gastritis 02

22
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin majunya zaman, semakin pesat pula teknologi berkembang. Bagian juga dengan kreatifitas manusia, salah satunya dalam mencipta bermacam-macam makanan. Berbagai jenis makanan diciptakan dari yang pedas, manis, asem dll. Gastrisis adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh makanan yang pedas ataupun asem, mengandung rempah-rempah dan cuka juga yang telah terkontaminasi oleh helicobacter pylori. Selain itu, ada juga penyebab lainnya seperti stress, obat- obatan dan sebagainya. Gastritis sendiri merupakan peradangan pada lambung yang ditandai dengan mual, muntah, nafsu akan menurun, nyeri epigastrik, dll. Oleh karena itu sebagai perawat, penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dan mengetahui serta mempelajari tentang asuhan keperawatan gastritis lebih lanjut. B. Tujuan Penulisan Dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh penulis yaitu : 1. Memperoleh gambaran penyakit Gastritis yang lebih jelas melalui praktek dalam merawat pasien yang menderita penyakit ini. 1

Upload: dhee

Post on 30-Jul-2015

120 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gastritis 02

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin majunya zaman, semakin pesat pula teknologi berkembang.

Bagian juga dengan kreatifitas manusia, salah satunya dalam mencipta

bermacam-macam makanan. Berbagai jenis makanan diciptakan dari yang

pedas, manis, asem dll.

Gastrisis adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh makanan

yang pedas ataupun asem, mengandung rempah-rempah dan cuka juga yang

telah terkontaminasi oleh helicobacter pylori. Selain itu, ada juga penyebab

lainnya seperti stress, obat-obatan dan sebagainya. Gastritis sendiri

merupakan peradangan pada lambung yang ditandai dengan mual, muntah,

nafsu akan menurun, nyeri epigastrik, dll.

Oleh karena itu sebagai perawat, penulis tertarik untuk mengangkat

masalah ini dan mengetahui serta mempelajari tentang asuhan keperawatan

gastritis lebih lanjut.

B. Tujuan Penulisan

Dalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan yang diharapkan

dapat dicapai oleh penulis yaitu :

1. Memperoleh gambaran penyakit Gastritis yang lebih jelas melalui praktek

dalam merawat pasien yang menderita penyakit ini.

2. Mengenal tanda dan gejala serta cara pencegahan dan pengobatan

Gastritis.

3. Menambah wawasan secara langsung pada klien dan orang tua klien.

4. Sebagai salah satu syarat dari mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah

IV (DKA 303).

C. Metode Penulisan

Dalam penulisan makalah ini menggunakan 2 metode yaitu :

1. Studi kepustakaan dengan mengambil beberapa literatur yang

berhubungan dengan penyakit Gastritis.

1

Page 2: Gastritis 02

2. Studi kasus/lapangan dengan mengamati secara langsung klien yang ada

di lapangan dengan diagnosa Gastritis.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terbagi dalam 5 Bab yang

sebelumnya diawali dengan kata pengantar dan daftar isi. Dalam Bab I berisi

pendahuluan yang mengulas tentang latar belakang penulisan makalah oleh

penulis, tujuan penulisan makalah, metode penulisan yang digunakan serta

sistematika penulisan. bab II membahas tentang tinjauan teoritis, meliputi

konsep dasar medik untuk memberi penjelasan tentang Gastritis secara

teoritis mulai dari definisi sampai komplikasi dan konsep dasar keperawatan

untuk menjelaskan apa saja yang perlu dikaji pada klien dengan Gastritis,

untuk menegakkan diagnosa, menyusun rencana keperawatan, intervensi

serta evaluasinya. Bab III tentang pembahasan kasus untuk membandingkan

apakah ada perbedaan dan persamaan antara teori dan kasus nyata yang ada

di lapangan serta dasarnya. Bab IV kesimpulan yang dibuat setelah

mengamati teori dan kasus di lapangan.

Pada akhir penulisan makalah ini penulis melampirkan daftar pustaka

yang mendasari teori yang digunakan.

2

Page 3: Gastritis 02

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medik

1. Definisi

Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,

kronik, difus atau lokal (Sylvia A. Price, 1994).

Gastritis akut adalah inflamasi mukosa lambung yang sering diakibatkan

diet.

Gastritis kronik adalah inflamasi mukosa lambung yang disebabkan oleh

bakteri Helicobacter Pylory (Brunner dan Suddarth, 1999).

2. Anatomi Fisiologi

Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen

atas tepat dibawah diafragma, dalam keadaan kosong lambung berbentuk

tabung J, bila penuh bentuknya alpukat raksasa. Secara anatomis lambung

terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorikum atau pilorus.

Lambung terdiri dari empat lapisan :

a. Tunika serosa/ lapisan luar

Merupakan bagian dari peritoneum vesilaris

b. Muskularis

Tersusun dari 3 lapis di bagian otot polos

1) Lapisan longitudinal di bagian luar

2) Lapisan sirkular di bagian tengah

3) Lapisan oblik di bagian dalam

c. Submukosa

Terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan lapisan

mukosa dan lapisan muskularis.

d. Mukosa

Merupakan lapisan dalam lambung, tersusun dari lipatan-lipatan

longitudinal yang disebut ruqae

3

Page 4: Gastritis 02

Fungsi lambung yaitu :

a. Fungsi Motorik

1) Fungsi reservoir: menyimpan makanan sampai dicernakan sedikit

demi sedikit.

2) Fungsi mencampur: memecahkan makanan menjadi partikel-

partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui

kontraksi otot lambung.

3) Fungsi pengosongan lambung : diatur oleh pembukaan spinkter

pilorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman,

aktivitas osmotik, keadaan fisik, serta oleh emosi, obat-obatan dan

kerja.

b. Fungsi Pencernaan dan Sekresi

1) Pencernaan protein : oleh pepsin dan HCL dimulai di sini,

pencernaan lemak dan karbohidrat oleh lipase dan amilase dalam

lambung kecil peranannya.

2) Sintesis dan pelepasan gastrin : dipengaruhi oleh protein yang

dimakan, peregangan antrum, alkalinisasi antrum dan rangsangan

vagus.

3) Sekresi faktor intrinsik : memungkinkan absorbsi vitamin B12 dari

usus halus bagian distal.

4) Sekresi mukus : membentuk selubung yang melindungi lambung

serta berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah

diangkut.

3. Etiologi

a. Gastritis Akut

- Minum obat-obatan (aspirin, digitalis, corticosteroid, cytotoxic,

analgetik).

- Minum alkohol berlebihan

- Kontaminasi makanan oleh kuman belicobacter pylori

- Makanan yang pedas-pedas dan yang mengandung asam

- Radiasi therapi

- Corrosive agent: lysol, baygon

- Uremia

- Makanan yang mengandung rempah-rempah, cuka.

4

Page 5: Gastritis 02

b. Gastritis kronik

Disebabkan oleh iritasi kronik dan peradangan mukosa, penyebabnya:

- Alkohol

- Drugs

- Stress

- Radiasi

- Merokok

- Reflux asam lambung

4. Patofisiologi

Secara normal jaringan lambung dilindungi oleh “mukosa barrier”

agar tidak terjadi auto digestion oleh asam lambung (HCL). Bila terjadi

kerusakan pada barrier maka HCL akan difusi balik mukosa

Kerusakan jaringan mast cells melepaskan histamin

Meningkatkan sekresi HCL dan pepsinogen

Meningkatkan permeabilitas kapiler terhadap protein.

Mukosa edema

Sejumlah besar protein plasma hilang

Mukosa besar protein rusak

Perdarahan interstitial dan hematemesis

Pada peradangan kronik progresif gastric atrophy gangguan fungsi

chief cells dan parietal cells faktor intrinsik tidak diproduksi dan

hambatan dalam reabsorbsi vitamin B12 anemia pernisiosa/defisiensi

besi.

5. Tanda dan Gejala

a. Gastritis akut

- Mual, muntah, nafsu makan menurun

5

Page 6: Gastritis 02

- Nyeri epigastrik

- Perdarahan dan hematemesis

b. Gastritis kronik

- Mual, muntah, tidak nafsu makan

- Rasa penuh di lambung

- Nyeri epigastrik

- Sering bersendawa

- Nyeri tekan pada mid epigastrium

6. Klasifikasi

a. Gastritis akut

- Gastritis eksogen akut

Simpel : makanan/minuman pedas, alkohol

Korosif : obat-obatan, bahan kimia korosif (H2SO4, soda)

- Gastritis endogen akut

Gastritis infeksiosa akut : karena difteri, influenza, pneumonia.

Gastritis flegmons akut: invasi langsung dari bakteri pada

dinding lambung streptococcus/staphylococcus.

b. Gastritis kronik

- Gastritis superfisial : mukosa hiperemi, edema, eksudasi.

- Gastritis atropikans kronik : mukosa abu-abu, hypervaskularisasi.

- Gastritis hipertropikans kronik : mukosa edema, irregular,

hiperemi.

7. Test Diagnostik

- Radiologi : Barium meal (maag duodenum)

rugae kaku.

- Gastroscopy : mukosa hiperemik yang merata, ada edema yang

karakteristik berair

- Fluoroscopy : penebalan dari lipatan-lipatan mukosa lambung.

- Data laboratorium : lipase, amilase, darah rutin, elektrolit, urinalisa.

8. Pengelolaan Medik dan Therapi

- Diit lunak dan tidak merangsang

- Tidak merokok dan minum alkohol

6

Page 7: Gastritis 02

- Obat :

Antikolinergik

Antiemetik

Antasida

H2 antagonis

Antibiotik

9. Komplikasi

a. Hematemesis dan melena

b. Anemia pernisiosa

c. Cancer lambung

d. Syok hipovolemik

B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengkajian

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

- Kebiasaan-kebiasaan yang mengganggu kesehatan misal:

merokok, minum-minuman keras dan obat-obatan.

- Tindakan yang sudah dilakukan

b. Pola nutrisi metabolik

- Keluhan mual, muntah, tidak nafsu makan.

- Nyeri pada epigastrium

- Sering bersendawa

- Rasa penuh di lambung

- Gejala timbul setelah makan makanan yang merangsang, dalam

keadaan lambung kosong, ada hubungan dengan stress.

- Kebiasaan makan (terlalu banyak/cepat), makanan pedas/

merangsang.

- Riwayat therapi radiasi/kemotherapi

- Bila ada muntah kaji: warna, jumlah, konstipasi.

c. Pola eliminasi

- Kadang ada diare/obstipasi

d. Pola aktivitas dan latihan

- Kemampuan beraktifitas sehari-hari keseluruhan atau berkurang

tergantung kondisi pasien.

7

Page 8: Gastritis 02

e. Pola tidur dan istirahat

- Terganggu bila terasa nyeri

f. Pola kognitif dan persepsi sensori

- Nyeri bertambah cara mengatasi

g. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress

- Adanya masalah yang belum diselesaikan.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah, anoreksia.

b. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan muntah.

c. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi

d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit

3. Rencana Keperawatan

a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

muntah, anoreksia.

Hasil yang diharapkan:

Intake nutrisi adekuat

BB naik 0,5 kg/mgg s/d normal

Rencana Tindakan :

1. Beri makanan yang sudah dicerna dalam porsi kecil tiap3 jam.

R: Makanan dalam porsi kecil diharapkan mengurangi tekanan

pada gaster, menetralisir HCL dan mencairkan isi gaster.

2. Beri susu secara regular (tidak boleh susu skim)

R: Susu menurunkan sekresi HCL (kalsium dalam susu skim

meningkat sekresi HCL).

3. Hindari makanan yang merangsang: kopi, pedas, asam dll.

R: Kopi merangsang produksi HCL pedas/asam iritasi pada

mukosa yang meradang – nyeri.

4. Jelaskan tentang alat-alat medik yang digunakan bila pasien

dioperasi Ex: NGT, infus, pengobatan perawatan, prognosa, Dx

medik (kolaboratif dengan medik).

R: Pemahaman yang adekuat membantu menurunkan kecemasan

pasien dan meningkatkan kerjasama pasien-dokter-perawat.

8

Page 9: Gastritis 02

b. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan muntah.

Hasil yang diharapkan:

- Intake cairan 2-3 liter/hari

- Tidak ada mual dan muntah

Rencana Tindakan :

1. Puasakan s/d tolerate terhadap makanan dan cairan per oral.

R: Memberi istirahat mukosa lambung dan waktu untuk proses

pemulihan.

2. Kaji keseimbangan elektrolit, pemeriksaan lab.

R: Muntah dan intake yang kurang dapat menyebabkan

kekurangan elektrolit essential khusus H, Cl dan K dan dapat

menimbulkan alkalosis.

3. Kaji status hidrasi

- Turgor/mukosa mulut

- Catat intake - output

R: Dehidrasi akan meningkatkan GFR yang mengakibatkan output

inadekuat sehingga pembuangan sisa-sisa metabolisme

terhambat neuron meningkat dan terjadi perubahan

elektrolit.

4. Memberi dorongan untuk intake per oral agar klien tidak muntah,

mulai dengan air putih/teh manis, selanjutnya dapat ditingkatkan

sesuai kebutuhan dan kemampuan.

R: Mempertahankan hidrasi mengurangi side effect dari

anticholinergic.

c. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung

Hasil yang diharapkan:

Nyeri berkurang/hilang yang ditandai

- Pasien istirahat/tidur

- Pasien dapat beraktifitas

Rencana Tindakan :

1. Kaji karakteristik nyeri : lokasi, durasi dan identifikasi

penyebabnya.

R: Memberi dasar untuk mengkaji perubahan pada tingkat nyeri.

9

Page 10: Gastritis 02

2. Diskusikan posisi yang paling nyaman

R: Untuk mengurangi nyeri

3. Hindarkan makanan yang merangsang, pedas dan asam

4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.

R: Untuk menekan nyeri.

d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses

penyakit.

Hasil yang diharapkan:

- Pengetahuan orang tua dan pasien meningkat

- Tidak terulang lagi dengan penyakit yang sama.

Rencana Tindakan :

1. Kaji pengetahuan orang tua dan pasien mengenai Gastritis.

R: Mengetahui sejauh mana pengetahuan orang tua

2. Jelaskan pada orang tua agar menjaga kebersihan terutama

makanan, mengatur pola makan.

R: Mencegah terjadinya penyakit

3. Beri informasi mengenai therapi obat-obatan, efek samping dan

pentingnya ketaatan program.

R: Meningkatkan pemahaman dan kerjasama orang tua.

4. Discharge Planning

a. Evaluasi pengetahuan pasien untuk memberikan penyuluhan secara

individual.

b. Diresepkan diet yang disesuaikan dengan jumlah kebutuhan sehari

kalori harian pasien, makanan yang disukai dan pola makan.

c. Pasien diberi daftar zat-zat untuk dihindari (misal: kafein, nikotin,

bumbu pedas, pengiritasi, makanan yang merangsang, alkohol).

d. Pasien dengan anemia pernisiosa diberi instruksi tentang kebutuhan

terhadap injeksi vitamin B12 jangka panjang.

10

Page 11: Gastritis 02

11

Page 12: Gastritis 02

BAB III

PENGAMATAN KASUS

Pengamatan kasus dari tanggal 20-21 Desember 2002 di unit Elisabeth

pada Tn. S umur 18 tahun, anak kelima dari tujuh bersaudara, BB 59 kg, TB 179

cm, kesimpulan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

Dari hasil pengkajian didapatkan keluhan utama panas sejak 3 hari yang

lalu, mual dan muntah, ada pusing. Pasien berobat ke klinik tapi tidak menolong,

malah tambah mual dan pusing. Kemudian pasien dibawa ke UGD PK. Sint

Carolus dan kemudian pasien dirawat di unit Elisabeth dengan diagnosa

observasi Febris dan Gastritis.

Saat pengkajian dilakukan anak tampak sakit sedang, posisi tidur

baring/duduk, observasi tanda-tanda vital: suhu: 37,3 0C; N: 80 x/menit;

HR: 80 x/menit; P: 18 x/menit; TD: 120/80 mmHg, wajah agak pucat, batuk

kadang-kadang.

Hasil laboratorium tanggal 20 Desember 2002: sel epitel positif (+),

kristal amorf pospat, bakteri positif (++). Foto thorax PA tegak: tak tampak

kelainan di paru, ukuran dan kontur jantung normal, sinus, diafragma baik,

tulang iga intake. Untuk tanggal 21 Desember 2002: Hb 14 g/dl, Ht 43%,

leukosit 4300/ul, trombosit 176.000/ul.

12

Page 13: Gastritis 02

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Setelah membahas penyakit Gastritis ini secara teoritis dan

membandingkan dengan kasus nyata yang ada di lapangan, maka penulis dapat

mengemukakan perbedaan dan persamaan antara teori dan kasus yang ada di

lapangan, yaitu :

1. Pengkajian

Dalam pengkajian, penulis mendapatkan hasil yang sesuai dengan teori

yaitu adanya mual dan tidak nafsu makan pada pasien. Muntah dan pusing

juga ada namun sudah berkurang karena therapi yang telah diberikan.

Kebiasaan makan yang tidak teratur. Dari pemeriksaan laboratoriumnya

terdapat data yang menunjang leukosit 4300/ul, bakteri positif (++).

2. Diagnosa Keperawatan

Pada kasus ini ditemukan masalah utama yang dialami klien adalah

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan

anoreksia. hal ini sesuai dengan masalah utama pada teori.

3. Perencanaan

Pada tahan ini penulis membuat prioritas masalah, hasil yang

diharapkan dan rencana tindakan. Pada teori dan kasus ada kesamaan dalam

prioritas masalahnya yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

4. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan disesuaikan dengan

rencana keperawatan yang telah ditetapkan menurut prioritas masalah.

Penulis tidak mengalami hambatan karena pasien kooperatif dan mau bekerja

sama dengan perawat sehingga dapat membantu dalam pelaksanaan

askepnya.

13

Page 14: Gastritis 02

5. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap penilaian terhadap keberhasilan intervensi

yang diberikan kepada pasien. Dari hasil evaluasi hampir semua masalah

yang ada dapat teratasi yaitu:

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah

dan anoreksia: masalah ini belum teratasi sesuai dengan rencana, dimana

mual masih ada, pasien juga tidak nafsu makan hanya menghabiskan 1/3

atau ½ porsi saja. Namun muntah sudah tidak ada.

2. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan muntah: masalah

ini teratasi. Pasien mau banyak minum + 2-3 liter/hari, badan tidak teraba

panas dan turgor kulit elastis.

3. Nyeri berhubungan dengan mukosa lambung teratasi: nyeri yang

dirasakan pasien sudah sedikit berkurang, pasien terlihat tidur dan bisa

beraktifitas.

4. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses penyakit :

pada pasien dan pamannya, perawat telah memberi informasi tentang

Gastritis dan pasien mengerti penjelasan perawat.

14

Page 15: Gastritis 02

BAB V

KESIMPULAN

Setelah membandingkan secara teori dan kasus nyata yang ada di

lapangan, penulis dapat membuat beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung.

2. Penyebabnya pada pasien antara lain pola makan yang tidak teratur dan

makanan yang terkontaminasi.

3. Asuhan keperawatan dilakukan bekerja sama dengan orang lain dan pasien.

Proses penyembuhan pada penyakit ini juga tergantung pada berat

ringannya penyakit, peran perawat masih diperlukan saat pasien sembuh dan

pulang sehingga keluarga dapat meneruskan apa yang telah dilakukan di rumah.

Adapun yang dapat dilakukan di rumah adalah :

1. Jaga kebersihan makanan dan atur pola makannya juga diet yang telah

dianjurkan.

2. Pasien diberi daftar/catatan zat-zat yang harus dihindari.

3. Ketaatan dalam minum obat juga membantu proses penyembuhan.

Semoga dengan diberikan penyuluhan dapat mengurangi resiko penyakit

ini.

15

Page 16: Gastritis 02

DAFTAR PUSTAKA

A. Price Sylvia, Lorraine M. Wilson, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit , Buku I, edisi keempat, EGC Kedokteran, Jakarta, 1994.

Brunner, Suddarth, Medical Surgical Nursing , eight edition, J.B. Lippincott

Company, Philadelphia, 1996.

Bruner, Suddarth, Textbook of Medical Surgical Nursing , Edisi 9, Buku II,

Philadelphia, 1999.

Doengus E. Marilyn, Frances Moorhouse Mary, Geissler, C. Alice Rencana

Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC Kedokteran, Jakarta, 1994.

16