asuhan keperawatan anak dengan gastritis

43
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GASTRITIS GASTRITIS PENGERTIAN o Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster. (Hadi, 1995) o Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal. (Price & Wilson, 1992) o Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. (Charlene J, Reeves, 2001) ETIOLOGI Beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan pelindung lambung. o Gastritis Bakterialis o Infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang hidup didalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Diperkirakan ditularkan melalui jalur oral atau akibat memakan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi ini sering terjadi pada masa kanak-kanan dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi bakteri Campylobacter Pyloroides. o Gastritis Karena Stres Akut Penyakit berat atau trauma ( cedera ) yang terjadi tiba tiba. Pembedahan Infeksi berat Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat. Gastritis Erosif Kronis o Pemakaian obat penghilang rasa nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti Aspirin, Ibu Profen dan Naproxen dapat menyebabkan perdarahan pada lambung dengan cara menurunkan Prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. o Penyakit Crohn, gejalanya sakit perut dan diare dalam bentuk cairan. Bisa menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna namun, kadang kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung.

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 06-Jul-2015

425 views

Category:

Education


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GASTRITIS

GASTRITIS

PENGERTIAN o Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster.

(Hadi, 1995) o Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,

kronik, difus atau lokal. (Price & Wilson, 1992)

o Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau

bahan iritan lain. (Charlene J, Reeves, 2001)

ETIOLOGI

Beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan lapisan pelindung lambung.

o Gastritis Bakterialis

o Infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang hidup didalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Diperkirakan ditularkan melalui jalur oral atau akibat memakan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi

ini sering terjadi pada masa kanak-kanan dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan.

Infeksi bakteri Campylobacter Pyloroides. o Gastritis Karena Stres Akut

Penyakit berat atau trauma ( cedera ) yang terjadi

tiba – tiba. Pembedahan

Infeksi berat Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi

pada luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan

hebat.

Gastritis Erosif Kronis

o Pemakaian obat penghilang rasa nyeri secara terus – menerus. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti Aspirin, Ibu Profen dan Naproxen dapat menyebabkan perdarahan pada lambung dengan cara

menurunkan Prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. o Penyakit Crohn, gejalanya sakit perut dan diare dalam bentuk cairan. Bisa

menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna namun, kadang – kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung.

Page 2: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

o Penggunaan Alkohol secara berlebihan , alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mucosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung

lebih rentan terhadap asam lambung walaupun dalam kondisi normal. Gastritis Eosinofilik

Terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi cacing gelang Eosinofil

(sel darah putih) terkumpul pada dinding lambung.

Gastritis Hipotropi dan Atropi

Terjadi karena kelainan Autoimmune, Autoimmune Atropic Gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel – sel yang sehat yang berada dalam

dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar – kelenjar penghasil asam lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsik (yaitu sebuah zat yang

membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B12) kekurangan vitamin B12 akhirnya, dapat mengakibatkan Pernicious Anemia, sebuah kondisi yang serius bila tidak

segera dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune Atropic Gastritis terutama terjadi pada orang tua.

Penyakit Meiner

Dinding lambung menjadi tebal, lipatannya melebar, kelenjarnya membesar dan

memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10 % penderita ini menderita kanker lambung.

Gastritis Sel Plasma

Sel plasma ( salah satu jenis sel darah putih ) terkumpul dalam dinding lambung dan organ lainnya.

Penyakit Bile Refluk

Bile ( empedu ) adalah cairan yang membantu mencerna lemak – lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju keusus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah

otot Sphincter yang berbentuk seperti cincin (Pyloric Valve) akan mencegah empedu mengalir balik kedalam lambung. Tetapi jika katub ini tidak bekerja

dengan benar, maka empedu akan masuk kedalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan Gastritis.

Radiasi dan Kemoterapi

Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung dan selanjutnya dapat berkembang menjadi

Gastritis dan Peptic Ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan

kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar – kelenjar penghasil asam lambung.

Page 3: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

Faktor-faktor lain

Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya seperti HIV / AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

PATOFISIOLOGI

Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atas perut

tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa memiliki panjang berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak

1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan – lipatan tersebut secara bertahap membuka.

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya kedalam usus kecil. Ketika makanan masuk kedalam esofagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esofagus dan lambung ( Esophangeal Sphincer )

akan membuka dan membiarkan makanan masuk lewat lambung. Setelah masuk kelambung cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada dilambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan

makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar – kelenjar yang berada dimucosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung ( termasuk enzim – enzim

dan asam lambung ) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.

Suatu komponen cairan lambung adalah Asam Hidroklorida. Asam ini sangat korosif sehingga paku besipun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh

mucosa – mucosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara reguler sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung ) sehingga terhindar dari sifat korosif hidroklorida. Fungsi dari lapisan pelindung

lambung ini adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak dinding lambung. Kerusakan pada lapisan pelindung menyebabkan cairan lambung yang sangat asam

bersentuhan langsung dengan dinding lambung dan menyebabkan peradangan atau inflamasi.Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.

MANIFESTASI KLINIS

Page 4: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

Gejalanya bermacam – macam, tergantung kepada penyebab Gastritisnya. Biasanya penderita Gastritis mengalami gangguan pencernaan ( Indigesti ) dan rasa tidak nyaman diperut sebelah

atas

Gastritis Bakterialis

Dapat ditandai dengan adanya demam, sakit kepala dan kejang otot.

Gastritis Karena Stres Akut

Penyebabnya (misalnya penyakit berat, luka bakar atau cedera) biasanya menutupi gejala – gejala lambung : tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak. Segera setelah

cedera, timbul memar kecil dalam lapisan lambung, dalam beberapa jam memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan Gastritis bisa menghilang bila penderita

sembuh dengan cepat dari cederanya. Bila penderita tetap sakit, ulkus bisa membesar dan mulai mengalami pendarahan, biasanya dalam waktu 2 – 5 hari setelah terjadinya cedera. Perdarahan menyebabkan tinja berwarna kehitaman

seperti aspal, cairan lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat, tekanan darah bisa turun. Perdarahan bisa meluas dan berakibat fatal.

Gastritis Erosif Kronis

Gejalanya berupa mual ringan dan nyeri diperut sebelah atas. Tetapi banyak

penderita ( misalnya pemakai Aspirin jangka panjang ) tidak merasakan nyeri. Penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus, yaitu nyeri ketika perut

kosong. Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lambung, gejalanya berupa tinja berwarna kehitaman seperti aspal ( Melena ), muntah darah ( Hematemesis ) atau makanan yang sudah dicerna yang menyerupai endapan kopi.

Gastritis Eosinofilik

Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa disebabkan penyempitan atau

penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju keusus dua belas jari.

Penyakit Meniere

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri lambung. Hilangnya nafsu makan, mual, muntah dan penurunan berat badan, lebih jarang terjadi. Tidak

pernah terjadi perdarahan lambung. Penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan (edema) bisa disebabkan karena hilangnya protein dari lapisan lambung

yang meradang. Protein yang hilang ini bercampur dengan isi lambung dan dibuang dari tubuh.

Gastitis Sel Plasma

Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan dengan timbulnya

ruam dikulit dan diare.

Gastritis Akibat Terapi Penyinaran

Page 5: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

Menyebabkan nyeri, mual dan Heartburn (rasa hangat atau rasa terbakar dibelakang tulang dada), yang terjadi karena adanya peradangan dan kadang

karena adanya tukak dilambung. Tukak bisa menembus dinding lambung sehingga isi lambung tumpah kedalam rongga perut, menyebabkan peritonitis (peradangan

lapisan perut) dan nyeri yang luar biasa. Perut kaku dan keadaan ini memerlukan tindakan pembedahan darurat. Kadang setelah terapi penyinaran, terbentuk jaringan parut yang menyebabkan menyempitnya saluran lambung yang menuju

keusus duabelas jari, sehingga terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran bisa merusak lapisan pelindung lambung, sehingga bakteri dapat masuk kedalam

dinding lambung dan menyebabkan nyeri hebat yang muncul secara tiba – tiba.

Gejala Gastritis secara umum

1. Hilangnya nafsu makan. 2. Sering disertai rasa pedih atau kembung di ulu hati, mual dan muntah.

3. Perih atau sakit seperti rasa terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan.

4. Perut terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan.

5. Kehilangan berat badan.

KLASIFIKASI

Gastritis dibagi menjadi 2 jenis (Charlene.J.Reeves, 2001) yaitu:

o Gastritis Akut

Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mucosa gastrik. Agen

semacam itu mencakup bumbu, rempah-rempah, alkohol, obat-obatan, radiasi, chemoterapi dan mikroorganisme infektif.

o Gastritis Kronis

Gastritis kronis dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu

menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mucosa. Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemia Pernisiosa berkembang dengan

proses ini. Sedangkan Gastritis tipe B lebih lazim, tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter Pylori, yang menimbulkan ulkus pada dinding

lambung.

Page 6: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.

Pemeriksaan ini meliputi :

o Pemeriksaan Darah

Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. Pylori dalam darah. Hasil test yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa

pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat Gastritis.

o Pemeriksaan Pernafasan

Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. Pylori atau

tidak.

o Pemeriksaan Feses

Tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan

terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya perdarahan pada lambung.

o Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas

Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna

bagian atas yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X. Test ini dilakukan dengan cara memesukan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk kedalam Esopagus, lambung dan bagian atas usus

kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani test

ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsi) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa kelaboratorium untuk diperiksa. Test ini memakan

waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika selesai test ini, tetapi harus menunggu sampai efek dari

anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat test ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.

o Ronsen Saluran Cerna Bagian Atas

Test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan Barium terlebih dahulu sebelum dilakukan Ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan

terlihat lebih jelas ketika dironsen.

Page 7: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

PENCEGAHAN

Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.

Makan secara benar

Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis

makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.

Hindari Alkohol

Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa lambung

dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.

Jangan merokok

Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung,

sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung.

Lakukan olah raga secara teratur

Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga dapat menstimulasi

aktivitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.

Kendalikan stres

Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem

kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stres juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan pencernaan. Karena stres bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka

kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.

Ganti obat penghilang nyeri

Jika memungkinkan ahindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan

menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung Acetaminophen.

Ikuti rekomendasi dokter

Page 8: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

PENATALAKSANAAN

Terapi Gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau dalam kasus yang jarang pembedahan untuk mengobatinya.

o Jika penyebabnya adalah infeksi oleh Helicobacter Pylori, maka diberikan

Bismuth, Antibiotik (misalnya Amoxicillin &Claritromycin) dan obat anti-tukak (misalnya Omeprazole).

o Penderita Gastritis karena stres akut banyak mengalami penyembuhan (penyakit berat, cedera atau perdarahan) berhasil diatasi. Tetapi sekitar 2 % penderita Gastritis karena stres akut mengalami perdarahan yang sering

berakibat fatal. Karena itu dilakukan pencegahan dengan memberikan Antasid (untuk menetralkan asam lambung) dan obat anti-ulkus yang kuat (untuk

mengurangi atau menghentikan pembentukan asam lambung). Perdarahan hebat karena Gastritis akibat stres akut bisa diatasi dengan menutup sumber perdarahan dengan tindakan Endoskopi. Jika perdarahan masih berlanjut

mungkin seluruh lambung harus diangkat. o Penderita Gastritis Erosif Kronis bisa diobati dengan Antasid. Penderita

sebaikanya menghindari obat tertentu (misalnya Aspirin atau obat anti peradangan non-steroid lainnya) dan makanan yang menyebabkan iritasi lambung. Misoprostol mungkin bisa mengurangi resiko terbentuknya Ulkus

karena obat anti peradangan non-steroid. o Untuk meringankan penyumbatan disaluran keluar lambung pada Gastritis

Eosinofilik, bisa diberikan Kortikosteroid atau dilakukan pembedahan. o Gastritis Atrofik tidak dapat disembuhkan, sebagian besar penderita harus

mendapatkan suntikan tambahan vitamin B12.

o Penyakit Meiner bisa disembuhkan dengan mengangkat sebagian atau seluruh lambung.

o Gastritis sel plasma bisa diobati dengan obat anti Ulkus yang menghalangi pelepasan asam lambung.

o Pengaturan diet yaitu pemberian makanan lunak dengan jumlah sedikit tapi

sering. o Makanan yang perlu dihindari adalah yang merangsang dan berlemak seperti

sambal, bumbu dapur dan gorengan. o Kedisiplinan dalam pemenuhan jam-jam makan juga sangat membantu pasien

dengan gastritis.

KOMPLIKASI

Jika dibiarkan tidak terawat, Gastritis akan dapat mengakibatkan Peptic Ulcers dan perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan

resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus – menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel – sel dinding lambung.

Page 9: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

Kebanyakan kanker lambung adalah Adenocarcinomas, yang bermula pada sel – sel kelenjar dalam mucosa. Adenocarsinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H.

Pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. Pylori adalah MALT (Mucosa associated Lymphoid Tissue) Lymphomas, kanker ini berkembang secara

perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN GASTRITIS

PENGKAJIAN

Metode yang dapat digunakan dalam pengkajian berupa wawancara, pemeriksaan fisik, observasi umum, catatan tertulis dari pelayanan kesehatan profesional lain,

hasil pemeriksaan diagnostik, catat pada waktu masuk RS dan interaksi dengan perawat, dokter, atau ahli yang lain (Long, 1996).

Pengkajian kesehatan meliputi waktu terjadinya masalah, durasi, faktor pencetus

dan manifestasi – manifestasi yang dirasakannya. Mulai dengan menanyakan mengapa ia mencari bantuan kesehatan, kapan merasakan gejala, tanyakan pasien mengenai keluhan utama dan penyakit saat ini berdasarkan: kapan masalah

pertama kali dirasakan? Apakah bertahap atau tiba – tiba? Apa yang dilakukan pasien bila masalah pertama kali dihadapi? Apakah ini berhubungan dengan

masukan makanan?

o Durasi Apakah masalah terjadi kadang – kadang atau

menetap? o Bila masalah nyeri, perhatikan apakah masalah nyeri kontinyu atau

intermitten?

Kualitas dan Karakteristik

Page 10: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

Minta pasien untuk menggambarkan masalah

o Tingkat Keparahan

Apakah ini mempengaruhi kemampuannya melakukan aktivitas kehidupan

sehari – hari seperti biasanya.

Lokasi Dimana pasien merasakan terjadinya masalah? Apakah nyeri menyebar pada bagian tubuh yang

lain? Apa yang terjadi pada pasien bila terjadi

manifestasi?

Faktor Pencertus

Adakah sesuatu yang tampaknya menimbulkan masalah? Apakah hal itu membuat makin buruk / makin baik? Kapan ini terjadi?

Apakah berhubungan dengan makanan, minuman atau aktivitas? Apakah makanan mencetuskan / meningkatkan nyeri?

6. Faktor Penghilang

Adakah sesuatu yang dilakukan pasien untuk mengurangi masalah?

Sudahkah ia mencoba obat – obatan ? Mengubah posisi atau hal lain yang dapat menghilangkan nyerinya?

o Manifestasi yang berhubungan dengan gastritis Adakah manifestasi lain yang menggganggu pasien bila masalahnya ada? Apakah pasien kehilangan nafsu makan, mual, muntah atau diare?

Dibawah ini adalah sumber data yang berupa biodata pasien, keluhan utama, keluhan

tambahan, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga dan pemeriksaan fisik pada pasien dengan Gastritis:

Biodata Pasien

Biodata pasien secara lengkap diperlukan untuk memulai hubungan yang harmonis dan serasi

antara perawat dan pasien. Adanya hubungan awal yang baik dapat memperlancar dalam mengembangkan hubungan atau komunikasi Terapeutik. Terjalinnya komunikasi terapeutik

yang baik dapat membantu menurunkan sters pasien akibat Hospitalisasi dan meningkatkan peras serta pasien dalam perawatan dan pengobatan.

Keluhan Utama

Page 11: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

Keluhan utama yang dirasakan pasien adalah nyeri didaerah Epigastrium. Nyeri yang dialami dipengaruhi oleh penglaman, persepsi, toleransi dan reaksi orang terhadap nyeri itu sendiri.

Individu memberi respon yang berbeda terhadap nyeri, ada yang disertai rasa takut, gelisah, dan cemas sedangkan yang lain penuh dengan toleransi dan optimis. ( Long, 1996 ).

Beberapa mekanisme nyeri yang bersumber dari abdomen yaitu inflamasi

peritoneum parietal, obstruksi visera rongga, gangguan vaskular dan dinding abdominal. Nyeri inflamasi peritoneum parietal bersifat tetap, sakit dan terletak langsung pada daerah meradang. Intensitas nyeri tergantung pada tipe dan jumlah

substansi benda asing pada peritoneum parietal yang terpapar dalam periode waktu tertentu. Pelepasan mendadak sejumlah kecil cairan asam lambung kerongga

peritoneum menyebabkan nyeri yang hebat dibandingkan dengan bahan yang sangat tercemar dalam jumlah yang sama.

Karakteristik lain iritasi peritoneal adalah spasme reflek tonik otot abdomen.

Intensitas spasme otot tonik yang menyertai inflamasi peritoneal bergantung pada lokasi proses peradangan atau kecepatan berkembang dan integritas sistem nervosa.

Nyeri obstruksi visera abdominal berongga secara klasik dilukiskan sebagai intermiten, abdomen mulas atau kolik. Nyeri karena gangguan vaskuler disebabkan

karena adanya embolisme atau trombosis arteri mesentererika superior.

Nyeri yang timbul dari dinding abdomen biasanya konstan dan sakit. Pergerakan, berdiri lama dan adanya tekanan pada abdomen akan menambah perasaan nyeri dan

spasme otot. Keterlibatan otot secara serentak pada bagian lain dari tubuh biasanya bermanfaat untuk membedakan miositis dinding abdomen dari suatu proses intraabdominal yang dapat menyebabkan nyeri pada daerah yang sama.

Keluhan Tambahan

Keluhan tambahan yang terdapat pada pasien gastritis biasanya berupa mual dan muntah. Mual dan muntah dikendalikan oleh pusat muntah pada dasar ventrikel otak keempat. Pusat muntah dibagian dorsal lateral dari formasio retikularis medula oblongata, yaitu pada tingkat

nukleus motorik dorsal lateral dari syaraf vagus. Pusat ini terletak dekat dengan pusat salivasi, vasomotor dan pernafasan. Alat keseimbangan dapat terserang akibat proses – proses

sentral atau perifer. Peranan dari pusat muntah adalah mengkoordinir semua komponen komplek yang terlibat dalam proses muntah. (Long, 1996).

Terjadinya muntah didahului oleh salivasi dan inspirasi dalam sfinter esophagus akan relaksasi, laring dan palatum mole tingkat dan glotis menutup. Selanjutnya

diafragma akan berkontraksi dan menurun serta dinding perut juga berkontraksi mengakibatkan suatu tekanan pada lambung dan sebagian isinya dimuntahkan.

Peristiwa ini didahului oleh statis lambung, kontraksi duodenum, dan antrum lambung. Mual dirasakan sebagai sensasi tidak enak diepigastrium, dibelakang tenggorokan dan perut. Sensasi mual biasanya disertai dengan berkurangnya

motilitas lambung dan meningkatnya kontraksi duodenum.

Terdapat lima penyebab muntah yang utama diantaranya adalah penyakit psikogenik, proses – proses sentral, proses sentral tidak langsung, penyakit perifer

dan iritasi lambung atau usus. Konsekuensi dari muntah yang berat dan lama akan

Page 12: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

meningkatkan dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit serta gangguan asam basa.

Riwayat Kesehatan Dahulu

Perawat menanyakan kepada pasien tentang masalah masa lalu pada sistem Gastrointestinal. Pernahkan pasien dirawat dirumah sakit? Untuk melanjutkan pengkajian keperawatan riwayat pasien, perawata mencatat status kesehatan umum pasien serta gangguan dan perbedaan

gastrointestinal sebelumnya. Obat – obatan, dapatkan informasi lengkap tentang obat yang diresepkan dan yang dijual bebas, baik saat ini dan yang digunakan sebelumnya. Tanyakan

tentang penggunaan Aspirin, dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang dapat memperberat gastritis.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga tentang penyakit Gastrointestinal yang dapat mempengaruhi masalah kesehatan saat ini dan masa lalu pasien.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik kemudian dilakukan untuk memastikan data subjektif yang didapat dari pasien. Abdomen diinspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pasien ditempatkan dalam

posisi terlentang.

Kontur dan simetrisitas abdomen diperhatikan dengan identifikasi benjolan lokal, distensi atau gerakan peristaltik. Auskultasi dilaksanakan sebelum perkusi dan

palpasi dapat meningkatkan motilitas usus, mengubah bising usus. Palpasi digunakan untuk mengidentifikasi masa abdomen atau area nyeri tekan sebelum perkusi dan palpasi. Timpani atau pekak dicatat selama perkusi. (Ester, 2000)

Nyeri tekan pada regio epigastrik merupakan salah satu dari manifesrasi klinis pada gastritis. (Long, 1996). Nyeri pada regio epigastrik terjadi karena destruksi mucosa lambung. Destruksi tersebut terjadi karena susana asam yang terdapat pada lumen

lambung yang akan mempercepat kerusakan mukosa barier oleh cairan usus yang menyebabkan efek nyeri epigastrik, karena terjadi vasokontriksi pembuluh darah

yang disebabkan karena stress terjadi penurunan perfusi mucosa. Iskemia mucosa menyebabkan permeabilitas meningkat sehingga difus balik H+ meningkat dan terjadi pengeluaran histamin mucosa dan pertukaran yang dapat mengakibatkan

gejala distensi abdomen dan konsistensi agak keras.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri Akut ) berhubungan dengan Cedera Biologi (Iritasi

Lambung )

Page 13: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan makanan tidak adekuat dan rangsangan muntah.

3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi pada mukosa lambung

1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan Muntah, Haematoemesis, Melena.

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas menurun dan proses penyakit.

2. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, pengobatan, perawatan serta

hospitalisasi berhubungan dengan Kurang informasi.

C. INTERVENSI

DX. I : Gangguan rasa nyaman (Nyeri Akut) b.d Cedera Biologi (Iritasi

Lambung)

Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang

NOC I : Kontrol Nyeri

Kriteria Hasil :

Mengetahui faktor penyebab nyeri

Mengetahui permulaan terjadinya nyeri Menggunakan tindakan pencegahan Melaporkan gejala

Melaporkan kontrol nyeri

NOC II : Tingkat Nyeri

Kriteria Hasil :

1. Melaporkan nyeri berkurang atau hilang 2. Frekuensi nyeri berkurang

3. Lamanya nyeri berlangsung 4. Ekspresi wajah saat nyeri 5. Posisi tubuh melindungi

Skala Penilaian NOC :

Tidak pernah dilakukan Jarang dilakukan Kadang dilakukan

Sering dilakukan Selalu dilakukan

Page 14: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

NIC I : Manajemen Nyeri

Aktivitas

1. Lakukan pengkajian nyeri secara menyeluruh meliputi lokasi, durasi, kualitas, keparahan nyeri dan faktor pencetus nyeri.

2. Observasi ketidaknyamanan non verbal. 3. ajarkan untuk teknik nonfarmakologi misal relaksasi, guide imajeri, terapi musik,

distraksi. 4. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap

ketidaknyamanan misal suhu, lingkungan, cahaya, kegaduhan.

5. Kolaborasi : pemberian Analgetik sesuai indikasi

NIC II : Manajemen Analgetik

Aktivitas

1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan tingkat nyeri sebelum mengobati pasien.

2. Cek obat meliputi jenis, dosis, dan frekuensi pemberian analgetik. 3. Tentukan jenis analgetik ( Narkotik, Non-Narkotik) disamping tipe dan tingkat

nyeri. 4. Tentukan Analgetik yang tepat, cara pemberian dan dosisnya secara tepat. 5. Monitor tanda – tanda vital sebelum dan setelah pemberian analgetik.

DX II : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

masukan makanan tidak adekuat dan rangsangan muntah.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

NOC : Status Gizi

Kriteria Hasil :

1. Mempertahankan berat badan dalam batas normal

Berat badan ideal :

Rumus : 8 + 2n n : umur

Status nutrisi = Berat badan sekarang X 100 %

Berat Ideal

Page 15: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

2. Toleransi terhadap diet yang dianjurkan

Pasien mau makan diet yang diberikan minimal habis ½ porsi, nafsu makan baik.

3. Melaporkan keadekuatan tingkat energi

Pasien tidak lemas dan lemah.

4. Menyatakan keinginan untuk mengikuti diet

Pasien mau makan.

5. Nilai laboratorium misal Albumin dan Globulin dalam batas normal

Albumin normal : 3,5 – 5,3 gr/dl

Globulin normal : 2,7 – 3,2 gr/dl

Hemoglobin : 12 – 16 gr/dl

SGOT : L<37, P<31 uI/L

SGPT : L<41, <31 uI/L

Skala penilaian NOC :

1. Tidak adekuat 2. Ringan

3. Sedang 4. Kuat 5. Adekuat total

NIC : Pengelolaan Nutrisi

Aktivitas

Kaji tentang makanan yang membuat klien alergi. Tentukan makanan kesukaan klien. Dorong pasien untuk memilih makanan yang lunak.

Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C Hindari makanan pedas, asam atau berminyak.

Monitor jumlah pemasukan nutrisi dan kalori. Kolaborasi :

1. Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan jumlah kebutuhan kalori dan protein.

2. Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan pelengkap.

DX III : Hipertermi b.d Proses infeksi pada mukosa lambung

Page 16: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh

NOC : Termoregulasi

Kriteria Hasil :

1. Suhu tubuh dalam batas normal

Suhu tubuh normal berkisar antara 36 – 37 derajat celsius

2. Menjelaskan tindakan untuk mengurangi peningkatan suhu tubuh

Tindakan untuk mengurangi peningkatan suhu tubuh.

3. Tidak ada perubahan warna kulit.

Warna kulit tidak sianosis, turgor kulit baik.

1. Denyut nadi normal

Nadi

New Born 100 – 180 X/menit

1 minggu – 3 bulan 100 – 120 X/menit

3 bulan – 3 tahun 80 – 150 X/menit

2 – 10 tahun 70 – 110 X/menit

10 tahun – dewasa 55 – 90 X/menit

2. Respirasi normal

Pernafasan

New Born 35 X/menit

1 – 11 bulan 30 X/menit

2 tahun 25 X/menit

4 tahun 23 X/menit

6 tahun 21 X/menit

8 tahun 20 X/menit

Page 17: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

10 – 12 tahun 19 X/menit

14 tahun 18 X/menit

16 tahun 17 X/menit

18 tahun 16 – 18 X/menit

3. Cairan seimbang (intake dan out put) dalam 24 jam

Urine output

1 – 3 tahun 500 – 600 ml

3 – 5 tahun 600 – 700 ml

5 – 8 tahun 700 – 1000 ml

8 – 14 tahun 800 – 1400 ml

14 –18 tahun 1500 ml

Berat jenis urine 20 – 40 mg/dl

7. Tekanan darah dalam batas normal

Tekanan darah

New Born 40 mmHg

1 bulan 85/54 mmHg

1 tahun 95/65 mmHg

6 tahun 105/65 mmHg

10 – 13 tahun 110/65 mmHg

14 – 17 tahun 120/80 mmHg

Skala Penilaian NOC :

1. Tidak normal

2. Jauh dari normal 3. Hampir normal

4. Cukup normal 5. Normal

NIC I : Regulasi tubuh

Page 18: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

1. Observasi tanda – tanda vital 2. Berikan minuman per oral

3. Kompres dengan air hangat 4. Kolaborasi pemberian Antipiretik

5. Monitor masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam

DX. IV : Resiko kekurangan volume cairan b.d Muntah, Haematoemesis, Melena

Tujuan : Tidak ada tanda – tanda kekurangan volume cairan misal dehidrasi

NOC : Fluid Balance

Kriteria Hasil :

6. Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam

7. Tidak terlihat mata cekung 8. Kelembaban kulit dalam batas normal

9. Membran mukosa lembab 10. Berat badan stabil

Skala Penilaian NOC :

1. Luar biasa kompromi 2. Kompromi sekali

3. Kompromi baik 4. Kompromi sedang

5. Tidak ada kompromi

NIC : Fluid Management

Aktivitas

1. Timbang popok jika diperlukan 2. Pertahan intake dan output yang akurat

3. Monitor status hidrasi (kelembaban membran mucosa, nadi adekuat, tekanan darah)

4. Monitor vital sign

5. Dorong masukan oral 6. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

7. Kolaborasi 1. Pemberian cairan IV 2. Pemberian tranfusi darah jika perlukan

DX. V : Resiko tinggi infeksi b.d Imunitas menurun dan Proses penyakit

Tujuan : Tidak terjadi infeksi lebih lanjut

Page 19: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

NOC I : Imune Status

Kriteria Hasil :

1. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi

Tidak ada rubor, color, dolor, tumor dan fungsiolesa.

2. Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

3. Menunjukan perilaku hidup sehat

Personal hygiene pasien terpenuhi baik sacara mandiri maupun dibantu keluarga.

NOC II : Pengendalian Resiko

Kriteria Hasil :

1. Mengindikasikan status gastrointestinal, pernafasan, genitouria dan imun dalam

batas normal

a. Tidak ada konstipasi atau diare.

b. Pernafasan

New Born 35 X/menit

1 – 11 bulan 30 X/menit

2 tahun 25 X/menit

4 tahun 23 X/menit

6 tahun 21 X/menit

8 tahun 20 X/menit

10 – 12 tahun 19 X/menit

14 tahun 18 X/menit

16 tahun 17 X/menit

Page 20: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

18 tahun 16 – 18 X/menit

c. Tidak ada gangguan dalam berkemih

d. Daya tahan tubuh baik tidak mudah terserang penyakit

1. Mendapatkan imunisasi yang tepat

Imunisasi

Umur Imunisasi yang harus didapat

0 bulan Hepatitis B1, BCG, Polio 1

2 bulan Hepatitis B2, DPT1, Polio 2

3 bulan DPT2, Polio 3

4 bulan DPT3, Polio 4

6 bulan Hepatitis B3

9 bulan Campak

Skala Penilaian NOC :

1. Tidak pernah menunjukan

2. Jarang menunjukan 3. Kadang menunjukan

4. Sering menunjukan 5. Konsisten menunjukan

NIC : Infection Protection

Aktivitas

1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

2. Monitor terhadap kerentanan infeksi 3. Batasi pengunjung 4. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas dan drainase

Page 21: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

5. Dorong masukan nutrisi yang cukup 6. Dorong masukan cairan yang cukup

7. Dorong pasien untuk istirahat 8. Informasikan kepada keluarga kapan jadwal imunisasi (DPT, Polio, Campak,

Rubella) 9. Jelaskan keuntungan imunisasi 10. Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan setiap kali masuk dan keluar

dari ruangan klien. 11. Kolaborasi : Berikan antibiotik jika diperlukan

DX. VI : Kurang pengetahuan mengenai kondisi, pengobatan, perawatan

serta hospitalisasi

Tujuan : Pengetahuan pasien dan keluarga bertambah

NOC : Pengetahuan : Proses Penyakit

Kriteria Hasil

1. Mengenal nama penyakit 2. Deskripsi proses penyakit

3. Deskripsi faktor penyebab 4. Deskripsi tanda dan gejala

5. Deskripsi cara meminimalkan perkembangan penyakit 6. Deskripsi komplikasi penyakit 7. Deskripsi tindakan pencegahan terhadap komplikasi

Skala Penilaian NOC :

1. Tidak ada

2. Sedikit 3. Sedang

4. Luas 5. Lengkap

NIC : Pembelajaran Proses Penyakit

Aktivitas

1. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakit

2. Jelaskan tanda dan gejala penyakit 3. Jelaskan proses penyakit 4. Identifikasi penyebab penyakit

5. Berikan informasi tentang kondisi klien 6. Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan laboratorium

7. Diskusikan perubahan gaya hidup untuk mencegah komplikasi

Page 22: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

C. EVALUASI

Dx Kriteria Hasil Keterangan Skala

I

Kontrol Nyeri

NOC I : Kontrol Nyeri

Kriteria Hasil :

1. Mengetahui faktor penyebab nyeri

2. Mengetahui permulaan terjadinya nyeri

3. Menggunakan tindakan pencegahan

4. Melaporkan gejala 5. Melaporkan kontrol nyeri

NOC II : Tingkat Nyeri

Kriteria Hasil

1. Melaporkan nyeri berkurang atau

hilang 2. Frekuensi nyeri berkurang

3. Lamanya nyeri berlangsung 4. Ekspresi wajah saat nyeri 5. Posisi tubuh melindungi

1. Tidak pernah dilakukan 2. Jarang dilakukan 3. Kadang dilakukan

4. Sering dilakukan 5. Selalu dilakukan

II

NOC : Status Gizi

1. Mempertahankan berat badan dalam batas normal

2. Toleransi terhadap diet yang dianjurkan

3. Melaporkan keadekuatan tingkat energi

4. Menyatakan keinginan untuk

mengikuti diet 5. Nilai laboratorium misal Albumin

dan globulin dalam batas normal

1. Tidak adekuat 2. Ringan

3. Sedang 4. Kuat

5. Adekuat total

Page 23: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

III.

NOC : Termoregulasi

1. Suhu tubuh dalam batas normal 2. Menjelaskan tindakan untuk

mengurangi peningkatan suhu tubuh

3. Tidak ada perubahan warna kulit 4. Denyut nadi normal 5. Respirasi normal

6. Cairan seimbang (intake & output) dalam 24 jam

7. Tekanan darah dalam batas normal

1. Tidak normal

2. Jauh dari normal 3. Hampir normal 4. Cukup normal

5. Normal

IV.

NOC : Fluid Balance

1. Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam

2. Berat badan stabil 3. Tidak ada cekung 4. Kelembaban kulit dalam batas

normal 5. Membran mukosa lembab

1. Luarbiasa kompromi 1. Kompromi sekali 2. Kompromi baik

3. Kompromi sedang 4. Tidak kompromi

V.

NOC I : Imune Status

1. Pasien bebas dari tanda dan gejala

infeksi 2. Menunjukan kemampuan untuk

mencegah timbulnya infeksi 3. Menunujukan perilaku hidup sehat

NOC II : Pengendalian Resiko

1. Mengindikasikan status

gastrointestinal, pernafasan, genitouria dan imun dalam batas normal

2. Mendapatkan imunisasi yang tepat

1. Tidak pernah menunjukan 2. Jarang menunjukan 3. Kadang menunjukan

4. Sering menunjukan 5. Konsisten menunjukan

Page 24: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

VI.

1. Mengenal nama penyakit

2. Deskripsi proses penyakit

3. Deskripsi faktor penyebab

4. Deskripsi tanda dan gejala

5.Deskripsi cara meminimalkan

perkembangan penyakit

6. Deskripsi komplikasi penyakit

7.Deskripsi tindakan pencegahan terhadap komplikasi

1. Tidak ada

2. Sedikit

3. Sedang

4. Luas

5. Lengkap

Page 25: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, A. Suddart, 2005, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,ed 8 vol.3, EGC, Jakarta.

Ester, M, 2001, Keperawatan Medikal Bedah Pendekatan Sistem Gastrointestinal,

EGC, Jakarta.

Johnson, Marion, 2000, Nursing Outcomes Classification (NOC), second edition, Mosby, United State of American.

Hadi, Sujono, 1991, Gastroenterologi, ed 5, Alumni, Bandung.

Long, BC, 1996, Perawatan Medikal Bedah: Suatu Pendekatan Proses

Keperawatan, Yayasan Ikatan Pendidikan Keperawatan Pajajaran , Bandung.

Mansjoer, A, Suprohaita & Setyowulan, 1999, Kapita Selekta Kedokteran ed 3, Media Aesculapius, Jakarta.

MC, Closkey, Joanne C, 1996, Nursing Intervention Classification (NIC), second

edition, Mosby, United State of American.

Santosa, Budi, 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006 Definisi dan Klasifikasi, EGC, Jakarta.

Priharjo, R, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, editor Gede Yasmin asih, EGC,

Jakarta.

Reeves, Charlene J, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Salemba Medika, Jakarta.

Suharyo, dkk, 1988, Gastroenterologi Anak Praktis, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Page 26: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

I. PENGERTIAN.

Gastritis adalah suatu peradangan yang terjadi pada mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. (Brunner dan Sudath, 2000 : 1405)

II. ETIOLOGI.

A. Gastritis Akut. Inflamasi akut dari dinding lambung yang biasanya terbatas pada mukosanya saja terjadi atas

gastritis eksogen dan endogen yang akut. a. Gastritis eksogen akut. Disebabkan faktor dari luar yang terdiri dari beberapa bagian:

Gastritis eksogen akut yang simple, disebabkan oleh : Makanan

Makanan dan minuman panas yang dapat merusak mukosa lambung, seperti rempah-

rempah, alkohol dan sebagainya.

Obat-obatan, seperti : Analgetik, Anti inflamasi, antibiotik dsb.

Bahan kimia dan minuman yang bersifat korosit, bahan alkali yang kuat seperti, soda, kaustik, (non-hydroxide) korosit sublimat.

b. Gastritis endogen akut. Disebabkan kelainan dalam tubuh yang terdiri dalam beberapa bagian : - Gastritis infektiosa akut, disebabkan oleh toksin atau bakteri yang beredar dalam darah dan

masuk ke jantung, misalnya morbili, dipteri, variola dsb. - Gastritis egmonos akute, disebabkan oleh invasi langsung dari bakteri pirogen pada dinding

lambung, seperti streptococcus, stpilacoccus dsb.

B. Gastritis Kronis. Merupakan suatu inflamasi kronik yang terjadi pada waktu lama pada permukaan mukosa lambung, penyebabnya belum diketahui secara langsung, namun diduga disebabkan oleh :

- Bakteri, infeksi stapilococcus (akute) mungkin pada akhirnya akan menjadi kronis.

- Infeksi lokal, infeksi pada sinus, gigi dan post nasal dapat menimbulkan gastritis. - Alkohol dapat menyebabkan kelainan pada mukosa lambung.

- Faktor, psikologis dapat menimbulkan hipersekresi asam lambung.

III. PATOFISIOLOGI. Pada gaster yang terjadi peradangan pada lapisan mukosa terjadi kemerahan, edema dan meradang, biasanya peradangan ini terbatas pada mukosa saja. Apabila sering mengkonsumsi

bahan-bahan yang bersifat iritasi maka dapat menyebabkan perdarahan mukosa lambung, juga dapat menimbulkan kerak yang disertai reaksi inflamasi. Jika hal ini terus berlanjut,

maka akan terjadi peningkatan sekresi asam lambung serta dapat meningkatkan jumlah asam lambung. Keadaan demikian dapat menyebabnkan iritasi yang lebih parah pada mukosa lambung akibat hipersekresi dari asam lambung.

IV. POHON MASALAH

(Mansjoer, Arif. 2000)

V. MANIFESTASI KLINIS. A. Gastritis Akute. a. Gastritis Akute Eksogen Simple

Page 27: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

- Nyeri epigastrik mendadak. - Nausea yang di susul dengan vomitus.

- Saat serangan pasien berkeringat, gelisah, sakit perut, dan kadang disertai panas serta tachicardi.

- Biasanya dalam 1-2 hari sembuh kembali. b. Gastritis Akute Eksogen Korosiva - Pasien kolaps dengan kulit yang dingin.

- Tachicardi dan sianosis. - Perasaan seperti terbakar, pada epigastrium.

- Nyeri hebat / kolik. c. Gastritis Infeksiosa Akute - Anoreksia

- Perasaan tertekan pada epigastrium. - Vomitus.

- Hematemisis. d. Gastritis Hegmonos Akute : - Nyeri hebat mendadak di epigastrium - Neusia.

- Rasa tegang pada epigastrium - Vomitus. - Panas tinggi dan lemas - Tachipneu.

- Lidah kering sedikit ekterik - Tachicardi - Sianosis pada ektremitas - Diare. - Abdomen lembek - Leukositosis

B. Gastritis Kronis, terdiri dari :

a. Gastritis Superfisialis. - Rasa tertekan yang samar pada epigastrium.

- Penurunan BB. - Kembung / rasa penuh pada epigastrium. - Nousea.

- Rasa perih sebelun dan sesudah makan. - Terasa pusing.

- Vomitus. b. Gastritis Atropikan. - Rasa tertekan pada epigastrium. - Anorexia.

- Rasa penuh pada perut. - Nousea. - Keluar angin pada mulut. - Vumitus.

- Mudah tersinggung. - Gelisah. - Mulut dan tenggorokan terasa kering. c. Gastritis Hypertropik Kronik

- Nyeri pada epigastrium yang tidak selalu berkurang setelah minum susu. - Nyeri biasanya timbul pada malam hari.

- Kadang disertai melena.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG. Tiga cara dalam menegakkan pemeriksaan, yaitu gambaran klinis, gambaran lesi mukosa akut di mukosa lambung berupa erosi atau ulkus dangkal dengan tepi rata pada endoskopi,

dan gambaran foto atau gambaran radiologi dengan kontras tunggal yang sukar untuk melihat lesi permukaan yang superficial, karena itu sebaiknya digunakan kontras ganda secara umum

peranan endoskopi saluran cerna bagian atas lebih sensitif dan spesifik untuk diagnosis kelainan akut lambung.

Page 28: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

VII. PENATALAKSANAAN. A. Gastritis Akute.

a. Gastritis Eksogen Akute Simple. - Fase akute, istirahat total 1-2 hari.

- Hari 1 sebaiknya jangan diberikan makan, setelah mual dan muntah berkurang, coba berikan teh hangat dan air minum. - Hari kedua berikan susu hangat, benintton dengan garam terutama setelah banyak muntah.

- Hari ketiga boleh makan bubur dan bisa makan lembek lainnya. - Kolaborasi medik :

o Pemberian cairan. o Antimentek untuk mengurangi muntah ~ Sotatik. o Anti spasmodik untuk memperbaiki spasme otot.

b. Gastritis Infektiosa Akute. - Pengaturan diet.

- Beri makanan lembek dan tidak merangsang mual dan muntah. - Kolaborasi medik : o Pemberian antibiotik untuk penanganan factor penyebab.

o Pembrian anti spasmodik. c. Gastritis Hegmonos Akute.

- Pengaturan diet. - Pada abses lokal perlu dilakukan drainase. - Pada pasien dengan hegmonos dispus perlu gastriktomy.

- Kolaborasi medik : o Antibiotik untuk penanganan faktor penyebab.

B. Gastritis Kronis. a. Gastritis Superfisialis. - Istirahat yang cukup.

- Pemberian makanan yang cair utuk penderita yang mengalami erosi dan perdarahan sedikit. - Makanan lembek untuk yang tidak terjadi perdarahan.

- Kolaborasi medik : o Pemberian anti spasmodik. b. Gastritis Atropikan.

- Setelah makan sebaiknya istirahat untuk mnecegah terjadinya neusea dan vomitus. - Beri makanan lembek dan porsi kecil tapi sering.

- Kolaborasi medik : o Pemberian anti spasmodik. o Beri ekstrak hati, Vit. B12, dan zat besi.

c. Gastritis Hypertropikan. - Istirahat yang cukup.

- Hindari merokok. - Beri makanan cair dan lembek. - Kolaborasi medik :

o Anti spasmodik. o Anti perdarahan k/p.

VIII. KOMPLIKASI.

A. Gastritis Akute. a. Perdarahan saluran cerna atas, hingga anemia dan kematian. b. Ulkus pada lambung.

c. Perforasi lambung.

Page 29: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

B. Gastritis Kronis. a. Gangguan penyerapan Vitamin B12 karena atropi lambung dan akan terjadi anemia

pernisiosa. b. Gangguan penyerapan zat besi.

c. Penyempitan daearah fillorus. d. Kanker lambung.

IX. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS A. PENGKAJIAN.

1. Aktivitas / istirahat. Gejala : Kelemahan / kelelahan.

Tanda : Takhikardi, takipnoe, ( hiperventilasi ). 2. Sirkulasi. Gejala : • Hipotensi.

• Takhikardi. Disritmia. • Kelemahan nadi / perifer

• Pengisian kapiler lambat. • Warna kulit pucat, sianosis. • Kelembaban kulit, berkeringat.

3. Integritas Ego. Gejala : • Faktor stress akut / psikologi.

• Perasaan tidak berdaya. Tanda : • Tanda ansietas, misalnya ; pucat, gelisah, berkeringat. • Perhatian menyempit.

4. Eliminasi. Gejala : • Perubahan pola defekasi / karakteristik feces.

Tanda : • Nyeri tekan abdomen. • Distensi abdomen. Peningkatan bunyi usus. • Karakteristik feses ; diare dan konstipasi.

5. Makanan / Cairan Gejala : • Anorexia, mual, dan muntah, cegukan.

• Tidak toleran terhadap makanan. Tanda : • Muntah, membran mukosa kering, turgor kulit menurun. 6. Neorosensori

Gejala : • Pusing, sakit kepala, terasa berdengung. • Status mental, tingkat kesadaran terganggu, cenderung mengantuk, disorientasi, bingung.

7. Nyeri / Kenyamanan Gejala : • Nyeri digambarkan tajam, dangkal, rasa terbakar, perih • Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah banyak makan & hilang setelah minum

obat antasida. • Nyeri epigastrium kiri menyebar ketengah dan menjalar tembus kepinggang 1-2 jam setelah

makan ( ulkus peptik ).

• Nyeri epigastrium kanan 4 jam setelah makan dan hilang setelah diberi antasida ( ulkus

doudenum ). • Faktor pencetus, makanan, rokok, alkohol penggunaan obat tertentu. • Stress psikologis.

8. Keamanan

Gejala : Alergi terhadap obat. Tanda : Peningkatan suhu.

Page 30: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL. 1. Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.

Tujuan : Nyeri hilang (terkontrol) dan kebutuhan rasa nyaman terpenuhi. KH : - Nyeri klien berkurang atau hilang.

- Skala nyeri 0. - Klien dapat relaks. - Keadaan umum klien baik.

• Intervensi 1. Observasi TTV.

2. Kaji skala nyeri klien. 3. Atur posisi yang nyaman bagi klien. 4. Ajarkan teknik distraksi dan reklasasi.

5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik. • Rasionalisasi.

1. Mengetahui perkembangan klien. 2. Mengetahui perkembangan nyeri klien. 3. Posisi yang tepat dan dirasa nyaman oleh klien dapat mengurangi resiko klien terhadap

nyeri. 4. Dapat membuat klien jadi lebih baik dan melupakan nyeri.

5. Analgetik dapat memblok reseptor nyeri pada susunan saraf pusat.

2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. Tujuan : Pemenuhan nutrisi klien dapat teratasi dan BB klien dapat dipertahankan.

KH : - Nafsu makan klien membaik. : - BB klien menunjukkan peningkatan.

• Intervensi 1. Anjurkan istirahat sebelum makan. 2. Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut.

3. Anjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering. 4. Hindari makanan yang menimbulkan gas.

5. Beri makanan selagi hangat. 6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet. • Rasionalisasi

1. Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan. 2. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi.

3. Menghindari terjadinya mual karena pengisian lanbung secara tiba-tiba. 4. Dapat mempengaruhi nafsu makan atau pencernaan dan membatasi masukan nutrisi. 5. Dapat membangkitkan nafsu makan.

6. Diet yang sesuai dapat mempercepat penyembuhan

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik. Tujuan : Klien dapat beraktivitas.

KH : - Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan, - Skala aktivitas 0-1 • Intervensi

1. Observasi sejauh mana klien dapat melakukan aktivitas. 2. Berikan lingkungan yang tenang.

3. Berikan bantuan dalam aktivitas. 4. Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien.

Page 31: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

• Rasionalisasi 1. Mengetahui aktivitas yang dapat dilakukan klien.

2. Menigkatkan istirahat klien. 3. Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila klien melakukan sesuatu sendiri.

4. Klien tahu pentingnya beraktivitas.

4. Ganguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan sakit kepala dan pusing. Tujuan : Kebutuhan istirahat dan tidur klien tidak terganggu. KH : - Klien dapat istirahat dan tidur secara normal atau biasa.

- Klien merasa lebih sehat. - Klien tidak kelihatan lesu.

• Intervensi 1. Kaji pola istirahat dan tidur klien. 2. Ciptakan lingkungan tenang.

• Rasionalisasi 1. Memberi informasi untuk intervensi berikutnya.

2. Mempercepat klien untuk tidur. 5. Ansietas tahap sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Tujuan : Ansietas klien dapat teratasi.

KH : - Kepercayaan diri klien meningkat. • Intervensi

1. Observasi respon fisiologis, mis : takipnoe, palpitasi, pusing. 2. Catat petunjuk perilaku, mis : gelisah, midah tersinggung. 3. Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan respon umpan balik.

4. Berikan lingkungan yang tenang untuk beristirahat. 5. Berikan tekhnik relaksasi, mis: latihan nafas dalamdan bimbingan imaginasi.

• Rasionalisasi 1. Dapat menjadi indikasi derajat ansietas yang dialami pasien. 2. Indikator derajat ansietas.

3. Membuat hubungan therafiutik, membantu pasien untuk menerima perasaan dan menurunkan ansietas yang tidak perlu tentang ketidak tahuan.

4. Memindahkan pasien dari stresor luar dan meningkatkan relaksasi, juga dapat meningkatkan ketrampilan koping. 5. Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Sudart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Jilid 2. Jakarta : EGC. Dongoes, E Marilyn, et. All. 1999. Rencana Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : EGC.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTRITIS

DI RUANG PERAWATAN ZAMRUD RSUD H. DAMANHURI BARABAI

I. BIODATA

A. Identitas Klien

Page 32: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

Nama : Tn. S Umur : 26 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Status Marital : Kawin Pendidikan/Pekerjaan : SMA/Swasta

Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia Alamat : Sungai Rangas

Kiriman dari : - Tanggal Masuk RS : 2 Agustus 2011 Jam 18.45 WITA Tanggal Pengkajian : 2 Agustus 2011 Jam 19.00 WITA

Nomor Register : 4285/11

B. Penanggung Jawab Klien Nama : Tn. B

Hubungan dengan Klien : Teman Umur : 36 tahun Alamat : Sungai Rangas

II. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT A. Alasan Dirawat Sejak 2 hari yang lalu klien merasakan sakit di perut disertai mual dan pusing, yang

disebabkan oleh gastritis (maag). Sebelum masuk Rumah sakit klien meminum obat maag yang dibelinya di toko obat, tapi karena keadaan klien semakin melemah dan tak kunjung sembuh, akhirnya klien dibawa ke RSUD H. Damanhuri Barabai.

B. Keluhan Utama Nyeri di perut (lambung) disertai mual dan pusing.

1. Provocative/Pallitive Dari penuturan klien, 2 hari yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit, klien merasakan nyeri disekitar perut, serta mual dan pusing. Penyebabnya dikarenakan kebiasaan klien yang sering

terlambat makan. Melihat keadaan klien yang merasakaan nyeri di perut tepatnya di lambung dan keadaan klien yang semakin melemah serta sempat pingsan, maka teman klien membawa

klien ke RSUD H. Damanhuri Barabai untuk mendapatkan perawatan. 2. Qualiti/Quantity Klien merasa nyeri di perutnya serta klien terlihat pucat.

3. Regional Klien merasakan nyeri bagian abdomen sebelah kiri.

4. Severity Scale Skala nyeri klien adalah skala 3 yaitu nyeri berat. 0 : tidak nyeri

1: nyeri ringan 2 : nyeri sedang

3 : nyeri berat 4 : nyeri tak tertahankan 5. Timing

Klien mengatakan bahwa sakitnya kadang-kadang timbul.

III. RIWAYAT KESEHATAN A. Riwayat Kesehatan Sebelum Sakit Ini

Page 33: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

Dari penuturan klien, klien memang memiliki riwayat penyakit maag, tapi tidak pernah separah ini, biasanya setelah minum obat yang dibeli di toko obat, sakit klien sembuh.

B. Riwayat Kesehatan Sekarang Sejak 2 hari yang lalu klien mengalami sakit perut yang terus-menerus disertai mual dan

pusing, bahkan sebelum dibawa ke rumah sakit, klien sempat pingsan. Akhirnya melihat keadaan klien yang semakin melemah, teman klien langsung membawa klien ke RSUD H. Damanhuri Barabai pada tanggal 2 Agustus 2011 jam 18.45 WITA untuk mendapatkan

perawatan. C. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dideritanya sekarang, dan di keluarga klien juga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti Hipertensi dan DM serta penyakit menular seperti Hepatitis dan AIDS.

Genogram :

(Tn. S, 26 tahun, gastritis)

Keterangan : : Laki-laki : Kawin

: Perempuan : Tinggal serumah

: Klien : Meninggal

IV. AKTIVITAS SEHARI-HARI A. Makan dan Minum 1. Nutrisi

Di rumah : Klien makan 3 kali sehari dengan nasi, ikan dan sayur, kadang-kadang bisa sekali saja. Jenis makanan bervariasi dan tidak ada pantangan. Di RS : Klien makan 3 kali sehari tetapi hanya sedikit-dikit. Klien tidak dapat menghabiskan

porsi yang disediakan, hanya 2-3 sendok saja yang dapat dihabiskan. Makanan yang disediakan adalah bubur dengan lauk, sayur dan buah (pisang).

2. Minum Di rumah : Klien minum 5-6 gelas per hari, jenis minuman air putih dan teh. Di RS : Klien minum 3-4 gelas air per hari.

B. Eliminasi 1. BAK

Di rumah : Klien BAK 3-6 kali sehari, warna kuning jernih dan bau pesing. Di RS : Klien trampak susah untuk BAK. 2. BAB

Di rumah : Frekuensi BAB klien 2-3 kali sehari. Di RS : Frekuensi BAB klien 1 kali sehari.

C. Istirahat dan Tidur Di rumah : Klien tidur siang sekitar jam 15.00 WITA dan tidur malam sekitar jam 22.00 WITA kurang lebih 6-7 jam.

Di RS : Klien beristirahat total di tempat tidur. Tidur klien terganggu karena sering merasa nyeri pada ulu hati. Dan tidur klien selama

kurang lebih 4-5 jam. D. Aktivitas Di rumah : Klien dapat beraktivitas dengan baik.

Di RS : Aktivitas klien terganggu karena klien perlu istirahat di tempat tidur karena keadaan

Page 34: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

klien lemah dank lien beraktivitas dibantu oleh keluarganya. E. Kebersihan Diri

Di rumah : Klien mandi 3 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, klien mencuci rambutnya 1 kali seminngu dan memotong kukunya jika panjang.

Di RS : Klien tidak pernah mandi karena kondisinya yang lemah. Karena itu klien hanya diseka-seka oleh keluarganya. F. Rekreasi

Di rumah : Klien biasanya menonton TV dan mendengar musik dan terkadang kalau hari libur klien mengajak keluarganya berjalan-jalan.

Di RS : Klien tidak mempunyai hiburan apapun.

V. PSIKOSOSIAL A. Psikologis Klien dapat menerima dengan sabar terhadap penyakit yang dideritanya dan klien juga

menganggap ini adalah cobaan dan teguran dari Tuhan. Klien juga dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan RS dan tim kesehatan.

B. Sosial Hubungan klien dengan keluarganya tampak harmonis terlihat dari banyaknya keluarga yang berkunjung selama klien dirawat. Klien juga dapat berkomunikasi dengan tim kesehatan lain.

C. Spiritual Klien beragama Islam tetapi selama klien dirawat di Rumah Sakit klien tidak dapat

melakukan shalat, klien hanya berdo’a untuk minta kesembuhannya.

VI. PEMERIKSAAN FISIK Tanggal 2 Agustus 2011 A. Keadaan umum

1. Kesadaran : Komposmentis 2. GCS : 4,5,6

3. Penampilan : Klien tampak lemah, pucat dan gelisah 4. Ciri-ciri tubuh : Badan kurus dan kulit sawo matang 5. Pols : 86 kali/menit

RR : 28 kali/menit TD : 120 / 70 mmHg

T : 36,0 ° C 6. Gol darah : O

B. Head to toe

1. Kepala Bentuk simetris tidak terdapat kotoran atau ketombe, pergerakan tidak kaku dapat digerakkan ke kiri dan ke kanan, tidak terdapat luka pada kulit kepala dan kulit kepala cukup bersih.

2. Rambut Rambut klien pendek lurus, warna hitam dan rambut klien terlihat bersih.

3. Mata Bentuk mata simetris, fungsi penglihatan baik, konjungtiva tidak anemis, pupil dan reflex cahaya baik, klien tidak memakai alat bantu penglihatan.

4. Hidung ( Penciuman ) Bentuk dan posisi hidung simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat secret atau benda

asing yang menempel, tidak terdapat epitaksis dan rhinorrhoe dan tidak ada peradangan. 5. Telinga ( Pendengaran ) Bentuk dan posisi simetris, ketajaman pendengaran baik, tidak terdapat serumen dan cairan

Page 35: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

pada lubang telinga, tidak terdapat perdarahan dan klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

6. Mulut dan gigi Bentuk bibir simetris, warna bibir tampak kehitaman, mukosa bibir tampak kering, fungsi

pengecapan baik, tidak terdapat perdarahan dan peradangan, mulut cukup bersih dank lien tidak menggunakan gigi palsu. 7. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid, tidak terdapat peradangan dan leher dapat digerakkan secara anatomis.

8. Thorax (fungsi pernapasan ) Bentuk simetris, tidak terdengar bunyi wheezing dan tidak ada penurunan ekspansi paru kiri dan kanan.

9. Abdomen Bentuk simetris, abdomen terlihat bersih tidak terdapat luka. Abdomen klien kembung saat

diperkusi, nyeri tekan di ulu hati saat di palpasi, saat auskultrasi bising usus 16 kali/menit (Normal : 8-12 kali/menit). 10. Reproduksi

Jenis kelamin klien adalah laki-laki, mempunyai seorang istri dan dua orang anak. 11. Ekstremitas

Ekstremitas atas : dapat digerakkan dengan baik dan ekstremitas atas dekstra terpasang infus.

Ekstremitas bawah : keduanya dapat digerakkan dengan baik tapi keadaan klien yang lemah terpaksa klien istirahat total di tempat tidur.

12. Integumen Warna kulit klien sawo matang, tidak terdapat lesi dan memar.

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM (3 Agustus 2011) Hasil Pemeriksaan Hematologi

Jenis Hasil Nilai Normal Hemoglobin 13,7 gram% L : 12-16 gram%, P : 12-14 gram%

Lekosit 4630/mm3 L/P : 6.000-10.000 /mm3 Laju endap darah 26 mm/jam L : 0-10 mm/jam, P : 0-15 mm/jam Hematokrit 41 % L : 40-48 %, P : 37-43 %

Trombosit 256.000/mm3 L/P : 200.000-400.000 /mm3

Hitung Jenis Lekosit EOS BASO STAB SEG LYMP MONO

0% 0% 0% 51% 41% 8% Nilai normal : EOS : 1-3 % SEG : 50-70 % BASO : 0-1 % LYMP : 20-40 %

STAB : 2-6 % MONO : 2-8 %

Widal 1/100 1/200 1/400 1/800

S. Typhi O + + - - S. Typhi H + + + -

S. Paratyphi A - - - - S. Paratyphi B + - - -

Page 36: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

VIII. PENGOBATAN

Tanggal 2 Agustus 2011

- Inf RL / D5% 28 tpm - Ranitidin 1 amp / 12 jam (antasida)

- Antrain 1 amp / 8 jam (analgetik) - Dexanta syr 3 x 2 cth (antipiretik)

Tanggal 3 Agustus 2011 - Inf D5% 28 tpm

- Ranitidin 1 amp / 12 jam (antasida) - Dexanta syr 3 x 1 cth (antipiretik)

Tanggal 4 Agustus 2011

- Inf D5% 28 tpm

Mahasiswa Yang Mengkaji

Liana Avita

IX. ANALISA DATA

No. Hari/tanggal/ jam Data Subjektif dan Objektif Etiologi Masalah paraf 1. Selasa,

2 Agustus 2011 19.05 WITA DS :

Klien mengatakan nyeri di perutnya. DO : - Klien tampak meringis kesakitan

- KU lemah - Skala nyeri 3 (berat)

- Klien merasa nyeri saat di palpasi - Bising usus 16 kali/menit - Hipertympani

- TTV TD : 120/70 mmHg

T : 36,0 oC N : 86 kali/menit R : 28 kali/menit

Inflamasi mukosa lambung Nyeri 2. Selasa,

2 Agustus 2011 19.05 WITA DS : Klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual.

DO : - KU lemah

- Mukosa bibir kering - Klien hanya menghabiskan 2-3 sendok dari porsi yang disediakan - TTV

TD : 120/70 mmHg T : 36,0 oC

N : 86 kali/menit R : 28 kali/menit

Page 37: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

- BB : 57 Kg Intake yang tidak adekuat Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3. Selasa,

2 Agustus 2011 19.05 WITA DS :

Klien berkata badannya terasa lemah. DO : - KU lemah

- Klien istirahat total di tempat tidur - Skala aktivitas ketergantungan 2

Kelemahan fisik Intoleransi aktivitas

X. DAFTAR MASALAH No Hari/tanggal/ jam Diagnosa Keperawatan Tanggal muncul Tanggal teratasi Paraf

1. Selasa, 2 Agustus 2011

19.05 WITA Nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung. DS : Klien mengatakan nyeri di perutnya.

DO : - Klien tampak meringis kesakitan

- KU lemah - Skala nyeri 3 (berat) - Klien merasa nyeri saat di palpasi

- Bising usus 16 kali/menit - Hipertympani

- TTV TD : 120/70 mmHg T : 36,0 oC

N : 86 kali/menit R : 28 kali/menit

2-8-2011 4-8-2011 2. Selasa, 2 Agustus 2011

19.05 WITA Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.

DS : Klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual. DO :

- KU lemah - Mukosa bibir kering

- Klien hanya menghabiskan 2-3 sendok dari porsi yang disediakan - TTV TD : 120/70 mmHg

T : 36,0 oC N : 86 kali/menit

R : 28 kali/menit - BB : 57 Kg 2-8-2011 4-8-2011 3. Selasa,

2 Agustus 2011

Page 38: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

19.05 WITA Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik. DS :

Klien berkata badannya terasa lemah. DO :

- KU lemah - Klien istirahat total di tempat tidur - Skala aktivitas ketergantungan 2 2-8-2011 4-8-2011

XI. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Hari/tgl/ jam Dx.Kep Tujuan Intervensi Rasional Paraf

1. Selasa, 2 Agustus 2011 19.10 WITA Dalam 2 x 24 jam nyeri dapat teratasi dengan kriteria :

- Nyeri klien berkurang atau hilang - Skala nyeri 0

- Klien dapat relaks - KU klien baik 1. Observasi TTV.

2. Kaji skala nyeri. 3. Atur posisi yang nyaman bagi klien.

4. Ajarkan teknik distraksi dan reklasasi. 5. Kolaborasi dalam pemberian analgetik. 1. Mengetahui perkembangan klien. 2. Mengetahui perkembangan nyeri klien.

3. Mengurangi rasa nyeri. 4. Dapat membuat klien jadi lebih baik dan melupakan nyeri.

5. Analgetik dapat memblok reseptor nyeri pada susunan saraf pusat.

2. Selasa, 2 Agustus 2011 19.10 WITA Dalam 2 x 24 jam gangguan pemenuhan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria :

- Nafsu makan klien membaik. - BB klien menunjukkan peningkatan. 1. Anjurkan istirahat sebelum makan.

2. Dorong tirah baring dan pembatasan aktivitas selama fase akut. 3. Anjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering. 4. Beri makanan selagi hangat.

5. Hindari makanan yang menimbulkan gas. 6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet. 1. Menenangkan peristaltik dan

meningkatkan energi untuk makan. 2. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi. 3. Memenuhi kebutuhan energi.

4. Dapat membangkitkan nafsu makan. 5. Dapat mempengaruhi nafsu makan atau pencernaan dan membatasi masukan nutrisi.

6. Diet yang sesuai dapat mempercepat penyembuhan.

3. Selasa, 2 Agustus 2011

19.10 WITA Dalam 2 x 24 jam perawatan klien dapat beraktivitas dengan kriteria : - Klien dapat beraktivitas tanpa bantuan. - Skala aktivitas 1-0. 1. Observasi sejauh mana klien bisa melakukan aktivitas.

Page 39: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

2. Jelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien. 3. Berikan lingkungan yang tenang.

4. Berikan bantuan dalam aktivitas. 1. Mengetahui aktivitas yang dapat dilakukan klien. 2. Klien tahu pentingnya beraktivitas

3. Meningkatkan istirahat klien. 4. Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila klien melakukan sesuatu sendiri.

XII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI No Hari/tgl Dx.Kep Jam Implementasi Evaluasi Paraf

1. Selasa, 2 Agustus 2011

19.15

19.20

19.25

19.30 1. Mengobservasi TTV. - TD : 120/70 mmHg

- N : 86 kali/menit - R : 28 kali/menit - T : 36,0 oC

2. Mengkaji skala nyeri 3 (berat). 3. Mengatur posisi yang nyaman bagi klien (semi fowler).

4. Berkolaborasi dalam pemberian analgetik. - Antrain 1 amp/8 jam. Jam : 21.30 WITA S :

Klien mengatakan nyeri di perutnya. O :

- Klien tampak meringis kesakitan - KU lemah - Skala nyeri 3 (berat)

- Nyeri saat palpasi - Bising usus 16 kali/menit

- Hipertympani - TTV TD : 120/70 mmHg

N : 86 kali/menit R : 28 kali/menit

T : 36,0 oC. A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan (1-3).

2. Selasa, 2 Agustus 2011 19.40

19.45

Page 40: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

19.50 1. Menganjurkan istirahat sebelum makan. 2. Menyarankan tirah baring dan membatasi gerak selama fase akut.

3. Menganjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering. Jam : 21.30 WITA S :

Klien mengatakan tidak nafsu makan karena mual. O : - KU lemah

- Mukosa bibir kering - Klien hanya menghabiskan 2-3 sendok dari porsi yang diberikan

- TTV TD : 120/70 mmHg N : 86 kali/menit

R : 28 kali/menit T : 36,0 oC

- BB : 57 Kg A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan (1-3).

3. Selasa,

2 Agustus 2011 19.55

20.00

20.30 1. Mengobservasi sejauh mana klien bisa melakukan aktivitas.

2. Menjelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien (melatih gerak). 3. Membantu klien dalam beraktivitas (mengantar klien yang ingin BAK ke kamar mandi). Jam : 21.30 WITA

S : Klien berkata badannya terasa lemah.

O : - KU lemah - Klien istirahat total di tempat tidur

- Skala aktivitas ketergantungan 2. A :

Masalah belum teratasi. P : Intervensi dilanjutkan (1-3).

4. Rabu,

3 Agustus 2011 12.00

12.10

12.15

1. Mengobservasi TTV. TD : 120/70 mmHg

Page 41: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

N : 80 kali/menit T : 36,0 oC

R : 24 kali/menit. 2. Mengkaji skala nyeri 2 (sedang).

3. Mengatur posisi yang nyaman bagi klien (semi fowler). Jam : 14.00 WITA S : Klien mengatakan nyerinya sudah berkurang.

O : - KU masih lemah

- Skala nyeri 2 (sedang) - Masih terasa nyeri saat di palpasi - Klien merasa pusing

- TTV TD : 120/70 mmHg

N : 80 kali/menit T : 36,0 oC R : 24 kali/menit.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan (1-3).

5. Rabu, 3 Agustus 2011 12.30

12.35

12.40

12.40 1. Menganjurkan istirahat sebelum makan. 2. Menyarankan tirah baring dan membatasi gerak selama fase akut.

3. Memberikan makanan selagi hangat. 4. Menganjurkan makan sedikit demi sedikit tapi sering.

Jam : 14.00 WITA S : Klien mengatakan mualnya sudah berkurang dan nafsu makannya mulai ada.

O : - KU masih lemah

- Mukosa bibir lembab - Klien bisa menghabiskan ¾ dari porsi yang diberikan - TTV

TD : 120/70 mmHg N : 80 kali/menit

T : 36,0 oC R : 24 kali/menit - BB : 57 Kg

A : Masalah teratasi sebagian.

P :

Page 42: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

Intervensi dilanjutkan (1 dan 4). 6. Rabu,

3 Agustus 2011 12.45

12.50

13.00 1. Mengobservasi sejauh mana klien bisa melakukan aktivitas. 2. Menjelaskan pentingnya beraktivitas bagi klien (melatih gerak).

3. Membantu klien dalam beraktivitas (mengantar klien yang ingin BAK ke kamar mandi). Jam : 14.00 WITA

S : Klien berkata badannya masih sedikit terasa lemah. O :

- KU masih lemah. - Bisa beraktivitas sedikit demi sedikit walaupun masih dibantu.

- Skala aktivitas ketergantungan 2. A : Masalah teratasi sebagian.

P : Intervensi dilanjutkan (1).

7. Kamis, 4 Agustus 2011 09.10

09.20

09.25 1. Mengobservasi TTV. TD : 120/70 mmHg

N : 82 kali/menit T : 36,2 oC

R : 24 kali/menit. 2. Mengkaji skala nyeri. Skala nyeri 0 (tidak ada nyeri).

3. Mengatur posisi yang nyaman bagi klien (semi fowler). Jam : 11.00 WITA S :

Klien mengatakan nyerinya sudah hilang. O : - KU klien sudah membaik.

- Skala nyeri 0. - TTV

TD : 120/70 mmHg N : 82 kali/menit T : 36,2 oC

R : 24 kali/menit A :

Masalah teratasi. P : Intervensi dihentikan, klien pulang.

8. Kamis,

4 Agustus 2011 09.40

Page 43: Asuhan keperawatan anak dengan gastritis

09.45 1. Menganjurkan istirahat sebelum makan. 2. Menganjurkan makan sedikit demi sedikit. Jam : 11.00 WITA

S : Klien mengatakan bahwa mualnya sudah hilang dan nafsu makannya sudah ada.

O : - KU klien baik. - Mukosa bibir lembab.

- Klien bisa menghabiskan makanan dengan porsi yang disediakan. - TTV

TD : 120/70 mmHg N : 82 kali/menit T : 36,2 oC

R : 24 kali/menit - BB : 57 Kg

A : Masalah teratasi. P :

Intervensi dihentikan, klien pulang. 9. Kamis,

4 Agustus 2011 09.50 1. Mengobservasi sejauh mana klien bisa melakukan aktivitas. Jam : 11.00 WITA S :

Klien berkata keadaannya sudah membaik. O :

- KU klien baik. - Klien sudah bisa beraktivitas sedikit demi sedikit walaupun terkadang masih sedikit minta bantuan.

- Skala aktivitas ketergantungan 1. A :

Masalah teratasi. P : Intervensi dihentikan, klien pulang.