asuhan keperawatan dengan gastritis

46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib di penuhi seorang manusia untuk bertahan hidup. Keadaan ini dibuktikan dengan adanya sistem pencernaan atau traktus gastrointestinal yang merupakan salah satu sistem yang mendukung tubuh manusia. Sistem pencernaan atau gastrointestinal terdiri dari beberapa organ, yaitu mulut, esofagus, gaster, colon dan anus. (Mansjoer A, 2000 ). Sistem pencernaan akan terganggu apabila salah satu atau beberapa organ pencernaan terjadi inflamasi, kerusakan, maupun ketidaknormalan. Salah satu gangguan pencernaan yang paling sering dijumpai dan diderita masyarakat adalah gastritis atau di masyarakat umum sering disebut dengan penyakit maag atau dalam istilah kesehatan dikenal dengan gastritis. Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang berkembang infeksi diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua. B. Tujuan 1. Tujuan Umum 1

Upload: agung-jaya

Post on 05-Aug-2015

99 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang wajib di penuhi seorang

manusia untuk bertahan hidup. Keadaan ini dibuktikan dengan adanya sistem pencernaan

atau traktus gastrointestinal yang merupakan salah satu sistem yang mendukung tubuh

manusia. Sistem pencernaan atau gastrointestinal terdiri dari beberapa organ, yaitu mulut,

esofagus, gaster, colon dan anus. (Mansjoer A, 2000 ).

Sistem pencernaan akan terganggu apabila salah satu atau beberapa organ pencernaan

terjadi inflamasi, kerusakan, maupun ketidaknormalan. Salah satu gangguan pencernaan

yang paling sering dijumpai dan diderita masyarakat adalah gastritis atau di masyarakat

umum sering disebut dengan penyakit maag atau dalam istilah kesehatan dikenal dengan

gastritis.

Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan

diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang berkembang infeksi

diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar dijumpai pada usia tua.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengetahui penerapan asuhan keperawatan pada Tn. H dengan

gastritis erosive di ruang perawatan Edelweys 7.1 RSUD Sukoharjo

2. Tujuan khusus

Laporan ini dibuat untuk :

a. Melakukan pengkajian pada pasien Gastritis.

b. Melakukan analisia data pada pasien Gastritis.

c. Merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul.

d. Merumuskan intervensi keperawatan.

e. Melakukan tindakan keperawatan.

f. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan

1

Page 2: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

BAB II

TINJAUAN TEORI

PEMBERIAN CAIRAN INTRAVENA

A. PENGERTIAN

Pemberian cairan intravena adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh ke dalam

pembuluh vena untuk memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit, darah,

maupun nutrisi (Perry & Potter, 2006). Pemberian cairan intravena disesuaikan dengan

kondisi kehilangan cairan pada klien, seberapa besar cairan tubuh yang hilang. Pemberian

cairan intravena merupakan salah satu tindakan invasif yang dilakukan oleh perawat.

B. TUJUAN

Tujuan terapi intravena (Rhoad, J, & Bonnie, J., M, 2008):

1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin,

protein, lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan melalui oral.

2. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit.

3. Memperbaiki keseimbangan asam dan basa.

4. Memberikan tranfusi darah.

5. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena.

6. Membantu pemberian nutrisi secara parenteral.

C. KOMPETENSI DASAR LAIN YANG HARUS DIMILIKI UNTUK MELAKUKAN

TINDAKAN TERSEBUT

Perawat harus mengetahui jenis dan ukuran kanula infuse, jenis cairan yang akan diberikan,

cara menghitung tetesan infuse. Kanula infuse yang digunakan harus yang mudah

dimasukkan, menggunakan trauma yang sedikit (gunakan yang terkecil), dan alirannya

lancar. Ukuran kanul yang digunakan tergantung dari tujuan pemberian infuse, tipe cairan dan

ukuran atau kondisi vena.

- 18 Gauge (ungu) untuk darah atau memasukkan banyak cairan.

- 20 Gauge (pink) untuk pemberian obat yang lama atau pemberian 2-3 liter cairan/hari.

- 22 Gauge (biru) untuk pemberian obat yang lama, klien kanker dan vena kecil.

- 24 Gauge (kuning) untuk bayi, anak atau dewasa yang venanya kecil/ rapuh.

Cara menghitung tetesan infuse

2

Page 3: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

Rumus =

� Jenis cairan infus

1. Berdasarkan osmolalitasnya dibagi menjadi:

a) Isotonik (245-340 mOsm/L)

Suatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas sama atau mendekati osmolalitas

plasma. Batas osmolaritas cairan tubuh normalnya yaitu 280-295 mOsm/L

(Phillips, 2005). Cairan isotonik digunakan untuk mengganti volume ekstrasel,

misalnya kelebihan cairan setelah muntah yang berlangsung lama. Contoh cairan

isotonik, yaitu NaCl 0,9 %, ringer laktat, komponen-komponen darah (Albumin 5

%, plasma), dextrose 5 % dalam air (D5W).

b) Hipotonik (<245 mOsm/L)

Suatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas lebih kecil daripada osmolalitas

plasma. Tujuan cairan hipotonik adalah untuk menggantikan cairan seluler dan

menyediakan air bebas untuk ekskresi sampah tubuh. Pemberian cairan ini

umumnya menyebabkan dilusi konsentrasi larutan plasma dan mendorong air

masuk ke dalam sel untuk memperbaiki keseimbangan di intrasel dan ekstrasel, sel

tersebut akan membesar atau membengkak. Perpindahan cairan terjadi dari

kompartemen intravaskuler ke dalam sel. Cairan ini dikontraindikasikan untuk

pasien dengan risiko peningkatan TIK. Pemberian cairan hipotonik yang

berlebihan akan mengakibatkan deplesi cairan intravaskuler, penurunan tekanan

darah, edema seluler, kerusakan sel. Karena larutan ini dapat menyebabkan

komplikasi serius, klien harus dipantau dengan teliti. Contoh cairan hipotonik,

yaitu dextrose 2,5 % dalam NaCl 0,45 %, NaCl 0,45 %, dan NaCl 0,2 %.

c) Hipertonik (>375 mOsm/L)

Suatu cairan/larutan yang memiliki osmolalitas lebih tinggi daripada osmolaritas

plasma. Pemberian larutan hipertonik yang cepat dapat menyebabkan kelebihan

dalam sirkulasi dan dehidrasi. Perpindahan cairan dari sel ke intravaskuler,

sehingga menyebabkan sel-selnya mengkerut. Cairan ini dikontraindikasikan

untuk pasien dengan penyakit ginjal dan jantung serta pasien dengan dehidrasi.

Contoh cairan hipertonik, yaitu D 5% dalam saline 0,9 %, D 5 % dalam RL,

Dextrose 10 % dalam air, Dextrose 20 % dalam air, Albumin 25.

3

Page 4: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

2. Pembagian cairan berdasarkan kelompoknya:

a) Kristaloid

Bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume

expanders) ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna

pada pasien yang memerlukan cairan segera. Contohnya, ringer laktat.

b) Koloid

Ukuran molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar

dari membran kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya

hipertonik, dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya,

albumin dan steroid.

Cara menghitung kebutuhan cairan

1) Berdasarkan berat badan

Rumus : 50 cc x kg BB / 24 Jam= ………cc/hari

*Setiap kenaikan suhu 1oC diberi tambahan 12-15 %

2) Berdasarkan kebutuhan kalori/hari

Rumus: Kebutuhan energi/hari (kkal) x 1 ml = …….. ml/hari

Cara menghitung tetesan infus

1. Jumlah cairan : waktu pemberian = ………

ml/jam

ml/jam x drip tetes = ………… tetes/menit

60 menit

2. Jumlah cairan x faktor tetesan = ………… tetes/menit

waktu pemberian x 60 menit

D. INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN KOMPLIKASI

1. INDIKASI

a. Asering: dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut,

demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma

dan digunakan sebagai nutrisi.

b. Ringer laktat: deficit ECF seperti kehilangan cairan karena luka bakar, perdarahan,

dan dehidrasi, serta asidosis metabolik

c. NaCl 0,45%: klien dengan hipovolemik dengan hiponatremia

4

Page 5: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

d. NaCl 0,9%: rehidrasi, meningkatkan volume cairan intraselular dan diberikan jika RL

tidak cocok (alkalosis, retensi K+), untuk klien yang mengalami trauma kepala serta

mengencerkan eritrosit sebelum transfusi, serta klien yang mengalami kehilangan Na

> Cl, misal diare.

e. Dekstrosa 5%: mengganti kekurangn cairan tubuh dan tidak boleh diberikan pada

klien yang mengalami trauma kepala.

f. Dekstrosa 5% dengan NaCl 0,45%: sebagai cairan awal untuk hidrasi

g. Dekstrosa 5% dengan NaCl 0,9%: deficit ECF pada pasien dengan penurunan jumlah

Na atau Cl serta asidosis metabolik.

h. KA-EN 1B: sebagai larutan awal bila status elektrolit belum diketahui seperti pada

kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam), <24 jam

pasca operasi,

i. KA-EN 3A dan 3B: rumatan untuk kasus pasca operasi (>24-48 jam), larutan rumatan

nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan kandungan

kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas.

j. KA-EN 4A: larutan rumatan untuk bayi dan anak, tepat digunakan untuk dehidrasi

hipertonik.

k. Amiparen: infeksi berat, kwashiorkor, pasca operasi, total parenteral nutrition

l. Aminovel-600: nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI, penderita GI yang

dipuasakan, kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma, dan

pasca operasi.

2. KONTRAINDIKASI

a. Daerah yang memiliki tanda-tanda infeksi, infiltrasi atau thrombosis.

b. Daerah yang berwarna merah, kenyal, bengkak dan hangat saat disentuh

c. Vena di bawah infiltrasi vena sebelumnya atau di bawah area flebitis

d. Vena yang sklerotik atau bertrombus

e. Lengan dengan pirai arteriovena atau fistula

f. Lengan yang mengalami edema, infeksi, bekuan darah, atau kerusakan kulit

g. Lengan pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena terganggu)

h. Lengan yang mengalami luka bakar

5

Page 6: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

3. KOMPLIKASI

a. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh

darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat

memasukkan jarum, atau “tusukan” berulang pada pembuluh darah.

b. Infiltrasi, yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh

darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.

c. Tromboflebitis, atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat infus

yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.

d. Emboli udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat

masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah.

e. Syok ringan: tubuh bereaksi terhadap zat yang diinjeksikan ke dalam sistem sirkulasi

yang terlalu cepat. Tanda: sakit kepala, nadi cepat, pingsan, dan dyspnea.

f. Kelebihan volume cairan: kondisi yang disebabkan ketika terlalu banyak volume

cairan yang dimasukkan ke dalam sistem sirkulasi. Tanda: meningkatnya tekanan

darah, kesulitan bernapas (dyspnea).

E. ALAT DAN BAHAN

1. Larutan yang benar

2. Jarum yang sesuai (abbocath, wing needle/butterfly)

3. Set infus

4. Selang intravena

5. Alkohol dan swab pembersih yodium-povidon

6. Torniket

7. Sarung tangan bersih sekali pakai 2 buah

8. Kasa atau balutan trasparan dan larutan atau salep yodium-povidon

9. Plester

10. Handuk/pengalas tangan

11. Kain dan perlak alas

12. Tiang IV

13. Bengkok

14. Gunting

6

Page 7: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

F. ANATOMI TARGET TINDAKAN

Vena metacarpal : terdapat dipunggung telapak tangan. Pemasangan IV didaerah ini

terasa lebih nyeri karena banyak ujung saraf. Pada orang tua, vena metacarpal lebih

mudah pecah.

Vena cafalika : tidak mengganggu mobilisasi namun pada orang gemuk lebih sulit dicari.

Vena basalika : nyeri

Vena mediana basilica : mudah didapat karena vena lebih besar dan dekat dengan arteri

brakhialis.

G. ASPEK KEAMANAN DAN KESELAMATAN

Pada klien lansia sebisa mungkin gunakan jarum yang ukurannya paling kecil untuk

mengurangi trauma pada vena dan memungkinkan aliran darah lebih lancar sehingga

hemodilusi cairan IV atau obat-obatan meningkat.

Hindari pemasangan di bagian dominan karena mengganggu kemandirian lansia.

Gunakan tourniquet yang tidak terlalu kencang.

Pasang traksi pada kulit di bawah tempat insersi

Minimalkan pemakaian plester karena jaringan kulit lansia rapuh.

H. PROSEDUR

1. Baca status dan data klien untuk memastikan program terapi IV

2. Cek alat-alat yang akan digunakan

3. Cuci tangan

4. Beri salam dan panggil klien sesuai dengan namanya

5. Perkenalkan nama perawat

6. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada klien

7. Jelaskan tujuan tindakan yang dilakukan

8. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya

9. Tanyakan keluhan klien saat ini

10. Jaga privasi klien

11. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien

12. Tinggikan tempat tidur sampai ketingian kerja yang nyaman

13. Letakkan klien dalam posisi semifowler atau supine jika tidak memungkinkan (buat klien

senyaman mungkin)

7

Page 8: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

14. Buka kemasan steril dengan meanggunakan tehnik steril dan sarung tangan bersih

15. Periksa larutan dengan menggunakan lima benar dalam pemberian obat

16. Buka set infus, pertahankan sterilitas kedua ujungnya

17. Letakkan klem yang dapat digeser tepat di bawah ruang drip dan gerakkan klem pada

posisi off

18. Lepaskan pembungkus lubang slang IV pada kantung larutan IV plastik tanpa menyentuh

ujung tempat masuknya alat set infus

19. Tusukkan set infus ke dalam kantong atau botol cairan (untuk kantong, lepaskan penutup

protektor dari jarum insersi selang, jangan menyentuh jarumnya, dan tusukkan jarum ke

lubang kantong IV. Untuk botol, bersihkan stopper pada botol dengan menggunakan

antiseptik dan tusukkan jarum ke karet hitam stopper botol IV.

20. Gantungkan botol infus yang telah dihubungkan dengan set infus pada tempat yang telah

disediakan (pertahankan kesterilan set infus)

21. Isi selang infus dengan cairan, pastikan tidak ada udara dalam selang (terlebih dulu

lakukan pengisian pada ruang tetesan/the drip chamber). Setelah selang terisi, klem

dioffkan dan penutup ujung selang infus ditutup

22. Beri label pada IV dengan nama pasien, obat tambahan, kecepatan pemberian.

23. Pasang perlak kecil/pengalas di bawah lengan/tangan yang akan diinsersi

24. Kenakan sarung tangan sekali pakai, sehingga sarung tangan menjadi double.

25. Identifikasi aksesibilitas vena untuk pemasangan kateter IV atau jarum

26. Posisikan tangan yang akan diinsersi lebih rendah dari jantung, pasang torniket mengitari

lengan, di atas fossa antekubital atau 10-15 cm di atas tempat insersi yang dipilih (jangan

memasang torniket terlalu keras untuk menghindari adanya cidera atau memar pada kulit).

Pastikan torniket bisa menghambat aliran IV. Periksa nadi distal.

27. Pilih vena yang berdilatasi baik, dimulai dari bagian distal, minta klien untuk mengepal

dan membuka tangan (apabila belum menemukan vena yang cocok, lepaskan dulu

torniket, dan ulangi lagi setelah beberapa menit).

28. Bersihkan tempat insersi dengan kuat, terkonsentrasi, dengan gerakan sirkuler dari tempat

insersi ke daerah luar dengan larutan yodium—povidon, biarkan sampai kering. Klien

yang alergi terhadap yodium, gunakan alkohol 70 % selama 30 detik.

29. Lakukan pungsi vena, fiksasi vena dengan menempatkan ibu jari tangan yang tidak

memegang alat infus di atas vena dengan cara meregangkan kulit. Lakukan penusukan

dengan sudut 20-30°, tusuk perlahan dengan pasti

8

Page 9: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

30. Jika tampak aliran darah balik, mengindikasikan jarum telah masuk vena.

31. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan tarik jarum sedikit lalu teruskan plastik IV

kateter ke dalam vena

32. Stabilkan kateter IV dengan satu tangan dan lepaskan torniket dengan tangan yang lain

33. Tekan dengan jari ujung plastik IV karteter, lalu tarik jarum infus keluar

34. Sambungkan plastik IV kateter dengan ujung selang infus dengan gerakan cepat, jangan

menyentuh titik masuk selang infus

35. Buka klem untuk memulai aliran infus sampai cairan mengalir lancar

36. Fiksasi sambungan kateter infus (apabila sekitar area insersi kotor, bersihkan terlebih

dulu)

37. Oleskan dengan salep betadin di atas area penusukan, kemudian tutup dengan kasa steril,

pasang plester

38. Atur tetesan infus sesuai ketentuan

39. Beri label pada tempat pungsi vena dengan tanggal, ukuran kateter, panjang kateter, dan

inisial perawat.

40. Lepaskan dan buang sarung tangan dan rapikan persediaan yang digunakan

41. Cuci tangan

42. Berikan reinforcement positif

43. Buat kontrak pertemuan selanjutnya

44. Akhiri kegiatan dengan baik

45. Observasi klien setiap jam untuk menentukan respon terhadap terapi cairan (jumlah cairan

benar sesuai program yang ditetapkan, kecepatan aliran benar, kepatenan vena, tidak

terdapat infiltrasi, flebitis atau inflamasi).

I. HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN BAGI PERAWAT DALAM

MELAKUKAN TINDAKAN.

- Ganti lokasi tusukan setiap 48-72 jam dan gunakan set infus baru.

- Ganti kasa steril penutup luka setiap 24-48 jam dan evaluasi tanda infeksi.

- Observasi tanda / reaksi alergi terhadap infus atau komplikasi lain.

- Jika infus tidak diperlukan lagi, buka fiksasi pada lokasi penusukan.

- Kencangkan klem infus sehingga tidak mengalir.

9

Page 10: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

- Tekan lokasi penusukan menggunakan kasa steril, lalu cabut jarum infus perlahan, periksa

ujung kateter terhadap adanya embolus.

- Bersihkan lokasi penusukan dengan anti septik. Bekas-bekas plester dibersihkan memakai

kapas alkohol atau bensin (jika perlu)

J. HAL-HAL PENTING YANG HARUS DIDOKUMENTASIKAN SETELAH

MELAKUKAN TINDAKAN

a) Tipe cairan

b) Respon terhadap pemberian cairan IV

c) Tempat insersi

d) Jumlah yang diinfuskan

e) Kecepatan aliran

f) Integritas kulit

g) Ukuran dan tipe kateter atau jarum

h) Kepatenan sistem IV

i) Waktu infus dimulai

j) Respon terhadap pemberian cairan IV

10

Page 11: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

DAFTAR PUSTAKA

Ignatavicius, D. D. dan Workman, M. L. (2006). Medical-Surgical Nursing: Critical Thinking for

Collaborative Care. Vol.1. 5th Ed. USA: Elsevier.

McCann, J. A. S. (2004). Nursing Procedures. 4th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams &

Wilkins.

Phillips, L. D. (2005). IV Therapy Notes: Nurse’s Clinical Pocket Guide. China: Imago.

Potter, P. A. & Perry, A. G. (1997). Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and Practice.

4th Ed. St. Louise, MI: Elsevier Mosby, Inc.

_______. (2005). Clinical Nursing Skill & Technique. 6th Ed. St. Louise, MI: Elsevier Mosby,

Inc.

Rhoad, J. & Bonnie, J., M. (2008). Clinical Nursing S

11

Page 12: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

BAB III

TINJAUAN KASUS

GAMBARAN KASUS

Tn. H datang ke rumah sakit pada tanggal 14 Agustus 2012 dengan keluhan mual, batuk. Dari

hasil pemeriksaan dokter, Tn. H didiagnosis gastritis erosiva dan dianjurkan untuk mondok.

TTV saat datang ke rumah sakit TD 150/100 mmHg. Keadaan Umum: lemah, kesadaran:

compos mentis, nyeri ulu hati.

A. PENGKAJIAN

- Tanggal masuk : 14 Agustus 2012

- Tanggal pengkajian : 17 Agustus 2012

- No register/CM : 194146

- Diagnosa Medis : Gastritis Erosiva

1. IDENTITAS KLIEN

Nama :Tn.H

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 66 tahun

Pekerjaan : Swasta

Status perkawinan : Kawin

Suku bangsa : Jawa

Agama : Islam

Alamat : Kadutan 1/5 Lengking, Bulu, Sukoharjo

Penanggung jawab klien

Nama : Tn. Sukandi

Pekerjaan : -

Alamat : Kadutan 1/5 Lengking, Bulu, Sukoharjo

Hubungan dengan klien : Anak

2. RIWAYAT KEPERAWATAN

a. Riwayat Kesehatan Klien

1) Keluhan Utama :

12

Page 13: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

Tn. H mengatakan merasakan lemas, mual, batuk, serta nyeri ulu hati seperti tusuk-

tusuk.

2) Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 1 minggu yang lalu Tn. H mengeluh nyeri ulu hati, mual, muntah serta lemas.

Nyeri terasa bertambah jika melakukan aktifitas berat dan berkurang jika pasien

beristirahat. Nyeri dirasakan hilang, timbul, dan sering, disertai mual dan badan

lemah. Tn. H juga mengeluh sulit bernafas. Kemudian klien dibawa berobat ke rumah

sakit melelui IGD dan dianjurkan untuk dirawat.

3) Riwayat Penyakit Dahulu

Tn. H mempunyai riwayat penyakit gastritis sejak setahun yang lalu, namun belum

pernah dirawat sebelumnya. Pasien juga mempunyai kebiasaan merokok 3 terakhir

dengan 3-4 batang per hari.

b. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama

atau penyakit berat lainnya

Genogram:

Keterangan:

: Perempuan meninggal : Laki-laki meninggal

: Perempuan : Tn. H.

: Laki-laki ......... : Dalam satu rumah

13

Page 14: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

c. Pengkajian Biologis

1) Rasa aman dan nyaman

Tn. H terlihat gelisah menahan sakit yang dirasakan pada perut sebelah kiri hilang

timbul, klien juga mengeluh nafas terganggu.

2) Aktivitas istirahat dan tidur

(a) Aktivitas

Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4

Makan/ Minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi/ ROM

Keterangan :

0 : Mandiri

1 : Alat Bantu

2 : Dibantu orang lain

3 : Dibantu orang lain dan dengan alat

4 : Tergantung total

(b) Istirahat

Saat di rumah

Semenjak mempunyai riwayat sakit Tn. H sering menggunakan waktu

istirahatnya dengan beristirahat di rumah.

14

Page 15: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

Saat di rumah sakit

Tn. H mengatakan selama dirawat di rumah sakit Tn. H menggunakan waktu

istirahatnya dengan baik karena klien merasa lemas kadang – kadang klien juga

terbangun untuk berkemih.

(c) Tidur

Sebelum di rawat di rumah sakit

Tn. H mengatakan tidur selama ± 5-6 jam setiap hari, pola tidur Tn.H tidak teratur.

Saat dirawat

Tn. H mengatakan selama di rawat di rumah sakit klien belum dapat tidur dengan

nyenyak karena klien mengeluh sesak nafas pada dada dan sering terbangun untuk

berkemih.

3) Cairan

Sebelum dirawat

Klien minum ± 900 ml air mineral setiap hari dan klien tidak suka minum alkohol.

Selama dirawat.

Klien minum ± 700 ml air mineral setiap hari dan klien tidak suka minum alkohol

Terpasang infus asering 20 tpm pada tanggal 16 agustus 2012.

4) Nutrisi

Sebelum dirawat

Klien mengatakan makan 3x/hari, habis 1 porsi.

Selama dirawat

Klien mengatakan makan 3x/ hari, habis ¼ porsi nafsu makan berkurang terdapat

pantangan terhadap makanan pedas, asam dan makanan keras. Dan tidak ada alergi

terhadap makanan.

5) Status Eliminasi

a. Eliminasi Feses

Sebelum dirawat :

Klien mengatakan BAB lancar frekuensi 2x/ hari warna kekuningan, kosnsitensi

lembek, bau khas tidak terdapat keluhan.

Selama dirawat :

Klien mengatakan BAB tidak lancar dengan frekuensi 1x/ hari konsistensi

lembek, warna kehitaman, bau khas, klien mengeluh susah BAB dan

menggunakan alat bantu pispot saat BAB.

15

Page 16: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

b. Eliminasi Urine

Sebelum dirawat :

Klien mengatakan BAK teratur dengan frekuensi 4 – 5x/hari warna kuning jernih

dengan jumlah 1000 – 1500/ hari tidak ada keluhan.

Selama dirawat :

Klien mengatakan BAK tidak lancar dengan frekuensi 6 – 7x/ hari warna kuning

keruh, dengan jumlah 1000 – 1500/ hari terdapat keluhan nyeri saat BAK

intensitasnya keluar sedikit – sedikit saat BAK.

6) Kebutuhan Oksigen dan karbondioksida

(a) Status Pernafasan

- Dypsneu

- O2 : 4 liter/ menit

- Ekspirasi : pendek

Klien menggunakan alat bantu pernafasan berupa oksigen, klien nyaman pada

posisi semifowler, klien mengatakan tidak ada alergi terhadap debu – debuan.

(b) Status Kardiovaskuler

- Nadi 88x/ menit

- Pusing

- Capilari revil > 3 detik

Klien tampak lemas selama mempunyai riwayat penyakit gastritis erosiva.

7) Personal Hygiene

Sebelum dirawat :

Klien mengatakan mandi 2x/ hari, gosok gigi 2x/ hari, keramas 3x/ minggu, ganti baju

2x/ hari, secara mandiri tanpa bantuan orang lain.

Selama dirawat :

Klien mengatakan mandi 2x/ hari, klien tidak pernah gosok gigi, ganti baju 1x/ hari,

tidak pernah mencuci rambut selama di rumah sakit. Dalam melakukan personal

hygiene klien memerlukan bantuan orang lain karena lemas dan pusing.

8) Sex

Hubungan klien dengan keluarganya baik – baik saja terutama dengan istri dan

anaknya klien mempunyai 3 anak.

d. Pengkajian Psikososial dan Spiritual

1) Psikologi

16

Page 17: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

(a) Status Emosi

Saat ini klien merasa tidak nyaman dengan penyakitnya dan klien ingin cepat

sembuh.

(b) Konsep Diri

(1) Identitas Diri

Klien dapat menjelaskan nama, umur, alamat dan pekerjaan dengan jelas.

(2) Gambaran Diri

Klien seorang pekerja swasta.

(3) Peran Diri

Di dalam keluarga klien berperan sebagai kepala keluarga.

(4) Ideal Diri

Klien ingin menjadi yang terbaik di keluarganya karena klien adalah

seorang kepala keluarga yang mempunyai 3 orang anak.

(5) Harga Diri

Selama sakit klien mengatakan tidak merasa malu terhadap kondisinya saat

ini.

2) Hubungan Sosial

Klien sangat ramah dengan masyarakat disekitarnya hal ini di buktikan dengan

banyak masyarakat dan sanak saudara yang menenggoknya.

3) Spiritual

Klien beragama islam, selama sakit klien tidak menjalakan shalat dan hanya

berdoa saja kepada ALLAH SWT. Semoga cepat sembuh.

3. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum

1) Kesadaran: Compos mentis

2) Klien kondisinya lemah.

3) Tanda-tanda vital

Tanggal / jam 17 Agustus 2012 / 10.00 WIB

TD (mmHg) 160/80 mmHg

Nadi 88x/ menit

17

Page 18: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

RR 20x/ menit

Suhu ( oC ) 36,7 ‘C

4) Pertumbuhan fisik

- Sebelum masuk rumah sakit (1 minggu yang lalu)

BB = 45 Kg TB= 148 cm

- Saat di rawat di rumah sakit (tanggal 17 Agustus 2012)

BB = 40 Kg TB= 148 cm

Terjadi penurunan berat badan sebesar: 5 Kg

Perhitungan:

IMT = BB = 18,27

TB (m)2

Indeks masa tubuh pasien tergolong: underweight

b. Pemeriksaan Cepalo Caudal

1) Kepala

Yang Dikaji Keterangan

Bentuk Lonjong

Rambut Warna hitam bercampur putih, berminyak, distribusi merata.

Mata Simetris, pupil isokor kanan kiri, reflek pupil terhadap cahaya positif , konjungtiva tidak anemis, seklera tidak ikterik, sruktur kornia tampak jernih tidak terdapat nyeri tekan.

Telinga Bentuk simetris kanan dan kiri keadaan telinga agak kotor, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan pada tulang telinga, fungsi pendengaran baik, Warna coklat.

Hidung Masih bisa membedakan bau – bauan, keadaan hidung kotor terdapat sekret. Lubang nares simetris tidak terdapat nyeri tekan hidung.

Mulut Mukosa bibir kering, keadaan bibir normal dapat berbicara dengan jelas, kondisi gigi masih utuh, warna lidah putih nafas berbau, tidak berdahak.

2) Leher

Bentuk simetris, terdapat pembesaran kelenjar getah bening di daerah belakang leher, tidak terdapat lesi dan pembesran tyroid. Warna kulit coklat dan tidak ada nyeri tekan.

18

Page 19: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

3) Dada

Tanggal 17 Agustus 2012

Inspeksi Bentuk simetris, frekuensi pernafasan 20x/ menit

Palpasi Tidak terdapat iktus cordis, tidak terdapat nyeri tekan.

Perkusi Cor : Redup

Pulmo : resonan

Auskultasi Cor : S1, S2 murni

Pulmo : Tidak terdapat suara tambahan diparu atas.

4) Abdomen

Tanggal 17 Agustus 2012

Inspeksi Warna sawo matang, bentuk datar, tidak terdapat jejas.permukaan ulu hati tampak tegangg.

Auscultasi Peristaltik usus 36x/ menit.

Perkusi Bunyi timpani, tidak ada cairan, tidak kembung.

Palpasi Terdapat nyeri tekan pada epigastrium.

5) Anus Dan RectumInspeksi : tidak terpasang alat bantu.Palpasi : tidak teraba penumpukan urine.

6) Ekstremitas

Tanggal 17 Agustus 2012

Ekstremitas atas

Kekuatan otot 3, jari lengkap, gerak simetris, terpasang infus jenis asering 20 tpm di tangan kanan.

Ekstremitas bawah

Kekuatan otot 3, terdapat edema, jari lengkap, tidak ada varises, gerak simetris.

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Laboratorium (Tgl. 14 Agustus 2012)

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Status

Creatinin 1,47 0,6 – 1,1 Tinggi

19

Page 20: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

Glukosa 88,4 70 – 120 Normal

SGOT 24, 21 0 – 25 Normal

SGPT 14, 13 0 – 29 Normal

Urea 42,27 10 – 50 Normal

b. Laboratorium (Tgl. 16 Agustus 2012)

Permeriksaan Hasil Nilai Normal Status

WBC 11.0 4.5-10.3 Tinggi

RBC 3.78 4-5.2 Normal

HGB 10.4 11.5-15.5 Rendah

HCT 30.0 37-47 Normal

MCV 79.4 80-99 Rendah

MCH 27.5 27-31 Normal

PLT 372 150-450 Normal

BDW 14.8 11.5-14.5 Tinggi

MPV 3.0 7.2-161 Rendah

MCHC 34.7 33-37 Normal

c. Hasil (Pemeriksaan Penunjang: Foto Rontge, EKG)

5. TERAPI MEDIS

Nama Pasien : Tn. H

No. CM. :194146

Tgl Terapi :16 Agustus 2012

Nama Obat Dosis

Asering 20 tpm

Omeprazole 1/24

Asam tranex 500/8 jam

Vitamin K

Bilas Lambung/ 6 jam

Tgl terapi: 17 Agustus 2012

Nama obat Dosis

Ufotaxine 1/12

Ranitidine 1/12

20

Page 21: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

Antalgin 1/5

Amoxilin Per 24 jam

Metal prednisolen 645/24 jam

NaCl 0,5 % 20tpm

Vitamin K

Kalnex 250/8 jam

Tgl terapi: 18 Agustus 2012

Nama obat Dosis

NaCl 0,5 % 20 tpm

Vitamin K

Kalnex 250/8 jam

Ranitidin 1A/ 24 jam

Asering 20 tpm

Tgl terapi: 19 Agustus 2012

Nama Obat Dosis

NaCl 0,5 % 20 tpm

Ranitidine 1A/ 12 jam

Vitamin K

Kalnex 250/8 jam

Asering 24 tpm

Cefotaxin 19/12 jam

Antalgin 19/8 jam

Infus RL 20 tpm

21

Page 22: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

B. ANALISA DATA

No Data Fokus Problem Etiologi

1. Ds:

Klien mengeluh nyeri pada Eigastrium dengan skala 3

Do:

Nyeri tekan pada daerah epigastrium, klien tampak meringis, abdomen

tegang, nyeri terasa tajam seperti ditusuk-tusuk

Gangguan rasa nyaman : nyeri Lesi sekunder daerah gastritis

2 Ds:

Klien mengeluh mual dan nafsu makan berkurang

Do:

Porsi makan yang dhabiskan hanya ¼ porsi saja

Berat badan pasien selama di rumah sakit:

BB= 40 Kg TB= 148 Cm

Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Mual-mual, produksi asam lambung meningkat

3 Ds:

Klien mengatakan sulit tidur, nyeri pada ulu hati

Do:

Klien tampak lemas, klien tidak dapat tidur dengan nyenyak selama di

rumah sakit

Gangguan pemenuhan istirahat, tidur

Stimulus nyeri pada epigastrium

22

Page 23: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

PRIORITAS MASALAH

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan adanya peradangan pada gaster2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungn dengtan intake kurang akibat mual-mual3. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat, tidu berhubungn dengan adanya nyeri pada epigastrium

23

Page 24: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA : Tn. H NO CM : 194146UMUR : 66 tahun P.N : - DIAGNOSA MEDIS : Gastritis erosiva

NODIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI TTD

1. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungn dengan agen injury biologis: adanya peradangan pada gaster

NOC:

Pin level

Pain control

Comfort level

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3 x 24 jam diharapkan gangguan rasa nyaman:

nyeri pada klien dapat teratasi dengan, kriteria

hasil:

Klien secara verbal mengatakan nyeri

berkurang atau hilang dengan managemen

nyeri

Klien mampu mengontrol nyeri

Klin mampu mengenali nyeri

Klien secara verbal mengatakan rasa

nyaman setelah nyeri berkurang

TTV dalam rentang normal Langsung

nominalny

NIC:

Pain Managemen

Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karekteristik, durasi, frekuensi, kualitans dan

faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Evaluasi pengalaman rasa nyeri masa lampau

Evaluasi bersama klien dan tim kesehatan lain

tentang ketidakefektifan kontrol nyri masa

lampau

Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan

menemukan dukungan

Pilih dan lakukan penanganan nyeri

(farmakologi, non farmakologi dan interpersonal)

Kolaborasidengan dokter pemberian obat

analgesik untuk mengurangi nyeri

Monitor TTV setiap 8 jam

24

Page 25: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

2 Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake kurang akibat mual-mual

NOC:

Nuritional status: food and fluid intake

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3 x 24 jam diharapkan status nutrisi klien normal

dengan, kriteria hasil:

Intake nutrien normal

Adanya peningkatan berat badan sesuai

dengan tujuan

Tidak ada tanda malnutrisi

NICL:

Nutrition manageman

Kajia adanya alergi makanan

Berikan substansi gula

Berikan makamnan yang terpilih ( sudah

dikonsultasikan dengan ahli gizi)

Ajarkan pada klien bagaimana mambuat catatan

makanan harian

Berikan ionformaso pada klien tenteng kebutuhan

nutrisi

Kaji kemempuan klien untuk mendapatkan nutrisi

yang dibutuhkan

Monitor turgor kulit klien

Monitor adanya tanda mual, muntah

Monitor kalori dan intake nutrisi

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat, tidur berhubungan dengan adanya nyeri pada epigastrium

NOC:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

3 x 24 jam diharapkan gangguan istirahat, tidur

pada klien daoat teratasi dengan, kriteria hasil:

Klien secara verbal mengatakan dapat

tidur dengan nyenyak dengan intensitas 6

NIC

Atur posisi tidur klien senyaman mungkin

Ciptakan lingkungn tenag dan nyaman

Lakukan identifikasi faktor yang mempengaruhi

masalah tidur

Lakukan pengurangan distraksi lingkungn dan hal

25

Page 26: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

– 7 jam/ hari

Wajah klien tampak segar

Pola tidur klien teratur

TTV dalam batas normal

yang dapat mangurangi tidur

Berikan pendidikan kesehatan

Pantau TTV Klien setiap 8 jam

D. IMPLEMNTASI/CATATAN KEPERAWATAN

NAMA : Tn. H NO. CM : 194146

UMUR :66 tahun P. N :

Diagnosa Keperawatan: Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan agen injury biologis: adanya peradangan pada gaster

Hari/tanggal Jam

IMPLEMENTASI RESPON PASIEN EVALUASI TTD

Jum’at, 17

Agustus

2012/ 10.00

WIB

- Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif

- Mengobservasi respon nonverbal

pasien terhadap ketidaknyamanan

- Mengkaji TTV

- Melakukan evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

- Membantu klien untuk memilih

penanganan nyeri yang tepat

- Pasien kooperatif terhadap

pengkajian yang telah dilakukan

- Pasien mengatakan nyeri pada ulu

hati sedikit berkurang

- TD= 160/80, N= 88x/ menit, S=

36,7 0C

S: pasien mangatakan nyeri pada ulu

hati pada skala 3

p: nyeri tekan pada ulu hati

q: nyeri seperti ditusuk-tusuk

r: pasien tampak meringis

s: skala 3

t: nyeri timbul hilang

O: pasien meringis menahan nyeri

Pasien tampak lemah, TD: 160/80,

N: 88x/menit, S= 36,70C

26

Page 27: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi

: melakukan evaluasi keefektifan

kontrol nyeri

Sabtu, 18

Agustus

2012/10.00

WIB

- Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif

- Mengobsevasi respon nonverbal

pasien terhadap ketidaknyamanan

- Melakukan teknik distraksi dan

relaksasi nafas dalam

- Pantau TTV

- Pasien kooperatif terhadap

pengkajian yang telah dilakukan

- Pasien mengatakan nyeri kembali

muncul kemudian hilang

- Pasien mengikuti teknik

penanganan nyeri dengan baik

S: pasien mengatakan nyeri pada ulu

hati sudah cukup teratasi

p: nyeri tekan pada dada

q:pasien mengatakan nyeri seperti

ditusuk-tusuk

r: pasien cukup tenang

s:skala nyeri 3

t:nyeri berkurang

O: pasien tampak lemah,

TD: 120/80, N:60x/menit,

S: 36,80C

A: masalah teratasi sebagian

P: lanjutkan intervensi

:melakukan tindakan efektif

penanganan nyeri

Minggu, 19

Agustus

2012/10.00

- Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif

- Mengobsevasi respon nonverbal

- Pasien sangat antusias saat

dilakukan pengkajian

- Klien mangatakan nyeri

S :pasien mengatakan nyeri pada skala

1

O :pasien tampak nyaman

27

Page 28: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

WIB pasien terhadap ketidaknyamanan

- Melakukan kompres hangat pada

daerah yang nyeri

- Mengukur TTV

berkurang

- Pasien tampak nyaman

TD: 110/80, N: 60x/menit,

S: 36,00C

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Diagnosa keperawatan: Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake kurang akibat mual-mual

Jum’at, 17

Agustus

2012/ 11.00

WIB

- Memberikan makanan yang telah

dikonsultasikan oleh ahli gizi

- Memberi informasi tentang kebutuhan

nutrisi

- Menurunkan stress psikologi

- Mengkaji kemampuan pasien untuk

mendapat nutrisi yang baik

- Pasien tampak mual-mual

- Pasien paham tentang apa yang

disampaikan

S: pasien mengeluh tidak nafsu

makan

O: klien tampak lemah dan lesu

A: pemenuhan kebuhan nutrisi

belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

: mengkaji kemampuan pasien

untuk mendapat nutrisi yang baik

Sabtu, 18

Agustus

2012/ 11.00

WIB

- Memberikan makanan yang disukai

sedikit demi sedikit tapi sering dengan

memperhatikan jumlah kalori

- Menata ruang senyaman mungkin

- Menyajikan makanan yang mudah

- Pasien mengatakan nafsu makan sedikit bertambah

- Pasien nyaman dengan kondisi ruang yang bersih

S: pasien mengatakan nafsu makan

mual-mual masih ada

O: porsi makan habis ½ porsi

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

28

Page 29: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

dicerna

- Mengurangi gejala penyakit yang dapat

menyebabkan penurunan nafsu makan

Mengurangi gejala penyakit yang

dapat menyebabkan penurunan

nafsu makan

Minggu, 19

Agustus

2012/11.00

WIB

- Mengkaji kemampuan pasien untuk

mendapat nutrisi yang baik

- Menyajikan makanan selagi hangat

- Mengurangi gejala yang dapat

menyebabkan penurunan nafsu makan

S:pasien mengatakan mual sudah berkurang

O:porsi makan yang disediakan habis ½ porsi

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi dilanjutkan

Menyajikan makanan selagi hangat

Diagnosa keperawatan: Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat, tidur berhubungan dengan adanya nyeri pada epigastrium

Jum’at, 17

Agustus

2012/20.00

WIB

- Melakukan pengkajian pola tidur pasien

- Melakukan tindakan kenyamanan pada pasien

- Melakukan pengkajian adanya faktor yang menyebabkan ganggaun tidur

Pasien mengeluh terganggu dalam bernafas dan sering berkemih

S: pasien mengatakan belum bisa tidur dengan nyenyak

O: pasien tampak gelisah

A: masalah belum teratasi

P: Intervensi dilanjutkan

Mengkaji faktor yang menyebabkan gangguan tidur

Sabtu, 19

Agustus

2012/ 20.00

WIB

- Menciptakan lingkungan tidur yang

tenang

- Melakukan tindakan kenyamanan pada

Pasien tampak nyaman S: pasien mengatakan dapat tidur

nyenyak

O:pasien tampak segar

29

Page 30: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

pasien

- Menganjurkan pasien untuk mandi

sebelum tidur

- Membersihkan tidur sehingga tempat

tidur nyaman

- Manganjurkan pasien untuk latihan

relaksasi

A:masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan

E. CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA : Tn. H NO CM :194146

UMUR : 66 tahun P. N :

Hari/tanggal

Jam EVALUASI TTD

Minggu, 19 Agustus 2012

10.00 WIB

S:pasien mengatakan nyeri pada skala 1

O:pasien tampak nyaman

A: masalah teratasi

Minggu, 19 Agustus 2012

11.00 WIB

S:pasien mengatakan mual sudah berkurang

O: porsi makan yang disediakan habis ½ porsi

A: masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

30

Page 31: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

Mengurangi gejala penyakit yang dapat menurunkan nafsu makan

Minggu, 19 Agustus 2012

20.00 WIB

S: pasien dapat tidur dengan nyenyak

O:pasien tampak segar

A: masalah teratasi

31

Page 32: Asuhan Keperawatan Dengan Gastritis

DISCHARGE PLANING

1. Ajarkan tentang teknik memberi makan dan kebuituhan nutrisi

2. Jelaskan factor penyebab mual dan menghindari factor pencetus

3. Jelaskan terapi yang diberikan: dosis, efek samping

4. Menjelaskan gejala-gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan

32