015

270 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TnA DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER PADA KASUS HIPERTENSIDI DESA REROTBAGEK POLAK KEC. LABUAPI LOMBOK BARAT

Hari/ tanggal: Selasa, 11 Maret 2014Nama kelompok: Kelompok X (Sepuluh)Tempat: Desa Rerot, Bagek Polak, LabuapiTingkat/ Semester: 3/ VI

A. PENGKAJIAN1. IDENTITASNama: TnAUmur: 68 TahunJenis kelamin: Laki-LakiAlamat: Desa Rerot, Bagek Polak, LabuapiStatus: KawinAgama: IslamSuku: SasakPendidikan: Tidak Tamat SDKeluarga yang dapat dihubungi: NyARiwayat pekerjaan kelurga: Buruh Batu2. RIWAYAT KESEHATAN2.1 Keluhan Utama : Pusing2.2 Riwayat Penyakit SekarangPada saat melakukan pengkajian klien datang ke posyandu dengan keluhn sakit kepala sejak 3 hari yang lalu, klien mengatakan sakitnya berdenyut-denyut serta terasa kaku kuduk, sakitny dating sewaktu-waktu, klien tampak memegang kepalanya, sebelumnya klien pernah berobat ke dukun tetapi tidak ada perubahan, klien juga mengatakan nyeri sendi dan penglihatannya kabur, klien bertanya-tanya tentang penyakitnya, dan saat ini penyakit yang di rasakan oleh klien adalah hipertensi.2.3 Riwayat Penyakit DahuluKlien juga pernah merasakan pusing, nyeri sendi dan gatal-gatal 3 bulan terakhir ini,3. STATUS FISIOLOGIS3.1 Postur tulang belakang : postur tulang belakang klien saat berjalan tegap.3.2 Tanda-tanda vital klienTD: 160/90 mmHgN: 87 x/menitS : 36,7 oCRR: 20 x/menitBB: 45 kg3.3 Pengkajian Head to Toea. KepalaNormocephalus, rambut tampak ubanan, dan kelihatan kotor, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan pada kepala dan tidak ada benjolan.b. MataBentuk tampak simetris, konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor, penglihatan kabur, tidak ada peradangan, tampak menggunakan kaca mata, tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan.c. HidungBentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada secret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.d. Mulut dan TenggorokanMulut tampak sedikit kotor, mukosa mulut tampak kering, tidak ada peradangan, gigi tampak kuning, tampak careas gigi dan gigi tampak ompong, sudah hilang tiga, mengalami kesulitan saat mengunyah dan tidak ada kesulitan saat menelan.e. TelingaBentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada peradangan, tidak nyeri tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus), tidak ada benjolan, pendengaran masih bagusf. LeherTidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada bendungan vena jugularis, klien mengeluh leher bagian belakang, terasa berat (kaku kuduk).g. DadaTampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan.h. AbdomenBentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.i. GenetaliaTidak terkajij. EkstremitasKekuatan otot tangan kanan dan kiri 4, kaki kanan dan kiri 4k. IntegumentKebersihan cukup baik, warna kulit hitam, lembab, tidak ada gangguan pada kulit.4. PENGKAJIAN PERKEMBANGAN UNTUK LANSIA4.1 Perubahan posisi atau gerakan keseimbanganKlien mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan saat bangun dari tempat duduk baik kursi maupun lantai, dan tampak klien tidak stabil pada saat berdiri pertama kali. Setelah berdiri klien berhenti sejenak lalu berjalan, saat duduk klien tampak duduk secara perlahan, pandangan mata kabur, klien mengeluh pusing dan terasa berat di leher bagian belakang, saat mengambil sesuatu klien tampak perlahan-lahan dan terkadang dibantu, klien merasakan nyeri pinggang saat membungkukkan badan.4.2 Komponen gaya berjalan dan gerakanKlien tampak berjalan dengan perlahan-lahan tanpa alat bantu seperti tongkat, melangkah secara hati-hati dan perlahan, jalan tampak sempoyongan.5. PENGKAJIAN PSIKOSOSIALKlien mengatakan hubungan dengan anak-anaknya baik, selalu berkumpul dengan anak-anaknya karena ke empat anaknya tinggal bersama, klien juga mengatakan terkadang berinterakasi dengan tetangga sekitar rumahnya.Komunikasi dengan tetangga sekitar masih bagus dan baik, emosi terkadang tidak stabil jika banyak pikiran, klien kooperatif saat diajak bicara dan memberikan umpan balik dari sesuatu yang sedang dibicarakan.

6. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIENKatz indexNo.KegiatanMandiriBantuan SebagianBantuan Penuh

1.Mandi

2.Berpakaian

3.Ke Kamar Kecil

4.Berpindah Tempat

5.BAK/BAB

6.Makan/Minum

Keterangan : klien dapat beraktivitas secara mandiri tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain.7. STATUS KOGNITIF / AFEKTIFa. Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) Pertanyaan : BenarSalahNomorPertanyaanJawaban

1Tanggal berapa hari ini ?11

2Hari apa sekarang ?Rabu

3Apa nama tempat ini ?Bangsal

4Dimana alamat anda ?Bansal

5Berapa umur anda ?65 tahun

6Kapan anda lahir ?Lupa

7Siapa presiden Indonesia ?SBY

8Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?Tidak tau

9Siapa nama kecil anda ?ati

10Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, secara menurun17, 14, 11, 8, 5,

JUMLAH Benar : 6 Salah : 4

Interpretasi :Salah 0 3: Fungsi intelektual utuhSalah 4 5: Fungsi intelektual kerusakan ringanSalah 6 8: Fungsi intelektual kerusakan sedangSalah 9 10: Fungsi intelektual kerusakan beratDari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil 7 benar dan 3 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual TnA kerusakan ringan.

b. MMSE (Mini Mental Status Exam)NoAspekKognitifNilaimaksimalNilaiKlienKriteria

1Orientasi51Menyebutkan dengan benar :Tahun : 2012 (Benar)Musim :kemarauTanggal :11Hari :Rabu (Benar)Bulan :maret

2Orientasi53Dimana sekarang kita berada ?Negara : Indonesia (Benar)Propinsi : jawa (Benar)Kabupaten/kota : malang (Benar)Panti :-Wisma:-

3Registrasi33Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja, kertas), kemudia ditanyakan kepada klien, menjawab :1. kursi2. meja3. kertas

4Perhatian dan kalkulasi52Meminta klien berhitung mulai dari 100 kemudia kurangi 7 sampai 5 tingkat.Jawaban :1. 932. 863. 794. 725. 65

5Mengingat33Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)

6Bahasa96Menanyakan pada klien tentang benda (sambil menunjukan benda tersebut).Minta klien untuk mengulangi kata berkut : tidak ada, dan, jika, atau tetapi )Klien menjawab :tidak ada, jika dan tetapi.Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri 3 langkah.1. Ambil kertas ditangan anda2. lipat dua3. dan taruh dilantaiPerintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas sesuai perintah nilai satu poin.tutup mata andaPerintahkan kepada klien untuk menulis kalimat dan menyalin gambar.

Total nilai3018

Interpretasi hasil :24 30: tidak ada gangguan kognitif18 23: gangguan kognitif sedang0 - 17: gangguan kognitif beratDari hasilMMSE (Mini Mental Status Exam)di dapatkan hasil 21 ini menunjukkan bahwah TnA mengalami gangguan kognitif sedang.8. PENGKAJIAN sTATUS mENTALKlien mengatakan tidak pernah merasa sedih dan selalu merasa ceria, klien tidak pernah berkecil hati tentang masa depan karena klien merasa senang tinggal bersama cucu dan istrinya, klien tidak pernah merasa gagal dalam membimbing anak-anaknya karena berhasil dalam menjadi kepala keluarga, klien juga merasa puas dengan keadaannya yang sekarang, klien mengatakan cepat lelh apabila melakukn aktivitas yang berlebihan.9. PENGKAJIAN MASALAH EMOSIONALa. Masalah EmosionalKlien mengatakan tidak mengalami kesulitan tidur. Tetapi terkadang Klien terbangun pada malam hari untuk kencing, Klien mengatakan tidak pernah mempunyai masalah dengan orang lain dan klien tidak pernah mengkonsumsi obat tidur mupun obat penenang serta klien mengatakan tidak pernah mengurung diri, klien selalu ditemani oleh istri dan cucunya.10. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATANPola kebiasaan : klien mengatakan sering merokok menghabiskan lebih dari 3 batang perhari dan minum kopi setiap hari.Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-haria. NutrisiKlien mengatakan biasa makan 3 kali sehari terkadang tidak teratur dengan menhabiskan 2 porsi makanan dengan lauk pauk seadanya, klien tidak senang makan tampa garam, klien juga mengatakan makan makanan yang sama dengan keluarganya tampa adanya perbedaan makanan, klien minum 7-8 gelas per hari.b. Pola istirahat tidurKlien tidur kurang lebih 4-6 jam perhari, klien sering terbangun saat malam hari karenan ingin kencing, klien jarang tidur siang, klien sering merenung nasib cucu-cucunya, saat waktu luang klien biasanya bermain dengan cucu nya.c. EliminasiKlien tidak mengalami gangguan saat BAB dan BAK.Klien BAB 1 kali per hari dengan konsistensi lembek dan BAK 4-5 kali per hari lancar tanpa ada gangguan.d. Pola aktivitasKlien masih bisa melakukan kegiatan dapur seperti memasak, mencucui piring, klien berusaha untuk mandiri dan tidak merepotkan anak-anaknya.e. Personal hygieneKlien mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore harimenggunakan sabun, sikat gigi setiap kali mandi, menggunakan pasta gigi, biasanya mengganti pakaian 2 hari sekali.

11. PENGKAJIAN LINGKUNGANa. PemukimanLuas bangunan rumah klien 6:5, klien tinggal bersama dengan istri dan 3 orang cucu-cucunya, bentuk rumah petak dengan jenis bangunan atap rumah menggunakan atap genteng berdindingkan tembok, lantai semen. Kebersihan lantai kurang, ventilasi 45 tahun dinyatakan hipertensi jika tekanan darahnya 145/95 mmHg atau lebih. Wanita yang mempunyai tekanan darah 160/95 mmHg atau lebih dinyatakan hipertensi (Slamet Suyono, 2001).Berdasarkan latar belakang di atas, dengan tinggi persentase penyakit hipertensi pada lansia, maka kelompok kami tertarik mengangkat masalah dengan judul Asuhan Keperawatan Gerontik pada Klien Hipertensi.

1.2. Tujuan1. Tujuan UmumUntuk memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi.2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori penyakit hipertensi.b. Memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit hipertensi yang meliputi pengkajian sampai intervensi dan rasionalisasi.

1.3. Manfaat1. Menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan hipertensi.2. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca.

BAB IITINJAUAN TEORITIS

Definisi Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet Suyono, 2001 dan Arif Mansjoer, 2001). Menurut Tom Smith (1991), hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal. Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Menurut N.G. Yasmin A (1993) hipertensi adalah peningkatan dari tekanan sistolik standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah refleksi dari kardiak out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal. Menurut Alison Hull (1996), hipertensi adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada arteri. Tekanan dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan kenaikan tekanan diastolik, dan tekanan sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.

Etiologi Sekitar 90-95% penyakit hipertensi belum dapat diketahui penyebabnya atau biasa disebut dengan hipertensi primer atau hipertensi esensial. Diperkirakan bahwa pakar-pakar keturunan hormonal, metabolik, emosi dan kebiasaan diet menjadi pemicu terjadinya hipertensi esensial. Sedangkan 5-10% hipertensi diketahui penyebabnya yang disebut hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi sekunder : hormonal, kelainan pada ginjal, kelainan intracranial dan Koartasio aorta.

Gejala Klinis Penderita HipertensiAdapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa : 1. Sakit kepala2. Pusing3. Mudah marah (emosi meningkat)4. Susah tidur5. Rasa berat di tengkuk6. Mudah lelah7. Mata berkunang-kunang8. Telinga berdengung

DiagnosisUntuk menentukan derajat hipertensi tidaklah membutuhkan alat-alat canggih, namun cukup dengan menggunakan sphygmomanometer air rasa yang sederhana saja, digunakan dengan baik yaitu sesuai dengan pedoman pengukuran tekanan darah. Untuk menentukan ukuran dalam, menentukan hipertensi setepat mungkin, CUFF sphygmomanometer bersih dan tidak buram atau tidak miring. Batasan yang diterapkan di Indonesia untuk menilai hipertensi adalah sesuai dengan menggunakan standar WHO seperti lazimnya penyakit lain diagnosa hipertensi ditegakkan berdasarkan data anamnesis, pemeriksaan jasmani, pemeriksaan laboratorium maupun pemeriksaan penunjang. Selain itu data mengenai penyakit yang diderita dan faktor risiko penyakit hipertensi.

Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi1. Faktor genetikTerbukti bahwa faktor ini merupakan faktor predisposisi bagi individu untuk menderita hipertensi. 2. KarakteristikFaktor-faktor yang terdapat pada individu yang terpenting untuk terjadinya hipertensi adalah umur, jenis kelamin dan ras.

3. StressPeranan stress dalam menimbulkan hipertensi sukar dinilai, sudah lama diketahui bahwa stress akut dapat meningkatkan darah untuk sementara, stress merupakan sesuatu yang sering dihubungkan dengan kegiatan. 4. ObesitasObesitas adalah kelebihan berat badan atau kenaikan berat badan di atas beberapa standar yang ditetapkan, biasanya didefinisikan dalam hubungan tinggi badan. 5. MerokokDalam kasus hipertensi seorang perokok mempunyai risiko yang lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok. 6. Garam Penyakit hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. 7. Konsumsi alkoholPerlu diperhatikan oleh penderita penyakit kardiovaskuler adalah konsumsi alkohol, karena adanya bukti yang saling tolak belakang antara keuntungan dan risiko minum.8. OlahragaKurangnya olahraga atau aktivitas fisik adalah kontribusi utama pada obesitas, diabetes dan hipertensi.

Pencegahan Hal yang perlu diperhatikan penderita hipertensi sebagai tindakan pencegahan antara lain : Diet rendah lemak Diet rendah garam Hindari makan daging kambing, durian, minuman beralkohol Melakukan olahraga secara teratur dan terkontrol Jauhi merokok Berhenti minum kopi Turunkan berat badan ke arah yang ideal Hindari stress Hindari penyerta seperti DM, kolesterol tinggi.

Klasifikasi HipertensiKlasifikasiSistolik (mmHg)Diastolik (mmHg)

Normal tensiHipertensi borderlineHipertensi sedang dan beratHipertensi terisolasi< 140140-160> 180> 140< 9090-95> 105< 90

EmosiMerangsang sistemsaraf simpatisGaya idKonsumsi alkoMerokokSex : Wanita GenetikPerubahan membranpembuluh darahUmur>50tahunWOC

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN KASUS

3.1. Pengkajian1. Identitas KlienNama :Tn. AJenis Kelamin:Laki-lakiUmur:65 TahunAgama:IslamStatus perkawinan:MenikahPendidikan terakhir:SD tidak tamatPekerjaan:TaniAlamat Panti:Panti Sosial Tresna Werdha Bengkulu 2. Alasan Masuk PantiTuan A masuk ke panti sekitar 2 bulan yang lalu, hal ini disebabkan rumah klien dikontrakkan dengan orang lain. Anak klien pergi meninggalkan klien sebelum klien masuk panti.3. Riwayat Kesehatan TerdahuluTn. A mengatakan sudah menderita hipertensi sejak satu tahun yang lalu, tetapi selama ini Tn. A tidak rutin berobat karena tidak punya uang, hanya sesekali minum jamu yang dibeli di pasar.

4. Riwayat Kesehatan SekarangPada saat pengkajian, Tn. A sering sakit kepala, terutama pada bagian tengkuk, biasanya terjadi pada saat mengubah posisi dari duduk menjadi berdiri, mata berkunang-kunang, telinga berdengung, susah tidur dan mudah lelah.5. Riwayat Kesehatan KeluargaTn. A mengatakan keluarganya ada yang mengalami sakit yang sama seperti dialami klien yaitu orang tuanya, tetapi sekarang sudah meninggal. 6. Kebiasaan Sehari-haria. Nutrisi1) Makan Frekuensi makan :3 x sehari Nafsu makan:Berkurang, klien bisa menghabiskan porsiJenis makanan:Nasi + lauk paukMakanan yang tidak disukai : pantangan : makanan bermnyak (goreng-gorengan) dan sayuran.Kebiasaan sebelum makan : merokok dan minum kopi2) MinumFrekuensi minum:Bila hausBanyaknya:7-8 gelas/hariJenis:Air putih, kopi

b. Pola eliminasi1) BAKFrekuensi:3-5 x / hari (melihat situasi)Warna:KuningBau:Khas2) BABFrekuensi:1-2 x / hariKonsistensi:EncerWarna:Kuning kecoklatanBau:KhasKeluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada keluhanc. Pola Tidur dan IstirahatSetelah masuk panti, pola tidur klien tidak teratur yaitu 3-5 jam/hari.d. Kebiasaan klien di rumah Merokok :Ya (2 bungkus perhari)Minuman keras:Kadang-kadangKetergantungan obat : Kebiasaan konsumsi anti sakit kepala.7. Hubungan Sosiala. Hubungan antar keluargaTn. A sering dikunjungi keluarga setiap 1 minggu sekali.

b. Hubungan dengan orang lainTn. A termasuk orang yang ramah, mudah bergaul dengan penghuni panti yang lain maupun dengan pegawai dan pengasuh panti.8. Pemeriksaan Fisika. Keadaan umum : Composmentisb. TTV : TD : 170/90 mmHgNadi : 88 x / menitRR:24 x / menitSuhu:37,5oCc. KepalaBentuk : tidak bulat, tidak ada benjolan, keadaan rambut bersih, tidak ada ketombe, rambut rontok, rambut putih, keluhan sering sakit kepala. d. Mata Bentuk : simetris ka/ki, konjungtiva tidak anemis, reflek pupil (+) positif, sklera tidak ikterik, penglihatan klien sedikit kabur. e. Hidung Bentuk simetris ka/ki, tidak ada sekret, tidak ada kelainan seperti polip, kebersihan hidung bersih, tidak ada peradangan maupun perdarahan.f. MulutKebersihan mulut baik, tidak ada caries, gigi tidak lengkap, tidak ada gangguan menelan, mukosa basah. g. Telinga Bentuk simetris ka/ki, tidak ada serumen, sedikit tuli pada sistem pendengaran. h. Tonsil Tidak ada pembengkakani. LeherTidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening. j. Dada1) Paru I:dada simetris, retardasi dinding dada tidak ada dan tidak menggunakan otot bantu pernapasan, RR : 24 x / menitP:Premitus ka/kiP:SonorA:Vesikuler2) JantungI:Iktus cordis tidak terlihatP:IC teraba (1 jari medial LMCS RIC kes/6)P:Batas jantung jelas, atas region intercosta II Kiri : 1 jari medial LMCS RIC kesKanan : linea sternalis dekstraA:Aritmia

k. AbdomenI:Bentuk simetris, asites (-)P:Tidak ada pembesaran hepar/limfa, tidak ada pelebaran vena pada abdomenP:TympaniA:Bising usus (10 x / menit)l. EkstremitasAtas :Bentuk simetris ka/ki, fungsi pergerakan baik dan tidak ada keluhan, edema (-)Bawah:Bentuk simetris ka/ki, tidak ada bengkak dan gangguan pada bagian sendi lutut.

3.2. Analisa Data NoDataMasalah Keperawatan

1DS : Klien mengatakan sering sakit kepala Klien mengatakan tengkuknya terasa sakit Klien mengatakan sering pusingDO : Klien terlihat memegang kepala Klien tampak meringis Klien tampak teringat menahan sakit Skala nyeri : 5-7 TTV :TD : 170/100 mmHgRR : 24 x / menitN : 88 x / menitSuhu : 37,5oCGangguan rasa nyaman nyeri akut kepala pada Tn. A

2DS : Klien mengatakan mudah lelah Klien mengatakan jika bangun dari tidur terasa kesemutan (pegal-pegal)DO : Klien kelihatan lesu Klien kelihatan banyak diamIntoleransi aktivitas pada Tn. A

3.3. Prioritas Masalah 1. Gangguan rasa nyaman nyeri akut kepala pada Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan klien merawat dirinya dengan masalah hipertensi.NoKriteriaSkorPembenaran

1Sifat masalah skala : aktual3/3 x 1 = 1Masalah bersifat aktual karena Tn. A mengalami nyeri kepala.

2Kemungkinan masalah dapat diatasi skala : sebagian x 2 = 1Adanya keinginan sebagian klien untuk merubah nyeri akut kepala

3Potensial masalah untuk dicegahskala : cukup2/3 x 1 = 2/3Masalah sudah terjadi dan sudah berlangsung lama

4Menonjol masalah harus segera ditangani2/2 x 1 = 1Klien mengatakan ada masalah

Total Skor3 2/3

2. Intoleransi aktivitas pada Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan klien merawat dirinya dengan masalah kelemahanNoKriteriaSkorPembenaran

1Sifat masalah skala : aktual3/3 x 1 = 1Masalah bersifat aktual karena Tn. A mengalami intoleransi aktivitas.

2Kemungkinan masalah dapat diatasi skala : sebagian x 2 = 1Adanya keinginan sebagian klien untuk menambah gangguan aktivitas

3Potensial masalah untuk dicegahskala : rendah1/3 x 1 = 1/3Masalah sudah terjadi dan sudah berlangsung lama

4Menonjol masalah harus segera ditangani2/2 x 1 = 1Klien mengatakan ada masalah

Total Skor3 1/3

3.4. Masalah Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman nyeri akut kepala pada Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan klien merawat dirinya dengan masalah hipertensi.2. Intoleransi aktivitas pada Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan klien merawat dirinya dengan masalah kelemahan

3.5. Rencana Asuhan Keperawatan HipertensiNoDiagnosaTujuanKriteriaStandarIntervensi

TupanTupen

1Gangguan rasa nyaman nyeri akut kepala pada Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan klien merawat dirinya dengan masalah hipertensiSelama perawatan 3 x 24 jam, diharapkan nyeri akut pada Tn. A berkurang/hilangSetelah perawatan 1 x 45 menit diharapkan klien mampu : 1. Mengenal masalah hipertensi Menyebutkan definisi dari hipertensi

Menyebutkan penyebab hipertensi

Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi

Respon verbal

Respon verbal

Respon verbal

(Klien dapat menyebutkan pengertian hipertensi dengan bahasanya sendiri.) Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal (> 140/90 mmHg)

(Klien dapat menyebutkan penyebab dari hipertensi)Penyebab hipertensi adalah : 1. Keturunan2. Hormonal3. Metabolik4. Emosi5. Kebiasaan diet

(Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala dari hipertensi)Tanda dan gejala hipertensi adalah : 1. Sakit kepala2. Pusing3. Mudah marah4. Sukar tidur5. Rasa berat di tengkuk6. Mudah lelah7. Mata berkunang-kunang

1.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang hipertensi.1.1.2. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar1.1.3. Diskusikan bersama klien tentang hipertensi1.1.4. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar

1.2.1. Kaji pengetahuan klien tentang penyebab hipertensi 1.2.2. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar1.2.3. Diskusikan bersama klien tentang penyebab hipertensi1.2.4. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar

1.3.1. Kaji pengetahuan klien tentang tanda dan gejala hipertensi.1.3.2. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar1.3.3. Diskusikan bersama klien tentang tanda dan gejala hipertensi1.3.4. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar

2. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 45 menit diharapkan klien mampu mengambil keputusan yang tepat untuk merawat klien dengan Mengetahui akibat lanjut dari hipertensi

Memutuskan untuk merawat klien dengan penyakit hipertensi

Respon verbal

Respon verbal

Klien dapat menyebutkan akibat lanjut dari hipertensi pada Tn. A adalah : 1. Stroke2. Gagal jantung3. Jantung koroner

Klien memutuskan untuk merawat dirinya dengan penyakit hipertensi

Kaji pengetahuan tentang akibat lanjut dari hipertensi Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar Motivasi klien untuk mengulangi Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar

Motivasi klien untuk merawat dirinya dengan penyakit hipertensi. Beri reinforcement (+) atas keputusannya untuk dirawat

3. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 45 menit pertemuan diharapkan klien mampu merawat dirinya sendiri dengan penyakit hipertensi Menyebutkan cara menanggulangi penyakit hipertensi

Respon verbal

Klien dapat menyebutkan cara merawat penyakit hipertensi : 1. Diet rendah lemak2. Diet rendah garam3. Hindari makan daging kambing, durian4. Melakukan olahraga5. Hindari merokok6. Berhenti minum kopi

Kaji pengetahuan klien tentang perawatan diri. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar Diskusikan bersama dengan klien tentang perawatan dirinya Beri kesempatan klien untuk bertanya Jawab pertanyaan klien Motivasi klien untuk mengulangi kembali Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar

4. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 45 menit, diharapkan klien mampu memodifikasi lingkungan untuk dirinya dengan hipertensi Mempertahankan lingkungan yang kondusif

Respon verbal dan afektif

Lingkungan yang kondusif untuk klien dengan hipertensi :1. Lingkungan yang bersih2. Lingkungan yang aman3. Lingkungan yang nyaman

4.1.1. Jelaskan kepada klien tentang cara memodifikasi lingkungan bagi penderita hipertensi.4.1.2. Motivasi klien untuk menerapkan cara memodifikasi lingkungan4.1.3. Beri kesempatan klien untuk mengajukan pertanyaan4.1.4. Jawab pertanyaan klien dan beri inforcement (+)

5. Setelah dilakukan intervensi 1 x 45 menit pertemuan diharapkan klien mampu menggunakan yankes Menjelaskan yankes, manfaat dan jadwal.

Mengunjungi yankes

Respon verbal

Psiko motor

Yankes yang dapat digunakan antara lain klinik panti : Klinik panti dibuka setiap hari Senin jam 08.00-11.30 WibManfaat dari yankes : Mencegah berulangnya kembali keluhan yang terjadi selama ini dan mencegah komplikasi dari hipertensi Tempat konsultasi Tempat mengobati penyakitJadwal yankes : Puskesmas setiap hari kerja senin-sabtu jam 07.30-11.45 Wib RS setiap hari (24 jam) Praktek dokter setiap hari jam 16.00-21.00 wib

Klien dapat menunjukkan : 1. Kartu berobat2. Obat-obatan yang dipakai

5.1.1. Sebutkan pada klien beberapa fasilitas kesehatan yang dapat digunakan 5.1.2. Diskusikan dengan klien berbagai sarana yankes tersedia yang dapat digunakan5.1.3. Jelaskan akan pentingnya fasilitas yankes5.1.4. Motivasi klien untuk mengunjungi yankes

5.2.1. Motivasi klien untuk memanfaatkan yankes.5.2.2. Beri reinforcement (+) atas tindakan klien mengunjungi yankes

2Intoleransi aktivitas pada Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan klien merawat dirinya dengan masalah kelemahanSelama perawatan 3 x 24 jam, diharapkan intoleransi aktivitas dapat berkurang/hilangSetelah dilakukan intervensi 1 x 45 menit, diharapkan klien mampu :1. Mengenal masalah kelemahan Menyebutkan definisi kelemahan

Menyebutkan penyebab dari kelemahan

Menyebutkan tanda dan gejala kelemahan

Respon verbal

Respon verbal

Respon verbal

(Klien dapat menyebutkan pengertian kelemahan dengan bahasanya sendiri)Kelemahan adalah suatu keadaan ketidakcukupan energi secara fisiologis/psikologis pada seseorang untuk bertahan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang dibutuhkan.

Klien mampu menyebutkan 2 dari 3 penyebab kelemahan.1. Penurunan fungsi muskulos keletal.2. Perubahan fungsi neurologist3. Nyeri

Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala dari kelemahan dengan bahasanya sendiri atau dengan bantuan perawat.1. Kaki terasa kesemutan dan pegal-pegal.2. Bangun tidur tidak merasa segar3. Pola makan tidak teratur4. Pola istirahat tidur terganggu

1.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang kelemahan.1.1.2. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar.1.1.3. Diskusikan bersama klien tentang kelemahan1.1.4. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar

1.2.1. Kaji pengetahuan klien tentang penyebab kelemahan.1.2.2. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar1.2.3. Diskusikan bersama klien tentang penyebab kelemahan1.2.4. Motivasi klien untuk mengulang kembali1.2.5. Beri reinforcement (+) atas keberhasilan klien

1.3.1. Kaji pengetahuan klien tentang tanda dan gejala dari kelemahan.1.3.2. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar1.3.3. Diskusikan bersama klien tentang tanda dan gejala dari kelemahan1.3.4. Motivasi klien untuk mengulang kembali1.3.5. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar

2. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 45 menit diharapkan klien mampu mengambil keputusan yang tepat untuk merawat klien dengan : Mengetahui akibat lanjut dari kelemahan

Memutuskan untuk merawat klien dengan kelemahan

Respon verbal

Respon verbal

Klien mampu menyebutkan akibat lanjut dari kelumpuhan, yaitu tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri dan harus dengan bantuan orang lain.

Klien memutuskan untuk merawat dirinya dengan kelemahan

2.1.1. Kaji pengetahuan klien tentang akibat lanjut dari kelemahan.2.1.2. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar2.1.3. Diskusikan bersama klien tentang akibat lanjut dari kelemahan2.1.4. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar

2.2.1. Motivasi klien untuk merawat dirinya dengan kelemahan.2.2.2. Beri reinforcement (+) atas keputusannya untuk dirawat

3. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 45 menit, pertemuan diharapkan klien mampu merawat dirinya sendiri dengan kelemahan. Menyebutkan cara menanggulangi kelemahan.

Respon verbal

Klien dapat menyebutkan cara merawat dengan kelemahan :1. Makanan dan makanan tinggi protein, vitamin dan diet rendah garam.2. Mengatur pola makan dengan porsi sedikit tetapi sering3. Tidak bekerja terlalu berat.

Kaji pengetahuan klien tentang perawatan diri. Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar Diskusikan bersama klien tentang perawatan diri Beri kesempatan klien untuk bertanya Jawab pertanyaan klien Motivasi klien untuk mengulang kembali Beri reinforcement (+) atas jawaban yang benar

4. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 45 menit, diharapkan klien mampu memodifikasi lingkungan untuk dirinya dengan kelemahan. Mempertahankan lingkungan yang kondusif.

Respon verbal

Lingkungan yang kondusif untuk klien dengan kelemahan : 1. Lingkungan yang bersih2. Lingkungan yang aman3. Lingkungan yang nyaman

Jelaskan kepada klien tentang cara memodifikasi lingkungan dengan kelemahan. Motivasi klien untuk menerapkan cara memodifikasi lingkungan Beri kesempatan klien untuk mengajukan pertanyaan Jawab pertanyaan klien dan beri reinforcement (+)

5. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 45 menit, diharapkan klien mampu menggunakan yankes Menjelaskan yankes, manfaat dan jadwal.

Mengunjungi yankes

Respon verbal

Psiko motor

Yankes yang dapat digunakan antara lain klinik panti : Klinik panti dibuka setiap hari Senin jam 08.00-11.30 WibManfaat dari yankes : Mencegah berulangnya kembali keluhan yang terjadi selama ini dan mencegah komplikasi dari kelemahan Tempat konsultasi Tempat mengobati penyakitJadwal yankes : Puskesmas setiap hari kerja senin-sabtu jam 07.30-11.45 Wib RS setiap hari (24 jam) Praktek dokter setiap hari jam 16.00-21.00 wib

Klien dapat menunjukkan : 1. Kartu berobat2. Obat-obatan yang dipakai

5.1.1. Sebutkan pada klien beberapa fasilitas kesehatan yang dapat digunakan 5.1.2. Diskusikan dengan klien berbagai sarana yankes tersedia yang dapat digunakan5.1.3. Jelaskan akan pentingnya fasilitas yankes5.1.4. Motivasi klien untuk mengunjungi yankes

5.2.1. Motivasi klien untuk memanfaatkan yankes.5.2.2. Beri reinforcement (+) atas tindakan klien mengunjungi yankes

BAB IVPENUTUP

4.1. KesimpulanHipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi. Penyebab hipertensi adalah : 1. Keturunan2. Hormonal3. Metabolik4. Emosi5. Kebiasaan diet.Adapun tanda dan gejala hipertensi adalah : 1. Sakit kepala2. Pusing3. Mudah marah4. Rasa berat di tengkuk5. Mudah lelah6. Mata berkunang-kunangAkibat lanjut dari hipertensi adalah : 1. Stroke2. Gagal ginjal3. Jantung koroner.

4.2. Saran Dalam upaya meningkatkan asuhan keperawatan klien dengan hipertensi :1. Klien diberi support untuk mempercepat penyembuhan 2. Memberikan perawatan dan perhatian kepada klien dalam proses perawatan 3. Klien diberi pengertian tentang penyakit yang dialaminya.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Pertama. Media Aesculapius, Jakarta.

Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Hall dan Guyton. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 8. EGC. Jakarta.

Doenges. E. Marilynn, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC. Jakarta.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGANHIPERTENSIPosted by nurse87 on 17 Juni 2009 Posted in: Keperawatan. Tagged: Keperawatan Gerontik. 21 Komentar PENGERTIANHipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. (Smeltzer,2001)Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.KLASIFIKASIHipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( Darmojo, 1999 )Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnyaHipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lainETIOLOGIPenyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan pada :Elastisitas dinding aorta menurunKatub jantung menebal dan menjadi kakuKemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.Kehilangan elastisitas pembuluh darahHal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasiMeningkatnya resistensi pembuluh darah periferMeskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :Faktor keturunanDari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensiCiri perseoranganCiri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat )Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )Kebiasaan hidupKebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr )Kegemukan atau makan berlebihanStressMerokokMinum alcoholMinum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :GinjalGlomerulonefritisPielonefritisNekrosis tubular akutTumorVascularAterosklerosisHiperplasiaTrombosisAneurismaEmboli kolestrolVaskulitisKelainan endokrinDMHipertiroidismeHipotiroidismeSarafStrokeEnsepalitisSGBObat obatanKontrasepsi oralKortikosteroidPATOFISIOLOGI / PATHWAYMekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup) mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2001).Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya hipertensi palsu disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff sphygmomanometer (Darmojo, 1999).TANDA DAN GEJALATanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :Tidak ada gejalaTidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.Gejala yang lazimSering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah, Mual Muntah, Epistaksis, Kesadaran menurun.PEMERIKSAAN PENUNJANGHemoglobin / hematokritUntuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjalGlukosaHiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )Kalium serumHipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.Kalsium serumPeningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensiKolesterol dan trigliserid serumPeningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )Pemeriksaan tiroidHipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensiKadar aldosteron urin/serumUntuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )UrinalisaDarah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.Asam uratHiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensiSteroid urinKenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalismeIVPDapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureterFoto dadaMenunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantungCT scanUntuk mengkaji tumor serebral, ensefalopatiEKGDapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensiPENATALAKSANAANPengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :Terapi tanpa ObatTerapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :DietDiet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hrDiet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuhPenurunan berat badanPenurunan asupan etanolMenghentikan merokokLatihan FisikLatihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu :Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lainIntensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x permingguEdukasi PsikologisPemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :Tehnik BiofeedbackBiofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak normal.Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.Tehnik relaksasiRelaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileksPendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Terapi dengan ObatTujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT NATIONAL COMMITTEE ON DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD PRESSURE, USA, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.Pengobatannya meliputi :Step 1Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitorStep 2Alternatif yang bisa diberikan :Dosis obat pertama dinaikkanDiganti jenis lain dari obat pilihan pertamaDitambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpablocker, clonidin, reserphin, vasodilatorStep 3 : Alternatif yang bisa ditempuhObat ke-2 digantiDitambah obat ke-3 jenis lainStep 4 : Alternatif pemberian obatnyaDitambah obat ke-3 dan ke-4Re-evaluasi dan konsultasiFollow Up untuk mempertahankan terapiUntuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan darahnyaBicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan darahnyaDiskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitasYakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeterPenderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahuluSedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderitaIkutsertakan keluarga penderita dalam proses terapiPada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga dapat mengukur tekanan darahnya di rumahBuatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari atau 2 x sehariDiskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping dan masalah-masalah yang mungkin terjadiYakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas maksimalUsahakan biaya terapi seminimal mungkinUntuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih seringHubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan pelaksanaan pengobatan hipertensi.PENGKAJIANAktivitas / istirahatGejala :KelemahanLetihNapas pendekGaya hidup monotonTanda :Frekuensi jantung meningkatPerubahan irama jantungTakipneaSirkulasiGejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup, penyakit serebrovaskulerTanda :Kenaikan TDNadi : denyutan jelasFrekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmiaBunyi jantung : murmurDistensi vena jugularisEkstermitasPerubahan warna kulit, suhu dingin( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler mungkin lambatIntegritas EgoGejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )Tanda :Letupan suasana hatiGelisahPenyempitan kontinue perhatianTangisan yang meledakotot muka tegang ( khususnya sekitar mata )Peningkatan pola bicaraEliminasiGejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit ginjal )Makanan / CairanGejala :Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan kolesterolMualMuntahRiwayat penggunaan diureticTanda :BB normal atau obesitasEdemaKongesti venaPeningkatan JVPglikosuriaNeurosensoriGejala :Keluhan pusing / pening, sakit kepalaEpisode kebasKelemahan pada satu sisi tubuhGangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )Episode epistaksisTanda :Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori ( ingatan )Respon motorik : penurunan kekuatan genggamanPerubahan retinal opticNyeri/ketidaknyamananGejala :nyeri hilang timbul pada tungkai sakit kepala oksipital berat nyeri abdomenPernapasanGejala :Dispnea yang berkaitan dengan aktivitasTakipneaOrtopneaDispnea nocturnal proksimalBatuk dengan atau tanpa sputumRiwayat merokokTanda :Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasanBunyi napas tambahan ( krekles, mengi )SianosisKeamananGejala : Gangguan koordinasi, cara jalanTanda : Episode parestesia unilateral transienPembelajaran / PenyuluhanGejala :Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit serebrovaskuler, ginjalFaktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lainPenggunaan obat / alcoholDIAGNOSA KEPERAWATANPenurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricularTujuan :Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam.Kriteria hasil :Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TDMempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterimaMemperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabilIntervensi :Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepatCatat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan periferAuskultasi tonus jantung dan bunyi napasAmati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapilerCatat edema umumBerikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi jumlah pengunjung.Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursiBantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhanLakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur.Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihanPantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darahBerikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasiKolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasiDiuretik Tiazid misalnya klorotiazid ( Diuril ), hidroklorotiazid ( esidrix, hidrodiuril ),bendroflumentiazid ( Naturetin )Diuretic Loop misalnya Furosemid ( Lasix ), asam etakrinic ( Edecrin ), Bumetanic ( Burmex )Diuretik hemat kalium misalnay spironolakton ( aldactone ), triamterene ( Dyrenium ), amilioride ( midamor )Inhibitor simpatis misalnya propanolol ( inderal ), metoprolol ( lopressor ), Atenolol ( tenormin ), nadolol ( Corgard ), metildopa ( aldomet ), reserpine ( Serpasil ), klonidin ( catapres )Vasodilator misalnya minoksidil ( loniten ), hidralasin ( apresolin ), bloker saluran kalsium ( nivedipin, verapamil )Anti adrenergik misalnya minipres, tetazosin ( hytrin )Bloker nuron adrenergik misalnya guanadrel ( hyloree ), quanetidin ( Ismelin ), reserpin ( Serpasil )Inhibitor adrenergik yang bekerja secara sentral misalnya klonidin ( catapres ), guanabenz ( wytension ), metildopa ( aldomet )Vasodilator kerja langsung misalnya hidralazin ( apresolin ), minoksidil, lonitenVasodilator oral yang bekerja secara langsung misalnya diazoksid ( hyperstat ), nitroprusid ( nipride, nitropess )Bloker ganglion misalnya guanetidin ( ismelin ), trimetapan ( arfonad ), ACE inhibitor ( captopril, captoten )Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebralTujuan :Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jamKriteria hasil :Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepalaPasien tampak nyamanTTV dalam batas normalIntervensi :Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit peneranganMinimalkan gangguan lingkungan dan rangsanganBantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhanHindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotinBeri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi dan distraksiHilangkan / minimalkan vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkukKolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : analgesik, antiansietas (lorazepam, ativan, diazepam, valium )Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan adanya tahanan pembuluh darahTujuan :Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jamKriteria hasil :Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.Haluaran urin 30 ml/ menitTanda-tanda vital stabilIntervensi :Pertahankan tirah baringTinggikan kepala tempat tidurKaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersediaAmbulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahanAmati adanya hipotensi mendadakUkur masukan dan pengeluaranPertahankan cairan dan obat-obatan sesuai programPantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai programIntoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac outputTujuan :Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jamKriteria hasil :Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari hariMenunjukkan penurunan gejala gejala intoleransi aktifitasIntervensi :Berikan dorongan untuk aktifitas / perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi.Berikan bantuan sesuai kebutuhanInstruksikan pasien tentang penghematan energyKaji respon pasien terhadap aktifitasMonitor adanya diaforesis, pusingObservasi TTV tiap 4 jamBerikan jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu istirahat yang tidak terganggu, berikan waktu istirahat sepanjang siang atau soreGangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepalaTujuan :Tidak terjadi gangguan pola tidur setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jamKriteria hasil :Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat 6 8 jam per hariTampak dapat istirahat dengan cukupTTV dalam batas normalIntervensi :Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyamanBeri kesempatan klien untuk istirahat / tidurEvaluasi tingkat stressMonitor keluhan nyeri kepalaLengkapi jadwal tidur secara teraturBerikan makanan kecil sore hari dan / susu hangatLakukan masase punggungPutarkan musik yang lembutKolaborasi pemberian obat sesuai indikasiKurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik.Tujuan :Perawatan diri klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jamKriteria hasil :Mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kemampuanDapat mendemonstrasikan tehnik untuk memenuhi kebutuhan perawatan diriIntervensi :Kaji kemampuan klien untuk melakukan kebutuhan perawatan diriBeri pasien waktu untuk mengerjakan tugasBantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diriBerikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan klien / atas keberhasilannyaKecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi yang diderita klienTujuan:Kecemasan hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24JamKriteria hasil :Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi / cemas berkurangEkspresi wajah rilekTTV dalam batas normalIntervensi :Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku misalnya kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatanCatat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi, peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala, ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalahBantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinyaLibatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi maksimum dalam rencana pengobatanDorong pasien untuk mengevaluasi prioritas atau tujuan hidupKaji tingkat kecemasan klien baik secara verbal maupun non verbalObservasi TTV tiap 4 jamDengarkan dan beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanyaBerikan support mental pada klienAnjurkan pada keluarga untuk memberikan dukungan pada klienKurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakitTujuan :Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi setelah dilakukan tindakan ekperawatan selama 1 x 24 jamKriteria hasil:Pasien mengungkapkan pengetahuan akan hipertensiMelaporkan pemakaian obat-obatan sesuai programIntervensi :Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedurJelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stressDiskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek samping atau efek toksikJelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokterDiskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabilDiskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat beratDiskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai programJelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung kafein, teh serta alcoholJelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahananBerikan support mental, konseling dan penyuluhan pada keluarga klien