asuhan keperawatan gerontik
TRANSCRIPT
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
Nama : Ny. W
Umur : 95 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Riwayat Pekerjaan : Pembantu rumah tangga
Asal : Salatiga
Suku bangsa : Jawa
Bahasa : Jawa, Indonesia
B. ALASAN BERADA DI PANTI
Klien mengatakan bahwa ia sebatangkara belum mempunyai anak dan sudah
tidak bersuami karena suaminya menikah lagi dengan seorang janda, semua
saudara klien sudah meninggal karena sakit dan karena perang saat
penjajahan Belanda, klien datang sendiri ke panti
C. DIMENSI BIOFISIK
1. Keadaan Umum
Sedang, composmentis, terlihat sesak napas.
Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 85 x/menit (ireguler, lemah)
Respiratory Rate : 20 x/menit (teratur, dalam)
Suhu : 36 oC
2. Riwayat penyakit 6 bulan terakhir
Klien mengatakan punya penyakit sesak napas (asma), pernah jatuh di
kamar mandi sehingga kakinya sakit kaku tidak bisa untuk bergerak
sampai sekarang. Klien mengatakan merasa sakit (nyeri) jika digerakkan
pada selangkangan, paha pinggir bagian kanan, dan betis bagian kanan.
Klien mengatakan beberapa hari yang lalu gatal-gatal pada mata dan
seluruh badan, namun sekarang sudah tidak gatal-gatal. Klien bedrest ± 3
tahun an.
3. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan kakak laki-lakinya mempunyai penyakit jantung.
4. Riwayat pencegahan penyakit
Klien tidak mempunyai catatan monitoring kesehatannya.
5. Status gizi
Tidak dapat terkaji karena klien bedrest, tidak ada data berat badan
6. Masalah kesehatan terkait status gizi
a. Masalah pada mulut
Tidak ada sariawan , mulut tampak bersih, mukosa lembab, gigi
semua sudah tanggal.
b. Perubahan berat badan
Tidak dapat terkaji, tidak ada data berat badan dan klien bedrest
c. Masalah nutrisi
Klien mengatakan tidak pernah menghabiskan porsi makan, selalu
menyimpan nasi sisanya untuk dijemur dan diberikan mbah lainnya.
7. Masalah kesehatan yang dialami saat ini
- Klien mengatakan saat ini masalah ada di kakinya, kaku dan sakit di
bagian selangkangan, paha pinggir bagian kanan, dan betis kanan.
Klien tidak bisa duduk, berdiri, berjalan. Klien melakukan berbagai
aktifitasnya meliputi mencuci, mandi, berganti pakaian, menjahit
dengan posisi berbaring.
- Klien mengatakan “sudah lama atau 3 tahunan tidak bisa turun dari
tempat tidur, berbaring terus tidak bisa duduk, hanya bisa miring
kanan kiri sedikit”.
- Klien mengatakan “Dulu saya jatuh, jadi ngga bisa jalan”
- Klien mengatakan “telapak kaki masih terasa yang kiri, yang kanan
sudah agak ngga kerasa”
- Klien mengatakan “kaki saya sudah kaku”
- Klien mengatakan saya senam menggerak-gerakan badan yang bisa tiap
pagi jam 3 (ROM)
8. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Klien mengatakan minum obat sesak napas, neeonapacin, obat gatal resep
dokter 2 macam obat, dan menggunakan balsem.
9. Tindakan spesifik yang dilakukan saat ini
Klien mengatakan setiap habis mandi pagi jam 3 pagi, klien senam
(melkaukan ROM aktif bagian tubuh atas)
10. Status fungsional
Mobilisasi: dibantu
Berpakaian: mandiri
Makan dan minum: mandiri
Toileting: dibantu
Personal hygiene: dibantu
Mandi: dibantu
Indeks KATZ E
11. Ketidaknyamanan
P: jika digerakkan
Q: seperti ada tulangvyang menacap (tajam)
R: selangkangan, dextra femur, dextra fibula tibia
S: 5
T: selalu sakit ketika digerakkan
D. DIMENSI PSIKOLOGIS
1. Status kognitif
SPMSQ (The short portable mental status)
Pertanyaan Benar Salah
1. Tanggal berapa ini?
2. Hari apa ini?
3. Apakah nama tempat ini?
4. Berapa nomor telp rumah anda?
5. Berapa usia anda
6. Kapan anda lahir/
7. Siapa nama presiden sekarang?
8. Siapa nama pfesiden sebelumnya?
9. Siapa nama ibu anda?
10. 5+6 adalah?
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Jawaban sala 5, betul 5 sehingga status mental Klien : gangguan sedang
a. Perubahan timbul terkait status kognitif: klien sering lupa nama
mahasiswa yang baru saja kenal
b. Dampak yang timbul terkait status kognitif: klien mampu mengenali
wajah mahasiswa yang sering berinteraksi dengannya
2. Status depresi
The geriatric depression scale
Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan
anda?
2. Sudahkah anda meninggalkan aktivitas yang anda
minati?
3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong?
4. Apakah anda merasa bosan?
5. Apakah anda mempunyai semangat setiap waktu?
V
V
V
V
V
6. Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda?
7. Apakah anda merasa bahagia setiap waktu?
8. Apakah anda merasa jenuh?
9. Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada
malma hari, daripada pergi melakukan sesuatu yang
baru?
10. Apakah anda merasa bahwa anda lebih banyak
mengalmai masalah dengan ingatan anda daipada
lainnya?
11. Apakah anda berfikir sangat menyenangkan hidup
sekarang?
12. Apakah anda merasa tidak berguna saat ini?
13. Apakah anda merasa penuh berenergi saat ini?
14. Apakah anda saat ini sudah tidak ada harapan lagi?
15. Apakah anda berfikir orang lebih baik daripada
anda?
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
a. Perubahan timbul terkait status kognitif: tidak depresi
b. Dampak yang timbul terkait status kognitif: klien mampu mengenali
wajah mahasiswa yang sering berinteraksi dengannya
3. Keadaan emosi
a. Ansietas :-
b. Perubahan perilaku: ny. W menyambut baik teman-teman wismanya,
walaupun Ny. W sering diejek oleh salah satu mbah di wisma, namun
Ny. W tidak membalas mengajak dan tidak meresponnya.
c. Mood: baik, Ny. W mengatakan senang jika bersama praktikan, ada
yang diajak ngovrol.
E. DIMENSI FISIK
1. Luas wisma
Luas tanah: 3.744 m2 luas wisma: 2.303 m2
2. Keadaan lingkungan dalam wisma
a. Penerangan : ada lampu, sinar matahari juga dapat masuk ke kamar.
Klien tinggal di luar ruangan, di dekat kamar mandi terpapar udara
luar terus dan lembab, namun penerangannya sangat cukup..
b. Kebersihan dan kerapian: kebersihan hanya pada beberapa tempat
tidur dan ruangan kantor, untuk kamar mandi dan kamar isolasi sangat
kurang bersih dan rapi.
c. Pemisahan ruang antar pria dan wanita
Panti ini dihuni mayoritas oleh wanita, hanya ada 1 pria dan tidurnya
di luar
d. Sirkulasi udara: baik dan ventilasi, ada jendela dan pintu akses keluar
masuk
e. Keamanan: lantai terbuat dari keramik, rata tidak licin, terdapat
pegangan di kamar mandi, wisma terletak jauh dari jalan raya.
f. Sumber air minum
g. Sumber air untu mandi adalah sumur astetis, air minum adalah air
galon isis ulang
h. Ruang berkumpul bersama: ada ruang berkumpul difasilitasi tape
recorder, sound system, dan kipas angin.
3. Keadaan lingkungan di luar wisma
a. Pemanfaatan halaman: untuk menjemur pakaian, kasur; olahraga;
kerja bakti.
b. Pembuangan air limbah: dialirkan ke selokan pembuangan
c. Pembuangan sampah: di tempat sampah yang disediakan di tiap
ruangan dan halaman
d. Sanitasi: ada tempat pembuangan sampah, selokan pembuangan
limbah, ventilasi, dan kamar mandi.
e. Sumber pencemaran: sumber pencemaran dari bed klien yang kotor,
pesing, pakaian kotor, dan bau badan
F. DIMENSI SOSIAL
1. Hubungan lansia dengan lansia di dalam wisma
Ny. W berhubungan baik dengan pengasuh, klien kurang suka dengan 1
mbah yang suka mengejek klien. Pada dasarnya, klien tidak pernah
ngobrol-ngobrol dengan teman wisma karena takut bertengkar karena
sama-sama tua tidak mau mengalah. Klien mengatakan hanya mempunyai
teman kucing “gombloh”dan ayam.Klien kebanyakan menjahit baju untuk
mengisi wkatu luang.
2. Hubungan antar lansia di luar wisma
Kien tidak mempunyai teman lansia luar wisma
3. Hubungan lansia dengan anggota keluarga
Klien mengatakan sebatangkara, saudara sudah meninggal dan suami
sudah pergi bersama janda, klien tidak pernah dijenguk.
4. Hubungan lansia dengan pengasuh wisma
Klien berhubungan sangat baik dengan pengasuh. Klien sering memuji-
muji pengasuh wisma.
5. Kegiatan organisasi sosial
Klien jarang bersosialisasi karena keterbatasan mobilisasi dan malas adu
argumen dengan lansia lain.
6. Kegiatan keagamaan:
Klien tidak pernah ikut ngaji, tidak solat sejak bed rest, namun sering
melakukan dzikir.
G. DIMENSI TINGKAH LAKU
1. Pola makan
Klien mengatakan tidak pernah habis makan, makannya sangat sedikit.
Klien minum teh 2-3 gelas/hari tanpa minum air putih.
2. Pola tidur
Klien mengatakan tidur mudah dilakukan.
3. Pola eliminasi
Klien mengatakan 1-3x/hari BAK, 5-7/hari 1x BAB.
4. Kebiasaan buruk lansia
- Klien mengatakan “halah, kesehatan, haha, saya ngga papa ngga
minum air putih, ngga papa ngga pernah kedinginan tapi memang
kadang sesak napas, kadang-kadang saja terus saya minumi obat ini”
- “Saya betah og mbak ngga makan 2 hari, ngga papa, Cuma terus perut
kadang tau tau sakit”
- Terlihat hanya teh yang selalu ada di mejanya
- Terlihat nasi basi di mejanya
- Klien tidur di luar ruangan selama bertahun tahun tanpa kasur, tanpa
alas kain, tanpa selimut.
5. Pelaksanaan pengobatan
Pengobatan dengan mandiri (minta tolong teman beli obat), pengobatan
juga ada dari puskesmas pembantu datang ke panti
6. Kegiatan olahraga
Klien mengatakan selalu senam aktif (ROM ) tiap pagi
7. Rekreasi
Rekreasi klien adalah menjahit
8. Pengambilan keputusan
Ny. W ynag mengambil kepustusan
H. DIMENSI SISTEM KESEHATAN
1. Perilaku mencari pelayanan kesehatan
Ny. W sebelum masuk panti pernah dirawat di RS Tugu. Ny. W merawat
kesehatannya dengan ikut kegiatan periksa di panti (dokter datang ke
panti) dan sesekali minta tolong pengasuh untuk membelikan obat sesak
napas (neonapacin).
2. Sistem pelayanan kesehatan
a. Fasilitas yang tersedia: pemberian vitamin B dan Calsium
b. Jumlah tenakes :-
c. Tindakan pencegahan terhadap penyakit: tidak ada
d. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia: puskesmas bantu 1x/bulan
e. Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan di panti : 1x/bulan
I. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan dilakukan tanggal 14 Jan 2013
No
.
Bagian Hasil pemeriksaan Masalah
keperawatan yang
muncul
1 Kepala Rambut:bersih
Bentuk:mesochepal, tidak
terdapat benjolan di kepala,
simetris kanan dan kiri.
-
2 Wajah/muka Wajah simetris tampak senang,
tidak ada lesi
-
3 Mata Simetris mata kanan dan kiri,
konjungtiva tidak anemis,
skelera tidak ikterik, refleks
pupil terhadap cahaya positif,
klien tidak memakai kacamata,
klien mengatakan penglihatan
masih jelas, klien mampu
mengatakan jumlah jari yang
diperlihatkan oleh pemeriksa
dengan benar.
-
4 Telinga Pendengaran agak berkurang, Gangguan persepsi
sensori:pendengaran
5 Mulut dan
gigi
mukosa bibir lembab, bibir tidak
pucat, tidak ada sariawan, gigi
sudah tanggal semua, tidak ada
sianosis
-
6 Leher Tidak ada lesi, tidak ada
pembengkaan kelenjar tiroid
-
7 Thoraks Inspeksi : bentuk simetris, -
ekspansi dada bersamaan dan
tidak maksimal, ada retraksi
interkosta.
Auskultasi : ada bunyi ronchi.
Palpasi : Taktil fremitus kanan
dan kiri sama.
Perkusi : suara sonor
8 Jantung I: IC tak tampak, tidak tampak
pulsasi yang menonjol
Pa: tidak ada pembesaran
jantung yang teraba
Aus: tidak ada suara jantung 3
-
9 Abdomen Inspeksi : datar, tidak ada
ascites, tidak ada lesi, tidak ada
eritema
Auskultasi : Bising usus 10x
permenit
Palpasi : Hepar dan Lien tidak
membesar, tidak ada nyeri tekan
pada seluruh bagian abdomen.
Perkusi : Lambung timpani,
hepar pekak
-
10 Ekstrimitas
atas
Kanan :kekuatan otot 5; tidak
ada lesi
Kiri: kekuatan otot 5, tidak ada
lesi,
-
11 Ekstrimitas
bawah
Kanan : kekuatan otot 2,
Kiri: kekuatan otot 3
Kuku: panjang dan kotor
Telapak kaki: kulit pecah-pecah
- Gangguan
mobilitas fisik
- Risiko
kerusakan
mengelupas, kotor
Klien mengatakan terasa gatal
jari dan telapak kakinya
Kulit terlihat kering dan kotor
bagian yang tertekan (paha
bawah kanan) dan punggung
integritas kulit
No.
Tanggal Data fokus Diagnosa keperawatan
1 4 Januari’13 DS:- Klien mengatakan “sudah lama atau 3 tahunan tidak bisa turun dari tempat
tidur, berbaring terus tidak bisa duduk, hanya bisa miring kanan kiri sedikit”.- Klien mengatakan “Dulu saya jatuh, jadi ngga bisa jalan”- Klien mengatakan “telapak kaki masih terasa yang kiri, yang kanan sudah
agak ngga kerasa”- Klien mengatakan “kaki saya sudah kaku”- Klien mengatakan saya senam menggerak-gerakan badan yang bisa tiap pagi
jam 3 (ROM)
DO:- Kekuatan otot ekstrimitas atas : kanan 5, kiri 5; Kekuatan otot ekstrimitas
bawah : kanan 2, kiri 3- Indeks katz E- Ada riwayat jatuh - Terdapat nyeri P: jika digerakkan
Q: seperti ada tulangvyang menacap (tajam)R: selangkangan, dextra femur, dextra fibula tibiaS: 5T: selalu sakit ketika digerakkan
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan : Nyeri atau tidak nyaman dan kerusakan muskuloskeletal & neuromuskuler
2 14 Januari’13 DS: saya ngga pernah ta mbak pakai minyak kulit (pelembab)DO:
- Riwayat bedrest- Hygiene kurang- Telapak kaki: kulit pecah-pecah mengelupas dan kotor- Miring kanan dan kiri kurang
Risiko Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan Imobillisasi fisik dan kelembaban kulit yang
ANALISA DATA
- Bagian tubuh yang tertekan terlihat kotor dan kering buruk
3 14 Januari’13 DS:- Klien mengatakan “halah, kesehatan, haha, saya ngga papa ngga minum air
putih, ngga papa ngga pernah kedinginan tapi memang kadang sesak napas, kadang-kadang saja terus saya minumi obat ini”
- “Saya betah og mbak ngga makan 2 hari, ngga papa, Cuma terus perut kadang tau tau sakit”
DO:- Terlihat hanya teh yang selalu ada di mejanya- Terlihat nasi basi di mejanya- Klien tidur di luar ruangan selama bertahun tahun tanpa kasur, tanpa alas kain,
tanpa selimut.
Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri berhubungan dengan persepsi kesehatan yang kurang baik.
PRIORITAS MASALAH
Dx. keperawatan Prioritas PembenaranKerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan : yeri atau tidak nyaman dan kerusakan muskuloskeletal & neuromuskuler
High Klien mengalami penurunan kekuatan otot ekstrimitas bawah sehingga imobilisasi dan membutuhkan asuhan keperawatan untuk mempertahankan kekuatan otot ekstrimitas atas, meningkatkan kekuatan otot ekstrimitas bawah dan penatalaksanaan kerusakan mobilitas fisik. Intervensi yang dilakukan harus yang dapat dilakukan klien secara mandiri dan mudah tercapai hasilnya. ROM adalah intervensi yang mampu dilakukan secara mandiri dan sangat bermanfaat dilakukan untuk mengurangi kerusakan mobilitas fisik
Risiko Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan Imobillisasi fisik dan kelembaban kulit yang buruk
Medium Klien mengalami imobilisasi dan berisiko tinggi mengalami kerusakan integritas kulit, tanda-tanda seperti kurangnya personal hygiene dan tanda-tanda kulit pecah-pecah dan kering harus segera dirawat sehingga tidak terjadi masalah kerusakan integritas kulit. Intervensi perawatan membutuhkan bantuan orang lain sehingga menjadi prioritas kedua.
Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri berhubungan dengan persepsi kesehatan yang kurang baik.
Low Klien belum mampu memanajemen kesehatan diri secara baik, walaupun belum ada tanda-tanda sakit fisik yang membahayakan namun jika tidak diberikan pendidikan kesehatan tentang manajemen kesehatan diri secara kognitif, klien akan lebih susah mengubah perilaku tidak sehatnya menjadi perilaku sehat. Intervensi keperawatan pendidikan kesehatan mudah dilakukan dan akan sangat bermanfaat untuk klien.
No. Diagnosa keperawatan
Tujuan Intervensi
1 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan : Nyeri atau tidak nyaman dan
NOCSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x8 hari,
Setelah dilakukan keperawatan selama 1x8 hari, nyeri dan kerusakan
Latihan Kekuatan (Exercise Promotion: Strength Training) Kaji kekuatan otot klien Ajarkan dan berikan dorongan pada pasien untuk
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
kerusakan muskuloskeletal & neuromuskuler
masalah kerusakan mobilitas fisik dapat teringankan dengan kriteria hasil: - Kekuatan otot
ekstrimitas atas : kanan 5 kiri 5
- Kekuatan ekstrimitas bawah : kanan 2 kiri 3
- Klien mampu miring kanan dan kiri secara maksimal
- Klien mampu melakukan upper excercise secara mandiri
muskuloskeletal & neuromuskuler berkurang dengan kriteria hasil:- Skala nyeri
berkurang 3-0- Klien
mengatakan terasa jika kaki dipegang
melakukan program latihan ROM, upper excercise secara rutin
Anjurkan klien untuk miring kanan dan kiri setiap hariHealth promotion Berikan pendidikan kesehatan kepada klien pentingnya
latihan rutin, minum Calsium dan vitamin rutin bagi tulangPain management Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi Ajarkan excercise untuk mengurangi nyeri
2 Risiko Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan Imobillisasi fisik dan kelembaban kulit yang buruk
NOCSetelah tindakan keperawatan selama 1 x 8 hari, tidak terjadi kerusakan integritas kulit dengan kriteria hasil:
- Pertahanan perfusi jaringan dan mukosa baik (sensasi, elastisitas, temperature, hidrasi)
- Tidak ada lesi, iritasi kulit, tidak ada
NICPerawatan Pasien Bed Rest (Bed Rest Care) Hindari kerutan / lipatan alat tenun Pasang kasur dekubitus bila diperlukan Mobilisasi / ubah posisi tidur klien tiap 2 jam sesuai
jadwal
Pencegahan Luka Karena Tekanan (Pressure Ulcer
dekubitus- Klien mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit- Proses penyembuhan luka baik
Prevention) Kaji factor resiko kerusakan integritas kulit Jaga kebersihan kulit klien agar tetap bersih dan kering Berikan / oleskan lotion pada daerah yang tertekan Lakukan massage sesuai indikasi Berikan cairan dan nutrisi yang adekuat sesuai kondisi
Pengawasan kulit (Skin Surveillance) Monitor aktivitas, mobilisasi klien dan adanya kemerahan
pada kulitManajemen Tekanan (Pressure Management) Libatkan keluarga dalam mobilisasi klien dan personal
higieneKolaborasi dengan medis dan ahli gizi
3 Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri berhubungan dengan persepsi kesehatan yang kurang baik.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x8 hari masalah Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri dapat teratasi dengan kriteria hasil:
- Klien mengatakan bahwa merawat kesehatan itu penting
- Klien mau minum air putih minimal 1 gelas tiap hari
- Klien mau makan minimal habis ½ porsi
- Klien mampu menjelaskan pentingnya minum air putih
- Klien mampu menjelaskan
Health Education (5510) :
1. Identifikasi faktor internal dan eksternal yang meningkatkan atau mengurangi motivasi kebiasaan hidup sehat
2. Identifikasi karakteristik pasien yang mempengaruhi pemilihan strategi pembelajaran yang pertama
3. Rumuskan tujuan dari program pendidikan kesehatan4. Kembangkan materi pendidikan yang sesuai dengan target
audien: pentingnya minum air putih, pentingnya memakai selimut, bahaya angin malam untuk asma nya .
5. Ajarkan strategi yang dapat digunakan: melakukan olahraga teratur untuk melawan kebiasaan tidak sehat
pentingnya memakai selimut- Klien mampu menjelaskan bahaya
angin malam untuk asma nya
atau mengambil risiko daripada memberikan nasihat untuk menghindari atau mengubah kebiasaan
6. Gunakan diskusi dalam grup atau mempengaruhi kepercayaan, tingkah laku, dan nilai kesehatan
7. Tetapkan pengasuh sebagai support system
IMPLEMENTASI
NO Tgl/waktu dx. Implementasi Respon Ttd 1 Selasa 15 jan ‘ 13
Jam 10.001 - Pengukuran tekanan darah
- Mengajak mbah untuk melakukan ROM
- DO:TD: 160/90 mmHg- DS: “Saya tiap pagi udah, iya seperti
ini senamnya”DO: Klien kooperatif
Tika
2 Rabu 16 jan ‘13Jam 10.00
1
2
- Pengukuran tekanan darah- Mengajak mbah untuk
melakukan ROM- Melakukan perawtan kaki
dan kuku ke mbah, memberi pelembab
- Mengajari relaksasi napas dalam
- DO:TD: 150/90 mmHg- DO: Klien kooperatif
- DS: terimakasih ya mbak, saya kukunya panjang-panjang dan kulit saya kering, cepet nglicopDO:Klien terlihat seksama memperhatikan dan memberitahukan 1 kuku belum terpotong masih panjang sehingga mahasiswa diminta memotongnya kembali
- DO:Klien terlihat antusias
Tika
33
- Pendkes pentingnya selimut saat malam hari atau berpakaian tertutup/tebal saat malam hari
- DO: Klien menyimak, namun belum mau mengatakan akan memakainya
3 Kamis 17 jan ‘ 13 jam 10.00
1
3
1
- Pengukuran tekanan darah- Mengajak mbah untuk
melakukan ROM- Pendidikan kesehatan
tentang pentingnya air putih
- Mengajak mbah melakukan upper excercise
- TD: 120/90 mmHg- DO: Klien kooperatif
- DS: ngga enak mbak air putih ituDO: klien memperhatikan, namun belum mau minum air putih walau diambilkan
- DO: Klien kooperatif
Tika
4 Jumat 18 jan’13Jam 10.00
1 - Mengukur tekanan darah- Mengajak mbah melakukan
ROM aktif tubuh bagian atas, pasif tubuh bagian bawah
- Menyediakan air putih
- Melakukan perawatan kaki dan memberi salep
- DO: TD: 130/90 mmHg- DS: Mbah mengatakan sudah
melakukan tadi jam 5 pagiDO: Mbah melakukan lagi
- DS: Mbah mengatakan mau minum air putih
- DO: Mbah kooperatif
Tika
5 Sabtu 19 jan’13Jam 10.00
- Mengukur tekanan darah- Mengajak mbah melakukan
ROM aktif tubuh bagian atas, pasif tubuh bagian
- DO: TD: 140/90 mmHg- DS: Mbah mengatakan “seger
jadinya, ngga kaku”DO: Mbah kooperatif
Tika
bawah- Menyediakan air putih
- Melakukan perawatan kaki dan memberi salep
- DS: “Saya sudah kenyang, tapi biar taruh situ saja nanti saya minum, biar ginjalnya kerjanya enteng”DO: Klien kooperatif, belum meminum air putihnya
- DS: “Terimakasih sekali ya mbak”DO: Klien memperhatikan dengan seksama dan menanyakan kondisi kakinya yang ada luka di jari kaki
6 Senin 21 jan’13Jam 10.00
- Mengukur tekanan darah- Mengajak mbah melakukan
ROM aktif tubuh bagian atas, pasif tubuh bagian bawah
- Menyediakan air putih - Melakukan perawatan kaki
dan memberi salep
- DO: TD: 150/80 mmHg- DS: “Sudah melakukan jam 03.00,
sehingga tidak melakukan lagi saat diajak ROM”DO: Kooperatif
- DS: “Ya, nanti saya minum”- DO: Kooperatif
Tika
7 Selasa 22 jan’13Jam 10.00
- Mengukur tekanan darah- Mengajak mbah melakukan
ROM aktif tubuh bagian atas, pasif tubuh bagian bawah
- Melakukan perawatan kaki dan memberi salep
- DO: TD: 140/90 mmHg- DO: Klien melakukan dengan baik,
kekuatan otot kaki kanan: 2 kiri: 3, tangan kanan kiri 5 / 5
- DO: kulit mati di telapak kaki sudah menipis yang semula tebal/banyak
Tika
8 Rabu 23 jan’13Jam 10.00
- Mengukur tekanan darah- Mengajak mbah melakukan
ROM aktif tubuh bagian atas, pasif tubuh bagian
- DO: TD: 140/90 mmHg- DO: Klien melakukan dengan baik,
kekuatan otot kaki kanan: 2 kiri: 3, tangan kanan kiri 5 / 5
Tika
bawah- Melakukan perawatan kaki
dan memberi salep- DO: kulit mati di telapak kaki tidak
pecah-pecah lagi9 Kamis 24 jan’13
Jam 10.00- Mengukur tekanan darah- Mengajak mbah melakukan
ROM aktif tubuh bagian atas, pasif tubuh bagian bawah
- Melakukan perawatan kaki dan memberi salep
- DO: TD: 140/90 mmHg- DO: Klien melakukan dengan baik,
kekuatan otot kaki kanan: 2 kiri: 3, tangan kanan kiri 5 / 5
- DO: kulit mati di telapak kaki tidak ada luka, namun jari-jari masih ada luka yang kondisinya tidak ada pus/membaik
Tika
10 Jumat 25 jan’13Jam 10.00
- Mengukur tekanan darah- Mengajak mbah melakukan
ROM aktif tubuh bagian atas, pasif tubuh bagian bawah
- Menyediakan air putih
- Melakukan perawatan kaki dan memberi salep
- DO: TD: 140/90 mmHg- DO: Klien melakukan dengan baik,
kekuatan otot kaki kanan: 2 kiri: 3, tangan kanan kiri 5 / 5
- DS:”Iya saya minum mbak, biar tubuh saya dibilas ngga sakit ginjal”
- DO: kondisi telapak kaki tidak pecah-pecah
Tika
11 Sabtu 26 jan’13Jam 10.00
- Mengukur tekanan darah- Mengajak mbah melakukan
ROM aktif tubuh bagian atas, pasif tubuh bagian bawah
- DO: TD: 140/80 mmHg- DS:
1. Klien mengatakan “kaki saya masih berat yang kanan, tapi saya tetap senam terus mbak”
2. Klien mengatakan saya senam menggerak-gerakan badan yang
Tika
- Menyediakan air putih dan menanyakan makannya apakah sudah selalu teratur
- Melakukan perawatan kaki dan memberi salep; mengkaji miring kanan kiri dan hygiene
bisa tiap hari 2x minimal (ROM)- DS:
1. Klien mengatakan “iya saya sudah tahu air putih untuk mbilas tubuh, biar ginjal kerjanya enteng, saya akan minum segelas ini, kalau mbak sudah nggak praktik disini saya minta bu kani mengambilkan air putih atau pas ngasih makan pagi itu saya takminta”
2. “Saya makan 3x mbak, iya”- DO Hygiene baik, klien lebih
lama membersihkan bagian kakinya
- Telapak kaki: kulit sudah tidak pecah-pecah, tidak mengelupas, jaringan kulit mati sudah tidak ada dan bersih
- Miring kanan dan kiri rutin- Bagian tubuh yang tertekan
terlihat bersih dan tidak kering - .
EVALUASI
No. Dx. Kep Evaluasi Ttd 1 Kerusakan
mobilitas fisik berhubungan dengan : Nyeri atau tidak nyaman dan kerusakan muskuloskeletal & neuromuskuler
S:- Klien mengatakan “kaki saya masih berat yang kanan, tapi saya tetap senam
terus mbak”- Klien mengatakan saya senam menggerak-gerakan badan yang bisa tiap hari
2x minimal (ROM)
O:- Kekuatan otot ekstrimitas atas : kanan 5, kiri 5; Kekuatan otot ekstrimitas
bawah : kanan 2, kiri 3- Indeks katz E- TD: 140/80 mmHg- Terdapat nyeri
P: jika digerakkanQ: seperti ada tulangvyang menacap (tajam)R: selangkangan, dextra femur, dextra fibula tibiaS: 3T: selalu sakit ketika digerakkan
A:- Masalah teratasi sebagian
P:- Lanjutkan melakukan ROM , khususnya upper extrimity range of motion
excercise tiap pagi sore minimal- Lanjutkan miring kanan kiri dan membersihkan bagian tempat tidur- Lanjutkan pemberian Ca tiap pagi
Tika
2 Risiko Kerusakan Integritas kulit
S:O:
Tika
berhubungan dengan Imobillisasi fisik dan kelembaban kulit yang buruk
- Hygiene baik, klien lebih lama membersihkan bagian kakinya- Telapak kaki: kulit sudah tidak pecah-pecah, tidak mengelupas, jaringan kulit
mati sudah tidak ada dan bersih- Miring kanan dan kiri rutin- Bagian tubuh yang tertekan terlihat bersih dan tidak kering
A:- Masalah teratasi
P:- Lanjutkan intervensi hygiene, perawatan kaki, dan miring kanan kiri
3 Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri berhubungan dengan persepsi kesehatan yang kurang baik.
S:- Klien mengatakan “iya saya sudah tahu air putih untuk mbilas tubuh, biar
ginjal kerjanya enteng, saya akan minum segelas ini, kalau mbak sudah nggak praktik disini saya minta bu kani mengambilkan air putih atau pas ngasih makan pagi itu saya takminta”
- “Saya makan 3x mbak, iya”O:
- Terlihat teh dan air putih ada di mejanya- Tidak ada sisa nasi- Klien tidur di luar ruangan tanpa kasur, tanpa alas kain, tanpa selimut.
A:- Masalah teratasi
P:- Lanjutkan manajemen kesehatan dengan memberikan reinforcement positif
ke mbah karena sudah mau minum air putih dan makan teratur
Tika
BAB IV
PEMBAHASAN
Lansia telah mengalami banyak degenerasi fungsi organ sesuai dengan
beberapa teori penuaan. Teori penuaan autoimun yang menyatakan bahwa terjadi
perubahan protein pasca translasi yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan
sistem imun mengenali dirinya sendiri. Teori penuaan lain seperti free radical
menjelaskan bahwa penuaan terjadi karena adanya interaksi komponen zat radikal
bebas dalam tubuh manusia yang merusak fisiologis tubuh manusia. Zat-zat yang
terkandung dalam rokok atau polusi udara seperti nikotin, tar, dan CO dapat
menghalangi penyerapan kalsium dalam darah untuk menguatkan tulang sehingga
pengeroposan tulang cepat terjadi atau lambatnya perbaikan fisiologis
muskuloskeletal lansia yang mengalami trauma.
Ny. W 95 tahun mengalami masalah keperawatan kerusakan mobilitas fisik.
Klien mengalami kelemahan tubuh bagian bawah dengan kekuatan otot
ekstrimitas bawah kanan 2 dan kiri 3 dan bed rest sudah bertahun-tahun.
Intervensi keperawatan Range of Motion baik pasif maupun aktif sangat penting
diajarkan kepada klien untuk meningkatkan kekuatan otot dan menghindari luka
tekan/dekubitus sehingga kerusakan mobilitas fisik klien berkurang. ROM aktif
dilakukan pada tubuh bagian atas dan ROM pasif dilakukan pada bagian tubuh
bawah. Klien perlu diajarkan ROM aktif yang lebih khusus seperti upper extrimity
range of motion excercise (senam tangan) sehingga klien mampu
mempertahankan kekuatan otot tangan dalam level kekuatan otot 5 karena tangan
klien (ekstrimitas atas) merupakan tumpuan klien. Klien merupakan klien mandiri
dalam kegiatan mencuci, mandi, bersih-bersih dan smeua kegiatan tersebut
dilakukan dalam posisi tidur. Hal tersebut menjadi pertimbangan berikutnya
bahwa klien melakukan koping positif terhadap kondisi buruknya (bedrest/kaki
lemah) dengan memaksimalkan kemampuan ekstrimitas atas. Upper extrimity
range of motion excercise (senam tangan) tetap sangat penting dilakukan secara
rutin (minimal 2x/hari) pada ekstrimitas atas Ny. W yang masih kuat karena
sebuah artikel penelitian meneliti 264 lansia dalam rentang waktu 5 tahun terjadi
penurunan kekuata otot, densitas tulang dan kemampuan tangan lansia sehat. Ny.
W sangat semangat dalam melakukan senam tangan karena tidak mau kehilangan
kekuatan tangannya yang masih sehat. ROM pasif pada bagian ekstrimitas bawah
menjadi keterbatasan karena kurangnya support system yang mampu membantu
merawat Ny. W untuk melakukan ROM pasif ekstrimitas bawah selain mahasiswa
praktikan. Intervensi keperawatan upper extrimity range of motion excercise
(senam tangan) telah dilakukan selama >7 hari dan klien sudah mampu secara
mandiri melakukannya secara rutin (minimal pagi sore). Asuhan keperawatan
telah dilakukan pada Ny. W dan hasilnya masalah kerusakan mobilitas fisik
teratasi sebagian, kekuatan otot belum mengalami peningkatan namun klien sudah
mampu melakukan senam tangan secara mandiri dan nyeri pada tulang yang kaku
berkurang dari 5 menjadi 3.
Ny. W mengalami masalah keperawatan risiko kerusakan integritas kulit
sehingga perlu dilakukan perawatan hygien dan aktifitas yang baik. Kulit kaki
yang pecah-pecah dan kering harus dirawat hygien nya sehingga tidak ada jamur
atau bakteri yang akan menyebabkan luka pada kaki. Pola aktifitas miring kanan
kiri dan kebersihan tempat tidur juga diberikan pada klien sehingga tidak ada luka
tekan / dekubitus yang sangat berisiko terjadi pada klien. Asuhan keperawatan
telah dilakukan pada klien dan hasilnya masalah risiko kerusakan integritas kulit
pada Ny. W teratasi, namun perawatan secara mandiri tidak mampu dilakukan
oleh Ny. W sehingga peran support system sangat dibutuhkan dalam planing
asuhan keperawatan untuk masalah keperawatan ini.
Ny. W mengalami masalah ketidakefektifan manajemen kesehatan sehingga
perlu dilakukan pendidikan kesehatan tentang hal-hal yang dipersepsikan salah
oleh klien seperti ketidakmauan sama sekali untuk minum air putih , pola makan
yang kurang teratur dan penyadaran persepsi kesehatan yang benar. Pendidikan
kesehatan dilakukan dengan pertimbangan materi yang sangat sederhana,
pemilihan bahasa jawa yang mampu dimengerti klien, dan intonasi yang lambat
dan jelas membuat klien mampu menangkap isi pendkes dengan mudah sehingga
kesadaran klien terhadap kesehatan mampu tercapai. Klien mau minum air putih
dan mampu menjelaskan penitngnya minum air putih, pola makan teratur, dan
persepsi kesehatan yang benar sehingga masalah ketidakefektifan manajemen
kesehatan pada Ny. W teratasi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Aging process atau penuaan adalah proses yang akan dialami oleh semua
makhluk hidup. Berbagai teori penuaan menjelaskan bahwa degenerasi fisiologis
akan terjadi pada tiap organ atau sistem tubuh, hanya bagaimana lansia tersebut
mempertahankan kondisi terbaiknya. Upaya merawat kesehatan secara preventif ,
kuratif dan rehabilitatif adalah upaya kesehatan yang harus dilakukan oleh lansia
sehingga pembekalan kesehatan secara mandiri dari segi kognitif dan skill harus
diberikan kepada lansia untuk mempertahankan kesehatannya (kondisi
terbaiknya).
Ny. W 95 tahun mengalami masalah kerusakan mobilitas fisik karena
adanya nyeri dan kerusakan muskuloskeletal dan neuromuskuler. Kondisi klien
dengan penurunan kekuatan otot ekstrimitas bawah membuat klien bed rest selam
bertahun-tahun. Upaya mempertahankan kekuatan otot ekstrimitas atas yang
masih baik, yang menjadi tumpuan klien telah dilakukan dengan memberikan
pendidikan kesehatan kepada klien tentang upper extrimity range of motion
excercise atau senam tangan. Tujuan asuhan keperawatan mengurangi kerusakan
mobilitas fisik klien telah tercapai sebagian, klien telah mampu melakukan upper
extrimity range of motion excercise atau senam tangan secara mandiri sesuai SOP
(standart operational procedure). Harapannya support system di panti wreda
membantu melakukan ROM pasif pada lansia-lansia yang mengalami
keterbatasan gerak seperti Ny. W yang membutuhkan bantuan ROM pasif pada
bagian ekstrimitas bawahnya .
Ny. W mengalami masalah risiko kerusakan integritas kulit karena
imobillisasi fisik dan kelembaban kulit yang buruk. Asuhan keperawatan telah
dilakukan pada klien dan hasilnya masalah teratasi, tidak terjadi kerusakan
integritas kulit pada klien. Tindakan perawatan kaki, positioning, dan kebersihan
tempat tidur pada Ny. W sangat membutuhkan bantuan support system di Panti
karena kondisi Ny. W yang bed rest sehingga harapannya pihak panti membantu
lansia melakukan perawatan kaki, positioning, dan kebersihan tempat tidur.
Ny. W mengalami masalah ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
karena persepsi kesehatan yang kurang baik. Asuhan keperawatan telah dilakukan
dan hasilnya masalah teratasi, salah satu hasilnya adalah klien mau melakukan
perubahan perilaku sehat walau belum maksimal seperti minum air putih 1
gelas/hari dari 0 gelas air putih/hari. Harapannya pihak panti memfasilitasi
penyediaan air putih setiap pagi untuk lansia di meja tiap lansia, bukan hanya teh
manis dan sarapan. Pendidikan kesehatan tentang manajemen kesehatan diri lansia
harapannya selalu dilakukan oleh para mahasiswa praktikan, puskesmas, dan
support system lain dari Panti sehingga tercipta peningkatan kualitas kesehatan
lansia.
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk setiap individu
khususnya seorang lansia yang tinggal di panti wreda dengan banyak keterbatasan
kondisi dan stressor. Ny. W dengan kondisi imobilisasi yang mengalami masalah
keperawatan yang cukup kompleks setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 11 hari mampu meningkat kualitas kesehatannya.