coverlaporan asuhan keperawatan gerontik new
Post on 10-Feb-2018
221 views
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
7/22/2019 COVERLaporan Asuhan Keperawatan Gerontik New
1/54
1
BAB I
DASAR DAN TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
A. Resume Permasalahan PasienNy. SA (70 tahun) adalah orangtua yang terlantar, mempunyai 3 anak laki-laki
dan suaminya telah meninggal. Dari 3 anak tersebut hidup kaya 1 orang bernama
Sutrisno yang tinggal di JL. Puri Sakti Cipete Selatan Blok A (bekerja sebagai
pembantu rumah tangga), waktu masih sehat Ny. SA pernah tinggal di Ciputat
kontrak rumah bersama Sutrisno tetapi usaha warungnya bangkrut maka Ny.SA
pulang kerumah kakaknya di Bandung. Kondisi kakaknya yang tidak mampu
maka Ny.SA kembali ke Jakarta untuk mencari anaknya tetapi setelah turun bis
di Terminal lebak Bulus Ny.SA kebingungan dan istirahat dikantor polisi
(Polsek) diantar mencari anaknya tidak ditemukan maka Polsek Pasar Minggu
menyerahkan Ny.SA ke Tramtib untuk dibawa ke Kedoya. Dari Kedoya dirujuk
ke PSTW Budi Mulia 4 dalam kondisi lemas, sakit batuk dan rematik serta
kelelahan.
Saat pengkajian, ditemukan klien memiliki keluhan nyeri pada sendi lutut,
bahu dan pinggang dan klien juga mengeluhkan mual pada sore hari. Keluhan
utama klien saat ini adalah nyeri pada sendi. Pengkajian lebih lanjut terkait
dengan pengetahuan klien mengenai nyeri sendinya, cara klien untuk mengatasi
nyeri sendinya saat nyeri sendinya muncul klien lebih memilih untuk
meminimalkan aktivitas dengan cara tidur/duduk dan klien mengoleskan balsem
ke tempat yang nyeri.
7/22/2019 COVERLaporan Asuhan Keperawatan Gerontik New
2/54
2
Dari beberapa penjelasan tersebut alasan bagi penulis untuk membahas
mengenai lebih lanjut mengenai Osteoartritis pada Ny. SA. Klien membutuhkan
perawatan lebih lanjut baik berupa tindakan perawatan maupun pencegahan
terhadap komplikasi yang mungkin muncul akibat Osteoartritis dan hal-hal yang
penting berhubungan dengan Osteoartritis.
B. Tinjauan Pustaka1. Definisi
Osteoartritis (OA) adalah penyakit degeneratif pada sendi dengan etiologi
dan patogenesis yang belum jelas serta mengenai populasi luas. Osteoartritis
(juga disebut penyakit degeneratif sendi, hipertrofi artritis, artritis senescent)
adalah gangguan yang berkembang secara lambat, tidak simetris dan
noninflamasi yang terjadi pada sendi-sendi yang menahan berat tubuh.
Osteoartritis merupakan suatu penyakit dengan perkembangan slow
progressive, ditandai adanya perubahan metabolik, biokimia, struktur rawan
sendi serta jaringan sekitarnya, sehingga menyebabkan gangguan fungsi
sendi. Kelainan utama pada OA adalah kerusakan rawan sendi yang dapat
diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit,
kerusakan ligamen dan peradangan ringan pada sinovium sehingga sendi
yang bersangkutan membentuk efusi.
2. Klasifikasi :Osteoartritis diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu:
7/22/2019 COVERLaporan Asuhan Keperawatan Gerontik New
3/54
3
1. OA primer disebut idiopatik disebabkan faktor genetik, yaitu adanyanabnormalitas kolagen sehingga mudah rusak
2.
OA sekunder adalah OA yang didasari kelainan endokrin, inflamasi,
metabolik, pertembuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas yang
terlalu lama serta faktor resiko lainnya seperti obesitas dan sebagainya.
3. Etiologi :Berikut ini adalah beberapa penyebab dan faktor predisposisi yang terkait
terjadinya osteoartritis yaitu:
1. UsiaPerubahan fisik dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya
umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya
bebentuk pigmen yang berwarna kuning.
2. Jenis kelaminPada wanita, sendi yang sering terkena osteoartritis adalah sendi
interphalangeal distal, sendi interphalangeal proksimal, sendi
carpometacarpal pertama, sendi metatarsophalangeal, pinggul (pada usia
55-65 tahun) dan lutut (usia 65-74 tahun). Sedangkan pada pria yang
berusia 65-74 tahun, pinggul dan lutut lebih sering terkena osteoartritis.
Frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis.
3. Suku bangsa
7/22/2019 COVERLaporan Asuhan Keperawatan Gerontik New
4/54
4
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya
terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa. Misalnya
osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan Asia
dari pada kaukasia. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara
hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan
pertumbuhan.
4. GenetikFaktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis misalnya
pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi
interphalanx distal (Nodus Heberden) terdapat 2 kali lebih sering
osteoartritis pada sendi-sendi tersebut dan anak-anak perempuannya
cenderung 3 kali lebih sering dari pada ibu dan anak perempuan dari
wanita tanpa osteoartritis tersebut.
5. ObesitasBerat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatkan
resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pria.
Wanita yang obesitas ternyata memiliki insiden osteoartritis lutut
hampir empat kali lipat daripada wanita dengan berat badan rata-rata.
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat
badan, sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis
mengakibatkan seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah
kegemukan.
6. Riwayat trauma sebelumnya
7/22/2019 COVERLaporan Asuhan Keperawatan Gerontik New
5/54
5
Trauma pada suatu sendi yang terjadi sebelumnya, biasanya
mengakibatkan jejas atau malformasi sendi yang akan meningkatkan
resiko terjadinya osteoartritis. Trauma berpengaruh terhadap kartilago
artikuler, ligamen atau menikus yang menyebabkan biomekanika sendi
menjadi abnormal.
7. PekerjaanJenis pekerjaan juga mempengaruhi sendi mana yang cenderung terkena
osteoartritis sebagai contoh pada tukang jahit osteoartritis lebih sering
terjadi didaerah lutut sedangkan pada buruh bangunan sering terjadi
didaerah pinggang.
4. Patofisiologi:Terjadinya Osteoartritis tidak lepas dari banyaknya persediaan yang
ada didalam tubuh manusia. Sebanyak 230 sendi menghubungkan 206 tulang
yang memungkinkan terjadinya gesekan. Untuk melindungi tulang dari
gesekan, di dalam tubuh ada tulang rawan. Namun karena berbagai faktor
resiko yang ada, maka terjadi erosi pada tulang rawan dan berkurangnya
cairan pada sendi. Tulang rawan terdiri atas jaringan kolagen yang berfungsi
untuk menguatkan sendi, proteoglikan yang membuat jaringan tersebut elastis
dan air (70% bagian) yang menjadi bantalan, pelumas dan pemberi nutrisi.
Kondrosit adalah sel yang tugasnya membentuk proteoglikan dan
kolagen pada rawan sendi. Osteoartritis terjadi akibat kondrosit gagal
7/22/2019 COVERLaporan Asuhan Keperawatan Gerontik New
6/54
6
mensintesis matriks yang berkualitas dan memelihara keseimbangan antara
degradasi dan sintesis matriks ekstraseluler, termasuk produksi kolagen tipe I,
III, VI dan X yang berlebihan dan sintesis protepglikan yang pendek. Hal
tersebut menyebabkan terjadi perubahan pada diameter dan orientasi dari serat
kolagen yang mengubah biomekanika dan tulang rawan, sehiingga tulang
rawan sendi kehilangan sifat kompresibilitas yang unik.
Selain kondrosit, sinoviosit juga berperan pada patogenesis OA
terutama setelah terjadi sinovitis, yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak
nyaman. Sinovitis yang mengalami peradangan akan menghasilkan Matrix
Metalloproteinases (MMPs) dan berbagai sitokin yang akan dilepaskan ke
dalam rongga sendi dan merusak matriks rawan sendi serta mengaktifkan
kondrosit. Pada akhirnya tulang subkondral juga akan ikut berperan, dimana
osteoblas akan terangsang dan menmghasilkan enzim proteolitik.
7/22/2019 COVERLaporan Asuhan Keperawatan Gerontik New
7/54
7
Umur SukuJenis
kelamin
genetik kegemuka
n
Kerusakan fokal tulang
rawan sendi yang progresif
Pembentukan tulang baru
pada sendi dan tepi sendi
Perubahan Metabolisme Tulang
Peningkatan aktifitas enzim yang merusak
makro molekul matrix tulang rawan sendi
Penurunan kadar proteoglikan
Berkurangnya kadar air tulang rawan
sendi
Permukaan tulang rawan sendi terpecah
belah dengan robekan
Timbul laserasi
OSTEOARTRITIS
7/22/2019 COVERLaporan Asuhan Keperawatan Gerontik New
8/54
8
5. Manifestasi KlinisNyeri, kekakuan, hilangnya gerakan, penurunan fungsi dan deformitas
sendi secara khas dihubungkan dengan tanda-tanda inflamasi seperti nyeri
tekan, pembengkakan dan kehangatan. Pada awalnya, nyeri terjadi bersama
gerakan kemudian nyeri dapat juga terjadi pada saat istirahat. Pemeriksaan
menunjukkan adanya daerah nyeri tekan krepitus, berkurangnya rentang
gerak, seringnya pembesaran tulang dan tanda-tanda inflamasi pada saat
tertentu.
Selain nyeri, dapat pula terjadi kekauan sendi setelah sendi tidak
digerakan beberapa lama (gel phenomenon), tetapi kekauan ini akan hilang
setelah sendi digerakkan jika terjadi kekakuan pada pagi hari, biasanya
hanya berlangsung selama beberapa menit (tidak lebih dari 30 menit).
Beberapa penderita mengeluh nyeri dan kaku pada udara dingin dan
atau pada waktu hujan. Hal ini mungkin berhubunga