kementerian kesehatan republik indonesia poltekkes ... afdal.pdf · lembar pengesahan asuhan...

113
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS NYERI) DI RUANGAN LAIKA MENDIDOHA RSUD BAHTERAMAS KOTA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Melaksanakan Penelitian Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Oleh: MUH. AFDAL JAYADI NIM. P00320015033 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2018

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM

PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS NYERI)

DI RUANGAN LAIKA MENDIDOHA RSUD BAHTERAMAS

KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Melaksanakan Penelitian Pendidikan Program

Diploma III Keperawatan

Oleh:

MUH. AFDAL JAYADI

NIM. P00320015033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

2018

Page 2: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

iv

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM

PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS NYERI)

DI RUANGAN LAIKA MENDIDOHA RSUD BAHTERAMAS

KOTA KENDARI

Yang disusun dan diajukan Oleh :

MUH. AFDAL JAYADI

NIM. P00320015033

Telah dipertahankan pada Seminar Karya Tulis Ilmia di depan TIM Penguji

Pada Hari/Tanggal : Senin, 23 / Juli / 2018

Dan Telah Dinyatakan Memenuhi Syarat

Tim Penguji:

1. H. Taamu, A.Kep., S.Pd., M.Kes ( )

2. Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M.Kep ( )

3. Hj. Siti. Rachmi Misbah, SKp., M.Kes ( )

4. Dali, SKM., M.Kes ( )

5. Hj. Nurjannah, B.Sc., S.Pd., M.Kes ( )

Mengetahui :

Ketua Jurusan Keperawatan

Indriono Hadi S.Kep. Ns. M.Kep

NIP.19700330 199503 1 001

Page 3: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada program

studi DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari dengan judul “Asuhan

Keperawatan Pada Pasien Gastritis Ny “W” Dalam Pemenuhan Kebutuhan

Rasa Nyaman (Bebas Nyeri) Di Ruangan Laika Mendidoha RSUD

Bahteramas Kota Kendari ”. Penghargaan dan cinta setinggi-tingginya serta

sembah sujud kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta atas jaza, pengorbanan dan

doa serta cinta yang tiada putus-putusnya diberikan semenjak penulis dilahirkan

dan entah sampai kapan penulis dapat membalasnya.

Pada kesempatan ini, penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan

hormat setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

pelaksanaan sampai mendapatkan gelar pendidikan Ahli Madya Keperawatan,

yaitu kepada :

1. Ibu Askrening. SKM.,M.Kes. Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara

telah memberi izin untuk melaksanakan penelitian Di Rumah Sakit RSUD

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

3. Kepada Direktur Rumah Sakit Umum Batheramas Provinsi Sulawesi

Tenggara yang telah memberikan izin Penelitian.

4. Bapak Indriono Hadi S.Kep., Ns., M.Kes Selaku Ketua Jurusan DIII

Keperawatan dan pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu dalam

memberikan bimbingan, arahan dan motivasi selama penulis menyusun Karya

Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Reni Devianti Usman M.Kep., Sp.,KMB Selaku Sekertaris Jurusan DIII

Keperawatan.

6. Ibu Hj. Nurjannah. BSc. SPd. M.Kes sebagai pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menyusun Proposal

ini.

Page 4: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

vi

7. Kepada Bapak dan Ibu penguji yang telah memberikan nasehat yang berharga

bagi penulis (H .Taamu. A.Kep., SPd., M.Kes., Hj. Siti Rachmi Misbah.

SKp., M.Kes., Dali SKM., M.Kes).

8. Kepada Ibu Dian Yuniar SR. SKM., M.Kep. Selaku Penasehat Akademik

yang telah memberikan nasehat dan bimbingan yang berharga bagi penulis.

9. Segenap Dosen dan seluruh Civitas Akademika Poltekkes Kemenkes Kendari.

yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan yang tak ternilai

harganya.

10. Kepada kedua orang tuaku tercinta Jayadi dan Rohana yang senantiasa

memberikan dukungan materi maupun moril serta lantunan doa yang terucap

di sepanjang hidup buat penulis.

11. Serta spesial buat sahabat dan teman-teman seperjuanganku yang selalu setia

menemani hari-hariku dalam suka maupun duka dan selalu memberikan

motivasi dan masukan yang positif.

Akhirnya semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada

penulis akan diberikan balasan-Nya yang berlimpah dari Allah SWT. Amin.

Kendari, 23 Juli 2018

Penulis

Page 5: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

vii

MOTTO

Hidup Tak Berarti Tanpa Perjuangan

Perjuangan Akan Sia-Sia Tanpa Kebenaran

Perjuangan Dinilai dari Pengorbanan

Pengorbanan Ditentukan dari Keiklasan

“Segala Kegiatan dan Aktifitas Memerlukan Kerja Keras

Untuk Menggapai Kesuksesan dalam Menggapai Itu Hendaklah

Meminta Doa dan Restu Kepada Kedua Orang Tua, Sebaik-Baiknya

Doa Adalah Doa Kedua Orang Tua”

Karya Ini Kupersembahkan Untuk Ayah, Ibu dan Saudara-

Saudaraku Serta Keluarga Besarku Yang Tercinta.

Perjuangan Ini Tak Akan Sia-Sia dan Terimalah Tetesan

Keringan Serta Titisan Ilmu Meski Terangkai Sederhana Namun

Bukti Baktiku Kepada Agama, Almamater dan Bangsaku.

Page 6: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

viii

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

1. Nama Lengkap : Muh. Afdal Jayadi

2. Tempat/Tanggal Lahir : Kendari, 19 September 1997

3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

4. Agama : Islam

5. Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia

6. Alamat : Jl. Rajawali No.165

7. No Telp/Hp : 085242005030

8. Email : [email protected]

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SDN Benua Indah : Tamat Tahun 2009

2. SMP N 2 Angata : Tamat Tahun 2012

3. SMKs Kesehatan Almunawarah Ladongi : Tamat Tahun 2015

4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Keperawatan Periode 2015-2018

Page 7: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

ix

ABSTRAK

Muh. Afdal Jayadi, NIM. P00320015033 “Asuhan keperawatan pada Pasien

Gastritis Ny “W” dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas Nyeri) di

Ruangan Laika Mendidoha RSUD Bahteramas Kota Kendari”. Pembimbing bapak

Indriono Hadi dan Ibu Hj. Nurjannah. Gastritis adalah peradangan pada mukosa

lambung dan submukosa lambung yang bersifat secara akut, kronis, difus atau lokal.

Tujuan studi kasus ini adalah peneliti menerapkan terapi relaksasi nafas dalam pada

Pasien Gastritis Ny “W” memenuhi Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas Nyeri) pasien.

Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Yang

menjadi pasien pada penelitian studi kasus ini adalah Ny “W” dengan diagnosa medis

Gastritis Akut dirawat di ruangan Laika Mendidoha RSUD Bahteramas. Studi kasus

ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juni s/d 13 Juli 2018 dengan diagnosa keperawatan

Nyeri Akut. Intervensi keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan dan

sesuai kebutuhan pasien. Implementasi dilaksanakan selama 4 hari sesuai intervensi

yang telah di rencanakan. Evaluasi nyeri yang digunakan yaitu pengukuran skala nyeri

dengan menggunakan skala Numerik dengan hasil skala nyeri 2 dari skala nyeri 6

(Nyeri akut teratasi). Saran peneliti dalam melaksanakan penelitian hendaknya

maksimalkan pemberian suhan keperawatan dan mepertanggung jawabkan segala

kemungkinan yang terjadi.

Kata Kunci : Nyeri Akut, Gastritis dan Rasa Nyaman.

Page 8: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ...................................................... iv

HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. v

HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii

HALAMAN RIWAYAT HIDUP .................................................................. viii

HALAMAN ABSTRAK................................................................................ ix

HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................ x

HALAMAN DAFTAR TABEL .................................................................... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ................................................................ xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ............................................................ xiv

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Gastritis

1. Definisi Gastritis ........................................................................ 6

2. Anataomi Fisiologi ..................................................................... 8

3. Patofisiologi ............................................................................... 13

4. Klasifikasi Gastritis .................................................................... 13

5. Etiologi Gastritis ........................................................................ 16

6. Komplikasi Gastritis .................................................................. 19

7. Pemeriksaan Diagnostik ............................................................. 20

8. Penatalaksanaan ......................................................................... 21

B. Konsep Nyeri

1. Definisi Nyeri ............................................................................. 23

2. Proses Fisiologi Nyeri ................................................................ 24

3. Klasifikasi Nyeri ........................................................................ 27

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Respon Nyeri .................... 34

5. Penilaian Respon Intensitas Nyeri ............................................. 37

6. Penatalaksanaan Nyeri ............................................................... 42

7. Teknik Relaxasi Nafas Dalam .................................................... 46

C. AsuhanKeperawatanMasalahNyeri 1. PengkajianKeperawatan ............................................................. 48

2. Diagnosa Keperawatan............................................................... 48

3. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan ...................................... 48

4. Implementasi (Pelaksanaan) Keperawatan ................................ 49

5. Evaluasi ...................................................................................... 51

Page 9: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

xi

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Rancangan Studi Kasus .................................................................... 52

B. Subyek Studi Kasus .......................................................................... 52

C. Fokus Studi ....................................................................................... 53

D. Definisi Operasional ......................................................................... 53

E. Tempat dan Waktu ........................................................................... 55

F. Pengumpulan Data ........................................................................... 55

G. Penyajian Data ................................................................................. 56

H. Etika Studi Kasus ............................................................................. 56

BAB IV HASIL STUDY KASUS DAN PEMBAHAASAN

A. Hasil studi kasus ............................................................................... 59

B. Pembahasan ...................................................................................... 78

C. Keterbatasan studi kasus .................................................................. 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 87

B. Saran ................................................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Nyeri Akut Dan Nyeri Kronis ................................. 30

Tabel 2.2. Perbedaan Nyeri Somatis Dan Viseral ..................................... 32

Tabel 4.1. Identitas Rekam Medis ............................................................. 61

Tabel 4.2. Aktivitas Daily Living .............................................................. 63

Tabel 4.3. Hasil pemeriksaan laboratorium ............................................... 67

Tabel 4.4. Klasifikasi Data ........................................................................ 68

Tabel 4.5. Analisa Data ............................................................................. 69

Tabel 4.6. Intervensi Keperawatan ............................................................ 70

Tabel 4.7. Implementasi Keperawatan hari 1 ............................................ 71

Tabel 4.8. Implementasi Keperawatan hari 2 ............................................ 72

Tabel 4.9. Implementasi Keperawatan hari 3 ............................................ 73

Tabel 4.10. Implementasi Keperawatan hari 4 .......................................... 74

Tabel 4.11. Evaluasi keperawatan hari 1 ................................................... 75

Tabel 4.12. Evaluasi keperawatan hari 2 ................................................... 76

Tabel 4.13. Evaluasi keperawatan hari 3 ................................................... 77

Tabel 4.14. Evaluasi keperawatan hari 4 ................................................... 78

Tabel 4.15. Hasil penerapan teknik relaksasi nafas dalam ........................ 79

Page 11: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Anatomi Gaster .................................................................. 8

Gambar 2.2. Patway ............................................................................... 13

Gambar 2.4. Skala Deskritif ................................................................... 39

Gambar 2.5. Skala Numarik ................................................................... 40

Gambar 2.6. Skala Analok Visual .......................................................... 41

Gambar 2.7. Skala Wajah ....................................................................... 41

Gambar 4.1. Tabulasi data penelitian ..................................................... 85

Page 12: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permintaan Data Awal

Lampiran 2 : Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 3 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 6 : Surat Keterangan Keaslian KTI

Lampiran 7 : Surat Pernyataan Persetujuan Responden (Informed Consent)

Lampiran 8 : Dokumentasi Gambar

Page 13: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag atau tukak lambung berasal dari

bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut atau lambung dan itis yang berarti

inflamasi atau peradangan. Hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah

penderita Gastritis antara pria dan wanita, ternyata Gastritis lebih banyak pada

wanita dan dapat menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia.

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag erasal dari bahasa yunani yaitu

gastro, yang berarti perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau

peradangan. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau peradangan mukosa

lambung yang bersifat akut, kronis, difus dan lokal. Ada dua jenis gastritis yang

terjadi yaitu gastritis akut dan kronik (Brunner Dan Suddart, 2002).

Salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang digunakan bagi

makhluk hidup sebagai penyimpan makanan yaitu lambung. Yang mana fungi

lambung bagi tubuh yang paling utama adalah sebagai menerima makanan dan

bekerja sebagai penampung untuk jangka waktu pendek, semua makanan

dicairkan dan dicampurkan dengan asam hirokiorida dan dengan cara ini

disiapkan untuk dicerna oleh usus. Selama kadar asam lambung dalam tubuh

sesuai kadar normal tidak akan menyebabkan suatu gangguan atau penyakit,

tetapi jika kadar asam lambung dalam tubuh berlebih akan menyebabkan nyeri

perut atau gastritis. Gastritis merupakan peradangan pada lambung dan

Page 14: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

2

merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anoreksia,

rasa penuh dan tidak enak pada epigastrium, mual dan muntah (Efandi 2009).

Gastritis merupakan peradangan (pembengkakan) pada mukosa lambung

ditandai dengan tidak nyaman pada perut bagian atas, rasa mual, muntah karena

adanya masalah pada asam lambung yang meningkat disebabkan karena

keterlambatan makan, makan makanan pedas, asam, minum minuman bersoda

dan kopi.

Badan penelitian kesehatan dunia (World Health Organization) WHO

2013, mengadakan tinjauan terhadap beberapa Negara di dunia dan mendapatkan

hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%,

China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden

gastriti sekitar 1,821 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya

gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya.

Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di

Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi dari pada populasi di

barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Pada tahun 2013 panyakit

gastritis menempati urutan ke-4 dari 50 peringkat utama penyakit dirumah sakit

seluruh indonesia dengan jumlah kasus 218.500 kasus(Depkes RI, 2013).

Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah

40,8%, dan angka kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi

dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (Kurnia,2011).

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah

satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di Rumah Sakit

di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes, 2012).

Page 15: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

3

Berdasarkan data dari profil Kementerian Kesehatan Kota Kendari pada

tahun 2013 gastritis merupakan 10 besar penyakit dengan posisi peringkat ke 5

pasien rawat inap dan posisi ke 6 rawat jalan di rumah sakit. Rata-rata pasien

yang datang di unit pelayanan kesehatan baik di Puskesmas maupun Rumah

Sakit mengalami keluhan yang berhubungan dengan nyeri ulu hati faktor

penyebab gastritis akut dan gastritis kronis ini karena pola makan yang tidak

teratur, konsumsi obat penghilang nyeri jangka panjang, konsumsi kopi, alkohol,

merokok, stres fisik, stres psikologis, usia tua, kelainan autoimun, chrone disease,

penyakit bile reflux, infeksi bakteri, dan penyakit lain seperti HIV/AIDS, infeksi

parasit dan gagal hati atau ginjal (Brunner & Suddarth, 2004; Jackson, 2006).

Teknik relaksasi merupakan latihan kontraksi dan relaksasi pada setiap

kelompok secara Stematis dan dapat digunakan untuk menurunkan nyeri gastritis.

Nyeri yang dialami dapat terus menerus mengalami kekambuhan. ini bertujuan

mengetahui efektifitas teknik relaksasi dalam menurunkan nyeri dan frekuensi

respon nyeri pada pasien dengan Gastritis. Relaksasi Nafas Dalam adalah satu

teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan

(Depkes, 2013).

Hasil pengambilan data awal rekam medik di RSUD Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara. Survei awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 Maret

2018 di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara. Data dari jumlah pasien

Gastritis dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2015 berjumlah

127 jiwa, 151 jiwa pada tahun 2016, dan 212 jiwa pada tahun 2017 (Rekam

Medik RSUD Bahteramas Prov.Sultra, 2018).

Page 16: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

4

B. Rumusan Masalah

Pengalaman dan data yang didapatkan diatas maka penulis tertarik untuk

mengambil kasus Gastritis untuk dijadikan sebuah Karya Tulis Ilmiah (KTI)

dengan judul ”Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Ny “W” Dalam

Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas Nyeri) di Ruangan Laika

Mendidoha RSUD Bahteramas Kota Kendar)“.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melakukan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis Ny “W” dalam

Pemenuhan Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas nyeri) di Ruangan Laika

Mendidoha RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukakan pengkajian keperawatan pada pasien gastritis Ny “W”

b. Menetapkan diangnosa keperawatan pada pasien gastritis Ny “W” .

c. Merumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan masalah yang di

butuhkan pada pasien gastritis Ny “W”dengan pemenuhan rasa nyaman

(bebas nyeri).

d. Mengimplementasikan intervensi asuhan keperawatan pada pasien

gastritis Ny “W” dengan pemenuhan rasa nyaman (bebas nyeri).

e. Melakukakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien gastritis Ny

“W” dengan pemenuhan rasa nyaman (bebas nyeri).

f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien gastritis Ny “W”

dalam pemenuhan rasa nyaman (bebas nyeri).

Page 17: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

5

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Dapat memperoleh pengetahuan, wawasan dan pengalaman nyata

dalam memberi asuhan keperawatan pada pasien Gastritis dengan pemenuhan

rasa nyaman (bebas nyeri) serta menerapkan ilmu yang di peroleh dalam

mengikuti pendidikan.

2. Bagi Institusi Pendidikan

a. Sebagai bahan informasi dan bahan bacaan bagi mahasiswa Politeknik

Kesehatan Kendari Khusus Jurusan Keperawatan.

b. Untuk pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya dan sebagai bahan

atau sumber data untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Institusi Rumah Sakit

Dapat memberikan masukan bagi Rumah Sakit untuk mengambil

langkah-langkah kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan dan penerapan proses keperawatan pada klien Gastritis dengan

pemenuhan kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri).

4. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi dan bahan bacaan bagi masyarakat sehingga

masyarakat mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit gastritis dan

bgaimana penanganan serta untuk peningkatan status keseahatan

masyarakat.

Page 18: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Gastritis

1. Definisi Gastritis

Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa

lambung. Secara histology dapat dibuktikan dengan inflamasi sel-sel radang

pada daerah tersebut di dasarkan pada menifestasi klinis dapat dibagi menjadi

akut dan kronik.

Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang

bersifat akut, kronik difus atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa

penuh, tidak enak pada epigastrim, mual dan muntah (Suratun & Lusianah,

2010).

Gastritis adalah suatu peradangan lokal atau menyebar pada mukosa

lambung yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan

bakteri atau bahan iritan. Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang

bersifat akut, kronik dan lokal yang disebabkan oleh makanan, obat-obatan, zat

kimia, stress, dan bakteri (Nian Afrian Nuari, 2015).

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.

Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai

terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam

gangguan saluran pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbulnya

proses inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2013).

Page 19: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

7

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung.

Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di

klinik karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan

pemeriksaan hispatologi (Hirlan, 2006 dalam Agus Priyanto dan Sri Lestari,

2009).

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani

yaitu gastro, yang berarti perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi

atau peradangan. Gastritis adalah suatu keadaan peradangan atau peradangan

mukosa lambung yang bersifat akut, kronis, difus dan lokal. Ada dua jenis

gastritis yang terjadi yaitu gastritis akut dan kronik (Brunner Dan Suddart,

2002).

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah

peradangan pada mukosa lambung dan submukosa lambung yang bersifat

secara akut, kronis, difus atau lokal akibat infeksi dari bakteri, obat-obatan

dan bahan iritan lain, sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan atau

perlukaan yang menyebabkan erosi pada lapisan-lapisan tersebut dengan

gambaran klinis yang ditemukan berupa anoreksia, rasa penuh, tidak enak pada

epigastrium, mual dan muntah.

Page 20: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

8

2. Anatomi Fisiologi

Gambar 2.1. Anatomi Lambung manusia (Moore et al, 2010)

Sumber: Muttaqin (2011), Price dan Wilson (2000)

Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar

paling banyak terutama didaerah epigaster dan sebagian di sebelah kiri daerah

hipokondriak dan umbilikal. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri

berhubungan dengan osofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah

diapragma di depan pankreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus

uteri.

Secara anatomis lambung terdiri dari :

a. Fundus Fentrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri

osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.

b. Korpus Ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada

bagian bawah kurvantura minor.

c. Antrum Pilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot

yang tebal membentuk spinter pilorus.

Page 21: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

9

d. Kurvatura Minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari

osteum lkardiak sampai ke pilorus.

e. Kurvatura Mayor, lebih panjang dari pada kurvantura minor

terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus fentrikuli

menuju ke kanan sampai ke pilorus inferior. Ligamentum gastro lienalis

terbentang dari bagian atas kurvatura mayor sampai ke limpa.

f. Osteum Kardiakum, merupakan tempat dimana osofagus bagian

abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium

pilorik (Setiadi,2007).

Lambung terletak dibawah diafragma didepan pankreas dan limfa

menempel pada sebelah kiri fundus. Kedua ujung lambung dilindungi oleh

sfingter yang mengatur pemasukan dan pengeluaran. Sfingter kardia atau

sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan masuk kedalam lambung

dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Daerah

lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah

kardia. Di saat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk ke dalam

duodenum dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya

aliran balik isi usus halus ke dalam lambung. Sfingter pilorus memiliki

arti klinis yang penting karena dapat mengalami stenosis (penyempitan

pilorus yang menyumbat) sebagai komplikasi dari penyakit tukak lambung.

Stenosis pilorus atau pilorospasme terjadi bila serat-serat otot disekelilingnya

mengalami hipertropi atau spasme sehingga sfingter gagal berelaksasi untuk

mengalirkan makanan dari lambung ke dalam duodenum.

Page 22: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

10

Lambung terdiri atas empat bagian yaitu :

a. Tunika serosa atau lapisan luar

Merupakan bagian dari peritonium viseralis. Dua lapisan

peritonium viseralis menyatu pada kurvatura minor lambung dan

duodenum dan terus memanjang kearah hati, membentuk omentum

minus. Lipatan peritonium yang keluar dari satu organ menuju ke organ

lain disebut sebagai ligamentum. Omentu minor terdiri atas ligamentum

hepatogastrikum dan hepatoduodenalis, menyokong lambung sepanjang

kurvatura minor sampai ke hati. Pada kurvatura mayor, peritonium terus

ke bawah membentuk omentum mayus, yang menutup usus halus dari

depan seperti apron besar. Sakus omentum minus adalah tempat yang

sering terjadi penimbunan cairan (pseudokista pankreatikum) akibat

komplikasi pankreatitis akut.

b. Lapisan berotot ( Muskularis )

Tersusun dari tiga lapis otot polos yaitu :

1) Lapisan longitudinal, yang paling luar terbentang dari esofagus ke

bawah dan terutama melewati kurvatura minor dan mayor.

2) Lapisan otot sirkuler, yang ditengah merupakan lapisan yang

paling tebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot

sfingter dan berada dibawah lapisan pertama.

3) Lapisan oblik, lapisan yang paling dalam merupakan lanjutan

lapisan otot sirkuler esofagus dan paling tebal pada daerah fundus

dan terbentang sampai pilorus.

Page 23: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

11

c. Lapisan submukosa

Terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan lapisan

mukosa dan lapisan muskularis. Jaringan ini memungkinkan mukosa

bergerak bersama gerakan peristaltik. Lapisan ini mengandung pleksus

saraf dan saluran limfe.

d. Lapisan mukosa

Lapisan dalam lambung tersusun dari lipatan-lipatan longitudinal

yang disebut rugae. Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini yaitu :

1) Kelenjar kardia, berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini

mensekresikan mukus.

2) Kelenjar fundus atau gastrik, terletak di fundus dan pada hampir

seluruh korpus lambung. Kelenjar gastrik memiliki tiga tipe utama

sel yaitu :

a) Sel-sel zimogenik atau chief cell, mensekresikan pepsinogen

diubah menjadi pepsin dalam suasana asam.

b) Sel-sel parietal, mensekresikan asam hidroklorida dan faktor

instrinsik. Faktor instrinsik diperlukan untuk absorbsi vitamin

B12 di dalam usus halus. Kekurangan faktor instrinsik akan

mengakibatkan anemia pernisiosa.

c) Sel-sel mukus (leher), di temukan di leher fundus atau

kelenjar-kelenjar gastrik. Sel-sel ini mensekresikan mukus.

Hormon gastrin diproduksi oleh sel G yang terletak pada

daerah pilorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar gastrik

untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen.

Page 24: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

12

Substansi lain yang di sekresikan oleh lambung enzim dan

berbagai elektrolit, terutama ion-ion natrium, kalium dan

klorida (Price, 2005).

Struktur syaraf penyokong lambung: Persyarafan lambung

sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan

duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalu saraf vagus.

Trunkus vagus mencabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik dan

seliaka.

Persarafan simpatis adalah melalui saraf splangnikus major dan

ganglia seliakum. Serabut-serabut eferen menghantarkan impuls nyeri

yang di rangsang oleh peregangan, kontraksi otot dan peradangan dan

di rasakan di daerah epigastrium. Serabut-serabut eferen simpatis

menghambat pergerakan dan sekresi lambung. Pleksus saraf

mesentenikus (auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk

persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkoordinasi aktivitas

motorik dan sekresi mukosa lambung.Komponen vaskularisasi pada

lambung : Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serta hati,

empedu dan limfa) terutama berasal dari arteri seliaka atau trunkus

seliaka, yang mempercabangkan cabang-cabang yang ensuplai

kurvatura minor dan mayor.

Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteria

gastroduodenalis dan arteria pankreatikoduodenalis (retroduodenalis)

yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding

posterior duodenum dapat mengerosi arteri ini dan menyebabkan

Page 25: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

13

perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum, serta yang

berasal dari pankreas, limpa dan bagian lain saluran cerna berjalan ke

hati melalui vena porta(Price, 2005).

3. Patofisiologi

Gambar. 2.2. Patway Sumber: Muttaqin (2011), Price dan Wilson (2000), Smeltzer dan Bare, (2001)

4. Klasifikasi Gastritis

Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai

berikut :

a. Gastritis Akut

Gastritis Akut merupakan peradangan pada mukosa pada lambung

yang mengakibatkan erosi dan perdararahan mukosa lambung dan setelah

terpapar oleh zat iritan. Erosi tidak mengenai lapisan otot lambung

(Suratun & Lusianah, 2010).

Page 26: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

14

Gastritis (inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan

oleh pola diet misalnya makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan-

makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi.

Penyebab lain termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu dan terapi radiasi.

Gastritis dapt juga menjadi tanda pertama infeksi sistemik akut. Bentuk

gastritis akut yang lebih parah disebabkan oleh asam kuat atau alkali,

yang dapat menyebabkan mukosa menjadi gangrene atau perforasi.

(Menurut Nian Afrian Nuari.2015)

Gastritis akut merupakan peradangan mukosa lambung yang

disebabkan oleh iritan lokal seperti NSAID, kafein, alkohol, endotoksin

bakteri. Bahan-bahan tersebut melekat pada epitel lambung dan

menghancurkan lapisan mukosa pelindung, meninggalkan daerah epitel

yang gundul(Price & Wilson, 2006).

b. Gastritis Kronik

Gastritis Kronik merupakan gastritis yang terkait dengan atropi

mukosa gastrik sehingga produksi HCI menurun dan menimbulkan kondisi

achlorhidria dan ulserasi peptic. Gastritis kronis dapat diklasifikasikan

pada Tipe A dan Tipe B.

1) Tipe A merupakan gastritis autoimun. Ada antibody terhadp sel

parietal menimbulkan reaksi peradangan yang pada akhirnya dapat

menimbulkan atropi mukosa lambung. Pada 95% pasien dengan

anemia pernisiosa dan 60% pasien dengan gastritis atropi kronik

memiliki antibody terhadap sel parietal. Biasanya kondisi ini

Page 27: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

15

merupakan ntendensi terjadinya CA lambung Pada fundus atau

korpus.

2) Tipe B merupakan gastritis yang terjadi akibat infeksi oleh

helicobacter pylori. Terdapat inflamasi yang difuse pada lapisan

mukosa sampai muskularis, sehingga sering menyebabkan perdarahan

dan erosi. Sering mengenai atrum(Suratun & Lusianah, 2010).

Inflamasi yang berkepanjangan yang disebabakan baik oleh ulkus

lambung jinak maupun ganas, oleh bakteri H. Pylory. Gastritis kronis

mungkin diklasifikasikan sebagai Tipe A atau Tipe B. Tipe A ini terjadi

pada fundus atau korpus lambung. Tipe B (H. Pylory) mengenai antrum

dan pulorus. Mungkin berkaitan dengan bakteri H. Pylori. Faktor seperti

minuman panas, bumbu penyedap, penggunaan obat, alkohol, merokok

atau refluks isi usus ke dalam lambung(Nian Afrian Nuari 2015).

Gastritis kronis adalah suatu peradangan permukaan mukosa

lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan

tiga perbedaan sebagai berikut :

1) Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan: edema, serta

perdarahan dan erosi mukosa.

2) Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan mukosa

pada perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dan kanker

lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik dari

penurunan jumlah sel parietal dan sel chief.

Page 28: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

16

3) Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul-nodul

pada mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis, dan hemoragik

(Muttaqin, 2011).

5. Etiologi Gastritis

Menurut Suratun dan Lusianah (2010) penyebab gastritis adalah

konsumsi obat-obatan kimia (asetaminofen (aspirin), steroid kortikosteroid),

digitalis. Asetaminofen dan kortikoteroid dapat mengakibatkan iritasi pada

mukosa lambung. NSAIDS (non steroid anti inflamasi drugs) dan

kortikosteroid menghambat sistesis prostaglandin sehingga sekresi HCL

meningkat dan menyebabkan suasan lambung menjadi sangat asam

sehingga menimbulkan iritasi mukosa lambung. Konsumsi alkohol. Alkohol

dapt menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Terapi radiasi, refluk empedu,

zat-zat korosif (cuka, lada) menyebabkan kerusakan mukosa lambung dan

menimbulkan edema dan perdarahan. Kondisi yang stressful (trauma, luka

bakar, kemoterapi dan kerusakan susunan saraf pusat) merangsang

peningkatan produksi HCL lambung. Infeksi oleh bakteri seperti helicobacteri

pilori, eschericial coli, salmonella dan lain-lain.

Menurut Madyowratsongko et al (2006) faktor penyebab gastritis

adalah karena sering terlamabat makan, mengkonsumsi makanan pedas,

minum alkohol dan kopi, minum minuman yang bersoda dan faktor stress

yang dapat meningkatkan asam lambung

Page 29: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

17

Nian Afrian Nuari (2015) & Muttaqin(2011) Penyebab dari gastritis

antara lain :

a. Penggunaan Kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan

perdarahan dan gastritis.

b. Kelainan Autoimmune. Autoimmune atrophic gastriti terjadi ketika

sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam

dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap

menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil

asam lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsik (yaitu sebuah

zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12,

akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius

yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh.

Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua.

c. Crohn’s Disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan

peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang

dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika

lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari crohn’s disease(yaitu sakit

perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok dari pada

gejala-gejala gastritis.

d. Radiasi dan Kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi

dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang

selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika

tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya

sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut

Page 30: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

18

menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak

kelenjar-kelenjar panghasi asam lambung.

e. Penyakit Bile Reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu

mencerna lemak- lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati.

Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan

menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang

berbentuk cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke

dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka

empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan

dan gastritis.

f. Faktor-Faktor Lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi

kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati

atau ginjal.

g. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,

ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen

kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat, dan digitalis

bersifat mengiritasi mukosa lambung.

h. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.

i. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii, streptococci,

staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis,

dan secondary syphilis.

j. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus

k. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis

Page 31: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

19

l. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,

gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks usus-

lambung.

m. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan

minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen

iritasi mukosa lambung.

n. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu ( komponen

penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil

ke mukosa lambungsehingga menimbulkan respon peradangan mukosa.

o. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke

lambung.

p. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara

agresi dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang

dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung.

6. Komplikasi Gastritis

Komplikasi gastritis akut dan kronis yang muncul berbeda sesuai

dengan jenis gastritis:

a. Gastritis Akut

Komplikasi yang dapat timbul pada gastritis akut adalah

hematemesis atau melena(Suratun dan Lusianah 2010).

Gastristis akut komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna

bagian atas berupa hematemesis dan melena. Komplikasi ini dapat

berakhir syok hemoragik (Mansjoer, 2001).

Page 32: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

20

b. Gastritis Kronis

Komplikasi yang dapat timbul pada gastritis kronis adalah

perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena

gangguan absorpsi vitamin B-12 (anemia pernisiosa) (Suratun dan

Lusianah 2010).

Gastritis kronik komplikasinya adalah perdarahan saluran cerna

bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia (Mansjoer, 2001)

7. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut (Nian Afrian Nuari 2015) ada beberapa pemeriksaan

diagnostik diantaranya:

a. Pemeriksaan darah.

Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H. Pylori

dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah

kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak

menunjukan bahwa pasien tersebut terkana infeksi. Tes darah dapat juga

dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat perdarahan

lambung akibat gastritis.

b. Pemeriksaan feces

Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feces atau

tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.

Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya perdarahan pada lambung.

c. Endoskopi saluran cerna bagian atas

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidak normalan pada saluran

cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini

Page 33: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

21

dilakukan dengan cara memasukan sebuah selang kecil yang fleksibel

(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan

bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati rasakan

(anestesi) sebelum endoskop dimasukan untuk memastikan pasien merasa

nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang

terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sample (biopsy)

dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium

untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit.

Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi

harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu

atau dua jam. Hampir tidak ada risiko akibat tes ini. Komplikasi yang

sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan

endoskop.

d. Rontgen saluran cerna bagian atas

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit

pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium

terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi

saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.

8. Penatalaksanaan

Orientasi utama pengobatan gastritis berpaku pada obat-obatan. Obat-

obatan yang mengurangi jumlah asam di lambung dapat mengurangi gejala

yang mungkin menyertai gastritis dan memajukan penyembuhan lapisan

perut. Pengobatan ini meliputi:

Page 34: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

22

a. Antasida yang berisi aluminium dan magnesium dan karbonat kalsium dan

magnesium.

Antasida meredakan mulas ringan atau dyspepsia dengan cara

menetralisasi asam di perut. Ion H+ merupakan struktur utama asam

lambung. Dengan pemberian aluminium hidroksida atau magnesium

hidroksida maka suasana asam dalam lambung dapat dikurangi. Obat-

obatan ini dapat menghasilkan efek samping seperti diare atau sembelit

karena dampak penurunan H+ adalah penurunan rangsangan reristaltik

usus.

b. Histamin (H2) blocker, seperti famotidine dan ranitidine.

H2 blocker mempunyai dampak penurunan produksi asam dengan

mempengaruhi langsung pada lapisan epitel lambung dengan cara

menghambat rangsangan sekresi oleh saraf otonom pada nervus vagus.

c. Inhibitor pompa proton (PPI), seperti omeprazole, lansoprazole,

pantoprazole, rabeprazole, esomeprazole dan dexlansoprazole. Obat ini

bekerja menghambat produksi asam melalui penghambatan terhadap

electron yang menimbulkan potensial aksi pada saraf otonom vagus. PPI

diyakini lebih efektif menurunkan produksi asam lambung daripada H2

blocker.

Tergantung penyebab dari gastritis, langkah-lang kah tambahan atau

pengobatan mungkin diperlukan.

a. Misalnya, jika gastritis disebabkan oleh penggunaan jangka panjang

NSAID (Nonsteroid Antiinflamsi Drug) seperti aspirin, aspilet maka

penderita disarankan untuk berhenti minum NSAID, mengurangi dosis

Page 35: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

23

NSAID, atau beralih ke kelas lain obat untuk nyeri. Walaupun PPI

dapat digunakan untuk mencegah stress gastritis saat pasien sakit kritis.

b. Apabila penyebabnya adalah Helicobakter pylori maka perlu

penggabungan obat antasida, PPI dan antibiotik seperti amoksisilin dan

klaritromisin untuk membunuh bakteri. Infeksi ini sangat berbahaya

karena dapat menyebabkan kanker atau ulkus di usus.

c. Pemberian makanan yang tidak merangsang. Walaupun tidak

memengaruhi langsung pada peningkatan asam lambung tetapi makanan

yang merangsang seperti pedas, kecut dapat meningkatkan suasana asam

pada lambung sehingga dapat manikkan resiko inflamsi pada lambung.

Selain tidak merangsang makanan juga dianjurkan yang tidak

memperberat kerja lambung seperti makanan yang keras seperti nasi keras.

d. Penderita juga dilatih untuk manajemen stress sebab stress dapat

mempengaruhi sekresi asam lambung melalui nervus vagus. Latihan

mengendalikan stress bisa juga di ikuti dengan peningkatan spiritual

sehingga penderita dapat lebih ketika menghadapi stress(Sukarmin,2013).

B. Konsep Nyeri

1. Definisi Nyeri

International Association for Study of Pain (1979), mendefinisikan

nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak

menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang bersifat aktual atau

potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian di mana terjadi

kerusakan(Prasetyo, 2010).

Page 36: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

24

Sedangkan Melzack dan Wall (1998) dalam Judha dkk (2012)

mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman pribadi, subjektif, yang dipengaruhi

oleh budaya, persepsi seseorang, perhatian, dan variable- variabel psikologis

lain, yang mengganggu perilaku berkelanjutan dan memotivasi setiap orang

untuk menghentikan rasa tersebut (Andarmoyo,2013).

Aziz Alimul (2006) Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak

menyenangkan bersifat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap

orang dalam hal skala atau tingkatanya dan hanya orang tersebutlah yang

dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang di alaminya.

2. Proses Fisiologi Nyeri

Andarmoyo (2013) menjelaskan proses terjadinya nyeri merupakan

suatu rangkaian yang rumit. Dalam hal ini dibutuhkan pengetahuan mengenai

struktur dan fisiologi sistem persarafan karena sistem inilah yang memegang

kendali dalam terciptanya nyeri. Proses atau mekanisme ini akan melewati

beberapa tahapan, yaitu diawali dengan adanya stimulus, transduksi, transmisi,

persepsi, dan modulasi.

Sel saraf atau neuron tardiri dari badan sel dan dua set tonjolan yang

terutama bertanggung jawab untuk transmisi implus saraf, termasuk implus

nyeri. Menonjol dari badan sel adalah tonjolan pendek bercabang yang

dinamakan dendrite yang menerima rangsang sensorik dari lingkungan luar sel

dan mentransmisikan menuju badan sel. Tonjolan ini disebut neuron atau serat

aferen (sensorik), yaitu serat saraf yang memantau masukan sensori dan

membawa informasi ini dari perifer ke SSP (Susunan Saraf Pusat), dan

merupakan reseptor untuk stimuli termasuk implus yang tidak menyenangkan

Page 37: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

25

(nyeri). Pada setiap sel juga memiliki tonjolan tunggal yang disebut akson

dengan panjang bervariasi. Pada sepanjang akson itulah implus saraf

dikonduksikan menjauhi badan sel neuron menuju dendrite neuron lain atau

struktur eferen, misalnya otot atau kelenjar. Serat saraf ini disebut neuron

eferen (motorik), yaitu saraf yang mebawa implus saraf dari SSP (Susunan

Saraf Pusat) ke dalam tubuh (Bresnick, 2003 dalam Andarmoyo, 2013).

Respon tubuh dalam hal tekanan darah dan penderitaan serta respon

autonom dan motorik terhadap nyeri tergantung pada kualitas nyeri. Nyeri

ikutan dan nyeri dalam disertai perasaan tidak menyenangkan dan sering

menimbulkan refleks autonom seperti nausea (mual), berkeringat banyak dan

penurunan tekanan darah. Sebaliknya, nyeri awal memberikan refleks

protektif, yaitu refleks gerakan menarik tangan dengan fleksi. Nyeri visceral

(nyeri dari organ dalam seperti ginjal, lambung, dan kandung empedu)

cenderung bersifat tumpul dan difusi dan menyerupai nyeri dalam.

a. Stimulasi

Seperti halnya berbagai stimulus yang disadari lainnya, persepsi

nyeri diantarkan oleh neuron khusus yang bertindak sebagai reseptor,

pendeteksi stimulus, penguat, dan penghantar menuju system saraf pusat.

Reseptor khusus tersebut dinamakan nociceptor. Mereka tersebar luas

dalam lapisan superficial kulit dan juga dalam jaringan dalam tertentu,

seperti periosteum, dinding arteri, permukaan sendi serta falks dan

tentorium serebri. Terdapat tiga kategori reseptor nyeri, yaitu nosiseptor

mekanis yang berespons terhadap kerusakan mekanis, misalnya tusukan,

benturan atau cubitan, nosiseptor termal yang berespon terhadap suhu

Page 38: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

26

yang berlebih terutama panas; nosiseptor polimodal yang berespons setara

terhadap semua jenis rangsangan yang merusak, termasuk iritasi zat

kimia yang dikeluarkan dari jaringan yang cedera.

b. Transduksi

Transduksi merupakan proses ketika suatu stimuli nyeri diubah

menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf.

Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas), atau kimia

(substansi nyeri). Terjadi perubahan patofisiologi karena mediator-

mediator kimia seperti prostaglandin dari sel rusak, bradikinin dari

plasma, histamine dari sel mast, serotonin dari trombosit dan substansi P

dari ujung saraf nyeri memengaruhi juga nosiseptor di luar daerah trauma

sehingga lingkungan nyeri meluas.

c. Transmisi

Transmisi merupakan proses penerusan implus nyeri dari

nociceptor saraf perifer melewati cornu dorsalis dan corda spinalis menuju

koerteks serebri. Cornu dorsalis dari medulla spinalis dapat dianggap

sebagai tempat memproses sensori. Serabut perifer (missal reseptor

nyeri)berakhir di sini dan serabut traktus sensori asenden berawal di sini.

Juga terdapat interkoneksi antara system neuronal desenden dan traktus

sensori asenden. Traktus asenden berakhir pada otak bagian bawah dan

bagian tengan dan impuls-implus dipancarkan ke korteks serebri. Agar

nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system asenden harus

diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor yang terletak

dalam kulit dan organ internal.

Page 39: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

27

d. Modulasi

Modulasi adalah proses pengendalian internal oleh system saraf,

dapat meningkatkan atau mengurangi penerusan implus nyeri. Hambatan

terjadi melalui sitem analgesia endogen yang melibatkan bermacam-

macam neurotrasnsmitter antara lain endorphin yang dikeluarkan oleh sel

otak dan neuron di spinalis. Impluls ini bermula dari area

periaquaductuagrey (PAG) dan menghambat transmisi impuls pre maupun

pascasinaps di tingkat spinalis. Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor

perifer medulla spinalis atau supraspinalis.

e. Persepsi

Persepsi adalah hasil rekontruksi susunan saraf pusat tengan

impuls nyeri yang diterima. Rekonstruksi merupakan hasil interaksi

system saraf sensoris, informasi kognitif (korteks serebri) dan pengalaman

emosional. Persepsi menentuka berat ringannya nyeri yang dirasakan.

Setelah sampai ke otak, nyeri dirasakan secara sadar dan menimbulkan

respons berupa perilaku dan ucapan yang merespon adanya nyeri. Perilaku

yang ditunjukan seperti menghindari stimulus nyeri, atau ucapan akibat

respons seperti aduh, auw, ah. (Andarmoyo,2013).

3. Klasifikasi Nyeri

a. Klasifikasi nyeri berdasarkan durasi menurut Andarmoyo (2013)

1) Nyeri akut

Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut,

penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki awitan yang cepat,

dengan intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) dan

Page 40: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

28

berlangsung untuk waktu singkat (Meinhart dan McCaffery, 1983:

NIH, 1986 dalam smeltzer, 2002). Untuk tujuan definisi, nyeri akut

dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik

hingga enam bulan. Fungsi nyeri akut iyalah member peringatan akan

suatu cedera atau penyakit yang akan datang. Nyeri akut akan berhenti

dengan sendirinya (self-limiting) dan akhirnya menghilang dengan

atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang terjadi

kerusakan. Nyeri akut berdurasi singkat (kurang dari 6 bulan),

memiliki omset yang tiba-tiba, dan terlokalisasi. Nyeri ini biasanya

disebabkan trauma bedah atau inflamasi. Kebanyakan orang pernah

mengalami nyeri jenis ini, seperti pada saat gastritis, sakit kepala,

sakit gigi, terbakar, tertusuk duri, pasca persalinan, pasca

pembedahan, dan sebagainya. Nyeri akut terkadang disertai oleh

aktivasi system saraf simpatis yang akan memperlihatkan gejala-

gejala seperti peningkatan respirasi, peningkatan tekanan darah,

peningkatan denyut jantung, diaphoresis, dan dilatasi pupil. Secara

verbal klien yang mengalami nyeri akut biasanya juga akan

memperlihatkan respons emosi dan perilaku seperti menangis,

mengerang kesakitan, mengerutkan wajah, atau menyeringai.

2) Nyeri kronik

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang

menetap sepanjang suatu periode waktu. Nyeri kronik berlangsung

lama, intensitas yang bervariasi, biasanya berlangsung lebih dari enam

bulan (McCaffery, 1986 dalam Potter & Perry, 2005). Nyeri kronik

Page 41: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

29

dapat tidak mepunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering

sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon

terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebab. Nyeri kronis

dibagi menjadi dua, yaitu nyeri kronik nonmalignant dan malignan

(Potter & Perry, 2005). Nyeri kronik nonmalignant merupakan nyeri

yang timbul akibat cedera jaringan yang tidak progresif atau yang

menyembuh (Shceman, 2009 dalam Potter & Perry, 2005), biasa

timbul tanpa penyebab yang jelas misalnya nyeri pinggang bawah,

dan nyeri yang didasari atas kondisi kronis, misalnya osteoarthritis

(Tanra, 2005 dalam Potter & Perry, 2005). Semantara nyeri kronik

malignan yang disebut juga nyeri kanker memiliki penyebab nyeri

yang dapat diidentifikasi yaitu terjadi akibat perubahan pada saraf.

Perubahan ini terjadi bisa karena penekanan pada saraf akibat

metastasis sel-sel kanker maupun pengaruh zat-zat kimia yang

dihasilkan oleh kanker itu sendiri (Portenoy, 2007 dalam Potter &

Perry, 2005).

Manifestasi klinis yang tampak pada nyeri kronis sangat

berbeda dengan yang diperlihatkan oleh nyeri akut. Dalam

pemeriksaan tanda-tanda vital, sering kali didapatkan masih dalam

bats normal dan tidak disertai dilatasi pupil. Manifestasi yang

biasanya muncul berhubungan dengan respons psikososial seperti

rasa keputusasaan, kelesuan, penurunan libido, penurunan berat

badan, perilaku menarik diri, iritabel, mudah tersinggung, marah dan

Page 42: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

30

tidak tertarik pada aktivitas fisik. Secara verbal klien mungkin akan

melaporkan adanya ketidaknyamanan, kelemahan, dan kelelahan.

Tabel 2.1 Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis

Pengalaman Satu kejadian Satu situasi, status ekstensi

Sumber Sebab eksternal atau

penyakit dari dalam

Tidak diketahui atau

pengobatan terlalu lama

Serangan Mendadak

Bisa mendadak,

berkembang dan

terselubung

Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari enam bulan

sampai bertahun tahun

Pernyataan

nyeri

Daerah nyeri tidak

diketahui dengan

pasti

Daerah nyeri sulit

dibedakan intensitasnya,

sehingga sulit dievaluasi

(perubahan perasaan)

Gejala-gejala

klinis

Pola respons yang

khas dengan gejala

yang jelas

Pola respons yang bervariasi

dengan sedikit gejala

(adaptassi) Sumber. Barbara C. long,1989 dalam Hidayat,A.Aziz Alimul. (2009)

b. Klasifikasi nyeri berdasarkan asal menurut Andarmoyo (2013)

1) Nyeri nosiseptif

Nyeri nosiseptif merupakan nyeri yang diakibatkan oleh

aktivasi atau sensitisasi nosiseptor perifer yang merupakan reseptor

khusus yang mengantarkan stimulus noxious. Nyeri nosiseptif perifer

dapat terjadi karena adanya stimulus yang mengenai kulit, tulang,

sendi, otot, jaringan ikat, dan lain-lain. Hal ini dapat terjadi pada nyeri

post operatif dan nyeri kanker. Dilihat dari sifat nyerinya maka nyeri

nosiseptif merupakan nyeri akut. Nyeri akut merupakan nyeri

nosiseptif yang mengenai daerah perifer dan letaknya lebih

terlokalisasi.

Page 43: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

31

2) Nyeri neuropatik

Nyeri neuropatik merupakan hasil suatu cedera atau

abnormalitas yang didapat pada struktus saraf perifer maupun sentral.

Berbeda dengan nyeri nosiseptif, nyeri neuropatik bertahan lebih lama

dan merupakan proses input saraf sensorik yang abnormal oleh system

saraf perifer. Nyeri ini lebih sulit diobati. Pasien akan mengalami

nyeri seperti rasa terbakar, tingling, shooting, shock like, hypergesia,

atau allodynia. Nyeri neuropatik dari sifat nyerinya merupakan nyeri

kronis.

c. Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi menurut Andarmoyo (2013)

1) Superficial atau kutaneus

Nyeri superficial adalah nyeri yang disebabkan stimulasi kulit.

Karakteristik dari nyeri berlangsung sebentar dan terlokalisasi. Nyeri

biasanya terasa sebagai sensasi yang tajam. Contoh tertusuk jarum

suntik dan luka potong kecil atau laserasi.

2) Viseral dalam

Nyeri visceral adalah nyeri yang terjadi akibat stimulasi

organ-organ internal. Karakteristik nyeri bersifat difusi dan dapat

menyebar ke beberapa arah. Durasinya bervariasi tetapi biasanya

berlangsung lebih lama dari pada nyeri superficial. Pada nyeri ini

juga menimbulkan rasa tidak menyenangkan dan berkaitan

dengan mual dan gejal-gejal atonom. Nyeri dapat terasa tajam,

tumpul, atau unik tergantung organ yang terlibat. Contoh sensasi

Page 44: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

32

pukul seperti angina pectoris dan sensasi nyeri tertusuk-tusuk

seperti gastritis.

Tabel 2.2

Perbedaan nyeri somatis dan viseral

Karakteristik Nyeri Somatik

Nyeri Viseral Superfisial Dalam

Kualitas

Tajam,

menusuk,

membakar

Tajam,

tumpul,

nyeri terus

Tajam, tumpul,

nyeri terus,

kejang

Menjalar Tidak Tidak Ya

Stimulasi

Torehan, abrasi

terlalu panas

dan dingin

Torehan

panas,

iskemia

pergeseran

Distensi,

iskemia,

spasmus,iritasi

kimiawi

Reaksi otonom Tidak Ya Ya

Refleks

kontraksi otot Tidak Ya Ya

Sumber. Barbara C. long,1989 dalam Hidayat,A.Aziz Alimul. (2009)

Pada pasien gastritis biasanya tanda gejala yang sering

muncul, nyeri epigastrium yaitu :

a) Definisi

Nyeri epigastrium adalah perasaan nyeri atau sakit di

daerah perut bagian atas dan tengah. Beberapa penyakit atau

kondisi medis yang menyebabkan nyeri epigastrium yaitu gastritis,

gangguan pencernaan, ulkus peptikum, kanker lambung, kanker

pankreas, iskemia miokard, dan lain-lain(Suratun dan Lusianah,

2010).

b) Tanda dan gejala

Biasanya nyeri dirasakan di daerah tengah perut, nyeri yang

tajam dan terlokalisasi dan nyeri akan bertambah dengan

Page 45: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

33

pergerakan, ini adalah gejala yang paling sering di keluhkan oleh

pasien.

c) Penatalaksanaan

Penanganan keperawatan yang bisa dilakukan pada pasien

gastritis yang mengeluh nyeri epigastrium bisa dilakukan tirah

baring dalam jangka waktu tertentu, karena salah satu dari tujuan

tirah baring yaitu untuk mengurangi nyeri (Potter & perry, 2006).

3) Nyeri alih

Nyeri alih merupakan fenomena umum dalam nyeri viseral

karena banyak organ tidak memiliki reseptor nyeri. Jalan masuk

neuron sensori dari organ yang terkena ke dalam segmen medulla

spinalis sebagai neuron dari tempat asal nyeri dirasakan, persepsi

nyeri pada daerah yang tidak terkena. Karakteristik nyeri dapat terasa

di bagian tubuh yang terpisah dari sumber nyeri dan dapat terasa

dengan berbagai karakteristik. Contoh nyeri yang terjadi pada infark

miokard, yang menyebabkan nyeri alih ke rahang, lengan kiri; batu

empedu, yang dapat mengalihkan nyeri ke selangkangan

4) Radiasi

Nyeri radiasi merupakan sensasi nyeri yang meluas dari

tempat awal cedera ke bagian tubuh yang lain. Karakteristiknya nyeri

terasa seakan menyebar ke bagian tubuh bawah atau sepanjang bagian

tubuh. Nyeri dapat menjadi intermiten atau konstan. Contoh nyeri

punggung bagian bawah akibat diskus intravertebral yang rupture

Page 46: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

34

disertai nyeri yang meradiasi sepanjang tungkai dari iritasi saraf

skiatik.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Respon Nyeri

Menurut McCaffery dan Pasetyo (1999) dalam Prasetyo (2010)

Terdapat berbagai faktor yang dapat memengaruhi persepsi dan reaksi masing-

masing individu terhadap nyeri:

a. Usia

Usia merupakan variabel yang penting dalam mempengaruhi nyeri

pada individu. Anak yang masih kecil mempunyai kesulitan dalam

memahami nyeri dan prosedur pengobatan yang dapat menyebabkan nyeri.

Anak-anak kecil yang belum dapat mengucapkan kata-kata juga

mengalami kesulitan dalam mengungkapkan secara verbal dan

mengekspresikan nyeri kepada kedua orang tuanya ataupun pada perawat.

Sebagian anak-anak terkadang segan untuk mengungkapkan keberadaan

nyeri yang ia alami, mereka takut akan tindakan perawatan yang harus

mereka terima nantinya.

Pada pasien lansia seorang perawat harus melakukan pengkajian

lebih rinci ketika seorang lansi melaporkan adanya nyeri. Seringkali

lansia memiliki sumber nyeri lebih dari satu. Terkadang penyakit yang

berbeda-beda yang diderita lansia menimbulkan gejala yang sama, sebagai

contoh nyeri dada tidak selalu mengindikasiakan serangan jantung, nyeri

dada dapat timbul karena gejala arthritis pada spinal dan gejala gangguan

abdomen. Sebagian lansia terkadang pasrah terhadap apa yang mereka

Page 47: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

35

rasakan, mereka menganggap bahwa hal tersebut merupakan konsekuensi

penuaan yang tidak bisa dihindari.

b. Jenis kelamin

Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara signifikan

dalam berespon terhadap nyeri. Hanya beberapa budaya yang menganggap

bahwa seorang anak laki-laki harus lebih berani dan tidak boleh menangis

dibandingkan anak perempuan dalam situasi yang sama ketika merasakan

nyeri. Akan tetapi dari penelitian terakhir memperlihatkan hormone seks

pada mamalia berpengaruh terhadap tingkat toleransi terhadap nyeri.

Hormon seks testosterone menaikkan ambang nyeri pada percobaan

binatang, sedangkan estrogen meningkatkan pengenalan/sensitivitas

terhadap nyeri. Bagaimanapun, pada manusia lebih kompleks, dipengaruhi

oleh personal, sosial, budaya dan lain-lain.

c. Kebudayaan

Perawat sering kali berasumsi bahwa cara berespon pada setiap

individu dalam masalah nyeri adalah sama, sehingga mereka mencoba

mengira bagaimana pasien berespon terhadap nyeri. Sebagai contoh,

apabila seorang perawat yakin bahwa menangis dan merintih

mengindikasikan suatu ketidakmampuan dalam mengontrol nyeri,

akibatnya pemberian therapy bisa jadi tidak cocok untuk klien

berkebangsaan meksiko-Amerika yang menangis keras tidak selalu

mempersepsikan pengalaman nyeri sebagai sesuatu yang berat atau

mengharapkan perawat melakukan intervensi.

Page 48: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

36

d. Makna Nyeri

Makna nyeri pada seseorang mempengaruhi pengalaman nyeri

dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Seorang wanita yang

merasakan nyeri saat bersalin akan mempersepsikan nyeri secara berbeda

dengan wanita lainnya yang nyeri karena dipukul oleh suaminya.

e. Lokasi dan tingkat keparahan nyeri

Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan tingkat

keparahan pada masing-masing individu. Nyeri yang dirasakan mungkin

terasa ringan, sedang atau biasa jadi merupakan nyeri yang berat. Dalam

kaitannya dengan kualitas nyeri, masing- masing individu juga bervariasi,

ada yang melaporkan nyeri seperti tertusuk, nyeri tumpul, berdenyut,

terbakar dan lain-lain, sebagai contoh individu yang tertusuk jarum akan

melaporkan nyeri yang berbeda dengan individu yang terkena luka bakar.

f. Perhatian

Tingkat perhatian seseorang terhadap nyeri akan mempengaruhi

persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat terhadap nyeri akan

meningkatkan respon nyeri sedangkan upaya pengalihan (distraksi)

dihubungkan dengan penurunan respon nyeri. Konsep inilah yang

mendasari berbagai terapi untuk menghilangakn nyeri, seperti relaksasi,

teknik imajinasi terbimbing dan masase.

g. Ansietas

Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks, ansietas

yang dirasakan seseorang seringkali meningkatkan persepsi nyeri, akan

tetapi nyeri juga dapat menimbulkan perasaan ansietas. Sebagai contoh

Page 49: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

37

seseorang yang menderita kanker kronis dan merasa takut akan kondisi

penyakitnya akan semakin meningkatkan persepsi nyerinya.

h. Keletihan

Keletihan atau kelelahan yang dirasakann seseorang akan

meningkatkan sensasi nyeri dan menurunkan kemampuan koping individu.

i. Pengalaman sebelumnya

Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri, akan tetapi

pengalaman yang telah dirasakan individu tersebut tidak berarti bahwa

individu tersebut akan mudah dalam menghadapi nyeri pada masa yang

mendatang. Seseorang yang terbiasa merasakan nyeri akan lebih siap dan

mudah mengantisifasi nyeri dari pada individu yang mempunyai

pengalaman sedikit tentang nyeri.

j. Dukungan keluarga dan sosial

Individu yang mengalami nyeri seringkali membutuhkan

dukungan, bantuan, perlindungan dari anggota keluarga lain, atau

teman terdekat. Walaupun nyeri masih dirasakan oleh klien, kehadiran

orang terdekat akan meminimalkan kesepian dan ketakutan.

5. Penilaian Respon Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri

dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan

individual serta kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan

sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan

pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respons

fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan teknik

Page 50: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

38

ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri

(Tamsuri,2007).

Penilaian intensitas nyeri dapat dilakukan dengan menggunakan

skala sebagai berikut :

a. Skala Deskritif

Skala deskritif merupakan alat pengukur tingkat keparahan nyeri

yang lebih objektif. Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale,

VDS) merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai lima kata

pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis.

Pendeskripsi ini diranking dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri yang

tidak tertahankan”. Perawat menunjukan klien skala tersebut dan meminta

klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang ia rasakan. Perawat juga

menanyakan seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa

jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri terasa paling

tidak menyakitkan. Alat VDS ini memungkinkan klien memilih sebuah

kategori untuk mendeskripsikan nyeri (Potter & Perry, 2006).

Gambar 2.3 Skala Deskritif

Sumber: Konsep dasar asuhan keperawatan Nyeri

Keterangan :

0 : Tidak Nyeri

1-3 :Nyeri Ringan : Secara obyektif pasien dapat berkomunikasi

dengan baik dan memilih gejala yang tidak dapat

terdeteksi.

Page 51: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

39

4-6 : Nyeri Sedang: Secara obyektif pasien mendesis, menyeringai,

dapat menunjukan lokasi nyeri, dapat

mendeskripsikanya, dapat mengikuti peritah

dengan baik. Memiliki karakteristik adanya

peningkatan frekwensi pernafasan, tekanan darah,

kekuatan otot dan dilatasi pupil.

7-9 :Nyeri Berat : Secara obyektif pasien terkadang tidak dapat

mengikuti perintah tapi masih merespon terhadap

tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak

dapat mendeskripsikanya, tidak dapat diatasi

dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.

Memiliki karakteristik muka pasien pucat,

kekakuan otot, kelemahan dan keletihan.

10 : Nyeri Sangat Berat: Pasien memukul dan sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi. (Potter & Perry, 2005).

b. Skala Numerik

Skala penilaian numerik (Numerical rating scales, NRS) lebih

digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini,

klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala paling efektif

digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi

terapeutik. (AHCPR, 1992 dalam Potter & Perry, 2006)

Page 52: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

40

Gambar 2.4 Skala Numerik

Sumber: Konsep dasar asuhan keperawatan Nyeri

Keterangan :

0 : Tidak Nyeri( Nyaman)

1-3: Nyeri Ringan : Secara obyektif pasien dapat berkomunikasi dengan

baik dan memilih gejala yang tidak dapat terdeteksi.

4-6 : Nyeri Sedang: Secara obyektif pasien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikanya,

dapat mengikuti peritah dengan baik. Memiliki

karakteristik adanya peningkatan frekwensi

pernafasan, tekanan darah, kekuatan otot dan dilatasi

pupil.

7-10 :Nyeri Berat: Secara obyektif pasien terkadang tidak dapat mengikuti

perintah tapi masih merespon terhadap tindakan, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

mendeskripsikanya, tidak dapat diatasi dengan alih

posisi nafas panjang dan distraksi. Memiliki

karakteristik muka pasien pucat, kekakuan otot,

kelemahan dan keletihan (Potter & Perry, 2005).

c. Skala Analog Visual

Skala analog visual (Visual analog scale, VAS) adalah suatu garis

lurus atau horizontal sepanjang 10 cm, yang mewakili intensitas nyeri

yang terus-menerus dan pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. Pasien

Page 53: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

41

diminta untuk menunjuk titik pada garis yang menunjukkan letak nyeri

terjadi sepanjang garis tersebut. Ujung kiri biasanya menandakan “tidak

ada” atau “tidak nyeri”, sedangkan ujung kanan biasanya menandakan

“berat” atau “nyeri yang paling buruk”. Untuk menilai hasil, sebuah

penggaris diletakkan sepanjang garis dan jarak yang dibuat pasien

pada garis dari “tidak ada nyeri” diukur dan ditulis dalam centimeter

(Smeltzer, 2002). Skala ini memberi klien kebebasan penuh untuk

mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran

keparahan nyeri yang lebih sensitive karena klien dapat mengidentifikasi

setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu

angka (McGuire, 1884 dalam Potter & Perry, 2006)

Gambar 2.5 Skala Analog Visual

Sumber: Konsep dasar asuhan keperawatan Nyeri

d. Skala Wajah

Skala wajah (Face Pain Scale, FPS) merupakan pengukuran nyeri

dengan menggunakan 6 macam gambar ekspresi wajah. Nilai berkisar

antara 0 sampai dengan 6. Nilai 0 mengindikasikan tidak nyeri, 6

mengindikasikan sangat nyeri (nyeri yang buruk). FPS biasa digunakan

untuk mengkaji intensitas nyeri pada anak- anak.(Wong, 1998).

Gambar 2.6 Skala Wajah

Sumber: Konsep dasar asuhan keperawatan Nyeri

Page 54: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

42

6. Penatalaksanaan Nyeri

Menurut Andarmoyo (2013), ada dua metode untuk terapi nyeri

antara lain :

a. Strategi penatalaksanaan nyeri farmakologis

Analgesik merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi

nyeri. Walaupun analgesic dapat menghilangkan nyeri dengan efektif,

perawat dan dokter masih cenderung tidak melakukan upaya analgesic

dalam penanganan nyeri karena informasi obat yang tidak benar, karena

adanya kekhawatiran klien akan mengalami ketagihan obat, cemas akan

melakukan kesalahan dalam menggunakan analgesik narkotik dan

pemberian obat yang kurang dari yang diresepkan.

b. Strategi Penatalaksanaan Nyeri Nonfarmakologis

Manajemen nyeri nonfarmakologi merupakan tindakan menurunkan

respons nyeri tanpa menggunakan agen farmokologi. Manajeman nyeri

nonfarmakologi sangan beragam, yaitu:

1) Bimbingan antisifasi

Bimbingan antisifasi adalah memberikan pemahaman kepada

klien mengenai nyeri yang dirasakan. Pemahaman yang diberikan

oleh perawat ini bertujuan untuk memberi informasi kepada klien,

dan mencegah salah interpretasi tentang peristiwa nyeri.

2) Terapi es dan panas/kompres panas dan dingin

Pilihan alternative lain dalam meredakan nyeri adalah terapi es

(dingin) dan panas. Namun begitu, perlu adanya studi lebih lanjut

untuk melihat keefektifannya dan bagaimana mekanisme kerjanya.

Terapi es dan panas diduga bekerja dengan menstimulasi reseptor

Page 55: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

43

tidak nyeri (non-nosiseptor) dalam bidang reseptor yang sama pada

cedera. Pemakaian kompres panas biasanya dilakukan hanya setempat

saja pada bagian tubuh tertentu. Dengan pemberian panas, pembuluh-

pembuluh darah akan melebar sehingga memperbaiki peredaran darah

di dalam jaringan tersebut.

3) Stimulasi saraf elektris transkutan/TENS

Merupakan suatu alat yang menggunakan aliran listrik, baik

dengan frekuensi rendah maupun tinggi, yang dihubungkan dengan

beberapa elektroda pada kulit untuk menghasilkan sensasi kesemutan,

menggetar, atau mendengung pada area nyeri. TENS adalah prosedur

non-invasif dan merupakan metode yang aman untuk mengurangi

nyeri, baik akut maupun kronis.

4) Distraksi

Merupakan suatu tindakan pengalihan perhatian klien ke hal-

hal lain di luar nyeri, yang dengan demikian diharapkan dapat

menurunkan kewaspadaan klien terhadap nyeri bahkan meningkatkan

toleransi terhadap nyeri.

5) Relaksasi

Merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental dan

fisik dari ketegangan dan stress sehingga dapat meningkatkan

toleransi terhadap nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas

napas abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat

memejamkan matanya dan bernapas dengan perlahan dan nyaman.

Page 56: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

44

6) Imajinasi terbimbing

Adalah menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara

yang dirancang secara khusus untuk mencapai efek positif tertentu

(Smeltzer & Bare, 2002). Tindakan ini membutuhkan konsentrasi

yang cukup. Upayakan kondisi lingkungan klien mendukung untuk

tindakan ini. Kegaduhan, kebisingan, bau menyengat, atau cahaya

yang sangat terang perlu dipertimbangkan agar tidak mengganggu

klien untuk berkonsentrasi. Beberapa klien lebih rileks dengan cara

menutup mata (prasetyo, 2010). Berikut ini merupakan contoh

bagaimana melakukan latihan imajinasi terbimbing kepada klien yang

mengalami nyeri dengan menggabungkan napas berirama lambat

dengan suatu bayangan mental relaksasi dan kenyamanan,

“Bayangkan bahwa setiap desah napas yang anda hirup saat ini

adalah energi penyembuh yang sedang mengalir pelan melalui urat

nadi ke bagian sakit yang sedang anda alami. Lalu, bayangkan bahwa

setiap hembusan napas yang anda keluarkan telah membawa pergi

jauh rasa sakit atau nyeri yang anda rasakan”. Lakukan kegiatan ini

secara berulang dan teratur dalam beberapa menit (10-15 menit)

untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

7) Hipnosis

Merupakan sebuah teknik yang menghasilkan suatu keadaan

yang tidak sadarkan diri, yang dicapai melalui gagasan- gagasan yang

disampaikan oleh orang yang menghipnotisnya(Depkes, 1987).

Hipnosis dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh

Page 57: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

45

sugesti positif. Suatu pendekatan kesehatan holistic, hipnosis diri

menggunakan sugesti diri dan kesan tentang perasaan yang rileks dan

damai.

8) Akupuntur

Teknik akupuntur ini adalah suatu teknik tusuk jarum yang

mempergunakan jarum-jarum kecil panjang (ukuran bervariasi dari

1,7 cm hingga 10 cm) untutk menusuk bagian-bagian tertentu di badan

(area yang paling digunakan adalah kaki, tungkai bawah, tangan, dan

lengan bawah (Basford & Slevin, 2006), guna menghasilkan ketidak

pekaan terhadap rasa sakit atau nyeri.

9) Umpan balik biologi

Prinsip kerja metode ini adalah mengukur respons fisiologis,

seperti gelombang pada otak, kontraksi otot atau temperatur kulit

kemudian “mengembalikan” memberikan informasi tersebut kepada

klien. Kebanyakan alat umpan balik biologis/ biofeedback terdiri

dari beberapa elektroda yang ditempatkan pada kulit dan sebuah

amplifier yang mentransformasikan data berupa tanda visual seperti

lampu yang bewarna. Klien kemudian mengenali tanda tersebut

sebagai respons stress dan menggantikannya dengan respons relaksasi

(Prasetyo, 2010).

10) Masase

Merupakan melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak,

biasanya otot, tendon, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan

atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan

Page 58: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

46

relaksasi, dan atau memperbaiki sirkulasi (Mander, 2004 yang

mengombinasikan definisi nyeri dari Haldeman, 1994:1252;

Mobily,dkk.m 1994: 39-40).

7. Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Relaksasi adalah sebuah keadaan dimana seseorang terbebas dari

tekanan dan kecemasan atau kembalinya keseimbangan (equilibrium) setelah

terjadinya gangguan. Tujuan dari teknik relaksasi adalah mencapai keadaan

relaksasi menyeluruh, mencakup keadaan relaksasi secara fisiologis, secara

kognitif dan secara behavioral (Patasik dkk, 2013).

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan salah satu keadan yang

mampu merangsang tubuh untuk mengeluarkan opoid endogen sehingga

terbentuk system penekan nyeri yang akhirnya akan menyebabkan penurunan

intensitas nyeri. Hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan penurunan

intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam,

dimana setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam terjadi penurunan

intensitas nyeri (Rahayuningrum, 2016).

Tujuan relaksasi nafas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi

alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, merilekskan

tegangan otot, meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stress baik stress

fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri (mengontrol atau

mengurangi nyeri) dan menurunkan kecemasan (Trullyen, 2013).

Prosedur teknik relaksasi nafas dalam yaitu ciptakan lingkungan yang

tenang, pikiran beristirahat, posisikan pasien dengan tepat. Usahakan tangan

dan kaki pasien dalam keadaan rileks, instruksikan pasien untuk bernafas

Page 59: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

47

dengan irama normal beberapa saat (1-2 menit), minta pasien untuk

memejamkan mata dan usahakan agar pasien berkonsentrasi, minta pasien

menarik nafas melalui hidung secara perlahan-lahan sambil menghitung dalam

hati “hirup, dua, tiga”, minta pasien untuk menghembuskan udara melalui

mulut dan membuka mata secara perlahan-lahan sambil menghitung dalam

hati “hembuskan, dua, tiga”, minta pasien untuk mengulangi lagi sama seperti

prosedur sebelumnya sebanyak tiga kali selama lima menit (Patasik dkk,

2013). Jika teknik relaksasi nafas dalam dilakukan secara benar maka akan

menimbulkan penurunan nyeri yang dirasakan sangat berkurang atau optimal

dan pasien sudah merasa nyaman dibanding sebelumnya, sebaliknya jika

teknik relaksasi nafas dalam dilakukan dengan tidak benar, maka nyeri yang

dirasakan sedikit berkurang namun masih terasa nyeri dan pasien merasa tidak

nyaman dengan keadaannya. Hal ini dapat mempengaruhi intensitas nyeri,

karena jika teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan secara berulang akan

dapat menimbulkan rasa nyaman yang pada akhirnya akan meningkatkan

toleransi Persepsi dalam menurunkan rasa nyeri yang dialami (Rampengan

dkk, 2013).

Teknik relaksasi nafas dalam yang dilakukan secara berulang akan

menimbulkan rasa nyaman. Adanya rasa nyaman inilah yang akhirnya akan

meningkatkan toleransi seseorang terhadap nyeri. Orang yang memiliki

toleransi nyeri yang baik akan mampu beradaptasi terhadap nyeri dan akan

memilki mekanisme koping yang baik pula (Rahayuningrum, 2016).

Page 60: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

48

C. Asuhan Keperawatan Masalah Nyeri

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalah adanya

riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas dan

waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara PQRST:

a. P : Paliatif : Faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya nyeri

b. Q : Qualitatif : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat

c. R : Regio : Daerah perjalan nyeri

d. S : Severe : Keparahan atau intensitas nyeri

e. T : Time : Lama waktu serangan atau frequensi nyeri

Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien.

2. Diagnosa Keperawatan

Terdapat beberapa diagnosis yang berhubungan dengan masalah

Gastritis, namun hanya 1 diagnosa yang di utama yaitu:

a. Nyeri Akut b/d Mukosa Lambung Teriritasi (NANDA, NIC, NOC,

2015).

3. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan

a. Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yang menambah nyeri dengan

relasasi nafas dalam.

b. Menggunakan berbagai teknik non infasif untuk modifikasi nyeri yang

dialami yaitu teknik relasasi nafas dalam.

c. Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal, seperti

memberikan analgesik, sesuai dengan program yang ditentukan.

Page 61: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

49

4. Implementasi (Pelaksanaan) Keperawatan

a. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya

ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan kebosanan.

1) Ketidakpercayaan. Pengakuan perawat akan rasa nyeri yang

diderita pasien dapat mengurangi nyeri. Hal ini dapat diketahui

melalui pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian

mengenai keluhan nyeri pasien bahwa perawat mengkaji rasa nyeri

pasien agar dapat lebih memahami tentang nyerinya.

2) Kesalahpahaman. Mengurangi kesalahpahaman mengenai nyerinya

akan dapat mengurangi rasa nyeri. Hal ini dilakukan dengan

memberi tahukan pasien bahwa nyeri yang dialami sangat

individual dan hanya pasien yang tau secara pasti nyerinya.

3) Kelelahan. Kelelahan dapat memperberat nyeri. Untuk

mengatasinya kembangkan pola aktifitas yang dapat memberikan

istirahat yang cukup.

4) Ketakutan. Memberi informasi yang tepat dapat mengurangi

ketakutan dengan menganjurkan pasien untuk mengespresikan

bagaimana mereka menangani nyeri.

5) Kebosanan. Kebosanan dapat meningkatkan rasa nyeri. Untuk

mengurangi rasa nyeri dapat digunakan pengalih perhatian bersifat

terapeutik. Beberapa teknik pengalih perhatian adalah bernafas

pelan dan berirama memijat secara perlahan, menyanyi berirama,

aktif mendengarkan musik, membayangkan hal-hal yang

menyenangkan dan sebagainya.

Page 62: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

50

b. Modifikasi stimulasi nyeri dengan menggunakan Teknik Relaksasi

dengan menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan mengisi

paru paru dengan udara, menghembuskan secara perlahan, melemaskan

otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang

sama sambil terus berkonsentrasi hingga didapat rasa nyaman, tenang

dan rileks.

c. Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu atau

memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara

mengurangi kortikal terhadap nyeri. Jenis analgesik adalah narkotika dan

bukan narkotika. Jenis narkotika digunakan untuk menurunkan tekanan

darah dan menimbulkan depresi pada fungsi fital seperti respirasi. Jenis

bukan narkotika yang paling banyak di kenal masyarakat adalah aspirin,

asetaminofen, dan bahan antiinflamasi nonsteroid. Golongan aspirin

(asetysalicylic acid) digunakan untuk memblok rangsangan pada sentral

dan perifer, kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin yang

memiliki khasiat setelah 15- 20 menit dengan efek puncak obat sekitar 1-

2 jam. Aspirin juga menghambat agregasi trombosit dan antagonis lemah

terhadap vitamin K, sehingga dapat meningkatkan waktu perdarahan dan

protrombin bila diberikan dalam dosis yang tinggi. Golongan

asetaminofen sama seperti aspirin akan tetapi tidak menimbulkan

perubahan kadar protrombin dan jenis nonseroid anti inflamatory drug

(NSAID) juga dapat menghambat prostaglandin dan dosis rendah dapat

berfungsi sebagai analgesik. Kelompok obat ini meliputi ibuprofen,

mefenamic acid, fenoproven, naprofen, zomepirac dan lain-lain.

Page 63: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

51

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi terhadap masalah nyeri dilakukan dengan menilai dalam

kemampuan mersepons rangsangan nyeri, diantaranya hilangnya:

a. Hilangnya perasaan nyeri.

Penggunaan Skala penilaian numerik (Numerical rating scales,

NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata.

Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10.

Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri sebelum

dan setelah intervensi terapeutik.

b. Menurunnya intensitas nyeri.

Individu dapat diminta untuk membuat tingkatan nyeri pada skala

verbal (misalnya tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri hebat atau sangat hebat:

atau 0 sampai 10: 0 = tidak ada nyeri, 10 nyeri sangat hebat). Untuk

kepentingan penelitian ini maka peneliti menggunakan skala intensitas

nyeri numerik yaitu 0-10.

c. Adanya respon fisiologis yang baik.

d. Pasien mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan nyeri.

Page 64: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

52

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rencana Studi Kasus

Penelitian adalah suatu rencana, struktur dan strategi yang dipilih oleh

peneliti dalam upaya menjawab masalah penelitian. Jenis penelitian ini adalah

laporan studi kasus dengan metode deskriptif, yaitu suatu metode yang dilakukan

dengan tujuan untuk memaparkan atau untuk menggambarkan keadaan

sebenarnya (objektif). Deskriptif ini mengenai kemampuan peneliti melakukan

Asuhan Keperawatan pada Pasien Gastritis Ny “W” dengen Pemenuhan

Kebutuhan Rasa Nyaman(Bebas Nyeri) meliputi pengkajian, diagnosa,

perencanaa, implementasi, dan evaluasi (Supardi S & Rustika, 2013).

B. Subyek Studi Kasus

Subyek Studi dalam Penelitian ini adalah satu pasien atau individu yang

mengalami masalah kebutuhan rasa nyaman pada pasien ganstritis dengan kriteria

sebagai berikut:

1. Keriteria Inklusi

a. Pasien yang bersedia menjadi subyek penelitian sampai selesai yang

berada pada ruang rawat inap.

b. Pasien yang mengalami gangguan rasa nyaman nyeri pada kasus gastritis

yang berada pada ruang rawat inap.

2. Keriteria Ekslusi

a. Pasien yang bersedia menjadi subyek peneliti namun mengundurkan diri

karena alasan tertentu.

Page 65: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

53

b. Pasien yang tidak mengalami gangguan rasa nyaman nyeri pada kasus

gastritis.

C. Fokus Studi

Fokus studi pada penelitian ini adalah kebutuhan rasa nyaman (bebas

Nyeri) pada pasien gastritis.

D. Definisi Operasional

1. Studi Asuhan keperawatan pada pasien gastritis adalah asuhan keperawatan

pada pasien gastritis dalam pemenuhan rasa nyaman (bebas nyeri) terdiri dari :

a. Pengkajian Keperawatan dalam pengkajian nyeri

Pengkajian pada masalah nyeri dapat dilakukan dengan melihat

adanya riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi, intensitas, kualitas dan

waktu serangan terjadinya nyeri. Pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik PQRST:

1) P: Paliatif : Faktor yang mempengaruhi gawat ringannya nyeri

2) Q:Qualitatif : Seperti apa, tajam, tumpul, atau tersayat

3) R: Regio : Daerah perjalan nyeri

4) S: Severe : Keparahan atau intensitas nyeri

5) T: Time : Lama waktu serangan atau frequensi nyeri

Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien.

b. Diagnosa keperawatan yaitu diagnosa adanya nyeri akibat peradangan atau

infeksi pada lambung baik yang akut maupun kronis.

c. Intervensi keperawatan yaitu upaya untuk mengurangi rasa nyeri yang

dirasakan pasien dengan penerapan teknik relaksasi nafas dalam.

Page 66: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

54

d. Implementasi keperawaan yaitu penerapan teknik relaksasi nafas dalam

untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri dengan cara sebagai berikut:

Terapi relaksasi nafas dalam adalah sebuah keadaan dimana

seseorang terbebas dari tekanan dan kecemasan atau kembalinya

keseimbangan (equilibrium) setelah terjadinya gangguan. Prosedur teknik

relaksasi nafas dalam yaitu ciptakan lingkungan yang tenang, pikiran

beristirahat, posisikan pasien dengan tepat sesuai kondisi dan kemampuan

pasien bisa posisi berbaring, duduk dan berdiri. Usahakan tangan dan kaki

pasien dalam keadaan rileks, instruksikan pasien untuk bernafas dengan

irama normal beberapa saat (1-2 menit), minta pasien untuk memejamkan

mata dan usahakan agar pasien berkonsentrasi, minta pasien menarik nafas

melalui hidung secara perlahan-lahan sambil menghitung dalam hati

“hirup, dua, tiga”, minta pasien untuk menghembuskan udara melalui

mulut dan membuka mata secara perlahan-lahan sambil menghitung dalam

hati “hembuskan, dua, tiga”, minta pasien untuk mengulangi lagi sama

seperti prosedur sebelumnya sebanyak tiga kali selama lima menit hingga

pasien merasa nyaman.

e. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dinilai melalui Mampu mengontrol nyeri melaporkan

bahwa nyeri berkurang mampu mengenali nyeri menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang. Evaluasi keperawatan dapat dilakukan

menggunakan alat ukur nyeri, yaitu dengan skala nyeri Numerik.

Page 67: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

55

Kriteria obyektif menggunakan skala verbal dengan kriteria:

1) 0 : Tidak Nyeri (Nyaman)

2) 1-3 : Nyeri Ringan

3) 4-6 : Nyeri Sedang

4) 7-10 : Nyeri Berat

2. Pasien gastritis yang dimaksud adalah pasien yang diagnosa gastritis akut

oleh dokter.

3. Nyeri adalah sensori yang bersifat emosional dan subjektif berupa perasaan

yang tidak menyenangkan yang dirasakan pasien pada perut bagian atas.

4. Kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri) adalah keadaan dimana terpenuhinya

kenyamanan atau ketentraman yang terjadi karena perasaan rasa nyeri.

E. Waktu dan Tempat

1. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juni s/d 13 Juli 2018.

2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Ruangan Laika Mendidoha RSUD

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.

F. Pengumpulan Data

1. Data perimer yaitu data yang diperoleh dari pasien atau keluarga dengan

permohonan dan persetujuan menjadi responden yang melalui proses

wawancara, observasi menggunkan format asuhan keperawatan mulai dari

pengkajian-evaluasi dan didokumentasi.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari hasil survay awal

melalui pusat informasi rekam medik dan status pasien di RSUD Bahteramas

Prov. Sultra.

Page 68: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

56

C. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian studi kasus disajikan secara narasi atau

tekstular disertai dengana cuplikan ungkapan verbal dari subyek studi sebagai data

pendukungnya.

D. Etika Studi Kasus

Pertimbagan etik ini dilaksanakan dengan memenuhu perinsip-perinsip

the five right of human subjects in reseaechl (Macne, 2004).

1. Hak untuk self determinaton klien memiliki otonomi dan hak untuk membuat

keputusan secara sadar dan dipahami dengan baik, bebas dari paksaan untuk

berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini atau mengundurkan diri dari

penelitian ini.

2. Hak terhadaap privacy dan dignity bahwa klien memiliki hak untuk dihargai

tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang dilakukan terhadap mereka

serta untuk mengontrol kapan dan bagaimana informasi tentang mereka dibagi

dengan orang lain. Dalam proses pengumpulan data klien beresiko

mengungkap pengalaman yang bersifat rahasia bagi pribadinya, peneliti

menginfirmasikan bahwa klien berhak tidak menjawab pertanyaan yang

menimbulkan rasa malu atau tidak ingin diketahui orang lain dan jika kliemn

merasa tidak nyaman untuk berpartisipasi maka klien diperkenankan untuk

mngundurkan diri dari proses penelitian. Semua ini dilakukan peneliti untuk

menghormati privacy dan digniti.

3. Hak anonymity dan cobfidentiality, maka semua informasi yang didapat dari

klien harus dijaga dengan sedemikian rupa sehingga informasi individu

tersebut tidak langsung dikaitkan dengan klien, dan klien juga harus dijaka

Page 69: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

57

kerahasian atas keterlibatanya dalam penelitian ini. Menjamin kerahasian

(cobfidentiality) dengan menyimpan dokumen dengan aman seperti lembar

persetujuan mengikuti penelitian, biodata, kaset rekaman dan transkip

wawancar dalam tempat khusus yang dapat diakses peneliti. Dalam menyusun

laporan penelitian, peneliti menguraikan data tanpa mengungkap identitas

klien (anonymity).

4. Hak terhadap penanganan yang adil memberikan individu hak yang sama

untuk dipilih atau terlibat dalam penelitian tanpa deskriminasi dan diberi

penanganan yang sama dengan menghormati seluruh persetujuan yang

disepakati dan untuk memberi penanganan terhadap masalah yang muncul

selama partisipasi dalam penelitian. Semua klien mempunyai kesmpatan yang

sama untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dan mendapatkan perlakuan

yang sama dari peneliti.

5. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari ketidaknyamanan dan kerugian

mengharuskan agar klien dilindungi dan eksploitasi dan peneliti harus

menjamin bahwa semua usaha dilakukan untuk meminimalkan bahaya atau

kerugian dari suatu penelitian,serta memaksimalkan manfaat dari penelitian

(macnee, 2004).

Penelitian dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri, tetapi saling

berkaitan dan saling mendukung. Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika

yang menjadi subjek penelitian adalah Manusia maka peneliti harus memahami

hak dasar Manusia, Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya,

sehingga peneliti yang akan dilaksanakan benar-benar menjungjung tinggi

kebebasan Manusia.

Page 70: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

58

Dalam melakukan penelitian, peneliti mendapat rekomendasi izin dari

institusi pendidikan Poltekkes Kemenkes Kendari. Setelah mendapatkan

persetujuan kemudian melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika.

1. Informed Concent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti

yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat

penelitian, bila responden menolak maka peneliti tidak akan memaksakan

kehendak dan tetap menghormati hak-hak responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

nama responden pada format pengkajian, tetapi format pengkajian tersebut

diberikan kode.

3. Confidentiality (Kerahasian Informasi)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti hanya

kelompok-kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. (Suyanto, 2011).

Page 71: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

59

BAB IV

HASIL STUDY KASUS DAN PEMBAHAASAN

A. Hasil Study Kasus

1. Pengkajian

a. Identitas pasien

1) Nama : Ny W

2) Usia : 53 Tahun

3) Jenis Kelamin : Perempuan

4) Alamat : Jl. Palapa

5) Suku/Bangsa : Flores

6) Status Perkawinan : Menikah

7) Agama : Kristen

8) Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

9) Diagnosa Medik : Gastritis Akut

10) No. Rekam Medik : 47 28 64

11) Tanggal Masuk : 03 Juli 2018

12) Tanggal Pengkajian : 04 Juli 2018

b. Penanggung Jawab

1) Nama : Tn. D

2) Usia : 53 tahun

3) Jenis Kelamin : Laki - laki

4) Pekerjaan : Pensiunan PNS

5) Hubungan Dengan Klien : suami

Page 72: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

60

c. Riwayat Keluarga

1) Genogram

2) Keterangan genogram

: Laki-laki

: Perempuan

................... : Tinggal Serumah

: Hubungan Keluarga

? : Umur Tidak Diketahui

: Anggota Keluarga yang Meninggal

d. Status Kesehatan

1) Status kesehatan saat ini

a) Alasan masuk rumah sakit

Pada tanggal 03 Juli 2018 pasien masuk Rumah Sakit

RSUD Bahteramas Prov Sultra melalui UGD pada jam 11.30

dengan keluhan nyeri ulu hati dan nyerinya sampai seluruh bagian

abdomen tembus pinggang, berkisar antara 10 menit. Nyeri

bertambah bila pasien banyak bergerak dan nyeri berkurang bila

pasien istirahat.

? ? ? ? ? ? ?

53 53

? ? ?

Page 73: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

61

b) Keluhan Utama

Pada pengkajian tanggal 04 juli 2018 pasien mengatakan

Nyeri Ulu Hati.

c) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi nyeri

Pasien mengatakan untuk mengatasi nyerinya pasien

minum air hangan dan mengkonsumsi obat ranitidin 3x1tablet atau

dengan menonton televisi.

2) Riwayat kesehatan yang lalu

a) Riwayat kesehatan sekarang

Pada saat pengkajian tanggal 04 juli 2018 pasien

mengatakan pasien mengeluh nyeri ulu hati dan nyerinya sampai

seluruh bagian perut tembus pinggang.

P (Paliatif) : Nyeri dirasakan ketika mengkonsumsi makanan

yang pedas dan telat makan.

Q (Qualitatif) : Seperti tertusuk-tusuk

R (Regio) : Hipokondria Kiri

S (Severe) : Skala sedang (6)

T (Time) : Hilang timbul

b) Penyakit yang pernah dialami

Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah Sakit beberapa

tahun yang lalu di RSUD Bahteramas dengan penyakit gastritis.

c) Riwayat alergi dan transfusi

Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi dan tidak

pernah di transfusi darah sebelumnya.

Page 74: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

62

d) Kebiasaan

Pasien mengatakaan memiliki kebiasaan minum kopi dan

teh namun pasien tidak mengkonsumsi minuman yang beralkohol

dan tidak merokok, pasien sering terlambat makan akibat

pekerjaan, pasien mengatakan sering mengkonsumsi makanan

pedas.

e. Riwayat penyakit keluarga

Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah

mengalami penyakit yang sama.

f. Pola fungsi kesehatan

1) Pemeliharaan dan persepsi tentang kesehatan

Pasien mengatakan sebelum masuk Rumah Sakit pasien sibuk

dengan pekerjaannya sehingga terlambat makan yang mengakibatkan

nyeri Ulu Hati. Setelah masuk Rumah Sakit pasien mengatakan

ternyata kesehatan sangatlah penting dan saat sakit sangatlah tidak

nyaman.

2) Nutrisi/metabolik

Pasien mengatakan pada saat makan pasien merasa cepat kenyang,

kadang mual. Pasien mengatakan sebelum sakit berat badanya 50 kg

dan saat sakit 48 kg, tinggi badan 152 cm, IMT 20,8 kg/m2.

Page 75: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

63

3) Aktivitas Daily Living

Tabel. 4.2. Aktivitas Daily Living

No Jenis Aktuvitas Saat Sehat / Di

Rumah Saat Sakit / Di RS

1.

Nutrisi

1. Frekuensi

2. Jenis makanan

3. Porsi makanan

4. Kesulitan

3 x 1 sehari

Nasi + sayur + lauk

pauk

Dihabiskan

Tidak ada kesulitan

3 x 1 sehari

Bubur

Tidak dihabiskan

Mudah kenyang

2.

Minum

1. Jenis air minum

2. Frekuensi

3. Kesulitan

Air yang sudah

dimasak

5-9 kali sehari

Tidak ada kesulitan

Air aqua

Saat nyeri ulu hati

dan saat haus

Nyeri saat bergerak

3.

Personal hygiene

1. Frekuensi

mandi

2. Sikat gigi

3. Frekuensi

keramas

2 x sehari

2 x sehari

1 x sehari

1 x sehari (di

waslap)

1 x sehari ( di bad)

Tidak pernah

4.

Eliminasi

A. Eliminasi fecal

1. Warna

2. Konsistensi

3. Kelainan

B. Euminasi urine

1. Warna urine

2. konsistensi

3. Kelainan

Kuning

Lembek

Tidak ada kelainan

Bening

Cair

Tidak ada kelainan

Kuning kehitaman

Lembek

Tidak ada kelainan

Kuning

Cair

Tidak ada kelainan

5.

Istirahat / tidur

1. Mulai tidur

2. Lamanya tidur

3. Mudah

terbangun

Jam 22.00 malam

7 jam

Tidak mudah

terbangun

Tidak teratur

Tidak teratur

Mudah terbangun

Sumber: Data Primer, 2018

4) Oksigenasi dan Pola kognitif –perceptual

Pasien tidak terpasang oksigen, pasien nampak gelisah,

pernafasan dalam batas normal. Pasien mengatakan penyakit yang

dideritanya pasti akan bisa disembuhkan dan pasien yakin akan

Page 76: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

64

menjalani pengobatan sesuai apa yang diberikan dan disampaikan oleh

tenaga kesehatan.

5) Pola manajemen koping stress dan pola keyakinan-nilai

Pasien mengatakan tidak nyaman dengan kondisinya sekarang

tetapi pasien percaya sepenuhnya kepada tim medis untuk bisa

membantu menyembuhkan penyakitnya yang sedang dialaminya dan

pasien selama sakit tidak pernah lagi menjalankan ibadah dan

ibadahnya terganggu karena peanyakit yang dialaminya.

g. Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum pasien lemah dengan tingkat kesadaran sadar

sepenuhnya (composmentis). Nilai GCS (glasglow coma scale) 15:

E ( Mata) : 4 (Respon membuka mata)

V (Verbal) : 5 (Berorientasi baik)

M (Motorik) : 6 (Mengikuti perintah)

2) Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 140/80 mmHg

Suhu : 36 oC

Nadi : 76 kali/menit

Pernapasan : 18 kali/menit

3) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan kulit : Tidak terdapat lesi, warna kulit sawo matang,

Turgor kulit kurang elastis/kulit kering.

Page 77: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

65

b) Kepala :Rambut tidak beruban, rambut keriting dan tidak

terdapat luka pada kepala, tidak teraba adanya massa, rambut tidak

mudah dicabut.

c) Mata : Sclera warna putih, konjungtifa merah muda, bola

mata bergerak kesegala arah, tidak teraba adanya benjolan pada

bola mata.

d) Telinga :Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda

peradangan dan tidak memakai alat bantu, tidak teraba adanya

massa

e) Hidung dan Sinus :Hidung kiri dan kanan simetris, tidak ada

obstruksi peradangan dan pperdarahan, tidak terpasang oksigen dan

pernafasan cuping hidung, tidak ada nyeri tekan

f) Mulut dan tenggorokan :Tidak terlihat peradangan pada gusi,

gigi pasien tidak lengkap, gigi bagian bawah menggunakan gigi

tambal, tidak terdapat nyeri tekan dan massa.

g) Leher :Tidak nampak pembesaran tiroid, tidak terdapat

adanya massa, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid dan

tidak teraba adanya massa.

h) Payudara

Pasien mengatakan tidak ada masalah pada bagian

payudara dan tidak ada kelainan.

i) Dada dan paru-paru :Simertis kiri dan kanan, frekwensi nafas 18

kali/menit, tidak teraba adanya massa, tidak terdapat bunyi

tambahan saat respirasi.

Page 78: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

66

j) Jantung :Ictuscordis terlihat pada ICS 5, Apeks teraba pada

ICS 5 midklavikularis kiri, Suara perkusi Redup (Dulrus), Bunyi

jantung satu: Murni (penutup katup mitralis dan trihuspidalis),

bunyi jantung dua: Murni (Terbukanya katub mitralis dan

trihuspidalis.

k) Abdumen : Tidak nampak pembesaran pada abdomen dan

tidak tampak lesi, Nyeri tekan pada hipokondriak kiri dengan skala

nyeri 6, Suara perkusi timpani, Peristaltik 5 kali/menit.

l) Genitalia dan anus

Pasien mengatakan tidak ada masalah mengenai genitalia

dan anus.

m) Ekstermitas : Tidak terdapat atropi ataupun hipertropi, kuku

pasien tumbuh dengan baik, tidak terdapat edema dan ekstermitas

dapat bergerak bebas

n) Status Neurologis

Kondisi neurologis dalam kondisi baik, klien dapat

merespon dengan baik.

Page 79: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

67

h. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan laboratorium tanggal 03 juli 2018

Nama pasien : Ny “W”

Umur : 53 tahun

No. RM : 47 28 64

Tabel.4.3. Hasil pemeriksaan laboratorium

No Kimia Darah Nilai Rujukan Satuan

1.

Glukosa

1. Sewaktu

2. Puasa

3. 2 jam PP

130

70-180

70-110

<140

mg/dl

mg/dl

mg/dl

2. Ureum 23 L= 19-44

P= 15-40

mg/dl

mg/dl

3. Creatinine 0,3 L=0,7-1,2

P= 0,5-1,0 mg/dl

4. Cholesterol total 182 ≤ 200 mg/dl

5. SGOT/AST 24 L= <45

P= <31 u/l

6. SGPT/ALT 24 L= <41

P= <31 gr/dl

Sumber: Data Primer, 2018

Page 80: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

68

2. Diagnosa Keperawatan

a. Klasifikasi Data

Nama pasien : Ny “W”

Umur : 53 tahun

No. RM : 47 28 64

Tabel.4.4 Klasifikasi Data

No Data Masalah

1. DS:

- Pasien mengeluh nyeri ulu hati

- Nyeri perut melilit tembus pinggang

DO:

- KU. Lemah

- Pasien terlihat gelisah

- Wajah pasien nampak meringis

menahan sakitnya

- P (Paliatif) : nyeri dirasakan ketika

mengkonsumsi makanan yang pedas

dan telat makan.

- Q (Qualitatif) : Seperti tertusuk-tusuk

- R (Regio) : Hipokondria kiri

- S (Severe) : Skala sedang (6)

- T (Time) : Hilang timbul

Nyeri akut

Sumber: Data Primer, 2018

Page 81: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

69

b. Analisa Data

Nama pasien : Ny “W”

Umur : 53 tah un

No. RM : 47 28 64

Tabel.4.5. Analisa Data

Symptom Etiologi Problem

DS:

- Pasien mengeluh nyeri ulu

hati

- Nyeri perut melilit tembus

pinggang

DO:

- KU. Lemah

- Pasien terlihat gelisah

- Wajah pasien nampak

meringis menahan

sakitnya

- P (Paliatif): nyeri

dirasakan ketika

mengkonsumsi makanan

yang pedas dan telat

makan.

- Q (Qualitatif) : Seperti

tertusuk-tusuk

- R (Regio) : Hipokondria

kiri

- S (Severe) : Skala sedang

(6)

- T (Time): Hilang timbul

Peningkatan produksi

HCL

Erosi dan ulserasi

mukosa lambung

Peningkatan mediator

kimia (bradikidin,

histamin) neciceptor

Saraf afferent

Thalamus

Korteks cerebri

Nyeri akut

Nyeri

Akut

Sumber: Data Primer, 2018

Page 82: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

70

3. Intervensi Keperawatan

Nama pasien : Ny “W”

Umur : 53 tahun

No. RM : 47 28 64

Tabel.4.6. Intervensi Keperawatan pada Ny “W”

di Ruangan Laika Mendidoha

No Tujuan Diagnosa

keperawatan

Tindakan

Keperawatan

1. NOC

Pain level

Pain control

Comfort level

Kriteria Hasil:

1. Mampu mengontrol

nyeri(Tahu penyebab

nyeri, mampu

menggunakan teknik

nonfarmakologi

untuk mengurangi

nyeri menggunakan

teknik relaksasi

nafas dalam, mencari

bantuan).

2. Melaporkan bahwa

nyeri berkurang

menggunakan

managemen nyeri.

3. Mampu mengenali

nyeri (skala,

intensitas, frekwensi,

dan tanda nyeri).

4. Menyatakan rasa

nyaman setelah nyeri

berkurang.

Nyeri Akut ditandai

dengan:

DS:

- Pasien mengeluh

nyeri ulu hati

- Nyeri perut melilit

tembus pinggang

DO:

- KU. Lemah

- Pasien terlihat

gelisah

- Wajah pasien

nampak meringis

menahan sakitnya

- P (Paliatif): nyeri

dirasakan ketika

mengkonsumsi

makanan yang

pedas dan telat

makan.

- Q (Qualitatif) :

Seperti tertusuk-

tusuk

- R (Regio):

Hipokondria kiri

- S(Severe):Skala

sedang (6)

- T (Time): Hilang

timbul

NIC

Pain Management

a. Lakukan

pengkajian nyeri

secara

komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik,

durasi, frekwensi,

kualitas dan faktor

presipitasi.

b. Ajarkan teknik non

farmakologi yaitu

teknik relaksasi

nafas dalam.

c. Atur posisi pasien

yang membuat

nyaman.

d. Kolaborasi dengan

tim medis untuk

mengatasi keluhan

nyeri pasien.

e. Berikan Health

Education.

Sumber: Data Primer, 2018 dan NANDA NIC-NOC, 2015

Page 83: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

71

4. Implementasi

Hari/tanggal : Rabu, 04 juli 2018

Tabel.4.7. Implementasi Keperawatan hari 1

No Jam Implementasi Paraf

1.

7.00

7.30

8.30

9.00

10.00

1. Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,

durasi, frekwensi, kualitas dan faktor presipitasi.

Hasil:

P : Nyeri dirasakan ketika mengkonsumsi

Makanan yang pedas dan telat makan.

Q : Seperti tertusuk-tusuk

R : Hipokondria kiri

S : Skala sedang (6)

T : Hilang timbul

2. Mengajarkan teknik non farmakologi yaitu

teknik relaksasi nafas dalam.

Hasil:

Pasien antusias untuk memperaktekkan teknik

relaksasi nafas dalam bersama keluarga namun

pasien belum megerti tentang apa yanng

diajarkan mengenai teknik relaksasi nafas dalam

unruk mengurangi nyeri.

3. Mengkolaborasi dengan tim medis untuk

mengatasi keluhan nyeri pasien.

Hasil:

Terpasang Ringer laktat 20 tetes/menit.

Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian

makanan yang tidak merangsang peningkatan

asam lambung.

4. Mengatur posisi pasien yang membuat nyaman.

Hasil: Pasien diberi posisi semi fowler.

5. Memberikan Health Education

Hasil:

Pasien dan keluarga belum dapat penjelasan

mengenai makanan yang boleh dan yang tidak

boleh dikonsumsi serta penjelasan mengenai

cara makan yang baik untuk peningkatan

kesehatan pada pasien Gastritis.

Muh.

Afdal

jayadi

Page 84: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

72

Hari/tanggal : Kamis, 05 juli 2018

Tabel.4.8. implementasi keperawatan hari 2

No Jam Implementasi Paraf

1.

7.00

7.20

8.00

8.30

10.00

1. Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,

durasi, frekwensi, kualitas dan faktor presipitasi.

Hasil:

P : Nyeri dirasakan ketika mengkonsumsi

Makanan yang pedas, keras, stres dan telat

makan.

Q : Seperti tertusuk-tusuk

R : Hipokondria Kiri

S : Skala sedang (4)

T : Hilang timbul

2. Mengajarkan teknik non farmakologi yaitu

teknik relaksasi nafas dalam.

Hasil:

Pasien dapat dapat memperaktikan terapi

relaksasi nafas dalam dengan bimbingan

perawat dan pasien dapat menyebutkan

pengertian, manfaat namun belum sempurna

dalam menyampaikanya

3. Mengkolaborasi dengan tim medis untuk

mengatasi keluhan nyeri pasien.

Hasil:

Terpasang Ringer laktat 20 tetes/menit

pemberian cairan ke 5 sebanyak 500 ml.

Pemberian Ketorolac 30 mg / IV / 12 jam.

Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian

makanan bubur.

4. Mengatur posisi pasien yang membuat nyaman.

Hasil: Pasien dan keluarga mencari dan

mengatur posisi yang membuat pasien merasa

nyaman.

5. Memberikan Health Education

Hasil:

Pasien dan keluarga dapat menyebutkan

sebagian makanan yang boleh dan tidak boleh

dikonsumsi.

Pasien dapat menyebutkan sebagian akibat bila

makan tidak teratur.

Muh.

Afdal

jayadi

Page 85: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

73

Hari/tanggal : Jum’at, 06 juli 2018

Tabel.4.9. Implementasi keperawatan hari 3

No Jam Implementasi Paraf

1.

7.20

7.50

8.20

9.45

10.20

1. Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,

durasi, frekwensi, kualitas dan faktor

presipitasi.

Hasil:

P : Nyeri dirasakan ketika stres mengkonsumsi

Makanan yang pedas, keras dan telat

makan.

Q : Seperti tertusuk-tusuk

R : Hipokondria Kiri

S : Skala Nyeri 2 (Nyeri Ringan)

T : Hilang timbul

2. Mengajarkan teknik non farmakologi yaitu

teknik relaksasi nafas dalam.

Hasil:

Pasien mengerti apa yang diajarkan oleh

perawat dan pasien antusias untuk menerapkan

teknik relaksasi nafas dalam bersama keluarga.

3. Mengkolaborasi dengan tim medis untuk

mengatasi keluhan nyeri pasien.

Hasil:

Terpasang Ringer laktat 20 tetes/menit.

pemberian cairan ke 8 sebanyak 500 ml.

Ketorolac 30 mg / IV / 12 jam

4. Mengatur posisi pasien yang membuat

nyaman.

Hasil: Pasien diberi posisi semi fowler pasien

merasa nyaman.

5. Memberikan Health Education

Hasil:

Pasien dan keluarga dapat menjelaskan dengan

benar makanakan yang boleh dan tidak boleh

dikonsumsi dan tentang penjelasan mengenai

cara makan yang teratur.

Muh.

Afdal

jayadi

Page 86: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

74

Hari/tanggal : Sabtu, 06 juli 2018

Tabel.4.10. Implementasi keperawatan hari 4

No Jam Implementasi Paraf

1.

7.00

7.20

8.00

8.35

09.00

1. Melakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,

durasi, frekwensi, kualitas dan faktor

presipitasi.

Hasil:

Pasien mengatakan nyeri ulu hati berkurang.

Skala Nyeri 2 (Nyeri Ringan).

2. Mengajarkan teknik non farmakologi yaitu

teknik nafas dalam.

Hasil:

Pasien mengerti apa yang diajarkan oleh

perawat atau peneliti dan pasien tetap

memperaktekkan teknik relaksasi nafas dalam

setiap saat merasakan nyeri.

2. Mengkolaborasi dengan tim medis untuk

mengatasi keluhan nyeri pasien.

Hasil:

Terpasang Ringer laktat 20 tetes/menit

pemberian cairan ke 11 sebanyak 500 ml.

Ketorolac 30 mg / IV / 12 jam

3. Mengatur posisi pasien yang membuat

nyaman.

Hasil: Pasin dan keluarga dapat mencari posisi

yang mampu membuat pasien merasa nyaman

sehingga pasien terlihat rileks.

4. Memberikan Health Education

Hasil:

Pasien dan keluarga mengerti tentang

penjelasan mengenai makanakan yang boleh

dan tidak boleh dikonsumsi.

Pasien dan keluarga mengerti tentang

penjelasan mengenai cara makan yang teratur

atau pola makan yang teratur.

Pasien mengerti apa pengertian, penyebab,

tanda dan gejala dan penatalaksanaan bila

terjadinya penyakit gastritis yang

menimbulkan rasa tidak nyaman yaitu nyeri.

Muh.

Afdal

jayadi

Sumber: Data Primer, 2018

Page 87: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

75

5. Evaluasi

Hari/Tanggal : Rabu, 04 juli 2018

Tabel.4.11. Evaluasi keperawatan hari 1

Jam Diagnosa Evaluasi Paraf

09.00 Nyeri

akut

S :

- Pasien mengeluh nyeri ulu hati

- Nadi Pasien mengeluh perut melilit

tembus pinggang

O :

- KU. Lemah

- Pasien terlihat gelisah

- Wajah nampak meringis menahan

sakit

- P : Nyeri dirasakan ketika

mengkonsumsi

Makanan yang pedas dan telat

makan.

- Q : Seperti tertusuk-tusuk

- R : Ulu hati

- S : Skala sedang (6)

- T : Hilang timbul

- Tekanan darah : 140/80 mmHg

- Nad : 76 kali/menit

- Pernafasan : 18 kali/menit

- Suhu : 36 oC

A :

- Nyeri akut belum teratasi

P :

- Lanjutkan intervensi 1,2,3,4 dan 5.

Muh.

Afdal

jayadi

Sumber: Data Primer, 2018

Page 88: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

76

Hari/Tanggal : Kamis, 05 juli 2018

Tabel.4.12. Evaluasi keperawatan hari 2

Jam Diagnosa Evaluasi Paraf

09.00

Nyeri

akut

S :

- Pasien mengeluh nyeri ulu hati

- Pasien mengeluh perut melilit

tembus pinggang mulai berkurang

O :

- KU. Lemah

- Pasien terlihat gelisah

- Wajah nampak meringis menahan

sakit

- P : nyeri dirasakan ketika

mengkonsumsi makanan yang

pedas dan telat makan.

- Q : Seperti tertusuk-tusuk

- R : Ulu hati

- S : Skala sedang (4)

- T : Hilang timbul

- Tekanan darah : 160/80 mmHg

- Nadi : 78 kali/menit

- Pernafasan : 20 kali/menit

- Suhu : 36 oC

A :

- Nyeri akut belum teratasi

P :

- Lanjutkan intervensi 1,2,3,4 dan 5.

Muh.

Afdal

jayadi

Sumber: Data Primer, 2018

Hari/Tanggal : Jum’at, 06 juli 2018

Page 89: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

77

Tabel.4.13. Evaluasi keperawatan hari 3

Jam Diagnosa Evaluasi Paraf

09.00 Nyeri

akut

S :

- Pasien mengeluh nyeri ulu hati

O :

- KU. Lemah

- Wajah nampak tileks

- P : nyeri dirasakan ketika

mengkonsumsi Makanan yang

pedas dan telat makan.

- Q : Seperti tertusuk-tusuk

- R : Ulu hati

- S : Skala Nyeri 2 (Nyeri Ringan)

- T : Hilang timbul

- Tekanan darah : 150/90 mmHg

- Nadi : 80 kali/menit

- Pernafasan : 20 kali/menit

- Suhu : 37 oC

A :

- Nyeri akut belum teratasi

P :

- Lanjutkan intervensi 1,2,3,4 dan 5.

Muh.

Afdal

jayadi

Sumber: Data Primer, 2018

Hari/Tanggal : Sabtu, 07 juli 2018

Page 90: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

78

Tabel.4.14. Evaluasi keperawatan hari 4

Jam Diagnosa Evaluasi Paraf

09.00 Nyeri

akut

S :

- Pasien mengatakan tidak nyeri ulu

hati lagi

O :

- KU. Baik

- Ekspresi wajah pasien nampak

rileks

- Skala Nyeri 2 (Nyeri Ringan)

- Tekanan darah : 140/80 mmHg

- Nadi : 80 kali/menit

- Pernafasan : 20 kali/menit

- Suhu : 36 oC

A :

- Nyeri akut teratasi

P :

- Hentikan intervensi 1,2,3,4 dan 5.

(Pasien boleh pulang).

Muh.

Afdal

jayadi

Sumber: Data Primer, 2018

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan pada responden Ny “W” dengan kasus Gastritis

akut yang dilakukan pada tanggal 04 Juli 2018 s/d 07 Juli 2018. Penulis akan

membandingkan kesenjangan antara teori dan fakta yang didapatkan pada pasien

Gastritis dalam penerapan terapi relaksasi nafas dalam yang di rawat di Ruang

Rawat Inap Laika Mendidoha di RSUD Bahterasmas Provinsi Sulawesi Tenggara

tahun 2018. Asuhan keperawatan pada Ny “W” dengan dengan penerapan terapi

relaksasi nafas dalam pada gangguan sistem pencernaan (Gastritis). Telah

diupayakan dengan memberikan asuhan kepererawatan yang komprehensif namun

belum maksimal yang disebabkan oleh faktor keterbatasan penulis dalam hal

waktu, kemampuan dan banyak faktor lainya.

1. Pengkajian

Page 91: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

79

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,

verifikasi dan komunikasi tentang data pasien. Fase keperawatan ini

mencakup dua langkah yaitu data dari sumber primer (pasien), sumber

sekunder (keluarga , tenaga kesehatan dan rekam medis) dan analisis data

sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan (Potter & Perry, 2005).

Gastritis adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang

bersifat akut, kronik difus atau lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa

penuh, tidak enak pada epigastrim, mual dan muntah (Suratun & Lusianah,

2010).

Pengkajian pada masalah nyeri dapat dilakukan dengan melihat adanya

riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi, intensitas, kualitas dan waktu

serangan terjadinya nyeri. Pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik PQRST.

Pengkajian yang dilakukan pada pasien tersebut, yaitu penulis melakukan

pengkajian dengan menggabungkan format pengkajian rasa nyaman (nyeri)

dengan pengkajian per sistem, yaitu tentang biodata pasien (nama, umur, suku,

alamat, pendidikan, agama, pekerjaan), menanyakan keluhan utama, riwayat

terjadinya penyakit Gastriti sehingga menyebabkan nyeri Uluh Hati,

melakukan pengukuran tanda-tanda vital dan melakukan pengukuran skala

nyeri dengan menggunakan skala nyeri Numerik. Berdasarkan hasil pengkajian

tanggal 04 Juli 2018 pada Ny “W” didapatkan data subjektif pasien mengeluh

nyeri ulu hati, nyeri perut tembus ke pinggang, seperti tertusuk-tusuk, hilang

timbul, nyeri dirasakan ketika mengkonsumsi makanan yang pedas dan telat

makan, pasien mengatakan pernah masuk Rumah Sakit satu tahun yang lalu

Page 92: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

80

dengan penyakit gastritis, pasien mengatakan sering terlambat makan dan

sering mengkonsumsi makanan pedas. Pemeriksaan fisik ketika dipalpasi

bagian abdomen terdapat nyeri tekan bagian regio hipokondria kiri.

Data yang ditemukan pada Ny “W” sebagian sesuai dengan manifestasi

klinis gastritis dalam teori, namun ada beberapa data dalam teori tetapi tidak

terjadi pada pasien yaitu nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida.

Faktor pendukung yang ditemukan saat melakukan pengkajian adalah

sikap koperatif dari pasien dan keluarga pasien, selain itu perawat pelaksana

rumah sakit sangat mendukung proses penelitian sehingga memudahkan

peneliti melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Ny “W” dan format

pengkajian keperawatan juga sangat membantu sehingga dalam proses

keperawatan berjalan dengan lebih mudah.

Beberapa yang perlu diperhatikan dalam pengkajian Gastritis yaitu

pemeriksaan penunjang diantaranya pemeriksaan laboratorium, radiologi,

endoscopy, USG (Ultrasonografy).

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu,

keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan

yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar

pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang menjadi

tanggung gugat perawat. Berdasarkan pengkajian dan analisa data pada kasus

yang dilakukan pada Ny “W” diagnosa utama yang diangkat penulis yaitu

Nyeri Akut pada pasien Gastritis Akut.

Page 93: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

81

Peneliti menegakkan diagnosa utama karena pada saat pengkajian

ditemukan data pasien mengatakan nyeri ulu hati, nyeri perut tembus ke

pinggang, seperti tertusuk-tusuk, hilang timbul, nyeri dirasakan ketika

mengkonsumsi makanan yang pedas dan telat makan, pasien mengatakan

pernah masuk Rumah Sakit satu tahun yang lalu dengan penyakit gastritis,

pasien mengatakan sering terlambat makan dan sering mengkonsumsi

makanan pedas. Pemeriksaan fisik ketika dipalpasi bagian abdomen terdapat

nyeri tekan bagian regio hipokondria kiri, setelah pengkajian didapatkan

hasil:

a. Wajah nampak meringis menahan sakit

b. Pasien terlihat gelisah

c. P : Nyeri dirasakan ketika mengkonsumsi Makanan yang pedas dan

telat makan.

d. Q : Seperti tertusuk-tusuk

e. R : Ulu hati

f. S : Skala sedang (6)

g. T : Hilang timbul

h. Tekanan darah : 160/80 mmHg

i. Nadi : 78 kali/menit

j. Pernafasan : 20 kali/menit

k. Suhu : 36 oC

Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan iritasi lambung

(Gastritis) sehingga menyebebkan nyeri pada ulu hati dan perut terasa melilit

tembus ke pinggang.

Page 94: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

82

3. Intervensi keperawatan

Intervensi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan

yang berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan dari intervensi

keperawatan yaang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry,

2005).

Diagnosa keperawatan yang diangkat selanjutnya dibuat rencana

asuhan keperawatan sebagai tindakan pemecah masalah keperawatan dimana

penulis membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan

kemudian menetapkan tujuan dan kriteria hasil, selanjutnya menetapkan

tindakan yang tepat.

Perencanaan disusun berdasarkan konsep teori yang telah didapatkan

untuk diterapkan secara aktual pada pasien Ny “W” dengan Gastritis masalah

kebutuhan dan respon keluarganya mendasari penyusunan rencana

keperawatan berdasarkan diagnosis keperawatan pada Gastritis disesuaikan

dengan kondisi aktual yang ditemukan.

Tindakan yang direncanakan yaitu NIC: Pain Management :

a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas dan faktor presipitasi.

b. Ajarkan teknik non farmakologi yaitu teknik relaksasi nafas dalam.

c. Berikan posisi yang membuat nyaman

d. Kolaborasi dengan tim medis jika ada keluhan dan tindakan mengatasi

nyeri tidak berhasil.

e. Memberikan Health Education

Page 95: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

83

Adapun intervensi yang dilakukan pada hasil pengkajian yaitu hanya

memfokuskan pada tindakan keperawatan, melakukan penanganan nyeri

secara non farmakologi, yaitu teknik relaksasi nafas dalam. Dimana tujuan

dari teknik ini untuk menghilangkan atau menurunkan nyeri yang dirasakan

pasien, Tujuan ini juga sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh teori yaitu

melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan teknik relaksasi

nafas dalam

4. Implementasi

Implementasi adalah tindakan keperawatan yang penulis lakukan

kepada pasien sesuai dengan intervensi, sehingga kebutuhan pasien dapat

terpenuhi (wilkinson, 2011).

Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan disesuaikan dengan rencana

tindakan keperawatan berdasarkan teori NIC (Pain management) yaitu:

a. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas dan faktor presipitasi.

b. Mengajarkan teknik non farmakologi yaitu teknik relaksasi nafas dalam.

c. Memberikan posisi yang membuat nyaman

d. Mengkolaborasi dengan tim medis jika ada keluhan dan tindakan

mengatasi nyeri tidak berhasil.

e. Memberikan Health Education

Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan yang dilakukan yaitu

melakukan pengajaran menggunakan teknik relaksasi nafas dalam yang

dilakukan selama 4 hari, dimana hasil pengkajian tersebut memperlihatkan

Page 96: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

84

bahwa skala nyeri pasien yaitu skala nyeri 6, yang termasuk dalam kategori

sedang. Sedangkan penyebab nyeri, yaitu mengenai Gastritis yang diderita

pasien, juga harus diberikan tindakan farmakologi guna untuk mencegah

adanya peningkatan nyeri yang terjadi, tindakan farmakologi yang diberikan

yaitu injeksi pantoprazol 1 gr/IV/12 jam, ketorolac 30 mg/IV/ 12 jam dan

pemberian cairan infus Ringer Laktat 20 tpm.

Implementasi yang direncanakan telah di laksanakan, pasien dapan

memperaktekkan teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri sesuai

dengan tujuan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh peneliti.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk memperbaiki proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana

tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi perawat

untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,

perencanaan, dan pelaksanaan tindakan keperawatan (Nursalam, 2010).

Evaluasi yang dilakukan berdasarkan diagnosis yang ditegakkan yaitu

Nyeri Akut dan di evaluasi pada hari sabtu tanggal 7 Juni 2018 dengan hasil

masalah nyeri akut teratasi dimana pada data subyektif pasien mengatakan

tidak nyeri ulu hati dan data obyektif keadaan umum pasien baik, Ekspresi

wajah pasien nampak rileks, Skala Nyeri 2 (Nyeri sedang) skala 0-10,

Tekanan darah: 140/80 mmHg, Nadi : 80 kali/menit, Pernafasan: 20

kali/menit, Suhu: 36 oC.

Page 97: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

85

Tabel.4.15. Hasil penerapan teknik relaksasi nafas dalam

No

.

Hari

penerapan

terapi

Skala intensitas nyeri numerik

Skala

sesi 1

Kriteria

sebelum

intervensi

Skala

sesi 2

Kriteria sesudah

intervensi

1. Hari ke-1 6 NS 6 NS

2. Hari ke-2 6 NS 4 NS

3. Hari ke-3 4 NS 2 NR

4. Hari ke-4 2 NR 2 NR

Sumber: Data Primer, 2018

Keterangan:

NB : Nyeri Berat

NS : Nyeri Sedang

NR : Nyeri Ringan

TN : Tidak Nyeri

Hasil penerapan terapi relaksasi nafas dalam pada tabel diatas

menunjukkan pada hari pertama penerapan terapi nyeri pasien tetap, tidak ada

perubahan dengan skal nyeri 6, pada hari kedua mengalami penurunan nyeri

dengan skala 4, pada hari ke tiga penerapan mengalami penuruan ke angka 2,

dan pada hari ke 4 nyeri bertahan pada angka 2.

Gambar. 4.1. Tabulasi data penelitian

0

2

4

6

Hari ke 1Hari ke 2

Hari ke 3Hari ke 4

Tabulasi Data PenelitianIntensitas Nyeri sesi 1Sebelum

Tabulasi Data PenelitianIntensitas Nyeri sesi 1Sebelum

Tabulasi Data PenelitianIntensitas Nyeri sesi 2Sesudah

Page 98: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

86

C. Keterbatasan Studi Kasus

1. Keterbatasan Studi kasus yang dilakukan empat hari di Ruang Laika

Mendidoha, diantaranya dari segi sumber referensi atau informasi yang

diperoleh dari buku, dimana buku yang tersedia mengenai penyakit Gastritis

dan nyeri ini memiliki tahun terbit yang sudah hampir tidak dapat digunakan

lagi dalam pustaka KTI, sehingga teori-teori yang dijelaskan dalam studi kasus

ini pun masih sangat terbatas.

2. Tingkat pengetahuan penulis yang masih sangat terbatas mengenai

metodologis penatalaksanaan studi kasus.

3. Pasien kasus Gastritis yang tidak setiap hari di rawat di Ruangan Laika

Mendidoha sehingga menyulitkan peneliti dalam melaksanakan studi kasus.

4. Tingkat keberhasilan penerapan terapi relaksasi nafas dalam belum maksimal

dikarenakan kolaborasi tim medis dalam pemberian antibiotik selama pasien

berada di rumah sakit sehingga mampu mempengaruhi keefektifan Terapi

relaksasi nafas dalam untuk mengurangi atau menghilangkan ketidak

nyamanan akibat nyeri yang dirasakan pasien.

5. Keterbatasan waktu penelitian dan keterlambatan penerbitan izin penelitian.

Page 99: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

87

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan penjelasan pada BAB sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa:

1. Pengkajian

Berdasarkan pengkajian pada Ny ”W” dengan Gastritis di Ruangan

Laika Mendidoha RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara tanggal 04

sampai 07 Juli 2018 data yang ditemukan pada Ny “W” sebagian sesuai

dengan manifestasi klinis Gastritis dalam teori, namun ada beberapa dalam

teori tetapi tidak terjadi pada pasien yaitu adanya regurgitasi (keluarnya cairan

dari lambung secara tiba-tiba).

Berdasarkan hasil pengkajian penerapan terapi relaksani nafas dalam

untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri pada Ny ”W” Pengkajian

dilakukan dengan menggunakan format gangguan rasa nyaman (nyeri)

sehingga ditemukan data tentang keluhan nyeri pada pasien Gastritis sesuai

dengan pengkajian PQRST di Ruangan Laika Mendidoha RSUD Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa yang diangkat berdasarkan data yang diperoleh dari hasil

pengkajian yang berkaitan pada pasien Gastritis Ny “W” yaitu nyeri akut.

Page 100: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

88

3. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan pada pasien Ny “W” dibuat berdasarkan

diagnosis yang ditegakkan dan rencana yang disusun berdasarkan aplikasi dari

teori NANDA NIC-NOC yang sesuai kondisi pasien.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana tindakan asuhan

keperawatan pada Ny “W” yang dibuat berdasarkan teori NANDA NIC-NOC

sehingga tidak terjadi kesenjangan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

5. Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien Ny “W”

selama empat hari (4 hari) da

n kemudian dievaluasi akhir pada tanggal 07 Juli 2018 dengan hasil

Nyeri Akut Teratasi.

Page 101: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

89

B. Saran

1. Bagi Peneliti

Laporan kasus ini dapat dijadikan sebagai referensi pembelajaran

untuk menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam melakukan asuhan

keperawatan pada pasien Gastritis sehingga dapat membandingkan

kesenjangan antara teori dan kasus nyata tentang penerapan terapi nafas dalam

untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan oleh pasien

Gastritis.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Waktu proses pendidikan DIII Keperawatan dalam pembuatan hasil

penelitian studi kasus ini perlu ditingkatkan, sehingga mahasiswa dalam

menghadapi studi kasus ini sempurna secara softskill dan hardskill. Oleh

karena itu, diharapkan pihak pengelolah prodi DIII Keperawatan untuk

kedepanya sudah diprogramkan atau dijadwalkan waktu pembuatan hasil

penelitian beserta konsultasi kepada pembimbing dan mempresentasikan kasus

minimal waktu ditetapkan selama satu bulan (1 bulan).

3. Bagi Institusi Rumah Sakit

Rumah Sakit RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

hendaknya mengizinkan peneliti maupun mahasiswa yang melaksanakan

praktek lapangan untuk menggunakan alat pelindung diri yang ada diruangan

rawat inap.

Rumah Sakit RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara

hendaknya sarana dan prasana khususnya bidang keperawatan guna

meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang profesional kepada pasien

Page 102: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

90

Gastritis dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman (bebas nyeri), serta

aturan yang telah ada dilaksanakan dan diterapkan sesuai dengan ketentuan

yang berlaku guna meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal dan

meningkatkan kenyamanan pasien.

Proses keperawatan untuk pasien yang dirawat di ruang Laika

Mendidoha harus ditangani dengan baik dan profesional maka dari itu peneliti

sarankan agar peralataan diruangan segera dilengkapi untuk mningkatkan

kualitas pelayanan di Rumah Sakit khususnya di Ruangan Laika Mendidoha.

4. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas, sarana dan

informasi tentang kesehatan sehingga masyarakat mengetahui bahwa

kesehatan itu penting dan mahal.

Masyarakat harus ikut berpartisipasi dan bekerja sama dalam

meningkatkan status kesehatan masyarakat khususnya masyarakat Provinsi

Sulawesi Tenggara.

Page 103: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

DAFTAR PUSTAKA

Alimul. (2009). Kebutuhan Dasar Manusia (Jilid I). Jakarta: Salemba Medika.

Andarmoyo,S. (2013). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-

Ruzz.

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Carpenito Linda Jual. (2000). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Hidayat,A.Aziz Smeltzer Suzzane C dan Brenda G. (2002). Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah Brunner Suddarth:Jakarta. EGC.

NANDA NIC NOC. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis Nanda Nic Noc(Jilid II). Mediaction.

POLTEKKES. (2018). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Poltekkes

Kemenkes Kendari.

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Kererawatan; Konsep, Proses

Dan Praktik. Jakarta: EGC.

Prasetyo. S. N. (2010). Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Price. A. S Dan Wilson. L. M. (2006). Pathophysiologi Clinikal Concepts Of

Disease Procecing. (Brahm. U. Pendit. Penerjemah). Jakarta:EGC.

Suratun & Lusiana. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media.

Depkes RI. 2012. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses 20 maret

2018. Dari Http://Www.Depkes.Go.Id/Index. Php?Lg=Ln01.

Depkes. (2013). Jumlah Penderita gastritis di sultra . Diakses 20 maret 2018.

Dari Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/184565-Id-Analisis-

Faktor-Kejadian-Penyakit-Gastri.Pdf(Data Penyakit Gastritis Di Sultra)

Sani,w., Jufri,N,N., Tina., L (2016). Jumlah Penderita Penyakit Gastritis Di

Sulawesi Tenggara Pdf Jimkesmas. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan

Masyarakat Vol. 1/No.4 21 Maret 2018. Dari Https://Search.

Yahoo.Com/Search;_Ylt=Awr9dtiszljao2gaqipxnyoajumlah+Penderita+Pe

nyakit+Gastritis+Di+Sulawesi+Tenggara+Pdf+Jimkesmas&Fr2=Sb-

Top&Fr=Tightropetb&Type=58419_022217)

Wilkinson. (2011). Diagnosis Keperawatan Edisi 9 (Diagnosis NANDA,

Intervensi NIC, Kriteria NOC). EGC. Jakarta.

WHO. ( 2013). Jumlah gastritis. Diperoleh tanggal 20 maret 2018. Dari Http:/

Scholar.Unand.Ac.Id/12966/2/Bab%201.pdf

Page 104: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS
Page 105: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS
Page 106: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS
Page 107: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS
Page 108: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS
Page 109: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS
Page 110: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS
Page 111: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muh. Afdal Jayadi

Nim : P00320015033

Institusi Pendidikan : Poltekkes Kendari Jurusan Keperawatan

Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN

KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

NYERI) DI RUANG LAIKA MENDIDOHA

RSUD BAHTERAMAS KOTA KENDARI.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar benar

hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil

jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kendari, 23 Juli 2018

Yang Membuat Pernyataan

Muh. Afdal Jayadi

NIM. P00320015033

Page 112: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS
Page 113: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES ... AFDAL.pdf · LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTRITIS NY “W” DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (BEBAS

Lampiran

Gambar 1: Melakukan Pengkajian Nyeri

Gambar 2: Melakukan Pelepasan Gelang Identitas

Gambar : Pengkajian Evaluasi Akhir